Anda di halaman 1dari 11

12/20/2011

Pendahuluan
SENYAWA IONIK
Senyawa Kovalen Senyawa Ionik
1. Interaksi non-ionik 1. Interaksi ionik (serah terima
1. PENDAHULUAN (penggunaan elektron elektron)
2. PENGGOLONGAN SENYAWA IONIK bersama) 2. Umumnya larut dalam
3. KARAKTER IONIK SENYAWA BINER 2. Umumnya larut dalam pelarut polar
4. KISI KRISTAL pelarut non polar
5. ENERGI KISI 3. Titik didih / leleh relatif
6. DAUR BORN HABER 3. Titik didih / leleh relatif tinggi
7. KELARUTAN SENYAWA IONIK rendah 4. Dalam larutan bersifat
4. Dalam larutan bersifat konduktor kuat/ isolator
konduktor lemah / isolator lemah
kuat 5. Contoh: garam, dll
5. Contoh: gula, bensin, dll

Penggolongan senyawa ionik


• Ikatan ionik merupakan suatu gaya tarik yang terjadi
antara kation dan anion dalam senyawa ionik
 Seny. ionik sederhana (monoatomik)
cth : NaCl, KBr, MgO, CaI2, dll • Di dalam kristal senyawa ionik, ion – ion tersusun
 Seny. ionik dgn kation sederhana dan anion secara teratur, bergantian dan berulang secara
poliatomik periodik
cth : NaNO3, MgSO4, Ca(ClO4)2, K2[Fe(CN)6], dll
• Kation dgn anion – anion seharga yang berada di
 Seny. ionik dgn kation poliatomik dan anion
sekelilingnya membentuk geometri tertentu
sederhana
cth : NH4Br, [Ag(NH3)2]Cl, [Cu(H2O)4]Cl2, dll • Banyaknya anion seharga yang ada di sekitar kation
 Seny. ionik dgn kation dan anion poliatomik menunjukkan bilangan koordinasi kation, sebaliknya
cth : NH4NO3, (NH4)2SO4, [Cu(NH3)4](ClO4)2, banyaknya kation seharga yang berada di sekitar anion
[Ag(NH3)2]2[Fe(CN)6], dll menunjukkan bilangan koordinasi anion

prananto@ub.ac.id 1
12/20/2011

Karakter ionik senyawa biner


Karakter ionik suatu senyawa biner yang tersusun atas atom –
atom A dan B, dimana keelektronegatifan atom B > atom A, dapat
diperkirakan dari persamaan :

Karakter ionik = 1 – e -¼(χb – χa)

χa = keelektronegatifan atom A
χb = keelektronegatifan atom B

Tidak ada senyawa ionik yang karakter ioniknya 100%.


Bila perbedaan keelektronegatifan > 1,7 ===> seny. ionik
Bila perbedaan keelektronegatifan < 1,7 ===> seny. kovalen
polar

Berikut data titik leleh (°C) beberapa senyawa kimia:


Urutkan senyawa berikut dari yang bersifat paling
kovalen hingga paling ionik ! 1. BeCl2 = 405 ; CaCl2 = 782
2. NaBr = 747 ; MgBr2 = 700 ; AlBr3 = 97,5
1. CuI, AgI, dan AuI
3. LiF = 845 ; LiCl = 605 ; LiBr = 550 ; LiI = 449
2. K2O, CaO, MnO dan ZnO
3. PbCl2, PbBr2, dan PbI2 Jelaskan mengapa terjadi perbedaan titik leleh di antara
4. CdO, CdS, CdSe senyawa di atas !
(elektronegativitas Cl = 3,16; Br = 2,96; I = 2,66; O = 3,44; S = 2,58; Adakah hubungan antara titik leleh dengan karakter ionik
Se = 2,55; Cu = 1,90; Ag = 1,93; Au = 2,54; K = 0,81; Ca = 1,00; Mn dari senyawa tersebut ?
= 1,55; Zn = 1,65; Pb = 2,33; dan Cd = 1,69)
Adakah faktor lain yang berpengaruh di antara senyawa
tersebut !

prananto@ub.ac.id 2
12/20/2011

• Jari – jari kation lebih pendek daripada jari – jari Kemudahan terbentuknya senyawa ionik dipengaruhi oleh:
atomnya, sdgkan jari – jari anion lebih panjang daripada 1. Energi ionisasi kation
jari – jari atomnya. 2. Afinitas elektron anion
• Jari – jari kation akan semakin kecil dgn semakin 3. Energi kisi pada pembentukan kristal bersifat
positifnya muatan kation, sebaliknya jari – jari anion menguntungkan secara energetik, yaitu apabila:
akan semakin besar dgn semakin negatifnya muatan
- energi potensial (ΔHf) senyawa ionik yg terbentuk lebih
anion.
rendah dibandingkan atom –atom pembentuknya
• Semakin besar bilangan koordinasi kation atau anion, - struktur yang diadopsi oleh senyawa ionik memiliki
akan memperbesar jari – jarinya.
energi potensial yang paling rendah dibandingkan
• Harga jari – jari kation dibagi jari – jari anion atau struktur lainnya
sebaliknya disebut dgn rasio radius.

Kisi Kristal Enam kisi kristal senyawa ionik

• Pada suatu kisi kristal, atom – atom atau ion – ion yang
terdapat di pojok – pojok sel satuan harus merupakan atom 1. Kisi kristal NaCl
– atom atau ion – ion yang sama kubus berpusat muka (fcc),
• Sel satuan dapat merupakan sel satuan sederhana / primitif Fm3m, dgn bil. koordinasi Na+
(P), berpusat badan (I), berpusat pada semua muka (F), atau dan Cl- adl 6:6
berpusat dua muka
contoh :
MX (M = Li, Na, K, Rb; X = halida),
MO (M = Mg, Ca, Sr, Ba, Ni, Cd, Mn, Fe, Ti),
MS (M = Mg, Ca, Sr, Ba), dll

prananto@ub.ac.id 3
12/20/2011

3. Kisi kristal ZnS


2. Kisi kristal CsCl zink blende: kubus berpusat muka (fcc), F43m, dgn
kubus primitif, Pm3m, dgn bil. koordinasi Zn dan S adl 4:4,
bil. koordinasi Cs+ dan Cl- adl contoh : MSe (M = Be, Zn, Cd, Cs, Hg), MTe (M = Be,
8:8, contoh : Zn, Cs, Hg), CuX (X = F, Cl, γBr – I), dll
CsX (X = Cl, Br, I),
CsCN, NH4X (X = Cl, Br),
TlX (X = Cl, Br, I), dll

Wurtzit: heksagonal primitif, P63mc, dgn bil. koordinasi


Zn dan S adl 4:4, contoh : NH4F,
MSe (M = Zn, Cd, Mn),
MS (M = Zn, Cd, Mn),
MN (M = Al, Ga, In, Ta), AgI, ZnO, BeO, dll 4. Kisi kristal fluorit
kubus berpusat muka (fcc), Fm3m, dgn bil. koordinasi
Ca2+ dan F- adl 8:4, contoh : MF2 (M = Ca, Sr, Ba, Hg, Cd, Eu, β-
Pb), MCl2 (M = Sr, Ba), MO2 (M = Am, Ce, U, Pa, Pb, Pr, Pu), dll
Antifluorit merupakan struktur dgn posisi dimana
kation pada struktur fluorit bergantian dgn posisi anionnya
(kation : anion = 2:1), contoh : M2N (M = Li, Na, K dan N = O,
S, Se, Te), dll

prananto@ub.ac.id 4
12/20/2011

Jumlah spesies dalam sel satuan


Kisi kristal NaCl
5. Kisi kristal rutil
Jumlah ion Na+ dalam setiap satu kisi
tetragonal primitif, P4/mmm, dgn
kristal (sel satuan):
bil. koordinasi Ti4+ dan O2- adl 6:3,
contoh : MF2 (M = Co, Fe, Mg, Mn, = (1/8 x 8 ion) + ( ½ x 6 ion) = 4 ion
Ni, Pd, Zn), MO2 (M = Ti, Mn, Pb, Jumlah ion Cl- dalam setiap satu kisi kristal
Sn, Mo, Cr, Co), dll (sel satuan):
= (1/4 x 12 ion) + 1 ion = 4 ion
6. Kisi kristal perovskit
kubus primitif, Pm3m, dgn bil. koordinasi Sr2+ dan Ti4+ adl .:. Jumlah spesies NaCl dalam sel satuan = 4
12:6, contoh : SrMO3 (M = Sn, Th, Hf, Zr), LaMO3 (M = Co, Cr,
Fe, Ga), KMO3 (M = Nb, Ta, I), CsMX3 (M = Cd, Hg; X = Cl, Br), Tentukan jumlah spesies untuk kisi kristal
dll lainnya!

Latihan
Massa Jenis Kristal
berupa massa jenis hasil observasi (Dobs) yg diperoleh • Hitung massa jenis teoritik kristal MgO bila panjang
dari hasil bagi massa dan volume kristal hasil sisi sel satuan kristal tsb 4,213Å dan jumlah spesies
pengukuran dgn massa jenis teoritik yg diperoleh dari dalam sel satuan adalah 4!
data kristalografi dan dianggap tidak memiliki cacat • Berapakah panjang sisi sel satuan kristal AgCl bila
kristal, dirumuskan : terdapat 4 spesies dalam sel satuan dgn massa jenis
5,684 g/cm3!
• Berapakah jumlah spesies dalam sel satuan PbO2
FW = massa rumus bila panjang sisi sel satuan kristal tsb 7,359Å dgn
Z = jumlah spesies dalam sel satuan
V = volume sel satuan
massa jenis 7,172 g/cm3!
note: 1,66 diperoleh dari 1 / {6,022.1023 x (10-8)3}

prananto@ub.ac.id 5
12/20/2011

Hubungan antara rasio radius dengan kemungkinan


struktur senyawa ionik
Senyawa ionik mengkristal dgn kisi kristal tertentu.
r+ / r- r- / r+ BK Geometri Kemungkinan
Kisi kristal yang terbentuk ini dapat diramalkan
kation sekitar struktur yang
berdasarkan rasio radius antara kation dan anion
kation diperoleh
yang ada.
< 0,155 > 6,452 2 Linear *
Apabila rasio antara kation dan anion semakin besar 0,155 – 0,225 4,444 – 6,452 3 Segitiga planar *
maka bilangan koordinasi kation akan semakin 0,225 – 0,414 2,415 – 4,444 4 Tetrahedral Wurtzit, zink blende
besar pula.
0,414 – 0,732 1,366 – 2,415 4 Bujursangkar *
Untuk bilangan koordinasi 4 dan 6, rentangan harga 0,414 – 0,732 1,366 – 2,415 6 Oktahedral NaCl, rutil
rasio radiusnya sama karena tempat selitan yang 0,732 – 0,999 1,001 – 1,366 8 Kubus Fluorit
terbentuk dari 4 buah anion dgn geometri 1 1 12 Dodekahedral **
bujursangkar dan tempat selitan yang terbentuk * Belum pernah dilaporkan utk kristal ionik
dari 6 buah anion dgn geometri oktahedral memiliki ** BK 12 tdk pernah ditemukan utk kristal seny ionik sederhana
volume yang sama.

Prediksi rasio radius terhadap struktur senyawa ionik


Diketahui jari – jari Mg2+ = 86 pm, O2- = 126 pm. Rasio radius r+/r- = Diketahui jari – jari ion Pb4+ = 108 pm, ion O2- = 126 pm. Rasio
r Mg2+ / r O2- = 86 : 126 = 0,68. Berdasarkan data di tabel, radius r+/r- = r Pb4+ / r O2- = 108 : 126 = 0.87. Berdasarkan data
bilangan koordinasi ion Mg2+ dan ion O2- adalah 6 dgn geometri di tabel, bilgn. koord. ion Pb4+ adalah 8 (kubus) sdgkan bilgn.
oktahedral sehingga MgO kemungkinan mengadopsi struktur koord. ion O2- adalah 4 (tetrahedral) sehingga PbO2
NaCl. Fakta eksperimen membuktikan bahwa struktur MgO kemungkinan mengadopsi struktur fluorit.
memang mengadopsi struktur NaCl. Fakta eksperimen membuktikan bahwa struktur PbO2 memang
mengadopsi struktur fluorit.
Diketahui jari – jari Be2+ = 59 pm, S2- = 170 pm. Rasio radius r+/r- =
r Be2+ / r S2- = 59 : 170 = 0,35. Berdasarkan data di tabel, bilangan
Rasio radius dapat digunakan untuk meramalkan struktur dari
koordinasi ion Be2+ dan ion S2- adalah 4 dgn geometri tetrahedral
kristal ionik namun dalam beberapa hal, ramalan yang
sehingga BeS kemungkinan mengadopsi struktur zinc blende /
diberikan tidak selamanya sesuai dgn struktur kristal ionik
wurtzit. Fakta eksperimen menunjukkan bahwa struktur BeS
memang mengadopsi struktur wurtzit. sebenarnya yang diperoleh dari hasil eksperimen, contoh pada
kasus CuF dan KCl.

prananto@ub.ac.id 6
12/20/2011

Kelemahan konsep rasio radius


dalam memprediksi struktur kristal ionik Dalam kenyataannya diperoleh fakta bahwa :
Beberapa asumsi yang mendasari konsep rasio radius : 1. Tidak ada senyawa yang ikatannya 100% ionik
1. Ikatan dalam senyawa dianggap 100% murni 2. Jari – jari ion tidak dapat ditentukan dgn pasti
2. Jari – jari kation dan anion dianggap diketahui dgn pasti karena adanya sumbangan kovalen
3. Ion – ion dianggap sbg bola – bola keras yg tidak elastis 3. Ion – ion bentuknya cenderung tidak sferik karena
4. Sususan yang stabil hanya diperoleh apabila kation dan adanya efek polarisasi
anion saling bersinggungan 4. Ion – ion bukan merupakan bola – bola yang keras
5. Ion – ion selalu mengadopsi susunan dgn bilangan
koordinasi tertinggi

Energi Kisi
Energi kisi dari suatu senyawa ionik dapat ditentukan secara
Pada saat kation – kation dan anion – anion dalam fase gas eksperimental maupun dengan perhitungan (U = Ecoul + Erep).
membentuk senyawa ionik, maka akan dibebaskan sejumlah
Dengan metoda perhitungan, apabila struktur kristal
energi yang disebut dgn energi kisi.
senyawa ionik dan jarak antara kation dan anion telah
Kestabilan senyawa ionik diperoleh apabila energi kisi dapat diketahui maka energi kisi kristal dapat dihitung dengan
mengatasi energi – energi yang diperlukan pada beberapa persamaan Born – Landé.
tahap endotermik dalam pembentukan senyawa ionik dari
Apabila struktur kristal senyawa ionik tidak diketahui maka
unsur – unsurnya. Energi tsb dapat berupa energi transfer
energi kisi kristal dihitung berdasarkan persamaan yang
elektron antara kation - anion, energi atomisasi, energi
disarankan oleh Kapustinskii.
disosiasi, dll.
Sedangkan secara eksperimental, energi kisi kristal
Kestabilan senyawa ionik bukan disebabkan oleh dipenuhinya
ditentukan dengan menggunakan daur Born – Haber.
aturan oktet oleh kation – kation penyusunnya.

prananto@ub.ac.id 7
12/20/2011

Persamaan Born – Landé • Harga eksponen Born (n) tergantung pada ukuran ion.
Semakin besar ukuran ion, semakin besar nilai n. Harga
eksponen Born yang diusulkan Pauling menghasilkan Uo
dgn ketelitian yang tinggi, yaitu :
• A = tetapan Madelung (tabel) Konfigurasi e- Nilai n
• N = bilangan Avogadro = 6,022.1023
• Z+ = muatan kation ; Z- = muatan anion He 5
• e = muatan elektron = 1,6021.10-19 C Ne 7
• ε0 = permitivitas vakum = 8,854185.10-12 C2/J.m Ar, Cu+ 9
• r0 = jarak antara kation dan anion (Å) = r+ + r- Kr, Ag+ 10
• n = harga eksponen Born (tabel) Xe, Au+ 12

• Informasi tentang interaksi total antara semua ion • Berdasarkan persamaan Born – Landé , harga Uo
– ion yang terdapat dalam suatu kisi kristal kristal NaCl adalah:
dinyatakan dengan Tetapan Madelung (A) (1,74756).(6,022.1023).(+1).(-1).(1,6021.10-19)2 x (1 – 1/8)
Uo =
Bilangan Koordinasi 4.(3,14159).(8,854185.10-12).(2,814.10-10)
Struktur A
kation : anion Uo = -755 kJ/mol …(eksperimen = -770 kJ/mol)
Natrium klorida (NaCl) 6:6 1,74756
Sesium klorida (CsCl) 8:8 1,76267 Dengan persamaan Born – Landé , tentukan harga Uo dari :
Zink blend (ZnS) 4:4 1,63805
4:4 1,64132
(a) LiCl, KCl dan RbCl
Wurtzit (ZnS)
Fluorit (CaF2) 8:4 2,51939 (b) MgO, MgS, dan MgSe
Rutil (TiO2) 6:3 2,40800 (c) CsCl, ZnS, CaF2 dan TiO2

prananto@ub.ac.id 8
12/20/2011

Persamaan Kapustinskii • Berdasarkan persamaan Kapustinskii, harga Uo


kristal CaO (BK kation : anion = 6 : 6) adalah:
(120200).(2).(+2).(-2)
Uo = x (1 – 34,5/240)
(114 + 126)
Uo = – 3430,7 kJ/mol
 Z+ = muatan kation
 Z- = muatan anion  Berdasarkan persamaan Kapustinskii, harga Uo
 v = jumlah ion per molekul senyawa ionik kristal BaF2 (BK kation : anion = 8 : 4) adalah:
 r0 = jumlah jari - jari kation dan anion (pm) = r+ + r- (120200).(3).(+2).(-1)
Uo = x (1 – 34,5/273)
(156 + 117)
Uo = – 2307,9 kJ/mol

Dengan persamaan Kapsutinskii, tentukan harga Daur Born – Haber


energi kisi (Uo) dari : Siklus Born – Haber sering digunakan untuk:
1. Menentukan energi kisi
(a) LiCl, KCl dan RbCl
2. Menghitung afinitas elektron yang sulit ditentukan
(b) MgO, MgS, dan MgSe secara eksperimen
(c) CsCl, ZnS, CaF2 dan TiO2 3. Memprediksi kemungkinan terbentuk tidaknya
suatu senyawa ionik
Bandingkan dengan harga energi kisi (Uo) yang
diperoleh dari persamaan Born – Landé!

prananto@ub.ac.id 9
12/20/2011

Lattice energies are determined experimentally using a Born- ∆H°sub ∆H°ie


Na(s) → Na(g) → Na+(g)
Haber cycle such as this one for NaCl. This approach is based on
Hess’ law and can be used to determine the unknown lattice
energy from known thermodynamic values. ½ Cl2(g) → Cl(g) → Cl-(g)
Lattice Energy, Uo
∆H°sub ∆H°ie ∆H°d ∆H°ea
Na(s) → Na(g) → Na+(g)
NaCl(s)
∆H°f
½ Cl2(g) → Cl(g) → Cl-(g) Lattice Energy, Uo ΔH°f = ΔH°sub + ΔH°ie + 1/2 ΔH°d + ΔH°ea + Uo
∆H°d ∆H°ea -411 = 109 + 496 + 1/2 (242) + (-349) + Uo
NaCl(s)
∆H°f Uo = -788 kJ/mol
You must use the correct stoichiometry and signs to obtain the correct lattice energy.

If we can predict the lattice energy, a Born-Haber cycle analysis can


tell us why certain compounds do not form. E.g. NaCl2 Kelarutan Senyawa Ionik dalam Air
(∆H°ie1 + ∆H°ie2)
Larut atau tidaknya senyawa ionik juga dapat diamati dari
Na(s) → Na(g) → Na+2(g)
∆H°sub nilai perubahan energi bebas larutan-nya (ΔGlarutan)
ΔGlarutan = ΔHlarutan – T . ΔS
Cl2(g) → 2 Cl(g) → 2Cl-(g)
Lattice Energy, Uo
∆H°d ∆H°ea
1. ΔHlarutan < 0 dan ΔG < 0 → spontan dan mudah larut dlm air
NaCl2(s)
2. ΔHlarutan > 0 namun ΔG < 0 → spontan dan sulit larut dlm air
∆H°f 3. ΔHlarutan > 0 dan ΔG > 0 → ≠ spontan dan tidak larut dlm air
∆H°f = ∆H°sub + ∆H°ie1 + ∆H°ie2 + ∆H°d + ∆H°ea + Uo
∆H°f = 109 + 496 + 4562 + 242 + 2*(-349) + -2180 Semakin positif ΔHlarutan maka peluang senyawa ionik untuk larut
∆H°f = +2531 kJ/mol dalam air akan semakin kecil.
This shows us that the formation of NaCl2 would be highly endothermic and
very unfavorable. Being able to predict lattice energies can help us to solve  Bila ΔHlarutan dan ΔS dianggap tetap maka kelarutan senyawa
many problems so we must learn some simple ways to do this. ionik dalam air akan meningkat dgn naiknya suhu T.

prananto@ub.ac.id 10
12/20/2011

ΔHlarutan
Apabila energi solvasi mampu mengatasi energi kisi maka
MX(s) M(H2O)x+ + X(H2O)y-
proses pelarutan akan dapat terjadi.
-U ΔHsolv M+ ΔHsolv X-

M(g)+ + X(g)- Besarnya energi solvasi dan energi kisi dipengaruhi oleh
nilai jari – jari ionnya, sehingga apabila:
• Entalpi pelarutan MX dalam air : 1. r+ dan r- memiliki perbedaan yang kecil
ΔHlarutan = -U + ΔHsolv M+ + ΔHsolv X-  U >> dan H <<  sulit / tidak larut
2. r+ dan r- memiliki perbedaan yang besar
• Energi kisi (U) memiliki pengaruh yang berlawanan dgn entalpi
 U << dan H >>  mudah larut
solvasi (ΔHsolv), dimana energi kisi menghalangi larutnya
senyawa ionik, sedangkan energi solvasi mendorong larutnya
senyawa ionik Kelarutan senyawa ionik dalam pelarut nonpolar 
karakter kovalen ===> like dissolved like!!

Latihan soal Latihan UAS


• Tentukan jenis-jenis operasi simetri yang terdapat pada molekul di bawah
• Jelaskan pengaruh jari – jari atom terhadap kemudahan ini dan ramalkan sifat kepolaran molekul-molekul tsb. berdasarkan simetri
terbentuknya padatan senyawa ionik! yang dimilikinya! (masing-masing 10 poin) a. aseton (CH3–CO–CH3) b.
• Prediksikan manakah diantara wurtzit dan zinc blende yang metanol (CH3OH)
memiliki kestabilan lebih tinggi apabila jarak Zn dan S dari kedua • Tentukan point group dari molekul-molekul berikut ini disertai dengan
kristal dianggap sama! alasannya! (masing-masing 10 poin) a. asetonitril (CH3CN) b. kloroform
(CHCl3)
• Jelaskan mengapa semakin besar perbedaan kation dan anion,
• Berapakah jumlah spesies dalam sel satuan (Z) senyawa kalsium sulfida CaS
akan memperbesar kelarutan senyawa ionik dalam air?
(Mr = 72 g/mol) dengan massa jenis 6,40 g/cm3, dan panjang sisi sel satuan
• Prediksikan urutan kelarutan senyawa ionik berikut dari yang 4,213Å! (10 poin)
paling kecil dan berikan penjelasannya: • Jelaskan 2 (dua) kelemahan konsep rasio radius dalam memprediksi
– CaCO3, MgCO3, BaCO3, dan SrCO3 dalam (1) air; dan (2) MeOH struktur senyawa ionik! (20 poin)
– NaBr, MgBr2, dan AlBr3 dalam (1) asetonitril; dan (2) bensena • Jelaskan perbedaan penggunaan persamaan Born-Lande, Kapustinskii, dan
daur Born Haber dalam menentukan energi kisi senyawa ionik! (30 poin)
– PbCl2, PbBr2, dan PbI2 dalam (1) heksana; dan (2) etanol
(waktu = 100 menit)

prananto@ub.ac.id 11

Anda mungkin juga menyukai