Anda di halaman 1dari 79

PENDAMPINGAN PROGRAM UPAYA KHUSUS (UPSUS) LUAS TAMBAH

TANAM (LTT) KOMODITAS PADI, JAGUNG, KEDELAI, TEBU, ANEKA


CABAI, BAWANG MERAH DAN ATAU UPSUS PERCEPATAN
PENINGKATAN POPULASI SAPI DAN KERBAU BUNTING (SIWAB) DI
KABUPATEN TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017

Oleh :

Tim Pendamping LTT/SIWAB Kabupaten Tasikmalaya

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, zat
Yang Maha Indah dengan segala keindahan-Nya, zat yang Maha Pengasih
dengan segala kasih sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua
makhluk-Nya. Alhamdulillah berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan akhir kegiatan pendampingan “Program Upaya Khusus
(UPSUS) Luas Tambah Tanam (LTT) Komoditas Padi, Jagung, Kedelai, tebu,
Aneka Cabai, Bawang Merah Dan Upaya Khusus Percepatan Peningkatan
Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (SIWAB)” .Tidak lupa Shalawat serta salam
semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
serta kepada keluarga, sahabat dan kepada kita selaku umatnya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah kami menyampaikan


ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan motivasi
dalam rangka menyelesaikan laporan akhir dari kegiatan pendampingan ini. Untuk
itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua yang senantiasa mendukung dalam menyelesaikan makalah ini


baik secara moril maupun materil.
2. Ir. Nazaruddin, ketua STPP Bogor
3. Dosen Pembimbing kegiatan pendampingan UPSUS LTT dan SIWAB di
Kabupaten Tasikmalaya
4. Bapak dan Ibu penyuluh BPP di Kecamatan Jamanis, Rajapolah, Sukaraja,
Jatiwaras, Cibalong dan Parungponteng
5. Bapak dan Ibu yang telah mendukung selama kegiatan UPSUS LTT dan
SIWAB dilaksanakan.
6. Teman-teman angkatan 2016 yang telah membantu memberikan
semangat dalam menyusun laporan akhir dari kegiatan pendampingan ini.

Kami sadari dalam penulisan laporan akhir dari kegiatan pendampingan ini
masih banyak sekali kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
serta saran guna perbaikan pembuatan laporan akhir dan kegiatan pendampingan
ke depan dapat lebih baik. Semoga laporan akhir dari kegiatan pendampingan ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

ii
Tasikmalaya, 5 Agustus 2017

Tim Pendamping

iii
DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI……………………………...……………………………………. iv
DAFTAR TABEL……………………………………….……………………… v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
Tujuan……………………………………………………………………… 4
KEADAAN UMUM WILAYAH
Data dan Informasi Kabupaten Tasikmalaya…………………………… 5
Keadaan Usaha Subsektor Pertanian ………………………………….. 5
Keadaan Usaha Subsektor Peternakan ………………………………... 9
Keadaan Usaha Subsektor Perkebunan ………………………………. 10
Sumberdaya Manusia ……………………………………………………. 10
PENDAMPINGAN PROGRAM UPSUS LTT DAN SIWAB
Waktu dan Tempat Pelaksanaan………………………………………… 14
Mekanisme Pelaksanaan Pendampingan………………………………. 14
HASIL DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN
Kecamatan Jamanis……………………………………………………….. 20
Kecamatan Rajapolah……………………………………………………… 24
Kecamatan Sukaraja………………………………………………………. 27
Kecamatan Jatiwaras……………………………………………………… 32
Kecamatan Cibalong………………………………………………………. 33
Kecamatan Parungponteng………………………………………………. 37

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………………………………………… 42

iv
DAFTAR TABEL

hal

1. Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan dan Jenis Pengairan di


Kabupaten Tasikmalaya (ha)………………………………………………. 5
2. Luas panen palawija di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2016 (ha)…….. 7
3. Luas panen (ha) dan produksi tanaman sayuran (kw) di Kabupaten
Tasikmalaya …………………………………………………………………. 9

4. Jumlah produksi buah-buahan di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2017.. 9

5. Populasi Ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak di


Kabupaten Tasikmalaya…………………………………………………….. 9
6. Data usaha tani tanaman perkebunan di Kabupaten Tasikmalaya…….. 10

7. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan


di Kabupaten Tasikmalaya…………………………………………………… 10
8. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan…………………………………………………… 12
9. Berita Acara Kegiatan Rembug Tani di Poktan Keltapenis………………. 21

10. Berita Acara Kegiatan Kursus Tani di Poktan Keltapenis………………… 22

11. Data Poktan yang Menerima Bantuan Tahun 2015-2017……………….. 23

12. Perluasan Areal Tanam Baru (PATB)……………………………………… 28

13. Perluasan Areal Tanam Jagung (PATJ)…………………………………… 29

14. Perluasan Areal Tanam Kedelai (PATK)………………………………….. 29

15. Penerimaan Program Jajar Legowo……………………………………….. 30

16. SRI Jajar Legowo……………………………………………………………. 30

17. Luas tanam, luas panen, rata-rata produksi dan jumlah produksi
padi sawah di BPPKecamatan Jatiwaras tahun 2017…………………… 33
18. Petani yang mendapatkan bantuan intensifikasi jagung dan kedelai…. 34

19. Petani yang mendapatkan bantuan kacang tanah………………………. 35

20. Petani yang mendapatkan bantuan ubi jalar……………………………… 36

21. Petani yang mendapatkan bantuan UPPO……………………………….. 36

22. Petani yang mendapatkan bantuan jarwo………………………………… 36

23. Petani yang mendapatkan bantuan benih cabe rawit……………………. 37

v
23. Hasil Kaji Teknogi di Kelompok Tani Ternak Desa Sirnajaya
KecamatanSukaraja Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017…………….. 39

24. Perhitungan & analisis data………………………………………………… 40

vi
DAFTAR GAMBAR

hal

1. Peta Kabupaten Tasikmalaya…………………………………………… 17

vii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Undang-undang Pangan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012


menyatakan bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata dan
berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan. Ketahanan pangan dinyatakan
sebagai “kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan,
yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif
dan produktif secara berkelanjutan’’. Untuk mencapai ketahanan pangan tersebut,
negara harus mandiri dan berdaulat dalam menentukan kebijakan pangannya
sesuai dengan sumberdaya yang dimilikinya. Sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan dan ketahanan pangan tersebut, Kementerian Pertanian menjabarkan
melalui kebijakan pembangunan pertanian.
Sektor pertanian masih memiliki posisi yang stategis dalam pembangunan
ekonomi nasional. Walaupun kontribusi sektor pertanian hanya berkisar ± 30%
terhadap Produk Domestik Bruto (PDRB), namun dilihat dari aspek penyerapan
tenaga kerja mencapai lebih dari 50%. Peranan sektor pertanian dalam Strategi
Induk Pembangunan Pertanian (SIPP), digambarkan melalui kontribusi nyata
sektor pertanian terhadap pembentukan kapital; penyediaan bahan pangan, bahan
baku industri, pakan dan bioenergi; devisa negara; sumber pendapatan
petani/pedagang dan pelestarian lingkungan.
Kementerian Pertanian telah menetapkan sebelas arah Kebijakan
Pembangunan Pertanian tahun 2015 – 2019 dengan tujuan utama untuk mencapai
kemandirian pangan yang kuat dan berkelanjutan sekaligus ramah lingkungan.
Untuk mendukung tercapainya kemandirian pangan tersebut, telah dilakukan
berbagai upaya, antara lain melalui pemberdayaan sumberdaya manusia
pertanian pada kawasan sentra produksi sub sektor tanaman pangan,
perkebunan, hortikultura dan peternakan yang meliputi 7 (tujuh) komoditas
strategis nasional yaitu : padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, tebu, dan
sapi potong. Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan
hak atas pangan sekaligus merupakan salah satu pilar utama hak azasi manusia.
Ketahanan pangan juga merupakan bagian sangat penting dari ketahanan

1
nasional. Dalam hal ini hak atas pangan seharusnya mendapat perhatian yang
sama besar dengan usaha menegakkan pilar-pilar hak azasi manusia lain. Untuk
mewujudkan kondisi ketahanan pangan nasional yang mantap, subsistem
ketahanan pangan (ketersediaan, distribusi dan konsumsi) dalam sistem
ketahanan pangan diharapkan dapat berfungsi secara sinergis, melalui kerjasama
antar komponen yang digerakkan oleh pemerintah dan masyarakat.
Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan
yang cukup, tetapi juga kemampuan untuk mengakses (termasuk membeli)
pangan dan tidak terjadinya ketergantungan pangan pada pihak manapun. Dalam
hal inilah, petani memiliki kedudukan strategis dalam ketahanan pangan, dimana
petani adalah produsen pangan sekaligus kelompok konsumen pangan terbesar.
Petani harus memiliki kemampuan untuk memproduksi pangan secara mandiri dan
juga harus memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan
mereka sendiri. Program UPSUS ini merupakan salah satu upaya untuk memenuhi
kebutuhan pangan serta meningkatkan produktifitas dan kualitas ketahanan
pangan masyarakat petani.
Arah kebijakan umum pengembangan sektor pertanian ditujukan pada
upaya, peningkatan produktivitas, produksi dan nilai tambah hasil-hasil pertanian
untuk menunjang kebutuhan pangan nasional serta memenuhi kebutuhan bahan
baku industri dan ekspor, sekaligus meningkatkan kesempatan kerja dan
pendapatan para pelaku usahanya. Secara eksplisit arah kebijakan umum
pengembangan sektor pertanian antara lain:
1. Peningkatan produktivitas dan produksi hasil pertanian untuk memenuhi
kebutuhan bahan pangan, bahan baku industri dan mengisi peluang ekspor,
melalui upaya peningkatan mutu intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi dan
konservasi.
2. Peningkatan nilai tambah produk-produk hasil pertanian untuk meningkatkan
pendapatan petani dan para pelaku usaha lain yang terlibat langsung maupun
tidak langsung dengan usaha pertanian.
3. Peningkatan kesempatan dan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian
untuk mengurangi jumlah pengangguran dari angkatan kerja yang terus
semakin bertambah.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya dukungan kebijakan
strategis dan pengaturan teknis agar seluruh sumberdaya, baik sumberdaya
manusia maupun sumberdaya alam berfungsi secara harmonis dan optimal. Padi,

2
Jagung dan Kedelai serta komoditas strategis pertanian lainnya antara lain aneka
cabai, bawang merah, tebu dan sapi potong merupakan 7 (tujuh) komoditas hasil
pertanian strategis yang seringkali menjadi isu nasional. Kementerian Pertanian
pada tahun 2016 mentargetkan peningkatan produksi padi minimal 76,2 juta ton
GKP, jagung 21,4 juta ton, kedelai 1,82 juta ton, aneka cabai 1,1 juta ton, bawang
merah 1,173 juta ton, tebu 3,2 juta ton dan daging sapi 0,552 juta ton. Target
tersebut dapat diwujudkan melalui:
1. Meningkatnya Indeks Pertanaman (IP) minimal sebesar 0,5;
2. Meningkatnya produksi padi minimal sebesar 76,2 juta ton GKP;
3. Meningkatnya produksi kedelai sebesar 1,82 juta ton;
4. Meningkatnya produksi jagung sebesar 21,4 juta ton;
5. Meningkatnya produksi cabai sebesar 1.106 ribu ton;
6. Meningkatnya produksi bawang merah sebesar 1.173 ribu ton;
7. Meningkatnya produksi tebu sebesar 3,2 juta ton;
8. Meningkatnya populasi sapi sebesar 470,9 ribu ton.
Dalam implementasi pencapaian target peningkatan produksi komoditas
tersebut, disadari adanya beberapa keterbatasan sebagai faktor pembatas, antara
lain keberadaan lahan dimana banyaknya alih fungsi lahan pertanian produktif
menjadi pemukiman, lahan industri dan sebagainya. Isu krusial program
swasembada daging sapi adalah kelangkaan sumber sapi bakalan, karena
peternak besar kurang tertarik pada usaha pembibitan. Kondisi lain yang menjadi
faktor pembatas adalah petani dan penyuluh pertanian. Jumlah penyuluh
pertanian pada dasawarsa terakhir ini mengalami penurunan yang nyata karena
pensiun, alih fungsi ke non penyuluh pertanian dan rendahnya rekruitmen
penyuluh. Mengingat kondisi tersebut, maka diperlukan upaya strategis, antara
lain penyiapan tenaga energik dan mandiri yang dapat membantu kinerja
penyuluh, terutama dalam pendampingan kepada petani. Upaya tersebut
didukung dengan implementasi secara nyata di lapangan dengan memberikan
perhatian yang serius dari semua pihak, termasuk perguruan tinggi sebagai
komunitas masyarakat akademis, dalam hal ini adalah civitas akademika yang
terdiri atas dosen dan Mahasiswa/Alumni.

Oleh karena itu, dalam rangka pencapaian target peningkatan produksi 7


(tujuh) komoditas strategis serta membantu tugas penyuluhan dan pendampingan
petani, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian mencanangkan

3
program pendampingan Mahasiswa/Alumni sejak tahun 2015. Pada tahun 2016,
kegiatan pendampingan Mahasiswa/Alumni melibatkan 15 Perguruan Tinggi dari
17 provinsi se-Indonesia dan 6 STPP. Pendampingan oleh dosen dan
Mahasiswa/Alumni ini diselenggarakan berkoordinasi dengan SKPD terkait, BP3K,
dan kelembagaan petani yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan
dan produksi padi, jagung, kedelai, bawang merah, aneka cabai, tebu dan daging.
Potensi pengembangan komoditas strategis nasional tersebut masih cukup
besar, baik melalui peningkatan produktivitas tanaman, perluasan areal tanam
maupun peningkatan populasi. Maka dari itu pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam usahatani ketujuh komoditas tersebut masih terus diupayakan,
melalui peningkatan produksi di lokasi sentra produksi pangan menuju
swasembada pangan dan swasembada berkelanjutan.

Tujuan
Tujuan pendampingan Mahasiswa/Alumni adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan antara Perguruan Tinggi/STPP
dengan stakeholder di lokasi dalam mendukung program peningkatan produksi
padi, jagung, kedelai, bawang merah, aneka cabai, tebu dan daging;
2. Membantu penyuluh dalam melakukan kegiatan pembinaan kepada petani;
3. Membantu penyuluh untuk memotivasi petani dalam penerapan komponen
teknologi spesifik lokasi dalam mengelola usahataninya;
4. Memberikan laporan kemajuan pelaksanaan Program Pendampingan
Mahasiswa/Alumni.

4
KEADAAN UMUM WILAYAH

Data dan Informasi Kabupaten Tasikmalaya


Kabupaten Tasikmalaya secara geografis terletak di antara 7⁰02’29” dan
7⁰49’08” Lintang Selatan serta 107⁰54’10” dan 108⁰25’42” Bujur Timur, dengan
batas-batas wilayah :
Sebelah Utara : Kabupaten Ciamis dan Kota Tasikmalaya
Sebelah Timur : Kabupaten Ciamis
Sebelah Selatan : Samuera Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Garut
Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki ketinggian berkisar antara 0 –
2.500 meter di atas permukaan laut (dpl). Secara umum wilayah tersebut dapat
dibedakan menurut ketinggiannya, yaitu : bagian Utara merupakan wilayah
dataran tinggi dengan ketinggian berkisar antara 1.000 – 2.500 meter dpl dan
bagian Selatan merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian berkisar
antara 0 – 100 meter dpl.
Luas tanah Kabupaten Tasikmalaya setelah pemekaran dengan Kota
Tasikmalaya adalah sebesar 270.882 hektar dimana 245.412 hektar dipergunakan
sebagai lahan pertanian dan 25.470 hektar merupakan lahan bukan pertanian.
Kabupaten Tasikmalaya pada umumnya bersifat tropis dengan
temperatur 34⁰ C pada wilayah dataran rendah dengan kelembaban 50%.
Sedangkan pada daerah dataran tinggi mempunyai temperature 18⁰ – 22⁰ C
dengan kelembaban udara berkisar antara 61% - 73%.Curah hujan rata-rata per
tahun 2.171,95 mm, dengan jumlah hari hujan efektif selama satu tahun sebanyak
84 hari.

Keadaan Usaha Sub Sektor Pertanian


Komoditi pertanian yang banyak diusahakan di lahan sawah adalah
tanaman padi. Jenis Pengairan yang ada di Kabupaten Tasikmalaya terbagi
menjadi dua, yaitu irigasi dan non irigasi. Luas lahan sawah di Kabupaten
Tasikmalaya dapat dilihat pada table 1
Tabel 1. Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan dan Jenis Pengairan di
Kabupaten Tasikmalaya (ha)
Kecamatan Irigasi Non Irigasi Total
1 Cipatujah 839 1127 1966

5
2 Karangnunggal 389 1314 1703
3 Cikalong 185 2266 2451
4 Pancategah 1733 530 2263
5 Cikatomas 425 899 1324
6 Cibalong 557 229 786
7 Parungponteng 1224 207 1431
8 Bantarkalong 819 215 1034
9 Bojongasih 229 477 706
10 Culamega 1035 749 1784
11 Bojonggambir 1412 411 1823
12 Sodonghilir 1666 778 2444
13 Taraju 771 388 1159
14 Salawu 1294 238 1532
15 Puspahiang 765 409 1174
16 Tanjungjaya 969 69 1038
17 Sukaraja 364 499 863
18 Salopa 1295 146 1441
19 Jatiwaras 505 532 1037
20 Cineam 623 96 713
21 Karangjaya 484 0 484
22 Manonjaya 559 311 870
23 Gunungtanjung 431 236 667
24 Singaparna 899 16 918
25 Mangunreja 996 0 996
26 Sukarame 1063 0 1063
27 Cigalontang 2762 287 3049
28 Leuwisari 1206 0 1206
29 Padakembang 1018 0 1018
30 Sariwangi 1132 0 1122
31 Sukaratu 1773 67 1840
32 Cisayong 1392 334 1726
33 Sukahening 821 105 926
34 Rajapolah 340 506 846
35 Jamanis 110 867 977

6
36 Ciawi 1296 248 1544
37 Kadipaten 712 79 791
38 Pagerageung 1477 75 1552
39 Sukaresik 561 237 798
Tasikmalaya 36131 14941 51072

Data Sumber : Tasikmalaya dalam angka 2017

Sedangkan untuk komoditi tanaman palawija, sayuran dan buah-buahan


yang diusahakan dan dikembangkan adalah Kacang Tanah, Ubi Kayu, Kedelai,
Jagung, Mentimun, Cabe Merah, Manggis, Durian, dan Pisang. Data Luas Tanam,
Luas Panen, Rata-rata Produksi per-komoditi dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Luas panen palawija di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2016 (ha)


Kacang Kacang Ubi Ubi
Kecamatan Jagung Kedelai
Tanah Hijau Kayu Jalar
1 Cipatujah 2.033 1.016 189 11 1.795 78

2 Karangnunggal 1.31 105 49 248 35

3 Cikalong 334 7 273 257 40

4 Pancategah 1.61 885 70 1 500 250

5 Cikatomas 821 201 215 329 8

6 Cibalong 469 215 56 111 29

7 Parungponteng 287 2 76 201 39

8 Bantarkalong 238 111 91 883 49

9 Bojongasih 122 414 57 522 46

10 Culamega 1.06 786 119 149 15

11 Bojonggambir 265 53 14 1 214 10

12 Sodonghilir 413 316 66 625 77

13 Taraju 231 156 89 199 253

14 Salawu 1.029 87 68 348 52

7
15 Puspahiang 260 176 13 111 49

16 Tanjungjaya 98 0 42 169 121

17 Sukaraja 568 385 12 80 8

18 Salopa 586 105 25 0 7

19 Jatiwaras 891 452 604 812 150

20 Cineam 333 200 94 76 72

21 Karangjaya 172 17 55 140 28

22 Manonjaya 99 25 72 93 6

23 Gunungtanjung 76 49 29 75 21

24 Singaparna 0 0 0 0 0

25 Mangunreja 0 0 0 3 0

26 Sukarame 0 0 0 0 12

27 Cigalontang 218 0 1 16 16

28 Leuwisari 0 20 0 0 6

29 Padakembang 10 0 0 7 3

30 Sariwangi 8 0 2 15 26

31 Sukaratu 0 0 0 2 0

32 Cisayong 7 0 0 23 7

33 Sukahening 235 72 21 220 0

34 Rajapolah 58 80 0 7 1

35 Jamanis 19 48 13 1 28 2

36 Ciawi 160 0 5 36 9

37 Kadipaten 2.405 50 360 110 10

38 Pagerageung 264 0 60 150 0

39 Sukaresik 56 66 2 118 23

Tasikmalaya 16.746 6.098 2.862 14 8.672 1.557

8
Sumber : Tasikmalaya dalam angka 2017

Tabel 3. Luas panen (ha) dan produksi tanaman sayuran (kw) di Kabupaten
Tasikmalaya

Komoditas Luas Panen Produksi

1 Bawang daun 324 1.552

2 Cabai 1341 17.194

3 Kubis 223 1.472

4 Petsai 176 980

Sumber : Tasikmalaya Dalam Angka 2017

Tabel 4. Jumlah produksi buah-buahan di Kabupaten Tasikmalaya tahun


2017

No Komoditas Produksi (kw)

1 Mangga 6.191
2 Durian 20.436
3 Jeruk 1.513
4 Pisang 1.220.726
5 Pepaya 6744
6 Nanas 975

Sumber : Tasikmalaya dalam Angka 2017

Keadaan Usaha Sub Sektor Peternakan


Usaha peternakan yang telah dilaksanakan peternak di wilayah Kabupaten
Tasikmalaya sampai akhir tahun 2017, meliputi :

Tabel 5. Populasi Ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak di


Kabupaten Tasikmalaya
Jenis Ternak Populasi

9
1 Sapi Perah 2.138
2 Sapi Potong 52.363
3 Kerbau 11.835
4 Kuda 350
5 Kambing 94.918
6 Domba 358.836
7 Babi 0

Sumber : Tasikmalaya Dalam Angka 2017

Keadaan usaha sub sektor perkebunan


Usaha sektor perkebunan rakyat yang telah diusahakan oleh para petani di
Kabupaten Tasikmalaya, dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Data usaha tani tanaman perkebunan di Kabupaten Tasikmalaya


Luas Tanam Produksi
Komoditas
(Ha) (Ton)
1 Karet 1340,10 219,00
2 Kelapa 30.643,49 27.380,25
4. Kopi 1.603,04 1.362,92
5 Lada 763,60 351,57
6 Kakao 720,61 169,50
Sumber : Tasikmalaya Dalam Angka 2017

Sumberdaya Manusia
Jumlah penduduk di Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan data terakhir
pada bulan Maret 2017 tercatat sebanyak 1.742. 276 jiwa, terdiri dari laki-laki
sebanyak 863.488 orang dan perempuan sebanyak 878.788 orang. Jumlah
penduduk berdasarkan jenis kelamin selengkapnya pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan


di Kabupaten Tasikmalaya.
Kecamatan Jenis Kelamin

10
Rasio
Jumlah
Laki-laki Perempuan Jenis
Total
Kelamin

1 Cipatujah 32,658 32,696 65,354 99.88

2 Karangnunggal 41,393 42,763 84,156 96.80

3 Cikalong 31,285 32,330 63,615 96.77

4 Pancategah 23,031 23,360 46,391 98.59

5 Cikatomas 24,689 24,937 49,626 99.01

6 Cibalong 15,716 15,978 31,694 98.36

7 Parungponteng 17,128 17,676 34,804 96.90

8 Bantarkalong 17,847 17,757 35,604 100.51

9 Bojongasih 9,762 10,180 19,942 95.89

10 Culamega 11,734 12,091 23,825 97.05

11 Bojonggambir 19,656 20,210 39,866 97.26

12 Sodonghilir 31,873 33,199 65,072 96.01

13 Taraju 18,988 19,856 38,844 95.63

14 Salawu 29,731 30,077 59,808 98.85

15 Puspahiang 16,779 17,196 33,975 97.58

16 Tanjungjaya 21,725 22,295 44,020 97.44

17 Sukaraja 25,416 25,311 50,727 100.41

18 Salopa 25,082 25,172 50,254 99.64

19 Jatiwaras 24,513 25,216 49,729 97.21

20 Cineam 16,875 17,739 34,614 95.13

21 Karangjaya 6,284 6,582 95.47 95.47

22 Manonjaya 31,486 31,158 101.05 101.05

23 Gunungtanjung 14,237 14,425 98.70 98.70

24 Singaparna 33,855 34,332 98.61 98.61

11
25 Mangunreja 20,090 20,415 98.41 98.41

26 Sukarame 18,943 19,275 98.28 98.28

27 Cigalontang 35,156 35,198 99.88 99.88

28 Leuwisari 18,911 19,030 99.37 99.37

29 Padakembang 15,343 16,175 94.86 94.86

30 Sariwangi 18,130 18,867 96.09 96.09

31 Sukaratu 22,645 22,974 98.57 98.57

32 Cisayong 27,163 27,662 98.20 98.20

33 Sukahening 15,198 15,342 99.06 99.06

34 Rajapolah 23,084 23,161 99.67 99.67

35 Jamanis 16,619 16,914 98.26 98.26

36 Ciawi 29,675 30,207 98.24 98.24

37 Kadipaten 17,254 16,805 102.67 102.67

38 Pagerageung 26,586 26,671 99.68 99.68

39 Sukaresik 16,948 17,556 96.54 96.54

Tasikmalaya 863,488 878,788 1,742,276 98.26

Tabel 8. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan


Tertinggi yang Ditamatkan
Jenis Kelamin/Sex Jumlah
Pendidikan Tertinggi Yang
Ditamatkan total
Laki-laki Wanita

Tidak/Belum Pernah
Sekolah/Tidak/Belum 287.723 171.349 459.072
Tamat SD

Sekolah Dasar 74.447 40.665 115.112

SLTP 56.731 22.308 79.039

SLTA 13.221 18.896 32.117

12
287.723 171.349 459.072
Diploma I/II/III/Akademi/Universitas
Jumlah/Total 454.402 270.262 724.664

Sumber: Tasikmalaya Dalam Angka 2017

13
PENDAMPINGAN PROGRAM UPSUS LTT DAN SIWAB

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Pendampingan Program UPSUS LTT dan SIWAB dilaksanakan


pada tanggal 8 Mei 2017 – 29 Juli 2017 di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa
Barat. Foto dokumentasi kegiatan terdapat pada lampiran 1, 2, 3, 4, dan 5.
Kegiatan pendampingan berlangsung selama tiga bulan di 6 Kecamatan di
Kabupaten Tasikmalaya, diantaranya :
1. Jamanis
2. Rajapolah
3. Sukaraja
4. Jatiwaras
5. Cibalong
6. Parungponteng

Mekanisme Pelaksanaan Pendampingan

Pendampingan LTT
Dalam rangka pencapaian tujuan Program UPSUS LTT Tahun 2017
terutama dalam rangka mendukung Program PAJALE (Padi, Jagung dan Kedele)
sesuai dengan program pemerintah dalam rangka swasembada padi, jagung dan
kedele tahun 2014 – 2017, berbagai upaya kegiatan penyelenggaraan
pendampingan yang dilaksanakan selama kurun waktu tiga bulan yang dimulai
pada bulan Mei 2017 sampai dengan bulan Juli 2017. Kegiatan tersebut pada
dasarnya diarahkan pada upaya pemecahan masalah dan kendala yang ada dan
mungkin menjadi hambatan terhadap pencapaian tujuan Program UPSUS LTT
yang telah ditetapkan.
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan antara lain dalam rangka upaya
peningkatan keberdayaan dan kemandirian petani beserta keluarganya melalui
pendekatan kelompok dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan
pengelolaan usaha taninya menuju agribisnis pertanian yang tangguh agar dapat
meningkatkan produktivitas hasil usaha tani sekaligus meningkatkan pendapatan
dan taraf kualitas hidup para petani beserta keluarganya. Upaya untuk mencapai
tujuan tersebut meliputi bimbingan dan pembinaan dalam hal aspek teknis yaitu

14
dalam hal peningkatan penerapan teknologi budidaya, penanganan pasca panen,
pengolahan hasil, dan pemasaran hasil usaha tani yang lebih menguntungkan.
Selain aspek teknis, guna pemberdayaan dan kemandirian petani dan
kelembagaannya dalam hal aspek sosial ekonomi untuk mendukung kelancaran
pengelolaan dan pengembangan usaha tani sejalan dengan konsep agribisnis,
diupayakan untuk meningkatkan kelas kemampuan Kelompok Tani di setiap
tingkatan, peningkatan akses petani ke lembaga keuangan, informasi, sarana
produksi, dan pemasaran serta lebih mengembangkan jumlah kelompok tani
dalam kemitraan usaha dengan para pelaku usaha pertanian.
Metoda penyelenggaraan Pendampingan Program UPSUS LTT yang
berkaitan dengan aspek teknis antara lain penyelenggaraan penyuluhan, seperti
Sekolah Lapang (SL) Petani dengan tujuan agar petani tidak hanya mendapatkan
pengetahuan teknis namun juga mendapatkan pengetahuan secara non teknis
untuk menambah wawasan serta membudidayakan atau mengembangkan
berbagai komoditas unggulan, penerapan usahatani, penerapan pola tanam,
pengaturan jarak tanam, pelaksanaan sistem tanam jajar legowo, kaji teknologi,
demonstrasi cara dan pasca panen, kunjungan lapangan/pertemuan petani, temu
usaha, temu lapang, dan berbagai kegiatan lainnya.
Upaya peningkatan pemberdayaan dan kemandirian petani dan
kelembagaannya tidak akan tercapai apabila kurang mendapat dukungan dari
berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan. Untuk itu upaya kegiatan
koordinasi dan konsultasi dengan lembaga, dinas/instansi terkait, pemerintahan
setempat, dan para pelaku usaha pertanian perlu terus ditingkatkan.

Pendampingan SIWAB
Dalam rangka pencapaian tujuan Program UPSUS SIWAB Tahun 2017,
berbagai upaya kegiatan penyelenggaraan pendampingan yang dilaksankan
selama kurun waktu tiga bulan yang di mulai pada bulan Mei 2017 sampai dengan
bulan Juli 2017, pada dasarnya di arahkan pada upaya pemecahan masalah dan
kendala yang ada dan mungkin menjadi hambatan terhadap pencapaian tujuan
Program UPSUS SIWAB yang telah ditetapkan.
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan antara lain dalam rangka upaya
peningkatan jumlah sapi indukan bunting.

15
Ruang Lingkup

Kabupaten Tasikmalaya secara geografis terletak di antara 7⁰02’29” dan


7⁰49’08” Lintang Selatan serta 107⁰54’10” dan 108⁰25’42” Bujur Timur, dengan
batas-batas wilayah :
Sebelah Utara : Kabupaten Ciamis dan Kota Tasikmalaya
Sebelah Timur : Kabupaten Ciamis
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Garut
Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari 39 Kecamatan, diantaranya :
1 Kadipaten
2 Pagerageung
3 Ciawi
4 Sukaresik
5 Jamanis
6 Sukahening
7 Rajapolah
8 Cisayong
9 Cigalontang
10 Sariwang
11 Leuwisari
12 Padakembang
13 Sukaratu
14 Singaparna
15 Salawu
16 Mangunreja
17 Sukarame
18 Manonjaya
19 Cineam
20 Taraju
21 Karangjaya
22 Manonjaya
23 Gunungtanjung
24 Singaparna
25 Mangunreja

16
26 Bojonggambir
27 Sodonghilir
28 Parungponteng
29 Jatiwaras
30 Salopa
31 Culamega
32 Bantarkalong
33 Bojongasih
34 Cibalong
35 Cikatomas
36 Cipatujah
37 Karangnunggal
38 Cikalong
39 Pancatengah

Peta Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada gambar 1

Gambar 1. Peta Kabupaten Tasikmalaya

17
Adapun wilayah binaan dari mahasiswa pendampingan LTT/ SIWAB di 6
kecamatan yang diantaranya :

No. Nama Mahasiswa Pendamping Jurusan Kecamatan Binaan

1. Ghigga Mughyi M Penyuluhan Pertanian


2. Gilang Fajar Firdaus Penyuluhan Pertanian
3. Meisya Kusumawardani Penyuluhan Pertanian Jamanis
4. Rahmad Dyanto Penyuluhan Pertanian
5. Siti Rahayu Salsabila Penyuluhan Pertanian
6. Bunga Richa Afifah Penyuluhan Pertanian
7. Dea Marini Penyuluhan Pertanian
8. Dede Abdul Rohman Penyuluhan Pertanian Rajapolah
9. Kenny Aprilia Penyuluhan Pertanian
10 Tanjung Kunti Yuniasari Penyuluhan Pertanian
11. Ajeng Maihardani Wahyuningsih Penyuluhan Perternakan
12. Akhmad Sultony Penyuluhan Peternakan
13. Ani Apriani Penyuluhan Pertanian Sukaraja
14. Doni Darmawan Penyuluhan Pertanian
15. Fitri Sah Fitriani Penyuluhan Pertanian
16. Abdul Karim Mulyasa Penyuluhan Pertanian
17. Anisa Putri Penyuluhan Peternakan
18. Ari Dwi Prasetya Penyuluhan Peternakan Jatiwaras
19. Irsan Setiawan Penyuluhan Pertanian
20. Salsanabila Penyuluhan Pertanian
21. Deti Aisah Penyuluhan Pertanian
12. Muhammad Hafizh Penyuluhan Peternakan
23. Ranti Talitha Septiana Penyuluhan Peternakan Cibalong
24. Reza Tri Pamungkas Penyuluhan Pertanian
25. Ziyan Farahiba Penyuluhan Pertanian
26. Misny Fauziah Penyuluhan Pertanian
27. Rury Januari M Penyuluhan Pertanian
28. Shinta Novianty Penyuluhan Pertanian Parungponteng
29. Sri Wiza Nurdarwin Penyuluhan Peternakan
30. Suhendra Penyuluhan Peternakan

RJIT (Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier)


Sawah di Kecamatan Jatiwaras merupakan sawah tadah hujan sehingga
pembangunan jaringan irigasi sampai ke sawah (jaringan irigasi tersier) sangat
urgen.

18
OPLA (Optimalisasi Lahan)
Optimalisasi lahan dilaksanakan di setiap kelompok tani di sebelas desa
yang ada di Kecamatan Jatiwaras. Untuk pengoptimalisasian lahan, petani atau
masyarakat di sekitar mengupayakan meminimalisir kehilangan unsur hara tanah
maupun keadaan dan kondisi lahan, misalnya dalam proses budidaya atau
pengembangan komoditas dalam satu tahun kelompok tani atau masyarakat
sekitar mengupayakan untuk bisa tiga kali dalam musim tanam dimana dalam
setiap musim tanam tersebut dua kali musim tanam untuk komoditas padi sawah
dan satu kali tanam untuk komoditas kedelai.

Kaji Teknologi

Kaji teknologi yang dilakukan untuk Kabupaten Tasikmalaya adalah tentang


pakan ternak. Uji teknologi dilakukan pada sapi Pasundan dengan 3 perlakuan:
1. Kelompok A diberi pakan berupa rumput gajah yang diawetkan dalam
bentuk silase 100%
2. Kelompok B diberi pakan berupa rumput lapangan segar 80%, silase
jerami padi 20% dan Urea Molasses Block (UMB).
3. Kelompok C diberi pakan berupa rumput lapangan 100%.
Uji teknologi berlokasi di Kelompok Lembu Perkasa Desa Sirnajaya, Kecamatan
Sukaraja.

19
HASIL DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN

KECAMATAN JAMANIS

Hasil Program
Kegiatan yang terlaksanakan adalah:
1. Pelaksanaan Program Jajar Legowo (Jarwo)
Jajar Legowo (Jarwo) 2:1 adalah salah satu cara tanam pindah padi sawah
yang mengatur setiap dua barisan tanaman dan diselingi dengan satu barisan
kosong (legowo) dengan penerapan jarak tanam, baik dalam barisan maupun
antar barisan disesuaikan dengan maksud kesuburan tanah dan ketinggian
tempat. Semakin subur tanah, maka jarak tanam yang diterapkan semakin lebar.
Maksud dan tujuan penerapan sistem Jarwo, di antaranya: (1) Memanfaatkan
radiasi matahari pada tanaman yang terletak di pinggir petakan, sehingga
diharapkan seluruh pertanaman memperoleh efek pinggir (border effect), (2)
Memanfaatkan efek turbulensi udara yang bila dikombinasikan dengan sistem
pengairan basah-kering berselang maka dapat mengangkat asam-asam organik
tanah yang berbahaya bagi tanaman dari bagian bawah ke bagian atas
(menguap), (3) Meningkatkan kandungan karbon dioksida (CO2) dan hasil
fotosintesis tanaman, (4) Memudahkan dalam pemupukan dan pengendalian tikus,
dan (5) Meningkatkan populasi tanaman per satuan luas.
Pelaksanaan sistem tanam jajar legowo di Desa Tanjung Mekar sejak tahun
2016. Namun sampai sekarang masih banyak petani yang belum mengenal sistem
tanam jajar legowo, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan petani tentang
sistem tanam jajar legowo diakibatnya penyuluh pertanian lapanagn atau PPL
merupakan perangkat struktual yaitu PPL yang merangkap menjadi Mantri Tani
Kecamatan Jamanis.
Permasalahan lain yang dihadapi dalam penerapan teknik jajar legowo ini
adalah masih sulitnya mencari buruh tanam yang mau menanam dengan sistem
jajar legowo karena buruh jasa tanam yang lebih menyukai teknik tanam
konvensional (persegi), apabila penyuluh tidak berpartisipasi dan mengawasi
langsung kelapangan, para petani tidak mau menggunakan sistem tanam jajar
legowo, tetapi meskipun masih sedikitnya petani atau buruh tani yang mengetahui
sistem tanam jajar legowo di Desa Tanjung Mekar telah mencapai persentase
sebesar 70%.
2. Rembug Tani

20
Rembug tani yang dilakukan di Desa Tanjung Mekar adalah tentang
perencanaan dan penentuan kesepakatan mulai dari persiapan lahan,
penyemaian benih, penentuan harga traktor, waktu penanaman, pemeliharaan,
pemupukan, penentuan sewa mesin panen (grabag) dan penentuan waktu panen.

Hasil dari rembug tani di Desa Tanjung Mekar adalah sebagai berikut :

1) Penyemaian benih dimulai dari tanggal 13 Juli 2017.


2) Penanaman padi akan dilaksanakan tanggal 27 Juli 2017.
3) Penanaman akan dilaksanakan di akhir bulan mei 2016.
4) Harga sewa mesin perontog padi atau grabag senilai Rp. 250,-/kg.
5) Harga sewa traktor Rp. 2.500,-/Bata.
Selain itu, rembug tani juga dilakukan dengan cara penyuluhan langsung
membahas satu materi pokok seperti pemberian materi tentang pemupukan
berimbang dan penentuan saat panen dan perlakuan pasca panen.

Tabel 9. Berita Acara Kegiatan Rembug Tani di Kelompok Tani Pemuda


Jamanis (Keltapenis)

1. Nama BP3K Jamanis

2. Kecamatan Jamanis

3. Desa Tanjung Mekar

4. Penyuluh Ivan Herdiana, SP

Pendamping

5. Tujuan Agar mengetahui jadwal tanam untuk masa


tanam yang akan dilaksanakan

6. Poktan Pelaksana Keltapenis, Desa Tanjung Mekar

7. Unsur Peserta Anggota Poktan dan tokoh masyarakat tani.

8. Tempat dan Waktu Rumah ketua Poktan Dadang Masdar,

Pertemuan Pukul 13 : 00 WIB s/d selesai.

9. Materi Membahas Jadwal Tanam

21
10. Hasil Peserta sudah mengetahui jadwal tanam.

11. Tindak Lanjut Setelah pelaksanaan peserta langsung

mempraktikan dilahan sawah masing –masing

dengan ketentuan yang sudah disepakati.

12. Permasalahan Cuaca yang tidak menentu sehingga mampu


menghambat jadwal yang telah ditentukan.

3. Kursus tani
Kurus tani ini dilakukan oleh PPL di Kelompok Tani dengan materi yang
disampaikan adalah tentang penanganan pascapanen jagung, adapun kegiatan
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.

Tabel 10. Berita Acara Kegiatan Kursus Tani di Kelompok Tani Pemuda
Jamanis (Keltapenis)

1. Nama BP3K Jamanis

2. Kecamatan Jamanis

3. Desa Tanjung Mekar

4. Penyuluh Ivan Herdiana, SP

Pendamping

5. Tujuan Agar mengetahui cara penanganan


pascapanen jagung yang tepat

6. Poktan Pelaksana Keltapenis, Desa Tanjung Mekar

7. Unsur Peserta Anggota Poktan dan tokoh masyarakat tani.

8. Tempat dan Waktu Rumah ketua Poktan Dadang Masdar,

Pertemuan Pukul 15 : 00 WIB s/d selesai.

9. Materi Membahas Penanganan Pascapanen Jagung.

22
10. Hasil Peserta sudah mengetahui penanganan
pascapanen jagung.

11. Tindak Lanjut Setelah pelaksanaan peserta langsung

mempraktikan pada hasil panen masing –


masing

dengan ketentuan yang sudah disepakati.

12. Permasalahan Kurangnya keterampilan sumberdaya manusia.

Hasil Program Pertanian

a) Realisasi Kegiatan Program Bantuan Pertanian

Tabel 11. Data Poktan yang Menerima Bantuan Tahun 2015-2017

No. Nama Program Poktan Desa Keterangan

Keltapenis,
Desa Tanjung
Anugerah, Benih kedelai,
1. GPPTT Mekar, Desa
Ciakar dan padi dan pupuk
Karang Mulya
Hitapera

Keltapenis, Tani
Desa Tanjung
Jarwo (Jajar Mekar, Pusaka Benih padi dan
2. Mekar, Desa
Legowo) Tani, Kertasari caplak
Condong
dan Hitapera

Desa Tanjung
Tani Mekar,
Mekar, Desa
3. PIP Karya Mear dan Benih padi
Condong, Desa
Sugih Mukti
Karang Resik

Tambah Luas Keltapenis, Desa Tanjung


Benih jagung
4. Areal Tanam Majapait, Mekar, Desa
hibrida
Jagung Cidemak, Tani Geresik

23
Mekar dan
Hitapera

KECAMATAN RAJAPOLAH

1. PERLUASAN AREAL TANAM (PAT) JAGUNG DAN KEDELAI


Program PAT jagung dan kedelai merupakan program pemerintah yang
dilatarbelakangi oleh kurangnya pasokan jagung dan kedelai di Indonesia.
Indonesia sampai saat ini masih mengandalkan impor dari luar negri untuk
kebutuhan pangan Indonesia, khususnya kacang kedelai yang digunakan sebagai
bahan baku pembuatan tempe. Tujuan diadakannya program ini yaitu untuk
penambahan luas areal tanam kacang kedelai guna mencapai target pemerintah
swasembada pangan kedelai yang merupakan salahsatu dari tiga komoditas
utama yang dibudidayakan. Setelah swasembada pangan kedelai tercapai,
harapan pemerintah yaitu dapat mengekspor kacang kedelai kualitas terbaik
keluar negri dengan jumlah yang lebih besar dan harga yang menjanjikan
sehingga dapat menambah devisa negara yang pada akhirnya dapat
mensejahterakan rakyat/warga Indonesia.
Program Perluasan Areal Tanam (PAT) jagung dan kedelai untuk tahun ini
dilaksanakan di 6 desa, yaitu Rajamandala, Tanjungpura, Sukaraja, Dawagung,
Manggungjaya dan Manggungsari. PAT kedelai di Desa Rajamandala tepatnya di
Poktan Mandala Makmur dengan luas 10 Ha, di Desa Tanjungpura tepatnya di
Poktan Serbaguna II dengan luas 10 Ha, di Desa Manggungjaya tepatnya di
Poktan Sabilulungan dengan luas 10 Ha, di Desa Dawagung tepatnya di Poktan
Rahayu dan Mekar Jaya dengan luas 10 Ha. Bantuan yang didapat berupa benih
kedelai 20 Kg, Rizhobium 40 sachet/Ha, Petrobio 400 Kg, POC (Pupuk Organik
Cair) 10 Ltr, dan Pupuk Hayati 160 Kg. Sedangkan untuk PAT jagung di Desa
Dawagung tepatnya di Poktan Sukaraharja dengan luas 10 Ha dan Sinar Mukti
dengan luas luas 20 Ha, di Desa Manggungsari tepatnya di Poktan Mekarsari
dengan luas 20 Ha, dan Kawungsari 20 Ha, di Desa Tanjungpura tepatnya di
Poktan Serbaguna 1 dengan luas 20 Ha, di Desa Sukaraja tepatnya di Poktan
Sukaluyu dengan luas 10 Ha. Bantuan yang didapat berupa benih jagung 150 Kg,

24
Urea 500 Kg. Sedangkan Desa Sukanagalih dan Rajapolah tidak menerima
program PAT baik jagung maupun kedelai.
Permasalahan yang dihadapi yaitu dalam pelaksanaan penanaman dalam
program PAT baik jagung maupun kedelai, dalam penanamannya tidak serentak
antara kelompok yang satu dengan yang lainnya dikarenakan kondisi lapangan
yang tidak memungkinkan. Selain daripada itu, masalah yang dihadapi adalah
cuaca yang tidak mendukung, sehingga tanaman yang sudah dibudidayakan
tumbuh kurang optimal, banyak tanaman yang mati akibat hama dan penyakit
yang menyerang tanaman dan ada juga yang mati akibat kekeringan.

2. PENYEDIAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN (ALSINTAN)


Penyedian bantuan alsintan di Desa Manggungjaya diberikan melalui
kelompok tani, yaitu terdapat 2 buah Handtraktor ukuran besar, diberikan kepada
masing-masing kelompok tani diantaranya: kelompoktani Sabilulungan, dan
Kelompoktani Mandiri pada tahun 2017. Sedangkan untuk desa Rajamandala,
Tanjungpura, Manggungsari, Sukaraja, Dawagung, Sukanagalih dan Rajapolah
tidak menerima bantuan alsintan pada tahun ini.

3. PELAKSANAAN PROGRAM JARWO


Pelaksanaan program jajar legowo di Desa Dawagung telah dilaksanakan
sejak tahun 2008 hingga saat ini, namun pada tahun 2017 hanya kelompok tani
MekarJaya dan Rahayu yang mendapatkan bantuan benih untuk program jajar
legowo. Target jajar legowo ditahun 2017 ini yaitu 25 Ha dan telah tercapai.
Pelaksanaan program jajar legowo di Desa Tanjungpura telah
dilaksanakan sejak tahun 2011 masih dengan nama legowo yang sekarang
disebut jajar legowo, namun pada tahun 2017 hanya kelompok tani Serbaguna II
yang mendapatkan bantuan benih untuk program jajar legowo. Target jajar legowo
ditahun 2017 ini yaitu 25 Ha dan telah tercapai.
Pelaksanaan program jajar legowo di Desa Manggungsari telah
dilaksanakan sejak tahun 2015 masih dengan nama legowo yang sekarang
disebut jajar legowo, namun pada tahun 2017 hanya kelompok tani Kawungsari
dan Sari Mukti yang mendapatkan bantuan benih untuk program jajar legowo.
Target jajar legowo ditahun 2017 ini yaitu 25 Ha dan telah tercapai.

25
Pelaksanaan program jajar legowo di Desa Manggungjaya baru
dilaksanakan pada tahun 2017. Poktan yang mendapatkan bantuan 625 Kg benih
untuk program jajar legowo yaitu Sabilulungan. Target jajar legowo ditahun 2017
ini yaitu 25 Ha dan telah tercapai.
Pelaksanaan program Jajar Legowo di Desa Sukaraja cukup baik tetapi
masih banyak ditemui petani yang tidak melaksanakan program jarwo, hal ini
dikarenakan kurang pahamnya petani tentang manfaat sistem tanam jarwo.
Pelaksanaan program jajar legowo di Desa Rajamandala telah
dilaksanakan sejak tahun 2011 hingga sekarang, namun pada tahun 2017, Desa
Rajamandala tidak menerima program Jajar Legowo.
Pelaksanaan program Jajar Legowo di Desa Sukanagalih cukup baik tetapi
masih banyak ditemui petani yang tidak melaksanakan program jarwo, hal ini
dikarenakan kurang pahamnya petani tentang manfaat sistem tanam jarwo.
Pelaksanaan program Jajar Legowo di Desa Rajapolah cukup baik tetapi
masih banyak ditemui petani yang tidak melaksanakan program jarwo, hal ini
dikarenakan kurang pahamnya petani tentang manfaat sistem tanam jarwo.

4. GERAKAN TANAM CABAI DALAM POLYBAG


Gerakan tanam cabai dalam polybag diluncurkan pada tahun 2017.
Program gerakan tanam cabai dalam polybag ini merupakan salahsatu
program pemerintah yang dilatarbelakangi karena meningkatnya harga beli
rempah-rempah khususnya cabai di seluruh Indonesia, terutama pada saat
memasuki bulan ramadhan menjelang hari raya idul fitri. Selain itu juga,
pemerintah melihat bahwasannya lahan pekarangan yang ada disekitar rumah
warga, petani khususnya masih sangat jarang yang memanfaatkan lahan
tersebut untuk dijadikan lahan produktif. Dengan meningkatnya harga beli
cabai tersebut, pemerintah berinisiasi untuk memberikan bantuan program
pemanfaatan lahan pekarangan dengan cara budidaya tanaman cabai dalam
polybag.

5. PADI ORGANIK
Program padi organik pada tahun 2017 ini diberikan kepada 2 desa,
yaitu Desa Sukaraja dan Desa Manggungjaya.
Pertanian padi organik adalah kegiatan usaha tani padi secara
menyeluruh dari proses produksi sampai proses pengolahan hasil yang

26
dikelola secara alami dan ramah lingkungan tanpa penggunaan bahan kimia
sintesis dan rekayasa genetik sehingga menghasilkan produk yang sehat dan
bergizi. Program padi organik ini diterima oleh kelompok tani Sukaluyu dan
Tejamukti di Desa Sukaraja, dan di Desa Manggungjaya, Kec. Rajapolah, Kab.
Tasikmalaya.
Pemerintah mengadakan program padi organik dikarenakan pertanian
saat ini sudah sangat bergantung pada penggunaan bahan-bahan kimia.
Bahan kimia sangat berbahaya pada kesehatan manusia untuk waktu yang
akan datang, dapat merusak struktur tanah, tanah tidak subur lagi. Dengan
adanya program ini pemerintah berharap agar petani di Indonesia dapat
berbudidaya padi organik agar tanah tidak rusak dan rakyat Indonesia sehat.
Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program ini adalah petani
yang sudah sangat bergantung pada bahan kimia/pupuk kimia, hal itu
dikarenakan pupuk kimia sangat mudah dalam pengaplikasiannya dan sangat
cepat terlihat hasilnya. Selain itu pembuatan pupuk organik memakan waktu
yang lama dan juga lama dalam kelihatan hasilnya.

KECAMATAN SUKARAJA

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT)


Program Rehabilitasi jaringan Irigasi (RJI) di Kecamatan Sukaraja terdapat
di Desa Tarunajaya dan Desa Sirnajaya. Di Desa Tarunajaya RJI di kelola oleh
Kelompok Tani Balukbuk, di Desa Sirnajaya di kelola oleh Kelompok Tani
Panghegar. Panjang saluran irigasi yang dibangun yaitu 200 meter dengan tinggi
0.8 meter, dan lebar 0.3 meter. Jumlah bantuan yang didapat untuk program RJI
tersebut adalah Rp. 33.000.000/ desa.

Program GP PTT ( Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu )


Program GP PTT di Kecamatan Sukaraja pada umumnya sudah tidak ada
lagi semenjak ada program penanaman padi dengan pola Jajar Legowo. Jadi pada
intinya program GP PTT sudah tidak ada lagi dan di ganti oleh program tanam padi
dengan sistem jajar legowo.
Adapun bantuan yang di berikan pemerintah untuk mensukseskan progam
jajar legowo yaitu dengan pemberian benih padi inbrida varietas Inpari 13
sebanyak 15 kg/ desa.

27
Perluasan Areal Tanam (PAT)
Program PAT merupakan program pemerintah yang dilatarbelakangi oleh
kurangnya pasokan padi, jagung dan kedelai di Indonesia. Indonesia sampai saat
ini masih mengandalkan impor dari luar negeri untuk kebutuhan pangan Indonesia,
khususnya kacang kedelai yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan
tempe. Tujuan diadakannya program ini yaitu untuk penambahan luas areal tanam
kacang kedelai guna mencapai target pemerintah swasembada pangan kedelai
yang merupakan salahsatu dari tiga komoditas utama yang dibudidayakan.
Setelah swasembada pangan kedelai tercapai, harapan pemerintah yaitu dapat
mengekspor kacang kedelai kualitas terbaik dengan jumlah yang lebih besar dan
harga yang menjanjikan sehingga dapat menambah devisa negara yang pada
akhirnya dapat mensejahterakan rakyat/warga Indonesia. Selain itu pemerintah
juga ingin meningkatkan ekspor padi organik dengan kualitas baik pula.
Program PAT di Kecamatan Sukaraja dilaksanakan di 6 desa, yaitu Desa
Mekarjaya, Linggaraja, Leuwibudah, Sirnajaya, Janggala dan Margalaksana.
Adapun program PAT yang dilaksanakan terbagi dalam tiga program, yaitu
Perluasan Areal Tanam Baru (PATB), Perluasan Areal Tanam Jagung (PATJ) dan
Perluasan Areal Tanam Kedelai (PATK). Untuk data PAT lebih lengkapnya
terdapat di Tabel berikut :
Tabel 12. Perluasan Areal Tanam Baru (PATB)

Tabel 13. Perluasan Areal Tanam Jagung (PATJ)

28
Tabel 14. Perluasan Areal Tanam Kedelai (PATK)

Permasalahan yang dihadapi yaitu dalam pelaksanaan penanaman dalam


program PAT baik jagung maupun kedelai, dalam penanamannya tidak serentak
antara kelompok yang satu dengan yang lainnya dikarenakan kondisi lapangan
yang tidak memungkinkan. Selain itu, masalah yang dihadapi adalah cuaca yang
tidak mendukung, sehingga tanaman yang sudah dibudidayakan tumbuh kurang
optimal, banyak tanaman yang mati akibat hama dan penyakit yang menyerang
tanaman dan ada juga yang mati akibat kekeringan.

Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian (ALSINTAN)


Penyediaan bantuan Alat Mesin Pertanian pada tahun ini di Kecamatan
Sukaraja berupa bantuan cultivator sebanyak 4 buah, yang diberikan kepada
kelompok tani di tiga desa yaitu Desa Margalaksana, Leuwibudah, Linggaraja, dan
1 buah traktor tangan/hand tractor yang diberikan kepada Kelompok Tani Putra
Mandiri di Desa Linggaraja.

29
Program Jarwo/Jajar Legowo
Pelaksanaan program pola tanam padi dengan metode Jajar legowo telah
dilaksanakan di Kecamatan Sukraja. Adapun bantuan pemerintah untuk
mendukung program tanam jajar legowo ini yaitu berupa bantuan benih padi,
pupuk, dan obat-obatan. Selain jajar legowo dalam budidaya tanam padi,
Kecamatan Sukaraja juga mendapat bantuan program produksi padi organik
dengan pola tanam jajar legowo yang berlokasi di Desa Linggaraja.
Adapun lebih lengkapnya dapat di lihat dalam tabel berikut :
Tabel 15. Penerimaan Program Jajar Legowo

Tabel bantuan Program Padi Organik

Tabel 16. SRI Jajar Legowo

Pupuk Organik
Di Kecamatan Sukaraja untuk tahun 2017 telah mendapat bantuan pupuk
organik ± 2.750 ton. Bantuan pupuk tersebut tersebar untuk 8 desa di Kecamatan
Sukaraja.

30
Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP)
Di Kecamatan Sukaraja program ini belum terlaksana seluruhnya, masih
dalam proses penyelesaian.

Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM)


Di Kecamatan Sukaraja program ini tidak dilaksanakan karena program
tersebut telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya.

Pengembangan Embung Pertanian


Program embung pertanian sendiri dibangun pada tahun 2014 di Kelompok
Tani Tunas Karya dan Kelompok Bina Tani yang bertujuan untuk mengatasi
kekurangan air. Pekerjaan ini 100% dilaksanakan oleh pemborong.

Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat


Bantuan LDPM telah terealisasi pada tahun 2016. Program Penguatan
lembaga distribusi pangan masyarakat merupakan kegiatan dalam rangka
meningkatkan kemampuan gapoktan di wilayah sentra produksi padi agar mampu
membantu anggotanya dalam mendistribusikan/memasarkan/mengolah hasil
produksi pangannya disaat menghadapi panen raya dan mampu menyediakan
pangan bagi kebutuhan anggotanya disaat menghadapi paceklik.

Gerakan Tanam Cabai di dalam polybag


Gerakan tanam cabai dalam polybag dilaksanakan pada tahun 2017.
Program gerakan tanam cabai dalam polybag ini merupakan salah satu program
pemerintah yang dilatarbelakangi meningkatnya harga beli rempah-rempah
khususnya cabai di seluruh Indonesia. Dengan meningkatnya harga beli cabai
tersebut, pemerintah berinisiasi untuk memberikan bantuan program pemanfaatan
lahan pekarangan dengan cara budidaya tanaman cabai dalam polybag. Kegiatan
ini diadakan pada bulan Mei sampai Juni 2017. Telah dibagikan juga ke 8 desa
masing-masing sebanyak 2.800 polybag bibit cabe.

Pembangunan UPPO ( Unit Pengelola Pupuk Organik )


Di Kecamatan Sukaraja terdapat 2 UPPO yang berlokasi di Kelompok Tani
Putra Mandiri yang ada di Desa Linggaraja dan di Kelompok Ternak Lembu
Perkasa yang ada di Desa Sirnajaya.

31
Bantuan Ternak
Kecamatan Sukaraja mendapatkan bantuan ternak yang diberikan kepada
Kelompok Tani Sejahtera berupa 16 ekor kambing jenis PE pada bulan Mei 2017.

KECAMATAN JATIWARAS
RJIT (Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier)
Hasil dari Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier yang dilaksanakan di
Kecamatan Jatiwaras diantaranya :

1. Desa Kersagalih
Desa Kersagalih yang memliki lahan hamparan dengan kondisi lahan yang
cukup efektif untuk lahan persawahan memungkinkan masyarakat untuk
mengembangkan komoditas padi sawah. Untuk menunjang kegiatan tersebut
diperlukan sarana dan prasarana seperti halnya sumber pengairan. Pada tahun
2017 telah diterima bantuan pembanguna saluran irigasi di Desa Kersagalih dan
berikut adalah data untuk pembanguan irigasi tersebut.

Data irigasi yang dibangun di Desa Kersagalih pada tahun 2017


Panjang Saluran : 20 Meter
Tinggi Saluran : 2,5 Meter
Dengan luas pengairan : 25-30 Ha.
Saluran irigasi telah selesai dibangun dan beroperasi di desa tersebut,
sehingga 25-30 Ha sawah sudah bisa diairi. Pengaturan pengairan dilakukan oleh
kelompok tani.

2. Desa Kaputihan
Desa Kaputihan yang memiliki kemiringan lahan rata-rata 45 derajat
dengan kondisi lahan yang berbukit sehingga menyulitkan masyarakat untuk
mengatur saluran air. Pada saat musim kemarau keadaan lahan di desa tersebut
sangat sulit mendapatkan sumber air untuk mengairi sawah dan pada musim hujan
debit air terlalu besar sehingga menyulitkan warga untuk mengatur debit air yang
akan mengairi sawah. Oleh karena itu pemerintah setempat memberikan bantuan
dana untuk pembangunan DAM dan saluran irigasi di desa tersebut.

32
Data pembanguan DAM dan saluran irigasi di Desa Kaputihan pada tahun 2017
Panjang Saluran : 15 Meter
Tinggi Saluran : 2,5 Meter
Dengan Cakupan luas pengairan: 20-25 Ha.

Pembanguan Embung
Tinggi dinding bangunan: 7 Meter
Ketebalan bangunan : 60 cm
DAM dan embung telah selesai dibangun dan dioperasikan, sehingga
warga sekitar sudah bisa menggunakan saluran tersebut untuk mengatur
pengairan yang akan di salurkan ke tiap-tiap Blok sawah dan sekarang air yang
akan di alirkan ketiap-tiap sawah sudah bisa di atur dan di kontrol sesuai dengan
kebutuhan.

OPLA (Optimalisasi Lahan)

Optimalisai lahan di Kecamatan Jatiwaras salah satunya adalah Luas


Tambah Tanam ( LTT). Program LTT yang dilaksanakan di Kecamatan Jatiwaras
bertujuan untuk penambahan luas tambah tanam untuk komoditas padi, jagung,
dan kedelai sehingga penambahan juga akan berdampak terhadap hasil produksi.
Komoditi pertanian yang banyak diusahakan di lahan sawah adalah
tanaman padi. Selama tahun 2017 dari luas baku 1.037 hektar, luas tanam
mencapai 3.212 Ha. Rata-rata produktivitas mencapai 7,3 Ton/Ha untuk sistem
PTT.

Tabel 17.Luas tanam, luas panen, rata-rata produksi dan jumlah produksi
padi sawah di BPPKecamatan Jatiwaras tahun 2017

Luas Luas Jumlah Produktivitas (KW/Ha)


No Komoditas Tanam Pane Produks
(Ha) n (Ha) i (Ton) Tertingg Terendah Rata-
i Rata

1 Padi 3.036 2.866 21.065 7,45 7.25 7.35

JUMLAH 3.036 2.866 21.065 7,45 7.25 7.35

KECAMATAN CIBALONG

33
A. Melaksanakan Program Intensifikasi Kedelai Dan Jagung

Bantuan program intensifikasi kedelai dan jagung di Kecamatan Cibalong


diberikan pada beberapa kelompoktani, adapun kelompoktani yang mendapatkan
bantuan tersebut yaitu sebagai berikut:

Tabel 18. Petani yang mendapatkan bantuan intensifikasi jagung dan


kedelai

Jenis
NO DESA NAMA KELOMPOK KETUA Ha
Kegiatan

Mukti Abadi P Soni M 25


1 Eureunpalay

Mekar sari E Kostiwa 40

Marga mukti Ajo sarjo 30


2 Setiawaras
Mekarjaya Nana 15

Harapan jaya Rusmin 20

Giri Mukti Atang 30


Intensifikasi
Wargi Saluyu Iskandar 30
3 Jagung Cisempur
Suka mandiri Yaya S 30

Purwa Tatang 20

Karya tani 2 U kuswana 15

4 Karya tani Hamid 40


Parung
Mekar raharja Asep 30

Bojongsari Haerudin 20

5 Singajaya Rahayu Agus g 30

1 Setiawaras Makartani Juned 15

34
Mitra jaya Hendarya 20

Dayamekar Suryo 40
2 Cisempur
Cilangkap Tatang 25

3 Parung Wangsakerta Burhan 20

4 Cibalong Nusasari Totong 20

Intensifikasi Barokah A sanusi 25


Kedelai
Mandiri Undang 20

Mekarwangi Sutarjan 15
5 Singajaya
Harapan Ipah 20

Sejahtera Endina 20

Rahayu Agus 20

B. Peningkatan Produksi Kacang Tanah

Bantuan Peningkatan Produksi Kacang Tanah di Kecamatan Cibalong


diberikan pada beberapa kelompoktani, adapun kelompoktani yang mendapatkan
bantuan Pengembangan yaitu sebagai berikut :

Tabel 19. Petani yang mendapatkan bantuan kacang tanah

No Desa Nama Ketua Luas Lahan


Kelompok
( ha)
Tani

1 Singajaya Sindanghurip Adang 13

Barokah A sanusi 10

2 Cibalong Nusasari Totong s 13

3 Eureunpalay Sukatani Uned 11

35
C. Peningkatan Produksi Ubi Jalar

Bantuan Peningkatan Produksi Ubi jalar di Kecamatan Cibalong diberikan


pada beberapa kelompoktani, adapun kelompoktani yang mendapatkan bantuan
Pengembangan yaitu sebagai berikut :

Tabel 20. Petani yang mendapatkan bantuan ubi jalar

No Desa Nama kelompok Ketua Luas lahan ( ha )


tani
1 Cisempur Mekarjaya H. Ahdi 15

2 Parung Wangsakerta Burhan 17

D. UPPO ( Unit Pengolahan Pupuk Organik )

Bantuan UPPO ( Unit Pengolahan Pupuk Organik ) di Kecamatan Cibalong


diberikan pada beberapa kelompoktani, adapun kelompoktani yang mendapatkan
bantuan Pengembangan yaitu sebagai berikut :

Tabel 21. Petani yang mendapatkan bantuan UPPO

No Desa Nama kelompok Ketua kelompok Luas lahan


tani tani (ha)

1 Eureunpalay Sukaasih E Karmana 20

E. JARWO

Bantuan berupa benih padi di Kecamatan Cibalong diberikan


pada beberapa kelompoktani, adapun kelompoktani yang mendapatkan
bantuan Pengembangan yaitu sebagai berikut :

Tabel 22. Petani yang mendapatkan bantuan jarwo

No Jenis Desa Nama Ketua Luas


padi Kelompok kelompoktani Lahan
Tani
( ha)

1 Padi Eureunpalay Sindangheula Cece 25


Inhibrida
2 Setiawaras Harapan Jaya Rusmin 25

36
3 Parung Wangsakerta Aj. Burhan 25

4 Singajaya Mekarsari M. Tamim 25

5 Padi Setiawaras Dadapsari S. Arlan 25


Hibrida

F. Pengembangan Cabe Rawit

Bantuan berupa bibit cabe di Kecamatan Cibalong diberikan pada


beberapa kelompoktani, adapun kelompoktani yang mendapatkan bantuan
Pengembangan yaitu sebagai berikut :

Tabel 23. Petani yang mendapatkan bantuan benih cabe rawit

No Desa Nama Ketua Luas


kelompok kelompoktani lahan (ha)
tani
1 Eureunpalay Sukatani Uned 5

KECAMATAN PARUNGPONTENG

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT)

Program ini dialokasikan di Desa Cibanteng Kecamatan Parungponteng


yang memiliki satu titik yaitu di kelompoktani Mekartani yaitu saluran irigasi
memiliki panjang saluran 75 meter,tinggi saluran 30 cm,lebar saluran 40 cmdan
volume air 10 liter/detik

Program Jajar Legowo (JARWO)

Program jajar legowo sudah dilaksanakan oleh kecamatan Parungponteng


yang telah menerima bantuan caplak legowo dari pemerintah. Sistem tanam yang
dilaksanakan adalah sistem tanam legowo 2:1 dan legowo 4:1 yang sudah disertai
dengan penggunaan pupuk organik.

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)

37
Program PUAP merupakan bantuan dari pemerinah berupa modal bagi
kelompok tani untuk memulai usaha agribisnis yang dikelola oleh gapoktan di desa
binaan. Pada tahun 2017 Kecamatan Parungponteng akan mendapat Program
PUAP untuk setiap desa atau untuk setiap Gapoktan.

Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan di kecamatan Parungponteng sudah berjalan dengan baik


khusus nya bagi ternak Sapi sedangkan dengan Ternak kerbau belum
terelisasikan dengan baik dekarenakan populasi ternak kerbau di kecamatan
Parungponteng ini sangat sedikit.

Kesehatan Ternak
Penanganan Kesehatan ternak di kecamatan Parungponteng masih cukup
baik dikarenakan tidak adannya Pos Keswan , dikarenakan Kecamatan
Parungponteng ini adalah Kecamatan baru yang awalnya kecamatan ini bergbung
dengan Cibalong, Untuk Pos Keswan hanya ada di Kecamatan Cibalong.

Pemeriksaan Kebuntingan Ternak

Kegiatan PKB di kecamatan Parungponteng dilakukan langsung oleh


inseminator yang mana inseminator itu sendiri telah memiliki sertifikat ahli
pemeriksaan kebuntingan.

Manjemen Pemeliharaan

Manajemen pemeliharaan ternak oleh peternak di kecamatan


Parungponteng sudah Cukup baik.

KAJI TEKNOLOGI

Hasil dari pengujian yg diterapkan di Kelompok Lembu Perkasa Desa


Sirnajaya Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya seperti pada tabel berikut.

Tabel 24. Hasil Kaji Teknogi di Kelompok Tani Ternak Desa Sirnajaya
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017

38
Bobot Bobot
Perlakuan Kenaikan Persentas
Pemilik No. Jenis Kelompok badan badan
No. makanan bobot e kenaikan
sapi Ternak kelamin sapi awal akhir
tambahan (kg) (%)
(kg) (kg)

1 Dedi 7812 Jantan 166 198 32 19.27


Silase
2 Dirman 7813 Jantan 220 230 10 4.54
rumput
A
gajah +
3 Aceng 7814 Jantan 178 215 37 20.78
UMB
4 Diman 7815 Betina 95 104 9 9.47

Rata-rata 164.75 186.75 22 13.5

5 Aceng 7816 Jantan 150 170 20 13.33


Silase
6 Mus 7817 Jantan 194 202 8 4.12
rumput
B
lapang +
7 Deni 7818 Betina 170 186 16 9.41
UMB
8 Nendi 7819 Betina 110 125 15 13.63

Rata-Rata 156 170.75 14.75 10.12

9 Iim 7820 Jantan 146 154 8 5.47


Tanpa
10 Ruru 7821 Jantan 119 125 6 5.04
perlakuan
C
11 Ruru 7823 Jantan (pakan 240 253 13 5.41
biasa)
12 Mansyur 7824 Betina 116 131 15 12.93

Rata-rata 155.25 140.75 10.5 7,21

39
40
Tabel 25. Perhitungan & analisis data

No Perlakuan Total PBB(kg) Presentasi kenaikan


bobot badan.(%)
1 A 88 54,06
2 B 59 40,49
3 C 42 28,85

Keterangan:
1. Kelompok A diberi pakan berupa rumput gajah yang diawetkan
dalam bentuk silase 80%, silase jerami 20% dan Urea Molasses
Block (UMB).
2. Kelompok B diberi pakan berupa rumput lapangan dalam bentuk
silase 80%, silase jerami padi 20% dan Urea Molasses Block
(UMB).
3. Kelompok C diberi pakan berupa rumput lapang sebagaimana
biasanya petani memberikan pakan .

Dari Kaji Teknologi dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perlakuan A menghasilkan 54,06% kenaikan bobot badan, perlakuan B


menghasilkan 40,49% dan perlakuan C menghasilkan 28,85% dengan
demikian perlakuan A merupakan hasil tertinggi dalam perlakuan ini.

2. Sistem perlakuan penelitian dan pengamatan dilakukan bersama-sama


dengan peternak. Dengan harapan dapat dipahami oleh peternak.

3. Jenis sapi yang digunakan pada percobaan adalah sapi pasundan atau local,
karena jenis sapi ini merupakan sapi khas Jawa Barat sehingga bagus untuk
perkembangan usaha maupun populasi.

4. Sistem suplemen UMB merupakan upaya untuk memberikan suplemen nutrisi


dengan mengolah sendiri sehingga biaya bisa rendah.

5. Sistem pengawetan pakan ternak silase merupakan system pengawetan


pakan hijau dan limbah pertanian yang paling mudah diterapkan dalam usaha
ternak sekaligus ekonomis bagi pelaku usaha ternak menengah ke bawah.

41
6. Hasil penelitian selama 45 hari, tingkat palabilitas perlakuan A untuk ternak
muda pedet di bawah 50%, sedangkan untuk ternak dewasa di atas 80%.
Sedangkan perlakuan B pada ternak muda atau pedet tingkat palabilitas
kurang dari 40% dan pada ternak dewasa antara 50-80%.

42
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan diskusi langsung, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pendampingan Program UPSUS LTT di Kabupaten Tasikmalaya yaitu:
1. Pendampingan tersebut telah meningkatkan koordinasi dan keterpaduan
antara Perguruan Tinggi/STPP dengan stakeholder di lokasi dalam
mendukung program peningkatan produksi padi, jagung, kedelai, bawang
merah, aneka cabai, tebu dan daging
2. Telah membantu penyuluh dalam melakukan kegiatan pembinaan kepada
petani
3. Dapat memotivasi petani dalam penerapan komponen teknologi spesifik
lokasi dalam mengelola usahataninya
4. Telah memberikan laporan kemajuan pelaksanaan Program Pendampingan
Mahasiswa/Alumni.

Rekomendasi
1. Koordinasi dan keterpaduan antara Perguruan Tinggi/STPP dengan
stakeholder di lokasi harus tetap dipertahankan
2. Dalam melakukan kegiatan pembinaan kepada petani, harus diikuti dengan
aktif dan bersungguh-sungguh
3. Aktif memotivasi petani dalam penerapan komponen teknologi spesifik lokasi
dalam mengelola usahataninya

43
UPSUS SIWAB
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………..…….. 1
Tujuan……………………………………………………………….….. 2

PELAKSANAAN UPSUS SIWAB


Capaian IB, Jumlah Kebuntingan dan Jumlah Kelahiran………….. 3
Perkembangan pelaksanaan Identifikasi Status Reproduksi
dan Penanganan Gangguan Reproduksi……………....................... 9
Penyediaan Semen Beku, SDM IB, Sarana-prasarana IB, dan
pelaksanaan IB dan KA……………………………………………… 9

Perkembangan Distribusi dan Ketersediaan Semen Beku,


N2 Cair dan Kontainer…………………………………………………. 10
Penyediaan Kecukupan pakan HPT dan Konsentrat………………. 10
Pengendalian Pemotongan Betina Produktif………………………... 10

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……………………………………… 11


LAMPIRAN……………………………………………………………………. 12

ii
DAFTAR TABEL
hal

1. Capaian IB di Kabupaten Tasikmalaya pada bulan Mei,

Juni dan Juli………………………………………………………………… 3

2. Data sapi bunting berdasarkan PKB di Kabupaten Tasikmalaya……... 5

3. Data kelahiran sapi pada bulan mei, juni dan juli di Kabupaten

Tasikmalaya………………………………………………………………… 7

iii
DAFTAR GAMBAR

1. Pembukaan program UPSUS PAJALE di Dinas………………………… 12

2. Melakukan pembabutan di Keltan Argasari……………………………… 12

3. Pengecekan sapi untuk pembuatan pupuk organic dari kohe………… 12

4. Kegiatan safari ramadhan yang dihadiri oleh Bupati Tasikmalaya…… 12

5. Sosialisasi Kartu Tani di Kantor BPP……………………………………. 12

6. Pengolahan tanah di keltan Lengkong, Desa Sindangraja……………. 12

7. SRG Padi Organik di Desa Karangembung…………………………….. 13

8. Pembuatan pestisida nabati dan pupuk kompos di KWT Ciakar……… 13

9. Melakukan ubinan di keltan Keltapenis Desa Tanjungmekar ………… 13

10. Pengecekan demplot kedelai di Desa Sindangraja…………………… 13

11. Pembuatan olahan pascapanen di KWT Sugihmukti…………………. 13

12. Pengecekan tanaman kedelai di Keltan Keltapenis…………………… 13

13. Kegiatan SERGAP di Desa Tanjungmekar…………………………….. 14

14. Melakukan penanaman dengan sistem tegel………………………….. 14

15. Pemanfaatan pekarangan rumah……………………………………….. 14

16. Pemberian cendramata di Keltan Keltapenis………………………….. 14

17. Mengunjungi kios saprodi di Kec. Jamanis……………………………. 14

18. Menata pekarangan rumah di KWT Ciakar……………………………. 14

19. Pengisian polybag untuk pekarangan rumah………………………….. 15

20. Pemberian polybag, bibit, dan emrat ke KWT Ciakar………………… 15

22. Penutupan Program UPSUS PAJALE Kab. Tasikmalaya……………. 15

23. Pembuatan Kebun kelompok KWT Ciakar…………………………….. 16

23. Penanaman tembakau…………………………………………………… 16

24. Pencabutan Bibit Padi……………………………………………………. 16

25. Praktek Ubinan Memakai Picingan……………………………………… 16

26. Kunjungan Kepala Dinas Pertanian…………………………………….. 17

iv
27. Upaca Hari Lahirnya Pancasila………………………………………..... 17

28. Praktek Pembuatan Pupuk Organik……………………………………. 17

29. Perpisahan dengan Petani di Kecamatan Rajapolah………………… 17

30. Kegiatan Ubinan Kacang Tanah……………………………………….. 18

31. Sekolah lapang padi organic……………………………………………. 18

32. Demonstrasi Pembuatan Pupuk Organik……………………………... 18

33. Rapat Penentuan Jadwal Uji Teknologi………………………………... 18

34. Penanaman Padi Sistem Jajar Legowo………………………………... 19

35. Percepatan Luas Tambah Tanam………………………………………. 19

36. Mendampingi inseminator dalam kegiatan IB massal ………………. 20

37. Belajar palpasi rektal……………………………………………………… 20

38.Pengambilan sampel untuk diperiksa …………………………………. 20

39. IB massal…………………………………………………………………… 20

40.Melakukan penyuluhan……………………………………………………. 20

41.Melakukan penyuluhan……………………………………………………. 20

42. Apel di kantor Kecamatan Parungponteng serta laporan kedatangan 21

43. Pembuatan rencana kegiatan…………………………………………… 21

44. Perkenalan dan anjangsana ke kelompoktani…………………………. 21

45. Penanaman sistem tanam jajar legowo………………………………… 22

46. Melakukan Penyuluhan…………………………………………………… 22

47. Inseminasi Buatan………………………………………………………… 23

48. Uji Teknologi………………………………………………………………. 23

49. Supervisi…………………………………………………………………… 23

50. Pengisian data kartu tani………………………………………………… 24

51. Pemaparan Uji Teknologi………………………………………………… 24

v
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama manusia yang pemenuhannya


merupakan bagian dari hak asasi setiap rakyat Indonesia. Pangan senantiasa
harus tersedia secara cukup, aman, bermutu, bergizi, dan beragam dengan harga
yang terjangkau daya beli masyarakat, serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat. Negara berkewajiban mewujudkan
ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhannya, baik pada tingkat nasional
maupun daerah hingga perseorangan, secara merata di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu, dengan memanfaatkan sumber
daya, kelembagaan, dan budaya lokal.
Bila ditinjau dari sumber asalnya, bahan pangan hayati terdiri dari bahan
pangan nabati (asal tumbuhan) dan bahan pangan hewani (asal ternak dan ikan).
Bahan pangan hewani yang berasal dari ternak adalah daging, telur dan susu yang
berfungsi sebagai sumber zat gizi, utamanya protein dan lemak. Berdasarkan data
tahun 2009-2014, konsumsi daging, utamanya ruminansia, menunjukkan
peningkatan sebesar 18,2% dari 4,4 gram/kapita/hari pada tahun 2009 menjadi
5,2 gram/kapita/hari pada tahun 2014. Dilain pihak dalam kurun waktu yang sama
penyediaan daging sapi lokal rata-rata baru memenuhi 65,24% kebutuhan total
nasional. Sehingga kekurangannya masih dipenuhi dari impor, baik berupa sapi
bakalan maupun daging beku.
Menghadapi tantangan tersebut, Pemerintah perlu menyusun program
peningkatan produksi daging sapi/kerbau dalam negeri dengan menggunakan
pendekatan yang lebih banyak mengikut sertakan peran aktif masyarakat
utamanya dalam pengembangan populasi melalui pengembangan sistem
manajemen reproduksi. Mulai tahun 2017, Pemerintah menetapkan upaya khusus
percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau bunting yang dikenal dengan
Upsus Siwab. Dengan upaya khusus ini sapi/kerbau betina produktif milik peternak
dipastikan dikawinkan, baik melalui inseminasi buatan maupun kawin alam. Pada
tahun 2017 dari 5,9 juta ekor sapi potong dan sapi perah serta kerbau betina
dewasa, telah ditargetkan minimal 4 juta ekor sebagai akseptor sasaran Upsus
Siwab, dengan target kebuntingan minimal 3 juta ekor.
Sebagai dasar pelaksanaan kegiatan ini, telah terbit Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 48/Permentan/PK.210/10/2016, tentang Upaya Khusus Percepatan
Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting. Selain itu, untuk mengawal

1
operasionalisasinya di lapangan, telah diterbitkan Kepmentan Nomor
656/Kpts/OT.050/10/2016, tentang Kelompok Kerja Upaya Khusus Percepatan
Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting, Keputusan Menteri Pertanian
Nomor 8932/Kpts/OT.050/F/12/2016, tentang Sekretariat Kelompok Kerja Upus
Siwab, dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 8933/Kpts/OT.050/F/12/2016,
tentang Tim Supervisi Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan
Kerbau Bunting.

Tujuan

Kegiatan Pendampingan Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan


Kerbau Bunting, yang lebih dikenal dengan Upsus Siwab oleh Mahasiswa STPP
Bogor ini bertujuan :
1. Membantu Inseminator dalam pelaksanaan kegiatan Upsus SIWAB
2. Menyamakan persepsi pelaksanaan Program Upsus Siwab 2017
3. Membantu penyuluh dalam melakukan kegiatan pembinaan/pendampingan
kepada petani.

2
PELAKSANAAN UPSUS SIWAB

Capaian IB, Jumlah Kebuntingan, dan Jumlah Kelahiran

Capaian IB
Capaian IB di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Capaian IB di Kabupaten Tasikmalaya pada bulan Mei, Juni dan
Juli
Capaian IB
No. Kecamatan
Mei Juni 1-15 Juli

1. Sukaresik 1 - -

2. Jamanis - - -

3. Karangnungganl 127 66 34

4. Bojonggambir - - -

5. Cipatujah 79 67 53

6. Parungponteng 112 79 58

7. Mangunreja - - -

8. Rajapolah - - -

9. Sariwangi - - -

10. Padakembang - - -

11. Culamega 6 2 -

12. Cikalong 110 132 86

13. Cisayong - - -

14. Pancatengah 189 175 67

15. Cikatomas 170 188 87

16. Sukaraja 13 11 -

3
17. Cibalong 54 58 37

18. Bojong Asih 55 55 33

19. Bantarkalong 26 17 12

20. Sodonghilir 12 23 8

21. Taraju - - -

22. Salawu - - -

23. Puspahiang - - -

24. Tanjungjaya 2 1 1

25. Salopa 19 16 7

26. Karang Jaya - - -

27. Jatiwaras 57 79 22

28. Manonjaya - - -

29. Cineam - - -

30. Sukahening - - -

31. Gn Tanjung - - -

32. Singaparna - - -

33. Sukarame 2 - -

34. Leuwisari - - -

35. Cigalantong - - -

36. Sukaratu - - -

37. Ciawi - - -

38. Kadipaten - - -

4
39. Pagerageung 7 15 -

Jumlah 1041 984 505

Jumlah Kebuntingan
Berdasarkan Pemeriksaan Kebuntingan (PKB) yang dilakukan oleh petugas,
jumlah PKB di Kabupaten Tasikmalaya pada bulan mei, juni, dan juli dapat dilihat
pada tabel 2.

Tabel 2. Data sapi bunting berdasarkan PKB di Kabupaten Tasikmalaya

PKB (ekor)
No. Desa
Mei Juni 1-15 Juli

1. Sukaresik 0 - -

2. Jamanis - - -

3. Karangnungganl 53 38 25

4. Bojonggambir - - -

5. Cipatujah 20 26 12

6. Parungponteng 56 60 38

7. Mangunreja - - -

8. Rajapolah - - -

9. Sariwangi - - -

10. Padakembang - - -

11. Culamega 1 0 -

12. Cikalong 114 54 55

13. Cisayong - - -

5
14. Pancatengah 155 87 64

15. Cikatomas 151 111 102

16. Sukaraja 0 42 -

17. Cibalong 37 104 21

18. Bojong Asih 25 47 13

19. Bantarkalong 4 8 3

20. Sodonghilir 5 14 2

21. Taraju - - -

22. Salawu - - -

23. Puspahiang - - -

24. Tanjungjaya 0 5 0

25. Salopa 20 8 4

26. Karang Jaya - - -

27. Jatiwaras 47 45 3

28. Manonjaya - - -

29. Cineam - - -

30. Sukahening - - -

31. Gn Tanjung - - -

32. Singaparna - - -

33. Sukarame 0 - -

34. Leuwisari - - -

35. Cigalantong - - -

6
36. Sukaratu - - -

37. Ciawi - - -

38. Kadipaten - - -

39. Pagerageung 9 10 -

Jumlah 697 659 342

Jumlah Kelahiran
Jumlah kelahiran di Kabupaten Tasikmalaya pada bulan mei, juni dan juli dapat
dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Data kelahiran sapi pada bulan mei, juni dan juli di Kabupaten
Tasikmalaya

Jumlah Kelahiran
No. Kecamatan
Mei Juni 1-15 Juli

1. Sukaresik 0 - -

2. Jamanis - - -

3. Karangnungganl 31 38 15

4. Bojonggambir - - -

5. Cipatujah 7 11 12

6. Parungponteng 3 2 1

7. Mangunreja - - -

8. Rajapolah - - -

9. Sariwangi - - -

10. Padakembang - - -

7
11. Culamega 0 0 -

12. Cikalong 107 63 58

13. Cisayong - - -

14. Pancatengah 105 82 28

15. Cikatomas 131 109 47

16. Sukaraja 1 4 -

17. Cibalong 12 31 10

18. Bojong Asih 6 17 17

19. Bantarkalong 4 1 5

20. Sodonghilir 3 4 3

21. Taraju - - -

22. Salawu - - -

23. Puspahiang - - -

24. Tanjungjaya 0 0 2

25. Salopa 8 13 3

26. Karang Jaya - - -

27. Jatiwaras 42 36 12

28. Manonjaya - - -

29. Cineam - - -

30. Sukahening - - -

31. Gn Tanjung - - -

32. Singaparna - - -

8
33. Sukarame 0 - -

34. Leuwisari - - -

35. Cigalantong - - -

36. Sukaratu - - -

37. Ciawi - - -

38. Kadipaten - - -

39. Pagerageung 0 0 -

Jumlah 460 411 213

Perkembangan pelaksanaan Identifikasi Status Reproduksi dan


Penanganan Gangguan Reproduksi

Kegiatan Identifikasi status reproduksi dan penanganan gangguan


reproduksi di Kabupaten Tasikmalaya belum merata ke semua kecamatan yang
ada di Kabupaten Tasikmalaya.

Penyediaan Semen Beku, SDM IB, Sarana-prasarana IB, dan pelaksanaan IB


dan KA

Penyediaan Semen Beku. Penyediaan Semen Beku di Kabupaten


Tasikmalaya dipenuhi dari Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang. Namun untuk
sementara ini data produksi dan penyediaan dari BIB Lembang untuk Kabupaten
Tasikmalaya belum didapatkan.

Sumber Daya Manusia IB. Belum pasti berapa jumlah inseminator di


Kabupaten Tasikmalaya. Namun, inseminator menyebar di hampir setiap
kecamatan.

Sarana dan Prasarana IB. Dikarenakan data mengenai jumlah inseminator


di Kabupaten Tasikmalaya belum didapatkan, ketersediaan dan kebutuhan
sarana prasarana IB pun belum bisa dipastikan.

9
Pelaksanaan IB
1. Akseptor
Akseptor IB di Kabupaten Tasikmalaya berasal dari ternak yang
berkembang di masyarakat termasuk ternak yang berasal dari bantuan
pemerintah. Akseptor IB disamping yang berada di wilayah yang sudah
berjalan pelaksanaan IB, juga berasal dari ternak di wilayah yang IB belum
berjalan.
2. Pelayanan IB
Pelayanan IB di Kabupaten Tasikmalaya, penegembangan dan intoduksi
pelaksanaannya mengacu kepada pelaksanaan IB secara regular, dimana
ternak yang terdeteksi birahi dapat lansung dilakukan IB dan ternak yang
sudah di IB sebelumnya dapat dilakukan Pemeriksaan Kebuntingan (PKB).

KA (Kartu Anggota). Setiap Akseptor di Kabupaten Tasikmalaya memiliki


Kartu Anggota. Namun dalam pelaksanaan IB, Kartu Anggota (KA) yang ada
tidak terlalu digunakan.

Perkembangan Distribusi dan Ketersediaan Semen Beku, N2 Cair dan


Kontainer

Distribusi Semen Beku dan N2 Cair. Data mengenai distribusi semen beku
dan N2 Cair di Kabupaten Tasikmalaya masih belum didapatkan hingga saat ini.

Ketersediaan (stok) Semen Beku dan N2 Cair. Sejauh ini, ketersediaan


(stok) Semen Beku dan N2 Cair di Kabupaten Tasikmalaya belum didapatkan.

Penyediaan Kecukupan pakan HPT dan Konsentrat

Untuk sementara ini, data penyediaan kecukupan Hijauan Pakan Ternak dan
Konsentrat di Kabupaten Tasikmalaya belum didapatkan.

Pengendalian Pemotongan Betina Produktif

Berdasarkan hasil dari data yang didapat, selama 3 (tiga) bulan terakhir yang
terhitung dari bulan mei, juni, dan juli, tidak terdapat kejadian pemotongan betina
produktif di Kabupaten Tasikmalaya.

10
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan diskusi langsung, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pendampingan Program UPSUS SIWAB di Kabupaten Tasikmalaya yaitu:
1. Pendampingan Program Upsus SIWAB ini telah membantu inseminator dalam
pelaksanaan kegiatannya
2. Membantu dalam menyamakan persepsi pelaksanaan Program Upsus
SIWAB 2017
3. Telah membantu penyuluh dalam melakukan kegiatan
pembinaan/pendampingan kepada petani

Rekomendasi

1. Dalam mendampingi inseminator, mahasiswa diharapkan dapat lebih aktif dan


serius
2. Mahasiswa harus aktif dalam melaksanakan sosialisasi mengenai
pelaksanaan Upsus SIWAB kepada masyarakat
3. Dalam melakukan kegiatan pembinaan/pendampingan kepada petani,
mahasiswa harus mempelajari proses pembinaan tersebut dengan sebaik-
baiknya

11
Lampiran 1. Foto Dokumentasi Kegiatan Pendampingan LTT/SIWAB di
Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017

1. Pembukaan program UPSUS PAJALE 2. Melakukan pembabutan di Keltan Argasari


di Dinas

3. Pengecekan sapi untuk pembuatan 4. Kegiatan safari ramadhan yang dihadiri


pupuk organic dari kohe oleh Bupati Tasikmalaya

5. Sosialisasi Kartu Tani di Kantor BPP 6. Pengolahan tanah di keltan Lengkong,


Desa Sindangraja

12
7. SRG Padi Organik di Desa 8. Pembuatan pestisida nabati dan pupuk
Karangembung kompos di KWT Ciakar

9. Melakukan ubinan di keltan Keltapenis 10. Pengecekan demplot kedelai di Desa


Desa Tanjungmekar Sindangraja

11. Pembuatan olahan pascapanen di 12. Pengecekan tanaman kedelai di Keltan


KWT Sugihmukti Keltapenis

13
13. Kegiatan SERGAP di Desa 14. Melakukan penanaman dengan sistem
Tanjungmekar tegel

15. Pemanfaatan pekarangan rumah 16. Pemberian cendramata di Keltan


Keltapenis

17. Mengunjungi kios saprodi di Kec. 18. Menata pekarangan rumah di KWT
Jamanis Ciakar

14
19. Pengisian polybag untuk pekarangan 20. Pemberian polybag, bibit, dan emrat ke
rumah KWT Ciakar

23. Pembuatan Kebun kelompok KWT 22. Penutupan Program UPSUS PAJALE
Ciakar Kab. Tasikmalaya

15
Lampiran 2. Foto Dokumentasi Kegiatan Pendampingan LTT/SIWAB di
Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017

23. Penanaman tembakau

24. Pencabutan Bibit Padi

25. Praktek Ubinan Memakai Picingan

16
26. Kunjungan Kepala Dinas Pertanian 27. Upaca Hari Lahirnya Pancasila

28. Praktek Pembuatan Pupuk Organik

29. Perpisahan dengan Petani di Kecamatan Rajapolah

17
Lampiran 3. Foto Dokumentasi Kegiatan Pendampingan LTT/SIWAB di
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017

30. Kegiatan Ubinan Kacang Tanah


31. Sekolah lapang padi organik

33. Rapat Penentuan Jadwal Uji


32. Demonstrasi Pembuatan Pupuk
Teknologi
Organik

18
34. Penanaman Padi Sistem Jajar 35. Percepatan Luas Tambah Tanam
Legowo

19
Lampiran 4. Foto Dokumentasi Kegiatan Pendampingan LTT/SIWAB di
Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017

36. Mendampingi inseminator 37. Belajar palpasi rektal


dalam kegiatan IB massal

39. IB massal
38.Pengambilan sampel untuk diperiksa

40.Melakukan penyuluhan
41.Melakukan penyuluhan
Lampiran 5. Foto Dokumentasi Kegiatan Pendampingan LTT/SIWAB di
Kecamatan Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017

42. Apel di kantor Kecamatan Parungponteng serta laporan kedatangan

43. Pembuatan rencana kegiatan

44. Perkenalan dan anjangsana ke kelompoktani

21
45. Penanaman sistem tanam jajar legowo

46. Melakukan Penyuluhan

22
47. Inseminasi Buatan

48. Uji Teknologi

49. Supervisi

23
50. Pengisian data kartu tani

51. Pemaparan Uji Teknologi

24

Anda mungkin juga menyukai