Panduan Teori Instalasi Listrik PDF
Panduan Teori Instalasi Listrik PDF
INSTALASI LISTRIK
Penyusun:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA I-1
1.1 Dasar-dasar Peraturan Umum I-1
1.2 Keselamatan Kerja I-1
1.3 Beberapa Ketentuan untuk Keamanan dan Keselamatan Kerja I-3
1.4 Keamanan Kerja !-7
1.5 Tips Seputar Keselamatan Kerja I-9
BAB II PERKAKAS LISTRIK II-1
2.1 Pendahuluan II-1
2.2 Tang II-1
2.3 Obeng II-4
2.4 Solder Listrik II-8
2.5 Testpen II-9
2.6 Alat Ukur Multimeter II-9
2.7 Alat Ukur Megger II-9
BAB III GAMBAR INSTALASI III-1
3.1 Gambar Instalasi III-1
3.2 Diagram Instalasi Lampu III-1
3.3 Instalasi Satu Fase, Dua Fase, dan Tiga Fase III-2
3.4 Hantaran Tiga Fase III-3
3.5 Mengatur Tegangan III-3
3.6 Macam-macam Rangkaian Lampu III-4
3.7 Timer (Relay Waktu) III-6
3.8 Aplikasi Timer pada Lampu III-7
3.9 Instalasi Sistem Lampu Setopan III-7
IV KOMPONEN INSTALASI LISTRIK IV-1
4.1 Saklar Tukar Kutub Tiga (Reverse Switch) IV-1
4.2 Kontaktor Magnet (MC: Magnetic Contactor) IV-2
4.3 Tombol Tekan On-Off (Push-Button) IV-3
4.4 Instalasi Gabungan saklar Tukar dan Rangkaian Self-Holding IV-7
4.5 Putaran Bolak-Balik dengan Kontaktor Magnet IV-8
4.6 Membalik Putaran tidak Langsung IV-8
4.7 Instalasi Putaran Motor Bolak-Balik yang dilengkapi dengan
Kontaktor Pembatas Otostop (Limit Switch) IV-9
4.8 Pengasutan (Starting) Langsung IV-9
4.9 Pengasutan Gerak Mula dengan Saklar Bolak-balik IV-10
BAB V MOTOR 3 FASE V-1
5.1 Menjalankan Motor 3 Fase V-1
5.2 Membalik Arah Putaran V-1
5.3 Mengukur Arus Motor V-1
5.4 Pengasutan Motor Y- V-2
5.5 Mengukur Arus Motor Y- V-4
5.6 Membalikkan Arah Putaran pada Instalasi saklar Y- V-4
5.7 Gerak Mula Y- Otomatis V-5
5.8 Sistem Rem Motor Induksi V-7
5.9 Pengasutan Gerak Mula dengan Saklar Tukar V-9
5.10 Instalasi Motor Double Speed dengan Kontaktor Magnet V-10
5.11 Instalasi Motor Double Speed dengan Saklar Khusus V-11
5.12 Tes instalasi V-12
5.13 Skema Instalasi Mesin Frais V-13
BAB VI MENCARI GANGGUAN (Trouble-Shooting) VI-1
6.1 Langkah-langkah Mencari Gangguan VI-1
6.2 Mencari Gangguan pada Rangkaian Instalasi Motor VI-2
6.3 Mencari Gangguan (Jika rangkaian tidak Bekerja) VI-3
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA
1.2.4 Keselamatan kerja bagi orang lain, pada saat melakukan suatu pekerjaan
pemasangan instalasi jangan sampai mencelakakan orang lain yang
mungkin berada di sekitar lokasi pekerjaan. Contoh: pemotongan ujung
kabel menggunakan tang potong, jangan sampai sisa potongan kabel
tersebut berserakan di sembarang tempat karena sisa potongan kabel ini
cukup tajam sehingga dapat melukai orang lain yang melewati tempat
tersebut.
1.2.4 Keselamatan alat atau barang. Yang dimaksud alat-alat atau barang ialah
alat-alat atau barang yang digunakan dala pekerjaan tersebut. Misalnya
dalam hal menggunakan peralatan, jangan sampai peralatan tersebut rusak
atau tidak dapat berfungsi lagi akibat penggunaan yang tidak sesuai.
Contoh: menggunakan tang kombinasi untuk memukul paku/sekrup. Hal ini
dapat merusak tang tersebut sehingga tidak dapat difungsikan
sebagaimana mestinya.
Mencoba Instalasi
Saklar utama pada posisi O (off).
Steker tiga fase dimasukkan, saklar
utama dimasukkan.
2.1 Pendahuluan
Untuk melaksanakan pekerjaan instalasi listrik seperti: memasang kabel,
memasang rol isolator, memotong kabel, mengupas kabel, dan lain-lain,
diperlukan alat pendukung berupa peralatan atau perkakas listrik.
Di sinilah letak pentingnya bagi kita untuk mengenal dan mempergunakan
peralatan listrik. Karena jika salah memilih alat atau cara menggunakan alat, akan
mengakibatkan kerusakan pada bahan yang dikerjakan sehingga pekerjaannya
tidak akan berhasil dengan baik.
Jenis perkakas listrik antara lain: tang, obeng, palu, gergaji, bor, solder,
pembengkok pipa, reamer, jara, testpen, alat ukur (multimeter).
2.2 Tang
Tang termasuk alat penting yang sering digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik.
Fungsi tang, antara lain:
Memotong kabel
Mengupas kabel
Menarik kabel
Memegang komponen, dll.
Berdasarkan bentuk dan kegunaannya, tang dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya:
Tang kombinasi
Tang biasa
Tang pemotong
Tang lancip.
Pemilihan tang haruslah disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Tang yang baik
adalah tang yang dibuat dari baja dan lapisannya tidak mudah berkarat.
2.2.1 Tang kombinasi
Sesuai dengan namanya, tang jenis ini dapat digunakan untuk
menyelesaikan beberapa macam pekerjaan, seperti: memotong kawat, memuntir
kawat, memegang benda, menarik kawat, dan lain-lain.
Bentuk tang kombinasi, seperti gambar di bawah ini:
Seperti terlihat pada gambar di atas, tang kombinasi terdiri dari beberapa bagian
yaitu:
Bagian depan atau bagian mulut, dapat digunakan untuk memegang benda,
untuk memuntir kabel/kawat, dan menarik kabel.
Bagian tengah samping yaitu bagian yang tajam menyerupai gunting, dapat
digunakan untuk memotong kabel, kawat atau isolasi.
Bagian belakang yaitu bagian pemegang. Biasanya bagian ini dilapisi dengan
bahan isolasi yang terbuat dari karet atau plastik dengan maksud melindungi
pemakainya dari aliran listrik.
Catatan: Untuk menjaga agar tidak tersengat aliran listrik dan menjaga
keselamatan kerja dalam melakukan pengerjaan instalsi listrik, hendaknya aliran
listrik yang berada pada instalsi tersebut dimatikan dulu melalui kontak
sekeringnya.
2.2.2Tang Biasa
Umumnya digunakan hanya untuk memegang benda di saat tangan kita sudah
tidak mampu memegangnya atau untuk memuntir kawat pada pekerjaan instalasi.
Bentuk tang biasa seperti gambar di bawah ini:
Seperti terlihat pada gambar di atas, tang tersebut biasanya terdapat dalam suatu
kemasanperkakas listrik yang disebut tool-kit atau tool-set seperti gambar di
bawah ini.
Semua perkakas seperti pada gambar di atas selain dapat digunakan dalam
pekerjaan instalsi, juga dapat digunakan dalam pekerjaan elektronika.
Dengan bentuk seperti itu, maka tang lancip ini sangat cocok untuk
memegang benda-benda kecil seperti sekerup, ring, mur atau untuk mengambil
benda kecil yang sulit dijangkau oleh tangan. Selain itu juga tang lancip dapat
dipakai untuk membuat bulatan pada ujung kabel untuk meletakkan sekerup/baut.
Tang lancip juga biasanya terdapat di dalam kemasan tool-set yang berbentuk tas.
2.3 Obeng
Obeng termasuk perkakas yang sering digunakan dalam pekerjaan
instalasi listrik. Fungsinya adalah untuk memasang dan membuka/melepas
sekerup.
Berdasarkan konstruksinya, obeng terdiri dari 3 bagian, yaitu:
Bagian pemegang
Bagian batang
Bagian mata obeng
Obeng yang biasa digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik memiliki pegangan
yang terbuat dari kayu atau plastik dan batangnya terbuat dari baja yang
berbentuk bulat atau persegi dan dilapisi nikel agar tidak berkarat.
Berdasarkan kegunaannya terdapat beberapa macam obeng, diantaranya:
Obeng biasa
Obeng listrik
Obeng kembang
Obeng kayu
Obeng offset
Obeng tekan
Obeng trimmer
Obeng offset ini dapat digunakan untuk membuka dan memasang sekerup
pada tempat-tempat yang sempit dan tidak dapat dijangkau oleh obeng biasa.
Melihat bentuknya seperti itu gerakputar obeng ini hanya sedikit-sedikit.
Seperti terlihat pada gambar, jika kedudukan tombol pada huruf L (left)
maka batang obeng akan berputar ke kiri yaitu melepas sekerup. Jika tombol pada
kedudukan R (raight) maka batang obeng akan berputar ke kanan yaitu
mengeraskan sekerup.
Selanjutnya jika tombol berada pada posisi O (di tengah-tengah antara L
dan R) maka batang obeng tidak akan berputar pada waktu ditekan, ini berarti
pemakaian obeng harus diputar dengan tangan seperti obeng biasa.
Ada jenis solder listrik lain yang bentuknya kecil dan dayanya sekitar 15 s/d
25 watt. Solder jenis ini umumnya digunakan dalam praktek elektronika seperti
memasang komponen elektronika seperti transistor dan IC. Penggunaan solder ini
juga harus hati-hati karena komponen tersebut sangat sensitif terhadap panas
yang berlebihan.
2.5 Testpen
Untuk mengetahui adanya aliran listrik dalam suatu penghantar diperlukan
suatu alat yang namanya testpen. Bagi yang sering berkecimpung dalam bidang
listrik, merupakan keharusan untuk memiliki alat testpen ini.
Gambar testpen
Bagian-bagiannya
a. Inti besi lunak.
b. Kumparan magnet dengan ujung
titik A-B.
Kontaktor utama R S T - U V W; 13-14
kontaktor pengganti; 21-22 kontaktor
pengunci/pengaman.
Rangkaian Kontaktor Magnet
1. Arus yang mengalir ke motor disebut
arus utama.
2. Arus yang melalui kumparan A-B
disebut arus kemudi (arus kontrol).
Prinsip Kerja
Saklar S di ON kan, arus kemudi
masuk kumparan A-B melalui bimetal
relay 95-96, pada kumparan timbul
magnet, kontaktor arus R S T / U V W
menghubung, motor akan bekerja.
Prinsip Kerja
ON ditekan, kontaktor 13-14, dan RST /
UVW terhubung, motor bekerja.
ON dilepas kembali, kontaktor 13-14
dan RST / UVW tetap terhubung,
motor tetap bekerja. Fungsi ON diganti
oleh kontaktor 13-14.
Prinsip Kerja
Saklar dihubungkan, motor mulai
berputar lambat. Dengan memutar
rheostat, maka berangsur-angsur dari
titik 4-1, motor berangsur-angsur
berputar sampai maksimum.
U V W U V W
Z X Y Z X Y
4. Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, Soedjana Sapiie & Osamu Nishino,
cet.3, 1995.
9. Belajar Instalalasi Listrik, Dedi Rusmadi, Penerbit CV Pionir Jaya, Juli 2001.
11. Pemasangan Instalasi Listrik Dasar, Priyo Handoko, Penerbit kanisius, 2000.