PENDAHULUAN
1
2
dan 200 - 250/ 1 juta penduduk. Berdasarkan hasil studi dokumentasi dari
bagian pencatatan dan pelaporan di Ruang Melati Lantai 2 Rumah Sakit Pusat
dr. Hasan Sadikin Bandung, tercatat selama kurun waktu bulan Januari
sampai dengan April 2008, klien yang dirawat dengan gagal ginjal kronik
mencapai 22 orang dengan persentase 27,5 %.2
Pendekatan diagnosis pada gagal ginjal kronik dapat menggunakan
temuan gambaran klinis, laboratoris, radiologis dan histopatologi
ginjal.Temuan ginjal kecil ekogenik bilateral (<10 cm) menggunakan USG
mendukung dianosis CKD, meskipun ginjal yang normal atau besar dapat
pada gagal ginjal yang disebabkan penyakit ginjal polikistik dewasa,
nefropati diabetik, nefropati terkait HIV, mieloma multipel, amiloidosis, dan
uropati obstruktif. Bukti radiologis osteodistrofi ginjal merupakan temuan
lain yang bermakna, karena perubahan pada x-ray karena hiperparatiroidisme
sekunder tidak muncul kecuali jika tingkat paratiroid telah meningkat selama
1 tahun.1
1.2 Tujuan
1.2.1 Memahami anatomi dan fisiologi ginjal
1.2.2 Memahami definisi, etiologi, patogenesis, dan cara penegakan
diagnosis chronic kidney disease
1.2.3 Memahami gambaran radiologi chronic kidney disease
1.3 Manfaat
1.3.1 Dapat menerapkan cara penegakan diagnosis chronic kidney disease
1.3.2 Dapat mengusulkan jenis pemeriksaan radiologi chronic kidney
disease
1.3.3 Dapat mendeskripsikan gambaran radiologi chronic kidney disease
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam medula dan
pembuluh-pembuluh darah panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa rekta.
Ginjal diperdarahi oleh a/v renalis. A. renalis merupakan percabangan
dari aorta abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava
inferior. Setelah memasuki ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang
menjadi arteri sublobaris yang akan memperdarahi segmen-segmen tertentu
pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior, anterior-inferior,
inferior serta posterior.
Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan
simpatis ginjal melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus
major, n.splanchnicus imus dan n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk
vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan simpatis melalui
n.vagus.4
2.1.1. Fisiologi
Fungsi ginjal yaitu mengeluarkan zat-zat toksik atau racun;
mempertahankan keseimbangan cairan; mempertahankan keseimbangan
kadar asam dan basa dari cairan tubuh; mempertahankan keseimbangan
garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh; mengeluarkan sisa metabolisme
hasil akhir sari protein ureum, kreatinin dan amoniak. Tiga tahap
pembentukan urine :5
a Filtrasi glomerular
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus,
seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat
impermiabel terhadap protein plasma yang besar dan cukup permabel
terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino,
glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow)
adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar
seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus
ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR =
Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowmans disebut
filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara
8
2.2.3. Patofisiologi
11
perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak, buang air kecil lebih
sering ataupun berat badan yang menurun. Gejala tersebut dapat berlangsung
lama tanpa diperhatikan, sampai kemudian orang tersebut pergi ke dokter dan
diperiksa kadar glukosa darahnya.3
Hipertensi
Hipertensi jika tidak terkontrol dapat mengakibat kerusakan pada
ginjal.1 Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu
hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya
atau idiopatik, dan hipertensi sekunder atau disebut juga hipertensi renal.3
Glomerulonephritis
Glomerulonephritis adalah inflamasi dan kerusakan dari system filtrasi
di ginjal dan dapat menyebabkan gagal ginjal. Kondisi post infeksi dan
LUPUS adalah penyebab utama glomerulonephritis.1 Istilah
glomerulonefritis digunakan untuk berbagai penyakit ginjal yang etiologinya
tidak jelas, akan tetapi secara umum memberikan gambaran histopatologi
tertentu pada glomerulus. Berdasarkan sumber terjadinya kelainan,
glomerulonefritis dibedakan primer dan sekunder. Glomerulonefritis primer
apabila penyakit dasarnya berasal dari ginjal sendiri sedangkan
glomerulonefritis sekunder apabila kelainan ginjal terjadi akibat penyakit
sistemik lain seperti diabetes melitus, lupus eritematosus sistemik (LES),
mieloma multipel, atau amiloidosis.Gambaran klinik glomerulonefritis
mungkin tanpa keluhan dan ditemukan secara kebetulan dari pemeriksaan
urin rutin atau keluhan ringan atau keadaan darurat medik yang harus
memerlukan terapi pengganti ginjal seperti dialisis.3
Polycystic kidney diease
Polycystic kidney diease adalah contoh penyebab yang sifatnya
herediter dari CKD, dimana ginjal mempunyai multiple cystic.1 Kista adalah
suatu rongga yang berdinding epitel dan berisi cairan atau material yang
semisolid. Polikistik berarti banyak kista. Pada keadaan ini dapat ditemukan
15
sakit kepala , mati rasa pada kaki atau tangan (neuropati perifer),
gangguan tidur , perubahan status mental ( ensefalopati dari
akumulasi produk-produk limbah atau racun uremik), dan restless
leg syndrome ;
Asam urat serum, nilai normal pada pria berkisar 3,5 7 mg/dl
dan wanita 2,6 6 mg/dl.
Kadar Hb, nilai normal pada pria adalah 13 gr% - 18 gr%, dan
wanita adalah 11,5 gr% - 16,5 gr%
BNO-IVP
Ultrasonografi (USG)
Gambar 4. This elderly male patient presented with symptoms of medical renal disease.
Sonography of the kidneys revealed:
These ultrasound images are diagnostic of chronic medical renal disease (or chronic renal
failure). All ultrasound images above (taken using Toshiba Nemio-XG Color Doppler
imaging system, by Joe Antony, MD, India.
24
Nefrotomogram
Nefrogram
2.3.3 Penatalaksanaan
Terapi konservatif
Tujuan dari terapi konservatif adalah mencegah memburuknya faal
ginjal secara progresif, meringankan keluhan-keluhan akibat
akumulasi toksin azotemia, memperbaiki metabolisme secara
optimal dan memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.3
Peranan diet
Kebutuhan cairan
Terapi simtomatik
Asidosis metabolik
Anemia
Keluhan gastrointestinal
30
Kelainan kulit
Kelainan neuromuskular
Hipertensi
Hemodialisis
31
Transplantasi ginjal
2.3.4 Prognosis
Prognosis gagal ginjal kronis kurang baik, akibat terjadi
komplikasi penyakit. Faktor prognosis yang mempengaruhi meliputi
komplikasi penyakit anemia, asidosis metabolik, hiperkalemia, tekanan
darah yang cenderung tidak normal, edema, edema paru, fluktuasi berat
badan, dan penyakit dasar batu ginjal, glomerulonefretis, hipertensi,
33
diabetes melitus, dan penyakit dasar yang lainnya. Faktor umur, jenis
kelamin dan frekuensi hemodialisis juga perlu dipertimbangkan.
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Usia : 60 th
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Muslim
pekerjaan : IRT
Alamat : Jl.Gajah Timur Dalam no.17 RT 05/08, Gayamsari
Semarang
MR number : 01311187
Ruang : Baitul Izzah 1 410.1
Tanggal masuk : 20 April 2017
Tanggal keluar : 29 April 2017
B. Data
1. Anamnesis
Masalah Utama : Sesak Napas
o Kronologi
o Pasien datang ke poli dalam RSUD dr. Soewondo Pati dengan
keluhan sesak napas, sejak 1 minggu yang lalu, napas cepat dan
dalam, sesak tidak dipengaruhi aktivitas namun lebi nyaman saat
posisi duduk, sesak dirasakan terus menerus sepanjang hari, pasien
mengeluh sangat lemas , nyeri perut, kaki dan tangan sering
kesemutan, kedua kaki bengkak, pasien sering baung air kecil > 3
kali, pasien merasa sering haus namun setiap minum hanya sedikit,
pasien juga pasien merasa sering lapar.
34
35
Riwayat DM :+
Riwayat Hipertensi :+
Riwayat Gastritis :-
Riwayat DHF :-
Riwayat Stroke :-
Riwayat penyakit jantung :-
Riwayat Thyfoid :-
Riwayat alergi obat :-
o Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat DM :+
Riwayat Hipertensi :-
Riwayat penyakit jantung :-
Riwayat Gastritis :-
Riwayat DHF :-
Riwayat Stroke :-
Riwayat Thyfoid :-
Riwayat alergi obat :-
o Riwayat sosial - ekonomi
Status pembayaran menggunakan BPJS PBI
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak lemas
Kesadaran : compos mentis
Vital sign
Tekanan darah : 170/80mmHg
Heart rate : 90x/mnt
Respiratory rate : 30 x/mnt
Suhu tubuh : 37,3
b. Umum : Pasien terlihat lemas
c. Kulit : gatal (-), luka (-), kuning (-), pucat(+).
36
Jantung :
INSPEKSI
PALPASI
p. Abdomen
INSPEKSI
sikatrik(-), striae(-), caput medusa (-), hyperpigmentasi (-), spider nevi
(-)
AUSKULTASI
peristaltic (+) normal
PERKUSI
timpani, undulasi(-) Hepar : pekak (+),
liver span dextra 9
cm, liver span sinistra
6 cm, massa (-)
Lien : troube space
perkusi (+) timpani
PALPASI
Superfisial : Dalam:
Nyeri tekan abdomen (-)Massa (-), defence muscular (-) Nyeri tekan (+)
Turgor kulit : normal epigastrium, tidak
INTERPRETASI : NORMAL teraba pembesaran
hepar, permukaan
rata, tepi rata, lien
tidak
40
q. Extremities
D. PemeriksaanPenunjangLaboratorium
1. Hematology
Laboratory`s Examination
RUJUKAN
3. Kimia (14/03/2017)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
4. USG ABDOMEN
42
Interpretasi
Kesan :
Ekogenisitas korteks kedua ginjal meningkat (sesuai klasifikasi
Brenbridge grade 1) cenderung gambaran proses kronis kedua ginjal
Tak tampak batu maupun bendungan pada ginjal kanan dan kiri
Tak tampak kelainan lain pada organ abdomen lain
3.4.1 Pemeriksaan Radiologi
Pembacaan Hasil USG Abdomen
43
44
45
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Purwahyudi, Ari. Chronic Kidney Disease. Chronic Kidney Disease 2010 Mar
28 (citied 2012 Jan 30). Available at http://aripurwahyudi.com/intensive-
care/chronic-kidney-disease.htm
2. Hukari, Dwi. Leaflet Chronic Kidney Disease. Leaflet Manajemen Nyeri 2010
Apr 04 (citied 2012 Jan 30). Available at http://rentalhikari.word-
press.com/2010/04/04/leaflat-chronic-kidney-disease.htm
3. Nurdin HM. Chronic Kidney Disease. Be Smart and Educated 2010 Aug 16
(citied 2012 Jan 30). Available at
http://coolhendra.blogspot.com/2010/08/chronic-kidney-disease.html
4. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill
Companies; 2001
5. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;
2001.
6. Rasad, Sjahriar. (2005). Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. Jakarta : Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
7. Antony, Joe. Chronic Renal Failure. Ultrasound Images of Diseases of the
Kidneys 2007 (citied 2012 Jan 30). Available at http://www.ultrasound-images.com
8. Wahid. Renograf Dual Probes Sebagai Pendeteksi Fungsi Ginjal.
Instrumentasi Medis Fisika UI 2011 Mei 21 (citied 2012 Feb 10). Available at
http://medical-instruments11.blogspot.com/2011/05/renograf-dual-probes.html
9. Suharto. Penerapan Model PH Cox pada Studi Pasien Gagal Ginjal Kronik
2004 Feb 19 (citied 2012 Feb 08). Available at
http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=jiptunair-gdl-s2-2004-suharto-969-cox