Anda di halaman 1dari 8

A.

KAJIAN TEORI

1.TOPOGRAFI

Topografi merupakan ilmu tentang bentuk permukaan bumi. Bentuk yang diterangkan
mengenai perbedaan diantara berbagai wilayah, seperti tinggi rendahnya suatu dataran
permukaan. Berikut terdapat tabel klasifikasi kelerengan menurut Van Zuidam, 1983 :

KLASIFIKASI KELAS KELERENGAN

No. Kelas Lereng (%) Deskripsi

1. I 0-2 Datar

2. II 2-7 Landai

3. III 7-15 Bergelombang

4. IV 15-25 Agak Curam

5. V 25-45 Curam

6. VI >45 Sangat Curam

Sumber : Van Zuidam, 1983

Adapun klasifikasi kelerengan menurut SK Menteri Kehutanan Nomor: 837/Kpts/Um/11/80


sebagai berikut:

SKORING KELERENGAN TANAH

No. Kelas Lereng (%) Deskripsi Skor Keterangan

1 I 0-8 Datar 20 Kawasan


Layak
2 II 8-15 Landai 40 Bangun

3 III 15-25 Agak Curam 60 Kawasan


Budidaya

4 IV 25-45 Curam 80

5 V >45 Sangat 100 Kawasan


Curam Konservasi

Sumber : SK Menteri Kehutanan Nomor: 837/Kpts/Um/11/80

Tabel Klasifikasi Kelas Kelerengan dapat disimpulkan bahwa pengklasifikasian kelerengan


melalui cara skoring yang pertama yaitu skor 20 untuk kelerengan 0-8% termasuk tanah
datar dan lereng 8-15% dengan skor 40 termasuk tanah dengan kelerengan landai
merupakan kawasan layak bangun. Kemudian kelerengan agak curam dengan skor 60
berpresentase 15-25% dan kelerengan curam dengan skor 80 berpresentase 25-45%
merupakan kawasan budidaya. Terakhir adalah skor 100 dengan presentase >45%
termasuk tanah dengan kelerengan sangat curam merupakan kawasan konservasi

2. MORFOLOGI

Morfologi merupakan suatu cabang linguistik yang mempelajari tentang


susunan kata atau pembentukan kata. Menurut Ralibi (dalam Mulyana, 2007: 5),
secara etimologis istilah morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari
gabungan kata morphe yang berarti ‘bentuk’, dan logos yang artinya ‘ilmu’. Chaer
(2008: 3) berpendapat bahwa morfologi merupakan ilmu mengenai bentuk-bentuk
dan pembentukannya.

2.1 Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Morfologi

Tujuan analisis SKL Morfologi adalah memilah bentuk bentang alam/morfologi pada
wilayah dan/atau kawasan perencanaan yang mampu untuk dikembangkan sesuai
dengan fungsinya. Dalam analisis SKL Morfologi melibatkan data masukan berupa
peta morfologi dan peta kelerengan dengan keluaran peta SKL Morfologi dengan
penjelasannya. Hasil analisis SKL Morfologi dapat dilihat dalam tabel

No Peta Morfologi Peta SKL Morfologi Nilai


Kelerengan

1 Bergunung > 40 % Kemampuan lahan dari 1


morfologi tinggi

2 Berbukit, bergelombang 15 – 40 % Kemampuan lahan dari 2


morfologi cukup

3 Berombak 8 – 15 % Kemampuan lahan dari 3


morfologi sedang

4 Landai 2–8% Kemampuan lahan dari 4


morfologi kurang

5 Datar 0–2% Kemampuan lahan dari 5


morfologi rendah

Sumber : https://www.slideshare.net/AanSyafii/analisis-satuan-kemampuan-lahan

3.HIDROLOGI

Hidrologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari air mulai dari jatuh di daratan
sampai masuk ke lautan dan kembali ke atmosfer. Hidrologi melibatkan air permukaan dan
air bawah permukaan sehingga dapat disebut DAS. DAS adalah bagian dari muka bumi
yang airnya mengalir ke dalam sungai tertentu, dengan perngertian lain DAS juga disebut
wilayah tampungan air hujan yang masuk ke dalam wilayah air sungai atau suatu kawasan
yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air yang berasal dari air hujan yang jatuh,
terkumpul dalam kawasan tersebut. Kegunaan dari DAS adalah menerima, menyimpan,
dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya melalui sungai. Jadi suatu sungai beserta
anak-anak sungai membentuk satu daerah aliran. Pengolaan daerah aliran sungai (DAS)
jelas berkaitan dengan penyediaan air bersih, mengamankan sumber air dari pencemaran,
mencegah banjir dan kekeringan, mencegah erosi, serta mempertahankan dan
meningkatkan kesuburan tanah.

Macam-macam pola aliran sungai adalah sebagai berikut :

Sumber : ​https://agnazgeograph.wordpress.com/2013/03/25/pola-aliran-sungai/

POLA ALIRAN SUNGAI

a. Pola aliran sungai dendritik, merupakan pola aliran yang menyerupai percabangan
batang pohon. Percabangannya tidak teratur dan memiliki arah juga sudut yang
beragam. Pola ini berkembang di bebatuan yang cenderung homogen dan tidak melalui
kontrol struktur. Pola aliran sungai yang satu ini tidaklah teratur dan umumnya dijumpai
di wilayah dataran atau wilayah berpantai juga wilayah plato.
b. Pola aliran paralel, merupakan pola yang cenderung sejajar. Ia dijumpai di wilayah
perbukitan yang memanjang. Kemiringan lereng pada pola ini cenderung curam dan
terjal.
c. Pola aliran annular, merupakan pola aliran yang arahnya menyebar secara radial dimulai
dari suatu titik yang tinggi dan kemudian berjalan ke arah hilir untuk selanjutnya
kemudian menyatu dalam satu aliran.
d. Pola aliran sungai rectangular. Pola ini dibentuk cabang-cabang sungai yang cenderung
berkelok, menyambung dan membentuk sudut-sudut yang tegak lurus dan memiliki liku
liku. Pola aliran yang satu ini umumnya dikendalikan oleh pola kekar atau juga bisa oleh
pola potongan yang tegak lurus. Rektangular ini bisa terbentuk di bebatuan keras
dengan lapis horizontal dan juga batuan kristalin.
e. Pola aliran trellis memiliki bentuk yang panjang-panjang. Ia kerap juga disebut dengan
nama pola trail pagar. Pola ini sering dijumpai pada sungai yang terletak di bebatuan
dengan lupatan dan kemiringan yang kuat. Sungai-sungai besar dengan pola ini umumnya
mengikuti singkapat bebatuan yang subsekuen dan juga linak. Cabang
sungainya dari arah kanan juga kiri merupakan jenis resekuen atau juga obsekuen.
f. Pola aliran radial. Biasa juga dikenal dengan nama pola aliran menyebar. Ciri utamanya
adalah aliran yang berbeda dalam hal arah. Menyebar ke segala penjuru baik itu ke
utara, barat, timur maupun selatan. Pola ini umumnya ada pada wilayah pegunungan
dengan bentuk kerucut.
g. Pola aliran multi-basinal. Ciri utama pola yang satu ini adalah alirannya yang terpusat
pada suatu lahan tertentu. Pola aliran ini umumnya ada pada wilayah dengan cekungan
yang mirip seperti dolina di wilayah krast

4. GEOLOGI
Dikutip dari buku Geologi untuk Perencanaan karya Djauhari Noor (2011), geologi struktur
adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan
sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun deformasi batuan adalah perubahan bentuk
dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya yang bekerja di dalam bumi dan
menghasilkan ‘Tektonik Lempeng’. Deformasi pada batuan dapat berbentuk lipatan,
patahan/sesar, dan kekar.
a. Lipatan (​Fold​)
Lipatan adalah suatu deformasi batuan yang berbentuk gelombang sinusoidal dimana
gaya yang bekerja pada batuan tidak melampaui batas elastisitasnya, sehingga batuan tidak
mengalami pensesaran. Lipatan sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah bawah,
sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas. Berdasarkan
kemiringan sayap-sayap suatu lipatan, maka lipatan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
● Lipatan Simetri adalah lipatan yang kemiringan lapisan batuan pada kedua sayapnya
memiliki sudut yang sama besarnya.
● Lipatan Asimetri adalah lipatan yang kemiringan lapisan batuan pada kedua
sayapnya tidak sama besar.
● Lipatan Rebah (o​verturne fold/ recumbent fold)​ adalah lipatan yang kedua sayapnya
telah mengalami pembalikan arah kemiringan lapisan batuannya.
● Lipatan Sersan (​chevron fold)​ adalah lipatan yang berbentuk seperti segitiga.
b. Patahan/Sesar (​Fault)​
Patahan/sesar adalah pergeseran sebagian massa atau tubuh batuan dari kedudukan
semula yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Struktur sesar
dalam geologi dikenal ada 3 jenis, yaitu:
1. Sesar Mendatar (​Strike Slip Fault)​ adalah sesar yang pergerakannya sejajar, blok
bagian kiri relatif bergeser ke arah yang berlawanan dengan blok bagian kanannya.
Berdasarkan arah pergerakan sesarnya, sesar mendatar dapat dibagi menjadi dua
jenis sesar, yaitu:
● Sesar Mendatar Dextral (sesar mendatar menganan) yaitu sesar yang
arah pergerakannya searah dengan arah perputaran jarum jam.
● Sesar Mendatar Sinistral (sesar mendatar mengiri) yaitu sesar yang
arah pergerakkannya berlawanan dengan arah jarum jam. Pergeseran
pada sesar mendatar dapat sejajar dengan permukaan sesar atau
pergeseran sesarnya dapat membentu sudut (​dip-slip/oblique)​ .
Sedangkan bidang sesarnya sendiri dapat tegak lurus maupun
menyudut dengan bidang horizontal.
2. Sesar Naik (​Thrust fault/reverse fault​) adalah sesar dimana salah satu blok batuan
bergeser ke arah atas dan blok bagian lainnya bergeser kearah bawah di sepanjang
bidang sesarnya. Pada umumnya bidang sesar naik mempunyai kemiringan lebih
kecil dari 45​0​C.
3. Sesar Turun (​Normal fault)​ adalah sesar yang terjadi karena pergeseran blok batuan
akibat pengaruh gaya gravitasi. Secara umum, sesar normal terjadi sebgai akibat
dari hilangnya pengaruh gaya sehingga batuan menuju ke posisi seimbang. Sesar
normal dapat terjadi dari kekar ​tension​, r​ elease​ maupun kekar gerus.
c. Kekar (​Fracture​)
Kekar adalah struktur retakan/ rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang
bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum, struktur
kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya
yang bekerja pada batuan tersebut.
Kekar yang umumnya dijumpai pada batuan adalah sebagai berikut:
1. Shear Joint ( Kekar Gerus) adalah retakan/ rekahan yang membentuk pola saling
berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis ​shear
joint​ umumnya bersifat tertutup.
2. Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya
utama. Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.
3. Extension Joint (​release joint)​ adalah retakan/rekahan yang berpola tegak lurus
dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka.

​ umber: Stratigrafi dan struktur geologi, 1995


S

5. KLIMATOLOGI

Klimatologi diartikan sebagai ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim,
mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda, dan bagaimana kaitan antara iklim
dengan aktivitas manusia (Tjasyono,2004). Menurut Bayong (2004 dalam menarailmuku),
klimatologi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
A. Klimatologi fisisKlimatologi fisis mempelajari sebab terjadinya ragam pertukaran
panas, pertukaran air dan gerakan udaraterhadap waktu dan tempat, sehingga di
muka bumi ini terdapat iklim yang berbeda.
B. Klimatologi kedaerahan
Klimatologi kedaerahan bertujuan memberikan gambaran (deskripsi) iklim dunia yang
meliputi sifat dan jenis iklim.
C. Klimatolgoi terapan
Klimatologi terapan berusahan mencari hubungan klimatologi dengan ilmu lain,
misalnya agroklimatologi: penerapan klimatologi dalam bidang pertanian.
Berdasarkan pendekatan keilmuannya, terdapat 4 cabang klimatologi, antara lain:
A. Klimatografi Pembahasan
secara deskripsitf (apa adanya) berdasarkan data, peta dan gambar. Pembahasan
tidak disertai analisis fisia dan matematika yang mendalam. Umumnya
dikembangkan oleh pakar geografi.
B. Klimatologi fisik
Klimatologi fisik adalah klimatologi yang membahas perilaku dan gejala-gejala cuaca
yang terjadi di atmosfer dengan menggunakan dasar-dasar ilmu fisika dan
matematika. Tinjauannya ditekankan pada neraca energi dan neraca air antara bumi
dan atmosfer.
C. Klimatologi terapan
Klimatologi terapan adalah klimatologi yang membahas penerapan ilmu iklim untuk
memcahkan berbagai permasalahan praktis yang dihadapi masyarakat. Contoh
klimatologi terapan antara lain: klimatologi pertanian (agroklimatologi), klimatologi
perkotaan, klimatologi kelautan, klimatologi bangunan dan bioklimatologi.
Menurut Thornthwaite, tujuan klasifikasi iklim yaitu menetapkan pembagian jenis iklim
melalui unsur yang paling aktif dalam aspek presipitasi dan suhu. Sistem klasifikasi iklim
yang masih sering digunakan di Indonesia adalah:
A. Sistem Klasifikasi KoppenSistem klasifikasi ini berdasarkan perbedaan termperature
dan curah hujan.
B. Sistem Klasifikasi Mohr
Klasifikasi ini berdasarkan pada hubungan antara penguapan dan besarnya curah
hujan, kemudian muncul jenis pembagian bulan dalam kurun waktu satu tahun yaitu:
● Bulan basah saat curah hujan >100 mm per bulan
● Bulan lembab saat curah hujan diantar 60-100 mm per bulan
● Bulan kering saat curah hujan <60 mm per bulan.
C. Sistem Klasifikasi Schmidtg-Ferguson
Pengklasifikasian dengan sistem ini berdasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan
kering seperti klasifikasi Mohr. Klasifikasi yang didapat yaitu sebagai berikut:
● Bulan kering : <60 mm
● Bulan basah : >100 mm
● Bulan lembab : 60-100 mm
D. Sistem Klasifikasi Oldemen
Klasifikasi ini berdasarkan pada jumlah kebutuhan air oleh tanaman.

Selain klasifikasi iklim, terdapat juga klasifikasi curah hujan berdasarkan hujan harian yaitu :
A. Sangat ringan : <5 mm/hari
B. Ringan : 5-20 mm/hari
C. Sedang : 21-50 mm/hari
D. Lebat : 51-100 mm/hari
E. Sangat lebat : >100 mm/hari
Adapun klasifikasi intensitas hujan berdasarkan SK Menteri Pertanian sebagai berikut :
Kelas Intensitas Hujan (mm/hari)

Kelas Intensitas Hujan (mm/hari) Keterangan

1 Kurang dari 13,6 Sangat Rendah

2 13,6-20,7 Rendah

3 20,7-27,7 Sedang

4 27,7-34,8 Tinggi

5 Lebih dari 34,8 Sangat Tinggi

6. KEMAMPUAN LAHAN

Kemampuan Lahan merupakan pencerminan dari kesesuaian lahan untuk suatu kegiatan
pembangunan, yang dapat digambarkan dalam bentuk zonasi-zonasi lahan dengan kriteria
berupa wilayah pengembangan, wilayah kendala, wilayah limitasi (Laiko,2010). Sistem
klasifikasi yang banyak digunakan di dunia adalah sistem USDA dimana terdapat VIII kelas
kemampuan lahan. Kelas I hingga kelas IV merupakan kelas yang dapat diusahakan untuk
pertanian sedangkan kelas V sampai VIII merupakan kelas yang tidak dapat diusahakan
untuk pertanian.
Terdapat 8 kelas lahan berdasarkan klasifikasi sistem USDA yang masing-masing memiliki
kriteria khusus untuk dikelompokkan dalam zonasi-zonasi. Sebagai berikut :
1. Kelas I, tanah pada kelas ini memiliki sedikit faktor pembatas dan memiliki resiko
kerusakan yang kecil. Jenis tanah pada kelas ini sangat baik dan dapat diusahakan
untuk segala jenis pertanian
2. Kelas II, tanah pada kelas ini mempunyai sedikit faktor pembatas yang dapat
mengurangi pilihan penggunaannya atau membutuhkan tindakan konservasi yang
sedang. Oleh sebab itu tanah pada kelas ini membutuhkan pengelolaan tanah yang
cukup hati-hati meliputi tindakan konservasi, menghindari kerusakan dan
memperbaiki hubungan air-udara dalam tanah bila ditanami faktor pembatas dalam
kelas ini dapat merupakan satu atau kombinasi dari faktor-faktor lereng landai,
kepekaan erosi sedang dan struktur tanah yang kurang baik.
3. Kelas III, tanah pada kelas ini mempunyai lebih banyak faktor pembatas daripada
tanah pada kelas II, dan apabila digunakan untuk usaha pertanian akan memerlukan
tindakan konservasi yang serius, yang umumnya lebih sulit baik dalam pelaksanaan
maupun pemeliharaannya.
4. Kelas IV, tanah pada kelas ini merupakan faktor pembatas yang lebih besar dari
pada kelas III, sehingga jenis penggunaan / jenis tanaman yang diusahakan juga
sangat terbatas. Tanah pada kelas ini terletak pada lereng yang cukup curam (15% -
30%), sehingga sangat peka terhadap erosi, drainase nya jelek, solumnya dangkal,
dan kapasitas menahan air rendah.
5. Kelas V, tanah pada kelas ini terletak pada tempat yang datar/ agak cekung, selalu
basah / tergenang air atau terlalu banyak batu di atas permukaan tanah. Karena itu
tanah pada kelas ini tidak sesuai untuk usaha pertanian tanaman semusim, namun
lebih sesuai untuk ditanami dengan vegetasi permanen seperti tanaman makanan
ternak/ dihutankan.
6. Kelas VI, tanah pada kelas ini terletak pada daerah yang mempunyai lereng yang
cukup curam, sehingga mudah ter-erosi/ telah mengalami erosi yang sangat berat/
mempunyai solum yang sangat dangkal. Tanah pada kelas ini tidak sesuai di jadikan
lahan pertanian namun lebih sesuai untuk vegetasi permanen.
7. Kelas VII, tanah pada kelas ini terletak pada lereng yang cukup curang, telah tererosi
berat, solum sangat dangkal dan berbatu. Karena itu tanah ini hanya cocok untuk
ditanami dengan vegetasi permanen.
8. Kelas VIII, tanah pada kelas ini terletak pada lereng yang sangat curam, permukaan
sangat kasar, tertutup batuan lepas/ batuan singkapan/ tanah pasir pantai. Karena itu
tanah pada kelas ini dibiarkan pada keadaan alami dibawah vegetasi alami (cagar
alam, hutan lindung, atau tempat rekreasi).

Sumber: Presentasi Geologi Lingkungan, 2017

Anda mungkin juga menyukai