Anda di halaman 1dari 12

Pendidikan kita

Tuesday, 21 April 2015

Makalah Budidaya Pohon Pinang dan Manfaat Pinang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pinang (Areca catechu L.) merupakan sejenis tumbuhan dari keluarga Aeraceae atau palmae yang
tumbuh di negara kita sehinggakan satu negeri di Utara Semenanjung Malaysia mendapat nama sebagai
Pulau Pinang. Seperti juga pokok kelapa yang tumbuh dengan subur di bumi Malaysia, pokok pinang
menghasilkan buah yang di gunakan untuk berbagai kegunaan. Nama lain adalah sepertiAreca Nut, Betel
Nut, adakka, catechu dan pinang. Rujukan akademik mendapati pokok pinang dipercayai berasal dari
Malaysia dan Filipina walau pun ada spesis yang menyerupainya di Afrika. Pokok Pinang banyak di tanam
di India dan Sri Lanka dan di gunakan oleh penduduk tempatan di negara tersebut yang di panggil
sebagai 'adakka' (Malayalam) .

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana morfologi pinang?

b. Bagaimana deskripsi tanaman pinang?

c. Bagaimana klasifikasi pinang?

d. Apa saja syarat tumbuh tanaman pinang?

e. Apa saja kegunaan pinang?

f. Zat kimia apa saja yang terkandung pada pinang?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui morfologi pinang

2. Mengetahui deskripsi tanaman pinang

3. Mengetahui klasifikasi pinang

4. Mengetahui syarat tumbuh tanaman pinang

5. Mengetahui kegunaan pinang

6. Mengetahui zat kimia yang terkandung pada pinang

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Morfologi

1. Akar (radix)

Akar merupakan bagian pokok bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Pada akar
terdapat bagian-bagian, yaitu leher akar atau pangkal akar (collum) yang merupakan bagian akar
bersambungan dengan pangkal batang. Ujung akar (apex radicis) merupakan bagian akar yang paling
muda, terdiri atas jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan. Batang akar (corpus
radicis) adalah bagian akar yang terdapat antara leher akar dan ujungnya. Cabang-cabang akar (radix
lateralis),

bagian-bagian akar tidak langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok,
dan masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi. Serabut akar (fibrilla radicalis) merupakan
cabang-cabang akar yag halus dan berbentuk serabut. Rambut-rambut akar (pilus radicalis), yaitu bagian
akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang. Bentuknya
seperti bulu atau rambut, oleh karena itu dinamakan rambut akar atau bulu akar. Dengan adanya
rambut-rambut akar ini bidang penyerapan akar menjadi luas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat
makanan dapat dihisap. Tudung akar (calyptra) adalah bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri
atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.

Sistem perakaran terdiri atas akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang merupakan akar lembaga
tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok
yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang (radix primaria). Susunan akar yang demikian ini
biasa terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang
(Gymnospermae).
Akar serabut adalah akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh
sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini
karena bukan berasal dari calon akar yang aseli dinamakan akar liar, bentuknya seperti serabut, oleh
karena itu dinamakan akar serabut (radix adventicia).

2. Batang (caulis)

Batang adalah bagian tubuh tumbuhan yang penting dan dapat dibedakan antara tumbuhan yang tidak
berbatang dan tumbuhan berbatang. Tumbuhan tidak berbatang (planta acaulis) merupakan tumbuhan
yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada hanya tampaknya saja tidak ada. Hal itu disebabkan
karena batang sangat pendek, sehingga semua daunnya keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun
rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula). Batang dibedakan menjadi batang basah
(herbaceus), batang berkayu (lignosus), batang rumput (calmus) dan batang mendong (calamus). Batang
tumbuhan mempunyai bentuk yang bermacam-macam, contohnya bulat (teres) yang terdapat pada
familia Arecaceae. Arah tumbuh batang berbeda-beda, salah satu contohnya adalah tumbuh tegak lurus
(erectus), contohnya pada tumbuhan palem-paleman.

3. Daun (folium)

Daun adalah bagian tumbuhan (organ), yang terdapat di bagian batang tempat duduknya atau
melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang merupakan sudut
antara batang daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun mempunyai begian-bagian, yaitu pelepah daun
(vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Morfologi daun diantaranya ujung daun
(apeks), tepi daun (margo folii) dan pangkal daun (basal). Bentuk daun (circumscriptio) beranekaragaman
contohnya bulat, perisai, melonjong sedangkan untuk tipe daun dikenal ada daun tunggal dan daun
majemuk. Pertulangan daun ada yang menyirip, menjari, melengkung dan sejajar.

4. Bunga (flos)

Bunga dengan nama latin flos mempunyai bagian-bagian, yaitu tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga
(receptaculum), hiasan bunga (perianthium) dan alat perkembangbiakan.

5. Buah (fructus)

Penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah
akan tumbuh menjadi buah, dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji.
Buah yang terbentuk dari bakal buah, paling banyak terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah
gugur umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus
nudus). Pada buah terdapat beberapa lapisan, contohnya pada buah kelapa (Cocos nucifera) yang
tergolong kedalam tipe buah batu (drupa). Buah ini mempunyai beberapa lapisan dinding, yaitu lapisan
luar (eksocarpium), lapisan tengah (mesocarpium) dan laipsan dalam (endocarpium)

6. Biji (semen)

Penyerbukan yang telah terjadi, diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal
biji tumbuh menjadi biji. Tumbuhan berbiji (spermatophyta), biji ini merupakan alat perkembangbiakan
yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkannya biji,
tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat terpencar ke lain tempat.

Semua biji itu duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni (placenta). Tangkai
pendukung biji itu disebut tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat perlekatan tali pusar dinamakan
pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak biasanya tali pusarnya putus, sehingga biji terlepas dari
tembuninya. Bekas tali pusar umumnya nampak jelas pada biji. Pada biji ada kalanya tali pusar ikut
tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus).

2.2 Deskripsi (Pemaparan)

· Habitat

Areca Catechu L. (Pinang) merupakan tanaman palma famili arecaceae yang dapat mencapai tinggi 15-20
m.

· Akar dan Batang

Akar : Berakar serabut, putih kotor

Batang : Batang tegak lurus tinggi 10-30 m, bergaris tengah 15 cm tidak bercabang dengan bekas daun
yang lepas. Pembentukan batang baru terjadi setelah 2 tahun dan berbuah pada umur 5-8 tahun
bergantung dengan keadaan tanah.

· Daun

Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul diujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun
berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-1,8 m dan anak daun
memiliki panjang 85 cm, lebar 5 cm dengan ujung sobek dan bergigi.

· Bunga

Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah roset daun, panjang
sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap. Ada 1 bunga betina, diatasnya banyak bunga
jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan 4 mm. Putih kuning, benang sari 6
, bunga betina dengan panjangnya sekitar 1,5 cm, bakal buah beruang satu

· Buah

Buahnya buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang sekitar 3,5-7 cm, dinding buah
berserabut, bila masak warnanya merah orange, buahnya berkecambah setelah 1,5 bulan dan 4 bulan
kemudian mempunyai jambul yang daun-daun yang belum terbuka.

· Biji

Biji satu yang bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung yang membulat, pangkal agak datar
dengan suatu lekukang dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat
kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda. Pada bidan irisan biji
tampak perisperm berwarna coklat tua denagn lipatan tidak beraturan menembus endosperm yang
berwarna agak keputihan.

2.3 Klaifikasi Tanaman Pinang

Pinang (Areca catechu)

Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Arecaceae

Genus : Areca

Spesis : Areca catechu L.

Areca catechu L. (pinang) merupakan tanaman famili Arecaceae yang dapat mencapai tinggi 15-20 m
dengan batang tegak lurus bergaris tengah 15 cm. Buahnya berkecambahsetelah 1,5 bulan da 4 bulan
kemudian mempunyai jambul daun-daun kecil yang belumterbuka.

Tumbuhan ini batang nya lurus langsing, dapat mencapai ketinggian 25 m dengan diameter lk 15 cm,
meski ada pula yang lebih besar. Tajuk tidak rimba. Pelepah daun berbentuk tabung dengan panjangnya
80 cm, tangkai daun pendek, helaian daun panjangnya sampai 80 cm, anak daun 85x5 cm, dengan ujung
sobek dan bergerigi.

Bunga jantan panjangnya 4 mm, putih kuning, benang sari 6. Bunga betina panjang lebih kurang 1,5 cm,
hijau, bakal buah beruang 1. Buah buni bulat telur terbalik memanjang, merah oranye, panjang 3,5-7 cm,
dengan dinding buah yang berserabut. Biji 1 berbentuk telur, dan memiliki gambaran seperti jala.

2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Pinang

Setiap tanaman memerlukan syarat tumbuh yang berbeda, bila penanaman dilakukan di tempat yang
sesuai dengan syarat tumbuhnya maka akan memberikan dampak yang baik sehingga menghasilkan
pertumbuhan dan produksi yang optimal. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan di dalam
penanaman pinang antara lain:

1. Tinggi Tempat

Tanaman Pinang dapat berproduksi optimal pada ketinggian 0–1.000 m dpl (meter diatas permukaan
laut). Tanaman pinang idialnya ditanam pada ketinggian dibawah 600 m diatas permukaan laut.

2. Tanah

Tanah yang baik untuk pengembangan pinang adalah tanah beraerasi baik, solum tanah dalam tanpa
lapisan cadas, jenis tanah laterik, lempung merah dan aluvial. Keasaman tanah yang baik untuk
pertumbuhan tanaman pinang sekitar pH 4-8.

3. Curah Hujan

Curah hujan yang dikehendaki tanaman pinang antara 750-4.500 mm/tahun yang merata sepanjang
tahun atau hari hujan sekitar 100 - 150 hari. Tanaman pinang sangat sesuai pada daerah yang bertipe
iklim sedang dan agak basah dengan bulan basah 3 - 6 bulan/tahun dan bulan kering 4 - 8 bulan/tahun.

4. Suhu dan Kelembaban

Tanaman pinang dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum antara 20º-32º C. Tanaman pinang
menghendaki daerah dengan kelembaban udara antara 50-90 %.

5. Penyinaran.

Penyinaran yang sesuai untuk tanaman pinang berkisar antara 6-8 jam/hari. Pengaruh cahaya matahari
terhadap tanaman pinang sebagai berikut :

a. Ruas batangnya lebih pendek dibanding tanaman yang terlindung.

b. Tanaman tidak cepat tinggi.

c. Fisik tanaman lebih kuat.


d. Persentase bunga untuk menjadi buah lebih besar.

Beberapa tindakan budidaya tanaman yang menyangkut faktor penyinaran adalah pengaturan tanam,
jarak tanam, sistem intercropping, penggunaan naungan dan pohon pelindung, serta penambahan
cahaya.

Bahan Tanaman

Bibit bermutu berasal dari benih terpilih yang berasal dari pohon induk terpilih. Seleksi pohon induk
dapat dilakukan pada individu pohon, yaitu melalui seleksi sebagai berikut:

a. Pohon induk tumbuh tegar, batang lurus, mahkota pohon berbentuk setengah bulat dan pertumbuhan
daun terbagi rata.

b. Pohon bebas dari serangan hama dan penyakit

c. Umur pohon lebih dari 10 tahun dan telah stabil berproduksi, yaitu sekitar 4-5 tahun.

d. Lingkar batang lebih dari 45 cm (diukur pada ketinggian 1 m dari permukaan tanah).

e. Daun yang terbuka penuh lebih dari 8 helai

f. Jumlah tandan lebih dari 4 buah

g. Jumlah buah per tandan lebih dari 50 butir.

Teknik Budidaya

Untuk budidaya tanaman pinang agar mendapatkan tanaman yang baik harus melalui beberapa tahap
yaitu :

a. Persiapan Bibit

Perbanyakan tanaman pinang dilakukan dari penyemaian biji. Kerugian pembibitan dengan biji adalah
akan terjadi segregasi (penurunan kualitas keturunan) secara genetik pada tanaman yang bersifat
heterosigous dan jangka waktu untuk berproduksinya akan sangat lama.

1). Jumlah bibit

Kebutuhan biji untuk disemaikan sebaiknya dicadangkan sebanyak 50 % dari jumlah bibit yang
diharuskan ditanam dalam setiap hektar areal tanam. Untuk jarak tanam 2,7 m X 2,7 m, akan diperoleh
sebanyak 1.300 tanaman/Ha. Oleh karena itu disiapkan sebanyak 1.950 biji pinang untuk disemaikan.

2). Kriteria buah untuk bibit.


Beberapa kriteria tentang buah pinang yang baik untuk dijadikan bibit, yaitu ukuran, berat, dan umur
buah. Khusus untuk ukuran buah, sangat tergantung pada varietas pinang. Ukuran buah pinang
bervariasi dari ukuran kecil sampai besar.

3). Perlakuan buah

Dalam pembibitan pinang ada yang tanpa perlakuan langsung menyemaikan buah dan ada yang diberi
perlakuan terlebih dahulu sebelum disemai dengan merendam buah selama 24 jam. Air sangat
mempengaruhi percepatan perkecambahan biji selain suhu, oksigen dan cahaya.

4). Persiapan lahan

Sebelum dilakukan kegiatan perkecambahan biji, lahannya perlu disiapkan terlebih dahulu agar
pertumbuhan optimal. Untuk kebutuhan bibit pada penanaman di lahan seluas 1 ha maka luas
perkecambahan yang diperlukan sekitar 4-5 m² atau sekitar 400 biji/m². Langkah-langkah menyiapkan
lahan sebagai berikut :

a. Pilih lokasi lahan yang cukup baik atau subur dan aman dari ganggguan orang, ternak, dan organisme
pengganggu lainya.

b. Bersihkan lahan dari rumput terlebih dahulu dengan cara dicangkul.

c. Buat bedengan memanjang sesuai keadaan lahan dengan lebar 1 m. Caranya dengan menggali saluran
drainase di antara dua bedengan dan tanah galiannya diuruk ke tengah sambil diratakan. Sebaiknya
saluran drainase dirapikan.

5). Perkecambahan

Setelah lahan disiapkan, tahap selanjutnya adalah menyemai biji-biji yang sudah dipilih. Proses
perkecambahan biji ini akan berlangsung sekitar 1,5-2 bulan. Saat itu akar atau tunas dari biji sudah
bermunculan, tahapan perkecambahan biji adalah sebagai berikut :

· Susun biji pinang terpilih pada bedengan dengan posisi horizontal. Penyusunan harus rapat agar
daya tampung bedengan menjadi maksimal.

· Tutup biji pinang tersebut dengan lapisan tanah subur setebal 0,5 cm.

· Bedengan diberi naungan agar kelembaban terjaga dan terhindar dari sinar matahari langsung.
Penyiraman dilakukan pada setiap pagi dan sore hari.

· Bedengan diberi pagar agar terhindar dari gangguan hewan piaraan.

Agar bibit dapat tumbuh baik perlu dipelihara seperti berikut :

a. Penyiraman dilakukan setiap pagi atau sore hari sebanyak 0,25 l/polybag.
b. Penyiangan gulma dilakukan bila di dalam dan disekitar polybag tumbuh gulma. Jika ada penyusutan
tanah sebaiknya ke dalam polybag ditambahkan tanah baru.

c. Pemupukan di polybag diberi pupuk NPK dengan dosis 4 g/polybag. Bila menggunakan urea, dosis
sekitar 2 g/l air, lalu disemprotkan ke daun, batang, dan tanah.

d. Pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida.

Persiapan Lahan

Tahapan yang harus dilakukan setelah lokasi tanam di tentukan lahan perlu dilakukan pengolahan lahan
dari pembukaan lahan sampai dengan pembuatan lobang tanam.

1. Pembukaan lahan

Lahan yang dapat ditanami tanaman pinang adalah lahan semak belukar, lahan tidur, dan pekarangan.

a. Lahan semak belukar

Lahan ini biasanya didominasi oleh semak belukar dan pohon berkayu atau pohon lain yang dianggap
tidak berguna dapat di tebang, membersihkan gulma sebaiknya dengan herbisida, terlebih kalau
arealnya cukup luas. Herbisida yang dapat digunakan antara lain Pelithapon, Dalapon, Round-Up,
Gramoxone S, Para-Col, Spak, Dual, Ronstar, Polaris, Basta, dan Dawpon.

b. Lahan Pekarangan

Lahan pekarangan umumnya ditanami beragam jenis tanaman baik tanaman yang produktif maupun
tanaman yang tidak produktif. Untuk tanaman yang tidak produktif perlu di ganti dengan tanaman
produktif. Tanaman yang tidak produktif disingkirkan dan dengan cara di tebang dan gulma yang tumbuh
perlu di cabut.

c. Lahan tidur

Lahan tidur adalah lahan yang peruntukannya belum direncanakan, untuk lahan yang belum atau sudah
pernah di tanami namun gagal sehingga ditinggalkan dan dibiarkan sehingga tumbuh gulma atau pohon
yang tidak diinginkan tumbuh. Lahan tidur inipun cocok untuk ditanami pinang dengan terlebih dahulu
dibersihkan. Bila lahan sering tergenang air, perlu dibuatkan saluran drainase.

d. Lahan Pertanaman kelapa

Penanaman di lahan pertanaman kelapa (pinang sebagai tanaman sela) dapat dilakukan pada lahan
pertanaman kelapa yang memiliki jarak tanam 9 x 9 meter segi empat. Tanaman pinang dapat ditanam
diantara dua baris tanaman kelapa dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 meter segi empat.

2. Penentuan jarak tanam


Jarak tanam yang biasa di tanam dilapangan adalah 2,7 m X 2,7 m. Jarak tanam ini dianggap cukup
efisian untuk pertumbuhan tanaman. Diantara tanaman dalam barisan dapat ditanami dengan tanaman
lain seperti tanaman palawijo sebagai tanaman tumpang sari.

2.5 Kegunaan

Tumbuhan pinang memiliki banyak peranan penting diantaranya air rebusan dari biji pinang digunakan
untuk mengatasi seperti haid dengan dara yang berlebihan, hidung berdarah (mimisan), koreng, borek,
bisul, eksim, kudis, difteri, mencret dan disentri. (Oudhia 2002, Kristina dan Syahid 2007). Bahkan di India
tumbuhan pinang telah digunakan sebagai obat rumahan oleh masyaratat untuk mengobati penyakit.
(Oudhia 2003). Biji pinang aromatis memiliki efek antioksidan dan anti mutagenik, astringent (bersifat
menyiutkan), serta bersifat memabukkan, sehingga telah lama digunakan sebagai taeniafuge untuk
mengobati cacingan (Grieve 1995, Wang & Lee , 1996).

Selain itu pinang digunakan juga untuk mengatasi bengkak karena retensi cairan (edema), rasa penuh di
dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat menstruasi, keputihan, beri-beri, malaria, dan memperkecil
pupil mata (Kristina & Syahid 2001). Biji dan kulit biji bagian dalam dapat juga digunakan bersama-sama
dengan sirih untuk menguatkan gigi goyah. Air rendaman biji pinang muda digunakan untuk obat sakit
mata Selain sebagai obat penguat gigi kebanyakan masyarakat juga menggunakan biji pinang muda
sebagai obat untuk mengecilkan rahim setelah melahirkan dengan cara memasak buah pinang muda
tersebut dan airnya diminum selama seminggu (Kristina & Syahid 2007).

Pinang muda bisa dimanfaatkan oleh industriawan sebagai sumber bahan baku cat arecared, pemerah
kain katun.

2.6 Kandungan Kimia

Biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8 H13 NO2), arekolidine, arekain, guvakolin,
guvasine dan isoguvasine, tanin terkondensasi, tannin terhidrolisis, flavan, senyawa fenolik, asam galat,
getah, lignin, minyak menguap dan tidak menguap, serta garam (Wang et al., 1996). Nonaka (1989)
menyebutkan bahwa biji buah pinang mengandung proantosianidin, yaitu suatu tannin terkondensasi
yang termasuk dalam golongan flavonoid.

Biji pinang rasanya pahit, pedas dan hangat serta mengandung 0,3 – 0,6%, alkaloid, seperti arekolin
(C8H13NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine. Selain itu juga mengandung red
tannin 15%, lemak 14% (palmitic, oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin. Biji
segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid dibandingkan biji yang telah mengalami
perlakuan. Arekolin selain berfungsi sebagai obat cacing juga sebagai penenang, sehingga bersifat
memabokkan bagi penggunanya. Mengingat kandungan kimia tanaman pinang (alkaloid arekolin)
mengandung racun dan penenang sehingga tidak dianjurkan untuk pemakaian dalam jumlah besar.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Areca catechu L. (pinang) merupakan tanaman famili Arecaceae yang dapat mencapai tinggi 15-20 m
dengan batang tegak lurus bergaris tengah 15 cm. Buahnya berkecambahsetelah 1,5 bulan da 4 bulan
kemudian mempunyai jambul daun-daun kecil yang belumterbuka. Pembentukan batang baru terjadi
setelah 2 tahun dan berbuah pada umur 5-8tahun tergantung keadaan tanah. Tanaman ini berbunga
pada awal dan akhir musimhujan dan memiliki masa hidup 25-30 tahun. Biji buah berwarna kecoklatan
sampai coklatkemerahan, agak berlekuk-lekuk dengan warna yang lebih muda. Pada bidang irisan
bijitampak perisperm berwarna coklat tua dengan lipatan tidak beraturan menembusendosperm yang
berwarna agak keputihan.

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini penulis mengharapkan kepada pembaca dapat mengetahui dan lebih
memahami tentang morfologi pinang, klasifikasi pinang, deskripsi tanaman pinang, manfaat pinang, dan
kandungan yang terdapat pada pinang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Anatomi Pinang. Tersedia di http://Anatomi pinang.pdf. Di akses 19 Oktober 2012.

Syahid. 2007. Tanaman Pinang Sebagai Tanaman Obat. Tersedia di http://Artikel Kesehatan
Masyarakat.com/2010. Diakses 17 Oktober 2012.

Wang et. 1996. Pinang. Tersedia di http://aboealkhair.com. Diakses 17 Oktober 2012.


Unknown at 04:44

Share

No comments:

Post a Comment

Home

View web version

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai