Disusun Oleh :
NPM : 4414210121
FAKUTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASILA
2018
LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui,
Menyetujui,
Pemimbing Lapangan
(Aris Kurniawan)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini, Saya menyatakan bahwa isi yang terkandung dalam laporan Kerja Praktek
ini, judul :
Demikianlah pernyataan ini saya buat dan saya siap menerima konsekuensi apapun di
masa yang akan datang bila ternyata laporan Kerja Praktek ini merupakan salinan
ataupun mencontoh karya-karya yang pernah dibuat.
Penulis
(Shandy Septiantoro)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur Alhamdulilah kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, penulisan ini dapat diselesaikan. Laporan Kerja Praktek dengan
judul " PERHITUNGAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
STEAM TURBINE 1.0 DI PT. PJB UNIT PEMBANGKIT MUARA KARANG ", disusun
sebagai salah satu syarat untuk mengambil Tugas Akhir, pada Jurusan Teknik Industri
Universitas Pancasila, Jakarta.
Selama penulisan laporan ini, berbagai pihak telah banyak memberikan bantuan dan
dorongan yang berarti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini disampaikan rasa hormat
dan ucapan terimakasih yang tidak tak terhingga terutama kepada Bapak Sodikun, ST.,
MT,. MM. selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak meluangkan waktu dan
tenaga untuk memberikan saran dan dorongan hingga selesainya penulisan laporan kerja
praktek ini.
Teriring rasa hormat dan suka cita yang mendalam penulis mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibu Ir. Rini Prasetyani, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas
Pancasila.
2. Bapak Sodikun, ST., MT,. MM. selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membimbing penulis selama masa studi dan memberikan saran dan semangat
kepada penulis.
3. Bapak Aris Kurniawan selaku pembimbing lapangan yang senantiasa memberikan
bimbingan, ilmu, serta data-data yang telah diberikan selama penulis berada dalam
lingkup kerja di PT.PJB Unit Pembangkit Muara Karang.
4. Seluruh karwayan Har Mesin Pak Irpan, Pak Winarko, Pak Agung, Pak Yogie, Pak
Indra, dan Karyawan MKP yang turut membantu menjelaskan apa saja yang ada di
lapangan.
5. Seluruh karyawan Rendal Operasi yang sudah menjelaskan siklus PLTGU Muara
Karang dan Terima kasih kepada Pak Setianto karena sudah memberikan data.
6. Seluruh keluarga tersayang yang telah memberikan dukungan secara materil dan
mengiringi doa serta restunya untuk keberhasilan penulis.
7. Seluruh Dosen, Staff, dan Karyawan Jurusan Teknik Industri Universitas Pancasila.
8. Seluruh staff karyawan PT. PJB Unit Pembangkit Muara Karang atas kerjasamanya
selama kerja praktek.
9. Seluruh kakak-kakak Keluarga Alumni Univeritas Pancasila, Jakarta.
10. Teman-teman Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pancasila khususnya angkatan
2015 yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyusunan laporan ini.
Akhir kata penulis banyak mengucapkan syukur dan terimakasih. Segala bentuk
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan sehingga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
1.2.Permasalahan .............................................................................................
1.5.Asumsi-asumsi ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) merupakan pembangkit listrik
yang mengandalkan siklus PLTG dan siklus PLTU sebagai penggerak utamanya dalam
upaya menaikkan efisiensi termal. Penggabungan siklus turbin gas dengan siklus turbin
uap dilakukan melalui peralatan pemindah panas berupa boiler atau umum disebut “Heat
Recovery Steam Generator”(HRSG). Adapun metode perawatan yang dipakai penulis
adalah Total Productive Maintenance.
Dari uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Total Productive Maintenance pada Turbin Gas dan Uap di PT. PJB Unit Pembangkit
Muara Karang.”
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini mengingat keterbatasan
peneliti dalam hal waktu dan dana:
Agar penulisan mudah dipahami dan ditelusuri maka penulisan ini akan disajikan
dalam beberapa bab sebagai berikut:
I. BAB I PENDAHULUAN
Menampilkan dan menjelaskan mengenai tinjauan pustakaan yang berisi teori dan
pemikiran yang digunakan sebagai landasan teori serta pemikiran yang digunakan
sebagai landasan dalam pembahasan, pemecahan masalah dan menjelaskan
hasil kesimpulan dari penelitian ini dan menguraikan gambaran umum perusahaan
PT. PJB Unit Pembangkit Muara Karang.
Alamat : Jalan Pluit Karang Ayu Barat No. 1, Penjaringan, RT.12/RW.3, Pluit,
penjaringan, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14450.
PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB) adalah anak perusahaan PT PLN (persero),
didirikan tanggal 3 Oktober 1995, dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan pelayanan
serta mampu berkembang secara mandiri berdasarkan prinsip industry dan niaga yang
sehat. PT. PJB melaksanakan kegiatan usaha antara lain: sebagai penyedia tenaga listrik
ekonomis, bermutu dan handal, melaksanakan pembangunan dan pemasangan
pembangkit.
PT. PJB memiliki pembangkit tenaga listrik yang terbesar di pulau jawa dengan
kapasitas total 6475 MW. Selain itu, PJB juga membangun pembangkit tenaga listrik baru
melalui penyertaan saham dengan bentuk joint venture company, seperti :
PT. PJB juga membentuk anak perusahaan yang bergerak di bidang engineering
procurement dan construction ( EPC ). Yaitu PR rekayasa elektrika dan perusahaan
penyedia jasa Operator and maintenance ( O&M ) pembangkit, Yaitu PT. PJB services.
Seiri (Ringkas) : membedakan antara yang di perlukan dan membuang yang tidak
di perlukan.
Seito Rapi) : menentukan tata letak yang tertata rapi sehingga selalu dapat
menemukan barang yang diperlukan .
Seiso (Resik) : menghilangkan sampah, kotoran dan barang asing untuk
memperoleh lingkungan dan tempat kerja yang bersih.
Shuitsuke (Rajin) : melakukan sesuatu yang benar sebagai kebiasaan (disiplin),
mematuhi dengan benar apa yang sudah di terapkan atau di atur, menjaga dan
menerapkan dengan sungguh sungguh empat komponen 5S yang lain.
VISI :
MISI :
Unit Pembangkitan Muara Karang merupakan salah satu unit pembangkit dari PT.
Pembangkitan Jawa Bali yang berperan utama dalam memenuhi kebutuhan listrik ibukota
Jakarta, terutama daerah-daerah VVIP seperti Istana Presiden Gedung MPR/DPR.
Setiap tahun membangkitakn energi listrik rata-rata 7.900 GWh yang disalurkan melalui
Saluran udara Tegangan Ekstra Tinggi 500kV dan Saluran Udara Tegangan tinggi 150kV
kesistem intekoneksi Jawa Bali. Alamat Jl. Raya pluit utara nomor 2A Jakarta Utara
14450. PT. PJB UP Muara Karang ini mengelola:
Gambar 2.2. Kapasitas Pembangkit Muara Karang
Berikut adalah letak geografis unit dari PT. PJB Unit Pembangkit Muara Karang
Berukit adalah diagram struktur organisasi PT. Pembangkitan Jawa Bali UP Muara
Karang :
GENERAL
MANAGER
PROFESIONAL/ FUNGSIONAL
Profesional
/Fungsional
Berikut merupakan uraian struktur organisasi pada Pembangkitan Jawa Bali Unit
Pembangkit Muara Karang :
Pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) merupakan Pembangkit daya
siklus gabungan pada dasarnya terdiri dari dua siklus utama, yakni siklus Brayton (siklus
gas) dan siklus Rankine (siklus uap) dengan turbin gas dan turbin uap yang menyediakan
daya ke jaringan. Dalam pengoperasian turbin gas, gas buang sisa pembakaran yang
keluar mempunyai suhu yang relatif tinggi. Sehingga jika dibuang langsung ke atmosfer
merupakan kerugian energi. Oleh karena itu, panas hasil buangan turbin gas tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai sumber panas ketel uap yang dalam hal ini disebut Heat
Recovery Steam Generator (HRSG), disamping menghasilkan efisiensi yang tinggi dan
keluaran daya yang lebih besar, siklus gabung bersifat luwes, mudah dinyalakan dengan
beban tak penuh, cocok untuk operasi beban dasar dan turbin bersiklus dan mempunyai
efisiensi yang tinggi dalam daerah beban yang luas. Kelemahan berkaitan dengan
keruwetannya, karena pada dasarnya instalasi ini mengabungkan dua teknologi didalam
satu kompleks pembangkit daya.
Penggabungan siklus tunggal PLTG menjadi unit pembangkit siklus kombinasi akan
diperoleh beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut antara lain adalah :
- Fleksibilitasnya tinggi.
Energi panas yang didapatkan oleh HRSG berasal dari flue gas unit turbin gas, jadi
dalam sistem ini tidak membutuhkan bahan bakar tambahan.
Supplementary Firing In Heat Recovery Boiler
Sistem ini dibutuhkan bahan bakar tambahan baik pada beban puncak maupun untuk
beban dasar.
Kompresor berfungsi untuk memampatkan udara dari luar menjadi udara yang
bertekanan tinggi, gas alam dibakar di ruang bakar bersama- sama dengan udara yang
bertekanan tinggi. Udara untuk pembakaran diperoleh dari kompresor utama, sedangkan
panas untuk awal pembakaran diihasilkan oleh ignitor. Didalam sistem turbin gas, gas
panas hasil pembakaran bahan bakar dialirkan untuk memutar turbin gas sehingga
menghasilkan energi mekanik yang digunakan untuk memutar generator. Gas buang dari
turbin gas yang masih mengandung energi panas tinggi dialirkan ke HRSG untuk
memanaskan air sehingga dihasilkan uap. Setelah menyerahkan panasnya, gas buang di
lepas ke atmosfir dengan temperatur yang jauh lebih rendah, keluar menuju saluran
buang (exhaust) dan selanjutnya ke bypass stack.
Uap dari HRSG dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk
memutar turbin uap yang dikopel dengan generator sehingga dihasilkan energi listrik. Uap
bekas keluar turbin uap didinginkan didalam kondensor sehingga menjadi air kembali. Air
kondensat ini dipompakan sebagai air pengisi HRSG untuk dipanaskan lagi agar berubah
menjadi uap dan demikian seterusnya.
Siklus PLTGU terdiri dari gabungan siklus PLTG dan siklus PLTU. Siklus PLTG
menerapkan siklus Brayton, sedangkan siklus PLTU yang merupakan siklus tertutup
menerapkan siklus ideal Rankine. Kedua siklus tersebut dapat digambarkan dengan
diagram T – s. Siklus PLTU memanfaatkan daerah pembuangan panas turbin gas atau
berada dibawah siklus turbin gas, tetapi diatas daerah temperatur udara luar (ambient
temperatur). Karena siklus PLTU berada dibawah, maka sering disebut bottoming cycle,
sedangkan siklus PLTG karena diatas biasa disebut toping cycle.
Siklus gabung atau siklus kombinasi adalah suatu siklus yang memanfaatkan gas
buang dari turbin gas untuk memanaskan air yang dalam hal ini digunakan ketel atau
pembangkit uap atau boiler. Panas gas buang dari PLTG biasanya 500°C. Panas ini
dapat dimanfaatkan dengan untuk memproduksi uap yang digunakan sebagai fluida kerja
di PLTU oleh Heat Recovery Steam Generator(HRSG).
1. PLTG
2. HRSG
3. Turbin Uap
Unit ini selain sebagai pembangkit utama yang menghasilkan daya tersendiri juga
sebagai sumber energi panas yang dialirkan ke unit Boiler/HRSG
3.4.2. HRSG ( Heat Recovery Steam Generator )
Unit ini adalah penghasil uap dengan menggunakan sumber energi panas dari flue gas
yang dihasilkan unit Turbin Gas. Unit ini pada dasarnya hanyalah suatu alat penukar
panas (Heat Exhanger). HRSG ini terdiri dari satu unit atau lebih yang menghasilkan
kondisi uap yang superheat.
Turbin ini dapat digerakan oleh tingkat tekanan uap yang berbeda (single pressure, dual
pressure). Turbin dengan dual pressure tersebut terdiri dari High Pressure dan Low
Pressure.
Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian, diantaranya adalah:
1. Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu
secara rutin maupun periodik, karena apabila perawatan dilakukan tepat pada
waktunya akan mengurangi down time dari peralatan. Preventive maintenance dibagi
menjadi:
3. Predictive Maintenance
4. Corrective Maintenance
Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan atau kelainan pada
peralatan sehingga tidak dapat berfungsi seperti biasanya dan untuk memperbaikinya
harus disiapkan suku cadang, alat-alat, dan tenaga kerjanya.
6. Modification Maintenance.
Shut Down adalah kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang
sengaja dihentikan pengoperasiannya. Shutdown maintenance pada turbine gas
terdiri dari Boroscope Inspection, Combustion Inspection, Hot Gas Path Ispection dan
Major Inspection.
PLTGU ST 1.0. merupakan mesin yang menjadi objek peneliti dengan beban atau
energi yang dihasilkan 185 MW, menggunakan bahan bakar Gas bisa juga menggunakan
dengan High Speed Diesel (HSD).
Pada saat mesin telah beroperasi mencapai 8.000 jam maka akan dilakukan
pemeliharaan Inspection atau biasanya disebut Minor Inspection yaitu MI 1. Pengecekan
oli, pembersihan mesin, pengecekan mesin, pengencangan mur-mur telah longgar, serta
pengecekan yang lain. Diusia pakai mesin 16.000 jam juga akan dilakukan Minor
Inspection yaitu MI 2 begitu seterusnya. Saat mesin mencapai usia pakai 25.000 jam,
msin akan diberhentikan untuk pemeliharaan Major Inspection, disini akan dilakukan
pergantian mesin-mesin yang sudah tak layak pakai ataupun telah mengalami kerusakan,
bersamaan dengan pemeliharaan di bagian Hot Gas Path (tempat terjadinya
pembakaran). Biasanya komponen-komponen Hot Gas Path akan diganti.
Perhitungan OEE menggunakan data dari 6 kerugian besar (Six Big Losses), yaitu :
Dalam suatu proses produksi selalu mengharapkan mesin produksi tersedia saat
diperlukan. Tetapi tidak jarang mesin tersebut tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang
diharapkan dalam memenuhi kebutuhan. Kemungkinan terjadinya ketidaktersediaan
mesin produksi karena breakdowns dan setup/adjustments. Perhitungan untuk availability
rate OEE (http://www.oee.com/calculating-oee.html) dapat dihitung dengan rumus :
Operating time
Availability Rate (%) = Loading Time
x 100% .......................... (3.2)
Loading Time = Avaibility Time – Planned Downtime
Avaibility time atau waktu produksi yang direncanakan merupakan kalkulasi dari jumlah
jam kerja perhari dikali dengan jumlah shift dalam sehari dikali dengan waktu efektif
bekerja dalam sebulan. Sehingga rumus Avaibility Time :
Unplannded Downtime adalah waktu downtime yang tidak terencana seperti: Kerusakan
mesin, nunggu material, Mati lampu, dll.
Planned Downtime adalh waktu downtime yang terencana seperti : waktu breaks.
Performance rate dalam perhitungan OEE adalah jumlah unit produk yang
dihasilkan dalam waktu yang tersedia. Jumlah unit ini dapat berupa unit produk yang baik
maupun yang cacat. Pada OEE (http://www.oee.com/calculating-oee.html) menuliskan
rumus untuk performances rate :
(Theorytical x Output)
Performance Rate (%) = operating time
...................................... (3.3)
Performances dapat dilihat dari nilai small stops dan slow running. Small stop
adalah berhentinya mesin dalam waktu yang singkat (pada umumnya dibawah 10 menit)
tetapi frekuensi terjadinya tinggi (sering terjadi). Sering terjadinya pemberhentian singkat
ini menyebabkan output yang dihasilkan menjadi berkurang. Slow running adalah
berkurang kecepatan mesin dalam memproduksi, hal ini sering terjadi ketika perawatan
mesin tidak dilakukan dengan baik. Oleh karena itu, untuk menghasilkan data
performance rate, perlu menghitung optimal cycle time yaitu :
Theoretical Cycle Time (Waktu siklus operasi) merupakan waktu yang dibutuhkan
mesin/peralatan untuk memproduksi satu unit (botol) produk pelumas secara teoritis
standar mesin/peralatan. Contoh waktu siklus pada pembuatan produk pelumas adalah
3500 botol per 60 menit.
Dalam perhitungan OEE, quality adalah jumlah unit finish good yang berhasil
diproduksi dibanding dengan total jumlah unit produk yang dihasilkan (Actual Output). Ada
juga menyebut quality sebagai yield rate dalam rumus OEE. Rumus quality untuk OEE
adalah :
Finished Good
Quality Rate (%) = Actual Output
x 100% ........................................................... (3.4)
Yang dimaksud dengan startup defect adalah cacat yang ditimbulkan oleh mesin
saat pertama kali memulai produksi. Defect atau cacat biasanya akan terjadi saat mesin
beroperasi kembali setelah terjadinya perbaikan mesin maupun adanya pergantian setting
atau model baru yang akan diproduksi. Production defect adalah cacat yang terjadi saat
produksi sedang berlangsung. Defect atau cacat tersebut harus dicatat supaya dapat
dilakukan tindakan pencegahan.
1. OEE < 65%, tidak dapat diterima. Ada kerugian ekonomi penting, daya saing sangat
rendah.
2. 65% < OEE < 75%, standar. Diterima hanya jika berada dalam proses perbaikan,
kerugian ekonomi, daya saing rendah.
3. 75% < OEE < 85%, diterima. Lanjutkan perbaikan diatas 85% dan bergerak menuju
kelas dunia, sedikit kerugian ekonomi, daya saing sedikit lebih rendah.
4. 85% < OEE < 95%, bagus. Masuk kategori efek kelas dunia, daya saing yang baik
5. OEE > 95%, keunggulan. Nilai kelas dunia, daya saing sempurna.
1. Studi literatur
Studi literatur digunakan untuk membuat landasan teori yang kemudian dipakai
sebagai acuan dalam mengidentifikasi permasalahan yang muncul sehingga penulis
ingin mengetahui penyebab kerusakan mesin. Studi literatur didapat dari:
2. Wawancara
Mengadakan wawancara langsung kepada karyawan yang bersangkutan dan
beberapa foreman serta pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan informasi yang
lebih jelas dan lebih dekat ke lapangan untuk mendukung proses kegiatan
pengumpulan data.
Tabel 4.1 Data Planned Maintenance ST 1.0 Periode Juli 2017-Juli 2018
Juli
Agustus
September 121.283
Oktober 2.05
November
Desember
Januari
Februari 624.16
Maret 336
April
Mei
Juni
Juli
Unplanned Downtime adalah waktu downtime yang tidak terencana seperti: Kerusakan
mesin, nunggu material, Mati lampu, dll.
Juli
Agustus 25,80
September 10,15
Oktober 31,35
November
Desember
Januari
Februari
Maret 408
April 720
Mei 744,00
Juni 84,53
Juli
Terjadi OverHaul di bulan Februari, Maret, April, Mei yang menyebabkan Mesin Steam
Turbine Generator 1.0 berhenti/trip.
Juli 744
Agustus 718,2
September 588,57
Oktober 710,6
November 720
Desember 744
Januari 47,83
Februari 720
Maret 336
April 0
Mei 47,83
Juni 635,47
Juli 744
Sumber : PT. PJB UP Muara Karang
Data produksi PLTGU ST 1.0 PT. PJB UP Muara karang pada periode Juli 2017 –
Juli 2018 adalah :
a. Total available time adalah total waktu Turbin Gas dan Uap yang tersedia untuk
melakukan proses proses produksi dalam satuan jam.
b. Total product processed adalah energi berat total produk yang diproses oleh
Turbin Gas dan Uap dalam satuan KWh.
c. Total actual hours adalah total waktu aktual proses operasi pada turbin gas dan
uap.
d. Total reject energy adalah jumlah total produk energi yang ditolak karena cacat
pada produk sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi kualitas produk dalam
KWh.
e. Total PS adalahjumlah energi yang digunakan Turbin Gas dan Uap digunakan
untuk kepentingan pembangkit itu sendiri dalam satuan KWh.
Tabel 4.4 Data Produksi ST 1.0 Periode Juli 2017- Juli 2018
Loading time adalah waktu yang tersedia per hari atau per bulan dikurangi dengan
downtime mesin yang direncanakan. Perhitungan loading time ini dapat dituliskan dalam
rumusan matematika, sebagai berikut:
Loading time = total availability time – planned down time
Operation time adalah total waktu proses yang efektif. dalam hal ini operation time diambil
dari data PT. PJB UP Muara Karang.
Planned timeadalah total waktu dalam pemeliharaan. Dalam hal ini planned time
diambil dari data PT. PJB UP Muara Karang
Nilai availability Turbin Gas dan Uap untuk bulan September 2017 adalah sebagai berikut:
Loading time = 720 – 121,28 = 598,72 jam
Planned time = 121,28 jam
Operation time = 588,57 jam
588,57
𝐴𝑉 = × 100% = 98,30%
598,72
Dengan perhitungan yang sama untuk menghitung availability periode Juli 2017 – Juli
2017dapat dilihat pada tabel 4.3 :
Tabel 4.5 Availbility ST 1.0 Periode Juli 2017-Juli 2018
Loading Time Operation time Availbility rate (%)
Periode
(Jam) (Jam)
Juli 744 744 100%
Maret 744 0 0%
April 720 0 0%
Mei 744 0 0%
Rata-rata 78,77170556
Sumber: PT. PJB UP Muara Karang
Ideal cycle time adalah siklus waktu proses yang diharapkan dapat dicapai dalam
keadaan optimal atau tidak mengalami hambatan. Ideal cycle time pada Turbin Gas dan
Uap merupakan siklus waktu proses yang dapat dicapai mesin dalam proses produksi
dalam keadaan optimal atau mesin tidak mengalami hambatan dalam berproduksi. Waktu
optimal mesin Turbin Gas dan Uap dalam menghasilkan daya adalah 1 jam dengan daya
yang dihasilkan 90 MW.
Ideal cycle time mesin Turbin Gas = 1 jam/90.000 KWh = 1.11 x 10¯⁵ Jam /KWh
Nilai Performance Efficiency Mesin Turbin Gas dan Uap bulan September 2017 adalah
sebagai berikut:
41689000𝑥2𝑥10¯⁵
𝑃𝐸 = 𝑋 100%
744
= 62,19%
Tabel 4.6 Perfomance Effienciency ST 1.0 periode Juli 2017 - Juli 2018
Maret 0 1,11x10¯⁵ 0 0%
April 0 1,11x10¯⁵ 0 0%
Rata-rata 53,28%
Rata-rata 73,12%
= 61,91%
Tabel 4.8 OEE Steam Turbine 1.0
Perfomance Rate of Quality OEE
Availbility
Periode Efficiency Product (%)
(%)
(%) (%)
Juli 62,19% 99,93%
100% 61,38%
Total 636,29%
Dengan catatan Februari, Maret, April, Mei mengalami OverHaul yang mengakibatkan
mesin ST 1.0 harus Off total. Tetapi di bulan Februari sempat menjalankan proses
produksi selama 47 jam dan di bulan Mei di jalankan untuk Tes selama 4,8 jam. Maka dari
itu output yang dikeluarkan sedikit.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data dan analisa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari periode yang dilakukan (Juli 2017 – Juli 2017) ditarik kesimpulan rata-rata nilai
OEE mesin Turbin Gas dan Uap ST 1.0 yang diukur per bulan rata – rata 48,94% ,
pencapaiannya tidak melampaui nilai OEE world class yaitu 85 %. Dengan catatan
Februari, Maret, April, Mei mengalami OverHaul yang mengakibatkan mesin ST 1.0
harus Off total. Tetapi di bulan Februari sempat menjalankan proses produksi selama
47 jam dan di bulan Mei di jalankan untuk Tes selama 4,8 jam. Maka dari itu output
yang dikeluarkan sedikit.
2. Range performance efficiency 0 % - 83,07 %, nilai performance efficiency yang
tertinggi pada bulan Juli 2018 yaitu 83,07 % tetapi tidak mencapai standar (95 %).
3. Range rate of quality product 0 % - 99,36 %, melewati nilai standar 99 %.
4. Mesin ST 1.0 masih dalam keadaan yang kurang produktif .
5.2. Saran
Adapun saran peneliti dari hasil pengolahan dan analisa adalah :
1. Lakukan perawatan dan pemeliharaan mesin secara terus menerus tidak hanya saat
mesin mengalami kerusakan, perawatan preventive maintenance serta autonomous
maintenance harus tetap dilakukan.
2. Pergantian ataupun perhentian diwaktu seharusnya dilakukannya pemeliharaan itu
sangat penting menjaga supaya keberlangsungan masa pakai mesin lebih awet.
3. Perusahaan disarankan memakai perhitungan OEE terhadap seluruh mesin yang ada
supaya mengetahui keefektivitas mesin dan terus melakukan evaluas idengan maksud
mengembangkan sistem pemeliharaan dan perawatan.
4. Perusahaan disarankan desain program untuk tindakan perbaikan guna meningkatkan
nilai OEE sesuai target yang diinginkan.
6. Penanaman kesadaran kepada seluruh karyawan dalam upaya peningkatan
produktivitas hasil yang di dapat sehingga dapat menguntungkan perusahaan.