KABUPATEN MOJOKERTO
2019
KONSEP SISTEM PENGORGANISASIAN ASUHAN
KEPERAWATAN DENGAN METODE PRIMER
Di susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Management Keperawatan
KABUPATEN MOJOKERTO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas dengan judul
Konsep Sistem Pengorganisasian Asuhan Keperawatan dengan Metode Primer
dengan tepat waktu tanpa halangan apapun.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Management Keperawatan.Dengan dituliskannya makalah ini diharapkan
mahasiswa maupun tenaga kesehatan dapat memahami Makalah Konsep Sistem
Pengorganisasian Asuhan Keperawatan dengan Metode Primer. Makalah ini tidak
akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bu Duwi Basuki, M.Kep Selaku Dosen Mata Kuliah Management
Keperawatan yang telah membimbing penulis.
2. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak, Ibu serta
kelurga yang telah mendukung, mendorong memberikan fasilitas
kepada penulis sehingga terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari
semua pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Penulis
berharap semoga Makalahini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi
perkembangan pendidikan khususnya keperawatan. Semoga Allah SWT
senantiasameridhoisegalausahakita, Amin.
Mojokerto, 24 April 2019
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan.......................................................................................................... 2
ii
4.1 Kesimpulan................................................................................................ 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Keperawatan bukan profesi yang statis dan tidak berubah tetapi profesi
yang secara terus-menerus berkembang dan terlibat dalam masyarakat yang
berubah, sehingga pemenuhan dan metode perawatan berubah, karena gaya
hidup berubah. Berbicara tentang keperawatan ada hal penting yang harus
dibahas yaitu Model Praktik Keperawatan Profesional yang dapat diterapkan
dalam pemberian asuhan keperawatan dan dalam hal ini, makalah ini akan
membicarakan tentang “Model Praktik Keperawatan Profesional”.
1
2
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui Konsep Sistem Pengorganisasian Metode Primer.
2. Untuk mengetahui contoh penerapan Sistem Pengorganisasian Metode
Primer.
3. Untuk mengetahui Kelebihan Pengorganisasian Metode Primer.
4. Untuk mengetahui Kekurangan Pengorganisasian Metode Primer.
BAB II
KONSEP MPKP
2.1 Definisi
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan.
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan.Aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga
keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan
klien.Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting,
karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan,
tidak ada waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan.
Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA,
sehingga peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuan dan
terdapat tanggung jawab yang jelas.Pada aspek struktur ditetapkan juga standar
renpra, artinya pada setiap ruang rawat sudah tersedia standar renpra
berdasarkan diagnosa medik dan atau berdasarkan sistem tubuh.
Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi
keperawatan primer (kombinasi metode tim dan keperawatan primer).
3
4
3. Proses Keperawatan
Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan
yang dilakukan perawat dalam menyusun kegiatan asuhan secara
bertahap. Kebutuhan dan masalah pasien merupakan titik sentral dalam
pengambilan keputusan. Pendekatan ilmiah yang fragmatis dalam
pengambilan keputusan adalah :
a) Identifikasi masalah,
b) Menyusun alternatif penyelesaikan masalah,
c) Pemilihan cara penyelesdaian masalah yang tepat dan
melaksanakannya,
d) Evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah.
Seluruh langkah pengambilan keputusan ini tertuang pada
langkah-langkah proses keperawatan yaitu:
4. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam
sistem pelayanan keperawatan, karena melalui pendokumentasian yang
baik, maka informasi mengenai keadaan Kesehatan pasien dapat
diketahui secara berkesinambungan.Disamping itu, dokumentasi
merupakan dokumen legal tentang pemberian asuhan
keperawatan.Secara lebih spesifik, dokumentasi berfungsi sebagai
sarana komunikasi antar profesi Kesehatan, sumber data untuk
pemberian asuhan keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai
bahan bukti pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan asuhan
keperawatan.Dokumen dibuat berdasarkan pemecahan masalah
pasien.Dokumentasi berdasarkan masalah terdiri dari format
pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan, dan
catatan perkembangan pasien.
6
3.1 Definisi
Nursing primer adalah metode penugasan dimana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien dimulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit (Nursalam,
2007). Metode Primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Dengan demikian, ilmu keperawatan adalah suatu manfaat yang terus
berkembang berdasarkan hasil pengujian dan pembuktian ilmiah dalam
meningkatkan kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan bagi manusia.
Sistem primary nursing menggunakan 1 orang perawat primer yang
bekerja selama 24 jam dan bertanggung jawab untuk perencanaan perawatan
5-6 pasien dan ketika perawat primer tidak bertugas perawatan pasien
dilanjutkan oleh perawat pelaksana yang melanjutkan perencanaan
perawatan yang sudah direncanakan oleh perawat primer (Marquiz &
Huston, 2000).
Keperawatan primer mendorong praktik kemandirian perawat, karena
ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer
ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien
dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan
mengkoordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Primary nursing adalah penyerahan menyeluruh, koordinasi, kontinu,
perawatan pasien individu yang dilakukan oleh perawat professional yang
memiliki otonomi, akuntabilitas dan otonomi selama 24 jam (Primary Nurse
Convention 1977 dalam Campbell, 1985)
9
10
rumah sakit. Kepuasan yang dirasakan pasien dalam model primer adalah
dan advokasi.
Untuk pihak rumah sakit, keuntungan yang dapat diperoleh adalah rumah
sakit tidak perlu memperkejakan terlalu banyak tenaga keperawatan, tetapi
tenaga yang ada harus berkualitas tinggi. Dalam meneteapkan individu untuk
menjadi primary nurse, diperlukan kehati-hatian karena beberapa kriteria
berikut, diantaranya dalam menetapkan kemampuan asertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinik, akuntabel, serta berkolaborasi dengan baik antara berbagai displin
ilmu.
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Douglas,LM. (1992), the efektif nurse leader and manager, second edition St Luis ;
the C. V Mosby comp.