Anda di halaman 1dari 31

KONSEP SISTEM PENGORGANISASIAN ASUHAN

KEPERAWATAN DENGAN METODE PRIMER


Di susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Management Keperawatan

Dosen Pengampu : Ibu Duwi Basuki, M.Kep

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. Himawan Lekso Pramono (201601116)


2. Wafi Habiburohim (201601086)
3. Fitria Elza Vivi Kurdianti (201601092)
4. Jannatu Firdaus (201601088)
5. Ainun Nasikhatul Hanifah (201601096)
6. Muhammad Syahrul Ghofin (201601089)
7. Durrotun Nafisah (201601109)
8. Khoirun Nisa Sirojul Ummah (201601091)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI

KABUPATEN MOJOKERTO

2019
KONSEP SISTEM PENGORGANISASIAN ASUHAN
KEPERAWATAN DENGAN METODE PRIMER
Di susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Management Keperawatan

Dosen Pengampu : Ibu Duwi Basuki, M.Kep

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. Himawan Lekso Pramono (201601116)


2. Wafi Habiburohim (201601086)
3. Fitria Elza Vivi Kurdianti (201601092)
4. Jannatu Firdaus (201601088)
5. Ainun Nasikhatul Hanifah (201601096)
6. Muhammad Syahrul Ghofin (201601089)
7. Durrotun Nafisah (201601109)
8. Khoirun Nisa Sirojul Ummah (201601091)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI

KABUPATEN MOJOKERTO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas dengan judul
Konsep Sistem Pengorganisasian Asuhan Keperawatan dengan Metode Primer
dengan tepat waktu tanpa halangan apapun.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Management Keperawatan.Dengan dituliskannya makalah ini diharapkan
mahasiswa maupun tenaga kesehatan dapat memahami Makalah Konsep Sistem
Pengorganisasian Asuhan Keperawatan dengan Metode Primer. Makalah ini tidak
akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bu Duwi Basuki, M.Kep Selaku Dosen Mata Kuliah Management
Keperawatan yang telah membimbing penulis.
2. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak, Ibu serta
kelurga yang telah mendukung, mendorong memberikan fasilitas
kepada penulis sehingga terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari
semua pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Penulis
berharap semoga Makalahini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi
perkembangan pendidikan khususnya keperawatan. Semoga Allah SWT
senantiasameridhoisegalausahakita, Amin.
Mojokerto, 24 April 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Tujuan.......................................................................................................... 2

1.3 Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II KONSEP MPKP ........................................................................................ 3

2.1 Definisi ........................................................................................................ 3

2.2 Tujuan MPKP .............................................................................................. 4

2.3 Komponen-Komponen dalam MPKP ......................................................... 4

2.4 Struktur Organisasi ...................................................................................... 6

2.5 Tingkat Spesifikasi MPKP .......................................................................... 7

BAB III KONSEP METODE PRIMER ................................................................. 9

3.1 Definisi ........................................................................................................ 9

3.2 Contoh Penerapan Metode Primer ............................................................ 10

3.3 Elemen Primary Nursing ........................................................................... 11

3.4 Keuntungan Primary Nursing.................................................................... 12

3.5 Kelebihan Primary Nursing ....................................................................... 13

3.6 Kekurangan Primary Nursing.................................................................... 14

3.7 Ketenagakerjaan dalam Keperawatan Primer ........................................... 14

3.8 Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Primer ................................................ 14

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 21

ii
4.1 Kesimpulan................................................................................................ 21

4.2 Saran .......................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan bukan profesi yang statis dan tidak berubah tetapi profesi
yang secara terus-menerus berkembang dan terlibat dalam masyarakat yang
berubah, sehingga pemenuhan dan metode perawatan berubah, karena gaya
hidup berubah. Berbicara tentang keperawatan ada hal penting yang harus
dibahas yaitu Model Praktik Keperawatan Profesional yang dapat diterapkan
dalam pemberian asuhan keperawatan dan dalam hal ini, makalah ini akan
membicarakan tentang “Model Praktik Keperawatan Profesional”.

Perawat memberi asuhan keperawatan kepada klien termasuk individu,


keluarga dan masyarakat.Perawat menerima tanggung jawab untuk membuat
keadaan lingkungan fisik, sosial dan spiritual yang memungkinkan untuk
penyembuhan dan menekankan pencegahan penyakit, serta meningkatkan
kesehatan dengan penyuluhan kesehatan. Karena beberapa fenomena diatas
wajib diketahui oleh seorang perawat yang profesional, sehingga profesi
keperawatan mampu memilih dan menerapkan Model Praktik Keperawatan
Profesional yang paling tepat bagi klien.Sehingga diharapkan nilai
profesional dapat diaplikasikan secara nyata, sehingga meningkatkan mutu
asuhan dan pelayanan keperawatan.

1
2

1.2 Tujuan

1. Apa itu Konsep Sistem Pengorganisasian Metode Primer?


2. Bagaimana contoh penerapan Sistem Pengorganisasian Metode Primer?
3. Apa Kelebihan Pengorganisasian Metode Primer?
4. Apa Kekurangan Pengorganisasian Metode Primer?

1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui Konsep Sistem Pengorganisasian Metode Primer.
2. Untuk mengetahui contoh penerapan Sistem Pengorganisasian Metode
Primer.
3. Untuk mengetahui Kelebihan Pengorganisasian Metode Primer.
4. Untuk mengetahui Kekurangan Pengorganisasian Metode Primer.
BAB II

KONSEP MPKP

2.1 Definisi
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan.
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan.Aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga
keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan
klien.Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting,
karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan,
tidak ada waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan.
Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA,
sehingga peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuan dan
terdapat tanggung jawab yang jelas.Pada aspek struktur ditetapkan juga standar
renpra, artinya pada setiap ruang rawat sudah tersedia standar renpra
berdasarkan diagnosa medik dan atau berdasarkan sistem tubuh.
Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi
keperawatan primer (kombinasi metode tim dan keperawatan primer).

3
4

2.2 Tujuan MPKP

1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan


2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan
bagi setiap tim keperawatan

2.3 Komponen-Komponen dalam MPKP

Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan professional,


yaitu sebagai berikut :
1. Ketenagaan Keperawatan
Penetapan jumlah tenaga keperawatan harus disesuaikan
dengan kategori yang akan dibutuhan untuk asuhan keperawatan klien
disetiap unit. Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk
memperkirakan jumlah staf yang akan dibutuhkan berdasarkan kategori
klien yang dirawat,rasio perawat,dan klien untuk memenuhi standar
praktek keperawatan.
2. Metoda pemberian asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan adalah bagian dari
manajemen pelayanan keperawatan yang merupakan pelaksanaan
proses keperawatan dengan menggunakan konsep-konsep-konsep
manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan
pengendalian atau evaluasi (Gillies, 1994). Sistem pemberian asuhan
keperawatan adalah suatu pendekatan pemberian asuhan keperawatan
secara efektif dan efisien kepada sejumlah pasien.Setiap metoda
memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Terdapat 4 metode
dalam pemberian asuhan keperawatan, yaitu metode fungsional,
metode tim , metode primer dan metode kasus.
5

3. Proses Keperawatan
Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan
yang dilakukan perawat dalam menyusun kegiatan asuhan secara
bertahap. Kebutuhan dan masalah pasien merupakan titik sentral dalam
pengambilan keputusan. Pendekatan ilmiah yang fragmatis dalam
pengambilan keputusan adalah :
a) Identifikasi masalah,
b) Menyusun alternatif penyelesaikan masalah,
c) Pemilihan cara penyelesdaian masalah yang tepat dan
melaksanakannya,
d) Evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah.
Seluruh langkah pengambilan keputusan ini tertuang pada
langkah-langkah proses keperawatan yaitu:

a) Pengkajian fokus pada keluhan utama dan eksplorasi lebih holistik,


b) Diagnosis yaitu menetapkan hubungan sebab akibat dari masalah
masalah keperawatan,
c) Rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah,
d) Implementasi rencana dan
e) Evaluasi hasil tindakan.

4. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam
sistem pelayanan keperawatan, karena melalui pendokumentasian yang
baik, maka informasi mengenai keadaan Kesehatan pasien dapat
diketahui secara berkesinambungan.Disamping itu, dokumentasi
merupakan dokumen legal tentang pemberian asuhan
keperawatan.Secara lebih spesifik, dokumentasi berfungsi sebagai
sarana komunikasi antar profesi Kesehatan, sumber data untuk
pemberian asuhan keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai
bahan bukti pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan asuhan
keperawatan.Dokumen dibuat berdasarkan pemecahan masalah
pasien.Dokumentasi berdasarkan masalah terdiri dari format
pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan, dan
catatan perkembangan pasien.
6

2.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu


organisasi.Pada pengertian struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian
kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-
beda diintegrasikan atau dikoordinasikan.Struktur organiosasi juga menunjukkan
spesialisasi pekerjaan.
Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-
primer keperawatan.Ruang MPKP dipimpin oleh Kepala Ruangan yang
membawahi dua atau lebih Ketua Tim.Ketua Tim berperan sebagai perawat
primer membawahi beberapa Perawat Pelaksana yang memberikan asuhan
keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien.

Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP terdiri dari


beberapa hal, yaitu :
a) Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 tim dan tiap tim
diketuai masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih melalui suatu
uji.
b) Kepala ruangan bekerja sama dengan ketua Tim mengatur jadual dinas (pagi,
sore, malam)
c) Kepala Ruangan membagi pasien untuk masing-masing Tim.
d) Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi
tertentu. Kepala Ruangan dapat memindahkan Perawat Pelaksana dari Tim ke
Tim yang mengalami kekurangan anggota.
e) Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift
pagi apabila karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Oleh
sebab, itu yang dipilih adalah perawat yang paling kompeten dari perawat
yang ada.
f) Sebagai pengganti Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua
Tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota Tim (perawat pelaksana)
yang paling kompeten di antara anggota tim.
g) Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
7

h) Ketua mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien baik


yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota
Timnya.
i) Kolaborasi dengan Tim Kesehatan lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua
Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya
didelegasikan kepada perawat paling kompeten yang ada di dalam Tim.
j) Masing-masing Tim memiliki buku Komunikasi.
k) Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya.

2.5 Tingkat Spesifikasi MPKP

Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model


praktek keperawatan profesional (MPKP), yang pada awalnya dikembangkan
oleh Sudarsono (2000) di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo dan beberapa
rumah sakit umum lain. Menurut Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan
beberapa jenis sesuai dengan kondisi sumber daya manusia yang ada yaitu:
1. Model praktek Keperawatan Profesional III
Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua
profesional dan ada yang sudah doktor, sehingga praktik keperawatan
berdasarkan evidence based. Di ruangan tersebut juga dilakukan
penelitian keperawatan, khususnya penelitian klinis.
2. Model Praktek Keperawatan Profesional II
Tenaga perawat yang bekerja di ruangan ini mempunyai
kemampuan spesialis yang dapat memberikan konsultasi kepada
perawat primer.Di ruangan ini digunakan hasil-hasil penelitian
keperawatan dan melakukan penelitian keperawatan.
8

3. Model Praktek Keperawatan Profesional I


Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan,
metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi
keperawatan. Metode yang digunakan pada model ini adalah
kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang disebut
tim primer.
4. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula
Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal
pengembangan yang akan menuju profesional I.
BAB III
KONSEP METODE PRIMER

3.1 Definisi
Nursing primer adalah metode penugasan dimana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien dimulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit (Nursalam,
2007). Metode Primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Dengan demikian, ilmu keperawatan adalah suatu manfaat yang terus
berkembang berdasarkan hasil pengujian dan pembuktian ilmiah dalam
meningkatkan kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan bagi manusia.
Sistem primary nursing menggunakan 1 orang perawat primer yang
bekerja selama 24 jam dan bertanggung jawab untuk perencanaan perawatan
5-6 pasien dan ketika perawat primer tidak bertugas perawatan pasien
dilanjutkan oleh perawat pelaksana yang melanjutkan perencanaan
perawatan yang sudah direncanakan oleh perawat primer (Marquiz &
Huston, 2000).
Keperawatan primer mendorong praktik kemandirian perawat, karena
ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer
ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien
dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan
mengkoordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Primary nursing adalah penyerahan menyeluruh, koordinasi, kontinu,
perawatan pasien individu yang dilakukan oleh perawat professional yang
memiliki otonomi, akuntabilitas dan otonomi selama 24 jam (Primary Nurse
Convention 1977 dalam Campbell, 1985)

9
10

3.2 Contoh Penerapan Metode Primer

Kozier et al. (1997) menyatakan di negara maju pada umumnya


perawat primer adalah seorang spesialis perawat klinis (clinical nurse
specialist) dengan kualifikasi master keperawatan.Seorang perawat
primer bertanggung jawab untuk membuat keputusan yang terkait
dengan asuhan keperawatan klien.Kualifikasi kemampuan perawat
primer minimal adalah sarjana keperawatan (ners).
11

Primary nurse berperan sebagai advokat pasien terhadap birokasi

rumah sakit. Kepuasan yang dirasakan pasien dalam model primer adalah

bahwa merasa “dimanusiawikan” karena pasien terpenuhi kebutuhannya

secara indivisual dengan asuhan keperawatan yang bermutu dan tercapainya

pelaynan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, ifnormasi

dan advokasi.

3.3 Elemen Primary Nursing


1. Memiliki tanggung jawab untuk asuhan keperawatan pasien selama 24
jam sehari.
Tanggung jawab adalah perawat primer memiliki tanggung jawab
terhadap 1-6 pasien dari mulai pasien masuk sampai pulang dalam hal
pemberian asuhan keperawatan.Hal-hal yang berkaitan dengan
pasien/keluarga seperti kebutuhan ruangan pasien, obat, pemeriksaan
penunjang, dan lain-lain menjadi tanggung jawab dari perawat primer.
Semua masalah pasien selama 24 jam menjadi tanggung jawab perawat
primer (Manthey, 1980).
2. Berani membuat keputusan.
Berani membuat keputusan adalah perawat primer harus mampu
dan berani membuat keputusan yang berhubungan dengan kebutuhan
pelayanan keperawatanpasien.Perawat primer harus memiliki bekal
ilmu dan skill yang tinggi sehingga dalam membuat keputusan
berdasarkan ilmu yang dimiliki. Perawat primer dapat berhubungan
langsung dengan kepala ruangan, dokter yang merawat pasien, dan tim
kesehatan lain (Manthey, 1980).
12

3. Mampu berkomunikasi interpersonal dengan baik dan berkonsultasi


dengan perawat kepala, dokter, farmasi dll.
Berkomunikasi secara interpersonal adalah perawat primer harus
mampu berkomunikasi baik kepada pasien/keluarga, dokter, kepala
ruangan, pihak manajemen, perawat associate dan tim kesehatan
lainnya.
4. Mampu membuat asuhan keperawatan secara menyeluruh selama 24
jam.
Membuat asuhan keperawatan secara menyeluruh selama 24 jam
adalah perawat primer harus mampu melakukan asuhan keperawatan
yang dimulai dari pengkajian, penegakan diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan sampai evaluasi.
Sejak pasien masuk hingga pulang tahap - tahap asuhan keperawatan
tetap direncanakan, dilakukan oleh perawat primer dan dilanjutkan oleh
perawat pelaksana. Semua masalah dan kebutuhan pasien selama
dirawat yang berhubungan dengan asuhan keperawatan tetap harus
dibawah pengawasan perawat primer walaupun yang dinas adalah
perawat associate (Manthey, 1980).

3.4 Keuntungan Primary Nursing

1. Memberikan peningkatan autonomi pada pihak perawat, jadi


meningkatkan motivasi tanggung jawab dan tanggung gugat.
2. Menjamin kontinuitas perawat sesuai perawat primer memberikan atau
mengarahkan perawatan sepanjang hospitalisasi.
3. Meningkatkan kepercayaan antar perawat dan pasien yang akan
memungkinkan pembentukan hubungan terapiutik.
13

Untuk pihak rumah sakit, keuntungan yang dapat diperoleh adalah rumah
sakit tidak perlu memperkejakan terlalu banyak tenaga keperawatan, tetapi
tenaga yang ada harus berkualitas tinggi. Dalam meneteapkan individu untuk
menjadi primary nurse, diperlukan kehati-hatian karena beberapa kriteria
berikut, diantaranya dalam menetapkan kemampuan asertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinik, akuntabel, serta berkolaborasi dengan baik antara berbagai displin
ilmu.

Kepuasan yang dirasakan oleh primary nurse adalah tercapainya hasil


berupa kemampuan yang tinggi terletak pada kemampuan supervisi. Staf
medis juga merasakan kepuasannya ddengan model primer ini, karena
senantiasa informasi tentang kondisi pasien selalu mtakhir dan laporan pasien
komprehensif

3.5 Kelebihan Primary Nursing

1. Bersifat kontinu dan komprehensif.


2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri.
3. Individu akan merasa di hargai karena terpenuhi kebutuhan secara
individu.
4. Asuhan yng di berikan bermutu tinggi dan akan tercapai pelayanan yang
efektif terhadap pengobatan, dukungan, informasi dan advokasi.
5. Dokter akan mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu di
perbaharui dan komprehensif.
6. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapakan.
14

3.6 Kekurangan Primary Nursing

1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesinal, memiliki kemampuan


untuk mengambil keputusan dengan tepat, menguasai keperawatan klinik
serta mampu berkolaborasi dengan tenaga medis lainnya.
2. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain, karena lebih banyak
menggunakan perawat profesional.
3. Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi kesehatan atau
kedokteran
4. Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan.

3.7 Ketenagakerjaan dalam Keperawatan Primer


1. Setiap perawat primer adalah perawat bed side.
2. Beban kasus adalah 4-6 orang pasien untuk satu perawat
3. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal
4. Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun perawat
nonprofesional sebagai perawat pasien.

3.8 Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Primer

Ada 3 faktor suksesnya primary nursingyaitu : 1) keterlibatan


anggota staf sebagai pembuat keputusan, 2) penggunaan format
pengambilan keputusan, 3) adanya dukungan dari pihak manajemen
(Manthey, 1980).
1. Keterlibatan anggota staf sebagai pembuat keputusan.
Pemiihanseorang perawat primer dalam tim pemberian pelayanan
keperawatan dalam satu ruangan harus melibatkan seluruh staf yang
terkait. Keputusan diambil berdasarkan kesepakatan bersama untuk
memilih seorang perawat primer dengan memiliki kompetensi empat
elemen yaitu: mampu nerkomunikasi secara interpersonal, mampu
bertanggung jawab, mampu mengambil keputusan dan mampu
melakukan asuhan keperawatan.
15

2. Penggunaan format pengambilan keputusan. Metode penugasan


primary nursing yang akan dilaksanakan dalam satu ruangan harus
memiliki formatkeputusan bersama. Seorang perawat primer yang
sudah terpilih harus berdasarkan format yang sudah disetujui bersama
oleh staf di ruangan tersebut. Format tersebut sebagai dasar untuk
diajukan ke pihak manajemen.
3. Dukungan dari pihak manajemen. Kesuksesan metode penugasan
primary nursing harus mendapat dukungan sepenuhnya dari pihak
manajemenrumah sakit. Pelaksanaan primary nursing di ruangan
harus mendapat pengakuan dari pihak manajemen rumah sakit
misalnya: kelengkapan sarana dan prasarana ruangan pasien,
keputusan untuk memakai metode penugasan primary nursing di
ruangan, keputusan untuk perawat primer. Dukungan pihak
manajemen rumahsakit merupakan salah satu motivator bagi perawat
primer dan timnya untuk melaksanakan metode penugasan primary
nursing.
Langkah-langkah dalam proses pelaksanaan primary nursing adalah:
1) memutuskan untuk menggunakan konsep primary nursing, 2)
melakukan pengumpulan data, 3) pelaksanaan primary nursing dan 4)
evaluasi pelaksanaan primary nursing (Manthey, 1980).
1. Memutuskan untuk menggunakan konsep primary nursing.
Keputusan untuk menggunakan model primary nursing harus
didiskusikan bersama antara pihak manajemen, kepala ruangan, dan
seluruh perawat yang ada di ruangan. Hasil diskusi harus mendapat
persetujuan dari semua pihak agar dalam pelaksanaan primary
nursing tidak mengalami hambatan. Konsep primary nursing harus
mampu dipahami oleh seorang perawat primer dan perawat
pelaksana sebagai tim yang akan melaksanakan metode penugasan
primary nursing. Salah satu syarat untuk seorang perawat primer
dan perawat pelaksana yang melaksanakan metode penugasan
primary nursing adalah ners yang sudah memahami konsep
16

primary nursing, jika pemahaman konsep primary nursing sudah


dipahami oleh perawat primer dan perawat pelaksana maka metode
penugasan primary nursing sudah dapat diputuskan untuk
dilaksanakan di ruangan tersebut.
2. Melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan
sebagai bahan rujukan dan informasi dasar untuk terbentuknya
primary nursing. Data dijadikan bahan perbandingan untuk
keberhasilan pelaksanaan primary nursin. Dukungan pihak
manajemen rumah selanjutnya. Sebelum dilaksanakan metode
penugasan primary nursing diperlukan pengumpulan data dari
berbagai sumber ilmu seperti jurnal, artikel, text book dan
pengalaman orang lain sebagai dasar yang akurat. Pengumpulan
data disosialisasikan kepada tim yang akan melaksanakan metode
penugasan primary nursing terutama kepada perawat primer.
3. Pelaksanaan primary nursing. Pelaksanaan primary nursing di
ruangan yang sudah ditentukan terdiri dari kepala ruangan, perawat
primer dan perawat pelaksana. Pemberian asuhan keperawatan
yang menyeluruh selama 24 jam dilakukan oleh perawat primer
dibantu dengan perawat pelaksana. Perawat primer memberikan
asuhan keperawatan kepada 1-6 pasien dari mulai pasien masuk
hingga pulang. Seorang perawat primer yang sudah dipilih dan
diputuskan di ruangan yang memakai metode penugasan primary
nursing harus mendapat dukungan dan pengakuan dari pihak
manajemen rumah sakit, perawat pelaksana sebagai anggota
timnya, dokter dan tim kesehatan lainnya, kepala ruangan dan
terutama dari pasien/keluarga.
4. Evaluasi pelaksanaan primary nursing. Evaluasi pelaksanaan
primary nursing dilakukan setelah waktu yang disepakati bersama
selesai. Pihak manajemen melakukan evaluasi apakah model
primary nursing perlu dilanjutkan atau tidak, perlu dilaksanakan di
ruangan lain atau tidak. Indikator kesuksesan model primary
17

nursing dapat dilihat dari tingkat kepuasan pasien, perawat, dokter


dan pihak manajemen. Evaluasi pelaksanaan primary nursing
sebaiknya dalam kurun waktu enam bulan sekali untuk menentukan
apakah metode penugasan primary nursing perlu dilanjutkan atau
tidak, perlu diperbaiki atau tidak.
a. Model keperawatan primer
Dengan berkembangnya ilmu keperawatan dan berbagai ilmu
dalam bidang keperawatan serta meningkatkan tuntunan masyarakat
terhadap pelayanan keperawatan yang bermutu tinggi dengan didasarkan
bahwa pemberian asuhan keperawatan model tim masih beberapa
kekurangan, maka berdasarkan studi para pakar keperawatan
mengembangkan model pemberian asuhan keperawatan yang terbaru yaitu
Model primer (primer nurse) dan perawat yang melaksanakan asuhan
keperawatan disebut sebagai primer nurse.
b. Tujuan dari model
Primer adalah terdapatnya kontinuitas keperawatan yang dilakukan
secara komprehensif dan dapat dipertanggung jawabkan.Penugasan yang
diberikan kepada primary nurse atas pasien yang dirawat dimulai sejak
pasien masuk kerumah sakit yang didasarkan kepada kebutuhan pasien
atau masalah keperawatan yang disesuaikan dengan kemampuan primary
nurse. Setiap primary nurse mempunyai 4-6 pasien dan bertanggungjawab
selama 24 jam selama pasien dirawat primary nurse akan melakukan
pengkajian secara komprehensif dan merencanakan asuhan keperawatan.
Selama bertugas ia akan melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan
masalah dan kebutuhan pasien. Demikian pula pasien, keluarga, staff,
medic dan staff keperawatan akan mengetahui bahwa pasien tertentu
merupakan tanggungjawab dari primary nurse tertentu. Dia
bertanggungjawab untuk melakukan komunikasi dan koordinasi dalam
merencanakan asuhan keperawatan dan dia juga akan merencanakan
pemulangan pasien atau rujukan bila diperlukan.
18

Jika primary nurse tidak bertugas, kelanjutan asuhan keperawatan


didelegasikan kepada perawat lain yang disebut “Associate Nurse”.
Primary nurse bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang
diterima pasien dan menginformasikan tentang keadaan pasien terhadap
kepala ruangan, dokter dan staf keperawatan lainnya.Kepala ruangan tidak
perlu mengecek satu per satu pasien, tetapi dapat mengevaluasi secara
menyeluruh tentang aktifitas pelayanan yang diberikan kepada semua
pasien.Seorang primary nurse bukan hanya mempunyai kewenangan untuk
memberikan asuhan keperawatan tetapi juga mempunyai kewenangan
untuk melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga
social masyrakat membuat jadwal perjanjian klinik mengadakan
kunjungan rumah dan sebagainya.Dengan diberikannya kewenangan
tersebut, maka dituntut akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil pelayanan
yang diberikan.Primary nurse berperan sebagai advokat pasien terhadap
biro prasi rumah sakit.
Kepuasan yang dirasakan pasien dalam model primer adalah pasien
merasa dimanusiawikan karena pasien terpenuhi kebutuhannya secara
individual dengan asuhan keperawatan yang bermutu dan tercapainya
pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, advokasi
dan informasi. Kepuasan yang dirasakan oleh primary nurse adalah
tercapainya hasil berupa kemampuan yang tinggi terletak pada
kemampuan supervise. Staf medis juga merasakan kepuasaannya dengan
model primer ini, karena senantiasa informasi tentang kondisi pasien
selalu muttakhir dan laporan pasien komprehensif, sedangkan pada model
fungsional dan tim informasi diperoleh dari beberapa perawat. Untuk
pihak rumah sakit keuntungan yang dapat diperoleh adalah rumah sakit
tidak perlu mempekerjaan terlalu banyak tenaga keperawatan tetapi tenaga
yang dipekerjakan harus berkualitas tinggi. Dalam menetapkan seorang
menjadi primary nurse perlu berhati-hati Karena memerlukan beberapa
kriteria diantaranya dalam menetapkan kemampuan sertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
19

klinik, akuntabel serta mampu berkolaborasi dengan baik antar berbagai


disiplin ilmu. Dinegara maju pada umumnya perawat yang ditunjuk
sebagai primary nurse adalah seorang clinical specialist yang mempunyai
kualifikasi master.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa model primer dapat
meningkatkan asuhan keperawatan bila dibandingkan degan model tim,
karena :
1. Hanya satu perawat yang bertanggungjawab dan bertanggung
gugat dalam perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan.
2. Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 pasien bila
dibandingkan dengan 10-20 orang pada setiap tim.
3. Perawat primer bertanggunjawab selama 24 jam.
4. Rencana pulang pasien dapat diberikan lebih awal.
c. Diagram
Kepala ruangan :
Pasien :
Primary nurse :
Dokter :
Penunjang :
Sift pagi :
Sift sore :
Sift malem :
d. Konsep dasar keperawatan primer
1. Ada tangung jawab dan tanggung gugat
2. Ada otonomi
3. Ada ketertiban pasien dan keluarga
20

e. Tugas perawat primer / Katim


1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif.
2. Menerima operan klien setiap pergantian dinas pagi atau pada saat
bertugas.
3. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
4. Melalukan rencana yang telah dibuat.
5. Melaksanakan pembagian klien pada perawat associate.
6. Mengadakan pre atau post conference dengan perawat associate.
7. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium.
8. Melakukan diskusi kepada perawat associate.
9. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
10. Melakukan tindakan keperawatan tertentu yang membutuhkan
kompetensi kompleks.
11. Menyiapkan penyuluhan untuk kepulangan pasien.
12. Membuat jaadwal perjanjian klinik.
13. Mengadakan kunjungan rumah.
f. Peran perawat Associate
1. Mengikuti serah terima klien dinas pagi bersama perawat primer,
sore dan malam.
2. Mengikuti pre atau post conference dengan perawat primer
3. Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer
tidak ada ditempat.
4. Melaksanakan rencana keperawatan.
5. Membuat rencana keperawatan pada klien baru jika perawat primer
tidak ada ditempat.
6. Melakukan evaluasi tindakan yang pernah dilakukan.
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format
dokumentasi keperawatan ayng ada diruangan.
8. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic.
21

9. Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien atau keluarga dengan


kalimat yang mudah dimengerti bersikap ramah dan sopan.
10. Berperan serta melakukan penyuluhan kesehatan kepada klien dan
keluarga.
11. Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang rawat.
12. Menyiapkan, memelihara peralatan yang diperlukan sehingga siap
saat dipakai.
13. Mengikuti visite dokter atau ronde keperawtan jika tidak ada
perawat primer.
14. Menggantikan peran atau tugas perawat primer yang lain jika
perawat primer tidak ada .
15. Mengidentifikasi dan mencatat tingkat ketergantungan klien setiap
sift.
16. Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruangan.
g. Tugas Membantu perawat
1. Membersihkan meja
2. Menyediakan alat
3. Membersihkan alat-alat yang digunakan
4. Mengantar klien konsul
5. Membawa urinal atau pispot ked an dari pasien
6. Menyiapkan makan dan minum
7. Membantu klien ke kamar mandi
8. Membantu klien BAK dan BAB
9. Membantu menganti alat tenun
h. Peran kepala ruangan
1. Menjadi konsultan dan pengendali mutu perawat baru
2. Memberi orientasi dan mengenali mutu perawat baru
3. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat
4. Melakukan evaluasi kerja
5. Merencanakan menyelenggarakan perkembangan staf
22

6. Membuat 1-2 pasien untuk model agar mengenal hambatan yang


terjadi
i. Peran perawat pelaksana
1. Pengkajian mengkaji kesiapan klien dari diri sendiri untuk
melaksanakan asuhan keperawatan
2. Perencanaan
a) Bersama tim mengadakan serah terima tugas
b) Menerima pembagian tugas dari katim
c) Bersama katim menyiapkan keperluan untuk melaksanakan
asuhan keperawatan
d) Mengikuti ronde keperawatan
e) Menerima klien baru
3. Implementasi
a) Menerima penjelasan tujuan perorganisasian tim
b) Menerima pembagian tugas
c) Melaksanakan tugas yang diberikan katim
d) Melaksanakan program kolaborasi dengan tim kesehatan
lain
e) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim lainnya
f) Melaksanakan asuhan keperawatan
g) Menunjang pelaporan, mencatat tindakan keperawatan yang
dilaksanakan
h) Menerima pengarahan dan bimbingan dari katim
i) Menerima informasi yang berkaitan dengan asuhan
keperawatan dan melaksanakan asuhan keperawatan
dengan etik dan legal
j) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
4. Evaluasi
a) Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan
untuk proses evaluasi serta ikut mengevaluasi kondisi
pasien.
23

j. Model dan bentuk praktik keperawatan professional metode keperawatan


primer
1. Model praktik keperawatan

Adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan yang


nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori
keperawatan.Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi
kesehatan, menurut perawat, sebagai suatu profesi, member
pelayanan kesehatan yang optimal.Indosesia juga berupaya
mengembangkan model praktik keperawatan professional (MPKP).
2. Tujuan model keperawatan
a) Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b) Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan
pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan
c) Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan
d) Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan
keputusan
e) Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan
keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan
3. Pelayanan kesehatan primer (PHC)

Dalam penilaian tahunannya tentang kesehatan dunia, para


delegasi yang menghadiri pertemuan yang ke 28 World Health
Assmbly di Geneva telah memutuskan bahwa situasi global
sekarang ini tidak sehat.Sejumlah contoh dari berbagai belahan
dunia telah meyakinkan mereka bahwa pengunaan suatu
pendekatan yang disebut PHC, dapat berkontribusi sangat besar
dalam membebaskan seluruh masyarakat dari penderitaan yang
terabaikan, nyeri ketidakmampuan dan kematian. Masyarakat
global dapat terjamin, banyak beban berat dari berbagai
penderitaan dan kematian yang tidak diinginkan oleh jutaan orang
24

diseluruh dunia dapat dicegah melalui konsep PHC (Bryant,


1969;Newell 1975).

4. Metode keperawatan primer

Metode ini pertama diperkenalkan di inggris oleh Lydia


Hall(1963) ini merupakan system dimana seorang perawat
bertanggung jawab 24 jam sehari,7 hari per miggu, ini merupakan
metode yang memberikan perawat secara komprehesif individual
dan konsisten. Metode keperawatan primer membutuhkan
pengetahuan dan ketrampilan manajemen.perawat primer
mempunyai tugas mengaji dan mebuat prioritas kebutuhan pasien,
mengindentifikasi diagnose keperawatan, mengembangkan rencana
keperawatan, dan mengevaluasi keefektivitasan keperawatan.
Sementara perawat yang lain menjalankan tindakan
keperawatan,perawat primer mengkoordinasikan keperawatan dan
menginformasikan tentang kesehatan pasien kepada perawat atau
tenaga kesehatan lainnya. Keperawatan primer menglibatkan
semua aspek peran professional,termasuk pendidikan kesehatan,
advokasi, pembuatan keputusan, dan kesenambungan keperawatan.
Perawat primer merupakan manager garis terdepan bagi
keperawatan pasien dengan segala akuntabilitas dan tanggung
jawab yang menyertainya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem


(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2006).Model Praktik
Keperawatan Profesional memiliki salah satu tujuan yaitu menciptakan
kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan, Model Praktik
Keperawatan Profesional
Keperawatan adalah disiplin praktik klinis.Manajer perawat efektif
menyadari ini dan praktisnya secara sesuai. Ini berarti bahwa manajer perawat
akan mempermudah kerja perawat klinis , satu tujuan yang sulit untuk
hubungan penyedia pekerja pada organisasi birokrati.
Perawat professional menginginkan autonomi pada praktik mereka
sendiri. Mereka ingin menerapkan pengetahuan dan ketrampilan keperawatan
mereka tanpa pengaruh dari manajer perawat, dokter, atau orang disiplin lain
Hubungan ini tidak menghilangkan hubungan penyedia pekerjaan.
Manajer perawat mengembangkan hubungan yang membangun rasa percaya

4.2 Saran

1. Seseorang perawat dapat merasakan , bisa membantu dalam pekerjaan


merawat pasien dengan professional
2. Hanya satu perawat yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat
dalam perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan
3. Perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam

21
22

DAFTAR PUSTAKA

Kamil, Hajjul. 2006. Aksiologi Ilmu Keperawatan (Model Praktek Keperawatan


Profesional). Banda Aceh: Idea nursing Journal

Douglas,LM. (1992), the efektif nurse leader and manager, second edition St Luis ;
the C. V Mosby comp.

Amin, Muhammad. 2014. Hubungan Antara Reward, Komitmen Dan Motivasi


Perawat Dengan Pelaksanaan Model Praktik Keperawatan Profesional Di
RSUD Labuang Baji Makassar. Makassar: JST Kesehatan.

Nursalam. 2011. Menejemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Pratiwi,Arum dan Muhlisin, Abi. 2008. Kajian Penerapan Model Praktik


Keperawatan Profesional (MPKP) Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan
Di Rumah Sakit. Surakarta: Program Studi Keperawatan

Abu, Asrie. 2017. Produktifitas Perawat Berdasarkan Standar Asuhan Keperawatan.


Manarang; Poltekes Kemenkes Mamuju

Kasim, Mohammad. 2016. Peningkatan Kualitas Pelayanan Dan Pendokumentasian


Asuhan Keperawatan Dengan Metode Tim. Semarang; FIK Universitas Islam
Sultan Agung

Wahyuni, Sri. 2007. Analisis Kompetensi Kepala Ruangan dalam Pelaksanaan


Standar Menejemen Pelayanan Keperawatan Dan Pengarunya Terhadap
Kinerja Perawat dalam Mengimplementasikan Model Praktik Keperawatan
Profesional Di Instalasi Rawat Inap RSUD Banjar Negara.Diponegoro;
Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai