“GERAK REFLEKS”
OLEH
KELOMPOK 6
HASIL PENGAMATAN
1. Gerak Refleks
Tabel 1. Hasil pengamatan gerak refleks
PEMBAHASAN
1. Gerak Refleks
Pada Praktikum bertujuan mengetahui gerak refleks katak. Refleks merupakan suatu
respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar terhadap
suatu stimulus tertentu.Refleks pada amphibia merupakan konsep dari suatu ritme yang
melekat dalam sistem syaraf pusat yang telah ditentukan selama perkembangan (Ganong,
2008). Berdasarkan hasil pengamatan gerak refleks, rangsang yang diberikan terhadap katak
adalah cubit, dimasukkan pada air ledeng, serta pemberian asam cuka. Perlakuan pertama
dilihat gerak refles yang terjadi pada katak ketika dirusak otaknya dan dirusak sum-sum
tulang belakangnya serta dilihat perbedaan respon yang terbentuk pada masing-masing katak
tersebut..
Menurut (Wulandari, 2009) bahwa gerak refleks disebabkan oleh rangsang tertentu
yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan.Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang
diterima oleh saraf sensori langsung disampaiakan oleh neuron perantara (interneuron).
Dalam gerak refleks ada komponen-komponen dasar yang sangat penting, antara lain:
organ sensorik, contohnya kulit; saraf atau serabut-serabut sensorik, yang secara umum
berfungsi mentransduksiberbagaienergi lingkungan, atauadanyabahan kimialingkungan yang
masuk ke dalam sel yang secara langsung atau tidak langsung menimbulkan potensial aksi di
neuron sensori sinaps di sistem saraf pusat (CNS). Serabut saraf, tersebut yang
mengahantarkan impuls-impuls tersebut menuju sel-sel dalam ganglion radix posterior, dan
selanjutnya serabut sel-sel itu akan meneruskan impuls itu menuju substansi kelabu pada
kornu posterior medulla spinalis; Sum-sum tulang belakang, dimana serabut-serabut saraf
penghubung menghantarkan impuls-impuls menuju kornu anterior medulla spinalis; sel saraf
motorik, dalam korun anterior medulla spinalis yang menerima dan mengalihkan impuls
tersbut melalui serabut saraf motorik; organ motorik, yang melaksanakan gerakan karena
dirangsang oleh impuls saraf motorik. (Pearce, 2000).
Selanjutnya katak tersebut diberikan perlakuan dengan merusak otak dan sum-sum
tulang belakangnya. Setelah katak dicubit dan dimasukkan ke dalam air ledeng, selanjutnya
katak diberikan asam cuka. Saat diberikan asam cuka, katak memberi respon sangat cepat
dengan waktu kurang dari 1 detik. Saat kaki bagian kiri katak dimasukkan ke dalam asam
cuka, katak langsung memberi tanggapan dengan mengangkat kaki kirinya dengan cepat.
Hal ini dikarenakan oleh adanya perusakan otak sehingga menyebabkan otak akan
terjadi gangguan dalam kerja. Jika input dari otak ke spinal cord (sum-sum tulang belakang)
terganggu maka refleks dalam daerah spinal cordnya itu menjadi terganggu pula
(Cunningham,2007).
KESIMPULAN
Katak memberikan respon yang sangat cepat saat diberi asam cuka, yaitu dengan
mengangkat kaki kirinya dalam waktu kurang dari 1 detik.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A., Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima
Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Cuuningham, James G. and Klein, Bradley G. 2007.Textbook of Veterinary of Physiology.
China: Saunders Elseviers
Duellman, William Edward. 1986. Biology of Amphibians. USA: McGrawHill
Ganong, W.F. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 22. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran
Pearce, Evelyn.C. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia: Jakarta
Sloan, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Buku Kedokteran EGC:Jakarta
Sherwood L. 2001. Fisiologi Manusia. Alih bahasa: Santoso BI. Ed. ke-2.Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Wulandari, Ika Puspita.2009. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia Berbasis
Mikrokontroler. Jurnal Neutrino.Vol.1 No.2 April.
Ville, C. A., W. F Walker, R. D Barnes. 1988. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta.
Madhusoodanan, M. G. P. 2007. Continence Issues in the Patient with Neurotrauma. Senior
Consultant Surgery, Armed Forces Medical Services ‘M’ Block, Ministry of Defence, DHQ,
New Delhi. Indian Journal of Neurotrauma (IJNT) 2007, Vol. 4(2): 75-78.