Anda di halaman 1dari 3

RESUME BAB 12

PENGURANGAN DAN PEMBATALAN

Kelompok 4:

Septian Eka Prastiwi (165030400111002)


Windy Dwi Ulfiana (165030400111029)
Antonius Henri Sijabat (165030401111011)
Arnita Teni Setia V. (165030407111006)
Nehemia Daniel Sohilait (165030407111018)
Firda Fahira (165030407111024)
Rizky Raihan (165030407111041)

A. Dasar Hukum Pengurangan dan Pembatalan

 Pasal 36 ayat (1) huruf b UU Nomor 6 Tahun 1983 s.t.d.t.d. UU Nomor 16 Tahun 2009.
Tentang Ketentuan Umum Perpajakan UU No.28 Tahun 2007
 Pasal 35 PP Nomor 74 Tahun 2011. Tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan
Kewajiban Perpajakan.
 PMK-08/PMK.03/2013. Tentang Tata Cara Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Dan Pengurangan Atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Atau Surat
Tagihan Pajak

B. Alasan Pengurangan dan Pembatalan

Anda sebagai wajib pajak mempunyai hak untuk mengajukan permohonan pengurangan atau
pembatalan SKP yang tidak benar:

1. SKP yang dapat Anda ajukan pengurangan berdasarkan permohonan meliputi SKP yang
jumlah pajak terutangnya tidak benar.
2. SKP yang tidak benar yang dapat dibatalkan berdasarkan permohonan meliputi adalah
SKP yang seharusnya tidak diterbitkan. Jika SKP dibatalkan, terhadap Masa Pajak,
Bagian tahun Pajak, atau Tahun Pajak, dan jenis pajak yang terkait dengan SKP Anda
yang dibatalkan tersebut:1.dianggap tidak pernah diterbitkan SKP; dan2.Direktorat
Jenderal Pajak tetap dapat menerbitkan SKP atas Masa Pajak, Bagian tahun Pajak, atau
Tahun Pajak, dan jenis pajak tersebut.

C. Tata Cara (Prosedur) Pengajuan Pengurangan Dan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak

1. Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak dapat
mengurangkan atau membatalkan ketetapan pajak yang tidak benar dengan syarat :
- Diajukan untuk suatu surat ketetapan pajak
- Mengemukakan jumlah pajak menurut penghitungan Wajib Pajak seharususnya
terutang
- Dilampiri dengan surat kuasa khusus dalam hal surat permohonan pengurangan
atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar ditandatangani bukan oleh
Wajib Pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 32 Undang-undang KUP
2. Surat permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar Wajib
Pajak disampaikan langsung atau melalui pos tercatat ke Kantor Pelayanan Pajak dimana
Wajib Pajak terdaftar atau ke KP4/KP2KP dalam wilayah KPP yang bersangkutan.
Tanggal penerimaan surat yang dijadikan dasar untuk memproses surat permohonan
pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar adalah :
- Tanggal terima surat Wajib Pajak, dalam hal disampaikan secara langsung oleh
Wajib Pajak pada petugas TPT atau petugas yang ditunjuk;
- Tanggal stempel pos tercatat, dalam hal surat pengurangan atau pembatalan
ketetapan pajak yang tidak benar disampaikan melalui pos tercatat
3. Dalam proses penyelesaian permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak
yang tidak benar Wajib Pajak wajib memberikan penjelasan dan atau pembuktian tentang
dasar perhitungan yang disertai dengan dokumen/bukti dan buku-buku pendukung baik
dalam bentuk hard copy maupun soft copy sesuai surat permintaan dari unit kantor
Direktorat Jenderal Pajak yang menyelesaikan permohonan pengurangan atau pembatalan
ketetapan pajak yang tidak benar
4. Dalam hal masih diperlukan, Wajib Pajak dapat diminta memberikan penjelasan dan atau
pembuktian tambahan, yang wajib ditanggapi oleh Wajib Pajak paling lama 10 (sepuluh)
hari kerja sejak tanggal surat permintaan penjelasan dan atau pembuktian tambahan
5. Dalam hal Wajib Pajak tidak memberikan penjelasan dan atau pembuktian tentang dasar
perhitungan yang disertai dengan dokumen/bukti dan buku-buku pendukung baik dalam
bentuk hard copy maupun soft copy sesuai surat permintaan maka permohonan
pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar akan diproses
berdasarkan data yang ada
6. Wajib Pajak dapat dipanggil untuk melakukan pembahasan sengketa perpajakan dan
wajib menandatangani Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan. Berdasarkan hasil
pembahasan sengketa perpajakan, kepada Wajib Pajak akan dikirimkan Surat
Pemberitahuan Hasil Penelitian Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang
Tidak Benar.
7. Wajib Pajak dapat memberikan tanggapan tertulis atas Surat Pemberitahuan Hasil
Penelitian Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal Surat
Pemberitahuan Hasil Penelitian Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang
Tidak dan/atau dapat menghadiri undangan pembahasan akhir pada waktu yang
ditentukan dalam Surat Pemberitahuan Hasil Penelitian Pengurangan atau Pembatalan
Ketetapan Pajak yang Tidak Benar.
8. Hasil pembahasan akhir akan dituangkan dalam Berita Acara Pembahasan Akhir dan
Daftar Hasil Akhir Penelitian Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak
Benar dapat disampaikan langsung kepada Wajib Pajak pada pembahasan akhir atau
dikirimkan sebagai lampiran Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan
Pajak yang Tidak Benar.
9. Dalam hal Wajib Pajak tidak menghadiri undangan pembahasan akhir, Daftar Hasil Akhir
Penelitian Pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar akan
dikirimkan sebagai lampiran Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan
Pajak yang Tidak Benar
10. Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan kembali atas keputusan pengurangan atau
pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal
Pajak paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal keputusan, kecuali karena keadaan diluar
kekuasaan Wajib Pajak (force majeur) yang harus disertai bukti pendukung adanya
keadaan luar biasa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai