3.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene
Salah satu misi pembangunan kesehatan di Indonesia adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). PHBS dapat diterjemahkan sebagai sekumpulan perilaku
yang dipraktekkan atas dasar kesadaran dari hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga
dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan mampu berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat.
Untuk melihat kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten Ogan Ilir dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
dapat dilihat dari tabel dibawah, dimana terdapat 10 besar jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh
masyarakat.
Tabel. III.1
Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2007 – 2011
No Nama Penyakit 2007 2008 2009 2010 2011
1 Infeksi Akut lain Pernapasan Atas 4.215 41.550 32.991 30.518 29.448
2 Penyakit pada Sistem otot dan Jaringan 23.864
Pengikat (Penyakit tulang belulang, Radang 16.967 28.858
Sendiri termasuk Reumatik)
3 Penyakit Tekanan Darah Tinggi 11.946 17.514 15.857 13.448
4 Diare ( termasuk tersangka Kolera) 3.949 8.923 12.714 11.882 11.002
5 Penyakit Kulit Alergi 2.442 7.961 11.031 12.070 8.500
6 Penyakit Lain pada saluran Pernafasan 7.889
4.710 7.384 12.775 13.979
Bagian Atas
7 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 2.400 4.066 6.488 7.034 7.775
8 Penyakit Kulit Infeksi 2.369 6.086 8.168 8.981 6.495
9 Asma 4.605 6.920 6.698 5.685
10 Penyakit Lainnya 6.151 4.838 26.032 16.815
Jumlah
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir tahun 2012
Penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat (pengunjung puskesmas) adalah penyakit pernafasan dimana
hal itu berkaitan dengan adanya kabut asap karena kebakaran hutan dan ladang yang selalu terjadi setiap
tahunnya. Dari tahun 2007 sampai tahun 2011 penyakit diare dan penyakit kulit alergi cenderung mangalami
peningkatan, dimana hal itu sangat berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungannya, yang juga terkait erat
dengan kebiasaan PHBS masyarakatnya.
Cakupan penduduk yang menggunakan sarana air bersih, rumah sehat, jamban sehat, dan cakupan SPAL di
Kabupaten Ogan Ilir masih dibawah target kinerja, walaupun dari tahun ke tahun 2007 sampai 2010 terjadi
peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari tabel III.2
Di Kabupaten Ogan Ilir pada tahun 2011 telah dilaksanakan penilaian 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga,
berdasarkan hasil survey terhadap 92.398 rumah tangga di dapat hasil sebagai berikut cuci tangan pakai sabun
sebesar 72,50%, air bersih 67,32%, jamban sehat 63,66% dari sepuluh indikator cakupan kabupaten ogan ilir
sebesar 45,13%.
Berdasarkan penilaian 10 indikator PHBS Kecamatan yang prosentase kepala keluarga ber-PHBS terbanyak
adalah Kecamatan Tanjung Raja, Indralaya Utara, Tanjung Batu, sedangkan Kecamatan yang paling sedikit
kepala keluarga ber-PHBS adalah Kecamatan Pemulutan dan Kecamatan Pemulutan Barat.
Tabel III.3
Rumah tangga yang ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tahun 2009
Jumlah Rumah Tangga
No. Kecamatan
Yang dipantau Ber-PHBS % KK ber - PHBS
1. Indralaya 7.029 2.828 33.85
2. Indralaya Utara 8.575 4.639 60.33
3. Indralaya Selatan 5699 2.022 35.5
4. Pemulutan 8.783 627 7
5. Pemulutan Barat 2.802 259 9.2
6. Pemulutan Selatan 5.080 1.256 24.7.2
7. Tanjung Batu 9.231 5.758 61.65
8. Payaraman 4.978 2.844 57.1
9. Tanjung Raja 10.269 6.722 66.1
10. Sungai Pinang 9.713 5.738 59.1
Buku Putih Sanitasi Kab. Ogan Ilir | III -2
Jumlah Rumah Tangga
No. Kecamatan
Yang dipantau Ber-PHBS % KK ber - PHBS
11. Rantau Panjang 3.168 1.400 44,2
12. Muara Kuang 3.375 1.660 49.2
13. Rambang Kuang 3.683 1.453 39.5
14. Lubuk Keliat 3.722 1.324 35.6
15. Rantau Alai 3.625 1.410 1.410
16. Kandis 1.787 220 12.3
Sumber; Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir, 2011
Series1
Ya Lainnya .5
.CTPS di
lima Tidak tahu 2.0
waktu Kebun/tanah lapang 2.4
penting Tidak
, 18.8 CTPS di Kolam/sawah .2
lima Sungai/Rawa 19.6
waktu
penting Langsung ke drainase 2.2
, 81.2
Cubluk/lobang tanah 21.4
Pipa sewer 1.0
Tangki septik 50.7
Gambar 3.3 CTPS di lima waktu penting Gambar 3.3 Grafik Tempat Pembuanga Akhir Tinja
Berdasarkan hasil studi EHRA yang dilakukan di dua puluh lima desa (25) di peroleh data bahwa 72 persen
dari penduduk Ogan Ilir masih menunjukkan perilaku Buang Air Bersih Sembarang (BABS), baru 18,8 %
penduduk yang melakukan CTPS di lima waktu penting, dan masih sekitar 19,6 % penduduk yang membuang
tinja ke sungai.
Dibuang ke
sungai/kali/
17%
Dibuang ke
dalam lubang
tetapi tidak
ditutup Dibakar
dengan 64%
tanah
3%
Dibuang ke
dalam lubang
dan ditutup
dengan tanah
2%
Tabel III.4
Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah/Pesantren (Toilet dan Tempat Cuci Tangan) di 55(lima puluh lima) Sekolah
dalam Kecamatan Indralaya, Indralaya Utara, Indralaya Selatan, Pemulutan dan Pemulutan Barat, Tanjung
Raja,
No Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru Sumber Air Bersih Jumlah Toilet/WC Jml Tempat Kencing Fas. Cuci Persediaan Siapa yang membersihkan Toilet
tangan Sabun
Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi Cara Pengelolaan Sampah Tempat buangan air Kapan Tangko Kondisi
diberikan Apakah ada dana utk kotor Septik di Higiene
air bersih / sanitasi / Kosongkan Sekolah
No Nama Sekolah pend. higiene
Ya, saat Ya, saat mata Tidak pernah Ya Tidak Dikumpulkan Dipisahkan Dibuat Dari Toilet Dari Kamar
pertemuan / pelajaran PenJas kompos Mandi
penyuluhan di kelas
tertentu
Kec. Indralaya
1 SD 21 Indralaya v Adiwiyata Dana Bos v v v Tdk Pernah Baik
2 SD 05 Indralaya v Mulok Dana Bos v v v 2 thn sekali Cukup
3 SD 2 Indralaya v Pend. Agama Dana Bos v v Tdk Pernah Cukup
Pend. Agama &
v v v
4 SD 06 Indralaya Penjas Tdk Pernah Cukup
5 SD 10 Indralaya v Penjas Dana Bos v Tdk Pernah Cukup
6 SMP N I Indralaya v Adiwiyata Dana Bos v v v Tdk Pernah Cukup
7 SMP 8 Indralaya v IPA v v Tdk Pernah Cukup
8 SMA N Indralaya Adiwiyata Dana Bos v v Tdk Pernah Cukup
Kec. Indralaya Utara
9 SD N 03 v Pend. Agama v v v Tdk Pernah Cukup
Pend. Agama &
v v v
10 SD N 01 Penjas Dana Bos Tdk Pernah Cukup
Mulok & Penjas
v v v
11 SD N 02 Dana Bos Tdk Pernah Baik
12 SD N 14 v Pend. Agama Dana Bos v v Tdk Pernah Cukup
13 SMP N 5 v IPA Dana Bos v v Tdk Pernah Cukup
Pend. Agama & Dana
v Penjas Sekolah v v v v v
14 SMA N 1 Gratis Tdk Pernah Baik
Dana
v Sekolah v v
15 SMK N 1 Penjas Gratis Tdk Pernah Cukup
Indralaya Selatan
16 SD N 02 v Penjas Dana Bos v v Tdk Pernah Cukup
17 SD N 09 v Penjas Dana Bos v v Tdk Pernah Cukup
18 SD N 04 v IPA/Penjas Dana Bos v v Tdk Pernah Cukup
19 SD N 05 v Agama/Penjas Dana Bos v v Tdk Pernah Cukup
13 SD N 13 v Penjas v v v Tdk Pernah Cukup
14 SMP N I v Penjas Dana Bos v v Tdk Pernah Baik
15 SMP N 2 v Agama Dana Bos v v Tdk Pernah Baik
16 SMA N I Agama S.Gratis v v Tdk Pernah Cukup
Kec. Pemulutan
25 SD 20 v Agama/Penjas Dana Bos v v Tdk Pernah Cukup
26 SMP N 1 Agama/Penjas Dana Bos v v Tdk Pernah Cukup
27 SMP N 4 Penjas Dana Bos v v Tdk Pernah Cukup
28 SMP N 7 v Mulok Dana Bos v v Tdk Pernah Baik
Kec. Pemulutan Barat
29 SDN 06 v Mulok Dana Bos v v Tdk Pernah Kurang
30 SDN 11 v Penjas Dana Bos v v Tdk Pernah Cukup
31 SDN 8 v Penjas Dana Bos v v Tdk Pernah Cukup
32 SDN 1 v Penjas Dana Bos v v Tdk Pernah Baik
33 SDN 2 v Penjas Dana Bos v v Tdk Pernah Baik
34 MTS Tashiliyah v Penjas Dana Bos v v Tdk Pernah Cukup
35 SMP 1 v IPA/Penjas Dana Bos v v Tdk Pernah Kurang
36 SMA 1 v Dana Bos v v Tdk Pernah Kurang
Pada umumnya anak-anak dilingkungan sekolah sumber air minumnya tidak jelas kebersihannya, dikuatirkan
pedagang makanan dilingkungan sekolah sumber air yang tidak layak untuk diminum sehingga kondisi ini
menyebabkan siswa rentan terkena penyakit perut/diare. Rata-rata siswa yang ada tidak terbiasa mencuci
tangan dengan sabun sebelum menyentuh makanan/minuman air dan setelah buang air besar, mereka pada
umumnya belum tahun pentingnya mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh makanan/minuman dan
setelah buang air besar. Disamping kondisi tersebut sebagian sekolah baik SD maupun SMP dan SMA di
kabupaten Ogan Ilir belum mempunyai sarana tempat cuci tangan pakai sabun. Kondisi ini memungkinkan siswa
rentan terkontaminasi peyakit melalui makanan.
3.2.1. Kelembagaan
Instansi Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir yang menangani dan terkait dalam pengelolaan limbah cair antara lain :
Dinas Kesehatan yaitu ditangani oleh subbid penyehatan lingkungan, Kantor Pertambangan, Energi dan
Lingkungan Hidup oleh sub bidang pemantauan dan pemulihan lingkungan hidup (lebih ke industry/pabrik) dan
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya subbidang air bersih pedesaan dan subbid lingkungan perumahan dan
permukiman
Landasan Hukum dalam pengelolaan Air Limbah Domestik antara antara lain:
5. Peraturan daerah yang mengatur tentang Kebijakan Pengolahan Limbah sudah yaitu perda nomor
16 tahun 2008 ttg pelestarian lingkungan hidup, namun demikian perda ini belum berjalan efektif
sehingga permasalahan tentang air limbah belum dapat teratasi secara maksimal. Peta peraturan Air
Limbah Domestik di Kabupaten Ogan Ilir dapat dilihat pada Tabel III.5 dan Rencana Peta Pemangku
Kepentingan Dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah domestic dapat dilihat pada table III.6.
Jenis sarana sanitasi yang dipakai rumah tangga di Kabupaten Ogan Ilir antara lain toilet siram, pipa saluran
pembuangan, tangki septik, jamban cemplung dengan ventilasi yang baik dan jamban cemplung dengan segel
slab. Jumlah Rumah Tangga menurut Kecamatan dan jenis sarana sanitasi yang dipakai lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel III. 8 dan III.9.
Tabel III.8
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Ogan Ilir
Black Jamban
--- ---- Sungai
Water Helikopter
Tempat
Grey
pembuangan Sungai
Water
air cucian
Tempat
Grey
pembuangan Saluran/Selokan Tanah
Water
air cucian
Tempat
Grey water pembuangan Saluran/Selokan Saluran/Selokan Sungai
air cucian
Tabel 3.9
Sistem pengelolaan air limbah yang ada di Kabupaten Ogan Ilir
Jamban
Jamban
Tangki Cemplung dg Jamban Jumlah
No Kecamatan Toilet siram Cemplung dg
Septik Ventilasi yg Kompos KK
Segel Slab
Baik
1 Indralaya 3.744 3.679 59 65 - 8.917
2 Indralaya Utara 4.864 4.681 179 183 - 4.864
3 Indralaya Selatan 1.452 1.362 85 90 - 4.862
4 Pemulutan 243 190 48 53 - 8.464
Pemulutan Barat 145 108 31 37 - 2.881
5
Pemulutan Selatan 86 63 6 23 - 4.315
6
Tanjung Batu 6.711 6.519 187 192 - 9.119
7
Payaraman 2.310 2.123 176 187 - 4.921
8
Tanjung Raja 4.109 3.895 205 214 - 4.109
9
Sungai Pinang 3.525 3.329 183 196 - 5.342
10
Rantau Panjang 322 240 75 82 - 4.705
11
Muara Kuang 681 586 89 95 - 4.216
12
Rambang Kuang 1.805 1.707 87 98 - 4.209
13
Lubuk Keliat 385 298 83 87 - 3.775
14
Rantau Alai 860 769 85 91 - 3.302
15
Kandis 361 277 78 84 - 2.436
16
Sumber: Dinkes Kab. OI, 2011
Limbah cair secara umum dapat dikategorikan atas Limbah MCK dan limbah Dapur. Kabupaten Ogan Ilir belum
memiliki Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) sehingga pembuangan limbah cair rumah tangga yang berasal
dari dapur dan kamar mandi serta air hujan disalurkan dalam satu saluran yang akan bermuara ke badan air
berupa anak sungai yang akan mengalir sampai ke sungai Ogan. Dengan demikian, sungai Ogan merupakan
tempat penampungan seluruh limbah cair di Kabupaten Ogan Ilir.
Pembuangan limbah cair rumah tangga
Menyangkut kebiasaan dan lahan yang ada
di sekitar pekarangan masih dianggap layak
dan bisa dimanfaatkan untuk membuang
limbah cair rumah tangga tanpa
memperhatikan dan melihat dampak dari
limbah tersebut terhadap kesehatan dan
kebersihan orang lain ( tetangga ) dan
lingkungan sekitar.
Tempat pembuangan limbah yang ada juga
tergolong sangat sederhana sekali sehingga
langsung di buang ke permukaan tanah, Lokasi Kecamatan Pemulutan Barat
yang nantinya akan menimbulkan bau yang
tidak sedap di lingkungan dan pekarangan disekitar hunian.
Limbah cair rumah tangga hasil pencucian dan mandi terkadang biasanya di gelontorkan juga langsung melalui
sungai sehingga berselang waktu saja akan akan menimbulkan pendangkalan pada parit atau sungai itu sendiri.
Buku Putih Sanitasi Kab. Ogan Ilir | III -11
Masalah limbah sampah dan lain-lain yang terkait kesehatan dan lingkungan perlu adanya kesadaran yang tulus
dan iklas yang timbul dari masyarakat itu sendiri dan itu adalah tanggung jawab kita bersama untuk
mengaplikasikan nya dalam kehidupan bermasyakat sejalan terciptanya kehidupan yang sehat dan ramah
lingkungan.
Sebagian masyarakat ada juga yang sudah menggunakan dan memanfaatkan saluran/sarana yang ada di
rumah nya untuk mengalirkan dan pembuang hasil limbah rumah tangga tersebut bisa mengalir dari hasil limbah
tadi dibuang ke tempat penampungan, sehingga hal positif tersebut perlu ditanggapi positif. Kesadaran itu timbul
dari masyarakat pengguna dan pemanfaat sarana tersbut serta mereka menyadari penatan lingkungan yang
nyaman serta arti hidup sehat yang sesungguhnya
Sistem pengelolaan air limbah domestik (MCK) rata-rata masih menggunakan system setempat (on site) yaitu
dibuang di septitank (septitank rata-rata belum memenuhi aspek teknis dari pembangunan septitank) sedangkan
limbah dapur rata-rata belum ada pengolahan sama sekali karena langsung terbuang ke system saluran yang
ada disekitar rumah. dan sebagian di buang langsung ke sungai tanpa adanya pengolahan limbah tersebut.
Menurunnya kualitas air permukaan dikarenakan masuknya air limbah, sampah padat dan tinja ke badan air. Hal
ini disebabkan karena limbah cair domestik masih dikelola secara individual. Sistem komunal mandi, cuci dan
kakus (MCK) telah dilaksanakan dibeberapa tempat melalui program SANIMAS tetapi belum menjangkau
seluruh pemukiman sehingga perlu dilaksanakan di lokasi lain. Limbah cair yang berasal dari industri, rumah
makan, dan puskesmas yang ada di Kab. Ogan Ilir rata-rata belum memiliki fasilitas IPAL yang juga memberi
kontribusi bahan pencemar. Hal ini menyebabkan Biologycal Oxygent Demand (BOD) dan Chemical Oxygent
Demand (COD) meningkat sedangkan Dissolved Oxygent (DO) menurun; sehingga air permukaan dibeberapa
tempat sudah berbau busuk dan berwarna kehitam-hitaman, kandungan mikroorganisme pada badan air
tersebut meningkat serta terjadinya pendangkalan sungai.
Pemerintah belum mempunyai program sedot WC, tetapi sudah ada pihak swasta yang bergerak melakukan
kegiatan sedot wc ini, Cuma masih belum terkordinir dengan baik dan belum mempunyai izin atau legalisasi dari
Pemerintah Daerah, biasanya pihak swasta tersebut memasang iklan nya di pohon-pohon dipersimpangan jalan.
Hasil dari kegiatan sedot WC ini dimungkinkan dibuang langsung ke Sungai karena di Kabupaten Ogan Ilir
belum mempunyai tempat Pengolahan Dan Pembuangan Akhir Limbah padat maupun Cair.
Sistem pengelolaan air limbah domestic (MCK) yang sudah memakai system Septitanknya biofill dengan volume
1,8 M3 yang merupakan salah satu septic tank yang sudah ada pengolahan didalamnya yang dapat
menguraikan sisa-sisa organic menjadi zat atau partkel yang aman bagi lingkungan sebelum dibuang ke saluran
umum dan MCK tersebut dilengkapi sumur peresapan berukuran P. 150 cm, L. 80 cm, T. 150 cm dengan
menggunakan tiga lapisan bawah pasir urug, lapisan tengah koral halus dan lapisan atas koral kasar adalah
Wilayah Kabupaten Ogan Ilir yang mendapatkan program Sanimas 10 Desa di Kabupaten Ogan Ilir. Dari 10
Desa tersebut sudah terbangun MCK Plus dengan cakupan pelayanan 1 MCK Plus ± 30 KK, Peta cakupan
pelayanan dan Peta Lokasi Infrastruktur utama pengelolaan air limbah domestik dapat di lihat pada Peta 3.1 dan
Peta 3.2
Secara umum, kualitas kesehatan lingkungan perlu ditingkatkan, dimana hal ini terlihat dari akses masyarakat
terhadap kepemilikan sarana dasar sanitasi masih terbatas dan belum mempunyai pengolahan limbah padat
maupun cair. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik dapat dilihat pada Gambar 3.5,
sedangkan Pemerintah Daerah sendiri belum mempunyai program khusus tentang Sistem Pengelolaan Air
Limbah.
Saluran
rumah/drainase Sungai/Rawa
tersier
Gambar 3.5
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Perbedaan kondisi fisik dan sosial ekonomi, termasuk kepadatan penduduk, akan mempengaruhi pilihan
masyarakat terhadap system dan layanan sanitasi yang cocok untuk mereka. Pemberdayaan Masyarakat
merupakan sebuah proses dalam memberikan kesempatan dan memberdayakan masyarakat melalui partisipasi,
alih pengetahuan, keahlian dan keterampilan. Masyarakat yang merupakan komponen dalam suatu komunitas
menempati posisi penting dalam pengelolaan sanitasi. Namun sejauh ini partisipasi mereka belum mendapat
perhatian yang proporsional dari berbagai pihak. Disadari juga bahwa pembangunan sanitasi seringkali
mengabaikan kepentingan kalangan masyarakat berpenghasilan rendah. Demikian juga dengan aspek
kesetaraan jender. Kita kerap kali tidak memasukkan aspek ini dalam proses pengambilan keputusan.
Pengabaian aspek jender dalamperencanaan, implementasi, dan pengawasan/pemantauan
pembangunan fasilitas sanitasi seringkali menimbulkan ketimpangan penyediaan layanan bagi kelompok
perempuan. Dengan Pemberdayaan, masyarakat menjadi lebih bertanggung jawab untuk mengidentifikasi
permasalahan mereka, menentukan prioritas, memobilisasi sumber daya, memobilisasi kontribusi (in-cash dan
inkind), bernegosiasi, menyusun perencanaan, pelaksanaan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan.
Peran serta masyarakat dan gender dalam penanganan limbah cair di Kabupaten Ogan Ilir dalam pengolahan
air limbah dapat di kategorikan sebagai berikut :
a. Bagi masyarakat yang sudah sadar dan mampu secara finansial untuk penanganan limbah cair tidak
mengalami kesulitan, artinya secara teknis dan kebutuhan sarana prasarana dapat secara langsung
disediakan oleh si pemrakarsa.
Secara keseluruhan Peran serta serta masyarakat dan gender dalam penanganan limbah cair di Kabupaten
Ogan Ilir dalam pengolahan air limbah belum maksimal, masih mengandalkan kegiatan atau proyek dari
Pemerintah, baik penyediaan sarana prasarana maupun perawatannya.
Tahun
Jumlah Jumlah MCK Tahun MCK Jumlah Sanimas Sanimas
Jamban Dikelola Dikelola
No Kecamatan RT RW Pddk miskin Keluarga Dikelola RT Dikelola RW Dikelola CBO Lainnya dibangun Dikelola RT Dikelola RW Dikelola CBO Lainnya dibangun
Kec. Indralaya 2010
1 Desa Tunas Aur 4 412 46 9 2010
2 Muara Penimbung Ilir 4 433 118 8 2010
3 Talang Aur 6 1340 143 9 2010
4 Penyandingan 4 450 35 6 2010
5 Muara Penimbung Ulu 12 825 154 6 2010
6 Ulak Segelung 6 456 39 9 2010 1 2011
7 Ulak Bedil 6 325 23 7 2010
8 Indralaya Raya 8 527 664 10
9 Sakatiga 1002 411 7 2011
10 Sakatiga seberang 605 85 7 2011
11 Lubuk Sakti 785 156 8 2011
12 Tanjung Agung 437 88 8 2011
13 Tanjung Seteko 1230 393 8 2011
Indralaya Utara
14 Parit 640 7 2010
15 Lorok 1 2010
16 Sukamulia 1 2010
Kec. Indralaya Selatan
17 Meranjat III 1 2011
Kec. Tanjung Raja
18 Belanti 6 326 7 2010
Kec. Pemulutan Barat
19 Arisan Jaya 6 632 20 2010 1 2011
20 Ulak Kembahang 1 2011
Kec. Rantau Alai
21 Sanding Marga 6 556 3 2010
22 Sukamarga 5 2011
23 Rantau Alai 1 2011
Kec. Kandis
24 Santapan Barat 1 2011
Kec. Rambang Kuang
Buku Putih Sanitasi Kab. Ogan Ilir | III -15
25 Tanjung Miring 90 1 2011
Kec. Pemulutan
26 Muara Dua 3 319 10 2010
27 Pemulutan Ilir 4 2297 15 2010
Tahun
Jumlah Jumlah MCK Tahun MCK Jumlah Sanimas Sanimas
Jamban Dikelola Dikelola
No Kecamatan RT RW Pddk miskin Keluarga Dikelola RT Dikelola RW Dikelola CBO Lainnya dibangun Dikelola RT Dikelola RW Dikelola CBO Lainnya dibangun
Kec. Indralaya 2010
1 Desa Tunas Aur 4 412 46 9 2010
2 Muara Penimbung Ilir 4 433 118 8 2010
3 Talang Aur 6 1340 143 9 2010
4 Penyandingan 4 450 35 6 2010
5 Muara Penimbung Ulu 12 825 154 6 2010
6 Ulak Segelung 6 456 39 9 2010 1 2011
7 Ulak Bedil 6 325 23 7 2010
8 Indralaya Raya 8 527 664 10
9 Sakatiga 1002 411 7 2011
10 Sakatiga seberang 605 85 7 2011
11 Lubuk Sakti 785 156 8 2011
12 Tanjung Agung 437 88 8 2011
13 Tanjung Seteko 1230 393 8 2011
Indralaya Utara
14 Parit 640 7 2010
15 Lorok 1 2010
16 Sukamulia 1 2010
Kec. Indralaya Selatan
17 Meranjat III 1 2011
Kec. Tanjung Raja
18 Belanti 6 326 7 2010
Kec. Pemulutan Barat
19 Arisan Jaya 6 632 20 2010 1 2011
20 Ulak Kembahang 1 2011
Kec. Rantau Alai
21 Sanding Marga 6 556 3 2010
22 Sukamarga 5 2011
23 Rantau Alai 1 2011
Kec. Kandis
24 Santapan Barat 1 2011
Kec. Rambang Kuang
25 Tanjung Miring 90 1 2011
Kec. Pemulutan
26 Muara Dua 3 319 10 2010
Buku Putih Sanitasi Kab. Ogan Ilir | III -16
27 Pemulutan Ilir 4 2297 15 2010
28 Pegayut 15 2010
29 Ibul besar 1 9 2010
30 Aurstanding 1479 20 2010
31 Lebung Jangkar 669 7 2010
Tabel III.12
Daftar Proyek/Program/Layanan Sanitasi yang berbasis Masyarakat
Kondisi pelibatan jender dan kemiskinan di dalam program-program yang berbasis masyarakat yang sudah
dilakukan di Kabupaten Ogan Ilir masih belum maksimal, hal tersebut dapat lihat dari jumlah perempuan masih
sedikit dibanding jumlah laki-laki yang datang dan bicara dalam pertemuan yang membahas perencanaan dan
pengelolaan layanan sanitasi untuk masyarakat, laki-laki tidak terlibat dalam kegiatan promosi hygiene. Mereka
tidak didorong bertanggung jawab atas pengadaan fasilitas yang lebih baik di rumah, memperbaiki kebiasaan
hiegene mereka sendiri, dan belum memberikan contoh hiegene yang baik pada anak-anak mereka, Masyarakat
miskin yang ada yang tinggal dirumah tidak layak, belum memberikan konstribusi yang sama besar dengan
masyarakat yang tinggal dirumah yang layak (yang menghasilkan limbah yang banyak).
Adanya kesadaran keterlibatan pemberdayaan masyarakat dengan pelibatan jender dan kemiskinan dapat dilhat
juga dari kondisi sarana MCK umum yang sudah dibangun dari Program Sanimas atau Pamsimas masih dalam
kondisi perawatan yang cukup meskipun belum dibentuk suatu badan pengelola yang mengelola keberlanjutan
dari fungsi MCK umum tersebut. MCK yang telah dibangun perawatannya selama ini dilakukan oleh KSM
(kelompok Swadaya Masyarakat) dan pemeliharaan sehari-hari diurusi oleh 1 (satu) orang operator. Kondisi
Sarana MCK umum dapat dilihat pada Tabel III.9
Kapan tangki
Lokasi MCK Jumlah Pemakai Jml Toilet/WC Jml kmr mandi Fas. Cuci Tangan Persediaan Sabun septik
Ada biaya pemakaian MCK Tempat buangan air kotor dikosongkan
MCK PDAM SPT SGL
2 2
Desa Talang Aur (5 unit) 3 2
Desa Penyandingan (3 unit)
2 1
Desa Muara Penimbung Ulu (3 unit)
2 1
Desa Ulak segelung (9 unit) 5 4
Desa Ulak bedil (7 unit) 4 3
Desa Belanti (7 unit)
4 3
Desa Sanding Marga (3 unit)
2 1
Komunikasi antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat, antara Pemerintah Daerah dengan dunia usaha dan
antara Pemerintah daerah dengan LSM maupun media massa telah terjalin dengan baik namun masih minim
yang terkait bidang sanitasi khususnya pengolahan limbah rumah tangga. Isu sanitasi dapat terakses ke desa-
desa saat ini melalui penyuluhan - penyuluhan yang dilakukan oleh bidan desa atau ibu PKK.
Saat ini masyarakat masih membuang limbah rumah tangga secara konvensional belum ada pengolahan secara
teknis, dikarenakan kalangan masyarakat yang berpendidikan menengah ke bawah belum mampu mengakses
media cetak secara mudah dan masyarakat tersebut kurang tertarik pada isu sanitasi apalagi isu limbah rumah
tangga yang menurut mereka tidak akan menimbulkan suatu masalah meskipun belum ada pengolahannya.
Hanya kalangan tertentu yang tertarik terhadap isu limbah rumah tangga.
Tabel III.14
Kegiatan komunikasi
Tabel .15
Media Komunikasi
NO Nama Media Jenis Acara Isu Yang Pesan Kunci Pendapat Media
Diangkat
1 Ogan Ilir Ekspres Sosialisasi PHBS Kebersihan Positif dan
Lingkungan kedalaman materi
cukup memadai
2 Agung Post Artikel CTPS Kesehatan Positif dan
kedalaman materi
cukup memadai
Di Kabupaten Ogan Ilir, pengolahan limbah rumah tangga masih di lakukan oleh masyarakat sendiri itupun
masih secara konvensional. Pihak Pemerintah Daerah maupun pihak swasta belum ada partisipasinya yang
bergerak dalam pengolahan limbah rumah tangga, dikarenakan anggaran pemerintah daerah masih terbatas
dan pihak swasta masih menganggap untuk menanamkan investasi pengolahan limbah rumah tangga di
Kabupaten Ogan Ilir secara financial belum layak.
Tabel III.16
Kerjasama terkait Sanitasi
Jenis Kegiatan
No Nama Kegiatan Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama
Sanitasi
Tabel III.17
Daftar Mitra Potensial
Tabel III.18
Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten/Kota
Belum adanya investor atau pihak swasta yang masuk atau berkontribusi dalam pengelolaan limbah domestik
masyarakat. Pengelolaan Limbah Domestik saai ini masih tergantung pada dana APBD maupun dana-dana dari
pemerintah pusat dalam bentuk program-program bantuan dengan system Multi-Sources of funding yaitu
program yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Masyarakat.
Tabel III.19
Program Subsektor Limbah dalam Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2007-2011
Permasalahan yang timbul dalam pengelolaan limbah domestik di Kabupaten Ogan Ilir meliputi beberapa aspek
diantaranya:
Tabel III.20
Tabel Permasalahan Pengelolaan Limbah Domestik
Terjadinya penurunan kualitas badan air pada Kabupaten Ogan Ilir selain disebabkan oleh kegiatan
pembuangan limbah domestik oleh masyarakat juga terdapat kontribusi dari kegiatan-kegiatan usaha yang
berkembang di Ogan Ilir. Saat ini untuk beberapa kegiatan usaha tersebut secara umum masih ditemukan
beberapa hal yang menyebabkan kegiatan usaha berpotensi menimbulkan pencemaran, antara lain seperti :
a. Tidak semua kegiatan usaha mempunyai Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang memadai
untuk menampung limbah yang dihasilkan yang selanjutnya dilakukan pengolahan secara proporsional
sehingga limbah cair yang dihasilkan dapat memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sesuai kegiatan
usaha yang bersangkutan.
b. Ada sebagian kegiatan usaha yang tidak/belum mempunyai IPAL untuk mengolah limbah cair yang
dihasilkan dengan berbagai alasan seperti : tidak adanya lahan, keterbatasan dana, keterbatasan
kemampuan tenaga teknis pengolahan limbah cair dan lain-lain.
3.3.1. Kelembagaan
Instansi Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir yang menangani dan terkait dalam pengelolaan sampah (limbah
padat) adalah Badan Kebersihan dan Pertamanan Kota adalah salah satu SKPD dalam jajaran Pemerintah
Kabupaten Ogan Ilir yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2008 tanggal 17
Januari 2008 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Ogan Ilir (Lembaran Daerah
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2008 Nomor 04 Seri D).
4. Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga,
Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area
Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah.
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah Organik Skala
Lingkungan.
5. Peraturan Daerah mengenai Pengelolaan Sampah belum ada di Kabupaten Ogan Ilir, tetapi sudah
mempunyai suatu Kebijakan, Program dan Kegiatan Pengelolaan Pengelolaan Sampah. Kebijakan
Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan dalam Rencana Kabupaten Ogan Ilir Pelayanan yang
akan dikembangkan dalam pembangunan persampahan adalah pelayanan persampahan yang berkualitas,
terjangkau, efisien, menjangkau seluruh lapisan masyarakat, serta berwawasan lingkungan yang akan
dilaksanakan dengan kebijakan sebagai berikut:
1) Menciptakan kesadaran seluruh komponen masyarakat terhadap pentingnya peningkatan pelayanan
persampahan ;
2) Peningkatan peranserta seluruh komponen masyarakat dalam upaya mencapai sasaran pembangunan
persampahan;
3) Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha untuk turut berperanserta secara aktif dalam
memberikan pelayanan persampahan, mulai dari pengangkutan maupun dalam pengelolaan TPS, dan
TPA.
4) Menciptakan peraturan daerah yang terkait dengan kemitraan pemerintah-swasta dalam pelayanan
persampahan, pengelolaan persampahan;
5) Meningkatkan kinerja pengelola persampahan;
6) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola persampahan melalui uji kompetensi,
pendidikan, pelatihan, dan perbaikan pelayanan kesehatan.
Tingkat pelayanan Kabupaten Ogan Ilir juga dikaitkan dengan kualitas pelayanan sesuai dengan prioritas karena
keterbatasan sumber daya dari pengelola persampahan, yaitu:
1. Wilayah dengan pelayanan intensif seperti jalan protokol, atau pusat kota
2. Wilayah dengan pelayanan sedang, misalnya daerah komersil dan permukiman teratur
Manajemen persampahan Kabupaten Ogan Ilir belum mempunyai kekuatan dan dasar hukum yang diperdakan
sendiri untuk mengaturnya. Seperti dalam pembentukan organisasi, pemungutan retribusi, ketertiban
masyarakat dan sebagainya. Tanpa adanya partisipasi masyarakat, semua program pengelolaan sampah
(kebersihan) yang direncanakan akan sia-sia. Salah satu pendekatan kepada masyarakat untuk dapat
membantu program pemerintah dalam kebersihan adalah bagaimana membiasakan masyarakat kepada tingkah
laku yang sesuai dengan tujuan program itu. Hal ini menyangkut :
1. Bagaimana merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah tertip, lancar dan merata.
2. Faktor-faktor sosial , struktur dan budaya setempat.
3. Kebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini.
Saat ini ada empat kecamatan yang merupakan pusat produksi sampah dalam Kabupaten Ogan ilir, yaitu Kecamatan Tanjung Raja,
Kecamatan Indralaya dan Kecamatan Indralaya Utara dan Kecamatan Indralaya Selatan.
Tabel III.21
Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan Sampah
Tanah
Tempat
Sampah Gerobak kosong/daerah
Sampah
cekungan
Tempat
Sampah Gerobak TPS TPA
Sampah
Halaman
Sampah Bakar/Timbun
Rumah
Tabel III. 23
Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat
Tabel III. 24
Data Penduduk dan Timbulan Sampah Tahun 2011
Pemulutan
#
Y
Indralaya #
Y
#
Y
#
Y
#
Y
Indralaya Selatan
#
Y #
Y
#
Y
Tanjung Batu Tanjung Raja
Sungai Pinang
#
Y
#
Y
#
Y
Payaraman Kandis
#
Y
Rantau Alai
Lubuk Keliat
#
Y
Rambang Kuang
Dae ra h L ay an an Pe rs a mp aha n
#
Y
Muara Kuang
Gambar 3.6
Peta Layanan Persampahan di Kabupaten Ogan Ilir
Pemulutan
Æ
R
#
Y
Æ
R
Indralaya Æ
R #
Y
#
Y
Æ
R
Æ
R
#
Y
#
Y Æ
R
Indralaya Selatan
Æ
R
#
Y #
Y
#
Y
Tanjung Batu Tanjung Raja
Sungai Pinang
#
Y
#
Y
#
Y
Payaraman Kandis
#
Y
Rantau Alai
Lubuk Keliat
#
Y
Rambang Kuang
TPA
Æ
R TPS
#
Y
Muara Kuang
Gambar 3.7
Peta Infrastruktur Persampahan di Kabupaten Ogan Ilir
Jumlah
Jumlah Jumlah Kapasitas Ritasi/
Sampah
No. Bulan Armada/hari Hari (M3) Hari
(M3/Bln)
1 Januari 2 31 6 3 1.116
2 Pebruari 2 29 6 3 1.044
3 Maret 2 30 6 3 1.116
4 April 3 31 6 3 1.628
5 Mei 2 30 6 3 1.116
6 Juni 3 31 6 3 1.080
7 Juli 2 30 6 3 1.116
8 Agustus 3 31 6 3 1.674
9 September 2 30 6 3 1.080
10 Oktober 3 31 6 3 1.674
11 Nopember 2 30 6 3 1.080
12 Desember 2 31 6 3 1.116
Jumlah 26 366 72 36 13.840
Sumber : Badan Pertanahan dan Kebersihan, 2011
Tabel III.26
Data Kapasita Sampah TPA Tanjung Raja
Jumlah
Jumlah Jumlah Kapasitas Ritasi/
No. Bulan Sampah
Armada/hari Hari (M3) Hari
(M3/Bln)
1 Januari 2 31 6 3 1.116
2 Pebruari 3 29 6 3 1.566
3 Maret 2 30 6 3 1.116
4 April 2 31 6 3 1.080
5 Mei 3 30 6 3 1.674
6 Juni 2 31 6 3 1.080
7 Juli 3 30 6 3 1.674
8 Agustus 2 31 6 3 1.116
9 September 2 30 6 3 1.080
10 Oktober 2 31 6 3 1.116
11 Nopember 2 30 6 3 1.080
12 Desember 2 31 6 3 1.116
Jumlah 26 366 72 36 14.814
Sumber : Badan Pertanahan dan Kebersihan, 2011
Pembagian jenis material sampah sampai saat ini di bagi atas 7 (tujuh) jenis material yang terdiri, sampah
organik, kerta, plastik, logam, kaca/gelas, tekstil, dan bahan-bahan lainnya.
Tabel III.27
Data Jenis Material Sampah
No. Jenis Material Sampah Komposisi (%)
1 Sampah Organik 72,23
2 Kertas 5,23
3 Plastik 10,16
4 Logam 0,23
5 Kaca/Gelas 0,78
6 Tekstil 0,24
Kondisi sistem sarana prasarana persampahan Kabupaten Ogan Ilir masih dalam pendataan dan sistem
pengolahan sampah masih terpusat pada kawasan Kota Inderalaya
Tabel III.28
Kondisi Sarana Prasarana
No. Jenis Sarana-Prasarana Tersedia Kebutuhan Kekurangan
1 2 3 4 5
I Sarana Pengumpul
1. Tong Sampah 1 M3 45 80 35
2. Tong Sampah 200 liter - 40 40
3. Tong Sampah 50 liter 25 75 50
4. Gerobak Sampah 10 40 30
5. Container Sampah 6 M3 12 25 13
6. Landasan Container 4 25 21
II Sarana Pengangkut
1. Mobil Dump Truck 2 6 4
2. Mobil Armrol 2 6 4
3. Motor Sampah - 10 10
4. Mobil Tangki Air - 3 3
5. Buldozer - 2 2
6. Eksavator - 2 2
III Prasarana Kebersihan
1. TPS 50 100 50
2. TPA Palem Raya (Ha) 10 20 10
3. TPA Tanjung Raja (Ha) 6 12 6
4. TPA Rantau Alai (Ha) 4 - -
IV Sarana Kerja Petugas/
Pegawai
1. Mobil Dinas 1 5 4
2. Mini Bus - 2 2
3. Pick Up 1 5 4
4. Motor Dinas 2 9 7
5. HT - 9 9
6. Radio Mobil - 5 5
Sumber : Badan Pertanahan dan Kebersihan, 2011
c. Pengumpulan
Merupakan kegiatan mengumpulkan sampah dari wadah ke kontainer. Pengumpulan dilakukan oleh perorangan
dengan membuang sendiri ke TPS terdekat, belum ada petugas khusus untuk mengumpulkan sampah door to
door. Sampah yang berasal dari sumbernya dikumpulkan ke TPS oleh penghasil Sampah itu sendiri atau
menggunakan jasa orang lain dengan menggunakan gerobak sampah. Proses pengumpulan sampah terutama
dari rumah tangga dilakukan oleh Petugas informal yang umumnya dikoordinasikan oleh RT dan dibayar Sendiri
oleh penghasil sampah.
Jumlah sarana angkutan sampah tersebut diatas masih belum maksimal melayani timbulan sampah yang
berjumlah ±1.042 M3/hari maka sampah yang ada tidak terangkut secara maksimal yaitu hanya bisa mengakut
± 62 M3/hari. dengan system pengangkutan dan pengumpulan sebagai berikut:
1. Sistem pemindahan / transfer depo
Pada sistem ini kendaraan pengangkut dari pool langsung menuju lokasi pemindahan (transfer depo) untuk
mengangkut sampah ke TPA. Dari TPA langsung ke transfer depo untuk pengambilan sampah rit berikut,
sebagaimana terlihat pada Gambar 3.3 berikut :
POOL
KENDARAAN
TRANSFER TPA
DEPO
Gambar 3.7 Skema Sistem pemindahan/ transfer depo sampah di Kabupaten Ogan Ilir
POOL
TPA
Volume sampah di Ogan ilir melebihi kemampuan armada dan tenaga kerja dari Badan Pertamanan dan
Kebersihan Kota untuk menanganinya. Untuk itu perlu dimasyarakatkannya program 3R (Recycle, reduce dan
reuse) agar volume sampah yang harus dibawa ke TPA dapat diminimalisasi. Program 3R ini sudah
dilaksanakan di Kabupaten Ogan Ilir secara tidak terstruktur. Recycle dilakukan oleh para pemulung.
Selain para pemulung, kegiatan organisasi masyarakat Kabupaten Ogan Ilir yang turut berpartisipasi dalam
kebersihan lingkungan antara lain :
- LPM
- PKK
- Pramuka
- Para siswa
Belum ada media komunikasi baik cetak maupun elektronik yang ada di Kabupaten Ogan Ilir yang mempunyai
program khusus untuk mempromosikan kebijakan dan kampaye pengolahan sampah, tetapi Isu tentang
pengolahan sampah sudah disampaikan dalam agenda-agenda kegiatan SKPD.
Pendanaan untuk pengelolaan persampahan masih dari APBD Kabupaten Ogan Ilir dan dari APBD Provinsi,
belum ada pihak swasta yang mengelola persampahan baik dari pengumpulan, pengangkutan maupun
pengolahannya.
Untuk retribusi sampah masih terbatas pada retribusi sampah pasar dan belum adanya retribusi dari
masyarakat, Perda Retribusi sampah sudah ada, namun belum berjalan secara efektif dalam pemungutan
retribusi
Tabel III.29
Pendanaan Program Persampahan di Kabupaten Ogan Ilir
No ANGGARAN TAHUN
2007 2008 2009 2010 2011
1 PU Cipta Karya 161,750,000.00 398,440,000.00 100,000,000.00
Program Pengembangan Kinerja 161,750,000.00
Pengelolaan Persampahan
Studi Kelayakan TPA Persampahan 198,440,000.00
UKP/UPL Persampahan Palem raya 200,000,000.00
DED Persampahan 100,000,000.00
2 PU Bina Marga
Pengerasan jalan menuju TPA Sampah 236,413,200.00
3 Badan Kebersihan dan Pertamanan 117,000,000.00 192,039,500.00 860,644,000.00 270,000,000.00 483,565,000.00
Penyediaan sarana dan prasarana 172,040,000.00 83,565,000.00
pengolahan persampahan 244,684,000.00
Peningkatan operasional dan 117,000,000.00 19,999,500.00 400,000,000.00
pemeliharaan prasarana dan sarana
persampahan 29,960,000.00
Jasa Petugas Kebersihan 406,000,000.00 270,000,000.00
Pembersihan Dalam Kota Indralaya 180,000,000.00
4 Dinas Pertambangan, Energi & LH 10,000,000.00 34,500,000.00 100,295,500.00
Laporan periodik voleme sampah 10,000,000.00
Penyediaan prasarana dan sarana 34,500,000.00 100,295,500.00
pengolahan sampah
Sumber : LKPJ Kab. Ogan Ilir Tahun 2007-2011
Tabel III.30
Permasalahan Pengolahan Persampahan di kabupaten Ogan Ilir
5. Sumber Daya Aparatur Masih kurang dipahaminya tupoksi dan tanggungjawab setiap pegawai
baik ditingkat staf dan pejabat dalam melaksanakan setiap pekerjaan dan
kegiatan yang dilakukan, sehingga tidak mendapatkan hasil yang
maksimal.
Kurangnya koordinasi, kerjasama dan kepercayaan antara sesama
pegawai dalam melaksanakan kegiatan. Hal ini berakibatnya
menumpuknya pekerjaan/tugas yang ada/diberikan serta terjadi tumpang
tindih dalam pelaksanaan dilapangan.
Pelaksanaan kerja oleh suatu TIM, kurang solid, siapa mengerjakan apa,
dimana dan bagaimana, sehingga target tugas tidak jelas.
Masih ada pegawai yang kurang/tidak disiplin, terutama dalam mentaati
jam kerja, baik jam kerja di kantor maupun jam kerja dilapangan.
Dasar Hukum Pengelolaan Persampahan ditingkat nasional baru UU Persampahan No
(Kebijakan) 18 Tahun 2008, SNI sedangkan Perda Pengelolaan sampah belum ada di
tk Kabupaten.
Penerapan sanksi hukum masih sulit diterapkan karena terbatasnya
anggaran untuk pelaksanaannya serta tingkat koordinasi antar instansi
terkait lemah.
Peran swasta Masih rendahnya jumlah industri yang menerapkan konsep teknologi
bersih dan konsep pengelolaan/pengolahan limbah.
Masih rendah jumlah industri yang memanfaatkan sistem dan teknologi
daur ulang
Belum adanya dunia usaha yang memanfaatkan sampah untuk :
menghasilkan produk.
Untuk mencapai sasaran dan arah kebijakan sebagaimana telah disebutkan di atas maka dilakukan kegiatan-
kegiatan yang tercakup dalam 3 (tiga) program yaitu: (1) Program pemberdayaan masyarakat, (2) Program
pengembangan kelembagaan, (3) Program peningkatan kinerja pengelolaan persampahan dan drainase.
Tabel III.31
Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan drainase
Grey
Kamar Mandi Saluran/Selokan Saluran/Selokan Tanah
Water
Grey
Kamar Mandi Saluran/Selokan Saluran/Selokan Sungai
Water
Grey
Kamar Mandi ----- ---- Sungai
Water
Atap
Talang rumah Sumur resapan
Bangunan
Ruang
------- ------- Saluran/Selokan
Publik
Tabel III.32
Program Layanan Drainase Berbasis Masyarakat
Pengklasifikasian menurut fungsinya, Saluran Drainase dibagi menjadi tiga jenis Saluran Drainase :
1. Saluran Drainase Primer
Saluran Drainase Primer kota di Kabupaten Ogan ber fungsi untuk menampung air dari saluran Primer dan
Sekunder.
Untuk penanganan pada saluran primer Kota telah dilakukan dengan pembuatan turap menggunakan beton
tetapi kegiatan yang dilakukan belum secara keseluruhan. Begitu pula dengan penanganan yang terdapat pada
saluran sekunder dan tersier Kota, penanganan dilakukan dengan menggunakan Beton, Pasangan Batu dan
Kayu dengan memiliki jumlah penanganan lebih kecil dari Saluran Primer Kota. Sebagian saluran Kota baik
Primer, Sekunder dan Tersier masih menggunakan papan dan ada yang masih berdindingkan tanah.
Saluran tertutup difungsikan untuk menghubungkan saluran yang satu dengan yang lainnya terutama untuk
saluran yang memotong jalan . Pada daerah – daerah tertentu khususnya di daerah yang aktifitas lalu lintasnya
cukup tinggi dan lebar saluran yang tidak begitu besar digunakan juga saluran tertutup.
Selain saluran terbuka terdapat pada daerah Permukiman, Saluran terbuka terdapat juga pada daerah
Perdagangan dan Perkantoran yang sejajar dengan jalan Arteri Primer dan Arteri sekunder Kota. Didalam hal
menjaga agar tidak terjadi limpasan atau genangan di Ogan Ilir membangun beberapa bangunan resapan
buatan di komplek UNSRI yang diharapkan dapat mengatur keluar masuknya air ke Kota.
Drainase di Kabupaten Ogan Ilir rata-rata bermasalah, yang dalam hal ini disebabkan karena Ogan Ilir berada di
daerah rawa. Bila datang hujan, maka saluran drainase tak bisa mengalir secara lancar ke sungai dan bahkan
meluap dan banjir di mana-mana. Hal itu diperparah dengan budaya buang sampah yang masih rendah
membuat drainase penuh dengan sampah.
Peran serta masyarakat didalam penanganan Saluran Drainase masih cukup kecil ini dapat kita lihat dari
banyaknya jumlah dari Saluran Drainase yang tidak berfungsi sesuai dengan yang kita harapkan. Kegiatan
peran serta masyarakat didalam mendukung penanganan Drainase hanya dilakukan pada saat acara –acara
tertentu seperti hari ulang tahun kemerdekaan Bangsa Indonesia yang kegiatannya dilakukan secara gotong
royong dengan membersihkan saluran yang ada. Kegiatan seperti ini diadakan 1 – 2 kali dalam setahun.
Peran masyarakat yang lain datang dari kelompok - kelompok Pencinta Lingkungan Hidup yang kegiatannya
masih didukung oleh pemerintah dan dilakukan pada kegiatan acara – acara hari besar seperti hari
kemerdekaan RI.
Peran serta masyarakat yang bisa diharapkan dan dekat dengan kegiatan kesehatan adalah kader Posyandu.
Kader Posyandu merupakan kader yang mempunyai hubungan yang cukup dekat dengan masyarakat
khususnya para ibu rumah tangga yang kesehariannya selalu melakukan aktifitas yang berhubungan dengan
Saluran Drainase. Para kader Posyandu bisa diharapkan untuk memberikan bimbingan terhadap para ibu rumah
tangga didalam hal memberikan informasi betapa pentingnya kegiatan menjaga Saluran Drainase yang telah
ada. Apabila Kegiatan ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka Prosentase Saluran Drainase
dalam kondisi buruk dapat menurun. Sehingga dari segi Kesehatan, Kualitas Kesehatan masyarakat dapat
meningkat.
Kurangnya pemanfaatan sarana media (radio, koran) untuk berperan serta mengkampanyekan/mempromosikan
mengenai pengelolaan drainase.
Di Kabupaten Ogan Ilir, pengelolaan drainase masih di lakukan oleh masyarakat sendiri dan Pemerintah Daerah.
Belum ada pihak swasta yang bergerak dalam pengelolaan drainase, dikarenakan pihak swasta masih
menganggap secara financial belum layak.
Dalam Pembangunan Drainase primer Kota pembangunannya masih bersumber dari APBD pemerintah dan
Drainase sekunder maupun tersier sumber dana berasal dana bantuan pemerintah pusat melalui Progam-
Program pengembangan masyarakat misalnya PNPM Mandiri yang dikelola oleh Dinas Pemberdayaan
masyarakat atau PNPM Risk yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya. Besarnya pendanaan
subsektor drainase sebagaimana tabel dibawah ini.
Tabel III.33
Pendanaan Program Drainase di Kabupaten Ogan Ilir
Pengelolaan Drainase maupun pengelolaan bidang – bidang lainnya, yang berkaitan erat dengan hajat hidup
orang banyak harus dikelola secara komprehensif. Pengelolaan ini diharuskan melibatkan komponen
masyarakat secara menyeluruh dan SKPD terkait. Perlu dipertanyakan mengapa persoalan pengelolaan
Drainase yang ada maupun drainase yang akan di bangun selalu mengalami hambatan atau tantangan yang
besar?. Apabila ditinjau lebih jauh faktor ini disebabkan oleh tidak adanya cara pandang yang sama dan
pemahaman yang mendalam terhadap arti pentingnya Drainase perkotaan, baik itu dari elemen masyarakat
maupun Pemerintah.
Berbagai permasalahan pengelolaan Drainase dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagaimana terlihat
pada tabel dibawah ini
Tabel III.34
Permasalahan Pengolahan Drainase di Kabupaten Ogan Ilir
5. Aspek Tinggi muka air tanah mempengaruhi mata air Sungai Ogan (daerah
lingkungan/kondisi pasang air sungai yang cukup tinggi)
alam Kurang lahan untuk aplikasi drainase
Topografi relatif landai tidak dinamis
Jenis tanah gambut memerlukan perlakuan khusus di dalam pengerjaan
6. Dasar Hukum Kurangnya Sosialisasi secara periodik yang dilakukan oleh SKPD - SKPD
3.5.1.1 Kelembagaan
Pengelolaan program air bersih di Kabupaten Ogan Ilir kewenangannya di bawah dinas Pekerjaan
Umum Cipta Karya, dalam hal ini di tugas pokok dan fungsinya adalah pada bidang pengairan, yang dibantu
oleh Perusahaan daerah air minum (PDAM)
3.5.1.2 Landasan Hukum yang mendasari pengelolaan Air Bersih antara lain:
1. Undang-Undang Republik Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air.
4. Keputusan Menteri Republik Indonesia
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang
Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
5. Petunjuk Teknis
a. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran Dalam
Penyediaan Air Bersih.
b. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem Penyediaan Air
Bersih Komersil Untuk Permukiman.
1. Penyusunan peraturan daerah tentang kerjasama antara Pemerintah Daerah, BUMD dengan
BUMS.
2. Fasilitasi kerjasama antara Pemerintah Daerah, BUMD dengan BUMS yang saling
menguntungkan, akuntabel, dan transparan.
3. Pengembangan pembangunan unit suplai air bersih dan unit pengolah limbah oleh pihak swasta,
dan
4. Penyusunan peraturan daerah tentang pembentukan dan pengelolaan BUMD yang bergerak di
bidang pengelolaan air bersih dan pengolahan limbah.
Program ini ditujukan untuk meningkatkan cakupan pelayanan air minum yang dilaksanakan oleh badan
usaha milik daerah (BUMD) dan yang dilaksanakan oleh komunitas masyarakat secara optimal, efisien, dan
berkelanjutan. Sasaran yang hendak dicapai dalam program ini adalah: (1) meningkatnya cakupan pelayanan air
minum yang dikelola oleh BUMD, (2) meningkatnya kinerja BUMD pengelola air minum hingga berpredikat Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP), dan (3) meningkatnya cakupan pelayanan air minum dan air limbah yang dikelola
secara langsung oleh masyarakat.
Tugas dan Pokok fungsi Bidang Air Bersih Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya:
Bidang Air Bersih pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, dengan Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi
Bidang Air Bersih sebagai berikut:
a. Melaksanakan perencanaan pemeliharaan, pembangunan, pengawasan dan rehabilitasi jaringan,
pengelolaan sarana air bersih perkotaan dan pedesaan.
b. Menyusun rencana kerja dan program bidang air bersih sebagai bahan untuk melaksanakan kegiatan
yang telah ditetapkan sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Menginventarisir sarana dan prasarana jaringan air bersih perkotaan dan pedesaan.
d. Melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan sarana air bersih perkotaan dan pedesaan.
e. Melaksanakan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi terkait.
f. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan atasan.
g. Memberikan penilaian DP3 bawahan.
Jumlah Desa/Kelurahan/Kecamatan dalam Kabupaten Ogan Ilir adalah 227 desa/14 Kelurahan dan 16
Kecamatan. Dari jumlah tersebut kelurahan/Kecamatan yang rawan air bersih adalah 153 Desa. Cakupan
Pelayanan air minum yaitu jumlah penduduk yang sudah terfasilitasi air mimum PDAM baru 30% dari total
jumlah penduduk Kabupaten Ogan Ilir yaitu ± 50.016 Jiwa. 70% Penduduk yang lainnya memenuhi kebutuhan
air bersih dengan membuat sumur bor maupun sumur gali.
Cakupan wilayah pelayanan masih rendah 30% dari jumlah penduduk disebabkan karena terbatasnya sarana
dan prasarana yang tersedia baik sumber air baku maupun sumber dana. Stagnasi dalam peningkatan
pelayanan air minum perpipaan. Pelayanan air minum perpipaan di kawasan perkotaan pada umumnya
dilakukan oleh BUMD yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sedangkan di kawasan perdesaan pada
umumnya dilakukan oleh kelompok swadaya masyarakat setempat dan atau Pelayanan Air Bersih Instalasi
Ibukota Kecamatan (IKK). Daerah Pelayanan PDAM di Kabupaten Ogan Ilir lebih jelasnya dapat dilihat pada
table dibawah ini:
Tabel III.35
Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten/Kota
3. Tanjung Batu 43
4. Payaraman 618
9. Lubuk Keliat 60
Tabel III.36
Daerah Pelayanan PDAM Kabupaten Ogan Ilir
933 4
Indralaya Kota 60
2. Indralaya Utara 19 1 (kel Timbangan)
327 5
Seritanjung 10
4. Payaraman 257 3
Payaraman 7,5 34 2
Stagnasi dalam penurunan tingkat kebocoran air minum. Tingkat kebocoran yang disebabkan oleh kebocoran
teknis (misalnya rusaknya water meter dan pipa bocor) dan non teknis masih sangat tinggi, dan terus-menerus
tergantung pada dana subsidi dari APBD untuk mengoperasionalkan perusahaan air minum ini. Angka
kebocoran ini akan terus meningkat apabila kinerja pengelolaan PDAM tidak diperbaiki.
Permasalahan tarif yang tidak mampu mencapai kondisi pemulihan biaya. Hingga saat ini tarif dasar PDAM
masih dibawah biaya produksi air minum, sehingga secara akuntansi PDAM saat ini beroperasi dengan kondisi
rugi. Tarif rata-rata saat ini untuk semua PDAM sebesar Rp. 430,00 per m3 sedangkan biaya produksi air minum
rata-rata sebesar Rp.1.100,00 - Rp.1.700,00 per m3. Biaya produksi air minum akan terus meningkat seiring
dengan semakin memburuknya kualitas dan kuantitas air baku akibat tingginya laju penurunan kualitas
lingkungan.
Salah satu solusi dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan dilingkungan
miskin/padat dan rawan, pemerintah memberikan program yang berbasis masyarakat yaitu Program
PAMSIMAS. Di Kabupaten Ogan Ilir sudah mendapatkan bantuan Program Pamsimas dari tahun 2008 sampai
dengan 2012 sebesar 68 Desa, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Talel III.26
Tabel III.38
Desa Pamsimas Kabupaten Ogan Ilir
Tahun 2008 – 2012
No. Tahun Kecamatan Puskesmas Desa Pamsimas Ket
1 2008 Pemulutan Selatan Sungai Lebung Sungai Lebung
2 Rantau Panjang Rantau Panjang Rantau Panjang
3 Sungai Pinang Sungai Pinang Talang Dukun
4 Kandis Kandis Kandis
5 Pemulutan Barat Talang PAngeran Talang Pangeran Ulu
6 2009 Indralaya Indralaya Ulak segelung
7 Indralaya Selatan Tebing Grinting Tebing Grinting Selatan
8 Sukaraja lama
9 Indralaya Utara Payakabung Pulau Kabal
10 Rantau Alai Lebung Bandung Suka Marga
11 Mekarsari Sukananti baru
12 Kandis Kandis Kumbang Ulu
13 Kumbang Ilir
14 Muara Kuang Muara Kuang Sukajadi
15 Ramah Kasih
16 Payaraman Payaraman Paya besar
Gambar 3.9
Peta Layanan Air Bersih di Kabupaten Ogan Ilir
Penanganan limbah industri baik berupa limbah gas, cair dan padat dilakukan oleh setiap pelaku industri dan
pengawasannya dilakukan oleh SKPD terkait yang berwenang seperti Dinas Pertambangan, Energy dan
Lingkungan Hidup Kabupaten Ogan Ilir.
Industri rumah tangga yang ada di Kabupaten Ogan Ilir antara lain Industri pembuatan krupuk/kemplang,
industry pembuatan songket, industry pembuatan alat-alat rumah tangga, industry pandai besi dan industry-
industri tersebut pengelolaan limbahnya masih bercampur dengan limbah rumah tangga yang belum mempunyai
IPAL khusus.
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (Proper). Proper adalah
bentuk pengawasan terhadap penaatan peraturan lingkungan hidup secara terintegrasi, yang meliputi Proper
Proper dikembangkan oleh KLH sejak tahun 2002 dan bertujuan mendorong perusahaan menaati peraturan
lingkungan hidup melalui instrumen informasi dengan sistem public disclosure. Pendekatan public disclosure
yang menginformasikan kinerja pengelolaan lingkungan hidup perusahaan kepada masyarakat merupakan
insentif reputasi bagi perusahaan yang mempunyai kinerja baik dan disinsentif reputasi bagi perusahaan yang
tidak memiliki kinerja pengelolaan lingkungan hidup yang baik.
Pemilihan perusahaan yang diikutsertakan dalam Proper dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut : •
Perusahaan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan • Perusahaan yang mempunyai dampak
besar terhadap lingkungan; skala besar dalam kapasitas produksi dan jumlah limbah berpotensi merusak dan
mencemari lingkungan. • Perusahaan publik yang terdaftar pada pasar modal baik dalam maupun luar negeri. •
Perusahaan yang berorientasi ekspor. Keikutsertaan perusahaan dapat bersifat sukarela atau diusulkan oleh
Pemda, misalnya industri dengan kinerja pengelolaan lingkungan hidup yang baik, patut mendapat apresiasi
dengan kinerja pengelolaan lingkungan hidup. Sampai tahun 2012, di Kabupaten Ogan Ilir sudah ada 2
perusahaan sebagai peserta PROPER yaitu PTPN VII Cinta manis (Proper Biru) dan PT. PLN (Proper Merah).
Penanganan limbah industry kecil dan menengah merupakan kewajiban kegiatan/usaha yang bersangkutan
untuk mengelola limbah yang dihasilkan. Sebagian besar kegiatan/usaha di Kabupaten Ogan Ilir belum memiliki
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sesuai dengan standart yang dipersyaratkan. Hal ini berdampak pada
terjadinya penurunan daya tampung dan daya dukung lingkungan
Tabel III.9
Daftar Kegiatan/Usaha yang memiliki Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC) di Kabupaten Ogan Ilir
I RUMAH SAKIT/PUSKESMAS
II PERTAMBANGAN
III PABRIK/PERUSAHAAN
1. PT. Dunia Kimia Utama Desa Pulau Semambu Ir. Hendri B/Suniata
Kec. Indralaya Utara
2. Surya Esa Perkasa Desa Pulau Semambu
Kec. Indralaya Utara
3. PT. Sumatera Prima Fibreboard Desa Palem Raya Kec. Ir. Jhon Hendarso
Indralaya Utara
4. PT .Wahana Lestari Mandiri Kec. Indralaya Utara Ir. Dadang Zainal/Agus
V SPBU
VI LAIN-LAIN
Limbah klinik
Limbah dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin pembedahan dan di unit-unit resiko tinggi.
Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan resiko tinggi infeksi kuman dan populasi umum
dan staf Rumah Sakit. Oleh karena itu perlu diberi label yang jelas sebagai resiko tinggi. Contoh
limbah jenis tersebut ialah perban atau pembungkus yang kotor, cairan badan, anggota badan yang
diamputasi, jarum-jarum dan semprit bekas, kantung urine dan produk darah.
Limbah patologi
Limbah ini juga dianggap beresiko tinggi dan sebaiknya diautoclaf sebelum keluar dari unit patologi.
Limbah tersebut harus diberi label biohazard.
Limbah dapur
Limbah ini mencakup sisa-sisa makanan dan air kotor. Berbagai serangga seperti kecoa, kutu dan
hewan pengerat seperti tikus merupakan gangguan bagi staf maupun pasien di Rumah Sakit.
Limbah radioaktif
Walaupun limbah ini tidak menimbulkan persoalan pengendalian infeksi di rumah sakit, pembuangan
secara aman perlu diatur dengan baik. Pemberian kode warna yang berbeda untuk masing-masing
sangat membantu pengelolaan limbah tersebut (Prasojo. D, 2008).
Agar kebijakan kodifikasikan menggunakan warna dapat dilaksanakan dengan baik, tempat limbah
diseluruh rumah sakit harus memiliki warna yang sesuai, sehingga limbah dapat dipisah-pisahkan ditempat
sumbernya.
1. Bangsal harus memiliki dua macam tempat limbah dengan dua warna, satu untuk limbah klinik dan yang lain
untuk bukan klinik
2. Semua limbah dari kantor, biasanya berupa alat-alat tulis dianggap sebagai limbah klinik
3. Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai limbah klinik dan perlu dinyatakan
aman sebelum dibuang (Depkes RI, 1992).
b. Penanganan (pengelolaan)
Pengolahan dan pengelolaan limbah RS dilakukan dengan berbagai cara. Yang diutamakan adalah
sterilisasi, yakni berupa pengurangan (reduce) dalam volume, penggunaan kembali (reuse) dengan
sterilisasi lebih dulu, daur ulang (recycle), dan pengolahan (treatment) (Slamet Riyadi, 2000).
Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan kodifikasi dengan
warna yang menyangkut hal-hal berikut :
1. Pemisahan Limbah
- Limbah harus dipisahkan dari sumbernya
- Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda yang menunjukkan kemana
kantong plastik harus diangkut untuk insenerasi atau dibuang (Koesno Putranto. H, 1995).
2. Penyimpanan Limbah
3. Penanganan Limbah
Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah terisi 2/3 bagian. Kemudian diikat bagian
atasnya dan diberik label yang jelas.
Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga jika dibawa mengayun menjauhi
badan, dan diletakkan di tempat-tempat tertentu untuk dikumpulkan
Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan warna yang sama telah
dijadikan satu dan dikirimkan ke tempat yang sesuai
Kantung harus disimpan pada kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan hewan perusak sebelum
diangkut ketempat pembuangan.
4. Pengangkutan limbah
Kantung limbah dipisahkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode warnanya. Limbah bagian bukan
klinik misalnya dibawa ke kompaktor, limbah bagian Klinik dibawa ke insenerator. Pengangkutan
dengan kendaraan khusus (mungkin ada kerjasama dengan dinas pekerja umum) kendaraan yang
digunakan untuk mengangkut limbah tersebut sebaiknya dikosongkan dan dibersihkan setiap hari, jika
perlu (misalnya bila ada kebocoran kantung limbah) dibersihkan dengan menggunakan larutan klorin.
5. Pembuangan limbah
Setelah dimanfaatkan dengan kompaktor, limbah bukan klinik dapat dibuang di tempat penimbunan
sampah (Land-fill site), limbah klinik harus dibakar (insenerasi), jika tidak mungkin harus ditimbun
dengan kapur dan ditanam. Limbah dapur sebaiknya dibuang pada hari yang sama sehingga tidak
sampai membusuk.
Pengelolaan sampah medis di Kabupaten Ogan Ilir ditangani Dinas Kesehatan dan Bidang Lingkungan Hidup
Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup.
Dikabupaten Ogan Ilir belum mempunyai rumah sakit yang ada hanya puskesmas dan puskesdes,Poskesdes,
BPS dan dokter praktek, dimana penanganan limbah medis yang ada masih dikelola secara sederhana,
ditimbun dan dibakar. Ada 2 Puskesmas yang sudah memiliki Incenerator yang belum berfungsi secara optimal.
Tabel III.41
Daftar Puskesmas/Puskesdes dan pengelolaan limbahnya
Di Kabupaten Ogan Ilir
Terdapat dua aspek dalam pembangunan sanitasi yaitu aspek teknis dan aspek non teknis yang terkait satu
dengan yang lain. Aspek teknis adalah
aspek pembangunan dan pengelolaan sanitasi yang terkait dengan pembangunan maupun pengelolaan secara
fisik (infrastruktur sanitasi), misalnya pembangunan MCK, pembangunan IPAL, saluran drainase, dll. Sedangkan
aspek non teknis adalah aspek pembangunan dan pengelolaan sanitasi yang selain dari pembangunan dan
pengelolaan secara fisik, misalnya pendanaan program/kegiatan pembangunan sanitasi, peningkatan kesadaran
masyarakat, pembentukan lembaga pengelola sanitasi, dll termasuk proses dan kegiatan komunikasi serta peran
media. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan studi terhadap masyarakat maupun pemerintah terkait
aspek kegiatan komunikasi serta melakukan pemetaan sampai sejauh mana peran serta media dalam
menangani persoalan sanitasi.
Studi komunikasi pada dasarnya adalah upaya pengumpulan dan analisis data primer dan sekunder dengan
metoda tertentu yang akan melakukan penilaian kualitatif tentang potensi dan tantangan kebijakan dan
pembangunan sanitasi, khususnya dari tinjauan aspek komunikasi, di tingkat
kota melalui dukungan data primer dan sekunder yang relevan.
Potret kegiatan komunikasi dan pemetaan media secara umum dan secara khusus tentang sanitasi serta segala
informasi yang berguna bagi pembangunan sanitasi menjadi salah satu data primer dan sekunder dalam Buku
Putih sebagai bahan untuk merumuskan Strategi Sanitasi Kota. Secara khusus tujuan Studi Komunikasi dan
Pemetaan Media yaitu:
1. Mendapatkan potret komunikasi dan pemetaan media dalam penanganan sistem sanitasi kota beserta
prospek pengembangannya di masa depan.
2. Mendapatkan bahan masukan untuk merumuskan strategi komunikasi dan peran serta media dalam
pengelolaan sanitasi.
Bagian Humas, Inforkom dan PDE Setda Kabupaten Ogan Ilir sampai tahun 2012 belum mempunyai media
elektronik dan cetak.
Menurut pendapat Bagian Humas, Inforkom dan PDE Setda Kabupaten Ogan Ilir, sosialisasi dan daftar
rubrik/kolom/halaman/acara/program yang relevan dan potensial sebagai saluran komunikasi dan promosi
kebijakan dan pembangunan sanitasi (cetak, radio, TV, internet, media luar ruang) mengenai sanitasi bagi
masyarakat Kabupaten Ogan Ilir lebih diprioritaskan melalui media massa elektronik yaitu Radio Indralaya FM
karena dianggap lebih efektif dan efisien, tetapi sampai sekarang di Radio Indralaya FM belum terdapat program
khusus mengenai sanitasi masyarakat. Rencana ke depan untuk komunikasi dan promosi kebijakan dan
pembangunan sanitasi, dapat dilakukan dalam bentuk :
Sosialisai program pengangkatan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Ogan Ilir melalui
program Ruang Dialog.
Menampung saran dan kritik dari masyarakat melalui layanan telepon bebas pulsa dan sms.
Menampung saran dan kritik dari masyarakat tentang kinerja
Buku Putih Sanitasi Kab. Ogan Ilir | III - 56
pelayanan kesehatan melalui layanan telepon bebas pulsa dan sms.
Iklan layanan masyarakat baik dalam bentuk spot dan adlips.
Tabel III.42
Daftar Nama LSM
Di Kabupaten Ogan Ilir
Daftar Organisai Kemasyarakatan (ORMAS) di Kabupaten Ogan Ilir yang mengambil peran dalam
kegiatan advokasi, kampanye dan promosi sanitasi
Tabel III.43
Daftar Nama Organisasi Kemasyarakatan
Di Kabupaten Ogan Ilir
Daftar nama program, kader posyandu, dan nama tokoh masyarakat yang relevan dengan promosi sanitasi.
Daftar nama program:
Penyuluhan PHBS di Posyandu
Kampanye/penyuluhan tentang kesehatan oleh Dinkes dengan mobil keliling
Sosialisasi dan dialog interaktif oleh SKPD dengan masyarakat di kelurahan sasaran
Media elektronik yang ada di kabupaten ogan ilir yang sedikit berperan dalam pengkampayean Sanitasi adalah
Radio Suara Kabupaten Ogan Ilir : Indralaya FM yang berad dibawah naungan: PT. Dwikembar Citra Ogan.
Radio Indralaya FM adalah swasta murni yang dipimpin oleh Bpk. H. Muslim, SE, M.Si. (kerjasama program
acara dengan pemerintah setempat) dengan Target audience yang dicapai sampai saat ini 50% s/d 60% warga
Ogan Ilir, Rata- rata jumlah dan masyarakat sebagai penikmat/pendengar adalah warga Prabumulih, Kayu
Agung, Ogan Ilir dan Palembang. Radio Indralaya FM belum mempunyai Program-program siaran khusus atau
iklan komersial yang berkaitan dengan sanitasi/MCK, Sampah, drainase, Limbah, tetapi melalui penyiar sudah
mensosialisasikan masalah sanitasi/MCK, Sampah, drainase dan Limbah (kebersihan lingkungan) dan sudah
pernah membuka tema tentang sanitasi kepada pendengar.
Sebagian besar kelompok masyarakat Kabupaten Ogan Ilir sumber informasi tentang sanitasi biasanya
didapatkan dari mendengar radio dan menonton televisi hal ini disebabkan karena kurang minatnya masyarakat
Kabupaten Ogan Ilir untuk membaca pengumuman di papan pengumuman yang ada di kelurahan / di balai
desa. Menurut hasil survei bahwa tema surat kabar yang paling diminati oleh masyarakat adalah berita, hiburan
dan kriminal, sedangkan untuk acara radio yang paling diminati adalah lagu, talk show / kontak pendengar serta
acara kesenian daerah. Sedangkan untuk informasi masalah sanitasi biasanya ibu ibu mendapatkannya dari
PKK di wilayah masing-masing pada saat mengikuti kegiatan arisan, pengajian ataupun saat penyuluhan
kesehatan.
Komunikasi antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat, antara Pemerintah Daerah dengan dunia usaha dan
antara Pemerintah daerah dengan LSM maupun media massa telah terjalin dengan baik namun masih minim
yang terkait bidang sanitasi. Bentuk komunikasi yang cukup efektif yang sudah dilakukan adalah melalui media
radio dan event-event kegiatan. Subyek atau pelaku komunikasi yang cukup efektif adalah melalui kader
Posyandu atau paguyuban atau LSM yang peduli terhadap sanitasi tetapi media cetak siap memberitakan atau
menginformasikan isu tentang sanitasi.