Intisari Buku Penelitian Hukum Peter Mahmud
Intisari Buku Penelitian Hukum Peter Mahmud
Pada bagian ini dalam buku Peter Mahmud menyatakan bahwa terdapat
perbedaan pandangan terhadap metode penelitian hukum.Penelitian hukum yang
biasa dijalankan dengan metode sociolegal research adalah baik untuk kepentingan
akademis namun penelitian tersebut bukanlah merupakan jenis penelitian hukum.
Objek ilmu hukum adalah hukum. Hukum merupakan satu norma social yang
didalamnya sarat akan nilai. Oleh karena itulah ilmu hukum tidak dapat digolongkan
ke dalam ilmu social, karena ilmu social hanya berkaitan dengan kebenaran empiris.
B. Fungsi Penelitian
1
C. Ilmu Sosial dan Ilmu Hukum
Dalam penelitian langkah awal yang dilakukan adalah observasi bukan diawali
dengan hipotesis.Semakin banyak data terkumpul semakin banyak gejala.Niat para
ilmuwan adalah menjelaskan gejala – gejala alamiah secara ilmiah.Kegiatan
semacam ini dimulai dengan menyusun hipotesis dan bukan dengan melakukan
terhadap gejala – gejala yang ada.Hipotesis disini berarti suatu praduga yang
bersifat tentaif yang dibuat untuk menarik kesimpulan dan menguji sesuatu yang
bersifat empiris.
Perbedaan antara ilmu hukum dengan ilmu social lainnya adalah bahwa ilmu
hukum bukan termasuk dalam ilmu perilaku, ilmu hukum tidak bersifat deskriptif,
tetapi preskriptif. Objek ilmu hukum adalah kohersi antara norma hukum dan prinsip
hukum, antara aturan hukum dan norma hukum, serta koherensi antara tingkah laku
dengan perilaku atau individu dengan norma hukum.
2
BAB II
Karakteristik Penelitian Hukum
Pada saat ingin menerapkan hukum pada situasi tertentu maka seorang
peneliti harus memiliki keahlian khusus dalam analisa hukum. Doktrin stare decisis
merupakan cara yang dilakukan oleh penasehat hukum untuk melihat putusan –
putusan hakim terdahulu. Dasar keahlian tersebut seharusnya didapatkan pada
masa perkuliahan, dengan kata lain penelitian hukum harus menjadi bagian dalam
fakultas ilmu hukum menurut Cohen.
Seperti di bab sebelumnya bahwa ilmu hukum bukan merupakan ilmu yang
bersifat deskriptif melainkan preskriptif yang hanya membutuhkan bahan maka
penelitian yang bersifat deskriptif bukan merupakan prosedur penelitian hukum.
Oleh karena itu penggunaan statistic baik yang parametik maupun non parametik
dalam penelitian hukum tidak memiliki relevansi. Grounded research didalam
penelitian hukum tidak relevan digunakan karena metode tersebut adalah metode
ilmu social. Jadi langkah – langkah dan prosedur yang terdapat di dalam penelitian
social tidak berlaku bagi penelitian hukum.
Hukum sebagai ilmu terapan, maka ilmu hukum dapat dipelajari untuk praktik
hukum. Praktik hukum tidak selalu berupa litigasi atau hal – hal yang berkaitan
dengan konflik, namun hukum juga dapat di lihat dari sisi pembuatan kontrak
(perjanjian kerja sama), legal opinion, audit hukum, naskah akademis.
Opini hukum yang di buat oleh peniliti adalah suatu bentuk preskripsi, begitu
juga tuntutan jaksa, petitum, dan eksepsi adalah bentuk preskripsi.untuk dapat
memberikan preskripsi itulah guna keperluan praktik hukum dibutuhkan penelitian
hukum.
3
latar belakang pendidikan dibidang hukum. Penelitian hukum dilakukan untuk
mencari preskripsi apa yang seyogianya atas isu yang diajukan.
4
BAB III
Isu Hukum
Contoh yang dapat dijadikan contoh isu hukum disini jika terdapat fakta
bahwa X melakukan pembunuhan kepada Y di sertai penipuan, dalam kejadi ini
dikarenakan memenuhi unsur pasal 338 dan 378 KUHP maka kejadi tersebut dapat
dikategorikan menjadi isu hukum dan penelitian dapat dijalankan.
Isu hukum dalam lingkup dokmatik hukum timbul apabila : (1) para pihak
yang berpekara atau yang terlibat dalam mengemukakan penafsiran yang berbeda
atau bahkan saling bertentangan terhadap teks peraturan karena ketidakjelasan
peraturan itu sendiri; (2) terjadi kekosongan hukum; (3) terdapat perbedaan
penafsiran.Isu hukum dalam ruang lingkup dogmatic hukum lebih memberatkan
kepada aspek praktis ilmu hukum.
5
C. Isu Hukum dalam Teori Hukum
Untuk menggali makna lebih dari aturan hukum, ruang lingkup dogmatic
hukum dalam penelitian tidak cukup, tetapi perlu ikutsertakan teori hukum apabila
penelitian dalam ruang lingkup dogmatic hukum, untuk penelitian pada tataran teori
hukum isu hukum harus berisi konsep hukum.
Isu hukum dalam tataran filsafat hukum, untuk memahami isu hukum yang
berkaitan dengan asas hukum perlu diawali dengan pengertian asas hukum.J.H.P
Bellefroid menyatakan bahwa peraturan – peraturan hukum yang berlaku umum
dapat di uji oleh aturan – aturan pokok.Aturan pokok inilah yang disebut asas
hukum. Asas hukum menurut Bellefroid diantaranya :
Isu hukum timbul karena adanya dua proposisi hukum yang memiliki
keterkaitan, keterkaitan tersebut mempunyai hubungan fungsionalitas, kausalitas,
maupun saling menegaskan.Identifikasi hubungan ini diperlukan kerangka untuk
melakukan penelitian. Isu hukum timbul karena hubungan yang bersifat kausalitas
memuat proposisi yang satu dipikirkan sebagai penyebab lain.
6
F. Penelitian Sosiolegal Bukan Penelitian Hukum
Penelitian social tentang hukum yang selama ini dilakukan oleh peneliti sering
sekali dianggap sebagai penelitian hukum, hal tersebut merupakan salah
pengertian.Objek penelitian hukum adalah hukum, bukan masyarak dengan
dinamikanya.Topic yang biasanya dijadikan oleh penelitian sociolegal adalah
masalah penerapan hukum dalam masyarakat, kepatuhan terhadap hukum,
pengaruh kehidupan social masyarakat jika dilekatkan dengan aturan hukum baru,
dsb.
Hasil dari penelitian ini ingin mencapai pertanyaan tertentu, misalnya apakah
suatu ketentuan baru bisa menghapus praktek nakal outsourcing dalam suatu bisnis.
Dan dari penelitian itu di mulai dengan adanya hipotesa bahwa Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2013 telah berhasil dalam
meredam perkembangan praktek nakal perusahaan outsourcing dengan
mengutamakan hak – hak tenaga kerja.
Untuk menjawab isu hukum tidak diperlukan data, namun diperlukan bahan –
bahan hukum yang dapat di jadikan alat sebagai pisau analisa peneliti.Oleh karena
itu penelitian social sangat berbeda dengan penelitian hukum.
7
BAB IV
Pendekatan ini dilakukan dengan cara melihat segala undang – undang dan
regulasi terkait isu hukum yang sedang diteliti. Pendekatan ini peneliti dapat melihat
konsistensi antara regulasi satu dengan yang lainnya.Metode pendeketan Perundang
– undangan peneliti dapat melihat dasar filosofi atau dasar pemikiran mengapa
peraturan tersebut di keluarkan.
C. Pendekatan Kasus
Dalam pendekatan ini yang perlu dipahami oleh peneliti adalah ratio decidendi,
yaitu alasan – alasan hukum yang digunakan oleh hakim untuk sampai kepada
putusannya.Ratio decidendi atau reasoning merupakan referensi bagi penyusunan
argumentasi dalam pemecahan isu hukum.
D. Pendekatan Historis
E. Pendekatan Perbandingan
F. Pendekatan Konseptual
8
konsep hukum, dan asas – asas hukum yang relevan dengan isu hukum yang
dihadapi. Pandangan akan doktrin tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi
peneliti dalam membangun suatu argumentasi hukum dalam memecahkan isu
hukum yang dihadapi.
9
BAB V
Wawancara dengan pejabat atau ahli hukum bukan merupakan bahan hukum
kecuali sesorang yang di wawancarai tersebut memberikan pendapatnya secara
tertulis.Untuk wawancara kepada masyarakat hukum adat walaupun dilakukan
secara interview dengan masyarakat hukum adat secara langsung maka termasuk
dalam bahan hukum sekunder karena hukum yang terdapat dalam masyarakat
hukum adat merupakan hukum kebiasaan yang tidak tertulis.
10
perbedaan pendapat antara putusan Mahkamah internasional dengan pandangan
diri sebagai ahli hukum, maka peneliti dapat menuangkan hal tersebut dalam suatu
rekomendasi.
11
BAB VI
Penelitian ini seorang peneliti dapat bergerak dinamis dan netral dalam
melakukan penelitian karena tidak melekat pada factor kepentingan seperti contoh
seorang pengacara, jaksa yang melakukan penelitian dengan didasari ambisi untuk
memenangkan kasusnya.
Pada saat isu hukum telah ditemukan maka peneliti mencari bahan – bahan
hukum yang relevan dengan kasus yang dihadapi. Jika peneliti menyatakan untuk
melakukan penelitian dengan pendekatan undang – undang maka peneliti
mempersiapkan undang – undang seperti Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Perburuhan jika ingin meneliti tentang perburuhan.
Jika peneliti ingin melakukan penelitian dengan pendekatan kasus, maka bahan
hukum yang diperlukan adalag putusan – putusan pengadilan.Apabila peneliti
melakukan pendekatan historis maka peneliti mencari bahan – bahan hukum seperti
undang – undang dari masa awal sampai dengan masa saat ini yang masih berlaku.
12
C. Melakukan Telaah Atas Isu Hukum yang Diajukan
E. Memberikan Preskripsi
Berdasarkan dari ilmu hukum sebagai ilmu terapan, prekripsi yang diberikan di
dalam penelitian hukum harus memiliki kemungkinan untuk diterapkan.Preskripsi
bukan merupakan sesuatu yang telah diterapkan, oleh karena itu hasil dari
penelitian hukum walaupun tidak berbentuk teori atau asas hukum baru paling tidak
berbentuk argumentasi baru.Berasal dari argumentasi barulah diberikan preskripsi,
sehingga preskripsi tersebut memiliki dasar pemikiran yang sesuai dengan ilmu
hukum yang dikuasai peneliti.
13
Tanggapan Singkat Peringkas
Setelah membaca buku Prof. Dr. Peter Mahmud Marzuki, SH, MH, LL.M. telah
merubah pandangan peringkas tentang penelitian hukum. Pandangan peringkas
sebelumnya bahwa metode yang digunakan dalam penelitian hukum sama dengan
penelitian ilmu social. Penelitian ilmu hukum memiliki objek hukum dan hanya
diperlukan bahan – bahan hukum yaitu bahan hukum primer seperti Undang –
undang, dan bahan hukum sekunder yang berasal dari buku – buku hukum maupun
buku non hukum yang relevan.
Isu hukum memiliki posisi sentral dalam penelitian hukum, oleh karena itu isu
hukum harus dipecahkan di dalam suatu penelitian. Dalam ilmu hukum terdapat tiga
lapisan yaitu :
1. Dogmatik Hukum yaitu timbul apabila terdapat dua pihak yang memiliki
tafsiran berbeda terhadap suatu peraturan, ketidakjelasan peraturan, dan jika
terjadi kekosongan hukum.
2. Teori Hukum yaitu isu hukum harus mengandung konsep hukum. Konsep
hukum dapat dirumuskan sebagai suatu gagasan yang dapat direalisasikan
dalam kerangka berjalannya hidup bermasyarakat secara tertib contohnya
badan hukum, kepailitan.
3. Filsafat hukum yaitu penelitian hukum yang berkaitan dengan isu hukum
mengenai asas hukum.
14