Mikrobiologi Pewarnaan PDF
Mikrobiologi Pewarnaan PDF
MIKROBIOLOGI PEWARNAAN
TUGAS I
Disusun oleh:
KHAIRUNNISA ARRACHMAN
NIM. G1C015027
2016
2
BAB I
PENDAHULUAN
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara
komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang
disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada
komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan adanya muatan ini
maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.
Teknik Pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan
kecermatan bekerja serta mengikuti aturan dasar yang berlaku (Lay.1994)
Oleh karena itu yang melatar belakangi praktek ini yaitu untuk
mengetahui teknik pewarnaan mikroorganisme sehingga mempermudah dalam
melihat bagian-bagian bakteri.
3
1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri
- Untuk mengetahui perbedaan gram positif dan gram negatif
- Untuk mengetahui jenis-jenis pewarnaan bakteri
- Untuk mengetahui larutan pewarna yang digunakan pada percobaan
pewarnaan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam.
Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut
disebut kromofor dan memiliki muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna asam
bagian yang berperan memberikan zat warna mempunyai muatan negatif zat
warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan
didinding sel, membran sel dan sitoplasmasewaktu proses pewarnaan muatan
positif pada zat warna basa akan berkaitan dengan muatan negatif dalam sel,
sehingga mikroorganisme lebih jelas terlihat (Dwidjoseputro.1998).
Zat warna asam yang bermuatan negatif lazimnya tidak digunakan untuk
mewarnai mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai
mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang
sediaan pewarnaan. Zat warna asam yang bermuatan negatif ini tidak dapat
berkaitan dengan muatan negatif yang terdapat pada struktur sel. Kadangkala
zat warna negatif digunakan untuk mewarnai bagian sel yang bermuatan positif,
perlu diperhatikan bahwa muatan dan daya ikat zat warna terhadap struktur sel
6
(basil), dan spiral. Dengan pewarnaan sederhana dapat juga terlihat penataan
bakteri. Pada coccus dapat terlihat pewarnaan seperti rantai (stertococcus), buah
anggur ( stafilococcus), pasangan (diplococcus), bentuk kubus yang terdiri dari 4
atau 8 (saranae) (Lay.1994).
Beberapa mikroba sulit diwarnai dengan zat warna yang bersifat basa,
tetapi mudah dilihat dengan pewarnaan negatif, pada metode ini mikroba
dicampur dengan tinta cina atau nigrosin, kemudian digesekkan diatas kaca
objek.Zat warna tidak akan mewarnai bakteri, akan tetapi mewarnai lingkungan
sekitar bakteri. Dengan mikroskop mikroba akan terlihat tidak berwarna dengan
latar belakang hitam (Lay.1994).
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli
bioteknologi dari Denmark yang bernama Christian Gram pada tahun 1884.
Menemukan metode pewarnaan secara tidak sengaja. Dengan metode ini.
Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri
gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat
tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding
selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme
yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp. Pewarnaan gram
merupakan pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak
digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Pewarnaan itu merupakan tahap
penting dalam pencirian dan identifikasi bakteri (Lay,1994)
- Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10-45mm, berlapis tiga atau multi layer
- Dinding slnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan
terdapat dalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari
berat kering, tidak mengandung asam laktat.
- Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
- Tidak resisten terhadap gangguan fisik
Ciri-ciri bakteri gram positif:
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
- Malachite green
- Lugol’s iodida
- Safranin
- Tisu
- Alkohol 70%
- Biakan murni bakteri
3.3. Cara Kerja
3.3.1. Pewarnaan Sederhana
1. Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas
bunsen
2. Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit
aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose
3. Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di atas
preparat glass
4. Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
5. Diteteskan larutan zat warna crystal violet sebanyak 1 atau 2 tetes
6. Dikeringkan dan dianginkan selama 1 menit
7. Dicuci dengan air mengalir
8. Dikeringkan preparat dengan dianginkan, dan
9. Diamati dibawah mikroskop karakteristik dan bentuk bakteri
3.3.2 Pewarnaan Negatif
1. Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas
bunsen
2. Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit
aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose
3. Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di atas
preparat glass
4. Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
5. Diteteskan larutan zat warna tinta cina 1 tetes
6. Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
7. Dicuci dengan air mengalir
8. Dikeringkan preparat dengan dianginkan, dan
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan
satumacam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan
untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya . pewarnaan ini dapat
menggunakan pewarnaan basa pasda umumnya antara lain kristal violet ,
metylen blue , karbol , fuchsin , dan safranin(lay ,1994).
14
akan muncul warna hijau pada sporanya dan warna merah pada sel vegetatifnya
(Lay.1994)
Fuchsin carbon, merupakan campuaran fuchsin fenol dan dasar yang
digunakan dalam prosedur pewarnaan bakteri. Hal ini umumnya digunakan
dalam pewarnaan mikrobkateria karena memiliki ketertarikan untuk asam mycolic
yang ditemukan di dinding sel mikroba, carbol fuchsin juga digunakan sebagai
antiseptik tropikal (Lay,1994)
Crystal violet atau ungu gentian adalah pewarna triarylmethane. Pewarna
ini digunakan sebagai histologis noda dalam metode gram klasifikasi bakteri.
Crystal violet memiliki sifat sifat anti bakteri, jamur dan obat cacing, dan
sebelumnya penting sebagai antiseptik topikal (Sutedjo,1991).
Nigrosin adalah campuran dari pewarna sintesis hitam yang dibuat
dengan memanaskan campuran nirobenzena, anilin, dan hidroklorida. Industri
utamanya adalah sebagai pewarna untuk lak, pernis, dan tinta penanda pena.
Didalam biologi, nigrosin digunakan untuk pewarnaan negatif bakteri. Bentuk dan
organisme yang terlihat sebagai warna bebas menguraikan terhadap latar
belakang gelap. Keuntungan dari menggunakan metode ini daripada noda positif
biasa seperti fuchsin, metilen blue, atau carbol, ialah bahwa fiksasi sebelumnya
oleh panas atau alkohol tidak diperlukan sehingga organisme terlihat.
Selain itu pewarnaan negatif dengan nigrosin dapat mengungkapkan beberapa
mikroorganisme yang tidak dapat diwarnai dengan metode biasa.
Lugol’s yodium, juga dikenal sebagai solusi lugol, merupakan solusi dari
iodium dan iodida dalam air. Larutan yodium lugol digunakan sebagai antiseptik
dan desinfektan, dan untuk desinfikasi darurat air minum, dan sebagai reagen
untuk deteksi pasti di dalam laboratorium, pewarnaan dan tes medis
(Dwidjoseputro.1998).
Safranin dalah noda biologis yang digunakan dalam histologi dan sitologi.
Safranin digunakan sebagai conterstain dalam beberapa protokol pewarnaan.
Mewarnai seluruhinti sel darah merah. Ini adalah counterstain klasik dalam gram
stain. Hal ini juga dapat digunakan untuk deteksi tulang rawan, musin dan
butiran sel mast. Safranin biasanya memilki struktur kimia. Ada juga trimetil
safranin kedua senyawa berperilaku dasarnya identik dan aplikasi pewarnaan
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan pewarnaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan :
- Pewarnaan bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain fiksasi, pelunturan
warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup
- Perbedaan pada garam negatif dan gram positif terletak pada warnanya pada
gram positif berwarna ungu kareana dapat mempertahankan zat pewarna kristal
violet serta perbadaan terjadi pada dinding selnya
- Macam-macam pewarnaan anatara lain : pewarnaan sederhana,pewarnaan
differensial,pewarnaan spora dan perwarnaan kapsul
- Larutan zat warna yang digunakan pada percobaan perwarnaan antara lain :
alkohol, carbol fuchsin, crystal violet, nigrosin, malachite green, lugol’s iodida,
dan safranin.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum dilakukan percobaab yang lain seperti
pewarnaan kapsul, basil tahan asam, dan perwarnaan fulton, diharapkan dengan
mempelajari berbagai macam metode pewarnaan lebih banyak mengenai
tentang proses dan metode pewarnaan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
BIODATA
Khairunnisa Arrchman