Anda di halaman 1dari 25

1/27/2017

LARUTAN
TPB - 11

MACAM LARUTAN DAN KOMPONENNYA


Larutan adalah campuran homogen dari 2 atau lebih senyawa
Zat terlarut adalah senyawa yang ada dalam campuran dengan
jumlah lebih sedikit (jauh lebih sedikit)
Pelarut adalah senyawa yang ada dalam campuran dengan jumlah
lebih banyak (jauh lebih banyak)
Macam larutan
Komponen-1 Komponen-2 Keadaan
Contoh
(Zat terlarut) (Pelarut) Larutan
Gas Gas Gas Udara
Gas Cair Cair Air soda (CO2 dalam air)
Gas Padat Padat Gas H2 dalam paladium
Cair Cair Cair Etanol dalam air
Padat Cair Cair NaCl dalam air
Padat Padat Padat Solder (Sn-Pb) 2

1
1/27/2017

MENGAPA BISA TERCAMPUR?


 Saat suatu cairan tercampur :
 Dibutuhkan energi untuk
mengatasi/mengurangi gaya antar
molekul kedua zat
 Memisahkan molekul pelarut
 Memisahkan molekul zat terlarut

 Saat kedua zat bergabung


 Membentuk gaya baru antara keduanya
 Melepaskan energi
3

GAYA INTERMOLEKULAR
 Gaya yang terjadi antara pelarut dan zat
terlarut yang membuat larutan bisa
terjadi
 Kekuatannya tergantung dari zat terlarut
dan pelarutnya
 Agar terbentuk larutan, gaya antara zat
terlarut dan pelarutnya harus hampir
sama dengan gaya masing2 zat

2
1/27/2017

CAIRAN YANG DAPAT LARUT (MISCIBLE)


 Cairan yang misibel =
 2 cairan yang dapat larut satu dengan
yang lain berapapun perbandingannya
 Bisa membentuk larutan
 Gaya antar molekular kedua zat
hampir sama
 Contoh = ethanol (C2H5OH)dan air
H H  +
H C C O H 5

H H

CAIRAN TAK BISA LARUT (IMMISCIBLE)


 Cairan yang immisibel =
 Dua cairan yang tak bisa terlarut satu
sama lain
 Jika dicampurkan akan terbentuk dua
lapisan terpisah
 Gaya antar molekul berbeda antara
keduanya H
 Contoh = benzene dan air H C H
C C
C C 6
H C H
H

3
1/27/2017

ATURAN DALAM KELARUTAN


 Prinsip kesamaan (like dissolves like)
 polar dengan polar; non polar dengan non
polar
 Saat kekuatan gaya antar molekul antara
zat terlarut dan pelarut adalah sama,
larutan akan terbentuk karena
pertukaran energinya hampir sama

3 H C CH 2
PROSES DISOLUSI= PROSES MELARUTNYA ZAT
TERLARUT DALAM PELARUT O H

 
 Terjadi saat
 Zat terlarut polar terlarut dalam pelarut polar
 Zat terlarut dengan ikatan hidrogen terlarut
dalam pelarut dengan ikatan hidrogen
 Contoh : etanol dalam air 
 Sama – sama molekul polar O
H H
 Sama – sama punya ikatan hidrogen
 
 Gaya antar molekul keduanya hampir sama

4
1/27/2017

PROSES DISOLUSI PADA LARUTAN MISIBEL


 Saat ethanol terlarut dalam air, akan
terbentuk ikatan hidrogen dengan air =
gaya antar molekul besar
 Saat larutan terjadi, akan ada energi yang
cukup untuk mencampur etanol dan air
 Keduanya punya gaya antar molekul yang H
hampir sama besar H
O
H O H H
H3C O H O
C 9
H2 H2C CH3
H O

POLARITAS GANDA DAN EFEKNYA


TERHADAP PROSES DISOLUSI
 Disolusi alkohol

Rantai pendek Rantai panjang (n>3)

Larut dalam air Kurang larut dalam air

Kurang larut dalam Larut dalam heksana


heksana
Ikatan hidrogen lebih Gaya dispersi lebih kuat
kuat
10

5
1/27/2017

PROSES DISOLUSI
 Zat terlarut non polar terlarut pada
pelarut non polar
 Contohnya pada benzene dalam CCl4
 Sama – sama hanya punya gaya London
 Gaya London keduanya hampir sama besar
 Benzene bisa larut dalam CCl4

11

PROSES DISOLUSI PADA LARUTAN IMISIBEL


 Benzene dalam air
 Benzene = non polar, ikatan London
 Air = polar, ikatan hidrogen
 Gaya antar molekul sangat berbeda.
Perlu energi yang kuat untuk memutus
ikatan hidrogen = tidak bisa disediakan
oleh gaya London
 Tidak terjadi larutan, terjadi 2 lapisan
terpisah
12

6
1/27/2017

PENCAMPURAN PADATAN DALAM CAIRAN

 Prinsiphampir sama dengan sebelumnya


 Pada garam (NaCl)
 Ikatan ion
 Gaya antar molekulnya kuat
 Ion terlarut dalam air karena gaya ion – dipol
antara air dan ion cukup kuat untuk
mengatasi gaya antar ion

13

HIDRASI VS. SOLVASI


 Hidrasi : ion dikelilingi molekul air
 Solvasi : istilah umum untuk
dikelilinginya partikel zat terlarut oleh
molekul pelarut
 Apakah molekul polar terlarut dalam air?
 Ya
 Gaya tarik antara zat terlarut dan larutan
(gaya dipol – dipol) mengeluarkan molekul
padatan ke dalam larutan
14

7
1/27/2017

SOLVASI
Solvasi adalah proses interaksi antara molekul-molekul
pelarut dengan molekul terlarut, untuk membentuk agregatnya
(gugusan)

Hidrasi = solvasi dimana pelarutnya


adalah “air”, H2O

Molekul H2O mengatur diri di


permukaan zat terlarut – kristal –
terjadi gaya tarik antara molekul
polar (air) dengan ion – ion-ion akan
terlepas masuk dalam larutan –
ion(aq)

NaCl(s) → Na+(aq) + Cl¯(aq)

NaCl larut dalam air


15

HIDRASI ZAT TERLARUT PADAT

 Pada bagian tepi kristal, air


menyerang ion
 Terbentuk gaya ion – dipol
 Ion terlepas

 Berulang hingga seluruh


ion larut
 Hidrasi ion : proses di mana
ion dikelilingi oleh molekul-
molekul air yang tersusun
dalam keadaan tertentu 16

8
1/27/2017

Hydration shells around an aqueous ion.

17

SOLVOLISA
Solvolisa adalah proses pelarutan akibat terjadi reaksi
antara pelarut (polar) dan zat terlarut (polar), terbentuk
ion-ion molekul yang dikelilingi molekul pelarut – agregat
– misalnya, reaksi asam basa Bronsted Lowry
NH3(g) + H2O(l) → NH4+(aq) + OH¯(aq) gas amoniak larut dalam air (aq)

18

Ni(s) + HCl → NiCl2(aq) + H2(g)

9
1/27/2017

MOLEKUL POLAR DALAM AIR


 Air terorientasi ulang
 Kutub H dengan bagian positif zat terlarut
 Kutub O dengan bagian negatif zat terlarut

19

SOLVASI PADA ZAT TERLARUT NON POLAR


 Wax dan benzene = sama2 punya gaya
London
 Molekul wax =
 Mudah terlepas dari bentuk solidnya
 Mudah masuk dalam molekul benzene
 Membentuk gaya London antara zat terlarut
dan pelarut

20

10
1/27/2017

ENERGETIKA PELARUTAN
 Perubahan
energi yang terjadi saat
pembentukan larutan
 Karena adanya perbedaan gaya intermolekuler
antara zat terlarut, pelarut, dan larutan
 Terjadi karena pencampuran zat
 Pertukaran entalpi antara sistem dan
lingkungannya
 Entalpi molar pencampuran (DHsoln)
 Perubahan entalpi saat satu mol zat terlarut
melarut dalam pelarut pada tekanan konstan untuk
membentuk larutan
21

ENERGI LARUTAN
 DHsoln > 0
 Membutuhkan energi untuk membuat larutan
 Endotermis
 Meningkatkan energi potensial sistem
 DHsoln <0
 Melepaskan energi untuk membuat larutan
 Eksotermis
 Menurunkan energi potensial sistem
 Bergantung sistem yang kita punya
22

11
1/27/2017

PERMODELAN PEMBENTUKAN LARUTAN


 Pembentukan larutan dari padatan dan
cairan bisa dimodelkan sebagai proses 2
tahap :
1. Memisahkan molekul zat terlarut dan
pelarut
 Memutuskan gaya antar molekul
 Endotermis, energi potensial sistem naik
2. Pencampuran molekul zat terlarut dan
pelarut
 Proses pencampuran
 Terbentuk gaya antar molekul yang baru 23
 Eksotermis, energi potensial sistem turun

ENERGETIKA
PELARUTAN
 Entalpi sebagai fungsi keadaan: tahapan dapat
dituliskan dalam tiap tahapnya dan hasilnya akan
sama
 Jika Ηsoln=0, larutannya disebut larutan ideal

24

12
1/27/2017

PROSES 2 TAHAP
 Berdasarkan Hk. Hess
 Zat terlarut + pelarut  larutan
 DHsoln = Hmix + Hsolute + Hsolvent
 Namun pada kenyataan, untuk membuat
larutan bukan dengan cara seperti di atas

25

Tiga macam interaksi dalam proses pelarutan:


• interaksi pelarut - pelarut
• interaksi zat terlarut – zat terlarut
• interaksi pelarut - zat terlarut

DHlarutan = DH1 + DH2 + DH3 26

13
1/27/2017

DIAGRAM ENTALPI UNTUK PELARUTAN


1. Memutuskan energi
ikatan
 DHlattice = energi kisi/entalpi
kisi 1
 Energi potensial 
2. Pelarutan gas dalam
pelarut
 DHSolvation = entalpi solvasi
 Energi potensial  direct
 DHsolution = DHlattice + 27
DHSolvation

PELARUTAN KI DALAM H2O


DHlattice (KI) = 632 kJ
mol–1
DHhydration (KI) = – 619
kJ mol–1
DHsolution = DHlatt +
DHhydr
DHsoln = 632 kJ mol–1
– 619 kJ mol–1
DHsoln = +13 kJ mol–1
 Formation of KI(aq) is

endothermic
28

14
1/27/2017

PELARUTAN NABR DALAM H2O


DHlattice (NaBr) = 728 kJ
mol–1
DHhydration (NaBr) = –741 kJ
mol–1
DHsolution = DHlatt + DHhydr
DHsoln = 728 kJ mol–1 – 741
kJ mol–1
DHsoln = – 13 kJ mol–1
 Formation of NaBr(aq) is
 exothermic
29

LARUTAN YANG MENGANDUNG ZAT


TERLARUT CAIR

Menggunakan prinsip yang sama dalam 3 tahap


1. Solute expanded to gas
 DH +
  PE
2. Solvent expanded to gas
 DH +
  PE
3. Solvation occurs
 DH –
  PE
 DHsoln = DHsolute + DHsolvent + DHsolvation

30

15
1/27/2017

LARUTAN IDEAL
 Saat gaya antar
molekulnya sama
menyebabkan
DHsoln = 0.
 misalnya benzen

dalam CCl4
 Step 1 + Step 2 + Step 3 = 0
 or
DHsolute + DHsolvent + DHsolvation = 0
31

GAS DALAM LARUTAN


 Pada gas, hanya ada gaya ikatan yang lemah
 Saat membuat larutan dengan gas sebagai
zat terlarut, pemisahan zat terlarut tidak ada
 Energi pada pelarutan gas dalam cairan
berasal dari =
 Pemisahan larutan = DHsolvent
 Solvasi gas = DHsolvation

32

16
1/27/2017

GAS DALAM LARUTAN


 Gas terlarut dalam • Gas terlarut dalam
pelarut organis air
 Endotermal • Eksotermal
 DHsolvation >0 • DHsolvation < 0

33

KELARUTAN
 Jumlah zat terlarut yang membentuk
larutan jenuh pada jumlah pelarut
tertentu pada suhu khusus
g zat terlar ut
kelarutan 
100 g pelarut
 Jika terdapat zat terlarut berlebih, maka
tidak akan terlarut dan akan tetap
menjadi fasa yang berbeda

34

17
1/27/2017

PENGARUH T PADA KELARUTAN


PADATAN DAN CAIRAN DALAM SUATU LARUTAN

 Prinsip LeChâtelier = digunakan untuk


menjelaskan pergeseran/perubahan pada
suatu sistem kesetimbangan
 Jika panas diserap saat pelarutan terjadi,
kelarutan  saat T 

soluteundissolve d  energy  solute dissolved
 Jikapanas dilepaskan saat pelarutan
terjadi, kelarutan  saat T 

soluteundissolved  solutedissolved  energy
35

36

18
1/27/2017

KELARUTAN SUATU ZAT PADA UMUMNYA


MENINGKAT DENGAN MENINGKATNYA T

 Banyak zat menjadi


lebih mudah larut
saat T naik
 Bergantung pada
jenis zatnya

37

EFEK T PADA KELARUTAN GAS


DALAM CAIRAN
 Kelarutan gas umumnya  saat T 

38

19
1/27/2017

PENGARUH TEKANAN PADA


KELARUTAN GAS
 Kelarutan  saat P 
 P artinya  V gas
pada bagian atas
larutan
 Gas masuk ke
larutan
 Sebaliknya,
kelarutan saat P 
 Soda dalam kaleng
39

PENGARUH TEKANAN PADA


KELARUTAN GAS
 Pada suatu keadaan P, terjadi kesetimbangan
antara fase uap dan larutan
 ratein = rateout
  P membuat kesetimbangan berubah
  frekuensi tabrakan antar molekul
sehingga ratein > rateout
 Lebih banyak gas yang terlarut dalam
larutan daripada gas yang meninggalkan
larutan
 Lebih banyak gas yang terlarut
 Rateout akan  hingga Rateout = Ratein dan
tercapai kesetimbangan lagi 40

20
1/27/2017

HUKUM HENRY
 Konsentrasi gas dalam suatu cairan pada suhu
tertentu berbanding lurus dengan tekanan
parsial gas di atas larutan

Cgas = kHPgas (T konstan)


Cgas = konsentrasi gas
Pgas = tekanan parsial gas
kH = konstanta Henry
 Khusus untuk setiap gas
41

HUKUM HENRY
 Benar pada konsentrasi dan tekanan rendah
saat gas tidak bereaksi dengan pelarut
 Penulisan lain :
C C 1 2

P1 P2
 C1 dan P1 menunjukkan kondisi awal
 C2 dan P2 menunjukkan kondisi akhir

42

21
1/27/2017

KONSENTRASI
 Banyak ukuran yang bisa digunakan
 Untuk perhitungan stoikiometris,
 Molaritas (M) mol zat terlar ut
 Unit = mol/L
M
volume larutan (L)
 Permasalahan : M bergantung suhu
 Volume bergantung suhu
 Larutan mengembang/menyusut saat
dipanaskan/didinginkan
 Perlu menggunakan ukuran lain yang tidak
bergantung pada suhu
43

UKURAN KONSENTRASI YANG TIDAK


BERGANTUNG KEPADA SUHU

 Persen massa
massa zat terlar ut
persen massa   100 %
massa larutan
 Ditulis %(b/b) atau %(w/w)
 Persen volume

vol zat terlarut (mL)


% v/v  x100%
vol larutan (mL)

44

22
1/27/2017

UKURAN KONSENTRASI YANG TIDAK


BERGANTUNG KEPADA SUHU

 Persen berat/volume

massa zat terlarut (g)


% w/v  x100%
volume larutan (mL)

45

UKURAN KONSENTRASI YANG TIDAK


BERGANTUNG KEPADA SUHU

 Part per million & part per billion

massa zat terlarut (g)


ppm  x106
massa larutan (g)
massa zat terlarut (g)
ppb  x109
massa larutan (g)

46

23
1/27/2017

UKURAN KONSENTRASI YANG TIDAK


BERGANTUNG KEPADA SUHU

 Molalitas (m)
mol zat terlar ut
molalitas  m 
berat pelarut (kg)
 Disebut juga konsentrasi molal
 Tidak bergantung dengan suhu

47

UKURAN KONSENTRASI YANG TIDAK


BERGANTUNG KEPADA SUHU

 Fraksi mol
jumlah mol A
A 
 % mol Total jumlah mol larutan tsb

% mol A  χ A  100%

48

24
1/27/2017

UKURAN KONSENTRASI YANG TIDAK


BERGANTUNG KEPADA SUHU

 Persen miligram

mg zat terlarut
% mg  x100%
100 mL larutan
 Ekivalen
 1 Eq = 1 mol muatan (+ atau -)

 Osmolaritas (osm)
 Jumlah mol ion/L

49

25

Anda mungkin juga menyukai