Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS GANEAS
Jln. Raden Umar Wirahadikusuma Km 02 Ganeas – Sumedang
Telp. 0261-2139344 Email : pkmganeas@yahoo.com Kode Pos 45356

GEROBAK LABORATORIUM PUSKESMAS GANEAS

Ringkasan Singkat

Masa Kehamilan adalah salah satu masa yang paling rentan dan perlu dijaga dengan

baik. Tujuannya untuk menjaga kesehatan Ibu dan Janin. Janin yang sehat akan dilahirkan

dengan baik sehingga bisa tumbuh dan berkembang secara sempurna. Kesehatan Ibu dan

janin biasa dijaga dengan banyak cara. Salah satunya adalah dengan melakukan pemeriksaan

laboratorium pada Ibu hamil. Sayangnya mungkin hanya sebagian kecil ibu hamil yang

menyadari akan hal ini padahal pemerikasaan sejak dini pada diri sendiri saat hamil bisa

memiliki berbagai manfaat. Tentunya Ibu hamil tidak boleh menyepelekan hal ini. Sehingga

program KIA puskesmas Ganeas mengadakan kegiatan Gerobak laboratorium untuk

memeriksakan sejak dini Ibu hamil ke setiap desa agar Ibu hamil yang tidak mengetahui atau

tidak pernah diperiksa laboratorium dapat terjaring.

Gerobak Lab merupakan program untuk mempersiapkan masa kehamilan, persalinan

dan menyusui yang sehat dan aman bagi Ibu hamil dan janin

TUJUAN KHUSUS

- Mengetahui risiko genetis yang akan diturunkan kepada janin sehingga bisa

melakukan pencegahan yang cepat

- Mengetahui kesehatan Ibu Hamil dan Janin secara keseluruhan

1
- Mencegah adanya resiko preeklamsia, gangguan obesitas, riwayat hipertensi, dan

gangguan kehamilan lainnya yang sekiranyabisa menghambat masa kehamilan

- Meningkatkan cakupan program

Gerobak lab melayani :

1. Pemeriksaan darah : HB, HBSAG, Tes HIV, Golongan darah

2. Pemeriksaan Urine : Protein reduksi

Sasaran Pelaksanaan Gerobak laboratorium adalah semua Ibu hamil yang berada di wilayah

Puskesmas Ganeas.

PROPOSAL

A. Analisis Masalah

1. Apa masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakan inisiatif ini ?

Angka kematian ibu (AKI) masih menjadi isu strategis di Indonesia sampai saat

ini. Hal ini dibuktikan dengan AKI di Indonesia yang masih tetap tinggi. Berdasarkan

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2015 AKI sebesar 305

per 100.000 kelahiran hidup. AKI tersebut masih sangat jauh dari target kelima

Millenium Development Goals (MDGs), yaitu pada tahun 2015 sebesar 102 kematian

per 100.000 kelahiran hidup. Target penurunan AKI ini masih tetap dijadikan sebagai

target Sustainable Development Goals (SDGs) sebesar 70 per 100.000 kelahiran

hidup yang harus dicapai pada tahun 2030 mendatang (Kemenkes, 2015).

Pemerintah telah memberikan perhatian dan dukungan yang cukup tinggi

terhadap penurunan AKI. Pemerintah memfokuskan program kesehatan ibu kepada

intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood” (Keluarga Berencana, Antenatal

Care, Persalinan Bersih dan Aman, Pelayanan Obstetri Essensial) yang dilakukan oleh

2
Kementerian Kesehatan sejak tahun 1990. Pada tahun 1997 pencapaian akses

pelayanan antenatal sudah cukup baik, namun mutu pelayanan antenatal masih perlu

ditingkatkan. Pemerintah terus melakukan program untuk memperbaiki kualitas

pelayanan dalam rangka menurunkan AKI di Indonesia yaitu melalui program

Gerakan Sayang Ibu, 2 strategi Making Pregnancy Safer, dan program Expanding

Maternal and Neonatal Survival (EMAS) (Kemenkes, 2015). Kualitas pelayanan

antenatal care sangat berkaitan erat dengan percepatan penurunan AKI sehingga akses

terhadap pelayanan antenatal care yang bermutu dan berkualitas harus dilakukan

melalui pemberian pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan antenatal care

(Kemenkes RI, 2010).

Pada Tahun 2016 di Puskesmas Ganeas jumlah kematian ibu sebanyak 4 orang

dengan penyebab kematian oleh perdarahan, penyakit jantung dan eklampsia,

kematian bayi sebanyak 3 orang. Tahun 2017 jumlah kematian ibu tidak ada, jumlah

kematian bayi sebanyak 10 orang dengan penyebab kematian karena asfixia 3 orang

kelainan konginetal 3 orang dan BBLR gangguan nafas hipotermi 3 orang. Dan pada

Tahun 2018 jumlah kematian ibu tidak ada dan jumlah kematian bayi 4 orang dengan

penyebab kematian BBLR 1orang, asfixia1orang, kelainan konginetal 1 orang dan

lain lain 1 orang.

Dalam rangka mewujudkan ante natal yang berkualitas dengan standar 10 T,

standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar Pelayanan

ANC yang berawal dari 7 T kemudian berkembang menjadi 10 T, meliputi :

1. Timbang Berat Badan

2. Ukur Tinggi Badan

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri

3
4. Pengukura tekanan Darah

5. Pemberian Tablet Tambah Darah

6. Skrining Imunisasi TT

7. Pemeriksaan Laborratorium

8. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

9. Pengukuran Lingkar Lengan Atas

10. Tata Laksana Konseling

Pelayanan antenatal care yang bermutu dapat dicapai oleh bidan dengan

mematuhi pelaksanaan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Salah satu standar

pelayanan ANC adalah pemeriksaan laboratorium.

B. Pendekatan Strategis

2. Siapa yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inisiatif ini telah

memecahkan masalah yang dihadapi ?

Gerobak lab ini dimulai pada tahun 2017 berawal dari adanya kejadian kematian

ibu dan bayi meningkat, sedangkan anggaran yang tidak seimbang dengan persoalan

akibat dari kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai pentingnya pemeriksaan

laboratorium saat hamil. Hampir setiap tahun terdapat ibu hamil yang anemia akibat

dari kurangnya pengetahuan ibu hamil dan tempat fasilitas yang jauh dari jangkauan

masyarakat terutama daerah yang terpencil. Disamping itu kejadian kematian bayi

akibat kelainan konginetal meningkat pada tahun 2017 sebanyak 3 orang.

Maka Puskesmas Ganeas berinisiatif membuat program Gerobak laboratorium

untuk menjemput bola sasaran ibu hamil yang jauh dari jangkauan fasilitas kesehatan

yang menyediakan layanan pemeriksaan laboratorium. Sehingga cakupan K1 ibu

hamil dapat tercapai dan kejadian kematian ibu dan bayi tidak ada.

4
Dengan memberdayakan bidan desa dan petugas laboratorium Puskesmas Ganeas

membuat jadwal terencana untuk jemput bola sasaran ibu hamil yang belum diperiksa

lab.

3. Dalam hal ini apa inisiatif ini kreatif atau inovatif

Kegiatan gerobak laboratorium ini telah dilaksanakan di seluruh desa di wilayah

Puskesmas Ganeas, pendekatan dengan hati yang tulus berdasarkan dengan nilai-nilai

kemanusiaan dan bagaimana menyediakan komponen supply dalam satu kegiatan

Gerobak Lab di setiap desa yang berbasis keseimbangan masyarakat dengan jenis

pemeriksaan laboratorium yang berkoordinsi dengan petugas Lab, KIA, petugas TB

HIV dan bidan desa sebagai penanggungjawab wilayah KIA dan KB dan juga

pelibatan semua pihak baik lintas program maupun lintas sektoral sangat berpengaruh

pula terhadap keberlangsungan dan keberlanjutan program ini di Puskesmas Ganeas.

C. Pelaksanaan dan penerapan

4. Bagaimana strategi ini dilaksanakan?

Inisiatif Gerobak Lab sendiri mulai diterapkan di Puskesmas Ganeas pada Tahun

2017 setelah dirasa hasil pemicuan dari hati ke hati secara konsisten telah mulai

menampakan hasil dimana masyarakat sedah secara sadar terpicu ingin memeriksakan

darah dan urine pada petugas sehingga konsep gerobak lab mulai berjalan sesuai

dengan tujuan diadakannya program gerobak lab.

Untuk itu beberapa langkah yang telah dilaksanakan sebagai berikut :

a. Pendataan Sasaran

Mendata seluruh sasaran yaitu ibu hamil disetiap desa di wilayah Puskesmas

Ganeas

b. Sosialisasi dan advokasi

5
Dilaksanakan secara terus menerus sejak tahun 2017 baik kepada seluruh lintas

sektor yang terkait kepada pemangku jabatan antara lain Camat, Kepala desa,

jajaran aparat desa kader dan tokoh masyarakat.

c. Pembentukan Unit Pengelola Program Gerobak Lab

Setiap desa didorong untuk mendukung program Gerobak Lab dengan mendorong

ibu hamil untuk datang memeriksakan kehamilnnya sekaligus pemeriksaan

laboratorium ke lokasi yang telah ditentukan sesuai jadwal untuk mencapai ANC

yang terstandar.

No Hari Waktu Tempat


1 Senin Pkl 08.30 – 11.00 WIB Aula Desa Cikoneng
2. Selasa Pkl 08.00 – 11.00 WIB Aula Desa Cikoneng Kulon
3 Rabu Pkl 08.00 – 11.00 WIB Aula Desa Ganeas
4 Kamis Pkl 08.00 – 11.00 WIB Aula Desa Sukaluyu
5 Senin Pkl 08.30 – 11.00 WIB Aula Desa Sukawening
6 Selasa Pkl 08.00 – 11.00 WIB Aula Desa Dayeuh Luhur
7 Rabu Pkl 08.00 – 11.00 WIB Aula Desa Tanjung Hurip
8 Kamis Pkl 08.00 – 11.00 WIB Aula Desa Cikondang

d. Pemeriksaan Ibu Hamil

Untuk memudahkan petugas dalam melaksanakan program gerobak lab ini, maka

dibentuk elas ibu hamil disetiap desa, diawali dengan penyuluhan, pemeriksaan

ibu hamil dan materi kelas ibu hamil, pemeriksaan laboratorium.

e. Gerilya Gerobak Lab

Petugas didampingi bidan desa dan kader juga aparat melakukan gerilya gerobak

lab secara terus menerus sesuai dengan jadwal.

6
f. Monev Berkelanjutan

a) Monev dilakukan setelah pemeriksaan jika ada ibu hamil yang mengalami

risiko akibat pemeriksaan.

b) Melakukan sweefing bagi ibu hamil yang tidak hadir dan menjadwalkan

ulang kunjungan gerobak lab

g. Pengembangan media promosi

Pengembangan media promosi melalui pertemuan lintas prgram dan lintas sektor

yaitu contoh melalui Loktri (Lokakarya Triwulan).

5. Sektor terlibat dalam pelaksanaan

Sektor yang terlibat adalah Camat dan Kepala Desa, TP PKK, Tokoh masyarakat

kader Posyandu.

6. Sumber daya yang digunakan

Berbagai pemangku kepentingan mensupport dana yaitu dari BOK (Bantuan

Operasional Kesehatan)

7. Keluaran yang paling berhasil

Cakupan Pelayanan bagi sasaran ibu hamil dapat tercapai, deteksi resiko ibu hamil

dapat terjaring, Jumlah kematian ibu dan bayi menurun.

8. Sistem yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi kegiatan

Melakukan penyuluhan dan ikut dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, kegiatan di

Posyandu dan kegiatan lain yang ada di masyarakat.

9. Kendala utama dan mengatasinya

A. Perubahan perilaku tidak semudah membalikan telapak tangan

B. Kebiasaan masyarakat untuk selalu menunggu stimulan atau bantuan dari

masyarakat adalah hal tersulit

7
C. Kurangnya dukungan kebijakan dari tingkat kecamatan dan desa akibat roling dan

rotasi

D. Sasaran yang tidak tnggal di tempat.

E. Cara mengatasinya adalah:

a. Menginformasikan jadwal kepada bidan desa

b. Pendekatan dan penyuluhan yang terus menerus kepada sasaran

c. Petugas datang tepat waktu sesuai jadwal yang telah dibuat

10. Dampak dan keberlanjutan

a. Sasaran ibu hamil dapat memeriksakan lab secara teratur sesuai jadwal

b. Merasa penting setiap sasaran mau berkeinginan memeriksakan darah dan

urinenya

11. Inisiatif ini berlanjut dan direplikasikan ?

Terbukti berlanjut secara terus menerus dari tahun 2017 s/d 2019 dan dapat

meningkatkan cakupan program yang sudah ditargetkan.

12. Pembelajaran yang dapat dipetik:

a. Komitmen berbagai pihak sangat penting

b. Menurunnya kasus kematian Ibu dan Bayi

c. Mendekatkan Pelayanan kepada ibu hamil

d. Mendukung Program Inovasi SI BUNTING

e. Kerelaan untuk memeriksakan secara rutin

f. Jorojoy untuk menyehatkan generasi bangsa menuju Sumedang SIMPATI

Anda mungkin juga menyukai