Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk
menggantikan semua gigi asli beserta bagian jaringan gusi yang hilang,
karena apabila seseorang telah hilang semua gigi geliginya, maka dapat
menghambat fungsi pengunyahan, fungsi fonetik, fungsi estetik dan dapat
mempengaruhi keadaan psikis. Tujuan pembuatan GTL adalah :

a. Merehabilitasi seluruh gigi yang hilang sehingga dapat memperbaiki


atau mengembalikan fungsi bicara, pengunyahan, estetis dan psikis.
b. Memperbaiki kelainan, gangguan dan penyakit yang disebabkan oleh
keadaan edentulous.

Bagi seseorang yang telah kehilangan gigi geligi, maka prosessus


alveolaris akan mengalami penyusutan yang disebut residual ridge.
Penyusutan alveolaris biasanya berjalan 2-3 minggu, tetapi ada yang sampai
berbulan-bulan. Pembuatan GTL akan mencegah pengerutan ( atropi
processus )

Alveolaris (residual ridge), mencegah berkurangnya vertikal dimensi


yang disebabkan turunnya otot-otot pipi karena tidak ada penyangga dan
hilangnya oklusi sentrik. Selama berfungsi rahang bawah (RB) berusaha
berkontak dengan rahang atas (RA) sehingga dengan tidak adanya gigi-gigi
RA dan RB akan menyebabkan hilangnya oklusi sentrik. Mandibula menjadi
protusif dan hal ini menyebabkan malposisi pada temporo-mandibula joint.

1
1.2 Tujuan

Semakin bertambahnya usia maka semakin berpengaruh terhadap faktor


psikologis pasien, seperti menganggap bahwa semua tindakan dokter adalah
salah dan selalu merasa tidak puas dengan semua tindakan dokter.Oleh sebab
itu makalah ini dibuat dengan tujuan selain untuk menyelesaikan kasus
edentulous pada pasien, juga untuk mengetahui bagaimana cara menjelaskan
beberapa masalah yang terjadi pada rongga mulut pasien sehingga nantinya
pasien mengerti dan mau menjalankan perawatan yang dianjurkan dan dokter
gigi dapat membuatkan gigi tiruan yang baik.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prostodontik

Prostodontik diterjemahkan sebagai prostodonsi atau prostodonsia yaitu ilmu


geligi tiruan atau ilmu gigi tiruan. Menurut ADA ( American Dental Association
), prostodonsi adalah ilmu dan seni pembuatan suatu penggantian yang padan
(sesuai) bagi hilangnya bagian korona gigi, satu atau lebih gigi asli yang hilang
serta jaringan disekitarnya agar fungsi, penampilan, rasa nyaman dan kesehatan
yang terganggu karenanya dapat dipulihkan.

2.2 Gigi Tiruan Lengkap

2.2.1 Defenisi

Gigi Tiruan Lengkap adalah gigi tiruan yang menggantikan kehilangan


seluruh gigi pada rahang atas dan bawah (edontolus) serta jaringan
pendukung atau mukosa serta memperbaiki system stomatogonatik.

Gigitiruan lengkap merupakan pengganti gigitiruan asli yang sudah hilang


dan hilangnya jaringan lunak dan tulang, yang dibuat untuk merestorasi
fungsi yang tidak seimbang dan hilang serta untuk penampilan. Pembuatan
gigitiruan penuh mencakup prosedur klinis dan labor, dimana penghitungan
cermat merupakan hal sangat penting untuk mencapai keberhasilan pada
pembuangan gigitiruan. Keberhasilan juga sangat dipengaruhi oleh profil
psikososial pasien.

2.2.2 Gigi tiruan pada rahang atas dan rahang bawah

GTL perlu digunakan untuk mencegah pengkerutan tulang alveolar,


berkurangnya vetikal dimensi disebabkan turunnya otot-otot pipi karena tidak

3
adanya penyangga, dan hilangnya oklusi sentrik. Pada orang yang kehilangan
seluruh giginya, vertikal dimensi oklusi alami akan hilang dan mulut
cendurung overclosure. Hal ini akan menyebabkan pipi berkerut dan masuk ke
dalam serta membentuk commisure.Selain itu, lidah sebagai kumpulan otot
yang sangat dinamis karena hilangnya gigi akan mengisi ruang selebar
mungkin sehingga lidah akan membesar dan nantinya dapat menyulitkan
proses pembuatan gigi tiruan lengkap.Selama berfungsi rahang bawah berusaha
berkontak dengan rahang atas sehingga dengan tidak adanya gigi-gigi rahang
atas dan rahang bawah akan menyebabkan hilangnya oklusi sentrik sehingga
mandibula menjadi protrusi dan hal ini menyebabkan malposisi temporo-
mandibular joint.

2.2.3 Fungsi Gigi Tiruan Penuh

1. Memperbaiki fungsi bicara


2. Memperbaiki fungsi pengunyahan
3. Memperbaiki estetis
4. Memperbaiki fungsi stomatognatik
5. Mempertahankan jaringan pendukung

2.2.3 Indikasi pembuatan GTL

1. Individu yang seluruh giginya telah tanggal atau dicabut.


2. Individu yang masih punya beberapa gigi yang harus dicabut karena
kerusakan gigi yang masih ada tidakmungkin diperbaiki.
3. Bila dibuatkan GTS gigi yang masih ada akan mengganggu
keberhasilannya.
4. Keadaan umum dan kondisi mulut pasien sehat.
5. Ada persetujuan mengenai waktu, biaya dan prognosis yang akan
diperoleh.

4
2.2.4 Kontra indikasi pembuatan GTL

1. Tidak ada perawatan alternatif


2. Pasien belum siap secara fisik dan mental,
3. Pasien alergi terhadap material gigi tiruan penuh
4. Pasien tidak tertarik mengganti gigi yang hilang

2.2.5 Keberhasilan Perawatan GTL

Keberhasilan gigi tiruan lengkap dipengaruhi faktor antara lain, pengetahuan


serta kemahiran operator untuk tahap klinis maupun laboratorium pada setiap
kunjungan serta kerja sama antara pasien dan laboratorium. Keberhasilan
pembuatan GTL tergantung dari retensi yang dapat menimbulkan efek pada
dukungan jaringan sekitarnya, sehingga dapat mempertahankan keadaan
jaringan normal. Hal ini mencakup :

a. Kondisi edentulous (tidak begigi) berupa : processus alveolaris, saliva,


batas mukosa bergerak dan tidakbergerak, kompesibilitas jaringan mukosa,
bentuk dan gerakan otot-otot muka, bentuk dan gerakan lidah.
b. Ukuran, warna, bentuk gigi dan gusi yang cocok
c. Sifat dan material yang hampir sama dengan kondisi mulut
d. Penetapan atau pengaturan gigi yang benar, meliputi :
e. Posisi dan bentuk lengkung deretan gigi
f. Posisi individual gigi
g. Relasi gigi dalam satu lengkung dan antara gigi-gigi rahang atas dan
rahang bawah.

2.2.6 Faktor yang mempengaruhi Keberhasilan GTL

Faktor retensi dan stabilisasi adalah faktor yang penting dalam keberhasilan
gigi tiruan lengkap. Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi GTL:

5
a. Faktor fisis: Peripherial seal, efektifitas peripherial seal sangat
mempengaruhi efek retensi dari tekananatmosfer. Posisi terbaik peripherial
seal adalah di sekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada permukaan bukal
gigitiruan atas, pada permukaan bukal gigi tiruan bawah.Peripherial seal
bersambung dengan Postdam padarahang atas menjadi sirkular seal.
Sirkular seal ini berfungsi membendung agar udara dari luar tidak
dapatmasuk ke dalam basis gigi tiruan (fitting surface) dan mukosa
sehingga tekanan atmosfer di dalamnya tetapterjaga. Apabila pada sirkular
seal terdapat kebocoran (seal tidak utuh/terputus) maka protesa akan
mudahlepas. Hal inilah yang harus dihindari dan menjadi penyebab utama
terjadinya kegagalan dalam pembuatanprotesa gigi tiruan
lengkap.Postdam, diletakkan tepat disebelah anterior garis getar dari
palatum molle dekatfovea palatina.
b. Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan
kontak antara basis gigi tiruan denganmukosa mulut, tergantung dari
efektivitas gaya-gaya fisik dari adhesi dan kohesi, yang bersama-sama
dikenalsebagai adhesi selektif.
c. Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface).
Retensi gigi tiruan berbandinglangsung dengan luas daerah yang ditutupi
oleh basis gigi tiruan.
d. Residual Ridge, karena disini tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai
sebagai pegangan terutama pada rahangatas.
e. Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang di bawahnya untuk
menghindari rasa sakit dan terlepasnyagigi tiruan saat berfungsi
f. Pemasangan gigi geligi yang penting terutama untuk gigi anterior (depan)
karena harus mengingat estetis (ukuran,bentuk, warna) walaupun tidak
kalah pentingnya untuk pemasangan gigi posterior (belakang) yang tidak
harus samaukurannya dengan gigi asli, tetapi lebih kecil, untuk
mengurangi permukaan pengunyahan supaya tekanan padawaktu
penguyahan tidak memberatkan jaringan pendukung.

6
Untuk pemasangan gigi yang harus diperhatikan adalah personality
expression, umur, jenis kelamin yang mananantinya akan berpengaruh
dalam pemilihan ukuran, warna dan kontur gigi. Disamping itu juga perlu
diperhatikan keberadaan over bite, over jet, curve von spee, curve monson,
agardiperoleh suatu keadaan yang diharapkan pada pembuatan gigi tiruan l

2.3. Edentulous

2.3.1 Defenisi Edentulous

Suatu kaeadaan dimana kehilangan gigi atau terlepasnya gigi dari songketnya
(ridge alviolar) yang diakibatkan oleh faktor mekanis dan fisiologis.

2.3.2 Akibat dari Edentulous

Seseorang yang telah kehilangan gigi-giginya maka akan mengalami gejala-


gejala sebagai berikut :

 Terganggunya fungsi pengunyahan


 Terganggunya fungsi bicara
 Terganggunya fungsi estetis
 Kesehatan jaringan lunak mulut terganggu
 Keadaan psikis terpengaruh

2.4 Klasifikasi Psikologis Pasien

1. House 1967
a. Class I : Filosofik
Pasien percaya penuh pada dokter, pada tipe ini pasien dapat bekerja
sama dengan dokter(tipe yang baik) pasien dapat menerima keadaan
mulutnya serta mengerti bahwa dokter gigi akan bekerja sebaik mungkin
dan pasien datang dengan keinginan sendiri untuk dibuatkan gigi tiruan.

7
b. Class II : Exacting
Pasien golongan ini pernah mendapatkan perawatan yang kurang
berhasil sehingga pasien kurang percaya atau ragu dengan kemampuan
dokter,sehingga pasien ingin memakai gigi tiruan yang sempurna.

c. Class III : Hysterical


Pasien pada golongan ini beranggapan bahwa semua yang dilakukan
adalah salah,mereka tidak pernah puas dengan pertolongan dokter gigi
yang pernah dikunjinginya dan biasanya karena dokter gigi itu tidak
pernah mengikuti permintaannya.

d. Class IV : Indeferent
Pasien dari golongan ini kurang mempedulikan kesehatan gigi dan
mulut datang tidak atas keinginan sendiri tapi motivasi dari keluarga
atau orang lain,sehingga pasien tidak memerlukan gigi tiruan dan
sebaiknya keluarga terdekat ikut menemani pasien.

2. Blum 1960
a. Pasien yang berfikir sehat.
b. Pasien yang berfikir tidak sehat
 Psikotik diamana pasien tidak terlalu banyak berharap dan tidak
mudah menerima gigi tiruan.
 Paranoid dimana pasien merasa bahwa semua orang melawan dia
dan mudah marah
 Manik depresi dimana sikap yang tidak tetap,lebih baik pada
persetujuan yang tertulis.

2.5 Pemeriksaan dan Rencana Perawatan

2.5.1 Pemeriksaan Subjektif

8
Bertujuan untuk : 1. Mengumpulkan masalah Pasien
2. Mencari gejala penyakit
3. Membina hubungan dokter dengan pasien
4. Mengenal perilaku pasien

Pemeriksaan subjektif yang dilakukan meliputi data-data pribadi, informasi ini


dapat memberikan petunjuk tentang keadaan social ekonomi, pasien serta
harapan pasien. Diantaranya adalah :
a. Nama,alamat,umur dan pekerjaan
b. Alasan kunjungan, pasien datang atas keinginan sendiri atau orang lain.
c. Keadaan ini dapat mempengaruhi motivasi.
d. Riwayat Kesehatan Umum :
e. Kelainan sistemik,hormonal.
f. Penyakit infeksi berat,kronis
g. Penyakit kelainan darah dan kardiovaskuler
h. Penyakit alergi dan kulit.
i. Riwayat Kesehatan Gigi dan Mulut :
j. Dokter gigi harus mengetahui riwayat kesehatan gigi pasien,dapat
ditentukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang benar yang
bersifat umum dan pertanyaan lain yang bersifat khusus
k. Kelainan yang pernah diderita
l. Perawatan yang pernah diterima
m. Motivasi Terhadap Kesehatan gigi dan mulut
n. Motivasi terhadap dokter gigi
o. Motivasi terhadap prosthodonti
p. Pasien harus diberikan kesempatan untuk menceritakan masalah yang
dihadapinya dengan gigi tiruan lama,penting untuk memperoleh petunjuk
untuk pembuatan gigi tiruan lengkap

9
2.5.2 Pemeriksaan Objektif

1. Ekstra Oral
a. Wajah
Bentuk wajah sesuai dengan bentuk lengkung rahang yang
berhubungan dengan pemilihan dan penyusunan gigi,tipe wajah terdiri
atas :
 Square (persegi)
 Oval ( lonjong)
 Tapering (lancip)

b. Mata
Warna mata menentukan pemilihan warna gigi serta pupil simetris
untuk pedoman bidang oklusal sejajar dengan oklusal bitre plane

c. Telinga
 Simetris dengan garis chamfer
 Letak bagian oklusal rahang bawah lebih kurang 2/3 retromolar
pad

d. Profil wajah
Pengamatan profil wajah memberikan petunjuk tentang ukuran rahang
atas dan rahang bawah serta hubungan vertikalnya.profil cembung
dengan dagu yang mundur menujukkan rahang atas lebih besar dari
rahang bawah, dan dalam keadaan posisi sentrik menunjukkan cirri-
ciri oklusi kelas II. Dagu menonjolkan ,profil akan tampak cekung (
kelas III) pada pasien edentoulus dapat disebabkan jarak vertical antar
rahang terlalu pendek, dimensi yang rendah terjadi karena hilangnya
tulang dari jaringan pendukung atau kesalahan dalam pembuatan gigi

10
tiruan yang lama. Jika profil normal atau lurus penyusunan gigi lebih
gampang dan nilai estetik baik.

e. Sendi temporomandibula
Tanda – tanda serta gejala yang berkaitan dengan gangguan sendi
temporomandibula merupakan masalah gangguan fungsi mandibula.
Gejala yang dihubungkan dengan ganguan fungsi sendi
temporomandibula :
 Keluhan bunyi kletuk sendi
 Keluhan nyeri pada wajah, rahang , telinga dan sering sakit
kepala.
 Nyeri waktu mulut dibuka, terjadi artralgia pada sendi
temporomandibula
 Sulit membuka mulut lebar dan mengunyah, temuan klinis
gangguan dalam mobilitas rahang pada gerak membuka mulut
menyimpang atau tidak lancar ( mandibula seperti terkunci ).

f. Bibir
Dukungan bibir
Jika jaringan sekitar mulut berkerut, bagian wajah yang lain tidak
berkerut perbaikan dapat dilakukan pada penyusunan gigi anterior,
apabila kerut-kerut ini sudah lama hal ini sulit untuk dihilangkan.
Akibat kurangnya dukungan bibir sehingga menyebabkan garis-garis
vertical akibat menurunnya tonus jaringan pada usia tua.

g. Ketebalan bibir
Pasien dengan bibir yang tipis lebih sulit dalam penyusunan gigi jika
dibandingkan dengan bibir yang tebal, karena perubahan kecil pada
posisi gigi dalam arah labiolingual dapat menimbulkan perubahan
pada kontur bibir.

11
h. Panjang bibir
Pasien dengan bibir atas yang pendek akan memperlihatkan semua
gigi anterior atas dan sebagian dari sayap labial ketika tertawa .
perhatian khusus harus diberikan kepada warna serta bentuk sayap
gigi tiruan

2. Pemeriksaan Intraoral
a. Mukosa
Warna mukosa menggambarkan kesehatan, warna mukosa yang
normal dan merah meradang tampak sangat jelas,lesi patologis
termasuk lesi mukosa atau jaringan dibawahnya , yang perlu
diperhatikan pada mukosa adanya jaringan hyperplasia ( flabby), dan
kekenyalan mukosa. Jaringan flabby dibuang dengan bedah karena
dapat mengganggu stabilisasi .

b. Ketahanan jaringan
Jaringan pendukung ideal dengan ketebalan lebih kurang dari 2mm
dengan warna normal. Jaringan hyperplasia sering terlihat pada
maksila bagian anterior. Jaringan yang ideal harus cukup kokoh tetapi
sedikit kenyal . jika jaringan yang menutupi tulang tipis, mudah
terluka karena tekanan dari gigi tiruan. Jika jaringan terlalu tebal dan
lunak maka gigi tiruan dapat lebih mudah bergerak karena pengaruh
tekanan oklusal. Ketebalan dan kekenyalan mukosa yang menutupi
processus alveolaris

c. Lidah
Hilanganya gigi dapat menyebabkan lidah melebar karena
perkembangan yang berlebihan dari beberapa bagian otot-otot
intrinsic. Kebiasan untuk selalu menjaga agar gigi tiruan atas yang
longgar tidak jatuh dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada

12
lidah, efek yang ditimbulkan pada gigi tiruan dengan besarnya ukuran
lidah mempengaruhi pada pembuatan cetakan serta kemampuan
pasien menggunakan gigi tiruan. Posisi lidah menurut wright, waktu
istirahat dan buka mulut terdiri atas:
 Kelas I : Ujung lidah terletak dipermukaan lingual processus
alveolaris rahang bawah.
 Kelas II : Ujung lidah tertarik ke posterior
 Kelas III : Ujung lidah tertarik kebelakang atau distal , dalam
keadaan aktif lidah bergerak atau diam.

d. Vestibulum
Vestibulum dangkal atau rendah pada processus aveolaris yang
rendah atau datar dapat dilakukan tindakan menaikkan vestibulum
dengan teknik vestibulloplasty yang bertujuan untuk menambah
retensi.

e. Frenulum
Jika frenulum tinggi dilakukan frenulektomi pendalaman atau
pemotongan frenulum supaya menjauhi puncak processus alveolaris

f. Bentuk linggir alveolaris


Linggir alveolar yang lebar dan lereng sejajar ( bentuk U atau square )
akan mendapatkan retensi dan stabilisasi yang baik pada gigi tiruan.
Bentuk linggir sisa atau tajam ( bentuk V) menyebabkan tidak dapat
menahan tekanan dibandingkan dengan linggir alveolar yang lebar.
Bentuk linggir sisa disertai adanya undercut bentuk jamur dapat
memberikan retensi yang baik. Tapi dapat menimbulkan rasa sakit
pada saat membuka dan memasang gigi tiruannya, bentuk linggir
alveolar perlu dilakukan perbaikan secara bedah.

13
g. Bentuk lengkung rahang
Bentuk sisa alveolar sama dengan bentuk sepertiga bagian bawah
terdiri atas, square ( persegi),oval ( lonjong ) dan tapering (
lancip),bentuk linggir sisa ini dapat dilihat dari oklusal. Pemeriksaan
ini perlu dilakukan sebagai pedoman dalam penyusunan gigi. Bentuk
square dapat menghasilkan retensi dan stabilisasi yang lebih baik.

h. Palatum
Bentuk palatum mempunyai bentuk yang berbeda antara pasien yang
satu dengan pasien yang lain.
Bentuk palatum terdiri atas :
 Bentuk U
Dimana bentuk ini mempunyai retensi yang baik. Karena dapat
menahan
 pelepasan kearah vertical dan lateral, dimana mempunyai
kedalaman yang sedang dengan rugae yang jelas dibagian
anterior.
 Bentuk datar
Menimbulkan kurangnya daya tahan terhadap pergerakkan gigi
tiruan atas kearah depan selama melakukan fungsi mastikasi.
 Bentuk V
Dimana palatum tinggi dan sempit kurang menguntungkan dari
segi retensi pada gigi tiruan. Makin kuat gigi tiruan menekan sisi
palatum makin cepat gigi tiruan akan terlepas.
 Bentuk palatum molle
Kelas I, Palatum molle melanjutkan diri kea rah posterior dengan
arah horizontal dan aktivitas ototnya minimal. VLA terpisah dari
vibrating line sebesar 5 sampai 12 mm dengan arah sudutnya
sebesar 30 derjat. .Pada klass I ini paling favorable (daerah yang

14
peka terhadap rasa)/terbaik karena member jarak lebar untuk
penempatan posterior palatal seal dan tidak terlalu dalam.
Kelas II, VLA-VLP= 3-5mm , arah sudut membentuk sudut 45
derajay
Kelas III, VLA-VLP=0-3mm, arah sudut 70 derajat. Pada kelas
ini paling unforeble, karena sangat sempit sehingga penempatan
posterior palatal seal kritis karena gerakan palatum molle lebih
besar dan retensinya kurang sehingga harus cukup dalam.

i. Relasi processus alveolaris


Normal, relasi processus alveolaris rahang atas/rahang bawah lurus.
Prognati, processus alveolaris rahang atas besar dari rahang bawah
dan rahang atas lebih ke anterior. Retronati, relasi processus alveolaris
rahang bawah besar dari rahang atas dan rahang bawah lebih ke
anterior.

j. Torus palatinus
Torus palatinus adalah pembesaran tulang yang terdapat digaris
tengah palatum keras, tidak semua pasien mempunyai torus ini. Torus
palatinus ditutupi oleh selapis tipis jaringan lunak sehingga teraba
sangat keras.Jika torusnya besar hingga melewati garis vibrasi dan
sebagian mencapai palatum lunak, maka torus ini dibuang atau di
kurangi. Torus palatinus di bebaskan dari tekanan dengan cara
menempatkan kertas timah diatas daerah torus pada model

k. Saliva
Jumlah saliva yang encer sangat baik sekali untuk retensi pada gigi
tiruan dibandingkan dengan pasien xerostomia seperti pasien manula
sering adanya gangguan sistemik sehingga retensi kurang dan pasien
merasa tidak nyaman dengan kondisi ini. Saliva kental sering

15
menimbulkan adanya lapisan tipis yang masih kontak dengan mukosa
saat pencetakan sehingga basis gigi tiruan tidak kontak dengan
mukosa sehingga berkurangnya retensi dan stabilisasi.

2.6 Pencetakan

2.6.1 Defenisi

Mencetak adalah suatu tindakan membuat suatu bentuk negatife dari gigi
atau jaringan lain dari rongga mulut menggunakan bahan plastis yang relative
menjadi keras atau mengeras pada saat berkontak dengan jaringan
tersebut,yang berfungsi sebagai pendukung gigi tiruan yang akan
dibuat.Kemudian gips putih atau gips keras dituangkan ke dalam cetakan guna
mendapatkan model atau bentuk positif dari jaringan pendukung gigi tiruan.

Cetakan GTL adalah cetakan negatife dari seluruh jaringan pendukung dan
daerah tepi rahang atas dan rahang bawah pasien yang telah kehilangan semua
gigi geligi , yang nantinya akan menjadi pendukung bagi gigi tiruan
lengkap.Apabila diinginkanmodel dengan kecermatan maksimal ,perlu
dilakuakan suatu prosedur pencetakan dua tahap.Mula-mula dibuat cetakan
pendahuluan dengan menggunakan sendok cetak siap pakai;dan kedua ,cetakan
kerja yang lebih akurat menggunakan sendok cetak khusus yang dibauat
dengan ukuran masing-masing pasein,pada model yang didapatkan dari
cetakan pendahuluan.

Tujuan pembuatan cetakan rahang atas dan rahang bawah adalah untuk
mencatat semua permukaan yang mempunyai potensi untuk mendukung gigi
tiruan. Dan dukungan bagi gigitiruan dan cetakan juga berperan sebagai dasar
untuk meningkatkan estetis bibir dan mempertahankan kesehatan jaringan
mulut. Tujuan mencetak juga untuk memperoleh retensi,stabilisasi. Teknik
mencetak harus dipilih berdasarkan faktor biologis. Faktoe biologis dari

16
kesehatan jaringan mulut harus diikuti sebelum cetakan akhir dibuat antara lain
adalah :

Cetakan meluas meliputi seluruh daerah pendukung dalam batas kesehatan dan
fungsi jaringan pendukung dan jaringan pembatasnya

 Tepi – tepinya sesuai dengan batas-batas anatomis dan fisiologis


jaringan mulut .
 Fisiologis dari peosedur pembentukan tepi dilakukan oleh dikter gigi
dengan pasien
 Sediakan ruangan yang cukup anatara sendok cetak dengan bahan
cetak yang akan digunakan.
 Teknik tekanan digunakan pada daerah pendukung waktu cerakan
akhir.
 Cetakan dapat dilepas dari dalam mulut tanpa melukai membran
mukosa sisa alveolar
 Sendok cetak dan cetakan akhir dibuat dari bahan dengan dimensi
yang stabil
 Bentuk luar dari cetakan akhir sama dengan bentuk luar dari
gigitiruan yang telah selesai.

2.6.2 Keberhasilan Pencetakan

Keberhasilan mencetak dengan memperhatikan beberapa faktor antara lain :

a. Memelihara linggir alveolaris


Memelihara sisa ridge adalah tujuan utama pembuatan gigi tiruan
,dusamping mengembalikan sistim stomatognatik.secara fisiologis dapat
diterima bahwa dengan hilangnya stimulasi gigi asli,prosesus alveolaris
mengalami resorbsi.Proses ini bervariasi untuk masing – masing individu.
Teknik dan bahan cetak dapat berpengaruh pada bentuk dan kecekatan

17
basis gigitiruan, hal ini dapat berpengaruh pada kelanjutan kesehatan
jaringan lunak dan keras rahang.

b. Memberi dukungan
Merupakan ketahanan jaringan oebdukung terhadap gaya mastikasi.Makin
luas jaringan pendukung gigitiruan ,maka makin luas daerah yang
menerima gaya mastikasi,sehingga beban yang diterima oleh jaringan
pendukung perunit area menjadi makin kecil.Keadaan ini akan membantu
kestabilan dan retensi gigitiruan,yang sekaligus juga membantu
pemeliharaan kesehatan jaringan pendukung.

c. Memberikan penampilan wajah


Penampilan yang alami dapat diperoleh mulai dari saat mencetak.
Ketebalan tepi gigitiruan yang dapat mengembalikan dukungan bai otot-
otot bibir dan pipi,ketebalanya bervariasi tergantung pada hilamgnya sisa
alveolar. Ketebalan optimal dapat diperoleh waktu melakukan border
moulding / muscle trimming.Forniks vestibulum harus tercetak penuh
tercetak penuh untuk memperbaiki bentuk wajah,dan dapat diperoleh
waktu melakukan cetakan terakhir.

2.6.3 Stabilisasi dan Retensi

Cetakan yang cermat sesuai dengan permukaan mukosa jaringan


pendukung, penting sekali untuk stabilisasi terutama untuk melawan tekanan
dalam arah horizontal. Stabilisasi atau tekanan terhadap gerakan horizontal dan
berkurang dengan kurangnya tinggi prossesus alveolaris atau bertambahnya
jaringan mukosa yang mudah bergerak atau flabby.Kehilangan stabilisasi
menyebabkan gigitiruan bergerak bila menerima tekanan horizontal. Hal
demikian secara vertahap akan menyababkan kerusakn jaringan lunak dan
perubahan tulang dibawahnya.

18
Retensi Adalah,kekuatan yang menahan gigitiruan terhadap gaya yang
arahnya berlawanan dengan arah pemasangan. Retensi sangat dibutuhkan oleh
hubungan antara basis gigitiruan dengan jaringan pendukung dibawahnya.
Kontak yang rata dan baik antara basis gigitiruan dan mukosa sangat
diperlukan untuk retensi yang optimal.

2.6.4 Batas-Batas Anatomis

a. Rahang atas
 Frenulum Labialis
Terlihat sebagai lipatan dari membrane mukosa meluas dari lapisan
mukosa bibir kearah puncak sisa ridge permukaan labial.frenulum ini
dapat sempit atau lebar,pada hasil cetakan terliahat sebagai cekungan
berbentuk V.

 Vestibulum labialis
Terletak disebelah kiri dan kanan dari frenulum labialis.Disebelah distal
dibatasi oleh frenulum bukalis.Daerah ini harus terisi dengan sempurna
untuk mendapatkan retensi tetapi tidak boleh berlebihan sehingga
mengubah penampilan pada hasil cetakan akan terlihat sebagai suatu
penonjolan yang memanjang.

 Frenulum bukalis
Terletak disebelah bukal prossesus alvolaris,di sebalah anterior
vestibulum bukalis dan disebelah posterior vestibulum labialis frenulum
ini akan bergerak kearah anterior dan posterior otot – otot anguli
oris,buksinator dan obricularis oris.Cekungan yang terbentuk pada hasil
cetakan akan memberikan kebebasan gerak otot-otot wajah untik
mencegah lepasnya gigitiruan.

19
 Vestibulum bukalis
Terletak disebelah distal dari frenulum bukalis dan mesial dari hamular
notch.

 Proccecus alveolaris
Resobsi alveolaris setelah pencabutan gigi dapat merubah bentuk sisa
alveolar,terjadinya resorbsi secara progresif pada sisa elveolar menjadi
terjadi lebih sempit dan lebih pendek sedangkan sisa alveolar yang ideal
mempunyai yang lebar dan lereng yang sejajar.Menyempitnya sisa
alveolar puncak menjadi lebih tajam akibatnya tidak mampu menahan
tekanan kunyah.jika tulang alveolar sempit sebaiknya gunakan teknik
mencetak dengan sedikit tekanan .

 Tuber maxilaris
Suatu penonjolan pada bagian posterior rahang atas yang terletak pada
regio M1,M2 dan M3 yang berfungsi sebagai retensi pada rahang atas.
Pemeriksaan juga mengggunkan kaca mulut untuk melihat sedang
dan dangkal.

 Alveolar tuberkel
Terletak disebelah disebelah distal dari sisa ridge.di sayap bukal didaerah
disto bukal dari tuberkel,kadang terletak perlekatan otot yang kecil.di
dapat bila pasien membuka mulut dan menggerakan rahang ke lateral,
akan terbentuk sayap disto bukal oleh tepi anterior dari prossesus
koronoideus.dihasil cetakan terlihat sebagai suatu peninjolan yang halus
sesuai dengan besar/lebar vestinulum

 Fossa pterygo-maxillaris /hamular notch


Terletak disebelah distal alv.tuberkel.suatu cekungan yang sempit terdiri
dari jaringan ikat kendor.Dihasil cetakan akan terliahat sebagai suatu

20
tonjolan disebelah distal dari alveolar tuberkel.Hamular notch berfungsi
untuk memberikan kenyamanan dan retensi pada pasien .pemeriksaan
dapat menggunakan kaca mulut dengan menekan palatum lunak.

 Posterior palatal seal


Batas posterior viting survace adalah vibrating line(AH Linekan garis
khayal yang menandai batas akhir permukaan palatum. Vibrating line ada
2 regio

 Vibrating line anterior(VLH)


Garis khayal terletak pada batas palatum durum dan palatum molle.

 Vibrating line posterior(VLP)


Merupakan batas atau garis khayal antara bagian palatum molle yang
gerakanya sedikit(kecil dan terbatas ) dengan bagian palatum molle yang
jelas waktu gerakan fungsional(aktif)

b. Rahang bawah

 Frenulum labialis
Terlihat sebagai lipatan dari membrana mukosa.dihasil cetakan berupa
suatu cekungan sisa ridge dihasil cetakan terlihat sebagai cekungan.

 Frenulum bukalis
Merupakan lipatan membrane mukosa yang meluas dari refleksi
membrana mukosa sebelah bukal ke lereng atau puncak sisa ridge di
daerah sebelah distal tonjolan kaninus.

21
 Retromolar pad
Daerah berbentuk buah per kecil,hasil cetakanya terlihat sebagai
cekungan berbentuk per disebelah distal alveolar groove.

 Ruang retromylohioid
Terdapat pada bagian distal dari sulkus lingualis. Ruangan ini menjadi
satu di bagian mesial dengan bagian anterior pilar tonsilar,dibagian
posterior oleh retromilohyoid yang dibentuk dibagian posterior oleh
konstriktor superior, bagian lateral oleh mandibula dan raphe
mandibulla,dianterior oleh tuberositas lingualis,disebelah inferior oleh
oto t mylohioyd. Di hasil cetakan ruangan retromilohyoid terlihat sebagai
suatu eminentia atau tonjolan.

 Frenulum lingualis
Bila ujung lidah diangkat,dapat terlihat lipatan membran mukosa yang
terletak diatas otot glenioiglosus dan origo nya dibagian atas dari spina
genial mandibula. Dihasil cetakan terlihat sebagai cekungan.

2.5.6 Prosedur Mencetak

a. Cetak Anatomis
 Bahan mencetak : Hydrokoloid irreversible/alginate
 Sendok mencetak : Stock tray yang berlubang dan tanpa sudut
 Teknik mencetak : Mukostatis
 Tujuan mencetak : Untuk mendapatkan model studi dan
mendapatkan sendok cetak fisiologis

 Prosedur mencetak
- Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan
- Instruksi pada pasien

22
- Persiapan pasien sperti preparasi dan profilaksis, control saliva, dan
control pasien hipersensitif
- Posisi pasien dan operator untuk rahang atas operator berada di
belakang kanan pasien, kepala pasien setinggi dada operator, mulut
pasien setinggi siku operator, dan kalau rahang bawah operator
berada sebelah kanan depan pasien, mulut pasien setinggi antara
bahu dan siku operator
- Try in sendok cetak ke mulut pasien
- Aduk bahan cetak dengan perbandingan 1 : 2 hingga homogen
(halus dan mengkilat)
- Masukkan bahan ke sendok cetak
- Masukkan sendok cetak ke dalam mulut pasien
- Mengisi daerah undercut
- Sentering
- Mengangkat bibir atas atau menurunkan bibir bawah
- Menekan sendok cetak, ditekan bagian tengah palatum supaya
bahan mengalir secara merata kemudian baru tekan bagian
posterior dan anterior
- Melepas sendok cetak dari rahang
- Mengeluarkan sendok cetak dari dalam mulut

 Evaluasi hasil cetakan anatomis:


- Hasil cetakan tidak boleh poreus, robek atau terlipat
- Hasil cetakan harus mencakup batas anatomis
- Tepi cetakan harus bulat
- Tepi sendok cetak tidak boleh terlihat
- Semua bagian ridge dan daerah jaringan lunak sampai batas
mukosa bergerak dan tidak bergerak tercetak dengan baik

 Pengecoran dengan dental stone (gips tipe III)

23
b. Cetak fisiologis

 Membuat sendok cetak buatan


- Alat dan bahan: self curing akrilik, api spiritus, scalpel/lecron, bur,
malam merah
- Gambarl 2 batas pada model studi dengan pensil yiatu batas untuk
muscle triming tepat difornik pada model dan batas untuk untuk
sendok cetak buatan yaitu 2 mm dari fornik.
- Selapis lembar malam merah diatas permukaan jaringan sebagai
wax spacer untuk bahan cetak
- Buat lobang pada malam di daerah molar dan caninus kiri atau
kanan untuk stop vertical
- Aduk resin akrilik dan letakkan adonan merata di atas malam dan
lubang stop vertical serta meliputi garis tepi
- Buat tangkai dari resin, untuk rahang atas cukup satu ditengah
bagian anterior dengan posisi tangkai kearah bawah supaya tidak
mengganggu pada saat muscle trimming
- Setelah resing mengeras lepaskan sendok cetak perotangan dari
model
- Sempurnakan tepi sendok cetak
- Mencoba sendok cetak perorangan dalam mulut pasien dan periksa
apakah sendok cetak perlu disempurnakan sebelum dilakukan
border molding/muscle trimming

 Border molding/muscle trimming


a. Teknik
Teknik yang diguanakan dalam muscle triming adalah teknik
kombinasi dimana teknik ini adalah gabungan dari beberapa teknik
muscle triming yang lainnya.

24
b. Rahang atas
- Letakkan green stick compound yang telah dipaskan pada tepi
sendok cetak, dari ujung distal atau hamular notch ke frenulum
bukalis.
- Panaskan lagi diatas api spiritus kemudian celupkan kedalam air
hangat/tampering. Sendok cetak dengan GSC yang hangat tadi
dimasukkan kedalam mulut pasien yang dibuka lebar, gerakkan
rahang bawah ke kanan, kiri dan protrusive.
- Daerah frenulum bukalis secara unilateral, tarik pipi keluar ke
bawah kemudian kedepan, ke belakang, ulangi pada posisi
berlawanan.
- Lunakkan lagi compound pada frenulum bukalis secara
unilateral.
- Sayap labial secara unilateral, lunakka compound, tarik bibir
keluar dan kebawah atau pasien diminta melakukan gerakan
menghisap. Lunakkan compound pada frenulum labialis serta
tarik bibir atas ke depan.

c. Rahang bawah
- Sayap disto lingual dan area buccal self
- Daerah disto lingual dan post mylohyoid secara bilateral
- Lunakkan compound, masukkan ke mulut dan lidah, ditekan di
distal palatum, kemudian ke vestibulum bukalis kanan dan kiri

 Membuat lubang pada sendok cetak


Tujuan pembiatan lubang adalah untuk mengurangi tekanan waktu
mencetak dan sebagai retensi bahan cetak terhadap sendok cetak serta
mengalirkan sisa bahan cetak.lubang dibuat setelah sendok cetak siap
untuk dicetak,karna jika dibuat kubang dulu,daerah yang nenerima

25
tekanan berlebihan tidak dapat dikontrol (tekanan hidrolok terbebas),
Teknik pembuatannya:
- Setelah sendok cetak dudukan tepat dan tepi sempurna, maka
buatlah lubang pada: di atas puncak ridge molar atas dan bawah,
daerah palatum keras sekitar garis tengah, daerah mukosa rahang
yang mudah bergerak (flabby) untuk mencegah distorsi jaringan
tersebut
- Lubang dibuat dengan bur bulat no.8
- Berjarak tiap lubang 5mm

 Boxing dan Beading


Tujuanya adalah : untuk mempertahankan bentuk tepi hasil yang
tercatat pada model kerja.bentuk tepi dari hasil cetakan akan
direproduksi menjadi bentuk tepi gigitiruan. Teknik pembuatannya :
- siapkan gulungan lilin atau beading wax setebal lebih 3-5 mm
kemudian dicetakan dibawah ditepi seluruh hasi ceakan.
- untuk rahang atas penempelan beading wax berakhir dibelakang
prossesus alveolarbagian posterior sebelah kiri kanan.untuk rahang
bawah meliputi seluruh tepi hasil cetakan bagian labial,bukal dan
lingual.
- untuk bagian lingual ,tempat lidah ditutupi dengan selembar
wax yang digabung dengan beading wax yang sudah dicetakan.
dibaguan luar beading wax diletakan untuk memebntuk basis dari
model.
- kemudian hasil cetakan yang dilakukan boxing dicor dengan gips
stone untuk mendapatkan model kerja ( model). beading dan
boxing juga menggunakan wax sebelum diisi dengan gips dan
metode ini yang lebih sering digunakan.bahan gips pada sendok
cetak menggunakam algianat untuk menstabilkan posisi sendok
cetak.

26
27
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kasus

Seorang perempuan berumur 62 tahun datang ke RSGM dengan keluhan ingin


memperbaiki gigi palsu karena sakit dan longgar waktu difungsikan, dari anamnesa
pasien sudah pernah memakai gigi tiruan sejak 3 bulan yang lalu dan tidak mau
memperbaiki gigi tiruan pada dokter yang lama. Pada pemeriksaan intra oral rahang
atas dan rahang bawah edentoulous, pada rahang atas terdapat mukosa berbentuk
fisurre diragio bukal kiri rahang atas ditepi dari basis, dan tubermaksilaris sedang,
rahang bawah ridge alviolar bentuk tajam dan retromylohyoid dangkal, pemeriksaan
ektra oral krepitasi TMJ, profil wajah bentuk lurus, pemeriksaan gigi tiruan yang
lama longgar dan pheripheral seal rapat dan pendek.

3.2 Pertanyaan

Cara dokter menjelaskan masalah tersebut pada pasien diatas.

3.3 Penyelesaian kasus

3.3.1 Terminologi

 Anamnesa : Suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu


percakapan antara seorangdokter dengan pasiennya secara langsung atau
dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk
mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya.

 Gigi Tiruan : yang dibuat untuk menggantikan semua gigi asli beserta
bagian jaringan gusi yang hilang, yang dapat memperbaiki fungsi

28
pengunyahan, fungsi fonetik, fungsi estetik dan dapat mempengaruhi
keadaan psikis.

 Pemeriksaan Intra Oral : Pemeriksaan rongga mulut yang meliputi


mukosa, lidah, palatum, gingiva, glandula tonsila palatina, dan jaringan
sekitarnya.

 Edentulous : Suatu kaeadaan dimana kehilangan gigi atau terlepasnya gigi


dari songketnya (ridge alviolar) yang diakibatkan oleh faktor mekanis dan
fisiologis.

 Tubermaksilaris : Merupakan bagian dari dorsal corpus maxila menonjol


yang biasaya terletak di daerah molar 2 dan molar 3 rahang atas

 Mukosa Berbentuk Fissure : Keadaan yang abnormal dimana terdapatnya


celah atau parit-parit yang berada pada permukaan mukosa

 Ridge Alviolar : Resobsi alveolaris setelah pencabutan gigi dapat merubah


bentuk sisa alveolar,terjadinya resorbsi secara progresif pada sisa elveolar
menjadi terjadi lebih sempit dan lebih pendek sedangkan sisa alveolar
yang ideal mempunyai yang lebar dan lereng yang sejajar.Menyempitnya
sisa alveolar puncak menjadi lebih tajam akibatnya tidak mampu menahan
tekanan kunyah.jika tulang alveolar sempit sebaiknya gunakan teknik
mencetak dengan sedikit tekanan .

 Retromylohioid : Ruangan distal dari sulcus lingualis, ruang ini dibatasi


oleh otot mylohyoid di anterior, retromolar pad di lateral, otot konstriktor
superior di posterolateral, otot palatoglossus diposteromedial, dan lidah
di medial.

29
 Pemeriksaan Extra Oral : Salah satu pemeriksaan duluar rongga mulut
yang meliputi profil wajah, keadaan muka, bibir, temporo mandibular dan
jaringan disekitanya

 Krepitasi TMJ : Suara gesekan (kresek-kresek)/ Kliking yang terdengar


saat membuka mulut, dihasilkan oleh gerakan diskus artikularis melewati
permukaan yang tidak rata (Dislokasi TMJ),

 Pheriperal seal : Daerah kontak antara mukosa dan tepi serta permukaan
gigi tiruan yang dipolish yang mencengah keluar masuknya udara yang
biasanya disekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada permukaan bukal gigi
tiruan atas, pada permukaan bukal dan lingual gigi tiruan bawah

3.3.2 Indentifikasi Masalah

1. Kenapa pasien ingin membuatkan gigi tiruan yang baru ?


2. Kenapa Perlu dilakukan anamnesa untuk pasien ?
3. Kenapa perlu dilakukan pemeriksaan intra oral dan ekstra oral untuk
pasien ?
4. Batas anatomis mana saja yang harus didapatkan dokter gigi untuk
mendapatkan retensi dan stabilisasi pada gigi tiruan ?
5. Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh dokter gigi untuk menghilangkan
rasa sakit dan longgar untuk membuatkan gigi tiruan yang baru ?

3.3.3 Analisis Masalah

1. Kenapa pasien ingin membuatkan gigi tiruan yang baru ?


 Pembuatan gigi tiruan yang baru untuk mendapatkan gigi tiruan yang
baik dan nyaman ketika difungsikan sehingga dapat memperbaiki
fungsi fonetik, penampilan (estetis), fungsi mastikasi maupun psikologi
pasien.

30
2. Kenapa Perlu dilakukan anamnesa untuk pasien ?
 Anamnesa meupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
melakukan percakapan (tanya-jawab) antara dokter dan pasien unruk
mendapatkan data-data pasien seperti biodata, keluhan pasien, riwayat
penyakit, dan rencana selanjutnya.

3. Kenapa perlu dilakukan pemeriksaan intra oral dan ekstra oral untuk
pasien ?
 Pemeriksaaan intra oral dan ekstra oral adalah suatu pemeriksaan yang
dilakukan langsung ke dalam rongga mulut maupun diluar rongga
mulut yang meliputi jaringan unak maupun jaringan keras yang
nantinaya berguna untuk melihat secara langsung keluhan pasien
menengakkan diagnosa penyakit pasien dan untuk menengakkan suatu
rencana perawatan.

4. Batas anatomis mana saja yang harus didapatkan dokter gigi untuk
mendapatkan retensi dan stabilisasi pada gigi tiruan ?
 Batas Anantomis merupakan batas-batas yang harus didapatkan pada
saat mencetak untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi pada gigi
tiruan. Adapun batas batas anatomis dari rahang itu sendiri diabagi
menjadi dua bagian yaitu :

- Rahang Atas :
1. Frenulum labii superior
2. Ruggae palatina
3. Frenulum buccalis
4. Tuberositas maxillae
5. Hamular notch
6. Vibrating line
7. Processus alveolaris

31
8. Incisivus papilae
9. Fornix
10. Vovea palatine

- Rahang bawah :
1. Frenulum labii inferior
2. Frenulum buccalis
3. Vestibulum buccalis
4. Retromolar pad
5. Frenulum lingualis
6. Processus alveolaris
7. Mylohyoid line

5. Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh dokter gigi untuk menghilangkan


rasa sakit dan longgar untuk membuatkan gigi tiruan yang baru ?
 Rasa sakit dan longgar pada gigi tiruan yang lama diakibatkan oleh
kurangnya retensi dan stabilisasi pada gigi tiruan, untuk menghilangkan
rasa sakit dan longgar maka dibutuhkanlah retensi dan stabilisasi yang
baik dengan cara melakukan permeriksaan yang lengkap dan
pencetakkan yang akurat.

32
3.3.4 Kerangka Konsep

Edentolous

Gigi Tiruan Penuh

Pemeriksaan Diagnosa Retensi &

Subjectif Objektif Mencetak Pelebaran Basis

Intra Oral Ekstra Awal Akhir

Akhir
Rencana Perawatan
Awal

3.4 Prosedur Perawatan

3.4.1. Pemerikksaan Subjectif

 Keluhan utama : ingin memperbaiki gigi palsu karena rasa sakit dan
longgar waktu difungsikan.

 Keluahan tambahan : Pasien sudah pernah memakai gigi tiruan sejak 3


bulan yang lalu dan tidak mau memperbaiki gigi tiruan pada dokter yang
lama.

33
3.4.2 Pemeriksaan Objectif

a. Pemeriksaan Intra Oral


 Rahang Atas &Rahang Bawah
Pemeriksaan dilakukan secara visualisasi, Rahang Atas & Rahang
Bawah pasien Edentolous

 Tubermaksilaris :
Pemeriksaan dilakukan dengan kaca mulut. kaca mulut lebih dari 1/2 ke
tubermaksilaris (dalam), Kaca mulut masuk hanya setengah (sedang),
Kaca mulut masuk kurang dari setengah (dangkal), Pada pasien diatas
tubermaksilaris Sedang

 Mukosa
Pemeriksaan dilakukan secara visualisasi, dari kasus, mukosa berbentuk
fisurre diragio bukal kiri rahang atas ditepi dari basis

 Ridge Alviolar
Pemeriksaan dilakukan secara visualisasi dari dataran oklusal. Bentuk
sepertiga bawah terdiri atas, square (persegi), oval (lonjong), dan
tapering (Tajam), dari kasus, ridge alviolar Bentuk Tajam

 Retromylohioid
Pemeriksaan dilakukan dengan kaca mulut.kaca mulut lebih dari 1/2 ke
retromylohyoid (dalam), Kaca mulut masuk hanya setengah (sedang),
Kaca mulut masuk kurang dari setengah (dangkal), Dari kasus,
retromylohyoid pasien dangkal.

34
 Pheriperal Seal
Pemeriksaan dilakukan secara visualisasi, pheripheral seal rapat dan
pendek

b. Pemeriksaan Ekstra Oral

 Profil Wajah
Pengamatan profil wajah memberikan petunjuk tentang ukuran RA dan
RB serta hubungan vertikalnya. Profil cembung dengan dagu yang
mundur menunjukkan RA lbh besar dari RB. Profil cekung dengan
dagu yang maju menunjukkan RA lebih kecil dari RB. Jika profil
normal atau lurus penyusunan gigi lebih gampang dan nilai estetis baik,
Profil wajah pasien Bentuk Lurus

 Temporo Mandibular
Secara visual, dari arah depan kemudian pasien di instruksikan untuk
membuka dan menutup mulut, dan dilihat saat pasien membuka mulut
miring ke kiri berarti ada kelainan TMJ pada sebelah kanan dan
sebaliknya. adanya Krepitasi TMJ

3.4.4 Diagnosa

1. Edentolous
2. Epulis Fisuratum/ Denture Epulis
Definisi Pertumbuhan jaringan ikat fibrosa yang berlebihan di daerah
mukosa yang berkontak dengan tepi gigi tiruan yang biasanya terlalu cekat
dan menekan mukosa yang berbentuk fisurre. Epulis fissuratum juga
sering disebut inflammatory fibrous hyperplasia, atau denture epulis.

Pertumbuhan jaringan ikat tersebut disebabkan oleh iritasi kronik karena


pemakaian gigi tiruan, di mana tepi gigi tiruan menekan daerah gusi yang

35
berbatasan dengan pipi bagian dalam (alveolar vestibular mucosa).
Penekanan tersebut menyebabkan tulang daerah tersebut terus menerus
berubah karena kehilangan tulang, akibatnya dukungan tulang untuk basis
gigi tiruan menjadi tidak stabil. Hal ini lama kelamaan mengarah kepada
terjadinya penonjolan yaitu epulis fissuratum.

Gambar 1. Epulis Fissuratum

Epulis fissuratum yang tampak sebagai penonjolan vestibulum yang


berkontak dengan tepi gigi tiruanKondisi ini paling sering terjadi pada
orang usia lanjut karena pasien dalam kelompok umur tersebut banyak
yang menggunakan gigi tiruan. Namun masalah ini cenderung berkurang
dengan makin berkembangnya teknologi kedokteran gigi dan
meningkatnya kesadaran pasien untuk menjaga keutuhan dan kesehatan
gigi dan mulut sehingga kebutuhan akan gigi tiruan bisa jadi berkurang.

Tampaknya kondisi ini lebih sering dijumpai pada wanita daripada pria.
Gejala Lesi yang tersusun dari jaringan yang berlebihan ini umumnya
berupa lipatan hiperplastik berwarna merah muda, keras dan fibrous.
Bagian dalam dan luar dari lesi terpisah oleh cekungan (groove) dalam
yang menandakan tempat di mana tepi gigi tiruan menekan mukosa Epulis
fissuratum jarang terjadi di daerah lingual (bagian yang menghadap lidah),
dan lebih sering dijumpai di bagian depan rahang (anterior).Ukuran lesi ini
bervariasi. Ada lesi yang berukuran kecil namun ada juga yang luas dan

36
melibatkan seluruh daerah mukosa (mukosa vestibulum) yang berkontak
dengan tepi gigi tiruan.

Terkadang iritasi dapat cukup parah sehingga menyebabkan mukosa


tampak kemerahan dan ulserasi, terutama di dasar cekungan di mana tepi
gigi tiruan berkontak dengan mukosa.PerawatanLesi ini dapat dihilangkan
dengan eksisi. Selain itu, gigi tiruan yang menjadi timbulnya lesi ini harus
diperbaiki hingga dapat memiliki kecekatan yang baik namun tidak
memberi tekanan berat terhadap mukosa supaya mencegah iritasi yang
lebih berat lagi.

3. Ankilosis TMJ
Ankilosis TMJ dapat didefenisikan sebagai penyatuan jaringan fibrous
atau tulang antara kepala kondilar dengan fosa glenoidalis yang dapat
menyebabkan keterbatasan dalam membuka mulut sehingga menimbulkan
masalah dalam pengunyahan, berbicara, estetis, kebersihan mulut pasien
dan masalah psikologis.

3.4.5 Rencana Perawatan

 Perawatan Awal
- Eksisi Epulis Fissuratum
- Perawatan Akylosis TMJ
Perawatan yang meliputi Pemberian Obat-obatan, Phsioterapi, Reposisi
Secara manual, Occlusal Splint, Pembedahan.

 Perawatan Akhir
- Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap

37
3.5 Mencetak

3.6.1 Cetak Anatomis

 Bahan mencetak : Hydrokoloid irreversible/alginate


 Sendok mencetak : Stock tray yang berlubang dan tanpa sudut
 Teknik mencetak : Mukostatis
 Tujuan mencetak : Untuk mendapatkan model studi dan mendapatkan
sendok cetak fisiologis

 Prosedur mencetak
- Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan
- Instruksi pada pasien
- Persiapan pasien sperti preparasi dan profilaksis, control saliva, dan
control pasien hipersensitif
- Posisi pasien dan operator untuk rahang atas operator berada di
belakang kanan pasien, kepala pasien setinggi dada operator, mulut
pasien setinggi siku operator, dan kalau rahang bawah operator berada
sebelah kanan depan pasien, mulut pasien setinggi antara bahu dan
siku operator
- Try in sendok cetak ke mulut pasien
- Aduk bahan cetak dengan perbandingan 1 : 2 hingga homogen (halus
dan mengkilat)
- Masukkan bahan ke sendok cetak
- Masukkan sendok cetak ke dalam mulut pasien
- Mengisi daerah undercut
- Sentering
- Mengangkat bibir atas atau menurunkan bibir bawah
- Menekan sendok cetak, ditekan bagian tengah palatum supaya bahan
mengalir secara merata kemudian baru tekan bagian posterior dan
anterior

38
- Melepas sendok cetak dari rahang
- Mengeluarkan sendok cetak dari dalam mulut

 Evaluasi hasil cetakan anatomis:


- Hasil cetakan tidak boleh poreus, robek atau terlipat
- Hasil cetakan harus mencakup batas anatomis
- Tepi cetakan harus bulat
- Tepi sendok cetak tidak boleh terlihat
- Semua bagian ridge dan daerah jaringan lunak sampai batas mukosa
bergerak dan tidak bergerak tercetak dengan baik

 Pengecoran dengan dental stone (gips tipe III)

3.6.2 Cetak fisiologis

 Tahap Mencetak Fisiologis


- Membuat Sendok cetak
- Try in sendok cetak
- Border Molding
- Mencetak

 Membuat sendok cetak buatan


- Alat dan bahan: self curing akrilik, api spiritus, scalpel/lecron, bur,
malam merah
- Gambarl 2 batas pada model studi dengan pensil yiatu batas untuk
muscle triming tepat difornik pada model dan batas untuk untuk
sendok cetak buatan yaitu 2 mm dari fornik.
- Selapis lembar malam merah diatas permukaan jaringan sebagai wax
spacer untuk bahan cetak
- Buat lobang pada malam di daerah molar dan caninus kiri atau kanan
untuk stop vertical

39
- Aduk resin akrilik dan letakkan adonan merata di atas malam dan
lubang stop vertical serta meliputi garis tepi
- Buat tangkai dari resin, untuk rahang atas cukup satu ditengah bagian
anterior dengan posisi tangkai kearah bawah supaya tidak
mengganggu pada saat muscle trimming
- Setelah resing mengeras lepaskan sendok cetak perotangan dari model
- Sempurnakan tepi sendok cetak
- Mencoba sendok cetak perorangan dalam mulut pasien dan periksa
apakah sendok cetak perlu disempurnakan sebelum dilakukan border
molding/muscle trimming

 Border molding/muscle trimming


a. Teknik Border molding/ Muscle triming
Teknin yang digunakan adalah teknik kombinasi yang merupakan
gabungan dari beberapa teknik muscle triming dari cara heartwell,
cara mac Greagor dan cara Ellier.
b. Rahang atas

4 3

2 1

6
Muscle Triming Rahang Atas

40
- Letakkan green stick compound yang telah dipaskan pada tepi
sendok cetak, dari ujung distal atau hamular notch ke frenulum
bukalis.
- Panaskan lagi diatas api spiritus kemudian celupkan kedalam air
hangat/tampering. Sendok cetak dengan GSC yang hangat tadi
dimasukkan kedalam mulut pasien yang dibuka lebar, gerakkan
rahang bawah ke kanan, kiri dan protrusive.
- Daerah frenulum bukalis secara unilateral, tarik pipi keluar ke
bawah kemudian kedepan, ke belakang, ulangi pada posisi
berlawanan.
- Lunakkan lagi compound pada frenulum bukalis secara unilateral.
- Sayap labial secara unilateral, lunakka compound, tarik bibir
keluar dan kebawah atau pasien diminta melakukan gerakan
menghisap. Lunakkan compound pada frenulum labialis serta
tarik bibir atas ke depan.
-
c. Rahang bawah

5 6

1 4 2

3
Muscle Triming Rahang Bawah

41
- Sayap disto lingual dan area buccal self
- Daerah disto lingual dan post mylohyoid secara bilateral
- Lunakkan compound, masukkan ke mulut dan lidah, ditekan di
distal palatum, kemudian ke vestibulum bukalis kanan dan kiri

 Membuat lubang pada sendok cetak


Tujuan pembiatan lubang adalah untuk mengurangi tekanan waktu
mencetak dan sebagai retensi bahan cetak terhadap sendok cetak serta
mengalirkan sisa bahan cetak.lubang dibuat setelah sendok cetak siap
untuk dicetak,karna jika dibuat kubang dulu,daerah yang nenerima tekanan
berlebihan tidak dapat dikontrol (tekanan hidrolok terbebas), Teknik
pembuatannya:
- Setelah sendok cetak dudukan tepat dan tepi sempurna, maka buatlah
lubang pada: di atas puncak ridge molar atas dan bawah, daerah
palatum keras sekitar garis tengah, daerah mukosa rahang yang mudah
bergerak (flabby) untuk mencegah distorsi jaringan tersebut
- Lubang dibuat dengan bur bulat no.8
- Berjarak tiap lubang 5mm

 Boxing dan Beading


Tujuanya adalah : untuk mempertahankan bentuk tepi hasil yang tercatat
pada model kerja.bentuk tepi dari hasil cetakan akan direproduksi menjadi
bentuk tepi gigitiruan. Teknik pembuatannya :
- siapkan gulungan lilin atau beading wax setebal lebih 3-5 mm
kemudian dicetakan dibawah ditepi seluruh hasi ceakan.
- untuk rahang atas penempelan beading wax berakhir dibelakang
prossesus alveolarbagian posterior sebelah kiri kanan.untuk rahang
bawah meliputi seluruh tepi hasil cetakan bagian labial,bukal dan
lingual.

42
- untuk bagian lingual ,tempat lidah ditutupi dengan selembar wax
yang digabung dengan beading wax yang sudahdicetakan. ibaguan
luar beading wax diletakan untuk memebntuk basis dari model.
- kemudian hasil cetakan yang dilakukan boxing dicor dengan gips
stone untuk mendapatkan model kerja ( model). beading dan boxing
juga menggunakan wax sebelum diisi dengan gips dan metode ini
yang lebih sering digunakan.bahan gips pada sendok cetak
menggunakam algianat untuk menstabilkan posisi sendok cetak

1.6 Penyelesaian Soal

Dari kasus diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pasien mengalami rasa sakit
dan longgar ketika gigi tiruan penuh difungsikan diakibatkan oleh kurangnya
retensi dan stabilisasi, rasa sakit yang dialami pasien dikarenakan adanya epulis
fisurratum pada mukosa diragio bukal kiri rahang atas ditepi dari basis yang
diakibatkan oleh pelebaran basis yang yang meniritasi mukosa, sedangkan
kelonggaran dari gigi tiruan diakibatkan oleh adanaya pheriperal seal terlalu
rapat dan pendek sehingga menyebabkan keluar masuknya udara yanga akan
berpengaruh pada retensi & stabilisasi dari gigi tiruan, untuk mencengah rasa
sakit dan kelonggaran maka diperlukan pemeriksaan yang lengkap yaitu
pemeriksaan yang mencakup anamnesa, pemeriksaan intra oral dan ekstra oral
sehingga dapat didapatkan diagnosa yang tepat dan perawatan yang akurat.

Selain itu diperlukan suatu pencetakan yang tepat dan akurat yang meliputi
semua batas-batas anatomis yang ada di rahang atas maupun rahang bawah
sehingga didapatkan retensi dan stabilisasi baik, pencetakan yang meliputi cetak
anatomis dan cetak fisiologis dan juga diperlukannya muscle triming yang
nantinya berfungsi sebagai batas mukosa bergerak dan tidak bergerak yang akan
meningkatkan retensi dan stabilisasi dari gigi tiruan.

43
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpualan

Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan semua
gigi asli beserta bagian jaringan gusi yang hilang, karena apabila seseorang telah
hilang semua gigi geliginya, maka dapat menghambat fungsi pengunyahan, fungsi
fonetik, fungsi estetik dan dapat mempengaruhi keadaan psikis, dalam hal membuat
gigi tiruan dibutuhkan retensi dan stabilisasi yang baik agar meningkatkan
kenyamanan bagi pemakai gigi tiruan, retensi dan stabilisasi yang baik akan tercapai
jika operator melakukan pemeriksaan yang lengkap, diagnosa yang tepat dan
perawatan yang akurat, hingga retensi dan stabilisasi dicapai dengan baik, tak luput
pula dalam hal pencetakan karena dengan mencetak batas-batas anatomis gigi akan
didapatkan sebagai retensi dan stabilisasi.

44

Anda mungkin juga menyukai