Makalah ALBUMIN
Makalah ALBUMIN
ALBUMIN
2. Nilai Normal
Nilai normal albumin serum dalam darah adalah 3,4-5,4 g / dL.
Sedangkan kisaran normal albumin urin adalah sekitar 0 – 8 mg /
dl.
Dewasa ;3,8 - 5,1 gr/dl
Anak : 4,0 - 5,8 gr/dl
Bayi : 4,4 - 5,4 gr/dl
Bayi baru lahir : 2,9 - 5,4 gr/dl
3. Tujuan Prosedur
Tujuan Pemeriksaan Albumin untuk mengetahui kadar albumin
seseorang dalam gram/dl.
4. Prosedur Pemeriksaan
1. Metode Brom Cresol Green (BGC)
Perinsip pemeriksaan albumin dengan metode BGC yaitu Serum
ditambahkan pereaksi albumin akan berubah warna menjadi hijau,
kemudian diperiksa pada spektrofotometer. Intensitas warna hijau
ini menunjukkan kadar albumin pada serum.
Pada pemeriksaan albumin menggunakan metode ini diperlukan
alat yaitupipet mikro, yellow tip dan blue tip, tabung reaksi dan rak
tabung. Diperlukan pula bahan sebagai berikut : serum, pereaksi,
reagent 30 m mol/ l, citrat buffer ph 4,2 0,26 m mol/ l, bromocresol
green, standart 5 gr/dl
Cara Kerja
· Membuat Serum
a) Sampling darah vena di pasien
b) Memasukkan darah pada tabung reaksi lalu disentrifuge
dengan 8 rpm selama 10 menit
c) Serumnya dipindahkan ke dalam tabung yang lain,
endapannya tidak terpakai.
Membuat sediaan
a) Menyiapkan 3 tabung reaksi masing masing diisi
menggunakan mikropipet 10mikroliter serum, 10mikroliter
aquades dan 10mikroliter standar.
b) Kemuadian masing-masing tabung tadi diisi 1000 mikroliter
reagen BCG.
2. Metode Biuret
Prinsip penetapan kadar albumin dalam serum dengan metode
Biuret adalah pengukuran serapan cahaya kompleks berwarna
ungu dari albumin yang bereaksi dengan pereaksi biuret dimana,
yang membentuk kompleks adalah protein dengan ion Cu 2+ yang
terdapat dalam pereaksi biuret dalam suasana basa. Semakin
tinggi intensitas cahaya yang diserap oleh alat maka semakin tinggi
pula kandungan protein yang terdapat di dalam serum tersebut.
Pemeriksaan albumin menggunakan metode ini dibutuhkan alat
yaituTabung reaksi, Rak tabung reaksi, Pipet tetes, Pipet
mikro,Sentrifugator, Spektrofotometer UV-Vis. Diperlukan pula
bahan yaituLarutan Natrium Sulfit
25%, Serum/plasma, Ether, Pereaksi Biuret, danAquadest.
Dalam pereaksi biuret terkandung 3 macam reagen yaitu reagen
yang pertama adalah CuSO4 dalam aquadest dimana reagen ini
berfungsi sebagai penyedia ion Cu2+ yang nantinya akan
membentuk kompleks dengan protein. Reagen yang kedua adalah
K-Na-Tartrat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya reduksi
pada Cu2+ sehingga tidak mengendap. Reagen yang ketiga adalah
NaOH dimana fungsinya adalah membuat suasana basa. Suasana
basa akan membantu pembentukan Cu(OH)2yang nantinya akan
menjadi Cu2+ dan 2OH-.Penambahan natrium sulfit dan ether ini
adalah berguna untuk memisahkan antara albumin dengan protein
plasma lainnya seperti globulin, fibrinogen dan lain-lain.
Selanjutnya didiamkan hingga terbentuk 2 lapisan cairan, lapisan
atas terdiri dari ether dan protein plasma lainnya. Sedangkan
bagian bawah mengandung albumin sehingga lapisan bagian atas
dibuang dan lapisan bagian bawah kemudian ditambahkan dengan
pereaksi biuret dan dikocok.
Cara Kerja
a. Disiapkan tabung reaksi yang telah diisi 2 mL larutan
Natrium Sulfit25%.
b. Ke dalam tabung tersebut dipipetkan 0,2 mL
serum/plasma, 2 mL ether dan dicampur.
c. Tabung dipusingkan dengan sentrifugator
d. Selanjutnya ether dan larutan protein (larutan bagian atas
terdiri dari protein dan ether) dikeluarkan dengan
penghisap.
e. Tabung dimiringkan lalu cairan bagian atas diambil
dengan pipet mikro melalui dinding tabung.
f. Larutan yang tersisa adalah larutan yang mengandung
albumin (larutan ini yang kemudian akan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi tes).
g. Disiapkan 3 tabung reaksi dan masing-masing diberi
label larutan test, larutan standar dan blanko kemudian
dimasukkan pereaksi biuret, larutan albumin, larutan
standar dan aquades.
h. Pada tabung test dimasukkan pereaksi biuret dan larutan
albumin masing-masing 1,0 ml. Pada tabung larutan
standar dimasukan pereaksi biuret dan larutan standar
masing-masing sebanyak 1,0 ml. Pada tabung blanko
dimasukkan pereaksi biuret dan aquadest masing-masing
sebanyak 1,0 ml.
i. Campuran tersebut ditangguhkan selama 14-30 menit,
lalu dibaca dalam spektrofotometer pada panjang
gelombang 540-546.
j. Rentang normal untuk kadar albumin dalam serum
adalah 0,5-1,2 gram/dL
3. Interpretasi Hasil
Nilai normal albumin dalam darah yaitu :
1. Orang dewasa / tua : 3,5 – 5,0 g / dl
2. Anak-anak : 4 - 5,9 g / dl
3. Bayi : 4.4 - 5.4 g/dl
4. Neonatus : 2.9 - 5.4 g/dl
Hiperalbuminemia
1. Orang dewasa / tua : > 3,5 – 5,0 g / dl
2. Anak-anak : > 4 - 5,9 g / dl
3. Bayi : > 4.4 - 5.4 g/dl
4. Neonatus : > 2.9 - 5.4 g/dl
5. Fungsi Albumin
1. Mempertahankan tekanan onkotik plasma agar tidak
terjadi asites.
2. Membantu metabolisme dan transportasi berbagai obat-
obatan dan senyawa endogen dalam tubuh terutama substansi
lipofilik.
3. Anti-inflamasi.
4. Membantu keseimbangan asam basa karena banyak
memiliki anoda bermuatan listrik.
5. Antioksidan dengan cara menghambat produksi radikal
bebas eksogen oleh leukosit polimorfonuklear.
6. Mempertahankan integritas mikrovaskuler sehingga dapat
mencegah masuknya kuman-kuman usus kedalam pembuluh
darah, agar tidak terjadi peritonitis bakterialis spontan.
7. Memiliki efek antikoagulan dalam kapasitas kecil melalui
banyak gugus bermuatan negatif yang dapat mengikat gugus
bermuatan positif pada antitrombin III (heparin like effect). Hal
ini terlihat pada korelasi negatif antara kadar albumin dan
kebutuhan heparin pada pasien heemodialis.
8. Inhibisi agregrasi trombosit.
Peranan albumin dalam darah adalah menjaga tekanan osmotik
dari cairan koloid plasma, sebagai alat pengangkut dan
memperbaiki kadar bilirubin, sebagai alat pengangkut asam
lemak dan bahan metabolit lain seperti hormon dan enzim.
Dengan demikian albumin sering kali dipakai pada penelitian
karena kemampuan mempertahankan tekanan osmotik, sebagai
plasma expander dan kemampuannya sebagai pengikat
berbagai bahan toksik, termasuk bilirubin serta logam berat,
serta kemampuan angkutnya dalam mengangkut asam lemak,
bahan metabolit, hormon serta enzim, sebagai antioksidan dan
buffer
6. Implikasi Keperawatan
IMPLIKASI KEPERAWATAN DAN RASIONAL
PENYULUHAN KLIEN
Kekurangan
Bila jumlah albumin kurang maka akan terjadi penimbunan
cairan dalam jaringan (Eodema) misalnya bengkak di kedua
kaki. Atau bisa terjadi penimbunan cairan dalam rongga tubuh
misalnya di perut yang disebut ascites. Hal ini biasanya dialami
pada penderita penyakit hepatitis, diabetes melitus/kencing
manis, gagal ginjal, tumor, kanker, dan stroke.
Akibat kurangnya albumin menjadi penyebab tekanan osmotic
darah turun sehingga pengangkutan asam lemak, hormon,
enzim, dan obat terganggu. Inilah yang memperlambat proses
penyembuhan pada penderita.
Kelebihan
Salah satu dampak kelebihan albumin dalam tubuh yaitu,
Gagal Ginjal
Orang yang mengalami dehidrasi dapat memicu terjadinya
peningkatan albumin. cairan yang cukup di dalam tubuh bisa
menyeimbangkan kinerja dari semua organ di dalam tubuh.
Kondisi dehidrasi dapat menimbulkan banyak dampak salah
satunya akan membuat darah menjadi kental dengan demikian
albumin akan menjadi berlebihan. Pasokan air yang kurang di
dalam tubuh bisa mengakibtkan ginjal untuk bekerja keras serta
fungsinya dapat melemah. Apabila kondisi tubuh mengalami
dehidrasi sehingga dapat memicu terjadinya peningkatan
albumin di dalam darah serta dapat mengakibatkan kerusakan
ginjal.
2. Hiperalbuminemia
Hiperalbuminemia adalah kedaan dimana tingginya
kadar albumin di dalam darah. Dehidrasi adalah salah
satu penyebab terjadinya hiperalbuminemia dapat dilihat
dengan gejala berkurangnya volume urin, urin berwarna
gelap, kelelahan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya,
iritabilitas, air mata tidak keluar saat menangis (pada
anak), sakit kepala, mulut kering, kulit yang kering akibat
turgor yang berkurang, pusing saat berdiri akibat
terjadinya hipotensi ortostatik, dan pada beberapa kasus
dapat menyebabkan insomnia.
Albumin