LAPORAN PRAKTIKUM Respirasi
LAPORAN PRAKTIKUM Respirasi
RESPIRASI
(Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Kecambah Kacang Hijau
(Vigna radiata))
Oleh:
JURUSAN BIOLOGI
2019
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam percobaan ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi kecambah kacang hijau
(Vigna radiata) ?
B. Tujuan Percobaan
Tujuan yang hendak dicapai dalam percobaan ini adalah
1. Untuk mengamati pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi kecambah kacang
hijau (Vigna radiata).
C. Hipotesis
D. Kajian Pustaka
1. Respirasi tumbuhan
Semua sel aktif terus menerus melakukan respirasi, sering menyerap O2 dan
melepaskan CO2 dalam volume yang sama. Prose keseluruha dari respirasi merupakan reaksi
oksidasi-reduksi, yaitu senyawa dioksidasi menjadi CO2, sedangkan O2 yang diserap direduksi
dan membentuk H2O. pati, fruktan,sukrosa, atau gula lainnya, lemak, asam organic, dan
keadaan tertentu bahkan protein dapat bertindak sebagai substrat respirasi. Respirasi umum
glukosa, misalnya dapat ditulis sebagai berikut:
C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 6 H2O + ENERGI
Sebagian besar energy yang dilepaskan selama respirasi kira-kira 2870 kJ atau 686 kcal/mol
glukosa berupa bahang. Bila sehu rendah, bahang ini dapat merangsang metabolisme dan
menguntungkan beberapa spesies tertentu, tapi biasanya bahang tersebut dilepas ke atmosfer
atau ke tanah, dan berpengaruh kecil terhadap tumbuhan, yang lebih penting dari bahang
adalah energy yang terhimpun dalam ATP karena senyawa ini digunakan untuk berbagai
proses esensial dalam kehidupan misalnya pertumbuhan dan penimbunan ion (Salisbury dan
Ross,1995).
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu :
a. Respirasi Aerobik (aerob)
Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen oksigen bebas untuk
mendapatkan energi. Persamaan reaksi proses respirasi aerob secara sederhana dapat
dituliskan:
C6H12O6 + 6H2O → 6H2O + 6CO2 + 675 kal
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan yang terjadi dari
awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi itu dapat dibedakan menjadi 3 tahapan yaitu
glikolosis, siklus krebs dan transport elektron (syamsuri, 1980).
E. Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi : suhu
2. Variabel kontrol : kecambah kacang hijau, volume larutan BaCl2 dan NaOH,
larutan Phenolftalin 2 tetes, waktu perlakuan
3. Variabel respon : titrasi HCl, CO2 hasil respirasi, dan laju respirasi
H. Rancangan Percobaan
c 250 ml
6 Erlenmeyer 5 gram kecambah
Dihitung Dihitung
Volume titrasi HCl CO2 hasil respirasi Laju respirasi
I. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan,
2. Siapkan 6 erlenmeyer kemudian isilah masing-masing dengan 30 ml larutan NaOH
0,5 M,
3. Timbang 5 gram kecambah yang disediakan kemudian bungkus dengan kain kasa
dan ikat dengan seutas tali.masing-masing 2 sampel untuk suhu ruangan dan 2
sampel untuk suhu di dalam ruang incubator,
4. Masukkan ke dalam Erlenmeyer dan gatungkan bungkusan kecambah tersebut di
atas larutan NaOH denganbantuan talinya, kemudian tutup rapat-rapat botol
tersebut dengan plastic.
5. Simpanlah 2 botol berisi kecambah dan 1 botol tanpa kecambaj (kontrol) masing-
masing di dalam ruang dengan suhu ruangan dan yang lain di dalam incubator
bersuhu 37oC
6. setelah 24 jam lakukan titrasi untuk mengetahui jumlah gas CO2 yang dilepaskan
selama respirasi kecambah.
7. Ambil 5 ml larutan NaOH dalam botol, masukkan dalam Erlenmeyer. Kemudiam
tambahkan 2,5 ml BaCl dan tetesi 2 tetes PP sehingga larutan berwarna merah.
Selanjutnya larutan tersebut dititrasi dengan HCl 0,5 N. titrasi dihentikan setelah
warna merah tepat hilang.
Tabel 1. Tabel hasil pengamatan pengaruh suhu terhadap laju respirasi kecambah kacang
hijau (Vigna radiata).
0.2
Laju Respirasi (ml/jam)
0.15
0.1
0.05
0
Suhu Suhu
ruang(30oC) inkubator
(37 oC)
SUHU
Gambar 1. Diagram batang pengaruh suhu terhadap laju respirasi kecambah kacang hijau
(Vigna radiata)
Pada praktikum ini yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kecepatan
respirasi kecambah kacang hijau (Vigna radiat L). Dipilihnya kecambah kacang hijau yang
berumur 2 hari karena kecambah muda masih aktif melakukan metabolisme yang
menghasilkan energi. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi
dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa
pertumbuhan. (I Komang Jaya Santika Yasa, 2009).
Kecambah yang nantinya akan di uji di gantung di atas larutan NaOH yang berfungsi
mengikat CO2 hasil respirasi kecambah dan di tempatkan pada suhu yang berbeda selama 24
jam. Setelah 24 jam NaOH di reaksikan dengan BaCl2 dan dititrasi dengan HCl untuk
mengetahui banyaknya CO2 yang dibebaskan. NaOH yang tidak mengikat CO2 tidak
semuanya bereaksi dengan BaCl2 dan menghasilkan Ba(OH)2 yang berwarna bening.
Kemudian Ba(OH)2 tersebut diuji dengan PP, terjadi perubahan warna menjadi merah. Warna
merah menunjukkan bahwa Ba(OH)2 bersifat basa. Ketika Ba(OH)2 sebanyak 5 ml dititrasi
dengan HCl maka menghasilkan garam BaCl2 dengan indikasi perubahan warna Ba(OH)2
yang asalnya merah berubah menjadi bening (warna merah tepat hilang). Pada saat warna
merah tepat hilang itulah dihitung volume HCl yang dibutuhkan untuk menetrasi Ba(OH)2.
Volume HCl tersebut sebanding dengan volume NaOH yang tidak mengikat CO2, sehingga
dari volume HCl dapat diketahui volume NaOH yang mengikat CO2.
Berdasarkan analisis data diatas dapat diketahui bahwa besarnya suhu dapat
mempengaruhi kecepatan respirasi. Semakin besar suhu maka kecepatan respirasinya
meningkat. Pada suhu inkubator 37°C Volume CO2 respirasi yang dihasilkan sebesar 4,8 ml
sehingga didapatkan kecepatan respirasi sebesar 0,2 ml/jam. Hal ini terjadi karena suhu
inkubator, keadaan suhunya dibuat konstan (stabil), pada suhu yang konstan (stabil) kerja
enzim akan lebih optimal tanpa mengalami kerusakan. Proses respirasi melibatkan kerja
berbagai enzim. Sehingga enzim tidak mengalami kerusakan maka enzim akan mempercepat
pengubahan glukosa menjadi karbon dioksida. Oleh karena itu, CO2 yang dilepaskan dari
respirasi kecambah lebih besar. Selain itu, pada suhu yang lebih tinggi volume CO2 akan
lebih banyak diikat oleh NaOH sehingga kadar CO2- yang dilepaskan makin besar.
Sedangkan pada suhu ruangan 30°C respirasinya justru menurun. Volume CO2 respirasi
yang dihasilkan sebesar 1,5 ml sehingga didapatkan kecepatan respirasi sebesar 0,0625
ml/jam. Hal ini dikarenakan pada suhu yang lebih rendah, kerja enzim tidak optimal
sehingga mengakibatkan reaksi pengubahan glukosa menjadi CO2 lebih lambat sehingga
volume CO2 yang dilepaskan dari proses respirasi lebih sedikit. Selain itu, pada suhu yang
lebih rendah, volume CO2 akan lebih sedikit diikat oleh NaOH sehingga CO2 yang dilepaskan
dari proses respirasi lebih kecil.
Pada erlenmeyer kontrol yaitu hanya berisi NaOH tanpa kecambah kecepatan
respirasinya menunjukkan nilai respirasi yang lebih rendah. Hal ini terjadi diduga adanya
mikroorganisme lain yang berada di air sehingga melakukan respirasi, karena selama
melakukan praktikum semua alat yang digunakan tidak disterilkan. Faktor lain mengapa
respirasi pada NaOH ada kecambah lebih cepat respirasinya dan CO2 yang dihasilkan lebih
banyak dibanding dengan respirasi pada NaOH saja, hal ini dikarenakan respirasi juga
dipengaruhi oleh substrat untuk oksidasi dalam metabolisme respiratoris. Sedangkan tabung
erlenmeyer yang hanya berisi NaOH saja respirasinya lambat dan CO2 yang dihasilkan
sedikit. Hal ini karena tidak dipengaruhi oleh enzim.
11. Kesimpulan
Simpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
A. Suhu berpengaruh terhadap prases respirasi pada kecambah kacang hijau, pada suhu
37 oC respirasi berlangsung lebih cepat dari pada pada suhu 30 oC.
Salisbury, F. B dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Penerbit ITB: Bandung