HISTOPLASMOSIS Saprozoonosis
HISTOPLASMOSIS Saprozoonosis
HISTOPLASMOSIS
a. Pengertian Histoplasmosis
1
menyebabkan ulcerasi, pendarahan, atau obstruksi dan pada
susunan saraf pusat dapat menimbulkan cerebritis fokal atau
meningitis difus.
Synonim Histoplasmosis :
Reticuloendothelial cytomycosis
Missippi valley fever
Cave disease
Darling’s disease
Ohio Valley disease
Tingo Maria fever
Reticuloendotheliosis
Cave fever
Histo
Epizootic Lymphangitis (equine histoplasmosis)
Appalachian Mountain disease
Central Missippi River Valley disease
African histoplasmosis
2
b. Hospes
3
Histoplasma capsulatum adalah jamur dimorfik yang tumbuh sebagai
koloni filament. Histoplasma capsulatum var capsulatum adalah dimorphic
fungus. Dia tumbuh di tanah sebagai spore-bearing mold dengan macroconidia
tapi berubah menjadi fase yeast pada temperature tubuh.
Ada 2 bentuk,yaitu :
c. Siklus Hidup
4
CD4 di bawah 150. Setelah berkembang, infeksi dapat menyebar pada paru, kulit,
dan kadang kala pada bagian tubuh yang lain. Histoplasmosis adalah penyakit
yang didefinisi AIDS.
d. Distribusi Histoplasmosis
Tetapi penyakit ini tidak menular dari satu orang ke orang lain
Histoplasma capsulatum terutama ditemukan di daerah “temperate” di seluruh
dunia dan merupakan jamur yang paling umum di Amerika Serikat bagian tengah
dan timur. Histoplasma capsulatum ini endemis di lembah sungai Ohio, Missouri,
dan Mississippi. Ditemukan pula di Kanada Timur, Meksiko, Amerika Tengah
dan Amerika Selatan.
5
Semua orang dapat terinfeksi histoplasmosis, tetapi orang yang kontak
dengan kotoran burung atau kelelawar lebih rentan terinfeksi penyakit ini. Profesi
yang rentan penyakit ini seperti: petani, tukang kebun, pekerja konstruksi,
pembersih cerobong, penyelidik gua.
Anak-anak dan orang lanjut usia dengan riwayat penyakit paru-paru atau
perokok berat, gejala yang timbul lebih berkembang. Orang dengan system imun
yang lemah, seperti pada penyakit AIDS dan leukemia atau karena terapi yang
sedang dijalankan (kortikosteroid dan kemoterapi), perkembangan penyakit ini
lebih mengarah ke bentuk kronis atau disseminated.
e. Gejala Klinis
Secara umum histoplasmosis tanpa gejala dan hanya ditandai dengan gejala
hypersensitive terhadap histoplasmin. Berupa tumor pernafasan akut yang jinak,
dengan variasi mulai dari penyakit yang ringan pada saluran pernafasan sampai
dengan tidak dapat melakukan aktivitas karena tidak enak badan, demam,
kedinginan, sakit kepala, myalgia, nyeri dada dan batuk nonproduktif, kadang-
kadang timbul erythema multiforme dan erythema nodosum. Ditemukan adanya
pengapuran kecil-kecil tersebar pada paru-paru, pengapuran pada kelenjar limfe,
hiler dan limpa merupakan gejala lanjut dari penyakit ini.
6
paru, potensial fatal hingga dapat menyebabkan kematian. Infeksi kedua kali
dapat menimbulkan reaksi jaringan yang lebih kuat sehingga menimbulkan rongga
atau kaverna dengan gejala batuk darah.
Dari paru, jamur dapat menyebar secara hematogen ke alat lain, terutama
sistem retikulo-endotel, sehingga menimbulkan pembengkakan hati, limpa, dan
kelenjar getah bening. Walaupun demikian, pada Histoplasmosis diseminata,
penderita tidak selalu menunjukkan gejala paru ataupun sangat minimal, seperti
juga yang terjadi pada pasien ini. Suatu bentuk infeksi yang akut dan fatal serta
cepat dijumpai pada anak-anak dan penderita imunosupresi, termasuk penderita
AIDS. Demam, anemia, leukopesia, berat badan menurun, sering dijumpai pada
penyebaran H. capsulatum diseminata. Jika tidak terdiagnosa, dapat menimbulkan
kematian. Penyakit paru fulminan dapat menyerupai infeksi pneumonia oleh
Pneumocystis carinii. Fungemia sering dijumpai dan kadang organisme
intraselular ini dapat terlihat bersirkulasi pada pemeriksaan sediaan apus darah
tepi biasa di dalam monosit.
Gejala awal muncul serupa dengan penyakit flu yang ringan, dan
berkembang dengan berbagai gejala, termasuk kelelahan, demam, sesak napas,
batuk kering, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, sakit sendi dan otot, serta
7
panas dingin. Penyakit parah dapat menyebabkan pembengkakan pada hati atau
kelenjar getah bening. Histoplasmosis juga dapat mempengaruhi sumsum tulang,
dengan akibat anemia (kurang darah merah), leukopenia (kurang beberapa jenis
darah putih) dan trombositopenia (kurang trombosit, dengan akibat darah sulit
beku). Kurang lebih separuh penderita mengalami masalah paru ; rotgen dada
dapat menunjukkan tanda yang khas pada paru. Penyakit paru akibat
histoplasmosis serupa dengan TB dan dapat semakin parah selama bertahun-
tahun. Histoplasmosis juga dapat mempengaruhi susunan saraf pusat (SSP),
dengan sampai 20% pasien mengalami gejala kejiwaan.
1. Histoplasmosis akut
Pada bentuk yang akut, gejala biasanya timbul dalam waktu 3- 21 hari
setelah penderita menghisap spora jamur. Penderita akan merasakan sakit
disertai demam dan batuk. Gejala-gejala tersebut biasanya menghilang
dalam waktu 2 minggu tanpa pengobatan dan kadang bisa menetap sampai
selama 6 minggu. Bentuk ini jarang bersifat fatal.
2. Histoplasmosis diseminata progresif
Dalam keadaan normal tidak akan terjadi pada orang dewasa yang sehat.
Biasanya terjadi pada anak-anak dan penderita gangguan sistem kekebalan
(penderita AIDS). Gejalanya sangat lambat ataupun sangat cepat, akan
bertambah buruk. Hati,limpa dan kelenjar getah bening membesar. Kadang
infeksi ini menyebabkan ulkus (luka terbuka) di mulut dan saluran
pencernaan. Dalam beberapa kasus, kelenjar adrenal mengalami gangguan
sehingga timbul penyakit Addison. Tanpa pengobatan, bentuk ini 90%
berakibat fatal. Bahkan meskipun diobati, pada penderita AIDS bisa terjadi
kematian.
3. Histoplasmosis kavitasi kronis
Bentuk ini merupakan infeksi paru-paru yang timbul secara bertahap dalam
waktu beberapa minggu, menyebabkan batuk dan kesulitan bernafas.
Gejala-gejala lainnya adalah penurunan berat badan, malaise (merasa tidak
enak badan) dan demam ringan. Kebanyakan penderita akan pulih tanpa
8
pengobatan dalam waktu 2- 6 bulan. Tetapi gangguan pernafasan bisa
bertambah buruk dan beberapa penderita mengalami batuk darah yang
kadang-kadang jumlahnya banyak sekali. Kerusakan paru-paru atau
masuknya bakteri ke paru-paru pada akhirnya bisa menyebabkan kematian.
Secara klinis penyakit ini sangat jarang terjadi, dan jarang menjadi berat.
Prevalensi meningkat dari masa kanak-kanak sampai dengan umur 15 tahun,
perbedaan gender biasanya tidak nampak kecuali bentuk paru-paru kronis lebih
banyak terjadi pada pria. Wabah terjadi pada daerah endemis di lingkungan
keluarga, pelajar, pekerja yang terpajan dengan burung, ayam atau terpajan
dengan kotoran kelelawar yang mengontamisai tanah. Histoplasmosis juga terjadi
pada anjing, kucing, kuda, tikus, sigung, opossum, rubah atau binatang lainnya,
sering dengan gambaran klinis yang sama dengan penyakit pada manusia.
Histoplasmosis akibat H. capsulatum var. duboisii, Histoplasmosis Afrika.
Penyakit ini biasanya muncul sebagai granuloma subakut pada kulit atau
tulang. Infeksi biasanya setempat atau menyebar pada kulit, jaringan di bawah
kulit, kelenjar limfe, tulang sendi, paru dan organ dalam rongga perut. Granuloma
pada kulit bermanifestasi sebagai nodul atau ulcer atau lesi-lesi ekstrim. Bila
penyakit telah menyebar dan semakin serius, dapat terbentuk giant cell granuloma
pada kebanyakan organ-organ internal. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria
dan menyerang semua umur, khususnya pada dekade kedua kehidupan. Sejauh ini
penyakit tersebut hanya diketemukan di Afrika dan Madagaskar.
Kasus penyakit dilaporkan pernah terjadi pada anjing, sapi, primata, kucing, kuda,
domba, babi, manusia, dan hewan-hewan liar.
Beberapa lesi yang ditemukan pada anjing dan kucing adalah ulserasi usus.
Kemungkinan dapat terjadi pembengkakan dan peradangan pada hati, limpa, dan
nodus limfatikus yang disebabkan oleh lesi yang seperti tubercle.
Hasil survey menunjukan bahwa infeksi sering terjadi pada sapi, domba dan kuda
di daerah endemik. Anjing merupakan satu-satunya spesies hewan yang sering
menunjukkan tanda-tanda klinis.
9
Anjing adalah spesies yang sangat sering menunjukan tanda-tanda klinis
tetapi seperti halnya pada manusia, sebagian besar infeksi pada anjing adalah
asimtomatik. Bentuk respiratori yang utama adalah adanya encapsulation dan
pengapuran. Dalam kasus yang tidak jelas anjing biasanya kehilangan berat badan
dan diare lama, ascites dan batuk kronik, hepatosplenomegaly dan
lymphadenopathy. Pada anjing penyakit umumnya sering terjadi pada jenis anjing
pekerja dan anjing sporting.
a. Pada Manusia
b. Pada Hewan
10
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya
Histoplasmosis antara lain :
11
mikologi. Mikologi sendiri masuk pada ilmu parasitologi. Sehingga
histoplasmosis merupakan cabang dari ilmu parasitologi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Levine. Norman D., 1994. Parasitologi Veteriner. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta.
Robertson R.S. 1976. Handbook on Animal Disease In The Tropics. Edisi ke-3.
Burgess & Son Ltd : Abingdon
Levine. Norman D., 1994. Parasitologi Veteriner. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta.
Robertson R.S. 1976. Handbook on Animal Disease In The Tropics. Edisi ke-3.
Burgess& Son Ltd : Abingdon
http://www.mayoclinic.com/health/histoplasmosis/DS0051/DSECTION=6
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052001/lak-2.htm
13