Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada Tanaman Padi
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada Tanaman Padi
Tanaman Padi
PENGENDALIAN
HAMA TERPADU
WERENG COKLAT
PADA TANAMAN PADI
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
PENDAHULUAN
Penggunaan teknologi maju dalam pembangunan pertanian tanaman pangan yang
dilaksanakan sejak Pelita I telah mengantar Indonesia mencapai swasembada beras.
Telah menjadi tekad kita bersama untuk melestarikan swasembada tersebut.
Diantaranya faktor-faktor yang mengancam kelestarian swasembada beras adalah
jasad pengganggu terutama hama wereng coklat.
Hama wereng coklat telah lama dikenal sebagai hama pada tanaman padi di
Indonesia, tetapi baru sejak tahun 1970 hama ini meningkat secara drastis menjadi
hama utama yang mengancam produksi beras. Keadaan serangan hama wereng
coklat yang sangat merisaukan merupakan konsekuensi penerapan teknologi maju
yang kurang memperhatikan bioekolig hama dalam usaha mengejar sasaran.
Tersedianya air pengairan yang cukup mendorong petani untuk menanam padi
secara terus menerus, menyebabkan tersedianya makanan dan tempat berkembang
biak bagi wereng coklat secara berkesinambungan.
Penggunaan insektisida yang tidak tepat dari segi jenis, dosis, konsentrasi, waktu
dan cara aplikasinya selain tidak efektif juga dapat menyebabkan resistensi,
resurgensi, munculnya hama sekunder, dan akibat samping lainnya yang tidak
diinginkan.
Pengalaman dalam menanggulangi hama wereng coklat sejak musim tanam 1974-
1975 sampai saat ini, menunjukkan bahwa pengendalian hama wereng coklat tidak
pernah berhasil bila hanya mengandalkan satu cara pengendalian saja. Oleh karena
itu, maka sistem pengendalian hama terpadu, yaitu sistem pengendalian populasi
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
hama dengan menerapkan berbagai cara pengendalian yang serasi sehingga tidak
menimbulkan kerugian ekonomi dan aman terhadap lingkungan. Pada prinsipnya
pelaksanaan pengendalian ham terpadu adalah kewajiban petani sendiri dengan
pembinaan dan bimbingan oleh aparat pemerintah.
Telur wereng coklat berwarna putih, berbentuk seperti buah pisang, berukuran 1,30
mm x 0,33 mm dan biasanya diletakkan berkelompok di dalam jaringan pelepah
daun tanaman padi. Namun telur wereng coklat kadang-kadang dapat ditemukan
pada helai daun. Telur menetas setelah 7-10 hari.
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Wereng coklat yang baru menetas sebelum menjadi dewasa melewati 5 tahap
pertumbuhan nimfa (instar) yang dibedakan menurut ukuran tubuh dan bentuk
bakal sayapnya. Serangga muda itu disebut nimfa.
Periode nimfa berkisar antara 12-15 hari. Hal penting yang perlu diperhatikan yaitu
periode telur lebih dari separuh periode nimfa. Oleh karena telur wereng coklat
diletakkan dalam jaringan pelepah daun, maka telur tidak dipengaruhi oleh aplikasi
insektisida.
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Menurut ukuran sayapnya wereng coklat dewasa terdiri dari dua bentuk, yaitu
bentuk bersayap panjang (makroptera) dan bentuk bersayap pendek (Brakhiptera).
Pemunculan kedua bentuk tersebut antara lain dipengaruhi oleh kepadatan populasi.
Bentuk makroptera dapat terbang sehingga merupakan bagian populasi yang
berfungsi untuk menemukan tempat hidup baru. Perpindahan wereng coklat jarak
jauh dapat terjadi dengan bantuan angin.
Beberapa hari setelah kawin wereng coklat betina mulai bertelur, puluhan butir telur
sehari. Selama hidupnya, seekor wereng coklat betina di Laboratorium dapat
menghasilkan telur sampai 1000 butir. Tetapi karena adanya pengaruh lingkungan,
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Dinamika Populasi
Populasi wereng coklat yang berkembang di sawah dimulai oleh wereng coklat
migran pada awal fase pembentukan anakan padi. Setelah menetap, wereng coklat
berkembangbiak secara eksponential untuk satu atau dua generasi pada tanaman
padi vase vegetatif, tergantung pada saat imigrasinya. Apabila imigrasi terjadi pada
umur 2 atau 3 minggu setelah tanam, maka wereng coklat dapat berkembang biak
sebanyak dua generasi. Puncak populasi nimfa generasi pertama (G 1) dan kedua (G2)
berturut-turut muncul pada umur 5-6 minggu setelah tanam dan 10-11 minggu
setelah tanam. Apabila imigrasi terjadi setelah tanaman berumur 5-6 minggu setelah
tanam, puncak generasi nimfa hanya dijumpai satu kali, yaitu pada umur 9-10
minggu setelah tanam. Pada keadaan lain kepadatan populasi tertinggi terjadi pada
fase pembungaan tanaman padi yaitu pada umur 9-11 minggu setelah tanam.
Apabila kepadatan populasi mencapai 300-500 ekor per rumpun, tanaman akan
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Wereng coklat dewasa yang muncul pada saat tanaman berumur 7 minggu setelah
tanam umumnya berbentuk brakhiptera. Pada tanaman fase generatif wereng coklat
yang muncul umumnya berbentuk makroptera yang kemudian pindah dari
pertanaman tersebut. Akibatnya populasi wereng coklat pada tiap rumpun berkurang
dengan cepat selama fase pemasakan tanaman padi (gambar 6).
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Jika pada hamparan yang sama terdapat sawah yang baru ditanami maka akan
terjadi migrasi wereng coklat makroptera berasal dari tanaman padi fase generatif
tersebut.
Karena itu pengaturan pola tanam yang berupa menanam serempak pada satu
hamparan yang cukup luas sangat bermanfaat, guna menghindarkan perpindahan
wereng coklat dari pertanaman satu ke pertanaman lainnya.
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Musuh Alami
Di daerah tropis, peranan musuh alami dalam mengendalikan populasi wereng coklat
sangat besar. Diantaranya musuh alami tes adalah predator Lycosa sp yang setiap
hari mampu memangsa 10-20 ekor wereng coklat dewasa atau 15-20 nimfa
sehingga dianggap sebagai predator utama wereng coklat.
Mikrovelia dauglasi yang banyak terdapat pada permukaan air sawah, memangsa
nimfa yang jatuh dari tanaman. Kepik Cyrtorhinus lividipennis merupakan predator
utama yang memangsa telur dan nimfa. Selain itu terdapat beberapa parasit yaitu
antara lain kelompok Mymaridae, Trichogrammatidae, Dryinidae, dan Elenchidae.
Musuh-musuh alami wereng coklat yang umum ditemukan di Indonesia tercantum
pada gambar 7-21.
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Kerusakan
Serangga dewasa dan nimfa biasanya menetap di bagian pangkal tanaman padi dan
mengisap pelepah daun. Wereng coklat menusukkan stiletnya ke dalam ikata
pembuluh vaskuler tanaman inang dan mengisap cairan tanaman dari jaringan
floem. Nimfa instar ke empat dan kelima menghisap cairan tanaman lebih banyak
daripada instar pertama, kedua dan ketiga. Wereng coklat betina mengisap cairan
lebih banyak daripada yang jantan. Kerusakan khas akibat isapan wereng coklat
adalah kering bagaikan terbakar yang dikenal dengan Hopperburn. Gejala awal
yang timbul adalah menguningnya helaian daun yang paling tua dan makin
banyaknya jamur jelaga karena banyaknya embun madu yang dikeluarkan wereng
coklat.
Perubahan warna berlangsung terus meliputi semua bagian tanaman, dan akhirnya
seluruh tanaman mengering berwarna coklat (Gambar 22).
Hopperburn biasanya terjadi pada fase setelah pembentukan malai. Kehilangan hasil
akibar serangan wereng coklat berkisar antara 10-90 persen, tergantung pada
tingkat kerusakan tanaman yang terserang.
Wereng coklat dapat menularkan dua macam penyakit virus padi, yaitu Penyakit
Kerdil Rumput (Grassy Stunt) dan Kerdil Hampa (Ragged Stunt). Penyakit
virus ini terutama penyakit kerdil rumput, biasanya terjadi secara epidemik setelah
eksploitasi wereng coklat.
Serangan virus kerdil hampa menyababkan tanaman menjadi agak kerdil, daun hijau
tua, terpilin, pendek, kaku, sobek-sobek, berpuru, anakan bercabang dan malainya
tidak muncul serta hampa (Gambar 23).
Kedual penyakit virus diatas bersifat persisten. Penularan melalui telur (transovarial)
atau keturunan wereng coklat tidak terjadi. Hubungan antara vektor (wereng coklat)
dan virus dapat dilihat pada tabel 1.
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Reaksi varietas-varietas tersebut terhadap hama wereng coklat pada saat ini
tercantum pada tabel 2.
Ketahanan varietas padi terhadap wereng coklat semula dianggap karena adanya
penolakan rasa oleh serangga. Pada varietas tahan, wereng coklat dapat mengisap
pembuluh tapis dengan stiletnya tetapi tidak terus menerus. Hal ini diduga karena
adanya bahan kimia yang menghalangi pengisapan tersebut. Hambatan ini
mengakibatkan angka kematian nimfa tinggi dan kesuburan wereng coklat menurun.
Hanya mengandalkan pada varietas tahan dapat mempercepat perubahan biotipe
wereng coklat. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan agar penggunaan varietas
tahan dapat dipertahankan lebih lama, misalnya penelitian tentang perlindungan
varietas rentan, pergiliran varietas tahan yang berbeda tetuanya dan lain-lainnya
(Gambar 24)
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Biotipe wereng coklat yang berbeda mempunyai kemampuan yang berbeda dalam
menyerang varietas padi yang memiliki gen tahan berbeda. Interaksi antara varietas
padi dengan biotipe wereng coklat dapat dilihat pada tabel 2 dan gambar 25.
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Dewasa ini banyak insektisida yang digunakan untuk mengendalikan hama padi di
Indonesia ternyata menimbulkan resurgensi terhadap hama wereng coklat. Oleh
karena itu, dengan Inpres No 3 tahun 1986, pemerintah melarang penggunaan
insektisida tersebut untuk digunakan pada tanaman padi. Daftar insektisida yang
dilarang dalam Inpres No 3 tersebut tercantum pada tabel 3.
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Pengamatan
Pengamatan merupakan kegiatan untuk mengamati perkembangan populasi wereng
coklat, kerusakan yang ditimbulkannya, dan penyakit virus yang ditularkan wereng
coklat. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada persemaian maupun pertanaman padi
oleh pengamat hama.
Pengamat hama perlu dibantu secara aktif oleh para PPL, Pamong Desa, Kontak
Tani, dan Petani agar dapat mengetahui adanya serangan wereng coklat dan
penyakit virus yang ditularkan sedini mungkin. Petani, sebagai sumber informasi
primer, perlu dibina sehingga dapat memberikan informasi adanya tanaman
terserang serta mempunyai pengetahuan dan ketrampilan untuk melaksanakan
pengamatan.
Beberapa istilah yang dalam pengamatan hama wereng coklat, penyakit kerdil
rumput, dan penyakit kerdil hampa perlu difahami adalah:
a. Luas Serangan adalah luas pertanaman padi yang terserang wereng coklat,
penyakit kerdil rumput dan penyakit kerdil hampa.
b. Wilayah Penaksiran, adalah areal pertanaman yang dibatasi oleh tanda-
tanda yang jelas, antara lain perkampungan, tanaman non padi, sungai,
jalan, lahan kosong, dan sebagainya
c. Wereng Coklat
a. Daerah Terancam, yaitu apabila pada pertanaman padi telah
ditemukan hama wereng coklat dengan kepadatan populasi kurang
dari 1 ekor per tunas atau kurang dari 20 ekor per rumpun untuk
tanaman yang anakannya 20, dan lebih dari 20 tunas per rumpun
b. Tanaman Terserang, yaitu apabila tanaman padi digunakan untuk
tempat hidup dan berkembangbiak oleh hama wereng coklat dengan
kepadatan populasi 1 ekor per tunas atau lebih atau sama dengan 20
ekor per rumpun untuk tanaman yang anakannya 20 atau lebih dari
20 tunas per rumpun dan mengakibatkan kerusakan
c. Intensitas Serangan, adalah tingkat kepadatan populasi atau derajat
kerusakan tanaman padi akibat serangan wereng coklat. Intensitas
serangan dibagi empat tingkat:
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
I = a/(a+b) x 100%
I = Intensitas Serangan
a = Jumlah rumpun terserang
b = Jumlah rumpun sehat
e. Musuh Alami
Musuh alami diamati jenis dan populasinya per rumpun
Pelaporan
Pelaporan serangan hama wereng coklat, penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa
dibuat oleh:
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
a. Pengamat Hama
Laporan peringatan, Laporan Setengah Bulan, dan Laporan Musiman
b. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten/Kodya
Laporan Setengah Bulan, dan Laporan Eksploitasi
c. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi
Laporan Setengah Bulan, dan Laporan Eksploitasi
d. Balai Proteksi Tanaman Pangan
Laporan Setengah Bulan, dan Laporan Musiman
Peta Serangan
Untuk mengetahui perkembangan serangan, penyebaran serta tingkat intensitas di
dalam suatu wilayah serta berbagai sarana dalam menyusun rencana gerakan
pengendalian, maka perlu dibuat peta serangan. Peta serangan dibuat berdasarkan
hasil pengamatan dengan wilayah desa sebagai satuan wilayah terkecil.
Khusus dalam pengendalian hama wereng coklat dan penyakit-penyakit virus yang
ditularkan, akan dilaksanakan empat cara pengendalian utama yaitu pengaturan
pola tanam, penanaman varietas unggul tahan wereng (VUTW), eradikasi
dan sanitasi, dan penggunaan Insektisida secara bijaksana. Keempat cara
terdapat harus dipadukan dalam suatu kesatuan program yang dilaksanakan secara
mantap, menyeluruh dan berkesinambungan. Untuk melaksanakan sistem
pengendalian terpadu tersebut, diperlukan berbagai langkah-langkah terkoordinasi
antara berbagai instansi yang bersangkutan.
Tanam Serempak
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Dengan tanam serentak diharapkan tidak terjadi tumpang tindih generasi hama
sehingga populasi wereng coklat tidak mempunyai kemampuan untuk
berkembangbiak, terus menerus, memudahkan pengamatan dan apabila diperlukan
memudahkan penentuan saat aplikasi insektisida dan lebih menjamin efektivitas
aplikasi insektisida. Dengan demikian aplikasi insektisida tidak perlu diulang-ulang.
Cara ini perlu ditunjang dengan ketersediaan tenaga kerja yang cukup pada saat
pengolahan tanah dan panen, pengaturan air yang ketat dan dipatuhi oleh petani,
serta pengaturan kebijaksanaan harga pada saat panen serentak.
Pergiliran Tanaman
Hama wereng coklat tidak mempunyai inang lain selain padi. Penanaman monokultur
padi secara terus menerus menyebabkan tersedianya tanaman inang sepanjang
tahun yang memungkinkan berkembangnya populasi wereng coklat. Oleh karena itu,
usaha untuk memutus ketersediaan makanan mutlak diperlukan. Usaha tersebut
antara lain dengan cara menerapkan pergiliran tanaman, yaitu sekurang-kurangnya
satu kali menanam non padi atau dibiarkan bera selama satu sampai dua bulan
setiap tahun (gambar 26 dan 27)
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Bagi daerah-daearah berpola tanam padi sepanjang tahun karena berbagai alasan
seperti drainase, sosial ekonomi, dan lain-lain, hendaknya dilakukan pergiliran
varietas tahan untuk menekan dan menghambat perkembangan biotipe baru.
Varietas yang digilir harus dari kelompok varietas yang memiliki gen tahan (tetua
tahan) yang berbeda (gambar 28).
Cara ini perlu ditunjang dengan pengelolaan penyediaan benih yang terprogram
denga baik untuk menjamin ketepatan jenis, mutu, jumlah, waktu, tempat dan
harga, oleh karena itu, perusahaan-perusahaan benih, penangkar-penangkar benih
dan ikatan penangkar benih harus benar-benar memahami akan pentingnya
penyediaan benih dalam usaha pengendalian hama terpadu wereng coklat.
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Pemilihan suatu varietas tahan yang dianjurkan tergantung terutama pada biotipe
wereng coklat yang menyerang, potensi produksi, mutu dan selera setempat
terhadap varietas yang dipilih, dengan tetap memperhatikan saran tersebut diatas.
Varietas-varietas padi yang dianjurkan untuk propinsi yang merupakan daerah
serangan kronis/endemis wereng coklat tercantum pada tabel 4.
Varietas-varietas yang dicantumkan di dalam tabel tersebut baru sebagian saja dari
varietas padi yang tersedia. Apabila di suatu daerah tersedia varietas lain yang
terbukti tahan terhadap wereng coklat biotipe setempat, maka varietas tersebut
dapat digunakan untuk melengkapi rekomendasi.
Pada daerah serangan hama wereng coklat yang juga merupakan daerah serangan
virus maka eradikasi dan sanitasi dilakukan pada tanaman terserang sebagai
berikut:
- sanitasi atau eradikasi selektif terhadap pertanaman padi pada stadia
vegetatif yang terserang virus dengan intensitas < 50% atau terhadap
pertanaman padi pada stadia generatif yang terserang virus dengan intensitas
< 85%
- Eradikasi total dilakukan terhadap pertanaman padi vegetatif yang terserang
virus dengan intensitas >=50% atau terhadap pertanaman padi stadia
generatif yang terserang virus dengan intensitas >=85%
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Penggunaan Insektisida
Pengendalian dengan insektisida dilakukan apabila cara pengendalian lain kurang
efektif sehingga populasi hama verada diatas ambang ekonomi. Pemilihan jenis dan
cara aplikasi insektisida hendaknya diusahakan sedemikian rupa sehingga usaha
pengendalian menjadi efektif, efisien dan aman bagi lingkungan, khususnya
terhadap predator hama wereng coklat. Hendaknya dihindarkan pemilihan insektisida
yang menimbulkan resurgensi.
Insektisida tidak perlu digunakan pada varietas tahan kecuali kalau ketahanannya
patah. Penggunaan pestisida pada varietas rentan hendaknya disesuaikan dengan
hasil pengamatan. Aplikasi insektisida seyogyanya dilakukan pada saat populasi
wereng coklat dalam stadium nimfa. Hendaknya dihindari aplikasi pestisida pada
stadium telur karena telur-telur yang diletakkan pada jaringan tanaman tidak dapat
terjangkau oleh insektisida sehingga tetap hidup dan dalam keadaan tekanan musuh
alami yang rendah, populasi wereng coklat akan cepat meningkat kembali.
Karena wereng coklat tinggal pada bagian pangkal tanaman padi, maka aplikasi
insektisida dengan cara penyemprotan harus diarahkan pada bagian pangkal
tanaman padi.
Jenis insektisida yang dianjurkan dalam pengendalian wereng coklat adalah Applaud
10 WP serta insektisida yang berbahan aktif MIPC (seperti Mipcin 50 WP) dan
BPMC (Hopcin 50 EC, Bassa 50 EC, Baycarb 500 EC, Dharmabas 50 EC dan Kiltop 50
EC)
Aplikasi insektisida harus diusahakan pada waktu, cara dan dosis yang tepat. Waktu,
ambang pengendalian dan dosis serta cara aplikasinya tercantum dalam tabel 5.
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Daerah penyebaran baru adalah daerah yang selama dua musim tanam yang lalu
tidak mengalami serangan, dan dalam musim tanam saat ini ada serangan.
Daerah yang mungkin terserang atau terancam adalah daerah yang berbatasan
dengan daerah kronis atau dengan daerah penyebaran serangan baru yang
mempunyai peluang besar untuk mengalami serangan, atau selama dua musim
tanam yang lalu pernah terjadi serangan, namun dalam musim tanam saat ini
belum ada serangan.
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
Pengendalian hama terpadu wereng coklat, penyakit kerdil hampa dan penyakit
kerdil rumput pada dasarnya adalah kewajiban dari petani masing-masing.
Kewajiban aparatur pemerintah dalam membina dan membimbing sistem
pengendalian hama terpadu adalah :
2. Dukungan Pelayanan
[end]
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
***********
Pengendalian Hama Terpadu Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi
***********