PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
IIN SUHARTINI
NIM : 4004150010
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
IIN SUHARTINI
NIM : 4004150010
i
PERSETUJUAN
Oleh :
IIN SUHARTINI
NIM : 4004150010
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
ii
RIWAYAT HIDUP
Pekerjaan
1. -
iii
STIKES BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2019
Keterangan
No Permasalahan Saran Revisi
Perbaikan
Keterangan:
1. Diisi oleh masing-masing penguji
2. Kolom Perbaikan diisi pada saat bimbingan oleh penguji dengan
membubuhkan tanda tangan dan tanggal.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta
Kota Banjar”. Tujuan penulisan proposal skripsi ini untuk memenuhi sebahagian
program S-1 di program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Bina Putera
Banjar. Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
Terselesaikannya proposal skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan proposal skripsi ini hingga selesai,
1. Ibu Dr. Hj. Suriany, S.Pd.,MM.,M.Kes., selaku Ketua STIKes Bina Putera
Banjar.
Banjar.
3. Bapak Ide Suhendar, Drs., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Ilmu
iv
4. Ibu Dr. Hj. Suriany, S.Pd.,MM.,M.Kes., selaku dosen pembimbing I proposal
skripsi saya yang telah memberikan kritik dan saran bimbingan maupun arahan
5. Ibu Arie Ardiyanti, S.KM,. M.Si., selaku dosen pembimbing II proposal skripsi
saya yang telah memberikan kritik dan saran bimbingan maupun arahan yang
6. Bapak /Ibu dosen dan staff program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes
Bina Putera Banjar yang telah banyak membantu kami untuk dapat
Banjar.
motivasi dan pengorbanannya baik dari segi moril, materi kepada penulis
9. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian proposal skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
telah membantu dan penulis berharap semoga proposal skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia pendidikan.
Iin Suhartini
NPM. 4004150010
v
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Persetujuan ii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Bagan ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN
vi
2.2 Kerangka Konsep dan Kerangka Kerja 22
4.2 Pembahasan
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR BAGAN
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 :
Lampiran 3 :
Lampiran 4 :
Lampiran 5 :
Lampiran 6 :
x
11
BAB I
PENDAHULUAN
Lanjut usia (lansia) adalah orang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
proporsi penduduk lanjut usia (Andini, 2013). Data dari World Population
Prospects (2015) menjelaskan ada 901 juta orang berusia 60 tahun atau lebih,
juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat tahun 2017,
jumlah penduduk lanjut usia di Jawa Barat didominasi oleh kelompok umur
60-69 tahun sebanyak 5,04%, diikuti kelompok umur 70-79 tahun sebanyak
2,23% dan kelompok umur 80+ sebanyak 0,61%, dan jumlah tersebut
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kota Banjar tahun 2015,
jumlah lansia atau usia > 60 tahun adalah sebanyak 8.152 orang. Dan 9,14%
lansia sebanyak 745 orang yang terbagi kedalam 2 Desa yaitu Desa Raharja
sebanyak 399 orang dan Desa Mekarharja sebanyak 346 orang. Sebagai
pelayanan kesehatan (Badan Pusat Statistik, 2015). Penduduk lanjut usia akan
daya tahan fisik sehingga rentan terhadap serangan penyakit yang dapat
28,62%, artinya bahwa setiap 100 orang lansia terdapat sekitar 28 orang
usia mencapai masa tua bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan
(Fallen, 2011).
IMT, kadar Hb, dan protein dalam urin. Dari beberapa kategori diatas
masalah kesehatan yang sering muncul pada lansia adalah kondisi tekanan
darah dan status gizi (IMT). Kondisi tekanan darah cenderung meningkat atau
hipertensi.
pada orang dewasa usia ≥20 tahun dan lansia dari tahun 2007 sampai tahun
63.119 orang di Amerika tahun 2010 dan terdaftar sebagai penyebab utama
kematian sekitar 362.895 dari 2,5 juta kematian di U.S. pada tahun 2010.
tidak menular.
daripada di pedesaan. Pada analisis hipertensi pada usia 15-17 tahun menurut
JNC VII 2003, prevalensi nasional sebesar 5,3% (laki-laki 6,0% dan
2018).
hipertensi pada tahun 2015 terjadi sebanyak 31,56% pada tahun 2016 terjadi
Depresi dan pola makan yang tidak sesuai dengan gizi seimbang juga dapat
Selain daripada itu masalah kesehatan yang paling sering muncul pada
lansia setelah kondisi tekanan darah yaitu kondisi status gizi. Pemenuhan gizi
pada usia lanjut sangat penting. Pada usia lanjut menunjukkan bahwa asupan
mencapai usia lanjut, maka salah satu upaya pertama adalah mempertahankan
atau membawa status gizi yang bersangkutan pada kondisi optimum agar
kualitas hidup yang bersangkutan lebih baik. Perubahan status gizi pada
antara lain : perubahan pola makan, faktor ekonomi keluarga, perubahan fisik
dan mental lanjut usia. Perubahan fisik dan penurunan fungsi tubuh akan
mempengaruhi konsumsi dan penyerapan zat gizi. Zat gizi termasuk zat besi
pada lanjut usia yang mempunyai efek dari penurunan kemampuan lansia
membantu jantung, paru-paru, otot dan sistem sirkulasi darah untuk tetap
sehat, beberapa kegiatan yang dipilih antara lain berjalan kaki, lari ringan,
berkebun dan kerja di taman. Dengan melakukan aktivitas fisik, maka lansia
2010).
dianjurkan melakukan jenis olahraga berat agar memiliki efek positif terhadap
berbagai fungsi organ yang mengancam kesehatan lansia. Mereka juga harus
2013).
adalah “apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dan masalah emosional
2 Kota Banjar “.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Bagi Teoritis
2. Bagi Praktis
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi yang
Penelitian yang ada hubungannya dengan aktivitas fisik pada lansia sudah
Malang.
pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah lanjut usia
berusia >60 tahun dan memenuhi kriteria inklusi. Total sampel pada
adalah uji Chi Square. Hasil univariat diketahui bahwa lansia yang
memiliki tingkat aktifitas fisik tidak aktif (35,8%) dan aktif sebanyak
fisik dengan fungsi kognitif dimana nilai p = 0,010 (p > 0,05) yangdapat
3. Syamsumin Kurnia Dewi (2018) dengan judul “Level Ativitas Fisik dan
bahwa level aktivitas fisik yang tinggi dan tidak adanya hipertensi
gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya
kegiatan rekreasi pada waktu libur atau waktu senggang (Tandra dalam
22
23
fisik adalah setiap gerakan tubuh yang melibatkan kontraksi otot dan
tiadak ada (kurang aktivitas fisik) akan menjadikan faktor resiko terhadap
harus dikerjakan secara tepat agar nafas sedikit lebih cepat, denyut
jantung lebih cepat, dan otot menjadi lelah. Dengan kegiatan ini lansia
b. Berjalan-jalan
bila jalannya makin lama makin cepat akan bermanfaat untuk daya
lengan 10-20 kali, maka dapat melenturkan tubuh. Hal ini bergantung
c. Jalan cepat
berguna bila dilakukan dengan benar. Posisi yang tepat atau yang
bernafas normal melalui hidung atau mulut, kepala dan badan lemas
pertengahan telapak kaki, langkah tidak terlalu besar, serta ujung kaki
d. Renang
obat-obatan.
e. Bersepeda
dan osteoatritis.
f. Senam
1) Ketahanan
jantung, paru-paru, otot, dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan
aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (4-7 hari per minggu).
misalnya turunlah dari bus lebih awal menuju tempat kerja kira-kira
taman.
2) Kelenturan
atau sentakan, lakukan secara teratur untuk 10-3 detik, bisa mulai dari
3) Kekuatan
otot tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap
yang dapat dipilih seperti: Push-up (pelajari teknik yang benar untuk
yang dapat dilakukan antara lain: Jalan sehat dan jogging, bermain
bersepeda.
adalah dengan melakukan latihan fisik, olahraga serta istirahat dan tidur
dan pengaruh obat-obatan yang melelahkan daya kerja otot (Stanley &
Beare, 2009).
ada beban jiwa yang terbebaskan. Disamping itu penurunan kadar garam
Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek, yaitu
fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi
dalam buku tersebut dan salah satu diantaranya dari keadaan tekanan darah
dan Indeks Massa Tubuh (IMT) lansia dalam setiap bulannya. Berikut ini
adalah tinjauan teori mengenai tekanan darah dan Indeks Massa Tubuh
(IMT) :
2009).
berdasarkan usia :
1) Definisi
berkolerasi tinggi dengan massa lemak tubuh, selain itu juga penting
itu obesitas atau tidak. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan teknik
2015).
2) Perhitungan BMI
𝐵𝐵 (𝐾𝑔)
𝐼𝑀𝑇 =
𝑇𝐵2 (𝑚)
Dimana :
5. Nadi
6. Hemoglobin
7. Reduksi Urin
8. Protein Urin
: tidak diteliti
: berpengaruh/mempengaruhi
36
Keterangan:
: diteliti
: berpengaruh/mempengaruhi
Hipotesis pada penelitian ini yaitu ada hubungan antara aktifitas fisik dan
Puskesmas Purwaharja 2.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
(Sugiyono, 2012).
Banjar.
37
38
3.2.2 Sampling
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
dimana:
atau 0,01, 5% atau 0,05, dan 10% atau 0,1) (catatan dapat dipilih
oleh peneliti).
Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 745 orang dan
presisi yang ditetapkan atau tingkat signifikan 0,05, maka besarnya sampel
𝑁
𝑛=
1 + (𝑁 𝑋 𝑒 2 )
745
𝑛=
1 + (745 𝑋 0,052 )
Jadi, jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 260 orang.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑜𝑠𝑦𝑎𝑛𝑑𝑢 = 𝑋 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑜𝑠𝑦𝑎𝑛𝑑𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
Jumlah Lansia
No Nama Sekolah Perhitungan
(Sampel)
1. Randegan 1A 260/745 x 52 18
2. Randegan 1B 260/745 x 121 42
3. Randegan 1C 260/745 x 65 23
4. Randegan 2A 260/745 x 96 33
5. Randegan 2B 260/745 x 65 23
6. Randegan Desa 1 260/745 x 66 23
7. Randegan Desa 2 260/745 x 121 42
8. Cibentang 1 260/745 x 94 33
9. Cibentang 2 260/745 x 65 23
Jumlah 260
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
kesehatan (Y).
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2010).
berikut :
41
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
Alat
No Variabel D.O Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Ukur
Aktivitas fisik pada lansia
adalah setiap gerakan
tubuh yang dihasilkan
Total nilai 24.
oleh otot rangka yang
Jika > 15 maka aktivitas fisik
memerluakan pengeluaran 1 = Baik
1. Aktivitas Fisik Kuesioner Baik. N (Nominal)
energi, pergerakan 2 = Buruk
Jika < 15 maka aktifitas fisik
anggota tubuh lanjut usia
buruk.
yang meliputi ketahanan,
kelenturan dan kekuatan
otot.
Terdapat 2 tahap pertanyaan yakni :
Tahap 1 sebanyak 4 buah soal.
Keadaan mental
Tahap 2 sebanyak 5 buah soal.
emosional lansia meliputi
Bila pada tahap 1 terdapat 1 atau
Masalah sukar tidur, merasa 0 = Ya
2. KMS Lansia lebih jawaban “ya” maka dilanjut N (Nominal)
Emosional gelisah, sering 1 = Tidak
ke tahap 2.
murung/menangis, merasa
Bila pada tahap 2 ada jawaban “ya”
khawatir.
sebanyak 1 atau lebih maka lansia
memiliki masalah emosional.
42
Tekanan Darah
T : Bila salah satu dari sistol atau
Status kesehatan yang
diastol, atau keduanyadiatas
diambil berdasarkan
normal.
kategori dan buku
N : bila sistole antara 120-160
pemantauan kesehatan
lansia (KMS Lansia) dan diastole ≤ 90 mmHg
dengan kategori yang R : bila sistole atau diastole di
diambil pemantauan : bawah normal.
Tekanan Darah yaitu IMT
L : Bila titik temu terdapat pada
ukuran tekanan darah daerah grafik dengan
dengan tensimeter dan warna merah
stetoskop yang normal N: Bila titik temu terdapat pada
Status sesuai usia. daerah grafik dengan 1 = Sehat
3. KMS Lansia N (Nominal)
Kesehatan IMT yaitu Indeks Masa warna hijau. 2 = Tidak Sehat
Tubuh ditentukan K: Bila titik temu terdapat pada
dengan mencari titik daerah grafik dengan
temu antara garis bantu warna kuning
yang menghubungkan Bila TD normal dan IMT Normal,
berat badan yang maka SK “Sehat”.
Sudah diukur dengan Bila TD rendah dan IMT normal
tinggi badan. Nilai maka SK “Tidak Sehat”.
normal IMT untuk pria Bila TD tinggi dan IMT normal
dan wanita usia lanjut maka SK “Tidak Sehat”
berkisar antara 18,5 – Bila TD normal dan IMT lebih,
maka SK “Tidak sehat”.
25.
Bila TD normal dan IMT kurang
maka SK “Tidak sehat”.
43
berupa KMS Lansia yang telah disiapkan. Selain itu juga menggunakan
tinggi badan untuk perhitungan indeks masa tubuh secara langsung. Data
yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
lansia serta hasil jawaban kuesioner aktifitas fisik dan masalah emosional
yang diisi oleh lansia atau yang mendampingi. Sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh dari literatur dan dokumen dari instansi yang
bersangkutan.
1. Aktivitas Fisik
adalah kuesioner aktivitas fisik lanjut usia modifikasi Nur Nafidah yaitu
aktifitas fisik lanjut usia. PASE terdiri dari 3 macam aktivitas, yaitu
pertanyaan, house hold activity (aktivitas rumah tangga) yang terdiri dari
3 yaitu, Tidak pernah (0), jarang (1), kadang-kadang (2), sering (3).
baik dan aktivitas fisik lansia buruk. Aktivitas fisik dikategorikan baik
2. Masalah Emosional
yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang dimana responden hanya
mana jika pada tahap 1 terdapat satu atau lebih jawaban “Ya” maka
tekanan darah dan IMT lansia melalui KMS Lansia dan dibandingkan
dengan tabel klasifikasi tekanan darah normal menurut umur dan indeks
masa tubuh lansia dengan tabel standar baku IMT. Jika kondisi antara
“sehat”, namun jika kondisi antara tekanan darah tidak normal (Rendah,
“Tidak Sehat”.
1. Uji Validitas
artinya alat tersebut mengukur apa yang ingin diukur (Riyanto, 2011).
Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes
> r tabel (p < 0,05), maka soal dinyatakan valid dan dapat digunakan
2. Uji Reliabilitas
apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Uji reliabilitas dari
instrumen menjadi hal yang sangat penting dalam suatu penelitian karena
mengetahui konsistensi suatu alat ukur, apakah alat ukur tersebut tetap
Jika nilai Alpha Cronbach > 0,60 maka pertanyaan reliabel (Riyanto,
2011).
47
Pendaftaran Skripsi
Bimbingan Proposal
Tidak Lulus
Sidang Proposal (terbuka)
dikoordinir oleh LPPM
Penelitian, bimbingan,
penyusunan laporan penelitian
Tidak Lulus
Sidang hasil (tertutup)
dikoordinir oleh LPPM
Yudisium
Lulus
Populasi Lansia
1. Editing
sudah :
jawabannya konsisten.
2. Scoring
bebas yaitu aktivitas fisik, jawaban yang diperoleh dari responden diberi
Dan untuk variabel bebas masalah emosional jawaban diberi score 0 dan
1.
3. Coding
yang ada kemudian kita menandakan antara variabel dengan kode yang
4. Entry
5. Cleaning
koreksi kembali apabila ada data yang salah pada tahap entry kemudian
dilakukan koreksi.
6. Tabulating
1. Analisis Univariat
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap
penelitian ini terdiri dari variabel bebas aktivitas fisik dan masalah
𝑋
𝑃= 𝑥 100%
𝑁
Keterangan :
P = Prosentase
2. Analisis Bivariat
Uji signifikan antara data yang diobservasi dengan data yang diharapakan
diperoleh <, berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas
dengan variabel terikat dan apabila p >, berarti tidak ada hubungan
yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Apabila uji
(Notoatmodjo, 2010).
dari institusinya atau pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada
1. Informed Content
disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila subjek menolak maka
3. Confidentiality
4. Privacy
Identitas responden tidak akan diketahui oleh orang lain dan bahkan
mungkin oleh peneliti itu sendiri, sehingga responden dapat secara bebas
53
untuk menentukan jawaban dari kuesioner tanpa takut oleh intimidasi dari
yang lain.
5. Bebas dari bahaya, dimana penelitian ini tidak akan berdampak terhadap
1. Tempat Penelitian
Kota Banjar.
2. Waktu Penelitian
Tabel 3.3
Jadwal Waktu Penelitian
Bulan
No Kegiatan
Feb Maret April Mei Juni Juli Agst
Studi Pendahuluan
1. dan Penyusunan
Proposal
Bimbingan
2.
Proposal
3. Seminar Proposal
4. Penelitian
Bimbingan dan
5.
Penyusunan Skripsi
6. Sidang Skripsi
Revisi Sidang
7.
Skripsi
8. Wisuda
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Study : PhysicalActivity Impact Overall quality off Sleep. Diakses
: 27 Maret 2018. http://sleepfoundation.org/sleep-news/study-physical-
activity-impact-overall-quality-sleep.
Arovah, Novita Intan. 2012. Dasar-dasar Fisioterapi pada Olahraga. Yogyakarta
: Universitas Negeri Yogyakarta
BPS. 2015. Jumlah Penduduk Usia Lanjut. [tersedia] dalam
http://www.bps.go.id/rb/statistik_perpustakaan_BPS_2015.pdf
Bratanegara, W & Hasan Basri, M. 2012. Implementasi Posyandu dan Supervisi
oleh Puskesmas di Pontianak. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan.
Vol. 10 No 2. Yogyakarta : Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK
UGM
Fallen, R., R. Budi Dwi K. 2011. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas.
Yogyakarta : Nuha Medika
Farizati, K. 2013. Panduan Kesehatan Olahraga bagi Petugas Kesehatan. Depkes
RI
Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta : Erlangga
Maryam, S.R., Ekasari, F.M, Rosidawati, Jubaedi, A., & Batubara. 2008.
Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
(…..........................................)
Saksi 1 :
Saksi 2 :
Penanggung Jawab : Peneliti
Nama : Iin Suhartini
Alamat : Dusun Langensari, Rt 13 Rw 05 Kecamatan Rancah
Kabupaten Ciamis
No. Telepon : 081321562659