Oleh:
M. Aji Pradana
21060116083010
Bidang Teknik Elektro
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PLN (Persero) UP2D Jateng & DIY
DCC 1 Semarang yang telah dilaksanakan mulai tanggal 7 Januari 2019 sampai
dengan 29 Maret 2019, disusun oleh:
Mengetahui, Menyetujui,
Manager Bagian Pemeliharaan Pembimbing Lapangan
UP2D Jateng & DIY
Hamsyah Trirohadi
NIP. 7803002D2
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. PLN (Persero) UP2D Jateng & DIY
DCC 1 Semarang yang telah dilaksanakan mulai tanggal 7 Januari 2019 sampai
dengan 29 Maret 2019, disusun oleh:
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Prodi Teknik Elektro Dept. Dosen Pembimbing
Teknologi Industri SV Undip
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “KOORDINASI
PROTEKSI PMT OUTGOING DENGAN RECLOSER SYG10-52 DAN
RECLOSER 4/K3-324F PADA PENYULANG SYG 10 GARDU INDUK
SAYUNG DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR
DISTRIBUSI JATENG & DIY” ini dengan baik. Penyusunan laporan ini
merupakan rangkaian kegiatan kerja praktik yang juga merupakan mata kuliah
wajib semester 6 dan diajukan guna memenuhi persyaratan meraih gelar Ahli
Madya di Program Studi Diploma III Teknik Elektro, Sekolah Vokasi, Universitas
Diponegoro.
Dalam melaksanakan praktik kerja lapangan penulis berusaha mendapatkan
pengalaman yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Penulis menyadari bahwa
masih banyak yang perlu dipelajari dan dikembangkan untuk dapat terjun ke dunia
kerja sesungguhnya. Atas pengalaman dan bimbingan dari berbagai pihak yang
telah membantu penulis, maka penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan kepada
penulis untuk selalu semangat dalam melaksanakan kerja praktik.
2. Prof Dr. Ir. Budiyono, M. Si., selaku Dekan Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro.
3. Bapak Arkhan Subari, S.T., M. Kom., selaku Ketua Jurusan PSD III
Teknik Elektro Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro Semarang.
4. Bapak Drs. Eko Ariyanto, M.T., selaku dosen wali, yang telah membantu
penulis dalam pelaksanakan kerja praktik di PT. PLN (Persero).
5. Bapak Drs. Heru Winarno, M.T., selaku dosen pembimbing laporan
kerja praktik yang membantu penulis dalam penyelesaian laporan ini.
iv
6. Bapak Moses Allo, selaku eks Manager PT. PLN (Persero) UP2D Jateng
& DIY yang telah menerima penulis untuk dapat melaksanakan praktik
kerja lapangan di PT. PLN (Persero) UP2D Jateng & DIY.
7. Bapak Hamsyah Trirohadi, selaku Manager PT. PLN (Persero) UP2D
Jateng & DIY.
8. Bapak Agus Tri Yulianto, selaku Manager Bagian Pemeliharaan PT.
PLN (Persero) UP2D Jateng & DIY sekaligus mentor penulis.
9. Bapak Afid Ridho Aji, Supervisor Proteksi dan Meter dan Bapak Zainal,
Supervisor Pemeliharaan Elektromekanik yang telah memberikan
bimbingan, materi, dan ilmu baru kepada penulis.
10. Bapak Yusuf, Mas Jaka, Mas Dayat, Mas Akbar, Mbak Fani, Mas Yonas
Bapak Ammi, Bapak Mus, Mbak Isni, dan Mbak Desy yang telah
membimbing penulis selama melaksanakan kerja praktik di Bidang
Pemeliharaan PT. PLN (Persero) UP2D Jateng & DIY DCC 1 Semarang.
11. Karyawan dan karyawati PT. PLN (Persero) UP2D Jateng & DIY DCC
1 Semarang yang telah membantu pengumpulan data dan membantu
mempermudah pembuatan laporan kerja praktik.
12. Teman – teman PKL yang telah menemani hari-hari penulis selama
melakukan kerja praktik.
13. Teman-teman D3K PT PLN – Undip Angkatan 2016.
14. Teman-teman D3 Elektro Undip Angkatan 2016.
15. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan
kerja praktik ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar laporan kerja
praktik ini dapat menjadi lebih baik. Akhir kata penulis memohon maaf apabila ada
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan laporan ini. Semoga laporan kerja
praktik ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak.
v
ABSTRAK
Suatu sistem proteksi diperlukan dalam jaringan distribusi guna menjaga jaringan
tersebut supaya tetap dalam keadaan baik dan handal. Tujuan peralatan proteksi
yaitu untuk meminimalisir kerusakan pada sistem. Dikarenakan gangguan tidak
dapat dihilangkan, maka sistem proteksi harus dapat mengisolir terjadinya
gangguan sehingga dapat mengurangi daerah padam. Pada pembahasan ini sistem
proteksi diperlukan dikarenakan akan terjadinya pelimpahan beban yang
menyebabkan nilai setting dari peralatan proteksi harus diperbarui.
Hasil dari koordinasi ini berupa nilai setting yang telah diatur pada setiap peralatan
proteksi. Setiap peralatan proteksi memiliki nilai batasan maksimal yang
menentukan wilayah kerjanya. Pada koordinasi sistem proteksi antara PMT
Outgoing 20 kV pada penyulang SYG 10 dengan recloser SYG 10-52 dan recloser
4/K3-324F memiliki nilai setting yang saling terkoneksi dan baik. Sehingga
pengamanan pada jaringan dapat bekerja secara selektif sesuai fungsi kerjanya
masing-masing peralatan proteksi tersebut.
Kata kunci: PMT, recloser, OCR, GFR, koordinasi proteksi, arus hubung singkat
vi
ABSTRACT
The results of this coordination are in the setting value that has been set on each
protection device. Every protection equipment has a maximum limit value that
determines its working area. On the coordination of the protection system between
the 20 kV Outgoing PMT on the SYG 10 feeder with the recloser SYG 10-52 and
recloser 4 / K3-324F have a connection value that is interconnected and good. So
that security on the network can work selectively according to the work function of
each of the protection equipment.
vii
DAFTAR ISI
viii
3.1.2 Jaringan Distribusi Sekunder ........................................................................... 30
3.2 Gangguan Pada Sistem Distribusi ....................................................................... 30
3.2.1 Gangguan Temporer ........................................................................................... 31
3.2.2 Gangguan Permanen ........................................................................................... 31
3.3 Gangguan Hubung Singkat.................................................................................... 32
3.3.1 Arus Gangguan Hubung Singkat .................................................................... 32
3.3.2 Penyebab Gangguan Hubung Singkat ........................................................... 35
3.4 Sistem Proteksi .......................................................................................................... 36
3.4.1 Pengertian Proteksi ............................................................................................. 37
3.4.2 Prinsip Kerja Sistem Proteksi .......................................................................... 37
3.4.3 Tujuan Peralatan Proteksi ................................................................................. 38
3.4.4 Syarat Sistem Proteksi ....................................................................................... 38
3.5 Perangkat Proteksi 20 KV...................................................................................... 40
3.5.1 Current Transformer .......................................................................................... 41
3.5.2 Potensial Transformer ....................................................................................... 41
3.5.3 Pemutus Tenaga (PMT) ..................................................................................... 43
3.5.4 Over Current Relay (OCR)............................................................................... 43
3.5.5 Ground Fault Relay (GFR)............................................................................... 48
3.5.6 Catu Daya .............................................................................................................. 49
3.5.7 Pengawatan (Wiring) .......................................................................................... 49
3.6 Penutup Balik Otomatis (Recloser) ..................................................................... 50
3.6.1 Cara Kerja Recloser ............................................................................................ 51
3.6.2 Aplikasi Recloser................................................................................................. 53
3.7 Zona Proteksi ............................................................................................................. 53
3.8 Koordinasi Proteksi PMT Outgoing-Recloser ................................................. 54
3.9 Perhitungan Impedansi ........................................................................................... 55
3.9.1 Perhitungan Impedansi Sumber....................................................................... 55
3.9.2 Perhitungan Impedansi Penyulang ................................................................. 55
BAB IV KOORDINASI PROTEKSI ANTARA PMT OUTGOING DAN
RECLOSER ............................................................................................................ 58
4.1 Penyulang SYG 10 GI Sayung ............................................................................. 58
4.1.1 Single Line Diagram SYG 10 GI Sayung .................................................... 58
4.1.2 Data Penyulang SYG 10 .................................................................................... 58
4.1.3 Setelan PMT Outgoing SYG 10 ...................................................................... 60
ix
4.1.4 Setelan Recloser SYG10-52 ............................................................................. 60
4.1.5 Setelan Recloser 4/K3-324F............................................................................. 61
4.1.6 Arus Hubung Singkat Pada Penyulang SYG10 .......................................... 62
4.1.7 Koordinasi OCR Antara PMT Outgoing dengan Recloser SYG10-52
dan Recloser 4/K3-324F ................................................................................... 63
4.1.8 Koordinasi GFR Antara PMT Outgoing dengan Recloser SYG10-52
dan Recloser 4/K3-324F ................................................................................... 65
4.1.9 Setting Proteksi OCR GFR sisi PMT Outgoing SYG 10 dengan
Recloser SYG10-52 dan Recloser 4/K3-324F ........................................... 67
4.1.10 Pemeriksaan Waktu Kerja PMT Outgoing dan Recloser......................... 68
4.2 PMT SYG-10............................................................................................................. 69
4.2.1 Jaringan Dengan PMT Normal ........................................................................ 69
4.2.2 Daerah Kerja Setting PMT ............................................................................... 70
4.2.3 Jaringan Setelah PMT Gangguan ................................................................... 73
4.3 RECLOSER SYG 10................................................................................................ 74
4.3.1 Jaringan Dengan Recloser Normal ................................................................. 74
4.3.2 Daerah Kerja Setting Recloser......................................................................... 75
4.3.3 Jaringan Setelah Recloser Gangguan ............................................................. 80
4.4 Wilayah Kerja Proteksi Pada Jaringan di Sisi PMT Outgoing dan
Recloser ....................................................................................................................... 81
4.4.1 PMT Outgoing SYG 10 ..................................................................................... 81
4.4.2 Recloser SYG10-52 ............................................................................................ 81
4.4.3 Recloser 4/K3-324 .............................................................................................. 82
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 83
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 83
5.2 Saran ............................................................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 85
LAMPIRAN .............................................................................................................................. 86
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.5 Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) UP2D Jateng & DIY ................. 26
Gambar 3.8 Karakteristik Waktu Kerja dengan Arus Kerja Seketika .................. 45
Gambar 3.9 Karakteristik Waktu Kerja dengan Tunda Waktu Tertentu .............. 45
xi
Gambar 3.14 Wiring diagram Recloser ................................................................ 50
Gambar 3.16 Wiring Koordinasi antara PMT dengan OCR GFR ....................... 51
Gambar 4.14 Wilayah Kerja Proteksi Pada Jaringan di Sisi PMT Outgoing dan
Recloser .......................................................................................... 81
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Nilai Impedansi Tahanan (R) dan reaktansi (XL) .............................. 59
Tabel 4.6 Koordinasi OCR Antara PMT Outgoing dengan Recloser SYG10-52
dan Recloser 4/K3-324F..................................................................... 63
Tabel 4.7 Koordinasi GFR Antara PMT Outgoing dengan Recloser SYG10-52
dan Recloser 4/K3-324F…................................................................. 65
Tabel 4.8 Setting Proteksi OCR GFR sisi PMT Outgoing SYG 10 dengan
Recloser SYG10-52 dan Recloser 4/K3-324F ................................... 67
Tabel 4.9 Pemeriksaan Waktu Kerja PMT Outgoing dan Recloser ................... 68
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
7
8
c. Tiga Gelombang
10. Unit Induk Proyek Jawa Bagian Timur dan Bali II,
berkedudukan di Surabaya
11. Unit Induk Proyek Kalimantan Bagian Timur, berkedudukan
di Balikpapan
12. Unit Induk Proyek Kalimantan Bagian Tengah,
berkedudukan di Banjarbaru
13. Unit Induk Proyek Kalimantan Bagian Barat, berkedudukan
di Pontianak
14. Unit Induk Proyek Nusa Tenggara, berkedudukan di Mataram
15. Unit Induk Proyek Sulawesi Bagian Utara, berkedudukan di
Manado
16. Unit Induk Proyek Sulawesi Bagian Selatan, berkedudukan di
Makassar
17. Unit Induk Proyek Maluku, berkedudukan di Ambon
18. Unit Induk Proyek Papua, berkedudukan di Papua
Mulai bulan Juni 2008 PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan
D.I.Y membuka cabang baru yaitu PT PLN (Persero) Area Pengatur
Distribusi Jateng-DIY sesuai dengan SK Direksi PLN Nomor
260.K/DIR/2007 tentang Organisasi PT PLN (Persero) APD Jateng-DIY
pada PT PLN Distribusi Jateng & DIY. Sekarang APD (Area Pengatur
Distribusi) berubah nama menjadi UP2D (Unit Pelaksana Pengatur
Distribusi).
PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY dibagi menjadi beberapa Area
Pelayanan Pelanggan, yang kini berubah nama menjadi UP3 (Unit Pelaksana
Pengatur Pelanggan) yaitu:
Gambar 2.5 Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) UP2D Jateng & DIY
Manager UP2D
PEJABAT
PELAKSANAAN PEJABAT K3L
PENGADAAN
MB
MB MB FASILITAS MB OPERASI MB ADMIN DAN
PEMELIHARAAN 20
PERENCANAAN OPERASI SISTEM DISTRIBUSI KEUANGAN
KV
PEMELIHARAAN
SDM &
RENEV OPHAR RTU & P1 OPERASI 1 ELEKTROMEKANIK
ADMINISTRASI
1
PEMELIHARAAN
RTU & P2 OPERASI 2 ELEKTROMEKANIK
2
PEMELIHARAAN
RTU & P3 OPERASI 3 ELEKTROMEKANIK
3
29
30
Dimana :
I = Arus yang mengalir pada Impedansi Z (AMP)
V = Tegangan sumber (VOLT)
Z = Impedansi jaringan yaitu nilai ekivalen dari seluruh
impedansi di dalam jaringan mulai dari sumber
tegangan sampai ke titik gangguan (OHM)
33
Dimana :
Z1 = Impedansi urutan positip
Z2 = Impedansi urtutan negatip
Z0 = Impedansi urutan nol
Atau :
√3 × 𝐸𝑎
I 2 phasa =
𝑍1 + 𝑍2
Impedansi Z1 dan Z2 adalah impedansi urutan positip
dan urutan negatip dari seluruh impedansi masing-masing
urutan didalam sistem baik yang tersambung seri maupun
paralel yang disederhanakan menjadi impedansi ekivalen
urutan positip dan impedansi ekivalen urutan negatip.
𝐸𝑎
Karena Z1 = Z2 dan I 3 phasa = 𝑍1
Ea I = I1 + I2 + Io
Eb Ec
. I=3Io
3×𝐸𝑎
I 1 phasa =
𝑍1 +𝑍2+𝑍0
a. Kepekaan (Sensitivity)
b. Keandalan (Reability)
recloser yang akan trip bukan PMT. Apabila terdapat gangguan hubung
singkat di belakang recloser maka recloser akan trip terlebih dahulu
daripada PMT outgoing. Sedangkan apabila terjadi gangguan terjadi di
zona antar PMT outgoing dan recloser maka PMT yang akan trip. Namun
apabila ada gangguan di belakang recloser namun PMT outgoing ikut
trip maka terjadi kegagalan koordinasi proteksi.
𝐸𝑓𝑎𝑠𝑎 − 𝑓𝑎𝑠𝑎
If2ϕ =
(2%𝑅1𝑗𝑎𝑟 + 𝑗 (2𝑋𝑠𝑐 + 2𝑋𝑡 + (2%𝑋1𝑗𝑎𝑟 )))
57
𝐸𝑓𝑎𝑠𝑎 − 𝑓𝑎𝑠𝑎
If1ϕ =
((3𝑅𝑁 +3𝑅𝑓 +2%𝑅1𝑗𝑎𝑟 +%𝑅0𝑗𝑎𝑟 )+𝑗(2𝑋𝑠𝑐 +2𝑋𝑡 +𝑋0𝑡 +(2%𝑋1𝑗𝑎𝑟 )+(%𝑋0𝑗𝑎𝑟 )))
58
59
Jarak
Lokasi Gangguan 3 Fasa 2 fasa 1 fasa
(KM)
0 0% Panjang Saluran 13301 11519 13291
10.00 Recloser II
1.00
Waktu
0.10
0.01 Recloser I
0.00
100 1000 Arus 10000 100000
Keterangan :
OCR PMT Outgoing : Kurva Merah
Recloser I (SYG10-52) : Kurva Kuning
Recloser II (4/K3-324F) : Kurva Coklat
Tabel 4.7 Koordinasi GFR Antara PMT Outgoing dengan Recloser SYG10-52
dan Recloser 4/K3-324F
66
Recloser II
10.00
1.00
Waktu
0.10
Recloser I
0.01
0.00
100 1000 10000 100000
Arus
Keterangan :
GFR PMT Outgoing : Kurva Merah
Recloser I (SYG10-52) : Kurva Kuning
Recloser II (4/K3-324F) : Kurva Coklat
67
4.1.9 Setting Proteksi OCR GFR sisi PMT Outgoing SYG 10 dengan
Recloser SYG10-52 dan Recloser 4/K3-324F
Tabel 4.8 Setting Proteksi OCR GFR sisi PMT Outgoing SYG 10 dengan
Recloser SYG10-52 dan Recloser 4/K3-324F
68
PMT
SYG 10
R1 R2
PMT
SYG 10
R1 R2
z
HS 2
0 – 2,2 KM
HS 1
0 – 7,4 KM
TIME DELAY
0 – 20 KM
b) Daerah Kerja HS 1
Pada HS 1 PMT gangguan berada pada jarak ± 2,2 km
hingga ± 7,4 km atau berada di atas settingan dari HS 1 dan
dibawah dari settingan HS 2. Pada zona ini Proteksi PMT akan
bersifat definit, atau akan open dalam waktu 0,3 s. Apabila
gangguan berada pada HS 1 dari settingan PMT, maka ada
beberapa kemungkinan yang bisa terjadi.
Yang pertama PMT bisa reclose, keadaan ini terjadi
apabila arus gangguan melebihi settingan dari HS 1 dan masih
di bawah settingan dari HS 2 dari PMT SYG 10. Jadi PMT akan
berubah ke posisi open saat gangguan tersebut berlangsung
dalam 0,3 s kemudian PMT tersebut akan kembali lagi ke
keadaan semula yaitu close. Proteksi ini dapat bekerja apabila
gangguan yang terjadi adalah gangguan sementara atau
gangguan temporer, sehingga setelah PMT trip dan gangguan
tersebut hilang maka PMT akan reclose.
72
c) Daerah Kerja HS 2
Apabila gangguan berada pada HS 2 dari settingan PMT,
maka arus gangguan hubung singkat tersebut berada pada jarak
antara kabel power pada outgoing SYG 10 tersebut sampai
dengan ± 2,2 km dari penyulang SYG 10 tersebut. Apabila
gangguan terjadi pada zona ini maka yang terjadi adalah PMT
akan langsung trip atau berada pada posisi open.
Hal ini terjadi karena adanya arus gangguan yang
melebihi settingan HS 2 pada PMT sehingga PMT tersebut
langsung trip secara langsung atau instant. Arus gangguan yang
melebihi HS 2 dari PMT tidak ada delay waktu untuk trip atau
instan, karena apabila diberi waktu delay dengan arus gangguan
73
RECLOSE
PMT
SYG 10
R1 R2
PMT R1 R2
SYG 10
Trip
PMT
SYG 10
R1 R2
PMT
SYG 10 R1 R2
PMT
SYG 10 R1 R2
z
HCL
2,6 – 8,6 KM
HCT
2,6 – 11,6 KM
TIME DELAY
2,6 – 20 KM
HCL
11,6 – 15,6 KM
HCT
11,6 – 18,6 KM
TIME DELAY
11,6 – 20 KM
Gambar 4.10 Daerah Kerja Setting Recloser
76
PMT R1 R2
PMT R1 R2
Trip
PMT R1 R2
4.4 Wilayah Kerja Proteksi Pada Jaringan di Sisi PMT Outgoing dan
Recloser
Gambar 4.14 Wilayah Kerja Proteksi Pada Jaringan di Sisi PMT Outgoing
dan Recloser
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari kerja praktik yang saya
laksanakan di PT PLN (Persero) UP2D Jateng-DIY DCC I Semarang
tepatnya di bidang HAR 20 kV bagian pemeliharan dan proteksi distribusi
20 kV adalah:
1. Sistem proteksi yang handal sangat diperlukan pada JTM, karena dengan
proteksi yang handal dapat mengurangi daerah padam. Salah satunya
dengan koordinasi antara PMT Outgoing dan recloser yang harus benar-
benar saling berkesinambungan dengan baik. Dinyatakan baik ketika
grafik waktu kerja antara PMT Outgoing, Recloser I, Recloser II tidak
saling bersinggungan ataupun berpotongan.
2. Recloser harus dapat mengamakan daerah gangguan terlebih dahulu
daripada PMT Outgoing apabila gangguan tersebut berada setelah
recloser guna mengisolir daerah gangguan.
3. Recloser II memiliki nilai setting arus yang lebih kecil daripada Recloser
I, dan Recloser I memiliki nilai setting arus yang lebih kecil daripada
Outgoing. (Iset Recloser II < Iset Recloser I < Iset Outgoing )
4. Recloser II memiliki nilai waktu kerja yang lebih cepat daripada Recloser
I, dan Recloser I memiliki nilai waktu kerja yang lebih cepat daripada
Outgoing. (waktu kerja Recloser II < waktu kerja Recloser I < waktu
kerja Outgoing )
5. Pada sisi Outgoing memiliki zona proteksi yaitu Time Delay, High Set I,
dan High Set II. Sedangkan pada sisi Recloser memiliki zona proteksi
yaitu Time Delay, High Current Trip, dan High Current Lockout.
6. Nilai setting Over Current Relay (OCR) pada sisi Outgoing adalah OCR
= 480A, Tms = 0,22s, HS 1 = 3440A, HS 2 = 7280 A. Sedangkan pada
Recloser I adalah OCR = 400A, Tms = 0,1s, HCT = 2410A, HCL =
3066A. Serta pada Recloser II adalah OCR = 320A, Tms = 0,06s, HCT =
1606A, HCL = 1874A.
84
7. Nilai setting Ground Fault Relay (GFR) pada sisi Outgoing adalah GFR
= 200A, Tms = 0,30s, HS 1 = 2560A, HS 2 = 4800A. Sedangkan pada
Recloser I adalah GFR = 120A, Tms = 0,16s, HCT = 1166A, HCL =
1526A. Serta pada Recloser II adalah GFR = 100A, Tms = 0,1s, HCT =
752A, HCL = 887A.
8. Beban aman maksimal pada suatu penyulang yaitu batasan pada sisi time
delay outgoing. Apabila beban melewati nilai setting time delay, maka
outgoing akan bekerja sesuai dengan nilai tms yang ada.
5.2 Saran
Selama mengikuti kerja praktik di PT. PLN (Persero) UP2D Jateng-
DIY DCC I Semarang, saya dapat memberikan sedikit saran sebagai berikut:
1. Beban disetiap penyulang harus selalu dipantau agar tidak melebihi nilai
setting beban maksimal yang ada guna keandalan suatu jaringan.
2. Nilai settingan pada setiap zona proteksi lebih baik selalu diperhitungkan
dengan cermat. Supaya koordinasi waktu kerja setiap peralatan proteksi
dapat bekerja sesuai dengan fungsi kerjanya.
Akhirnya saya hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada PT.
PLN (Persero) UP2D Jateng-DIY khususnya Bidang Pemeliharaan bagian
Proteksi karena telah membimbing saya dan memberikan kesempatan untuk
melaksanakan Kerja Praktik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2008. Perhitungan Setelan OCR & GFR Penyulang 20 kV. Semarang:
PT.PLN (Persero) Ditribusi Jateng & DIY APD Semarang
Pandjaitan, Bonar. 2012. Proteksi Sistem Tenaga Listrik. Yogyakarta. Andi Offset
Rama, Destiara. 2018. Koordinasi Proteksi PMT Outgoing dengan Recloser pada
Penyulang RDT 04 di GIS Randu Garut 150 kV (Laporan Kerja Praktik
D3 Elektro Tidak Diterbitkan). Universitas Diponegoro: Semarang
85
LAMPIRAN
HARI ,
NO KEGIATAN LOKASI
TANGGAL
Pengarahan dan Pengenalan Lingkungan
Senin, 7 UP2D Jateng
1 UP2D Jateng DIY oleh Manager Bagian
Januari 2019 DIY
Perencanaan
Pemberian materi mengenai Sistem
Selasa, 8 UP2D Jateng
2 Proteksi dan Kubikel 20 Kv oleh
Januari 2019 DIY
Supervisor Proteksi dan Supervisor Harlek
Rabu, 9 Pemberian materi mengenai PMT, UP2D Jateng
3
Januari 2019 Recloser dan LBS oleh Supervisor Proteksi DIY
Download event pada penyulang di GI
Kamis, 10 GI Ungaran, GI
4 Ungaran, GI Tambak Lorok, dan Recloser
Januari 2019 Tambak Lorok
TBL-16
Jum’at , 11 GIS
5 Pemasangan Dopper Pada Kubikel SPL 07
Januari 2019 Simpanglima
Minggu, 13 Pemeliharaan dan Pengujian Tahunan
6 GI Kaliwungu
Januari 2019 Kubikel 20 Kv GI Kaliwungu Trafo 01
Senin, 14 UP2D Jateng
Belajar di ruang dispatcher
7 Januari 2019 DIY
Selasa, 15 UP2D Jateng
8 Belajar di ruang dispatcher
Januari 2019 DIY
Rabu, 16 GIS
9 Penggantian Relay pada Kubikel SPL 07
Januari 2019 Simpanglima
Kamis, 17 Pemberian Materi mengenai zona proteksi UP2D Jateng
10
Januari 2019 PMT Outgoing dan Recloser DIY
Jum’at , 18 UP2D Jateng
11 Belajar tentang proteksi di JTM 20 Kv
Januari 2019 DIY
Senin, 21 UP2D Jateng
12 Belajar di bagian SCADA
Januari 2019 DIY
Selasa, 22 UP2D Jateng
13 Belajar di bagian SCADA
Januari 2019 DIY
Update penamaan recloser di setiap
Rabu, 23 UP2D Jateng
14 Keypoint guna mempermudah kerja
Januari 2019 DIY
Dispatcher
Kamis, 24 Resetting Recloser pada keypoint SYG 07 Wilayah
15
Januari 2019 dan SYG 10 Sayung, Demak