Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FARMAKOLOGI

TENTANG DIPHENHYDRAMIN

Dosen pengampu : Handoyo, MN

Disusun oleh :

1. Mutia Nurullita (P1337420218005)


2. Darmawan Tri Rahaharja (P1337420218006)
3. Alia Munawaroh (P1337420218011)
4. Yudisa Bela Novana (P1337420218017)
5. Dila Padilah (P1337420218025)
6. Lestari (P1337420218026)
7. Fanny Triana Agustin (P1337420218047)

KELAS : 1A

POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Farmakologi
tentang Diphenhydramin.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Handoyo, MN yang telah


membimbing dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak lupa juga penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian tugas
makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca, guna menghasilkan makalah yang lebih baik.

Penyusun berharap makalah yang kami susun bisa memberikan manfaat dan inpirasi bagi
pembaca.

Purwokerto, 5 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Defifnisi Obat Diphenhydramin


B. Farmakoterapeutik Diphenhydramin
C. Farmakokinetik Diphenhydramin
D. Farmakodinamik Diphenhydramin
E. Efek Samping Diphenhydramin
F. Kontraindikasi Diphenhydramin
G. Cara pemberian / Sediaan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diphenhydramine adalah obat yang digunakan untuk meredakan reaksi alergi


pada tubuh, seperti mata merah, iritasi, gatal dan berair, bersin-bersin, serta pilek.
Diphenhydramine terkadang digunakan untuk mengatasi insomnia jangka pendek
dan juga tremor pada parkinsonisme, namun manfaat dan risikonya masih
dipertanyakan. Bahkan konsumsi diphenhydramine rutin untuk mengatasi
insomnia dapat menurunkan kualitas tidur, serta menimbulkan rasa kantuk di
siang hari. Diphenhydramine merupakan golongan obat antihistamin. Obat ini
bekerja dengan cara menghentikan atau memblokir aksi histamin, yaitu zat kimia
alami dalam tubuh yang menyebabkan gejala alergi.

Diphenhydramine tergolong dalam kelompok obat bebas karena


menimbulkan efek ketergantungan yang sangat rendah bagi penggunanya.
Diphenhydramine tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, sirup, maupun suntik
(parenteral). Obat ini memiliki waktu paruh pemusnahan berkisar antara dua
setengah jam hingga tiga belas jam setengah. Metabolismenya terjadi di hepar
(hati) dan diekskresikan melalui urine sebanyak 94% dan tinja sebanyak 6%. Obat
ini memiliki merek dagang yang bermacam-macam, seperti : Nimalac, Ramadryl
Atusin, Emkanadryl DMP, Iphadryl, Hufadryl Expectorant, dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan obat Diphenhydramin?
2. Bagaimana farmakoterapeutik obat Diphenhydramin?
3. Bagaimana farmakokinetik obat Diphenhydramin?
4. Bagaimana farmakodinamik obat Diphenhydramin?
5. Apa efek samping yang ditimbulkan oleh obat Diphenhydramin?
6. Apa saja kontraindikasi obat Diphenhydramin?
7. Bagaimana cara pemberian/ sediaan obat Diphenhydramin?

4
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui defifnisi obat Diphenhydramin
2. Mengetahui farmakoterapeutik Diphenhydramin
3. Mengetahui farmakokinetik Diphenhydramin
4. Mengetahui farmakodinamik Diphenhydramin
5. Mengetahui efek Samping Diphenhydramin
6. Mengetahui kontraindikasi Diphenhydramin
7. Mengetahui cara pemberian/ sediaan Diphenhydramin

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Obat Diphenhydramin

Diphenhydramine adalah golongan obat bebas yang digunakan untuk


meredakan reaksi alergi pada tubuh, seperti mata merah, iritasi, gatal dan
berair, bersin-bersin, serta pilek. Diphenhydramine terkadang digunakan
untuk mengatasi insomnia jangka pendek dan juga tremor pada
parkinsonisme. Bahkan konsumsi diphenhydramine rutin untuk mengatasi
insomnia dapat menurunkan kualitas tidur, serta menimbulkan rasa kantuk
di siang hari. Diphenhydramine merupakan golongan obat antihistamin.
Obat ini bekerja dengan cara menghentikan atau memblokir aksi histamin,
yaitu zat kimia alami dalam tubuh yang menyebabkan gejala alergi.

B. Farmakoterapeutik Obat Diphenhydramin

Diphenhydramine HCl Injeksi

KOMPOSISI :

Tiap ml injeksi mengandung :

Diphenhydramine HCl 10 mg

CARAKERJAOBAT :

Diphenhydramine HCl merupakan antihistamin yang bekerja menghambat


histamin secara kompetitif, mula kerjanya cepat dan terdistribusi secara luas
dalam tubuh termasuk SSP.

CARA PEMAKAIAN :

Parenteral

6
INDIKASI :

Digunakan bila terapi oral tidak memungkinkan.

- Antihistamin :

• Untuk reaksi alergi pada darah atau plasma.

• Anafilaksis : sebagai terapi penunjang epinephrine.

• Untuk keadaan alergi yang tidak terkomplikasi.

- Mabuk perjalanan : untuk pengobatan aktif pada mabuk perjalanan.

- Antiparkinson : pada orang tua yang tidak dapat mentoleransi obat-obat yang
lebih poten, kasus parkinson yang ringan pada kelompok umur tertentu dan kasus
lain parkinson dalam kombinasi dengan obat-obat antikolinergik yang bekerja
sentral.

KONTRAINDIKASI :

- Bayi baru lahir dan bayi prematur.

- Ibu menyusui.

- Hipersensitif terhadap obat ini atau antihistamin yang strukturnya sama dengan
obat ini.

- Penggunaan sebagai anestesi lokal karena efek nekrosis.

POSOLOGI :

Intravena, intramuscular

Dewasa : 10 - 50 mg sehari, jika diperlukan dapat ditingkatkan hingga 100 mg


sehari maksimum 400 mg sehari.

Anak-anak : 5 mg/ kg berat badan sehari atau 150 mg/m² sehari dalam 4 dosis
bagi, maksimum 300 mg sehari.

7
EFEK SAMPING :

- Umum : urtikaria, rash, syok anafilaktik, fotosensitifitas, keringat berlebihan,


mulut kering. - Sistem kardiovaskular : hipotensi, sakit kepala, palpitasi, takikardi.
- Sistem saraf pusat : sedasi, eksitasi, tremor pandangan kabur.

- Sistem gastrointestinal : epigastrik distress, anoreksia, nausea, muntah, diare,


konstipasi.

- Sistem saluran urin : retensi urin.

PERINGATAN DAN PERHATIAN :

- Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan riwayat penyakit seperti :


epilepsy, peningkatan tekanan intraokuler (glaukoma), asma bronkial, gejala
hipertropi prostat, retensi urin, gangguan fungsi hati.

- Selama menggunakan obat ini tidak boleh mengemudikan kendaraan bermotor


atau melakukan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi penuh.

- Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.

- Tidak dianjurkan pemakaian pada anak-anak di bawah 6 tahun.

- Jangan digunakan bila terjadi endapan atau perubahan warna larutan injeksi.

INTERAKSI OBAT :

- Pemberian Diphenhydramine HCl dengan alkohol dan depresan susunan saraf


pusat (hipnotik, sedatif, transkuiliser) akan memberikan efek adiktif.

- Penghambat antidepresan jenis MAO dapat memperpanjang efek antikolinergik


dari Diphenhydramine HCl bila diberikan bersama-sama.

OVERDOSIS :

Gejala berlebihan dosis : mulut kering, pupil mata membesar, muka memerah
(flushing), depresi susunan saraf pusat, gejala gastrointestinal (injeksi). Pada
anak-anak dapat menyebabkan halusinasi, konvulsi.

Injeksi : stimulan tidak boleh digunakan. Vasopresor dapat digunakan untuk


pengobatan hipotensi.

8
PENYIMPANAN :

Simpan pada suhu di bawah 30°C dan kering, terlindung dari cahaya.

KEMASAN :

Dus, 30 ampul @ 1ml No. Reg. : GKL9613606043A1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Diproduksi oleh :

PT LUCAS DJAJA

Bandung - Indonesia

C. Farmakokinetik

Farmakokinetik diphenhydramine berupa aspek absorbsi, distribusi,


metabolisme, dan ekskresinya.

1. Absorbsi

Obat diphenhydramine diabsorbsi dengan baik di saluran pencernaan.


Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak sekitar 1-4 jam.

2. Distribusi

Diphenhydramine di distribusikan secara luas ke seluruh bagian tubuh


termasuk sistem saraf pusat. Obat ini dapat berikatan dengan protein
plasma (plasma binding protein) 98-99%.

3. Metabolisme

Sebagian besar metabolisme Diphenhydramine terjadi di hati.


Diphenhydramine dapat dimetabolisme di hati menjadi
N-Desmetildiphenhydramine dan dipfenhidramin N-glukoronida.

9
4. Ekskresi

Diphenhydramine diekskresi melalui urin dalam bentuk metabolit


walaupun sebagian kecil bisa berbentuk obat utuh. Waktu paruh eliminasi
dari tubuh: 2,4-9,3 jam.

D. Farmakodinamik

Obat Diphenhydramine merupakan antihistamin dari kelas


etonolamin. Diphenhydramine berperan sebagai antagonis reseptor
histamin H1. Diphenhydramine bersaing dengan histamin bebas untuk
menempati reseptor histamin H1 terutama di saluran pencernaan, uterus,
pembuluh darah besar dan otot bronkus. Ikatan obat Diphenhydramine
dengan reseptor histamin H1 mengurangi efek negatif yang diakibatkan
oleh ikatan histamin bebas dengan reseptor histamin H1 seperti reaksi
inflamasi, vasodilatasi, bronkokonstriksi dan edema. Ikatan obat
antihistamin H1 dengan reseptor histamin dapat mengurangi faktor
transkripsi respons imun NF melalui fosfolipase C.

Jalur sinyal fosfatidilinositol (PIP2) juga dapat mengurangi


presentasi antigen dan mengurangi pengeluran sitokin pro inflamasi dan
faktor kemotaksis. Antihistamin juga dapat menurunkan konsentrasi ion
kalsium sehingga dapat menstabilkan sel mast sehingga pengeluaran
histamin berkurang. Antihistamin generasi pertama seperti
Diphenhydramine dapat melewati sawar otak (blood brain barrier) dan
dapat berikatan dengan reseptor histamin H1 di otak sehingga dapat
menyebabkan efek sedasi walaupun diberikan dalam dosis terapeutik.

Turunan etonolamin seperti Diphenhydramine memiliki efek


antikolinergik yang lebih besar dibandingkan dengan golongan
antihsitamin lain. Efek antikolinergik ini berperan sebagai antidiskinesia
untuk mengurangi gejala ekstrapiramidal akibat penggunaan obat
antipsikosis dalam waktu lama. Efek antidiskinesia ini juga dapat
mengurangi gejala penyakit parkinson. Obat Diphenhydramine dapat

10
berikatan dengan reseptor asetilkolin muskarinik M2. Efek antikolinergik
dari diphenhydramine diduga berasal dari efek antimuskarinik pada sistem
saraf pusat sehingga juga dapat bekerja sebagai antiemesis, walaupun cara
kerjanya belum diketahui secara past

E. Efek Samping

Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan obat Diphenhydramine,


antara lain :

1. Rasa kantuk 10. Jantung 17. Tenggorokan


2. Gelisah berdebar terasa kering
3. Disorientasi 11. Tekanan darah 18. Dahak kental
4. Euphoria rendah 19. Agranulositosi
5. Kejang 12. Konstipasi s
6. Vertigo 13. Nafsu makan 20. Anemia
7. Penglihatan menurun hemolitik
kabur dan/atau 14. Gangguan 21. Menurunkan
ganda waktu fungsi kognitif
8. Telinga menstruasi pada pasien
berdenging 15. Mulut kering orang tua
9. Trombositope 16. Mukosa
nia hidung kering

F. Kontraindikasi

Terdapat beberapa kontraindikasi obat Diphenhydramine, antara lain :

 Hindari menggunakan obat ini jika memiliki alergi terhadap obat ini.

11
 Obat diphenhydramine tidak boleh diberikan untuk penderita asma,
glaukoma sudut sempit, benign prostatic hyperplasia, ulkus peptik
stenosis, obstruksi piloroduodenal, obstruksi kantung kemih dan porfiria.
 Efek antikolinergik dari obat diphenhydramine dapat menyebabkan retensi
urin pada pasien yang menderita benign prostatic hyperplasia.
 Jangan mengemudikan kendaraan bermotor atau mengoperasikan mesin
yang berbahaya setelah mengonsumsi obat ini karena Diphenhydramine
dapat menyebabkan kantuk.
 Hindari minum minuman beralkohol ketika sedang menggunakan
Diphenhydramine karena minuman beralkohol dapat meningkatkan efek
kantuk.
 Diphenhydramine dapat diserap ke dalam ASI dan dapat mengurangi
produksi ASI. Apabila sedang menyusui, konsultasikan terlebih dulu
dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.

G. Cara Pemberian/ Sediaan Obat Diphenhydramine

Ikutilah anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada label
kemasan sebelum menggunakan Diphenhydramin. Gunakan sesuai dosis
yang ditentukan. Untuk diphenhydramine oral, dapat dikonsumsi sebelum
atau sesudah makan. Jika berbentuk kapsul atau tablet, gunakan air untuk
menelan secara utuh. Jangan mematahkan laptul atau menghancurkan,
mengunyah, dan membelah tablet karena dapat meningkatkan efek
samping.

Jika diphenhydramine berbentuk sirup, gunakan takar yang biasanya


telah tersedia di dalam kemasan, sehingga dosis yang dikonsumsi sesuai.
Jangan menggunakan sendok makan biasa karena ukuran dosis bisa
berbeda. Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan
dosis berikutnya.

Sediaan : Diphenhydramine ampul 1 ml (10 mg/ml), Vial 15 ml (10


mg/ml), Tablet 25 mg, Sirup (12,5 mg/5 ml)

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diphenhydramine adalah obat yang digunakan untuk meredakan reaksi alergi


pada tubuh, seperti mata merah, iritasi, gatal dan berair, bersin-bersin, serta pilek.
Diphenhydramine merupakan golongan obat antihistamin yang merupakan
antihistamin dari kelas etonolamin. Diphenhydramine berperan sebagai antagonis
reseptor histamin H1. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan atau memblokir
aksi histamin, yaitu zat kimia alami dalam tubuh yang menyebabkan gejala alergi.

B. Saran

Dalam makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga
dapat dijadikan untuk pembelajaran.

13

Anda mungkin juga menyukai