Anda di halaman 1dari 20

KISI-KISI FILKUM (UAS)

HUKUM KODRAT

1. Mengapa masalah Hukum Kodrat sejak dahulu sampai saat ini masih menjadi masalah
dalam Filsafat Hukum? Berikan penjelasan Sdr!
Jwb:
Sejarah tentang “hukum Kodrat” merupakan sejarah umat manusia dalam usahanya untuk
menemukan “keadilan yang mutlak” (absolute justice) dan sejarah tentang kegagalan umat
manusia dalam usahanya tersebut. Dalam sejarah umat manusia tiap kali timbul cita-cita tentang
“Hukum Kodrat” dalam satu bentuk tertentu, sebagai pengutaraan usaha manusia untuk
menemukan semacam hukum yang kedudukannya lebih tinggi daripada hukum yang berlaku,
meskipun dalam waktu sebelumnya, cita-cita sebagai tersebut mendapat ejekan dan “dibuang
jauh-jauh”.
Sampai sekarang masalah Hukum Kodrat tetap “aktuil” dan tetap belum “terpecahkan”. Dengan
berubahnya keadaan masyarakat dan keadaan politik, maka berubahlah pula pengertian tentang
hukum kodrat.
2. Sebutkan beberapa teori Hukum Kodrat yang Sdr ketahui dan yang dikenal dalam Filsafat
Hukum!
Jwb:
Teori-teori Hukum Kodrat dapat dibedakan dalam:
a. Teori-teori hukum kodrat yang bersifat “otoriter” dan teori-teori hukum kodrat yang bersifat
“individualistis”.
b. Teori-teori yang “maju” (progressive) dan teori yang “kolot” (conservative).
c. Teori-teori yang bersifat “agama” (religieus) dan teori-teori yang bersifat “rasionalistis”.
d. Teori-teori yang bersifat “mutlak” (absolute) dan teori-teori yang bersifat “relatip”

3. Teori Hukum Kodrat yang bagaimana yang dianggap penting dan dapat bertahan?
Berikan penjelasan singkat!
Jwb:
Hukum Kodrat juga dipergunakan dalam waktu yang berbeda-beda untuk mempertahankan
segala macam “ideologi”. Akan tetapi teori hukum kodrat yang terpenting dan yang dapat
bertahan adalah teori hukum kodrat yang diilhami oleh dua macam cita-cita, yaitu:
a. Adanya satu ketertiban umum yang menguasai umat manusia; (a universial order governing
all men).
b. Hak-hak azasi yang tidak dapat dipisahkan dari orang perorangan (the inalienable rights of
the individual).
Jika ajaran hukum kodrat dipergunakan untuk membela salah satu dari cita-cita sebagai
tersebut, maka hukum kodrat merupakan satu bagian yang “organis” dan “essensieel” dari satu
hierarki nilai-nilai hukum.

4. Ditinjau dari sudut hukum, ada berapa macam Hukum Kodrat? Jelaskan singkat!
Jwb:
Dilihat dari sudut hukum, macam-macam Hukum Kodrat:
a. Hukum kodrat sebagai hukum yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada
Hukum positip dan yang menyebabkan hukum positip yang bertentangan dengannya tidak
berlaku, dan
b. Hukum kodrat sebagai cita-cita , dengan mana hukum positip harus disesuaikan akan tetapi
tanpa mempengaruhi berlakunya hukum positip tersebut.
Dalam garis-garis besar teori-teori hukum kodrat dari zaman purbakala, sedang teori-teori
hukum kodrat zaman modern adalah dari type kedua.
5. Apa yang menjadi dasar ajaran Hukum Kodrat:
- zaman Purbakala: dasarnya adalah bahwa hukum kodrat adalah hanya satu “instink”
alamiah yang dimiliki baik oleh manusia maupun oleh binatang. Memang hal tersebut
adalah “alam”, akan tetapi bukan “hukum” sama sekali.
Socrates: masalah hukum kodrat adalah bahwa kita harus menjawab pertanyaan, bagaimana
seharusnya sikap kita terhadap Undang-Undang Ketuhanan. Kita dapat mentaatinya atau
melanggarnya. Di sini masalahnya adalah masalah “etis”. Letaknya hukuman dalam
pelanggaran Undang-Undang yang tak tertulis ada pada pelanggaran itu sendiri. Dalam
pandangan-pandangan sebagai berikut masih banyak terselip unsur-unsur keagamaan.
Aristoteles: masalah hukum kodrat mendapat dasar filsafat yang murni. Dalam bukunya
“Etica” Aristoteles mengadakan perbedaan antara apa yang adil menurut Undang-Undang
dan apa yang adil menurut “kodrat”. Hukum kodrat berlaku dimana-mana dengan cara yang
sama dan adalah bebas dari kehendak pendapat dan tindakan manusia.
Cicero-De Stoa: “Ada hukum yang sempurna terdiri dari akal murni yang sesuai dengan
alam”. Hukum ini ada dimana-mana dan adalah tetap dan abadi; hukum ini memerintahkan
dengan aturan-aturannya untuk melakukan kewajiban-kewajiban, dan dengan larangan-
larangannya menakut-nakuti orang untuk melakukan kejahatan-kejahatan. (dikenal dengan
Hukum Kodrat Umum).
- zaman Pertengahan: selama abad pertengahan, para sarjana menemui kesukaran-kesukaran
oleh karena mereka belum dapat membebaskan diri dari ilmu tradisi zaman purbakala. Pada
waktu itu, alam pikiran baru agama Nasrani menguasai semua pikiran ilmiah; agama
Nasrani menjadi dasar semua pikiran ilmiah. Segala sesuatu yang tidak sesuai dengan
pendapat-pendapat agama Nasrani didorong ke belakang.
Dengan perantaraan agama, manusia dapat mencapai tujuannya yang sesungguhnya, yaitu
penghidupan yang lebih tinggi dengan perantaraan gereja. Gambaran dunia sebagaimana
tersebut menjadi dasar pemikiran ilmiah dan keagamaan pada zaman abad pertengahan
sampai kira-kira abad ke-12. Titik berat hidup diletakkan tidak pada hidup di dunia,
melainkan pada hidup di akhirat.
Di samping hukum kodrat dan hukum positip, untuk keperluan hidup manusia masih ada
Hukum Ketuhanan. Hanya dengan Hukum Ketuhanan ini manusia dapat mencapai tujuan
yang terakhir, yaitu kebahagiaan yang abadi. Penilaian oleh “akal” Tuhan terhadap segala
sesuatu adalah berbeda daripada penilaian oleh akal manusia. Akan tetapi yang harus
menjadi ukuran segala sesuatu adalah akal Tuhan. Undang-Undang Ketuhanan adalah lebih
tinggi daripada UU bikinan manusia.
Pandangan-pandangan filkum dari Thomas Aquino tentang asas-asas hukum sebagai
tersebut merupakan satu bagian dari satu sistem dalam mana Thomas mencakup dan
mengatur segala penghidupan rohani dari abad pertengahan bagian kedua sesudahnya
diketemukan kembali tulisan-tulisan Aristoteles.
- zaman Modern
Mula-mula umat manusia hanya merupakan satu masyarakat besar disebabkan karena
kecenderungan manusia untuk hidup dalam persekutuan. Yang berkuasa adalah satu hukum
Ketuhanan yang merupakan pancaran dari hukum abadi sehingga ada satu keadaan bahagia.
Akan tetapi kemudian keadaan berubah.
Zaman emas, dalam mana segala-galanya adalah untuk umum, dan di mana yang berlaku
adalah hukum kodrat, diganti dengan suatu zaman di mana harus diperhatikan kepentingan
sosial, hal-hal yang berguna. Hal tersebut dilaksanakan oleh satu pengertian hukum kodrat
yang mempunyai sifat yang berlainan sama sekali; pengertian baru ini dinamakan hukum
antar bangsa. Perbedaan antara keadaan yang mendahului adanya satu negara dan keadaan
dari negara itu sendiri akan menguasai pendirian para pemikir tentang hukum kodrat
modern.
Hugo de Groot sebagai pendiri dari ajaran hukum kodrat modern dengan tegas membela
cara berpikir yang memakai sebagai pokok pangkal gambaran dunia yang baru; metode
berpikir yang dipakai dalam ilmu pasti, dan Hugo de Groot mempergunakan cara tersebut
sebagai dasar pemikiran tentang hukum kodrat. Hugo de Groot memandang akal sebagai
sesuatu yang berdiri sendiri dan yang menjadi dasar baru untuk penyelidikannya tentang
negara dan hukum.
Dalam pengertian hukum kodrat modern, lebih banyak daripada dahulu digabungkan
pengertian “alamiah” dengan “kebijaksanaan” manusia dan menganggap apa yang asli
menurut kodrat (alam) adalah “adil”, dan apa yang datang dari akal manusia adalah sama
dengan apa yang datang dari alam. Berhubung dengan hal tersebut maka perbandingan
antara negara dan manusia terbalik. Menurut pendapat pada zaman modern justru
manusialah dengan kemampuannya perorangan yang memajukan negara.

6. Aliran mana yang menolak ajaran Hukum Kodrat pada zaman Purbakala? Jelaskan
sepanjang pengetahuan Sdr tentang ajaran yang dikemukakan oleh aliran ini! Dan
bagaimana tanggapan Socrates terhadap teori yang dikemukakan oleh aliran ini?
Jwb:
Kaum Sofis, filsuf-filsuf dari Timur yang selalu berorientasi pada fakta-fakta, tidak mengakui
adanya hukum kodrat. Untuk kaum Sofis yang ada hanya hukum positip, dan menurut mereka
hukum positip ini adalah hasil dari kekuasaan dan kekerasan.
Bagi kaum Sofis bukanlah tradisi lagi yang menentukan apa yang benar, melainkan ratio
manusia. Dan ratio manusia berubah-ubah, tidak hanya ia berbeda pada manusia yang satu dari
manusia yang lain, akan tetapi juga pandangan dari orang itu berganti-ganti menurut keadaan
yang berubah.
Tidak ada kebenaran yang mutlak, segala kebenaran, adalah relatip. Menurut Pitagoras, seorang
Sophis yang ternama, Manusia, yaitu orang perorangan dengan pandangan-pandangan dan
pendapat-pendapat yang berubah-ubah, adalah ukuran dari segala-galanya.
Pendirian Socrates tentang hukum kodrat ada lain sama sekali dari pendapat kaum Sophis.
Menurut Socrates, masalah hukum kodrat adalah bahwa kita harus menjawab pertanyaan,
bagaimana seharusnya sikap kita terhadap Undang-Undang Ketuhanan, kita dapat mentaatinya
atau melanggarnya. Di sini masalahnya adalah masalah “etis”, masalah kesusilaan. Menurut
Socrates, melaksanakan tindakan yang berlawanan dengan hukum selalu merupakan tindakan
kejahatan.
7. Menurut Socrates, bagaimana seharusnya sikap kita dalam menghadapi ajaran Hukum
Kodrat? Dalam hal ini berikan penjelasan Sdr selengkapnya mengenai teori Hukum
Kodrat yang dikemukakan Socrates!
Jwb:
Kita dapat mentaatinya atau melanggarnya. Di sini masalahnya adalah masalah “etis”, masalah
kesusilaan. Menurut Socrates, melaksanakan tindakan yang berlawanan dengan hukum selalu
merupakan tindakan kejahatan. Bagaimankah pembalasannya, jika Undang-undang Ketuhanan
dilanggar, bertanyalah Socrates. Siapa yang bertindak baik, mendapat hadiah, siapa yang
bertindak jahat mendapat hukuman. Letaknya hukuman dalam pelanggaran Undang-undang yang
tak tertulis ada pada pelanggaran itu sendiri. Dalam jiwa orang yang melanggar Undang-undang
Ketuhanan timbul perasaan tak enak oleh karena dia memutuskan keimbangan (harmonie) antara
dunia dan dia sendiri. Dalam pandangan-pandangan sebagai tersebut masih banyak terselip
unsur-unsur keagamaan.
Suatu kewajiban yang mutlak untuk tak menentang hukum kodrat sedikitpun atau untuk
melenyapkannya. Baik di Roma atau di Atica sekarang atau pada kemudian hari isi hukum kodrat
tak akan berbeda. Satu Undang-undang abadi akan mengikat semua bangsa untuk segala zaman;
satu Tuhan (bersama) akan bertindak sebagai “penguasa” dan “pemerintah” di atas segala
bangsa; Tuhan adalah “pembuat” dan “pemberi” putusan-putusan tentang Undang-undang
tersebut; siapa yang tak taat pada Tuhan, akan melahirkan dari diri sendiri dan akan mendapat
hukuman-hukuman berat; oleh karena dia “membelakangi” pembawaan kodrat manusia, juga
apabila dia dapat menghindari hukuman-hukuman lainnya. Semua manusia mengenal Undang-
undang tersebut, sebagai hukum kodrat umum. Hal ini mendapat suatu pengertian kesusilaan.
Oleh sebab hal tersebut tak terbatas lagi pada tindakan-tindakan luar, oleh karena hal tersebut,
membawa kewajiban-kewajiban kesusilaan.

8. Pada masa Aristoteles, ajaran Hukum Kodrat diberi dasar apa? Dalam hubungan ini
berikan penjelasan Sdr tentang teori Hukum Kodrat yang dikemukakan Aristoteles!
a) Masalah hukum kodrat mendapat dasar filsafat yg murni
b) Dalam bukunya “Etica”, Aristoteles mengadakan perbedaan antara apa yg adil menurut UU
dan apa yg adil menurut “kodrat”. Hukum kodrat berlaku dimana2 dengan cara yg sama dan
adalah bebas dari kehendak pendapat dan tindakan manusia. Hukum kodrat terdiri dari suatu
hukum yg tidak tertulis.
Mis : kecurangan dalam perkawinan, pencurian dan pembunuhan. Dipandang dari sudut
hukum kodrat termasuk dalam tindakan2 yg dimanapun juga tidak diperbolehkan dan
bertentangan dengan hukum kodrat.
Menurut Aristoteles, hukum kodrat lebih tinggi dari hukum positip dan berguna untuk
melengkapi kekurangan2 hukum positip.
Hukum positip hanya memberikan peraturan2 yg berlaku secara umum, ketentuan2 hukum
positip tidak dapat memperhitungkan semua perkecualian yg dapat terjadi dalam tiap keadaan.
Hal ini tidak dapat menyebabkan suatu ketidak adilan yg tidak dikehendaki.

Jadi menurut Aristoteles sifat hukum kodrat tidak “revolusioner” terhadap hukum positip.
Hukum kodrat membawa kelayakan, melunakkan satu ketentuan umum yg termaktub dalam
tiap2 peraturan perundang2an dengan memperhitungkan keadaan2 khusus dari tiap2 soal.
Akan tetapi hal tsb tidak berarti adil menurut kepatutan adalah tidak adil menurut UU,
kepatutan memberikan kesempurnaan kepada apa yg menurut UU adalah adil.

9. Definisi Hukum Kodrat yang dikemukakan oleh siapa, yang dianggap lengkap dan
mencakup semua unsur Hukum Kodrat? Tokoh termaksud ini berasal dari aliran mana?
Jelaskan selngkapnya teori yang dikemukakan aliran ini tentang Hukum Kodrat!
10. Aliran De Stoa dapat meresap masuk ke dalam ajaran Hukum Romawi melalui 3 (tiga)
jalan, jalan apa saja dan sebutkan masing-masing filsufnya! Dan apakah artinya bahwa
manusia harus “hidup menurut kodratnya” menurut aliran ini?
a) - Jalan filsafat → Cicero
Bangsa Romawi yg mengambil alih pikiran2 De Stoa dan mengembangkan pikiran2 tsb,
meneruskan cara berpikirnya.
“Ada hukum yg sempurna terdiri dari akal murni yg sesuai dengan alam”. Hukum ini ada
dimana2 dan tetap abadi, hukum ini memerintahkan dengan aturan2nya untuk melakukan
kewajiban2 dan dengan larangan2nya menakuti org untuk melakukan kejahatan. Semua org
mengenal UU ini sbg hukum kodrat umum. Segala hukum manusia harus sesuai dengan
hukum kodrat. Hukum positip harus mengambil sebagai pedoman ketentuan2 hukum kodrat.
Bangsa Romawi menjadi termahsur oleh karena jasa mereka dalam mengembangkan
pengertian2 ttg hukum positip. Hukum Romawi dijadikan contoh oleh bangsa lain, bahkan
menjadi cita2 hukum kodrat. Hukum Romawi selalu menjadi tujuan dan seringkali dijadikan
hukum nasional.
Dalam negara dunia Romawi, disamping pengertian hukum kodrat, berkembang pengertian
hukum antar bangsa.

- Jalan ilmu hukum → Gajus, Ulpianus


Mula2 bangsa Romawi hanya mengenal perbedaan antara ius civile dan ius gentium.
Ius civile : hukum positip yg berlaku untuk WN Romawi.
Ius gentium / hukum antar bangsa : hukum yg menjadi hukum positip WN lainnya.

Keduanya merupakan hukum positip, hukum yg berlaku jadi bukan hanya dicita2kan sbg
hukum kodrat. Akan tetapi bangsa Romawi menanggap ius gentium juga sbg bentuk hukum
yg menurut isinya diakui oleh semua bangsa dan dgn begitu dijadikan hukum positip.
Ius gentium berlaku umum maka memiliki salah satu ciri utama dari hukum kodrat.
Kesimpulan2 dari bentuk hukum tsb adalah hasil rasio manusia dan karena itu mempunyai
kekuatan umum. Hukum antar bangsa adalah adil menurut hukum kodrat, dengan begitu
hukum Romawi berkembang ke arah “inti” dari hukum kodrat.

- Jalan ketuhanan → Paulus


Idee hukum kodrat ini dalam hakikatnya tidak lain dari pada suatu “idee” (pengertian).
Artinya “idee” bukan hasil dari satu penyelidikan, pengalaman yg ada di lapangan hukum,
melainkan hanya satu perkiraan berdasarkan akal, yg kebenarannya tidak dibuktikan. Orang
berpendapat bahwa ada satu hukum yg sempurna yg “Ideal” yg sama untuk segala waktu dan
tempat dan yg tidak dapat diganggu gugat dan kekal. Hukum tsb dianggap “bertahta” di alam
sbg satu ketertiban alam atau ketertiban Tuhan.

b) hidup sesuai dengan alamiahnya, berlaku baik dan jauhkan yg jahat atau dilarang, berlaku
mutlak tanpa pengecualian.

11. Mengapa ajaran Hukum Kodrat zaman Pertengahan terbagi dua (sebelum dan sesudah
tahun 1000)? Sebelum tahun seribu ada dua tokoh ajaran Hukum Kodrat, sebutkan!
a) - sebelum tahun 1000 : ketakutan dunia akan kiamat, tidak ada perhatian dan membicarakan
ttg filsafat, filsafat Plato dan Aristoteles hampir hilang apabila tidak dibukukan.

Titik berat hidup diletakkan tidak pada hidup di dunia, akan tetapi di akhirat. Hidup di dunia
adalah hanya satu persiapan yg pendek. Orang2 pada zaman tsb memiliki kepercayaan bahwa
pada tahun 1000, dunia akan kiamat. Karena pandangan hidup tsb, maka perhatian thd segala
sesuatu yg bersifat duniawi, termasuk masalah ttg hukum sangat sedikit, lagipula tempat
ajaran hukum kodrat adalah pada tempat yg salah karena menyamakan hukum dgn alam.
Pada waktu itu, hanya terdapat bekas dari ajaran hukum kodrat dan tidak ditemukan karya ttg
hukum kodrat yg baru, malah karya ttg hukum kodrat yg ditulis pada zaman sebelumnya,
pada abad pertengahan pada hilang. Juga karya Aristoteles yg termahsur yg ditulis dalam
bagian 5 dari bukunya “Ethica” hilang pula, hanya penganut2 agama Islam dari Timur yg
masih menaruh perhatian pada ilmu dan peradaban yg dikembangkan oleh bangsa Yunani dan
Romawi, ketika pada abad ke 7 mereka menemukan biara2 (klossters) di Siria.

- sesudah tahun 1000 : timbul aliran Scholastik → aliran filsafat yg dasarnya injil (Nasrani).
Tokoh : Thomas van Aquino.

Hukum mengatur kekuatan2 alami dan oleh karenanya berhadapan dgn alam sbg kekuatan
kerohanian dan kesusilaan. Pengertian hukum kodrat terbukti mempunyai isi yg bertentangan.
Selama abad pertengahan, para sarjana menemui kesukaran2 mengenai hal tsb, oleh karena
mereka belum dapat membebaskan diri dari ilmu tradisi zaman purbakala. Pada waktu
itu,alam pikiran baru agama Nasrani menguasai semua pikiran ilmiah, agama Nasrani menjadi
dasar semua pikiran ilmiah. Pandangan2 filsafat secara bebas dilarang, mazhab2 filsafat
ditutup.

b) Plato dan Aristoteles


12. Siapakah tokoh utama aliran filsafat Scholastik? Jelaskan selengkapnya pembagian hukum
menurut tokoh termaksud di atas! Hukum Kodrat menurut Tokoh ini dibagi dalam dua
prinsip; berikan penjelasan kedua prinsip tersebut beserta contohnya masing-masing!
a) Thomas van Aquino
b) 1. Hukum abadi (Lex aeterna) : hukum keseluruhan yg berakar pada jiwa Tuhan. Tuhan
sendiri. Yg dapat melihat dan menyelami hukum abadi ini adalah hanya Tuhan sendiri,
manusia tak dapat mengenalnya. Akan tetapi sebagian kecil dari hukum tsb, dikenalkan oleh
Tuhan kepada manusia dengan perantaraan wahyu.
2. Hukum ketuhanan (Lex divina) : misalnya UU nabi Musa.
3. Hukum kodrat (Lex naturalis) : bagian dari hukum yg dapat ditemukan oleh manusia
dengan perantaraan akalnya. Lex naturalis adalah bayangan dari hukum abadi dalam akal
manusia satu bagian dari hukum abadi yg dikenal oleh manusia, sebagai hal yg terang, hal
yg sudah selayaknya, karena terkandung pembawaan manusia. Sebagai makhluk yg berakal,
maka manusia semuanya bertindak dengan cara yg sama thd hukum kodrat. Karena adanya
kesatuan dari akal, maka asas2 pokok adalah sama untuk semua org dan hukum kodrat tidak
dapat berubah2.
4. Hukum positip : pelaksanaan dari hukum kodrat oleh manusia, berhubung dengan syarat2
khusus yg diperlukan oleh keadaan di dunia.
Mis menurut UU kodrat yg asli : benda adalah milik bersama; dan kemerdekaan itu
hendaknya sepenuhnya bagi manusia. Akan tetapi berhubung dengan keadaan di dunia
diadakan “hak milik” dan timbul lembaga “perbudakan”.

c) - Mutlak (De Stoa) : Semua peraturan2 hukum kodrat asalnya dari ketentuan bahwa kita harus
berbuat baik dan menghindari hal2 yg buruk, menjadi pengaturan keinginan2 alami menurut
peraturan2 hukum kodrat. Oleh karena manusia kecenderungan berbuat baik sesuai dengan
“alam” (kodrat) dan kecenderungan ini menempatkan manusia dalam keseluruhannya dalam
masyarakat. Semua bangsa memiliki hukum kodrat yg sama, pembawaan manusia adalah
bertindak menurut “akal”. Menurut asasnya, hukum kodrat tidak dapat berubah, karena
hukum kodrat tidak dapat dihilangkan dari hati manusia.

- Relatip (Aristoteles) : Dilihat dari sudut kemasyarakatan dan kebudayaan agama Katolik,
lambat laun tidak lagi berlaku secara umum, disamping apa yg dahulu dianggap sebagai satu
kebenaran umum, apa yg dianut sebagai satu kebenaran umum, timbul lain-lain kebenaran dan
aliran2 agama Nasrani baru. Dengan begitu agama Katolik dalam peradaban didorong dari saat
“keseluruhan” menjadi satu “bagian”, walaupun agama tadi masih mencoba mempertahankan
keseluruhannya.
Maka itu, filsafat mencari satu keseluruhan baru sebagai satu pokok pangkal pemikiran yg
dapat ditempatkan di atas pikiran aliran2 agama yg saling bertentangan.
Pokok pangkal pikiran baru ini tidak boleh tergantung pada aliran2 agama yg ada, dan harus
merupakan satu pendapat sendiri yg berlaku umum.
Berhubung dgn hal tsb, maka pengertian hukum kodrat dalam abad pertengahan harus diganti
dengan pengertian hukum kodrat modern. Hukum kodrat modern akan mendapat dasarnya yg
baru pada abad 16 jadi tiga abad kemudian. Dengan sendirinya, pengertian hukum kodrat
modern datangnya dari pengertian hukum kodrat lama yg didasarkan pada agama Katolik.

Walaupun pada dasarnya ada perbedaan yg “prinsipil” akan tetapi pengertian hukum kodrat
modern masih memuat banyak ciri2 yg lama. Hukum kodrat “Grotius” tidak dapat dimengerti
tanpa hukum kodrat dan “Aristoteles” selaku orang akan berusaha untuk menemukan satu
hukum yg umum, yg sempurna dan yg berlaku dimana2 untuk segala zaman. Hal tsb selalu
dicari pada pembawaan manusia yg pada dasarnya selalu dianggap “redelijk”. Akan tetapi
dengan dibuangnya semua unsur2 agama maka pengertian tsb di samping unsur2 yg disebut
tadi akan memiliki corak2 yg berlainan sama sekali.

13. Siapakah tokoh utama ajaran Hukum Kodrat zaman Modern? Apa judul buku yang
terkenal yang merupakan karya besar dari tokoh ini?
a) Hugo De Groot
b) De jure Bell ac Pacis (Het Recht van oorlog en vrede, hukum perang dan damai).
Dalam pendahuluannya, Hugo de Groot dengan tegas membela cara berpikir yg memakai
sebagai pokok pangkal gambaran dunia yg baru. Metode berpikir yg dipakai dalam ilmu pasti
dan Hugo de Groot menggunakan cara tsb sebagai dasar pemikiran ttg hukum kodrat. Dengan
begitu, Hugo de Groot adalah pendiri dari ajaran hukum kodrat modern. Hugo de Groot
memandang akal sebagai sesuatu yg berdiri sendiri dan yg menjadi dasar baru untuk
penyelidikannya ttg negara dan hukum.

14. Jelaskan tentang 2 (dua) bukti adanya Hukum Kodrat menurut tokoh termaksud (no.13) di
atas! Dan apa yang merupakan sumber dari Hukum Kodrat menurut tokoh termaksud?
Berikan penjelasan singkat!
a) - adanya hukum kodrat dituntut oleh akal

Manusia alam bukanlah ahli2 pikir dari abad 17, manusia alam mempunyai perasaan
terikat satu sama lain berdasarkan tata susila yg kuat sedangkan “intelek” mereka belum
begitu berkembang. Mereka hidup menurut naluri mereka, mereka tidak menguasai
keadaan masy dengan akal mereka. Ditinjau dari sudut sejarah, maka ajaran perjanjian
kemasyarakatan adalah tidak benar, satu hal yg tidak mungkin.
Para ahli pikir abad 17 melihat apa yg telah terjadi pada zaman dahulu dengan kaca mata
dari zaman mereka sendiri. Memang kemudian ajaran tadi mempunyai arti “historich”
ketika pada akhir abad 18 koloni2 Inggris di Amerika membebaskan diri dari negara
induknya dan sebagai negara Amerika Serikat mendirikan sendiri satu kesatuan negara dgn
satu perjanjian kemasyarakatan.
Di lain pihak, tidak boleh dilupakan bahwa memang tidak pernah menjadi maksud ajaran
hukum kodrat modern dgn teorinya hendak menemukan satu kebenaran umum
berdasarkan sejarah, bahwa menurut sejarah asal mulanya tiap2 negara adalah satu
perjanjian kemasyarakatan. Pada waktu itu org tidak memperdulikan sama sekali apa yg
terjadi menurut sejarah. Para ahli pikir dari zaman itu hanya hendak mencari satu
keterangan ttg sifat juridis dari negara dalam lingkungan pemikiran “abstrak logis”.
Jadi bukan satu kebenaran berdasarkan sejarah, tetapi satu kebenaran yg logis (berdasarkan
logika).

- berdasarkan sejarah dan perbandingan hukum. Hugo de Groot melakukan perbandingan


hukum (150 negara/bangsa), terbukti tiap2 negara ada kaedah hukum kodrat.

Menurut hukum kodrat ada mungkin macam2 bentuk negara. Atas dasar kemauan sukarela
dengan perjanjian dapat dibentuk berbagai macam persekutuan, malah manusia dapat
menjadi budak yg sukarela. Akan tetapi jika perjanjian diadakan untuk kepentingan “yang
berkuasa” dan bukan untuk kepentingan rakyat maka perjanjian tsb adalah bertentangan dgn
hukum kodrat. Menurut hukum kodrat, tidak ada perbedaan antara hub. WN dengan negara
dan hub. antara negara dgn negara. Malah perangpun didasarkan pada peraturan2 tetap
antara bangsa2.

b) - dekat : akal manusia. Isi/materi/substansi berasal dari akal

- jauh : dasar kekuatan mengikat berasal dari Tuhan

Akal, kemauan dan tindakan serta perasaan pertanggung jawab atas tindakan2 sendiri
memegang peranan. Van Pufendorf membuat jarak antara ajaran hukum kodrat dan agama
lebih besar karena pendiriannya bahwa hasrat manusia untuk hidup bersama2 adalah tidak
lain daripada suatu kebutuhan.
Tak semua ahli pikir menyetujui adanya perpisahan antara agama dan ilmu, walaupun ada
alasan2 untuk mengatakan bahwa apa yg dahulu menjadi asas persatuan, pada waktu itu tak
dapat lagi dipergunakan. Pada pertengahan abad 17, Pascal menunjukkan bahwa pada
hakekatnya cara berpikir yg melulu didasarkan pada akal tak mempunyai nilai tinggi.
Pendapat tsb juga merupakan pendapat Seldenus dan Coccegus, ahli2 pikir tsb tidak mau
memutuskan hub. antara Tuhan dan akal. Menurut mereka apabila hub. antara Tuhan dan
akal diputuskan maka hukum kodrat tak mempunyai “sanksi yg tertinggi”. Lagipula dalam
hal tsb, maka peraturan2 yg diwahyukan oleh Tuhan dalam hukum aka disisihkan.

15. Mengapa ajaran Hukum Kodrat zaman Modern dianggap lebih baik daripada ajaran-
ajaran Hukum Kodrat sebelumnya? Jelaskan singkat!
Ajaran kodrat sebelumnya, yang berkuasa adalah suatu “hukum ketuhanan” yang merupakan
pancaran dari hukum abadi sehingga ada satu keadaan bahagia. Akan tetapi kemudian pada
zaman emas, segala-galanya adalah untuk umum, di mana yang berlaku adalah hukum kodrat,
diganti dengan satu zaman di mana harus diperhatikan kepentingan sosial, hal-hal yang
berguna. pada waktu itu ada pelbagai negara dan organisasi tata negara dari negara-negara
tersebut minta perhatian. Hal tersebut dilaksanakan oleh satu pengertian baru ini dinamakan
hukum antar bangsa (volkenrecht).
Pada permulaan abad 17, ilmu baru mengenai gambaran dunia dijadikan pula pokok pangkal
pikiran dalam filsafat (filsafat zaman modern). Gambaran yang dimaksud diatas adalah
gambaran dunia Copernicus. hubungan antara bumi dan matahari dalam gambaran ini antara
lain menyatakan bahwa bumi adalah bulat dan bumi mengitari matahari. cara berpikir
Copernicus yang demikian telah menjadi satu kesatuan yang dapat dibentuk dengan berpikir
secara logis deduktif menurut ilmu pasti.
Pada abad yang sama, Hugo de Groot (pendiri ajaran hukum kodrat modern) mengeluarkan
bukun yang berjudul hukum perang dan hukum damai, ia memandang bahwa akal sebagai
suatu hal yang berdiri sendiri dan yang menjadi dasar baru untuk penyelidikannya tentang
negara dan hukum.
kesimpulannya, cara berpikir menurut logika ilmu pasti merupakan suatu penemuan besar
dalam zaman modern untuk ilmu alam, pemikiran dalam filsafat hukum modern tidak lagi
didasarkan pada ajaran agama atau hukum ketuhanan sehingga sifatnya menjadi lebih luas
dari filsafat zaman lama.

16. Apa yang dimaksud dengan hukum menurut Mazhab Sejarah? Mengapa Mazhab ini
disebut Mazhab Sejarah? Siapa yang merupakan pendiri dan siapakah tokoh yang Sdr
ketahui dari Mazhab ini?
menurut Hugo De Groot, dalam bukunya tentang hukum damai dan hukum perang, Huukm
diciptakan dalam bentuk UU. UU sendiri merupakan reaksi kejiwaan untuk mengembalikan
penyimpangan dari keadaan. Peraturan perundang-undangan dibuat jika ada penyimpangan.
Mazhab yang mencari hukum di dalam roh rakyat lantar dibersihkan dari hal-hal yang hanya
mempunyai arti sejarah dan tak mempunyai arti lagi untuk sekarang dan kemudian
dikeluarkan dalam bentuk yang telah diperbaiki. Hal ini memerlukan pekerjaan secara
sejarah, dan oleh karena itu lah mazhab ini disebut mazhab sejarah (historische school).
Pendiri dari mazhab ini adalah Von Savigny.

17. Jelaskan sepanjang pengetahuan Sdr tentang sumber hukum menurut Mazhab Sejarah!
Dan sebutkan kelemahan dari Mazhab Sejarah!
Sumber hukum yang sesungguhnya dari mazhab ini bukanlah UU, melainkan kebiasaan. Oleh
karena UU hanya mempunyai arti yang didapat dari sumber tadi, Von Savigny menganggap
UU hanya sebagai kebiasaan yang dicantumkan dalah tulisan.
Walapun sesungguhnya pendirian mazhab tsb mengenai UU hanya dilihat dari 1 sudut
pandang saja, akan tetapi tetapi harus diakui pentingnya mazhab tersebut. Oleh karena telah
menciptakan cara berpikir baru tentang hukum. Oleh karena telah menciptakan cara berpikir
baru tentang menduduki tempat yang paling penting. Akan tetapi apakah manfaatnya untuk
mencatat kebiasaan dan kemudian mengenluarkannya dalam bentuk undang-undang.
Kebisaan juga mempunyai kekuatan sndiri untuk ditaati. hal tersebut dapat kita alami dalam
kehidupan sehari-hari (dari dalam jiwa rakyat). Akan tetapi kebiasaan juga dapat dikeluarkan
dalam bentuk UU, yaitu dengan kekuataan paksaan supaya ditaati, jika kebiasaan itu sendiri
tak mempunyai atau tak cukup mempunyai kewibawaan lagi supaya ditaati. juga mungkin
berhubung dengan adanya keadaan-keadaan baru, timbullah keinginan untuk mengadakan
peraturan dalam UU bentuk oleh karena berhubungan dengan keadaan-keadaan baru belum
ada kebiasaan tentang masalah itu, atau karena dikhawatirkan akan timbulnya kebiasaan yang
salah

18. Dari aliran manakah Rudolf Stamler? Sebutkan pula dua tokoh lainnya yang juga berasal
dari aliran ini! Apakah mungkin kita menemukan Hukum Yang Benar yang berlaku di
segala tempat dan segala waktu? Jelasakan singkat!
Rufolf Stamler berasal dari aliran Neo Kantian yaitu aliran yang ingin menghidupkan kembali
ajaran Immanuel Kant bersama dengan Gustav Radbruch dan Hans Kelsen.
Rudolf Stammler tidak sependapat dengan ajaran hukum kodrat itu berlaku di mana saja,
kapan saja, bagi siapa saja, karena Rudolf Stammler berpendirian bahwa kebenaran hukum itu
selalu bergantung pada keadaan, waktu dan tempat. Pendirian Rudolf Stammler tersebut
didasari suatu kenyataan bahwa adanya hukum adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia di
dalam masyarakat. Kebutuhan manusia dalam masyarakat yang satu tidak sama dengan
kebutuhan manusia dalam masyarakat lainnya. Dengan demikian hukum yang berlaku di
masyarakat yang satu berbeda pula dengan hukum yang berlaku di masyarakat lainnya.

19. Jelaskan teori tentang “Hukum Yang Benar” menurut Rudolf Stamler!
Tentang hukum yang benar tidak mungkin ditemukan untuk tempat dan waktu yang terbatas.
Hukum yang benar harus bisa ditemukan dalam tempat dan waktu tertentu, karena hal ini
berhubungan dengan kehendak bebas masyarakat banyak (kehendak bebas menurut Rudolf
Stamler adalah hukum tanpa isi, isinya ditentukan kemudian sesuai dengant tempat dan
waktu). hukum yang berlaku dimana-mana hanyalah hukum kodrat.

20. Bagaimanakah kesimpulan akhir dari Prof. Van Apeldoorn dalam menjawab masalah
“Adakah sesuatu Hukum Kodrat”?
Ada tapi sulit dibuktikan secara ilmiah. Jadi hukum kodrat ada berdasarkan
kepercayaan dan keyakinan, (mengenai tatanan hukum yang berlaku dimana – mana).

SOAL LATIHAN POSITIVISME ANALITIS DAN PRAGMATIS

1. Sebutkan 5 (lima) ciri positivism menurut Prof. Hart!


a. Hukum adalah satu perintah yang datangnya dari manusia
b. Tak ada hubungan yang mutlak antara hukum dan kesusilaan, atau antara hukum yang berlaku
(law as it is) dan hukum yang dicita-citakan (law as it ought to be).
c. Analisa mengenai pengertian hukum (legal concept) adalah penting dan harus dibedakan dari:
1) Penyelidikan secara sejarah tentang sebab musabab hukum atau tentang sumber hukum
2) Penyelidikan secara sosiologis mengenai hubungan hukum dengan gejala-gejala
kemasyarakatan lainnya
3) Penyelidikan hukum yang didasarkan pada kesusilaan, tujuan-tujuan sosial fungsi hukum
sebagainya
d. Sistem hukum adalah satu sistem logika yang tertutup
e. Pertimbangan-pertimbangan mengenai kesusilaan tidak dapat dibuat atau dibuktikan dengan
mempergunakan argumentasi-argumentasi dan bukti-bukti berdasarkan logika.

2. Jelaskan pendapat John Austin tentang Hukum Ketuhanan (Law of God)!


Hukum Ketuhanan tidak mempunyai fungsi yuridis yang penting, tapi hanya sebagai wadah dari
kepercayaan yang mengandung prinsip kegunaan. Menurut John hukum positif yang mempunyai
fungsi yuridis yang penting
3. Hukum buatan manusia (Human Law) menurut Austin dibedakan dalam 2 (dua) bagian.
Sebutkan dan jelaskan disertai contoh masing-masing!
1. Hukum yang dengan tepat disebut “hukum” (laws properly so called) adalah hukum yang
dibuat oleh penguasa politik yang sedang memegang kekuasaan atas orang-orang yang
secara politis ada di bawah kekuasaannya. Contohnya UU dan Peraturan PerUU lainnya.
2. Hukum yang tidak dengan tepat dapat dinamakan “hukum” (improperly so
called) adalah aturan-aturan yang tidak dibuat oleh seorang penguasa
politik, baik secara langsung maupun tidak langsung tapi ditaati. contohnya:
ketentuan” mode, ketentuan” ilmu kealaman.
4. Sebutkan 4 (empat) unsur hukum positif menurut John Austin!
Command (perintah), sanction (sangsi/ancaman hukuman), duty (kewajiban), dan sovereignty
(kedaulatan).
5. Apa yang menjadi tugas dari Teori Hukum Murni Hans Kelsen?
Tugasnya adalah menentukan metode khusus guna mempelajari dan mengetahui dasar-dasar
fundamental dari segala macam hukum, bidangnya tidak terikat pada 1 sistem hukum negara
tertentu.
6. Reine Rechtslehre merupakan bagian dari Algemeine Rechtslehre. Menurut Kelsen
Algemene Rechtslehre harus dibedakan dari ajaran apa saja?
a. ajaran hukum yang hanya mempelajari norma-norma hukum 1 ketertiban hukum negara
tertentu, misalnya ajaran hukum Indonesia, hukum Belanda, dsb.
b. ajaran hukum yang mempelajari 1 kumpulan” norma” hukum dari 1 ketertiban hukum
tertentu, misalnya ajaran hukum perdata Swiss, hukum pidana Indonesia.
c. ajaran hukum yang hanya mempelajari 1 peraturan hukum tertentu, misalnya ketentuan”
tentang jam kerja, dsb.
7. Apa yang sesungguhnya diusahakan dan dicari oleh Reine Rechtslehre?
Reine Rechtslehre berusaha mencari pengertian tentang segala-galanya yang hakiki dan perlu
untuk hukum, dan oleh karena itu harus menyampingkan segala sesuatu yang dapat berubah atau
yang ada secara kebetulan.

8. Menurut Teori Hukum Murni, apakah asas “toerekening” hanya berlaku untuk ilmu
hukum? Jelaskan singkat!
Dalam bidang hukum, hubungan sebab dan akibat dalam aturan-aturan hukum terjadi menurut
prinsip atau asas yang disebut “toerekening”.
Menurut teori hukum murni, asas “toerekening” ini tidak saja berlaku untuk ilmu hukum akan
tetapi berlaku juga untuk ilmu kesusilaan. misalnya pada ketentuan: Jika seseorang berlaku
baik terhadap orang lain, maka orang yang terakhir ini seharusnya berterima kasih terhadap
orang yang pertama atau, jika orang berbuat dosa maka dia harus bertobat.
Malah menurut Kelsen juga dalam pikiran bangsa primitip mula-mula asas toerekening
menjadi dasar dari penjelasan-penjelasan tentang apa yang terjadi di alam; jadi menurut alam
pikiran bangsa primitip hal-hal tersebut tidak terjadi menurut hukum causalitas. Mereka
berpendapat bahwa gejala-gejala dalam alam terjadi menurut satu norma kemasyarakatan
yaitu norma pembalasan (vergeldingsnorm). Kelakuan baik menerima ganjaran sedang
kelakuan jahat menerima hukuman.
9. Jelaskan singkat perbedaan antara Teori John Austin dan Hans Kelsen tentang hukum!
Menurut Austin hukum adalah satu perintah dari yang berdaulat (i.c. Negara).
Sedangkan menurut Kelsen, hukum bukan perintah yang berdaulat, melainkan adalah susunan
norma yang harus ditaati, yang tersusun secara hierarkis berbentuk piramida, paling atas
norma dasar tertinggi (grundnorm), dibawahnya UUD, dibawahnya lagi UU, PP, Perpres dan
seterusnya. Makin kebawah makin konkrit dan siap dilaksanakan. Tiap norma memiliki
kekuatan mengikat selama tidak bertentangan dengan norma yang diatasnya. Itulah hukum
menurut Kelsen.
10. Apa yang menjadi perbedaan antara asas Causalitas dan asas Toerekening?
Perbedaan antara asas causalitas dan asas toerekening adalah bahwa hubungan antara unsur-
unsur dalam hal hukum causalitas terjadi lepas dari satu tindakan yang disebabkan oleh
manusia atau oleh satu kekuatan yang ada di atas manusia, sedang pada asas toerekening
kejadian disebabkan oleh kehendak manusia.
Causalitas adalah hubungan sebab akibat
Toerekening adalah keharusan/kewajiban
Perebedaan yang paling penting adalah causalitas di bidang sein, sedangkan toerekening di
bidang sollen. Toerekening di bidang norma-norma yang tidak terlihat, sedangkan causalitas
di bidang kenyataan yang terlihat.
Contoh causalitas (sein) : meja (kelihatan), jika dibakar musnah.
Contoh toerekening (sollen) : tidak terlihat, tapi suatu keharusan. karena kamu membunuh,
kamu harus dibunuh.
11. Jelaskan sepanjang pengetahuan Sdr. tentang GRUNDNORM (norma dasar tertinggi)
menurut ajaran Kelsen!
Grundnorm atau norma dasar tertinggi adalah norma dari mana norma dasar ini tak dapat
didasarkan lagi pada norma yang lebih tinggi. Norma fundamental ini harus dianggap sebagai
satu initial hypothesis (hipotesis permulaan). misalnya di Inggris: Dewan Perwakilan Rakyat
merupakan kekuasaan yang tertinggi (Parliament is sovereign). Hal tersebut adalah satu
norma dasar yang diterima oleh rakyat inggirs, yang tidak dapat diberi penjelasan secara logis
sebab-sebabnya. hal tersebut harus diterima sebagai satu “initial hypothesis”.
Di Indonesia, kekuatan tertinggi adalah pada MPR. Ini merupakan grundnorm (norma
fundamentil).
12. Bagaimana tanggapan Kelsen terhadap pendapat yang membedakan antara Hukum
Publik dan Hukum Privat?
Kelsen berpendapat bahwa di belakang perbedaan antara hukum publik dan hukum privat
tersembunyi satu ideologi politik yang menghendaki bahwa bidang hukum privat letaknya di
luar politik; menurut Kelsen dalam kenyataannya baik lembaga hukum di bidang hukum
privat, maupun lembaga hukum dan hubungan-hubungan di bidang hukum publik
mengandung satu ideologi politik.
13. Bagaimana pendapat Kelsen (Mazhab Wiena) tentang hubungan antara “Negara dan
Hukum”?
Menurut Kelsen Negara dan Hukum identik sama, karena negara tidak lain adalah penjelmaan
hukum. Dua-duanya sollen, punya norma, tidak bisa dilihat (negara adalah organisasi
kekuasaan, gak bisa kelihatan). Jadi tidak boleh ada dualisme antara negara dan hukum. Kalau
membuat dualisme antara negara dan hukum akan timbul/muncul 2 kemungkinan:
1. Negara di bawah hukum
2. Hukum di bawah negara
Dua-duanya di tolak oleh Kelsen.
Jika hukum berada di bawah negara (negara diatas, hukum dibawah), akibatnya akan ada
kekuasaan yang sewenang-wenang. Hukum diinjak-injak oleh penguasa negara (Tirani).
Hukum akan dikendalikan oleh penguasa negara.
Kalau negara di bawah hukum (hukum diatas, negara dibawah), berarti di negara itu percaya
adanya hukum kodrat (hukum yang lebih tinggi). Kenapa gak boleh percaya ada hukum
kodrat? Gak boleh karena Kelsen positivisme.
Kesimpulannya, negara dan hukum harus identik sama.

14. Bagaimana pendapat Kelsen tentang perbedaan antara Orang dan Badan Hukum
(Rechtspersoon dan Natuurlijke Persoon)?
Menurut Kelsen, perbedaan antara rechtspersoon dan natuurlijke persoon adalah tidak
penting, karena keduanya terikat dengan grundnorm.

15. Bagaimana pendapat Kelsen tentang Hak-Hak Perorangan?


Sebagai akibat pendiriannya bahwa hukum adalah satu sistem hubungan norma-norma, maka
Kelsen dan penganut-penganutnya tidak mengakui adanya hak-hak perorangan, kecuali
sebagai satu akal teknik yang dipergunakan atau tidak supaya dapat melaksanakan perjanjian-
perjanjian hukum. Kewajiban-kewajiban hukum merupakan inti dari hukum, oleh karena
hukum adalah satu sistem “keharusan”, sedangkan hak-hak menurut hukum adalah hanya soal
kebetulan dan hukum dapat mengenyampingkannya. Oleh karena itu, tidak ada hak-hak
perseorangan.

16. Bagaimana pendapat Kelsen tentang Hukum Internasional?


Menurut Kelsen norma-norma hukum internasional hanya dapat mengikat negara, maka
norma-norma tersebut dibuat oleh satu ketertiban internasional yang kedudukannya lebih
tinggi dari otoritas hukum negara-negara tersebut, meskipun organisasi ketertiban
internasional itu belum/tidak merupakan satu organisasi yang kuat.

17. Sebutkan garis-garis besar/dasar-dasar penting dari Reine Rechtslehre!


Dalam garis-garis besar, dasar-dasar terpenting dari Reine Rechtslehre Hans Kelsen adalah
sebagai berikut :
1. Tujuan satu teori hukum, sebagai halnya dengan lain-lain ilmu pengetahuan adalah
berusaha untuk mengatur secara sistematis segala sesuatu yang acak-acakan dan
menyederhanakan hal-hal yang bermacam-macam sebagai satu kesatuan;
2. Teori hukum adalah satu ilmu pengetahuan bukan satu kemauan. Teori hukum adalah
pengetahuan tentang hukum yang berlaku, bukan pengetahuan bagaimana hukum
seharusnya;
3. Teori hukum adalah satu ilmu normatif, bukan satu ilmu kealaman;
4. Teori hukum sebagai teori norma-norma tidak memperhatikan tentang hasilnya
norma-norma hukum;
5. Satu teori hukum merupakan satu hal yang formal, satu teori mengenai caranya
mengatur isi hukum yang berubah-ubah dengan cara khusus; dan
6. Hubungan antara teori hukum dengan satu sistem hukum positif tertentu, adalah
hubungan antara hukum yang mungkin dengan hukum yang berlaku.

18. Jelaskan perbedaan antara positivisme analitis dan positivisme pragmatis!


● Positivisme Analitis: (HANS KELSEN, JOHN AUSTIN, dan HART)
1. Penekanan pada teknis menyusun, membentuk, dan menciptakan undang-
undang agar lengkap dan pasti.
2. Menganggap bahwa logika pembentuk undang-undang dalam hukum
merupakan unsur terpenting.
● Positivisme Pragmatis: (JHON DEWEY dan JAMES WILLIAM)
1. Bukan mengenai hal yang teknis, tetapi mengenai bagaimana undang-undang
itu dilakukan.
2. Menganggap bahwa logika bukan merupakan unsur terpenting.

19. Mengapa gerakan Realisme (Positivisme Pragmatis) berpusat di Amerika Pragmatis


Serikat?
20. Siapa saja yang dianggap sebagai tokoh utama (Bapak-bapak) dari Gerakan Realisme
Amerika Serikat? Jelaskan singkat masing-masing pendapat tokoh tersebut! Dan apa yang
dimaksud dengan Hukum menurut Oliver Wendel Holmes?
21. Menurut Williams James, hal apa saja yang harus dihindari oleh seorang Pragmatisme?
22. Apa judul tulisan dari John Dewey? Jelaskan singkat intisari ajaran John Dewey!
23. Sebutkan ciri-ciri gerakan realisme menurut Llewelyn!
24. Apa judul buku Jerome Frank? Dan bagaiman tanggapan Jerome Frank terhadap
pendirian dari penganut aliran Ilmu Hukum Analitis?
a. Law and the modern mind (1930)
b. Pada ilmu hukum analitis dapat dilihat keingnan yang kekanak2an tentang kepastian dan
kestabilan hukum. Sarjana2 hukum pada umumnya khususnya hakim percaya pata mythe
adanya satu kepastian hukum dgn membina satu sistem putusan2 yang benar dan dapat
digunakan sebagai preseden untuk perkara2 yg mereka adili kemudian, atau adanya suatu
peruuan yang lengkap; mereka sesungguhnya menipu dirinya sendiri dengan
menyembunyikan fakta bahwa tiap perkara merupakan satu perkara sendiri (uniek) dan
menghendaki satu putusan yang menciptakan.
25. Apa yang dimaksud dengan “The Completely Adult Lawyer” (ahli hukum yang dewasa
dan sempurna) menurut Jerome Frank? Sebutkan nama seorang ahli hukum yang
dijadikan contoh dan memenuhi kriteria tersebut!
a. tidak lain daripada seorang hakim yang bijaksana dan yang memiliki daya cipta; seorang
hakim yang dalam memberikan putusan2nya tidak merasa terikat oleh ketentuan2 dan
preseden2, akan tetapi yang menemukan satu putusan yang adil dengan mengamati2 dan
mengadakan penilaian tentang masalah2 pemasyarakatan yang menajadi soal.
b. Oliver Wendell Holmes
26. Apakah Gerakan Realisme Skandinavia menerima cara pendekatan yang digunakan oleh
Gerakan Realisme Amerika Serikat? Mengapa demikian?
Kaum relativisme Amerika serikat lebih condong kepada pendirian filsafat hukum relatif, akan
tetapi mereka menganggap nilai2 hukum tidak masuk dibidang mereka. Mereka mengadakan
pemisahan antara sollen dan sein.
Gerakan realisme Skandinavia menolak cara pendekatan yang digunakan kaum realis Amerika
Serikat yang menurut mereka memiliki nilai rendah. Ahli hukum skandinavia menolak ajaran
filsafat hukum kodrat, mereka menolak adanya pengertian2 mutlak tentang keadilan yang
menguasai dan memberi pedoman kepada sistam2 hukum positif. Mengenai nilai2 hukum,
gerakan realisme skandinavia mempunyai nilai yang sama dengan filsafat realitivisme, mereka
menolak bahwa ketentuan tentang tindakan hukum dapat disalurkan secara memaksa dari
prinsip2 keadilan yang tidak dapat diubah

27. Menurut Friedman, apa yang merupakan sumbangan berharga yang diberikan oleh
Realisme Skandinavia terhadap Teori Hukum?
Sumbangan terbesarnya menurut Friedman adalah penjelasannya tentang penggunaan pengertian
kehendak kolektif, satu kehendak umum atau kehendak negara oleh ilmu hukum analitid.
Menurut Hegerstorm c.s pengertian2 tersebut adalah semacam satu pengertian gaib yang
dipergunakan mereka untuk memberi dasar hukum pada maha kekuasaan orang2 yang
memegang pemerintah negara; dan cara mereka membuktikan legitimasi kekuasaan negara
tersebut adalah pada dasarnya cara2nya sama dengan yang dipergunakan filsafat hk kodrat
28. Bagaiman tanggapan Axel Hagerstrom terhadap Grundnorm mazhab Wiena?
Menurut Hegerstorm, grundnorm mazhab wiena walaupun hanya satu konstruksi logika
merupakan sumber dari legalitas dan sumber perbandingan untuk tindakan2 legislatif dan
tindakan2 hukum lainnya yang ada di tingkat bawah grundnorm

29. Apakah ahli-ahli Hukum Skandinavia sependapat dengan penolakan Kelsen terhadap hak-
hak perorangan? Jelaskan singkat!
Mengenai penolakan adanya hak-hak, ahli-ahli hukum Skandivania sependapat dengan Kelsen
dan Duguit, walaupun pokok pangkal pikiran mereka adalah berbeda. Kaum realis Skandivania
tidak dapat mengganti pengertian hak-hak dengan satu hirarki norma-norma sebagai Kelsen atau
sebagai Duguit dengan satu prinsip social solidarity yang membuat tidak perlu lagi adanya hak-
hak perorangan. Ahli-ahli hukum Skandivania tidak saja menolak adanya hak-hak perorangan
akan tetapi mereka juga tidak mengakui adanya kewajiban-kewajiban hukum.

30. Bagaimana tanggapan Olivecrona terhadap teori tentang Kekuatan Mengikat Hukum?
Menurut Olivecrona tiap-tiap teori tentang kekuatan mengikat dari hukum baik dalam bentuk
hukum kodrat maupun dalam versi hukum positif adalah satu bentuk yang didasarkan pada
sesuatu yang ada di luar pengalaman (transcendentalism); hak-hak positif (positive rights) adalah
tak lebih nyata (real) daripada hak-hak alami (natural rights), kecuali bahwa hak-hak positif
tersebut mempunyai akibat-akibat yang pasti dalam hal jaminan yang nyata (actual security) dan
dalam hal kekuasaan (actual power) berhubung dengan jalannya secara teratur dari alat-alat
hukum.
31. Menurut Olivecrona, apa yang merupakan pengganti (sebagai gantinya) dari pengertian
“peraturan hukum sebagai perintah Negara”? Jelaskan singkat!
Sebagai gantinya pengertian peraturan hukum sebagai perintah negara (di dalamnya termaktub
fiksi kehendak umum ) Olivercrona mempergunakan pengertian independent imperatives
(perintah-perintah yang berdiri sendiri). Independent imperatives ini tak dapat dirumuskan
sebagai “com-commands (perintah-perintah). Siapa yang membuat peraturan-peraturan hukum,
pada umumnya tidak dikenal oleh orang-orang yang berhadapan dengan peraturan-peraturan
tersebut. Mereka hanya berhadapan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat memerintah,
terpisah dari pembuat-pembuat peraturan-peraturan yang barangkali telah meninggal dunia
seratus tahun yang lalu. Perintah-perintah tersebut ditujukan kepada orang-orang tertentu.

32. Menurut Olivecrona, apakah ada masalah tentang asal usul hukum yang terakhir?
Jelaskan singkat!
Menurut Olivecrona sebenarnya tidak ada masalah tentang asal usul hukum yang terakhir (a final
esplanation of the law). Satu revolusi hanya merupakan satu tangga ( fase) dalam perkembangan
hukum. Sumber terakhir dari hukum tersebut tidak mungkin diketemukakan tanpa
mempergunakan keterangan yang letaknya di luar pengalaman.
Tidak ada masalah tentang asal usul hukum yang terakhir, tidak perlu bicara karena mereka
positivisme, yang penting sejalan dengan Undang-Undang.

33. Jelaskan singkat sepanjang pengetahuan Sdr. tentang pendapat Wilhelm Lunstedt dalam
buku “legal thinking revised”? Dan bagaimana Lunstedt mengemukakan pendapatnya
tentang kesalahan dalam Ilmu Hukum Tradisional?
Pendapat Wilhelm Lunstedt dalam buku “legal thinking revised” adalah penolakan adanya
ideologi-ideologi hukum dalam bentuk apapun termasuk segala pengertian tentang keadilan.
Menurut Lundstedt kesalahan besar dalam ilmu hukum tradisional adalah karena ilmu hukum
tradisional menganggap perasaan keadilan atau perasaan kebenaran menjiwai dan memberi
pedoman kepada hukum, sedang pada kenyataannya perasaaan keadilan dibimbing dan diarahkan
oleh peraturan-peraturan hukum sebagai dilaksanakan. Hukum pada waktu tertentu dan dari
masyarakat tertentu ditentukan oleh kesejahteraan masyarakat itu.

Anda mungkin juga menyukai