Anda di halaman 1dari 6

ISSN No.

1978-3787 Media Bina Ilmiah51

PENGARUH PENAMBAHAN GLUKOSA DAN WAKTU INKUBASI


PADA MEDIA SDA (Sabaroud Dextrose Agar)
TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida Albicans

Oleh :

I Wayan Getas
Ida Bagus Rai Wiadnya
Luh Aprisa Waguriani

Dosen pada Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Mataram

Abstrak : Jamur merupakan salah satu penyebab penyakit infeksi terutama di negara-negara tropis. Jamur
yang dapat menyebabkan infeksi salah satunya adalah Candida albicans. Pemeriksaan laboratorium untuk
kultur jamur Candida albicans ini menggunakan media SDA (Sabaroud Dextrose Agar). Penambahan
glukosa dimaksudkan meningkatkan tingkat kesuburan pada media SDA (Sabaroud Dextrose Agar) yang
akan membantu proses pertumbuhan koloni jamur Candida albicans menjadi lebih cepat sehingga waktu
inkubasi yang dibutuhkan untuk kultur jamur Candida albicans ini menjadi lebih cepat. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan glukosa dan waktu inkubasi pada media
SDA terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Metode penelitian yang digunakan adalah
eksperimen semu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biakan murni Candida albicans
yang disetarakan dengan standar 0,5 Mac Farland kemudian diencerkan sebanyak 106 kali. Data hasil
penelitian diperoleh dengan menghitung jumlah koloni jamur Candida albicans pada media SDA yang
ditambahkan glukosa murni sebanyak 1gr, 2gr, 3gr dan 4gr yang dibandingkan dengan jumlah koloni
jamur pada kontrol dan dianalisis secara kuantitatif. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis dari total 24 uji
menunjukan nilai probabilitas 0,002 (p<α) artinya ada pengaruh yang signifikan antara penambahan
glukosa pada media SDA dengan jumlah koloni jamur Candida albicans.

Kata Kunci : Glukosa, Waktu Inkubasi, Media SDA, Candida albicans

PENDAHULUAN
Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi menyerang semua umur baik laki-laki maupun
pada penyakit terutama di negara-negara tropis. perempuan. Berdasarkan beberapa kasus yang
Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit terjadi, penderita kandidiasis ini 70% adalah
kulit yang sering muncul di tengah masyarakat perempuan. Di Indonesia sendiri tercatat dari
Indonesia. Iklim tropis dengan kelembaban udara berbagai kasus kandidiasis, 84% diantaranya
yang tinggi di Indonesia sangat mendukung adalah pasien penderita AIDS dan beberapa
pertumbuhan jamur. Banyaknya infeksi jamur, diantaranya merupakan pasien dengan diabetes
juga didukung oleh masih banyaknya masyarakat mellitus (Belin, 2010).
Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan Urin yang mengandung glukosa dengan kadar
sehingga masalah kebersihan lingkungan, sanitasi berlebih merupakan kondisi yang menguntungkan
dan pola hidup sehat kurang menjadi perhatian bagi jamur untuk berkembang biak dan
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia menimbulkan infeksi pada penderita Infeksi
(Bingar, 2012). Saluran Kemih (ISK). Infeksi saluran kemih ini
Jamur yang dapat menyebabkan infeksi antara terjadi karena pada wanita sering kali ditemukan
lain Candida albicans. Candida albicans dapat spora jamur jenis candida albicans dalam sediaan
tumbuh secara optimum pada pH 4, tetapi juga urinnya. Di dalam urin, jamur tersebut berkembang
dapat tumbuh antara pH 3-7. Penyakit yang biak dengan sangat subur dan menyebabkan
disebabkan oleh Candida sp dikenal dengan infeksi berat bagi penderita. (Duncan,2013).
kandidiasis. Kandidiasis adalah suatu penyakit Pemeriksaan laboratorium dalam membantu agar
jamur yang bersifat akut dan sub akut yang jamur Candida albicans tumbuh dengan baik.
disebabkan oleh spesies Candidasp, biasanya oleh Dalam proses kultur jamur Candida albicans ini
Candida albicans dan dapat mengenai kulit mulut, membutuhkan waktu hingga 72 jam masa inkubasi
vagina, kuku, kulit, bronki, atau paru-paru. dalam suhu 25o - 30oC dalam membantu agar
Penyakit ini ditemukan diseluruh dunia dan dapat jamur Candida albicans tumbuh dengan baik.
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 1, Februari 2014
52 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

Dalam proses kultur jamur Candida albicans ini Agar) sedangkan variabel yag lain dihomogenkan
membutuhkan waktu hingga 72 jam masa inkubasi (Hanafiah, 2005).
dalam suhu 25o - 30oC. untuk kultur jamur jenis
Candida albicans ini menggunakan media SDA HASIL PENELITIAN
(Sabaroud Dextrose Agar). Media SDA
a. Gambaran Umum Penelitian
(Sabaroud Dextrose Agar) mengandung peptone,
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret
glucose, agar dan aquades komposisi dari media
sampai dengan April 2013 di Laboratorium
SDA ini memiliki peranan penting
Parasitologi Jurusan Analis Kesehatan Mataram.
Glukosa merupakan salah satu jenis
Pembuatan dan penanaman sampel pada media
monosakarida yang menjadi sumber energi dan
SDA (Sabaroud Dextrose Agar) dilakukan selama
sebagai media perkembangan dan pertumbuhan
2 (dua) hari. Media SDA terbagi menjadi 4
jamur Candida albicans dalam sistem
perlakuan yaitu media SDA dengan penambahan
metabolisme. (Lestari, 2012).
glukosa 1gr, 2gr, 3gr, dan 4gr dengan masing-
Kebutuhan waktu yang relatif cukup lama
masing perlakuan dilakukan 6 kali replikasi.
untuk pemeriksaan terhadap kultur jamur Candida
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
albicans ini menimbulkan dampak terhadap
adalah isolat murni Candida albicans yang
penanganan pasien penderita kandidiasis akan
dilakukan pengenceran 0,5 Mac Farland. Sampel
menjadi lama. Penambahan glukosa dalam
yang berasal dari isolat murni diencerkan dengan
penelitian ini dimaksudkan agar dapat
larutan NaCl 0,85 % yang disetarakan dengan
meningkatkan taraf kesuburan media SDA
kekeruhan standar 0,5 Mac Farland. sampel yang
(Sabaroud Dextrose Agar) yang akan membantu
sudah disetarakan dengan standar 0,5 Mac Farland
proses pertumbuhan koloni jamur Candida
tersebut diencerkan lagi sampai pada pengenceran
albicans menjadi lebih subur sehingga waktu
1x106. Sampel yang sudah diencerkan tersebut
inkubasi yang dibutuhkan untuk kultur jamur
ditanam pada media SDA dan diinkubasi pada
Candida albicans ini menjadi lebih cepat.
suhu 37oC.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin
Penanaman sampel Candida albicans pada
mengetahui pengaruh penambahan glukosa dan
media SDA (Sabaroud Dextrose Agar) tersebut
waktu inkubasi pada media SDA (Sabaroud
diinkubasi selama ± 72 jam. Selama waktu yang
Dextrose Agar) terhadap pertumbuhan jamur
ditentukan, dilihat pertumbuhan jumlah koloni
Candida albicans.
jamur Candida albicans pada masing-masing
METODE PENELITIAN perlakuan pada setiap plate sampel. Pemantauan
dilakukan setiap 6 jam sekali untuk melihat
Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang
pertumbuhan jamur Candida albicans pada
bersifat eksperimen semu yang merupakan suatu
masing-masing plate. Jumlah koloni yang
bentuk penelitian yang menganalisis suatu
terbentuk setiap pemantauan dicatat dan
pengaruh yang dapat terjadi dan timbul sebagai
dikumpulkan pada pemantauan ke 8 yaitu setelah
akibat dari adanya perlakuan tertentu kepada satu
72 jam.
atau lebih kelompok eksperimen tanpa ada
Hasil dari perhitungan jumlah koloni jamur
kelompok kontrol (Notoatmojo, 2005). Populasi
jenis Candida albicans pada 72 jam dinyatakan
dalam penelitian ini adalah spesies Candida
sebagai hasil pertumbuhan sampel jamur Candida
albicans yang diperoleh dari biakan murni yang
albicans pada masing-masing perlakuan. Untuk
didapat dari Laboratorium Parasitologi Analis
mengetahui ada tidaknya pengaruh penambahan
Kesehatan.
glukosa dan waktu inkubasi pada media SDA
Sampel dalam penelitian ini adalah 100 µl
(Sabaroud Dextrose Agar) terhadap pertumbuhan
dari biakan murni Candida albicans pada standar
jamur Candida albicans, dilakukan analisis
sampel 0,5 Mac Farland yang telah diencerkan
statistik Kruskal Wallis Test dengan tingkat
sebanyak satu juta kali (106) dan dipipet ke
kepercayaan 95% (nilai signifikan < α 0,05).
dalam 30 plate masing-masing 100µl.
Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah
b. Hasil Penelitian
24 percobaan yang terbagi pada 4 (empat)
Data hasil perlakuan SDA dengan variasi
perlakuan berbeda yang berasal dari satu biakan
penambahan glukosa setelah ditanami jamur
murni spesies jamur Candida albicans. Penentuan
Candida albicans dan di inkubasi pada media
besar sampel dilakukan dengan Rancangan Acak
selama 72 jam dapat dilihat hasilnya pada tabel dan
Lengkap (RAL) dengan perlakuan penambahan
gambar di bawah ini.
glukosa pada media SDA (Saboroud Dextrose

_____________________________________________
Volume 8, No. 1, Februari 2014 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978--3787 Media Bina Ilmiah
Ilmiah53

Tabel1. Hasil Pemantauan Waktu Inkubasi rerata 4.34, dan penambahan 4gr berjumlah 18
Candida albicans pada Media SDA koloni dengan rerata 3.00. Berdasarkan hasil
dengan variasi penambahan glukosa tersebut jumlah koloni terbanyak ditunjukan oleh
penambahan glukosa pada media SDA sebanyak 3
gr dan yang terendah ditunjukan dengan
penambahanahan glukosa sebanyak 4gr.
Data hasil penelitian ini adalah jumlah koloni
Candida albicans yang di inkubasi selama 72 jam
pada media SDA yang selanjutnya di uji dengan
Keterangan uji statistik sebagai berikut :
+ : Tumbuh koloni 1. Uji Kolmogorov-Smirnov
Smirnov
- : Tidak tumbuh kkoloni Uji Kolmogorov-Smirnov merupakan salah
Tabel 2 Hasil perhitungan jumlah koloni jamur satu syarat untuk pengujian statistik parametrik.
Candida albicans
albicansPada
Pada media SDA Uji kolmogorv-smirnov ini bertujuan untuk
dengan variasi penambahan glukosa. mengetahui apakah data hasil penelitian tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Adapun hasil uji
Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 33.

Smirnov
Tabel 3. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

Diagram 1. Jumlah koloni jamur Candida


albicans pada media SDA dengan
variasi penambahan glukosa
glukosa\ Dari hasil uji Kolmogorov
Kolmogorov-Smirnov
menunjukan hasil pada kelompok perlakuan
pertama diperoleh nilai p(0,002) <α = 0,05 yang
artinya bahwa data hasil penelitian tidak
berdistribusi normal, pada perlakuan ke dua
diperoleh nilai p(0,200) ≥ α = 0,05 yang artinya
bahwa data berdistribusi normal, pada perlakuan
ke tiga diperoleh nilai p(0.200) ≥ α = 0,05 yang
artinya bahwa data berdistribusi normal, dan pada
perlakuan ke empat diperoleh nilai p(0,036) < α =
0,05 yang artinya
ya bahwa data tidak berdistribusi
Berdasarkan data pada tabel 1 di atas dapat normal. Berdasarkan keempat kelompok perlakuan
dilihat bahwa hasil pemantauan pembentukan tersebut, perlakuan pertama dan perlakuan ke
koloni Candida albicans pada media SDA empat tidak berdistribusi normal sehingga data
mengalami variasi waktu inkubasi yang berbeda dilanjutkan dengan uji nonparametrik Kruskal
dari beberapa perlakuan yang diberikan pada Wallis Test.
media SDA. Dapat dilihat bahwa pada medi media 2. Uji Kruskal Wallis Test
standar SDA (To) dan perlakuan keempat (T4) Uji Kruskal Wallis Test digunakan untuk
rata-rata
rata waktu inkubasi membutuhkan waktu mengetahui adanya pengaruh yang ditunjukan dari
pembentukan koloni yaitu 48 jam, sedangkan pada data hasil penelitian. Berdasarkan hasil uji ini, jika
perlakuan kepertama (T1), kedua (T2), dan ketiga uji Kruskal Wallis Test menunjukan p ≥ α = (0,05)
(T3) waktu inkubasi lebih cepat yaitu 36 jam. maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat di lihat penambahan glukosa sa pada media SDA dengan
bahwa jumlah masing
masing-masing replikasi dan rerata waktu inkubasi dan jumlah koloni Candida
adalah Media SDA Standar berjumlah 6 koloni albicans tersebut dan bila p < α = (0,05) maka
dengan rerata 1, penambahan 1gr berjumlah 20 terdapat pengaruh yang signifikan. Berdasarkan
koloni dengan rerata 3.34, penambahan 2gr hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan adanya
berjumlah 22 koloni dengan rerata 3.67, pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh
penambahan 3gr berjumlah 26 koloni dengan penambahan glukosa dan waktu inkubasi pada
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 1, Februari 2014
54 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

media SDA dengan jumlah koloni jamur Candida Glukosa berperan penting sebagai sumber
albicans yang dibuktikan dengan hasil p(0,002) < energi pertumbuhan jamur Candida albicans ini
α = (0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. baik dalam suasana aerob maupun anaerob. Hal ini
Print out uji statistik dilihat pada lampiran. dapat terjadi karena Candida albicans merupakan
Dengan demikian, Ho yang menyatakan tidak ada jamur dimorfik yang bersifat anaerob fakultatif.
pengaruh penambahan glukosa pada media SDA Proses pembentukan glukosa menjadi energi
(Sabaroud Dextrose Agar) terhadap pertumbuhan terjadi dalam proses glikolisis. Glikolisis
jamur Candida albicans ditolak dan Ha yang merupakan serangkaian reaksi biokomia dimana
menyatakan ada pengaruh penambahan glukosa glukosa dioksidasi menjadi molekul asam piruvat.
pada media SDA (Sabaroud Dextrose Agar) glikolisis ini dapat terjadi dalam suasana aerob dan
terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans anaerob pada sistem metabolisme jamur Candida
diterima. albicans. (Fedridwi.2012).
Dalam suasana anaerob, proses pembentukan
PEMBAHASAN
energi yang terjadi dalam sistem metabolisme
Candida albicans merupakan jamur dimorfik
jamur Candida albicans terjadi melalui proses
karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua
fermentasi. Fermentasi merupakan suatu proses
bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang
peragian yang menimbulkan terjadinya penguraian
akan berkembang menjadi blastospora dan
senyawa kimia glukosa tanpa oksigen melalui
menghasilkan kecambah yang akan membentuk
proses glikolisis yang menghasilkan asam piruvat ,
hifa semu. Candida albicans ini banyak
tetapi dalam hal ini tidak berlanjut dengan siklus
menginfeksi wanita pada umumnya terutama pada
krebs dan transport elektron karena suasana reaksi
wanita dengan kadar glukosa dalam urinnya
tanpa oksigen. Asam piruvat kemudian akan
berlebih. Kemampuan jamur jenis ini untuk
diproses tanpa oksigen menjadi Asetal dehide (
tumbuh tentu saja membutuhkan sumber nutrisi
Fermentasi Asam Piruvat ) yang menimbulkan
(seperti glukosa), derajat keasaman dan kondisi
pembentukan senyawa Alkohol dan menghasilkan
yang memadai seperti beberapa faktor lain yaitu
gas CO2 (Fedridwi, 2012).
kelembaban daerah pertumbuhannya (Belin, 2010).
Fungsi glukosa ini membantu jamur untuk
Glukosa merupakan salah satu jenis
tumbuh dan berkembang dengan lebih baik.
monosakarida yang menjadi sumber energi dan
Penambahan glukosa pada media SDA (Sabaroud
sebagai media pertumbuhan jamur Candida
Dextrose Agar) membantu proses metabolisme
albicans dalam sistem metabolisme. Monosakarida
jamur Candida albicans yang dibiakan dalam
merupakan gula sederhana penyusun karbohidrat
media tersebut sehingga pertumbuhan jamur
yang tidak dapat diuraikan secara hidrolisis.
cenderung meningkat. Situasi yang berbeda
Bentuk alami (D-glukosa) dapat disebut juga
dialami pada perlakuan keempat dengan
dengan dekstrosa. Glukosa berperan sebagai
penambahan glukosa sebanyak 4gr . Pada
sumber karbon bagi pertumbuhan jamur Candida
perlakuan dengan penambahan glukosa 1gr, 2gr
albicans (Lestari, 2012)
dan 3gr pada media SDA (Sabaroud Dextrose
Kandungan glukosa dalam media SDA
Agar) jumlah koloni jamur cendrung meningkat.
(Sabaroud Dextrose Agar) ini menyebabkan jamur
Hal ini terjadi karena penambahan glukosa 1gr,
memperoleh sumber nutrisi yang baik untuk
2gr, 3gr pada media SDA dapat memberikan
pertumbuhannya. Penambahan glukosa dalam
tambahan asupan nutrisi yang optimum serta tidak
penelitian ini dimaksudkan dapat meningkatkan
menyebabkan pengkerutan sel jamur Candida
taraf kesuburan media SDA (Sabaroud Dextrose
albicans pada media SDA tersebut. Pada
Agar) yang menimbulkan variasi waktu dan
perlakuan dengan penambahan glukosa sebanyak
jumlah koloni jamur Candida albicans pada media
4gr, jumlah koloni jamur cenderung menurun.
SDA yang ditambahkan glukosa 1gr pada
Penurunan jumlah koloni jamur Candida
perlakuan pertama, 2gr pada perlakuan kedua, 3gr
albicans initerjadi karena dalam situasi dengan
pada perlakuan ketiga dan 4gr pada perlakuan
kadar glukosa yang tinggi pada ekstrasel ragi
keempat. Hal ini dibuktikan pada perlakuan
Candida albicans, menyebabkan terjadinya
pertama, kedua dan ketiga lebih dahulu tumbuh
pengkerutan pada sel jamur Candida albicans, hal
daripada perlakuan keempat dan media SDA
ini sesuai dengan penelitian Rahmat Hidayat
standar. Waktu pertumbuhan pada perlakuan
(2009) yang menyatakan hal yang sama dimana
pertama, kedua ,dan ketiga adalah 36 jam
pada penelitian tersebut penambahan glukosa 10%
sedangkan pada media standar dan perlakuan
pada media SBD (Sabaroud Dextrose Broth)
keempat adalah 48 jam.
mengalami penurunan jumlah koloni jamur

_____________________________________________
Volume 8, No. 1, Februari 2014 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah55

Candida albicans. Pada penelitian tersebut Rahmat adalah 20 koloni dengan rerata 3.34 koloni
Hidayat menggunakan variasi penambahan dan waktu inkubasi 36 jam
glukosa 1%, 5% dan 10% dengan rentan yang 3. Jumlah koloni jamur Candida albicans pada
relatif jauh, menunjukan perbedaan jumlah koloni perlakuan pertama dengan penambahan
yang sangat jelas sehingga sulit dilihat batas glukosa sebanyak 2gr pada media SDA
optimum penambahan glukosa yang ideal pada adalah 22 koloni dengan rerata 3.67 koloni
media pertumbuhan jamur jenis Candida albicans dan waktu inkubasi 36 jam
tersebut sedangkan pada penelitian yang saya 4. Jumlah koloni jamur Candida albicans pada
lakukan, variasi penambahan glukosa pada media perlakuan pertama dengan penambahan
SDA cenderung lebih sempit yaitu 1gr, 2gr, 3gr, glukosa sebanyak 3gr pada media SDA
dan 4gr sehingga batas optimum penambahan adalah 26 koloni dengan rerata 4.34 koloni
glukosa yang ideal pada media pertumbuhan jamur dan waktu inkubasi 36 jam
Candida albicans lebih jelas. Mengkerutnya sel 5. Jumlah koloni jamur Candida albicans pada
ragi ini menyebabkan terhambatnya pertumbuhan perlakuan pertama dengan penambahan
dan perkembangan jamur tersebut dalam media glukosa sebanyak 4gr pada media SDA
SDA (Sabaroud Dextrose Agar). Hal inilah yang adalah 18 koloni dengan rerata 3.00 koloni
menyebabkan penurunan jumlah koloni jamur pada dan waktu inkubasi 48 jam
media SDA (Sabaroud Dextrose Agar) yang 6. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
ditambahkan glukosa sebanyak 4gr sedangkan waktu inkubasi dan jumlah koloni jamur
peningkatan jumlah koloni Candida albicans Candida albicans dengan penambahan
maksimum jika pada media SDA tersebut glukosa pada media SDA (Sabaroud Dextrose
ditambahkan glukosa sebanyak 3gr dengan waktu Agar) yaitu p < α =0,05
inkubasi 36 jam. Penambahan glukosa optimum
yaitu 3gr dapat menunjuakan hasil dengan waktu b. Saran
inkubasi yang lebih cepat dengan jumlah koloni 1. Bagi Institusi terkait dapat digunakan sebagai
yang lebih banyak. Hal ini dapat membantu proses bahan pertimbangan untuk penerapan metode
identifikasi sampel dengan lebih cepat dengan taraf kultur jamur Candida albicans dengan
kesuburan koloni lebih baik sehingga dapat penambahan glukosa pada media SDA
membantu penanganan pasien menjadi lebih cepat (Sabaroud Dextrose Agar) sehingga
Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis pertumbuhan jamur akan menjadi lebih baik.
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan 2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk
dari data hasil penelitian yang dibuktikan dengan dilakukan penelitian mengenai perbedaan
hasil p(0,002) < α = (0,05). Dengan demikian, Ho pertumbuhan koloni jamur Candida albicans
yang menyatakan tidak ada pengaruh penambahan dengan penambahan jenis karbohidrat lainnya
glukosa dan waktu inkubasi pada media SDA (Arabinosa, Sukrosa,dan Maltosa) pada media
(Sabaroud Dextrose Agar) terhadap pertumbuhan PDA (Potato Dextrose Agar)
jamur Candida albicans ditolak dan Ha yang
menyatakan ada pengaruh penambahan glukosa DAFTAR PUSTAKA
dan waktu inkubasi pada media SDA (Sabaroud
Dextrose Agar) terhadap pertumbuhan jamur Belin, 2010. Artikel Penanaman Dan Identiifikasi
Candida albicans diterima. Candida albicans Pada Sabaroud
Dextrose Agar Dan Meal Agar.
PENUTUP www.catatansibel.blogspot.com/index..p
hp.diakses tanggal02/02/2013. pukul
a. Simpulan
13.00 WITA
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
tentang pengaruh penambahan glukosa pada media
Bingar, 2012. Infeksi Candida albicans pada kulit.
SDA (Sabaroud Dextrose Agar) terhadap
www.bingar.blogspot.com/ Infeks
pertumbuhan jamur Candida albicans maka dapat
/Candida albicans. Diakses tanggal
diambil kesimpulan antara lain :
02/02/2013 pukul 13.00 WITA
1. Jumlah koloni jamur Candida albicans pada
media SDA standar adalah 6 koloni dengan Endang, 2003. Kandidosis Vagina.
rerata 1 koloni dan waktu inkubasi 48 jam. http://digilib.usu.ac.id/download/fk/kulit7
2. Jumlah koloni jamur Candida albicans pada Maret 2013.
perlakuan pertama dengan penambahan
glukosa sebanyak 1gr pada media SDA

_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 1, Februari 2014
56 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

Entjang Indan, 2003. Mikrobiologi dan Hidayat Rahmat, 2009. Efek Penambahan Glukosa
Parasitollogi Untuk Akademi pada Saburoud Dextrose Broth terhadap
Keperawatan dan Sekolah Kesehatan Pertumbuhan Candida albican (uji in
yang Sederajat. Citra Aditya Bakti. vitro). Fakultas kedokteran gizi
Bandung universitas indonesia. Jakarta

Fedridwi. 2012. Metabolisme Karbohidrat dan Lestari, 2012. Jenis - Jenis Monosakarida.
Proses Peragian Pada Sistem www.Lestari.blogsppot..com/ artikel.php.
Metabolisme Jamur. Diakses 20/002/2013 pukul 14.00 WITA
www.Fedridwi.blogspot.com/index.php.
diakses tanggal 16/03/2013 pukul 18.00 Lindsay Duncan, 2012. Artikel Infeksi Candida
WITA albicans. www. Lindsayduncan .
blogspot. com / artikel. php. Diakses
Halimun, 2011. Membuat Media SDA (Sabaroud 02/02/2013 pukul 13.00 WITA
Dextrose Agar).
www.halimun.blogspot.com/posted.php. Notoatmojo S, 2005. Metode Penelitian
diakses tanggal 02/02/2013 pukul 15.00 Kesehatan. Cetakan ke tiga.
WITA PT. Rineka Cipta. Jakarta

Hanafiah AK, 2005. Rancangan Percobaan Teori Ratu Safitri, Sinta Sasika Novel, 2010. Medium
dan Aplikasi. PT RajaGrafindo Persada. Analisis Mikroorganisme. Cetakan I.
Jakarta Jakarta.

_____________________________________________
Volume 8, No. 1, Februari 2014 http://www.lpsdimataram.com

Anda mungkin juga menyukai