Laporan Kabupaten Tasikmalaya Akhir
Laporan Kabupaten Tasikmalaya Akhir
Oleh :
Alhamdulillah Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, zat
Yang Maha Indah dengan segala keindahan-Nya, zat yang Maha Pengasih
dengan segala kasih sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua
makhluk-Nya. Alhamdulillah berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan akhir kegiatan pendampingan “Program Upaya Khusus
(UPSUS) Luas Tambah Tanam (LTT) Komoditas Padi, Jagung, Kedelai, tebu,
Aneka Cabai, Bawang Merah Dan Upaya Khusus Percepatan Peningkatan
Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (SIWAB)” .Tidak lupa Shalawat serta salam
semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
serta kepada keluarga, sahabat dan kepada kita selaku umatnya.
Kami sadari dalam penulisan laporan akhir dari kegiatan pendampingan ini
masih banyak sekali kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
serta saran guna perbaikan pembuatan laporan akhir dan kegiatan pendampingan
ke depan dapat lebih baik. Semoga laporan akhir dari kegiatan pendampingan ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
ii
Tasikmalaya, 5 Agustus 2017
Tim Pendamping
iii
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI……………………………...……………………………………. iv
DAFTAR TABEL……………………………………….……………………… v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
Tujuan……………………………………………………………………… 4
KEADAAN UMUM WILAYAH
Data dan Informasi Kabupaten Tasikmalaya…………………………… 5
Keadaan Usaha Subsektor Pertanian ………………………………….. 5
Keadaan Usaha Subsektor Peternakan ………………………………... 9
Keadaan Usaha Subsektor Perkebunan ………………………………. 10
Sumberdaya Manusia ……………………………………………………. 10
PENDAMPINGAN PROGRAM UPSUS LTT DAN SIWAB
Waktu dan Tempat Pelaksanaan………………………………………… 14
Mekanisme Pelaksanaan Pendampingan………………………………. 14
HASIL DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN
Kecamatan Jamanis……………………………………………………….. 20
Kecamatan Rajapolah……………………………………………………… 24
Kecamatan Sukaraja………………………………………………………. 27
Kecamatan Jatiwaras……………………………………………………… 32
Kecamatan Cibalong………………………………………………………. 33
Kecamatan Parungponteng………………………………………………. 37
iv
DAFTAR TABEL
hal
17. Luas tanam, luas panen, rata-rata produksi dan jumlah produksi
padi sawah di BPPKecamatan Jatiwaras tahun 2017…………………… 33
18. Petani yang mendapatkan bantuan intensifikasi jagung dan kedelai…. 34
v
23. Hasil Kaji Teknogi di Kelompok Tani Ternak Desa Sirnajaya
KecamatanSukaraja Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017…………….. 39
vi
DAFTAR GAMBAR
hal
vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
nasional. Dalam hal ini hak atas pangan seharusnya mendapat perhatian yang
sama besar dengan usaha menegakkan pilar-pilar hak azasi manusia lain. Untuk
mewujudkan kondisi ketahanan pangan nasional yang mantap, subsistem
ketahanan pangan (ketersediaan, distribusi dan konsumsi) dalam sistem
ketahanan pangan diharapkan dapat berfungsi secara sinergis, melalui kerjasama
antar komponen yang digerakkan oleh pemerintah dan masyarakat.
Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan
yang cukup, tetapi juga kemampuan untuk mengakses (termasuk membeli)
pangan dan tidak terjadinya ketergantungan pangan pada pihak manapun. Dalam
hal inilah, petani memiliki kedudukan strategis dalam ketahanan pangan, dimana
petani adalah produsen pangan sekaligus kelompok konsumen pangan terbesar.
Petani harus memiliki kemampuan untuk memproduksi pangan secara mandiri dan
juga harus memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan
mereka sendiri. Program UPSUS ini merupakan salah satu upaya untuk memenuhi
kebutuhan pangan serta meningkatkan produktifitas dan kualitas ketahanan
pangan masyarakat petani.
Arah kebijakan umum pengembangan sektor pertanian ditujukan pada
upaya, peningkatan produktivitas, produksi dan nilai tambah hasil-hasil pertanian
untuk menunjang kebutuhan pangan nasional serta memenuhi kebutuhan bahan
baku industri dan ekspor, sekaligus meningkatkan kesempatan kerja dan
pendapatan para pelaku usahanya. Secara eksplisit arah kebijakan umum
pengembangan sektor pertanian antara lain:
1. Peningkatan produktivitas dan produksi hasil pertanian untuk memenuhi
kebutuhan bahan pangan, bahan baku industri dan mengisi peluang ekspor,
melalui upaya peningkatan mutu intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi dan
konservasi.
2. Peningkatan nilai tambah produk-produk hasil pertanian untuk meningkatkan
pendapatan petani dan para pelaku usaha lain yang terlibat langsung maupun
tidak langsung dengan usaha pertanian.
3. Peningkatan kesempatan dan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian
untuk mengurangi jumlah pengangguran dari angkatan kerja yang terus
semakin bertambah.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya dukungan kebijakan
strategis dan pengaturan teknis agar seluruh sumberdaya, baik sumberdaya
manusia maupun sumberdaya alam berfungsi secara harmonis dan optimal. Padi,
2
Jagung dan Kedelai serta komoditas strategis pertanian lainnya antara lain aneka
cabai, bawang merah, tebu dan sapi potong merupakan 7 (tujuh) komoditas hasil
pertanian strategis yang seringkali menjadi isu nasional. Kementerian Pertanian
pada tahun 2016 mentargetkan peningkatan produksi padi minimal 76,2 juta ton
GKP, jagung 21,4 juta ton, kedelai 1,82 juta ton, aneka cabai 1,1 juta ton, bawang
merah 1,173 juta ton, tebu 3,2 juta ton dan daging sapi 0,552 juta ton. Target
tersebut dapat diwujudkan melalui:
1. Meningkatnya Indeks Pertanaman (IP) minimal sebesar 0,5;
2. Meningkatnya produksi padi minimal sebesar 76,2 juta ton GKP;
3. Meningkatnya produksi kedelai sebesar 1,82 juta ton;
4. Meningkatnya produksi jagung sebesar 21,4 juta ton;
5. Meningkatnya produksi cabai sebesar 1.106 ribu ton;
6. Meningkatnya produksi bawang merah sebesar 1.173 ribu ton;
7. Meningkatnya produksi tebu sebesar 3,2 juta ton;
8. Meningkatnya populasi sapi sebesar 470,9 ribu ton.
Dalam implementasi pencapaian target peningkatan produksi komoditas
tersebut, disadari adanya beberapa keterbatasan sebagai faktor pembatas, antara
lain keberadaan lahan dimana banyaknya alih fungsi lahan pertanian produktif
menjadi pemukiman, lahan industri dan sebagainya. Isu krusial program
swasembada daging sapi adalah kelangkaan sumber sapi bakalan, karena
peternak besar kurang tertarik pada usaha pembibitan. Kondisi lain yang menjadi
faktor pembatas adalah petani dan penyuluh pertanian. Jumlah penyuluh
pertanian pada dasawarsa terakhir ini mengalami penurunan yang nyata karena
pensiun, alih fungsi ke non penyuluh pertanian dan rendahnya rekruitmen
penyuluh. Mengingat kondisi tersebut, maka diperlukan upaya strategis, antara
lain penyiapan tenaga energik dan mandiri yang dapat membantu kinerja
penyuluh, terutama dalam pendampingan kepada petani. Upaya tersebut
didukung dengan implementasi secara nyata di lapangan dengan memberikan
perhatian yang serius dari semua pihak, termasuk perguruan tinggi sebagai
komunitas masyarakat akademis, dalam hal ini adalah civitas akademika yang
terdiri atas dosen dan Mahasiswa/Alumni.
3
program pendampingan Mahasiswa/Alumni sejak tahun 2015. Pada tahun 2016,
kegiatan pendampingan Mahasiswa/Alumni melibatkan 15 Perguruan Tinggi dari
17 provinsi se-Indonesia dan 6 STPP. Pendampingan oleh dosen dan
Mahasiswa/Alumni ini diselenggarakan berkoordinasi dengan SKPD terkait, BP3K,
dan kelembagaan petani yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan
dan produksi padi, jagung, kedelai, bawang merah, aneka cabai, tebu dan daging.
Potensi pengembangan komoditas strategis nasional tersebut masih cukup
besar, baik melalui peningkatan produktivitas tanaman, perluasan areal tanam
maupun peningkatan populasi. Maka dari itu pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam usahatani ketujuh komoditas tersebut masih terus diupayakan,
melalui peningkatan produksi di lokasi sentra produksi pangan menuju
swasembada pangan dan swasembada berkelanjutan.
Tujuan
Tujuan pendampingan Mahasiswa/Alumni adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan antara Perguruan Tinggi/STPP
dengan stakeholder di lokasi dalam mendukung program peningkatan produksi
padi, jagung, kedelai, bawang merah, aneka cabai, tebu dan daging;
2. Membantu penyuluh dalam melakukan kegiatan pembinaan kepada petani;
3. Membantu penyuluh untuk memotivasi petani dalam penerapan komponen
teknologi spesifik lokasi dalam mengelola usahataninya;
4. Memberikan laporan kemajuan pelaksanaan Program Pendampingan
Mahasiswa/Alumni.
4
KEADAAN UMUM WILAYAH
5
2 Karangnunggal 389 1314 1703
3 Cikalong 185 2266 2451
4 Pancategah 1733 530 2263
5 Cikatomas 425 899 1324
6 Cibalong 557 229 786
7 Parungponteng 1224 207 1431
8 Bantarkalong 819 215 1034
9 Bojongasih 229 477 706
10 Culamega 1035 749 1784
11 Bojonggambir 1412 411 1823
12 Sodonghilir 1666 778 2444
13 Taraju 771 388 1159
14 Salawu 1294 238 1532
15 Puspahiang 765 409 1174
16 Tanjungjaya 969 69 1038
17 Sukaraja 364 499 863
18 Salopa 1295 146 1441
19 Jatiwaras 505 532 1037
20 Cineam 623 96 713
21 Karangjaya 484 0 484
22 Manonjaya 559 311 870
23 Gunungtanjung 431 236 667
24 Singaparna 899 16 918
25 Mangunreja 996 0 996
26 Sukarame 1063 0 1063
27 Cigalontang 2762 287 3049
28 Leuwisari 1206 0 1206
29 Padakembang 1018 0 1018
30 Sariwangi 1132 0 1122
31 Sukaratu 1773 67 1840
32 Cisayong 1392 334 1726
33 Sukahening 821 105 926
34 Rajapolah 340 506 846
35 Jamanis 110 867 977
6
36 Ciawi 1296 248 1544
37 Kadipaten 712 79 791
38 Pagerageung 1477 75 1552
39 Sukaresik 561 237 798
Tasikmalaya 36131 14941 51072
7
15 Puspahiang 260 176 13 111 49
22 Manonjaya 99 25 72 93 6
23 Gunungtanjung 76 49 29 75 21
24 Singaparna 0 0 0 0 0
25 Mangunreja 0 0 0 3 0
26 Sukarame 0 0 0 0 12
27 Cigalontang 218 0 1 16 16
28 Leuwisari 0 20 0 0 6
29 Padakembang 10 0 0 7 3
30 Sariwangi 8 0 2 15 26
31 Sukaratu 0 0 0 2 0
32 Cisayong 7 0 0 23 7
34 Rajapolah 58 80 0 7 1
35 Jamanis 19 48 13 1 28 2
36 Ciawi 160 0 5 36 9
39 Sukaresik 56 66 2 118 23
8
Sumber : Tasikmalaya dalam angka 2017
Tabel 3. Luas panen (ha) dan produksi tanaman sayuran (kw) di Kabupaten
Tasikmalaya
1 Mangga 6.191
2 Durian 20.436
3 Jeruk 1.513
4 Pisang 1.220.726
5 Pepaya 6744
6 Nanas 975
9
1 Sapi Perah 2.138
2 Sapi Potong 52.363
3 Kerbau 11.835
4 Kuda 350
5 Kambing 94.918
6 Domba 358.836
7 Babi 0
Sumberdaya Manusia
Jumlah penduduk di Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan data terakhir
pada bulan Maret 2017 tercatat sebanyak 1.742. 276 jiwa, terdiri dari laki-laki
sebanyak 863.488 orang dan perempuan sebanyak 878.788 orang. Jumlah
penduduk berdasarkan jenis kelamin selengkapnya pada Tabel 7.
10
Rasio
Jumlah
Laki-laki Perempuan Jenis
Total
Kelamin
11
25 Mangunreja 20,090 20,415 98.41 98.41
Tidak/Belum Pernah
Sekolah/Tidak/Belum 287.723 171.349 459.072
Tamat SD
12
287.723 171.349 459.072
Diploma I/II/III/Akademi/Universitas
Jumlah/Total 454.402 270.262 724.664
13
PENDAMPINGAN PROGRAM UPSUS LTT DAN SIWAB
Pendampingan LTT
Dalam rangka pencapaian tujuan Program UPSUS LTT Tahun 2017
terutama dalam rangka mendukung Program PAJALE (Padi, Jagung dan Kedele)
sesuai dengan program pemerintah dalam rangka swasembada padi, jagung dan
kedele tahun 2014 – 2017, berbagai upaya kegiatan penyelenggaraan
pendampingan yang dilaksanakan selama kurun waktu tiga bulan yang dimulai
pada bulan Mei 2017 sampai dengan bulan Juli 2017. Kegiatan tersebut pada
dasarnya diarahkan pada upaya pemecahan masalah dan kendala yang ada dan
mungkin menjadi hambatan terhadap pencapaian tujuan Program UPSUS LTT
yang telah ditetapkan.
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan antara lain dalam rangka upaya
peningkatan keberdayaan dan kemandirian petani beserta keluarganya melalui
pendekatan kelompok dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan
pengelolaan usaha taninya menuju agribisnis pertanian yang tangguh agar dapat
meningkatkan produktivitas hasil usaha tani sekaligus meningkatkan pendapatan
dan taraf kualitas hidup para petani beserta keluarganya. Upaya untuk mencapai
tujuan tersebut meliputi bimbingan dan pembinaan dalam hal aspek teknis yaitu
14
dalam hal peningkatan penerapan teknologi budidaya, penanganan pasca panen,
pengolahan hasil, dan pemasaran hasil usaha tani yang lebih menguntungkan.
Selain aspek teknis, guna pemberdayaan dan kemandirian petani dan
kelembagaannya dalam hal aspek sosial ekonomi untuk mendukung kelancaran
pengelolaan dan pengembangan usaha tani sejalan dengan konsep agribisnis,
diupayakan untuk meningkatkan kelas kemampuan Kelompok Tani di setiap
tingkatan, peningkatan akses petani ke lembaga keuangan, informasi, sarana
produksi, dan pemasaran serta lebih mengembangkan jumlah kelompok tani
dalam kemitraan usaha dengan para pelaku usaha pertanian.
Metoda penyelenggaraan Pendampingan Program UPSUS LTT yang
berkaitan dengan aspek teknis antara lain penyelenggaraan penyuluhan, seperti
Sekolah Lapang (SL) Petani dengan tujuan agar petani tidak hanya mendapatkan
pengetahuan teknis namun juga mendapatkan pengetahuan secara non teknis
untuk menambah wawasan serta membudidayakan atau mengembangkan
berbagai komoditas unggulan, penerapan usahatani, penerapan pola tanam,
pengaturan jarak tanam, pelaksanaan sistem tanam jajar legowo, kaji teknologi,
demonstrasi cara dan pasca panen, kunjungan lapangan/pertemuan petani, temu
usaha, temu lapang, dan berbagai kegiatan lainnya.
Upaya peningkatan pemberdayaan dan kemandirian petani dan
kelembagaannya tidak akan tercapai apabila kurang mendapat dukungan dari
berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan. Untuk itu upaya kegiatan
koordinasi dan konsultasi dengan lembaga, dinas/instansi terkait, pemerintahan
setempat, dan para pelaku usaha pertanian perlu terus ditingkatkan.
Pendampingan SIWAB
Dalam rangka pencapaian tujuan Program UPSUS SIWAB Tahun 2017,
berbagai upaya kegiatan penyelenggaraan pendampingan yang dilaksankan
selama kurun waktu tiga bulan yang di mulai pada bulan Mei 2017 sampai dengan
bulan Juli 2017, pada dasarnya di arahkan pada upaya pemecahan masalah dan
kendala yang ada dan mungkin menjadi hambatan terhadap pencapaian tujuan
Program UPSUS SIWAB yang telah ditetapkan.
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan antara lain dalam rangka upaya
peningkatan jumlah sapi indukan bunting.
15
Ruang Lingkup
16
26 Bojonggambir
27 Sodonghilir
28 Parungponteng
29 Jatiwaras
30 Salopa
31 Culamega
32 Bantarkalong
33 Bojongasih
34 Cibalong
35 Cikatomas
36 Cipatujah
37 Karangnunggal
38 Cikalong
39 Pancatengah
17
Adapun wilayah binaan dari mahasiswa pendampingan LTT/ SIWAB di 6
kecamatan yang diantaranya :
18
OPLA (Optimalisasi Lahan)
Optimalisasi lahan dilaksanakan di setiap kelompok tani di sebelas desa
yang ada di Kecamatan Jatiwaras. Untuk pengoptimalisasian lahan, petani atau
masyarakat di sekitar mengupayakan meminimalisir kehilangan unsur hara tanah
maupun keadaan dan kondisi lahan, misalnya dalam proses budidaya atau
pengembangan komoditas dalam satu tahun kelompok tani atau masyarakat
sekitar mengupayakan untuk bisa tiga kali dalam musim tanam dimana dalam
setiap musim tanam tersebut dua kali musim tanam untuk komoditas padi sawah
dan satu kali tanam untuk komoditas kedelai.
Kaji Teknologi
19
HASIL DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN
KECAMATAN JAMANIS
Hasil Program
Kegiatan yang terlaksanakan adalah:
1. Pelaksanaan Program Jajar Legowo (Jarwo)
Jajar Legowo (Jarwo) 2:1 adalah salah satu cara tanam pindah padi sawah
yang mengatur setiap dua barisan tanaman dan diselingi dengan satu barisan
kosong (legowo) dengan penerapan jarak tanam, baik dalam barisan maupun
antar barisan disesuaikan dengan maksud kesuburan tanah dan ketinggian
tempat. Semakin subur tanah, maka jarak tanam yang diterapkan semakin lebar.
Maksud dan tujuan penerapan sistem Jarwo, di antaranya: (1) Memanfaatkan
radiasi matahari pada tanaman yang terletak di pinggir petakan, sehingga
diharapkan seluruh pertanaman memperoleh efek pinggir (border effect), (2)
Memanfaatkan efek turbulensi udara yang bila dikombinasikan dengan sistem
pengairan basah-kering berselang maka dapat mengangkat asam-asam organik
tanah yang berbahaya bagi tanaman dari bagian bawah ke bagian atas
(menguap), (3) Meningkatkan kandungan karbon dioksida (CO2) dan hasil
fotosintesis tanaman, (4) Memudahkan dalam pemupukan dan pengendalian tikus,
dan (5) Meningkatkan populasi tanaman per satuan luas.
Pelaksanaan sistem tanam jajar legowo di Desa Tanjung Mekar sejak tahun
2016. Namun sampai sekarang masih banyak petani yang belum mengenal sistem
tanam jajar legowo, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan petani tentang
sistem tanam jajar legowo diakibatnya penyuluh pertanian lapanagn atau PPL
merupakan perangkat struktual yaitu PPL yang merangkap menjadi Mantri Tani
Kecamatan Jamanis.
Permasalahan lain yang dihadapi dalam penerapan teknik jajar legowo ini
adalah masih sulitnya mencari buruh tanam yang mau menanam dengan sistem
jajar legowo karena buruh jasa tanam yang lebih menyukai teknik tanam
konvensional (persegi), apabila penyuluh tidak berpartisipasi dan mengawasi
langsung kelapangan, para petani tidak mau menggunakan sistem tanam jajar
legowo, tetapi meskipun masih sedikitnya petani atau buruh tani yang mengetahui
sistem tanam jajar legowo di Desa Tanjung Mekar telah mencapai persentase
sebesar 70%.
2. Rembug Tani
20
Rembug tani yang dilakukan di Desa Tanjung Mekar adalah tentang
perencanaan dan penentuan kesepakatan mulai dari persiapan lahan,
penyemaian benih, penentuan harga traktor, waktu penanaman, pemeliharaan,
pemupukan, penentuan sewa mesin panen (grabag) dan penentuan waktu panen.
Hasil dari rembug tani di Desa Tanjung Mekar adalah sebagai berikut :
2. Kecamatan Jamanis
Pendamping
21
10. Hasil Peserta sudah mengetahui jadwal tanam.
3. Kursus tani
Kurus tani ini dilakukan oleh PPL di Kelompok Tani dengan materi yang
disampaikan adalah tentang penanganan pascapanen jagung, adapun kegiatan
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.
Tabel 10. Berita Acara Kegiatan Kursus Tani di Kelompok Tani Pemuda
Jamanis (Keltapenis)
2. Kecamatan Jamanis
Pendamping
22
10. Hasil Peserta sudah mengetahui penanganan
pascapanen jagung.
Keltapenis,
Desa Tanjung
Anugerah, Benih kedelai,
1. GPPTT Mekar, Desa
Ciakar dan padi dan pupuk
Karang Mulya
Hitapera
Keltapenis, Tani
Desa Tanjung
Jarwo (Jajar Mekar, Pusaka Benih padi dan
2. Mekar, Desa
Legowo) Tani, Kertasari caplak
Condong
dan Hitapera
Desa Tanjung
Tani Mekar,
Mekar, Desa
3. PIP Karya Mear dan Benih padi
Condong, Desa
Sugih Mukti
Karang Resik
23
Mekar dan
Hitapera
KECAMATAN RAJAPOLAH
24
Urea 500 Kg. Sedangkan Desa Sukanagalih dan Rajapolah tidak menerima
program PAT baik jagung maupun kedelai.
Permasalahan yang dihadapi yaitu dalam pelaksanaan penanaman dalam
program PAT baik jagung maupun kedelai, dalam penanamannya tidak serentak
antara kelompok yang satu dengan yang lainnya dikarenakan kondisi lapangan
yang tidak memungkinkan. Selain daripada itu, masalah yang dihadapi adalah
cuaca yang tidak mendukung, sehingga tanaman yang sudah dibudidayakan
tumbuh kurang optimal, banyak tanaman yang mati akibat hama dan penyakit
yang menyerang tanaman dan ada juga yang mati akibat kekeringan.
25
Pelaksanaan program jajar legowo di Desa Manggungjaya baru
dilaksanakan pada tahun 2017. Poktan yang mendapatkan bantuan 625 Kg benih
untuk program jajar legowo yaitu Sabilulungan. Target jajar legowo ditahun 2017
ini yaitu 25 Ha dan telah tercapai.
Pelaksanaan program Jajar Legowo di Desa Sukaraja cukup baik tetapi
masih banyak ditemui petani yang tidak melaksanakan program jarwo, hal ini
dikarenakan kurang pahamnya petani tentang manfaat sistem tanam jarwo.
Pelaksanaan program jajar legowo di Desa Rajamandala telah
dilaksanakan sejak tahun 2011 hingga sekarang, namun pada tahun 2017, Desa
Rajamandala tidak menerima program Jajar Legowo.
Pelaksanaan program Jajar Legowo di Desa Sukanagalih cukup baik tetapi
masih banyak ditemui petani yang tidak melaksanakan program jarwo, hal ini
dikarenakan kurang pahamnya petani tentang manfaat sistem tanam jarwo.
Pelaksanaan program Jajar Legowo di Desa Rajapolah cukup baik tetapi
masih banyak ditemui petani yang tidak melaksanakan program jarwo, hal ini
dikarenakan kurang pahamnya petani tentang manfaat sistem tanam jarwo.
5. PADI ORGANIK
Program padi organik pada tahun 2017 ini diberikan kepada 2 desa,
yaitu Desa Sukaraja dan Desa Manggungjaya.
Pertanian padi organik adalah kegiatan usaha tani padi secara
menyeluruh dari proses produksi sampai proses pengolahan hasil yang
26
dikelola secara alami dan ramah lingkungan tanpa penggunaan bahan kimia
sintesis dan rekayasa genetik sehingga menghasilkan produk yang sehat dan
bergizi. Program padi organik ini diterima oleh kelompok tani Sukaluyu dan
Tejamukti di Desa Sukaraja, dan di Desa Manggungjaya, Kec. Rajapolah, Kab.
Tasikmalaya.
Pemerintah mengadakan program padi organik dikarenakan pertanian
saat ini sudah sangat bergantung pada penggunaan bahan-bahan kimia.
Bahan kimia sangat berbahaya pada kesehatan manusia untuk waktu yang
akan datang, dapat merusak struktur tanah, tanah tidak subur lagi. Dengan
adanya program ini pemerintah berharap agar petani di Indonesia dapat
berbudidaya padi organik agar tanah tidak rusak dan rakyat Indonesia sehat.
Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program ini adalah petani
yang sudah sangat bergantung pada bahan kimia/pupuk kimia, hal itu
dikarenakan pupuk kimia sangat mudah dalam pengaplikasiannya dan sangat
cepat terlihat hasilnya. Selain itu pembuatan pupuk organik memakan waktu
yang lama dan juga lama dalam kelihatan hasilnya.
KECAMATAN SUKARAJA
27
Perluasan Areal Tanam (PAT)
Program PAT merupakan program pemerintah yang dilatarbelakangi oleh
kurangnya pasokan padi, jagung dan kedelai di Indonesia. Indonesia sampai saat
ini masih mengandalkan impor dari luar negeri untuk kebutuhan pangan Indonesia,
khususnya kacang kedelai yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan
tempe. Tujuan diadakannya program ini yaitu untuk penambahan luas areal tanam
kacang kedelai guna mencapai target pemerintah swasembada pangan kedelai
yang merupakan salahsatu dari tiga komoditas utama yang dibudidayakan.
Setelah swasembada pangan kedelai tercapai, harapan pemerintah yaitu dapat
mengekspor kacang kedelai kualitas terbaik dengan jumlah yang lebih besar dan
harga yang menjanjikan sehingga dapat menambah devisa negara yang pada
akhirnya dapat mensejahterakan rakyat/warga Indonesia. Selain itu pemerintah
juga ingin meningkatkan ekspor padi organik dengan kualitas baik pula.
Program PAT di Kecamatan Sukaraja dilaksanakan di 6 desa, yaitu Desa
Mekarjaya, Linggaraja, Leuwibudah, Sirnajaya, Janggala dan Margalaksana.
Adapun program PAT yang dilaksanakan terbagi dalam tiga program, yaitu
Perluasan Areal Tanam Baru (PATB), Perluasan Areal Tanam Jagung (PATJ) dan
Perluasan Areal Tanam Kedelai (PATK). Untuk data PAT lebih lengkapnya
terdapat di Tabel berikut :
Tabel 12. Perluasan Areal Tanam Baru (PATB)
28
Tabel 14. Perluasan Areal Tanam Kedelai (PATK)
29
Program Jarwo/Jajar Legowo
Pelaksanaan program pola tanam padi dengan metode Jajar legowo telah
dilaksanakan di Kecamatan Sukraja. Adapun bantuan pemerintah untuk
mendukung program tanam jajar legowo ini yaitu berupa bantuan benih padi,
pupuk, dan obat-obatan. Selain jajar legowo dalam budidaya tanam padi,
Kecamatan Sukaraja juga mendapat bantuan program produksi padi organik
dengan pola tanam jajar legowo yang berlokasi di Desa Linggaraja.
Adapun lebih lengkapnya dapat di lihat dalam tabel berikut :
Tabel 15. Penerimaan Program Jajar Legowo
Pupuk Organik
Di Kecamatan Sukaraja untuk tahun 2017 telah mendapat bantuan pupuk
organik ± 2.750 ton. Bantuan pupuk tersebut tersebar untuk 8 desa di Kecamatan
Sukaraja.
30
Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP)
Di Kecamatan Sukaraja program ini belum terlaksana seluruhnya, masih
dalam proses penyelesaian.
31
Bantuan Ternak
Kecamatan Sukaraja mendapatkan bantuan ternak yang diberikan kepada
Kelompok Tani Sejahtera berupa 16 ekor kambing jenis PE pada bulan Mei 2017.
KECAMATAN JATIWARAS
RJIT (Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier)
Hasil dari Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier yang dilaksanakan di
Kecamatan Jatiwaras diantaranya :
1. Desa Kersagalih
Desa Kersagalih yang memliki lahan hamparan dengan kondisi lahan yang
cukup efektif untuk lahan persawahan memungkinkan masyarakat untuk
mengembangkan komoditas padi sawah. Untuk menunjang kegiatan tersebut
diperlukan sarana dan prasarana seperti halnya sumber pengairan. Pada tahun
2017 telah diterima bantuan pembanguna saluran irigasi di Desa Kersagalih dan
berikut adalah data untuk pembanguan irigasi tersebut.
2. Desa Kaputihan
Desa Kaputihan yang memiliki kemiringan lahan rata-rata 45 derajat
dengan kondisi lahan yang berbukit sehingga menyulitkan masyarakat untuk
mengatur saluran air. Pada saat musim kemarau keadaan lahan di desa tersebut
sangat sulit mendapatkan sumber air untuk mengairi sawah dan pada musim hujan
debit air terlalu besar sehingga menyulitkan warga untuk mengatur debit air yang
akan mengairi sawah. Oleh karena itu pemerintah setempat memberikan bantuan
dana untuk pembangunan DAM dan saluran irigasi di desa tersebut.
32
Data pembanguan DAM dan saluran irigasi di Desa Kaputihan pada tahun 2017
Panjang Saluran : 15 Meter
Tinggi Saluran : 2,5 Meter
Dengan Cakupan luas pengairan: 20-25 Ha.
Pembanguan Embung
Tinggi dinding bangunan: 7 Meter
Ketebalan bangunan : 60 cm
DAM dan embung telah selesai dibangun dan dioperasikan, sehingga
warga sekitar sudah bisa menggunakan saluran tersebut untuk mengatur
pengairan yang akan di salurkan ke tiap-tiap Blok sawah dan sekarang air yang
akan di alirkan ketiap-tiap sawah sudah bisa di atur dan di kontrol sesuai dengan
kebutuhan.
Tabel 17.Luas tanam, luas panen, rata-rata produksi dan jumlah produksi
padi sawah di BPPKecamatan Jatiwaras tahun 2017
KECAMATAN CIBALONG
33
A. Melaksanakan Program Intensifikasi Kedelai Dan Jagung
Jenis
NO DESA NAMA KELOMPOK KETUA Ha
Kegiatan
Purwa Tatang 20
Bojongsari Haerudin 20
34
Mitra jaya Hendarya 20
Dayamekar Suryo 40
2 Cisempur
Cilangkap Tatang 25
Mekarwangi Sutarjan 15
5 Singajaya
Harapan Ipah 20
Sejahtera Endina 20
Rahayu Agus 20
Barokah A sanusi 10
35
C. Peningkatan Produksi Ubi Jalar
E. JARWO
36
3 Parung Wangsakerta Aj. Burhan 25
KECAMATAN PARUNGPONTENG
37
Program PUAP merupakan bantuan dari pemerinah berupa modal bagi
kelompok tani untuk memulai usaha agribisnis yang dikelola oleh gapoktan di desa
binaan. Pada tahun 2017 Kecamatan Parungponteng akan mendapat Program
PUAP untuk setiap desa atau untuk setiap Gapoktan.
Inseminasi Buatan
Kesehatan Ternak
Penanganan Kesehatan ternak di kecamatan Parungponteng masih cukup
baik dikarenakan tidak adannya Pos Keswan , dikarenakan Kecamatan
Parungponteng ini adalah Kecamatan baru yang awalnya kecamatan ini bergbung
dengan Cibalong, Untuk Pos Keswan hanya ada di Kecamatan Cibalong.
Manjemen Pemeliharaan
KAJI TEKNOLOGI
Tabel 24. Hasil Kaji Teknogi di Kelompok Tani Ternak Desa Sirnajaya
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
38
Bobot Bobot
Perlakuan Kenaikan Persentas
Pemilik No. Jenis Kelompok badan badan
No. makanan bobot e kenaikan
sapi Ternak kelamin sapi awal akhir
tambahan (kg) (%)
(kg) (kg)
39
40
Tabel 25. Perhitungan & analisis data
Keterangan:
1. Kelompok A diberi pakan berupa rumput gajah yang diawetkan
dalam bentuk silase 80%, silase jerami 20% dan Urea Molasses
Block (UMB).
2. Kelompok B diberi pakan berupa rumput lapangan dalam bentuk
silase 80%, silase jerami padi 20% dan Urea Molasses Block
(UMB).
3. Kelompok C diberi pakan berupa rumput lapang sebagaimana
biasanya petani memberikan pakan .
3. Jenis sapi yang digunakan pada percobaan adalah sapi pasundan atau local,
karena jenis sapi ini merupakan sapi khas Jawa Barat sehingga bagus untuk
perkembangan usaha maupun populasi.
41
6. Hasil penelitian selama 45 hari, tingkat palabilitas perlakuan A untuk ternak
muda pedet di bawah 50%, sedangkan untuk ternak dewasa di atas 80%.
Sedangkan perlakuan B pada ternak muda atau pedet tingkat palabilitas
kurang dari 40% dan pada ternak dewasa antara 50-80%.
42
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan diskusi langsung, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pendampingan Program UPSUS LTT di Kabupaten Tasikmalaya yaitu:
1. Pendampingan tersebut telah meningkatkan koordinasi dan keterpaduan
antara Perguruan Tinggi/STPP dengan stakeholder di lokasi dalam
mendukung program peningkatan produksi padi, jagung, kedelai, bawang
merah, aneka cabai, tebu dan daging
2. Telah membantu penyuluh dalam melakukan kegiatan pembinaan kepada
petani
3. Dapat memotivasi petani dalam penerapan komponen teknologi spesifik
lokasi dalam mengelola usahataninya
4. Telah memberikan laporan kemajuan pelaksanaan Program Pendampingan
Mahasiswa/Alumni.
Rekomendasi
1. Koordinasi dan keterpaduan antara Perguruan Tinggi/STPP dengan
stakeholder di lokasi harus tetap dipertahankan
2. Dalam melakukan kegiatan pembinaan kepada petani, harus diikuti dengan
aktif dan bersungguh-sungguh
3. Aktif memotivasi petani dalam penerapan komponen teknologi spesifik lokasi
dalam mengelola usahataninya
43
UPSUS SIWAB
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………..…….. 1
Tujuan……………………………………………………………….….. 2
ii
DAFTAR TABEL
hal
3. Data kelahiran sapi pada bulan mei, juni dan juli di Kabupaten
Tasikmalaya………………………………………………………………… 7
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
27. Upaca Hari Lahirnya Pancasila………………………………………..... 17
39. IB massal…………………………………………………………………… 20
40.Melakukan penyuluhan……………………………………………………. 20
41.Melakukan penyuluhan……………………………………………………. 20
49. Supervisi…………………………………………………………………… 23
v
PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
operasionalisasinya di lapangan, telah diterbitkan Kepmentan Nomor
656/Kpts/OT.050/10/2016, tentang Kelompok Kerja Upaya Khusus Percepatan
Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting, Keputusan Menteri Pertanian
Nomor 8932/Kpts/OT.050/F/12/2016, tentang Sekretariat Kelompok Kerja Upus
Siwab, dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 8933/Kpts/OT.050/F/12/2016,
tentang Tim Supervisi Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan
Kerbau Bunting.
Tujuan
2
PELAKSANAAN UPSUS SIWAB
Capaian IB
Capaian IB di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Capaian IB di Kabupaten Tasikmalaya pada bulan Mei, Juni dan
Juli
Capaian IB
No. Kecamatan
Mei Juni 1-15 Juli
1. Sukaresik 1 - -
2. Jamanis - - -
3. Karangnungganl 127 66 34
4. Bojonggambir - - -
5. Cipatujah 79 67 53
6. Parungponteng 112 79 58
7. Mangunreja - - -
8. Rajapolah - - -
9. Sariwangi - - -
10. Padakembang - - -
11. Culamega 6 2 -
13. Cisayong - - -
16. Sukaraja 13 11 -
3
17. Cibalong 54 58 37
19. Bantarkalong 26 17 12
20. Sodonghilir 12 23 8
21. Taraju - - -
22. Salawu - - -
23. Puspahiang - - -
24. Tanjungjaya 2 1 1
25. Salopa 19 16 7
27. Jatiwaras 57 79 22
28. Manonjaya - - -
29. Cineam - - -
30. Sukahening - - -
31. Gn Tanjung - - -
32. Singaparna - - -
33. Sukarame 2 - -
34. Leuwisari - - -
35. Cigalantong - - -
36. Sukaratu - - -
37. Ciawi - - -
38. Kadipaten - - -
4
39. Pagerageung 7 15 -
Jumlah Kebuntingan
Berdasarkan Pemeriksaan Kebuntingan (PKB) yang dilakukan oleh petugas,
jumlah PKB di Kabupaten Tasikmalaya pada bulan mei, juni, dan juli dapat dilihat
pada tabel 2.
PKB (ekor)
No. Desa
Mei Juni 1-15 Juli
1. Sukaresik 0 - -
2. Jamanis - - -
3. Karangnungganl 53 38 25
4. Bojonggambir - - -
5. Cipatujah 20 26 12
6. Parungponteng 56 60 38
7. Mangunreja - - -
8. Rajapolah - - -
9. Sariwangi - - -
10. Padakembang - - -
11. Culamega 1 0 -
13. Cisayong - - -
5
14. Pancatengah 155 87 64
16. Sukaraja 0 42 -
19. Bantarkalong 4 8 3
20. Sodonghilir 5 14 2
21. Taraju - - -
22. Salawu - - -
23. Puspahiang - - -
24. Tanjungjaya 0 5 0
25. Salopa 20 8 4
27. Jatiwaras 47 45 3
28. Manonjaya - - -
29. Cineam - - -
30. Sukahening - - -
31. Gn Tanjung - - -
32. Singaparna - - -
33. Sukarame 0 - -
34. Leuwisari - - -
35. Cigalantong - - -
6
36. Sukaratu - - -
37. Ciawi - - -
38. Kadipaten - - -
39. Pagerageung 9 10 -
Jumlah Kelahiran
Jumlah kelahiran di Kabupaten Tasikmalaya pada bulan mei, juni dan juli dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Data kelahiran sapi pada bulan mei, juni dan juli di Kabupaten
Tasikmalaya
Jumlah Kelahiran
No. Kecamatan
Mei Juni 1-15 Juli
1. Sukaresik 0 - -
2. Jamanis - - -
3. Karangnungganl 31 38 15
4. Bojonggambir - - -
5. Cipatujah 7 11 12
6. Parungponteng 3 2 1
7. Mangunreja - - -
8. Rajapolah - - -
9. Sariwangi - - -
10. Padakembang - - -
7
11. Culamega 0 0 -
13. Cisayong - - -
16. Sukaraja 1 4 -
17. Cibalong 12 31 10
19. Bantarkalong 4 1 5
20. Sodonghilir 3 4 3
21. Taraju - - -
22. Salawu - - -
23. Puspahiang - - -
24. Tanjungjaya 0 0 2
25. Salopa 8 13 3
27. Jatiwaras 42 36 12
28. Manonjaya - - -
29. Cineam - - -
30. Sukahening - - -
31. Gn Tanjung - - -
32. Singaparna - - -
8
33. Sukarame 0 - -
34. Leuwisari - - -
35. Cigalantong - - -
36. Sukaratu - - -
37. Ciawi - - -
38. Kadipaten - - -
39. Pagerageung 0 0 -
9
Pelaksanaan IB
1. Akseptor
Akseptor IB di Kabupaten Tasikmalaya berasal dari ternak yang
berkembang di masyarakat termasuk ternak yang berasal dari bantuan
pemerintah. Akseptor IB disamping yang berada di wilayah yang sudah
berjalan pelaksanaan IB, juga berasal dari ternak di wilayah yang IB belum
berjalan.
2. Pelayanan IB
Pelayanan IB di Kabupaten Tasikmalaya, penegembangan dan intoduksi
pelaksanaannya mengacu kepada pelaksanaan IB secara regular, dimana
ternak yang terdeteksi birahi dapat lansung dilakukan IB dan ternak yang
sudah di IB sebelumnya dapat dilakukan Pemeriksaan Kebuntingan (PKB).
Distribusi Semen Beku dan N2 Cair. Data mengenai distribusi semen beku
dan N2 Cair di Kabupaten Tasikmalaya masih belum didapatkan hingga saat ini.
Untuk sementara ini, data penyediaan kecukupan Hijauan Pakan Ternak dan
Konsentrat di Kabupaten Tasikmalaya belum didapatkan.
Berdasarkan hasil dari data yang didapat, selama 3 (tiga) bulan terakhir yang
terhitung dari bulan mei, juni, dan juli, tidak terdapat kejadian pemotongan betina
produktif di Kabupaten Tasikmalaya.
10
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan diskusi langsung, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pendampingan Program UPSUS SIWAB di Kabupaten Tasikmalaya yaitu:
1. Pendampingan Program Upsus SIWAB ini telah membantu inseminator dalam
pelaksanaan kegiatannya
2. Membantu dalam menyamakan persepsi pelaksanaan Program Upsus
SIWAB 2017
3. Telah membantu penyuluh dalam melakukan kegiatan
pembinaan/pendampingan kepada petani
Rekomendasi
11
Lampiran 1. Foto Dokumentasi Kegiatan Pendampingan LTT/SIWAB di
Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
12
7. SRG Padi Organik di Desa 8. Pembuatan pestisida nabati dan pupuk
Karangembung kompos di KWT Ciakar
13
13. Kegiatan SERGAP di Desa 14. Melakukan penanaman dengan sistem
Tanjungmekar tegel
17. Mengunjungi kios saprodi di Kec. 18. Menata pekarangan rumah di KWT
Jamanis Ciakar
14
19. Pengisian polybag untuk pekarangan 20. Pemberian polybag, bibit, dan emrat ke
rumah KWT Ciakar
23. Pembuatan Kebun kelompok KWT 22. Penutupan Program UPSUS PAJALE
Ciakar Kab. Tasikmalaya
15
Lampiran 2. Foto Dokumentasi Kegiatan Pendampingan LTT/SIWAB di
Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
16
26. Kunjungan Kepala Dinas Pertanian 27. Upaca Hari Lahirnya Pancasila
17
Lampiran 3. Foto Dokumentasi Kegiatan Pendampingan LTT/SIWAB di
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
18
34. Penanaman Padi Sistem Jajar 35. Percepatan Luas Tambah Tanam
Legowo
19
Lampiran 4. Foto Dokumentasi Kegiatan Pendampingan LTT/SIWAB di
Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
39. IB massal
38.Pengambilan sampel untuk diperiksa
40.Melakukan penyuluhan
41.Melakukan penyuluhan
Lampiran 5. Foto Dokumentasi Kegiatan Pendampingan LTT/SIWAB di
Kecamatan Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017
21
45. Penanaman sistem tanam jajar legowo
22
47. Inseminasi Buatan
49. Supervisi
23
50. Pengisian data kartu tani
24