Laporan Pendahuluan Syndrom Uremic

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

HEMOLYTIC UREMIC SYNDROME

A. Definisi
Hemolytic uremic syndrome (HUS) adalah sekelompok gangguan heterogen dengan
gejala klinis yang beragam dan berat. Sindrom ini pertama kali dikenalkan oleh Gesser
dkk pada tahun 1955 dan merupakan penyebab gagal ginjal akut tersering pada anak.
Sindrom ini ditandai dengan tiga gejala klinis yaitu : anemia hemolitik mikroangiopati,
trombositopeni dan gagal ginjal akut. Pada fase akut merupakan penyakit yang serius
dan memerlukan penanganan yang intensif guna mencegah penderita terhindar dari
bahaya kematian atau kerusakan fungsi ginjal.

B. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi
Manusia memiliki sepasang ginjal. Dua ginjal terletak pada dinding posterior
abdomen, diluar rongga peritoneum. Sisi medial setiap ginjal merupakan daerah
lekukan yang disebut hilum tempat lewatnya arteri dan vena renalis, cairan limfatik,
suplai saraf , dan ureter yang membawa urine akhir dari ginjal ke kandung kemih,
tempat urine disimpan hingga dikeluarkan. Ginjal dilengkapi oleh kapsul fibrosa
yang keras untuk melindungi struktur dalamnya yang rapuh. Posisi ginjal kanan
sedikit lebih rendah dari posisi ginjal kiri karena ginjal kanan tertekan oleh organ
hati. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3, sebagian dari bagian
atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan dua belas.
Bentuk makroskopis ginjal pada orang
dewasa, bentuknya seperti kacang polong
dengan ukuran panjang ginjal adalah sekitar
12 sampai 13 cm (4,7 hingga 5,1 inci),
lebarnya 6 cm (2,4 inci), tebalnya 2,5 cm (1
inci), dan beratnya sekitar 125‐ 150 gram,
kira‐kira seukuran kepalan tangan.
Masing‐masing ginjal manusia terdiri dari
kurang lebih satu juta nefron, masing‐
masing mampu membentuk urine. Ginjal
tidak dapat membentuk nefron baru. Oleh
karena itu, pada trauma ginjal, penyakit
ginjal, atau proses penuaan yang normal
akan terjadi penurunan jumlah nefron
secara bertahap.
Dibawah ini terdapat gambar tentang
anatomi fisiologi ginjal
Bentuk makroskopis ginjal pada orang dewasa, bentuknya seperti kacang polong
dengan ukuran panjang ginjal adalah sekitar 12 sampai 13 cm (4,7 hingga 5,1 inci),
lebarnya 6 cm (2,4 inci), tebalnya 2,5 cm (1 inci), dan beratnya sekitar 125‐ 150
gram, kira‐kira seukuran kepalan tangan.
Masing‐masing ginjal manusia terdiri dari kurang lebih satu juta nefron, masing‐
masing mampu membentuk urine. Ginjal tidak dapat membentuk nefron baru. Oleh
karena itu, pada trauma ginjal, penyakit ginjal, atau proses penuaan yang normal
akan terjadi penurunan jumlah nefron secara bertahap. Setiap nefron terdiri dari
glomerulus dan tubulus.
Glomerulus terdiri dari sekumpulan kapiler glomerulus yang dilalui sejumlah besar
cairan yang difiltrasi dari darah. Glomerulus tersusun dari suatu jaringan kapiler
glomerulus yang bercabang dan beranastomosis, yang mempunyai tekanan
hidrostatik tinggi (kira‐kira 60 mmHg) bila dibandingkan dengan kapiler lainnya.
Kapiler glomerulus dilapisi oleh sel‐ sel epitel, dan keseluruhan glomerulus
dibungkus dalam kapsula bowman. Sedangkan tubulus merupakan tempat cairan
hasil filtrasi diubah menjadi urin dalam perjalanannya menuju pelvis ginjal.
Meskipun setiap nefron mempunyai semua komponen seperti yang digambarkan
diatas, tetapi tetap terdapat beberapa perbedaan, bergantung pada seberapa dalam
letak nefron pada massa ginjal. Nefron yang memiliki glomerulus dan terletak di
korteks sisi luar disebut nefon kortikal; nefron tersebut mempunyai ansa henle
pendek yang hanya sedikit menembus ke dalam medula.
Kira‐kira20‐30% nefron mempunyai glomerulus yang terletak di korteks renal
sebelah dalam dekat medula, dan disebut nefron jukstamedular; nefron ini
mempunyai ansa henle yang panjang dan masuk sangat dalam ke medula.
2. Fisiologi
Pada manusia, ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi vital yang
berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh. Ginjal melakukan
fungsinya yang paling penting ini dengan cara menyaring plasma dan memisahkan
zat filtrat dengan kecepatan yang bervariasi, brgantung pada kebutuhan tubuh.
Kemudian zat‐ zat yang dibutuhkan oleh tubuh akan dikembalikan ke dalam darah
dan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarka melalui urine.
Selain fungsi yang telah dijelaskan, ginjal juga mempunyai fungsi multiple yang
lainnya, diantaranya yaitu mengeksresikan produk sisa metabolik dan bahan kimia
asing, pengaturan keseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan
tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan
keseimbangan asam‐basa, sekresi, metabolisme, dan eksresi hormon serta untuk
proses glukoneogenesis.
Proses pembentukan urine juga dilakukan oleh nefron yang merupakan bagian dari
ginjal. Proses pembentukan urine terjadi melalui tiga tahapan yaitu filtrasi di
glomerulus, reabsorpsi di tubulus dan eksresi di tubulus.
Dibawah ini adalah gambar sebuah nefron yang memperlihatkan struktur
glomerulus dan tubulus serta perannya dalam pembentukan urine
Pada saat cairan, darah, serta zat‐zat masuk ke dalam ginjal, semua bahan‐bahan itu
akan difiltrasi di dalam glomerulus dan selanjutnya akan mengalir ke dalam kapsula
bowman dan masuk ke tubulus proksimal yang terletak di dalam korteks ginjal.
Dari tubulus proksimal, cairan akan mengalir ke ansa henle yang masuk ke dalam
medula renal, cairan masuk ke makula densa dan kemudian ke tubulus distal, dari
tubulus distal cairan masuk ke tubulus renalis arkuatus dan tubulus koligentes kortikal
dan masuk ke duktus yang lebih besar yaitu duktus koligentes medula.
Duktus koligentes bergabung membentuk duktus yang lebih besar yang mengalir
menuju pelvis renal melalui papila renal. Dari pelvis renal, urine akan terdorong ke
kandung kemih melalui saluran ureter dan dikeluarkan melalui uretra. Dibawah ini
adalah gambaran tentang proses pembentukan urine.
C. Pathway
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Sindrom ini terjadi secara predominan terjadi pada bayi-bayi yang sehat dan didahului
oleh diare berdarah yang disebabkan oleh berbagai serotipe Escherichia coli atau
Shigella dysenteriae serotype I. Organisme-organisme tersebut menyediakan kapasitas
untuk menghasilkan bentuk yang serupa dengan exotoxin, prototipe dari toxin Shiga
yang dihasilkan oleh S. dysenteriae dan disandikan pada DNA tersebut. Shigalike
toxins 1 (SLT-1) dan 2 (SLT-2) berhubungan erat dengan exotoxin yang disandikan
pada DNA dari bakteriofag pada beberapa serotipe E.coli, yang paling banyak yaitu
serotipe 0157:H7. SLT-1 bereaksi dengan toksin Shiga secara antigen dan dibedakan
dengan satu asam amino pada subunit A. SLT-2 secara antigen tidak bereaksi dengan
SLT- 1 dan toksin Shiga, dan memperlihatkan sedikit homologi struktur dengan toksin
terakhir. Enterohemorrhagic E. coli (EHEC) dapat menghasilkan SLT-1, SLT-2, atau
keduanya. EHEC terdapat pada sapi dan biasanya ditularkan melalui daging mentah,
susu yang tidak terpasteurisasi, atau makanan dan air yang terkontaminasi kotoran sapi.

E. Manifestasi Klinis
1. Masa prodromal diare
• Antara 4 – 15 hari
• Dengan atau tanpa darah
• Dapat disertai nyeri perut
2. Anemia
• Muncul setelah fase prodromal diare mulai hilang
• Berhubungan dengan penurunan hematokrit dan trombosit
3. Insufisiensi renal
• Oligouria dapat muncul selama 4 – 12 hari
• Sering terjadi edema, hipertensi dan edema pulmo bila balans cairan tidak
dilakukan
4. Pemulihan
• Peningkatan angka trombosit
• Peningkatan urin output
• Peningkatan hematokrit

F. Komplikasi Hemolytic Uremic Syndrome


Hemolytic Uremic Syndrome memiliki berbagai komplikasi yaitu anemia, asidosis,
hiperkalemia, kelebihan cairan, gagal jantung, hipertensi, dan uremia. Manifestasi
ekstrarenal meliputi sistem saraf pusat, saluran pencernaan, jantung, dan otot rangka
mungkin mengancam nyawa. Disfungsi sistem saraf pusat meliputi iritabilitas, kejang,
infark dari ganglion basal dan korteks serebral, kebutaan kortikal, dan koma.
Manifestasi gastrointestinal termasuk kolitis, perforasi usus, intususepsi, dan hepatitis.
Nekrosis pankreas focal dapat mengakibatkan intoleransi glukosa, insulin-dependent
diabetes mellitus, dan kadar lipase tinggi. Perikarditis, disfungsi miokard, dan aritmia
dapat dilihat dalam kasus-kasus dengan keterlibatan jantung. Komplikasi lain seperti
nekrosis kulit, parotitis, disfungsi adrenal, dan rhabdomyolysis jarang terlihat.
G. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan yang Berhubungan

Rencana Asuhan 14 No. Reg


No. RM
INTOLERANSI AKTIVITAS

Nama : Umur : tahun Dokter :


Ruang/Kelas :
L P
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
(NANDA) (NOC) (NIC)
Tgl : Jam :
Intoleransi aktivitas  Toleransi daya tahan Managemen Energi
berhubungan dengan : Adekuat  Tentukan penyebab keletihan: :nyeri,
 Tirah baring atau imobilisasi  Penghematan energi aktifitas, perawatan , pengobatan
 Kelemahan umum efektif  Kaji respon emosi, sosial dan
 Ketidakseimbangan antara  Perawatan diri optimal spiritual terhadap aktifitas.
kebutuhan & suplay 02  Evaluasi motivasi dan keinginan
 Gaya hidup yang monoton Setelah dilakukan Asuhan klien untuk meningkatkan aktifitas.
 Nyeri kronis keperawatan selama ….x  Monitor respon kardiorespirasi
24jam terhadap aktifitas takikardi,
Data Subyektif  Klien mampu disritmia, dispnea, diaforesis, pucat.
 Klien mengatakan : Merasa mengidentifikasi aktifitas  Monitor asupan nutrisi untuk
kelelahan & lemah dan situasi yang memastikan ke adekuatan sumber
 Penurunan aktifitas menimbulkan kecemasan energi.
 Tidak nyaman yang sangat yang berkonstribusi pada  Monitor respon terhadap pemberian
 ………………… intoleransi aktifitas. oksigen : nadi, irarna jantung,
 Klien mampu frekuensi Respirasi terhadap aktifitas
Data Obyektif berpartisipasi dalam perawatan diri.
 Nadi dan tekanan darah tidak aktifitas fisik tanpa disertai  Letakkan benda-benda yang sering
normal: peningkatan TD, N, RR digunakaa pada tempat yang mudah
………………….. dan perubahan ECG dijangkau
 Perubahan EKG  Klien mengungkapkan  Kelola energi pada klien dengan
menunjuklcan iskemia & secara verbal, pemahaman pemenuhan kebutuhan makanan,
disritmia tentang kebutuhan cairan, kenyamanan / digendong
 Dispnoe oksigen, pengobatan dan untuk mencegah tangisan yang
atau alat yang dapat menurunkan energi.
 ID RR: ......x/mnt
 …………………
meningkatkan toleransi  Kaji pola istirahat klien dan adanya
terhadap aktifitas. faktor menyebabkan kelelahan.
 Klien mampu
berpartisipasi dalam Terapi Aktivitas
perawatan did tanpa  Bantu klien melakukan ambulasi
bantuan atau dengan yang dapat ditoleransi.
bantuan minimal tanpa  Rencanakan jadwal antara aktifitas
menunjukkan kelelahan dan istirahat.
 ……………………  Bantu dengan aktifitas fisik teratur :
misal: ambulasi, berubah posisi,
perawatan personalsesuai kebutuhan.
 Minimalkan anxietas dan stress. dan
berikali istirahat yang adekuat
 Kolaborasi dengan medis untuk
pemberian terapi, sesuai indikasi
Rencana Asuhan 16 No. Reg
No. RM
KETIDAKEFEKTIFAN
POLA NAFAS
Nama : Umur : tahun Dokter :
Ruang/Kelas :
L P
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
(NANDA) (NOC) (NIC)
Tgl : Jam :
  Status pernafasan : ventilasi Manajemen Jalan Nafas
adekuat  Atur posisi tidur untuk
 Status Tanda Vital Stabil memaksimalkan ventilasi.
 Jaga kepatenan jalan nafas:
Setelahdilakukanasuhan suction, batuk efektif
keperawatan selama ..x 24 jam  Kaji TTV, dan adanya sianosis
 Pertahankan pemberian 02
 Sesak nafas berkurang sampai sesuai kebutuhan
dengan hilang  Kaji adanya penurunan ventilasi
 Ekspirasi dada simetris dan bunyi nafas tambahan,
 Tidak ada penggunaan otot bantu kebutuhan insersi jalan nafas:
pernafasan, tidak ada nafas ET, TT
pendek  Tentukan lokasi dan luasnya
 Bunyi nafas tambahan tidak ada krepitasi di tulang dada
(wheezing, ronchi, ....)  Kaji peningkatan
 Tidak ada nyeri dan cemas kegelisahan,ansietas dan
 TTV dalam batas normal; tersengal-sengal
Suhu: 36,3-37,4 °C  Monitor pola pernafasan
Nadi: Bayi: 140x /menit (Bradipnea, takipnea,
Anak 2th: 120x /menit hiperventilasi): kecepatan,
Anak 4th: 100x /menit irama, kedalaman, dan usaha
Anak 10-14th:85- 90x /mnt. respirasi Monitor tipe
Laki2dewasa:60-70x/ mcnit pernafasan : Kusmaul, Cheyne
Premp.dewasa:70-85x Stokes, Biot
Dewasa : 80-85x /menit  Ajarkan teknik relaksasi kpd
TD : klien dan keluarga.
Bayi syst. 60-80 mmHg  Kolaborasi Tim medis : untuk
Anak > 10th: 90/60 mmHg program terapi, pemberian
Umur 10-30 th: 110/75 mmHg oksigen, obat bronkhodilator,
Umur 30-40 th: 125/85 mmHg obat nycri cairan, nebulizer,
Umur 40-60 th: 140/90 mmHg tindakan/ pemeriksaan medis,
Umur > 60 th: 150/90 mmHg pemasangan alat bantu nafas
Eupnoe (pernafasan dan fisioterapi
normal)tambahan, retralcsi
dinding dada, nafas coping
hidung, dyspnea, taktil fremitus
 ………………
Rencana Asuhan 5
KELEBIHAN VOLUME CAIRAN

Nama : Umur : tahun Dokter :


Ruang/Kelas :
L P
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
(NANDA) (NOC) (NIC)
Tgl : Jam :
Kelebihan volume cairan  Pengendalian cairan tubuh Manajemen Cairan
berhubungan dengan : yang berlebih terkontrol  Monitor TTV & hemodinamik
 Asupan cairan yang  Keseimbangan cairan tiap
berlebihan hiperglikemia adekuat  jam
 Asupan Natrium yang  Keseimbangan elektrolit  Monitor intake & output yang
berlebihan dan asam basa adekuat akurat dalam 24 jam
 Disfungsi ginjal, gagal  Fungsi ginjai efektif  Observasi adanya odem, efusi
jantung pleura, asites, peningkatan BB,
Setelah dilakukan asuhan sesak nafas, dispnoe, orthopnoe
 Data subyektif klien keperawatan ......x 24 jam.  Pantau hasil lab yang yang
mengatakan : Mengeluh relevan terhadap retensi cairan :
sesak nafas, sakit bila  Tidak ada odema , perubahan elektrolit,
menarik nafas peningkatan BB ,efusi peningkatan BJ urine,
 Mengeluh haus pleura , dan asites. peningkatan BUN, penurunan
 Intake lebih banyak dari pada  Intake dan out put seimbang Hct
output  Sesak nafas, dispnea,  Ajarkan pada klien dan
 Peningkatan BB yang cepat orthopnea teratasi/berkurang keluarga tentang pembatasan
 Terbebas dari distensi vena intake cairan
Data Obyektif jugularis.  Kolaborasi untuk konseling
 Perubahan TD:........mm Hg  Output jantung dan vital nutrisi.
 Oedem sign dalam batas normal.  Kolaborasi pemberian 02,
 Oliguria, Azotemia  Terbebas dari kelelahan cairan, terapi diuretik, EKG,
 Perubahan status mental : kecemasan, kebingungan. pemeriksaan Lab. yang spesifik,
Gelisah, cemas  Hasil pemeriksaan dan tindakan HD/Peritonial
 Perubahan pola respirasi: Lab.kearah perbaikan : dialisis sesuai indikasi.
Dyspnea, nafas dangkal ………………………..
 Orthopnea  ……………………….. Monitoring Cairan
 Suara abnormal : Rales,  Kaji edema ekstremitas ,
Crakles gangguan sirkulasi, dan
 Effusi pleura integritas kulit
 Distensi vena jugularis  Monitor kenaikan BB, lingkar
perut
 Penurunan
Hb............Hct:.......  Monitor indikasi kelebihan /
retensi cairan: ronchi,
 Elektrolite:...........
peningkatan CVP, oedem,
 …………………….
distensi JVP, dan asites.
 …………………….
 Monitor TD orthostatik, dan
 perubahan irama jantung.
 Kolaborasi untuk pemasangan
DC
 Ajarkan klien dan keluarga
untuk memperhatikan
penyebab, cara mengatasi
edema , pembatasan diit dosis
dan efek samping pemberian
obat.
Rencana Asuhan 2 No. Reg
No. RM
PERUBAHAN NUTRISI :
KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH

Nama : Umur : tahun Dokter :


Ruang/Kelas :
L P
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
(NANDA) (NOC) (NIC)
Tgl : Jam :
Perubahan nutrisi : kurang dari  Fungsi menelan adekuat Pencegahan aspirasi
kebutuhan tubuh berhubungan  Proses menelan dari mulut  Kaji tingkat kesadaran reflek
dengan : – lambung aman batuk, reflek muntah dan
kemampuan menelan
Tidak mampu dalam Setelah dilakukan asuhan  Pantau adanya tanda dan gejala
 Memasukkan makanan keperawatan selama ….x24 aspirasi
 Mencerna makanan jam :  Atur posisi ½ duduk selama
 Mengabsorbsi makanan karena makan
faktor biologi, psikologi  Tidak terjadi aspirasi  Bebaskan jalan napas/ lakukan
 Hilangnya nafsu makan  Makan tidak tersedak suction bila perlu
 Mual, muntah  Klien dapat menelan tanpa  Berikan makanan secara bertahap
gangguan  Hidari penggunaan sedotan
Data Subyektif  Tidak muntah minuman
Klien mengatakan :  ……………………  Kontrol posisi NGT sebelum
 Mudah merasa kenyang sesaat memberikan makanan melalui
setelah menguyah makanan sonde
 Intake makan kurang dari  Kolaborasi dengan tim kesehatan
kebutuhan yang dianjurkan : tim medis untuk pemasangan
 Perubahan sensasi rasa NGT/ pemberian terapi
 Tidak mampu menguyah makanan
 Kram perut Terapi menelan
 Nyeri abdomen patologi  Lakukan oral hygine minimal
 Tidak ada nafsu makan 2x/hari
 Ajarkan pada keluarga
Data Obyektif pengaturan posisi tidur dan cara
 Konjungtiva dan membran mukosa pemberian makanan
pucat  Ajarkan klien/keluarga untuk
 Luka, inflamasi pada rongga mulut melepaskan sisa makan dari
(sariawan) mulut
 Tonus otot buruk  Kontrol apakah ada sisa makanan
 Diare di dalam mulut sesudah makan
 Suara usus hiperaktif … x/m  Hindari penggunaan sedotan
 Penurunan BB ……………. minuman
 Data lab : …………………  ………………………
 ………………………….
Rencana Asuhan 37 No. Reg
DEFISIT PENGETAHUAN No. RM
Nama : Umur : tahun Dokter :
L P Ruang/Kelas :
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
(NANDA) (NOC) (NIC)
Defisit pengetahuan berhubungan  Pengetahuan klien Pengajaran/ pendidikan kesehatan
dengan : meningkat  Kaji tingkat pengetahuan
 Keterbatasan paparan/ sumber klien/keluarga dan rencanakan
informasi Setelah dilakukan asuhan pemberian pengajaran sesuai tingkat
 Kurang kemampuan mengingat keperawatan selama ….x24 pemahaman klien dengan metode
kembali/ mudah lupa jam : dan strategi yang tepat : misal,
 Kurang perhatian dalam belajar ceramah, demonstrasi dll
 Salah dalam memahami informasi  Klien dan keluarga  Tentukan materi pengajaran yang
yang ada menunjukkan pemahaman dibutuhkan klien/keluarga tentang
 ....................................... tentang : kondisi penyakit, - Kesehatan reproduksi :
penggunaan yankes yang perawatan bumil, butek, bayi
Data Subyektif tepat, perawatan yang - Proses penyakit : pengertian,
Klien mengatakan : diperlukan, prosedur penyebab, tanda dan gejala,
 Ketidaktahuan tentang informasi tindakan medis, komplikasi dan program
kesehatan mempertahankan tingkat pengobatan serta perawatannya
 ......................................... aktifitas, diet, konsumsi - Promosi kesehatan : Diet, sekes
 Mudah lupa/ ada masalah obat yang dianjurkan yang aman, pra-operasi,
 ......................................  Klien dan keluarga mampu aktivitas yang dianjurkan
mengidentifikasi faktor - Patient safety (jatuh, salam
 ......................................
resiko terhadap kesehatan minum obat)
dan informasi yang sesuai  Fasilitasi keperluan yang mendukung
Data Obyektif
dengan kebutuhan untuk belajar : leaflet, gambar,
 Ketidak akuratan mengikuti
 Klien dan keluarga poster, modul/materi, alat peraga,
instruksi
menunjukkan perubahan ruangan, ATK, SDM, SAP
 Selalu bertanya tentang
perilaku hidup sehat  Berikan informasi/ penkes dari
penyakitnya
 …………………… sumber-sumber terkait yang dapat
 apatis
 ............................... menolong klien/keluarga dalam
 ......................................... mempertahankan status kesehatan
 .........................................  Diskusikan pilihan terapi dan
rasional tindakan yang akan
dilakukan dengan klien & keluarga
 Libatkan keluarga dalam program
pengobatan
 Dokumentasikan isi pembicaraan
pada catatan asuhan keperawatan :
materi yang diberikan, pemahaman
klien tentang informasi yang
diterima respon/ perilaku klien yang
menunjukkan peningkatan
pengetahuan sebagai hasil
pembelajaran
Mengidentifikasi faktor resiko
 Diskusikan perubahan gaya hidup
untuk mencegah komplikasi dengan
klien dan keluarga
 Kolaborasi dengan tim medis, ahli
gizi, sosial worker, psikolog,
pastoral
Rencana Asuhan 20 No. Reg
No. RM
KETIDAKEFEKTIFAN
PERFUSI JARINGAN RENAL
Nama : Umur : tahun Dokter :
Ruang/Kelas :
L P
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
(NANDA) (NOC) (NIC)
Tgl : Jam :
Ketidak efektifan Perfusi  Status sirkulasi adekuat Penatalaksanaan Cairan dan Elektrolit
jaringan : Renal  Keseimbangan elektrolit  Observasi status hidrasi (kelembaban
berhubungan dengan : dan asambasa. membran mukosa, kekuatan nadi)
 Hipovolemia  Status hidrasi balk  Monitor status hemodinamik : TTV,
 Hypervolemia Pengisian kapiler, saturasi oksigen
 Gangguan aliran arteri di Setelah dilakukan asuhan  Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
renal keperawatan selama yang berhubungan dengan keseimbangan
 Gangguan aliran Vena di cairan (hematokrit, BUN, albumin,
renal  TD sistolik, diastolik, protein total, berat jenis urina)
 Kerusakan transportasi MAP, tekanan vena  Observasi tanda retensi cairan (ronkhi
O2 sentral dalam rentang basalt kasar, peningkatan CVP, edema,
 Penurunan konsentrasi yang distensi vena leher)
 Tidak ada perubahan  Atur dan berikan asupan cairan yang
Data Subyektif status mental dianjurkan untuk waktu 24 jam
 mengatakan : Haus  Haluaran urine normal  Monitor keseimbangan cairan (asupan
 Mual (30cc/jam) dan haluaran)
 ……………….  Hasil laboratorium dalam  Jelaskan kebutuhan diet rendah natrium
rentang normal : AGD, dan restriksi cairan bila diperlukan
Data Obyektif elektrolit, BUN,  Berikan obat sesuai hasil kolaborasi:
 Perubahan tekanan darah kreatinin, hematokrit diuretik, elektrolit
lebih dari parameter  Tidak ada edema
yang dapat diterima  Tidak ada rasa haus yang Terapi Hemodialisa
 Peningkatan rasio BUN tidak normal  Monitor tekanan darah
kreatinin  Hasil uji laboratorium  Jangan melakukan punksi vena atau
 Hematuria urine dalam rentang mengukur tekartail darah pada tangan
 Oliguria atau amnia normal yang terdapat fistula
 ………………  ………………  Kaji adanya tanda sindrom disekuilibrium
dialisis (sakit kepala, meal, muntah,
perubahan tingkat kesadaran)

Terapi peritoneal dialisis


 Gunakan tehnik aseptik setiap saat
 Ukur dan dokumentasikan lingkar
abdomen
 Catat BUN, elektrolit serum, kreatinin,
pH, kadar hematokrit sebelum dan secara
periodik selama prosedur
 Selama instilasi dan periode diam
observasi adanya distres pernafasan
 Bila terjadi distres pernafasan atur posisi
semi fowler dan lambatkan instilasi
 Catat jumlah dan jenis dialisat yang
diinstilasi, waki diam, jumlah dan
karakteristik cairan
 Monitor adanya tanda infeksi pada tempat
pengeluaran dalam peritoneum

Anda mungkin juga menyukai