AhmadAndikaHimawan 21030112120021 Rabu1030 PDF
AhmadAndikaHimawan 21030112120021 Rabu1030 PDF
RINGKASAN MATERI
SENYAWA KOMPLEKS
Definisi
Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung paling tidak satu ion
Senyawa kompleks
itu: kompleks. Ion kompleks terdiri dari satu atom pusat(central metal cation)
Ada ion logam berupa logam transisi ataupun logam pada golongan utama, yang mengikat
sebagai atom anion atau molekul netral yang disebut ligan (ligands). Agar senyawa kom-
pusat
pleks dapat bermuatan netral, maka ion kompleks dari senyawa tersebut, akan
Ada ligan yang
bergabung dengan ion lain yang disebut counter ion. Jika ion kompleks bermu-
berupa anion
atau molekul atan positif, maka counter ion pasti akan bermuatan negative dan sebaliknya.
netral
Memiliki coun-
ter ion supaya
senyawa dapat
dinetralkan
Ion Kompleks
Bilangan koordinasi, geometri, dan ligan
Ion kompleks dideskripsikan sebagai ion logam dan beberapa jenis ligan yang terikat olehnya. Struktur
dari ion kompleks tergantung dari 3 karakteristik, yaitu bilangan koordinasi, geometri dan banyaknya
atom penyumbang setiap ligan:
PAGE 1 OF 10
SENYAWA KOMPLEKS
Bilangan koordinasi
Bilangan koordinasi adalah jumlah dari ligan-ligan yang terikat langsung oleh atom pusat.
Bilangan koordinasi dari Co3+ dalam senyawa [Co(NH3)6]3+ adalah 6, karena enam atom ligan (N
dari NH3) terikat oleh atom pusat yaitu Co3+. Umumnya, bilangan koordinasi yang paling sering
muncul adalah 6, tetapi terkadang bilangan koordinasi 2 dan 4 juga dapat muncul dan tidak me-
nutup kemungkinan bilangan yang lebih besar pun bisa muncul.
Geometri
Bentuk (geometri) dari ion kompleks
tergantung pada bilangan koordinasi
dan ion logam itu sendiri. Tabel 23.6
memperlihatkan bahwa geometri ion
kompleks tergantung pada bilangan
koordinasinya 2, 4, dan 6, dengan be-
berapa contohnya. Sebuah ion kom-
pleks yang mana ion logamnya mem-
iliki bilangan koordinasi 2, seperti [Ag Tabel 23.6
Bilangan Koordinasi dan Bentuk dari beberapa ion kompleks
(NH3)2]+, memiliki bentuk yang linier.
Ligan dikelompokkan berdasarkan jumlah dari atom penyumbangnya (donor atoms). Monodentat, bi-
dentat dan polidentat. Ligan monodentat seperti Cl- dan NH3 dapat menyumbang satu atomnya untuk beri-
katan. Ligan bidentat dapat menyumbang dua atomnya dan ligan polidentat dapat menyumbang lebih dari
dua atomnya.
Tabel 23.7
Beberapa
ligan dalam
senyawa
kompleks
PAGE 2 OF 10
SENYAWA KOMPLEKS
CONTOH
Tentukan nama dari senyawa Na3[AlF6] !
Dalam senyawa tersebut mengandung Na+ sebagai counter ion, dan [AlF6]3- sebagai anion
kompleks. Anion kompleks tsb memiliki enam(hexa-) ion F- (fluoro) sebagai ligan, jadi kita
menamakannya heksafluoro. Ion kompleks berupa anion, jadi ion logam harus diberi im-
buhan “at” menjadi aluminat, sehingga menjadi heksafluoroaluminat. Aluminium hanya
memiliki 1 biloks sehingga tidak memerlukan romawi. Counter ion positif diberi nama dahu-
lu baru ion kompleksnya, sehingga nama senyawa dari Na3[AlF6] adalah
natrium heksafluoroaluminat.
PAGE 3 OF 10
SENYAWA KOMPLEKS
Sejarah:
Alfred Werner dan Teori Koordinasi
Zat yang sekarang kita sebut senyawa koordinasi telah dikenal selama hampir 200 tahun ketika kimiawan
muda Swiss Alfred Werner mulai mempelajarinya pada tahun 1980-an. Dia menyelidiki serangkaian sen-
yawa seperti kobalt, ditunjukkan pada Tabel 23.10. di dalam tabel semua mengandung satu ion kobalt(III),
tiga ion kloridadan sejumlah molekul ammonia. Pada saat itu tidak ada teori yang dapat menjelaskan
bagaimana senyawa dengan rumus kimia yang mirip bahkan sama persis, dapat memiliki sifat yang ber-
beda-beda.
Setelah dilakukan eksperimen oleh werner ternyata mucul gagasan baru dari werner. Werner mengusulkan
suatu ide kompleks koordinasi. Kompleks koordinasi memiliki atom pusat dikelilingi oleh molekul atau
anion yang berikatan secara kovalen dengan jumlah yang tetap. Kompleks koordinasi bisa dalam keadaan
netral atau bermuatan. Untuk membentuk netral maka kompleks harus bergabung dengan counter ion. Da-
lam gagasannya werner juga mengusulkan dua jenis valensi, valensi primer dan valensi sekunder. Valensi
primer dikenal dengan biloks atom pusat sedangkan valensi sekunder dikenal dengan bilangan koordinasi.
Padahal werner adalah seorang ahli kimia organik, namun dia sangat berjasa dibidang anorganik terutama
senyawa kompleks. Maka, atas jasanya itulah werner mendapat penghargaan nobel pada tahun 1913
PAGE 4 OF 10
SENYAWA KOMPLEKS
Isomer struktur
Dua senyawa yang memiliki rumus kimia yang sama, tetapi dihubungkan dengan atom yang berbeda
disebut isomer struktur. Senyawa kompleks memiliki dua jenis isomer struktur yakni isomer koordinasi
(posisi) dan isomer rantai
Isomer koordinasi, terjadi pada saat susunan dari ion kompleks berubah tetapi senya-
wanya tetap. Isomer ini terjadi ketika ligan dan counter ion saling bertukar posisi, sep-
erti pada [Pt(NH3)4Cl2](NO2)2 dan [Pt(NH3)4(NO2)2]Cl2
Isomer rantai, terjadi ketika susunan dari ion kompleks tetap sama namun terikat pada
ligan dengan atom penyumbang (donor atom) yang berbeda. Beberapa ligan dapat beri-
katan dengan ion logam dengan 2 atom penyumbang (donor atom). Contohnya ion ni-
trit dapat berikatan dengan pasangan atom N tunggal ( nitro, O2N: ) atau dengan atom
O ( nitrito, ONO: ) sehingga membentuk isomer rantai. [Co(NH3)5(NO2)]Cl2 dan [Co
(NH3)5(ONO)]Cl2
PAGE 5 OF 10
SENYAWA KOMPLEKS
1
Isomer geometri (cis-trans isomers), terjadi
jika atom atau sekelompok atom disusun berbeda dalam
ruang relatif terhadap ion logamnya. Contohnya [Pt
(NH3)2Cl2] dapat mempunya 2 isomer geometri, isomer
yang pertama, ligan yang sama saling berhadapan dalam satu sisi dinamakan cis-diaminadikloroplatina
(II), sedangkan isomer kedua, ligan yang sama saling bersebrangan dinamakan trans- diaminadikloroplati-
na(II)
2
Isomer optic, terjadi ketika sebuah molekul dan bayangannya tidak dapat saling tumpang tindih .
Ion kompleks yang berbentuk octahedral memiliki banyak isomer optic, ini bisa ditunjukkan dengan
merotasikan satu isomernya dan melihat apakah dapat saling tumpang tindih dengan isomer yang lainnya
(bayangannya).
PAGE 6 OF 10
SENYAWA KOMPLEKS
OKTAHEDRAL
TETRAHEDRAL
PAGE 7 OF 10
SENYAWA KOMPLEKS
Diagram energy dari orbital menunjukkan bahwa semua orbital d memiliki energy
yang lebih tinggi dalam bentuk kompleks dibandingkan dalam bentuk keadaan
bebas. Ini disebabkan gaya tolak menolak dari ligan yang saling berdekatan. Teta-
pi, akan terjadi pemisahan energy orbital, antara 2 orbital d yang memiliki energy
yang lebih tinggi dengan dengan 3 orbital lainnya. Orbital yang lebih tinggi di-
namakan orbital eg, dan orbital yang lebih rendah dinamakan orbital t2g
Pemisahan energy dalam orbital ini disebut efek medan Kristal, dan perbedaan
energy antara eg dan t2g disebut energy pemisahan. Energy pemisahan ini di-
pengaruhi oleh ligan. Semakin kuat ligan, maka energy pemisahan semakin besar
dan sebaliknya. Besarnya energy pemisahan ini yang nantinya akan
mempengaruhi warna dan sifat magnetic dari kompleks
PAGE 8 OF 10
SENYAWA KOMPLEKS
PAGE 9 OF 10
SENYAWA KOMPLEKS
KESIMPULAN
Senyawa kompleks terdiri dari ion kompleks dan counter ion pembuat netral. Ion kompleks mempunyai
atom pusat yang mengikat ligan berupa molekul netral atau anion dimana memiliki satu atau lebih atom
penyumbang untuk berpasangan. Bentuk senyawa kompleks yang paling sering dijumpai adalah octahe-
dral. Rumus kimia dan penamaan dari senyawa kompleks mengikuti aturan yang ditetapkan. Alfred Wer-
ner adalah orang yang pertama kali menemukan struktur dari senyawa kompleks. Senyawa kompleks
dapat memperlihatkan fenomena isomerisasi, bisa berupa stereoisomer ataupun constitutional isomers.
Teori medan Kristal menjelaskan warna dan sifat kemagnetan dari kompleks. Karena dipengaruhi oleh
ligan-ligan disekitarnya, energy pada orbital d terpisah. Besarnya energy pemisahan tergantung dari ion
logam dan kekuatan dari ligannya. Semakin kuat ligannya maka semakin besar energy pemisahannya dan
sebaliknya
PAGE 10 OF 10