Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,


karena hanya atas izin-Nyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah
ini dengan judul “Neurulasi”. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk dapat
menjelaskan bagaimana proses atau tahapan-tahapan dalam neurulasi.
Namun demikian, penyusunan makalah ini penyusun rasakan masih jauh
dari sempurna baik dari segi materi, gambar, teknik penulisan maupun dari
tampilannya. Oleh karena itu penyusun mengharapkan berbagai saran dari dosen
dan mahasiswa agar makalah ini dapat direvisi dan disusun lebih baik lagi
sehingga memiliki fungsi yang optimal.
Demikian, dengan segala kerendahan hati penulis menyanpaikan banyak
terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini. Dan akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua jika dimanfaatkan. Amin.

Gorontalo, 29 Maret 2013

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......... ..................................................................................2

1.3 Tujuan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Neurulasi..........................................................................................3

2.2 Tahapan-tahapan Neurulasi................................................................................4

2.3 Perkembangan dan cara pembentukan neural Tube (bumbung neural).............6

2.3.1 Perkembangan Neural Tube (bumbung neural)..............................................6

2.3.2 Cara pembentukan Neural Tube (bumbung neural).......................................7

2.4 Susunan Saraf Mula-mula................................................................................. 9

2.5 Perkembangan Saraf janin Intra dan Ekstra Uterus.........................................11

2.5.1 Perkembangan Saraf Janin Intra Uterus........................................................11

1.2.1 Perkembangan Saraf Janin Ekstra Uterus.....................................................12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sistem Persarafan Pada Janin yaitu Pembentukan sistem saraf pada janin
Embrio akan terus membesar sehingga pada minggu ke-5 terdapat 3 lapisan yaitu
ektoderm, mesoderm dan endoderm. Ektoderm adalah lapisan yang paling atas
dan akan membentuk sistem saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk
otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Neurulasi adalah pembentukan lempeng
neural (neural plate) dan lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan ini
untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan
berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis. Pada mulanya, tabung ini
menutup pada tempat dimana akan terjadi pertemuan antara otak dan medula
spinalis, sehingga kedua ujungnya menjadi terbuka. Pada saat tersebut, embrio
melipat pada sumbu panjangnya sendiri dan membentuk lipatan kepala pada
tabung neural ditempat pertemuan ini. Ujung kranial tabung neural menutup, di
ikuti penutupan tabung kaudalnya. Selama minggu kelima, tingkat pertumbuhan
yang berbeda menimbulkan banyak lekukan pada tabung neural, sehingga
dihasilkan tiga daerah otak, yaitu :
1. Otak depan
Otak depan berkembang menjadi mata (saraf kranial II) dan hemisfer otak.
Perkembangan semua daerah korteks serebri terus berlanjut sepanjang masa
kehidupan janin dan masa kanak-kanak. Sistem olfaktorius dan thalamus
juga berkembang dari otak depan.
2. Otak tengah
Saraf kranial III dan IV (occulomotorius dan trochlearis) terbentuk dari otak
tengah.
3. Otak belakang
Otak belakang membentuk medula, spons, serebelum dan saraf kranial lain.
Gelombang otak dapat dicatat melalui elektroensefalogram (EGG) pada
minggu ke-8.

3
Medula spinalis terbentuk dari ujung panjang tabung neural. Pada mudigah,
korda spinalis berjalan sepanjang kolumna vertebralis, tetapi setelah itu korda
spinalis tumbuh lebih lambat. Mielinisasi korda spinalis mulai pada pertengahan
gestasi dan berlanjut sepajang tahun pertama kehidupan.
Fungsi sinaps sudah cukup berkembang pada minggu ke delapan sehingga
terjadi fleksi leher dan badan. Struktur ektodermal lainnya, yaitu neural crest,
berkembang menjadi sistem saraf perifer. Sel neural crest yang terlepas dari tepi
lateral lipatan neural, menghasilkan ganglion spinal dan ganglion sistem autonom
serta sejumlah sel jenis lain. Mesoderm paraksial, yang paling dekat dengan
notokord dan neural tube yang sedang berkembang, berdiferensiasi untuk
membentuk pasangan blok jaringan atau somit. Somit pertama muncul pada hari
ke-20. Terdapat sekitar 30 pasagan somit pada hari ke-30 yang meningkat menjadi
total 44 pasangan. Somit berdiferensiasi menjadi sklerotom, miotom, dan
dermatom yang masing-masing menghasilkan tulang rangka sumbu, otot rangka
dan dermis kulit.
2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut :
1.1 Apa pengertian dari Neurulasi ?
1.2 Bagaimana tahapan-tahapan yang terjadi dalam Neurulasi ?
1.3 Bagaimana perkembangan dan cara pembentukan Neural Tube (bumbung
neural) ?
1.4 Bagaimana Susunan Saraf mula-mula ?
1.5 Bagaimana Perkembangan Saraf Janin Intra dan Ekstra Uterus ?
3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.1 Menjelaskan pada mahasiswa tentang pengertian dari Neurulasi
1.2 Untuk mengetahui tahapan-tahapan yang terjadi dalam Neurulasi
1.3 Untuk mengetahui perkembangan dan cara pembentukan Neural Tube
(bumbung neural)
1.4 Untuk mengetahui susunan saraf mula-mula
1.5 Untuk mengetahui Perkembangan saraf Janin Intra dan Ekstra Uterus.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Neurulasi
Neurulasi berasal dari kata neuro yang berarti saraf. Neurulasi adalah
proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf, jaringan ini berasal
dari diferensiasi ectoderm, sehingga disebut neural ectoderm. Sebagai inducer
pada proses neurulasi adalah chorda mesoderm yang terletak di bawah neural
ectoderm. Neurulasi dapat juga diartikan dengan proses awal pembentukan sistem
saraf yang melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan
pembentukan keping neural (neural plate), lipatan neural (neural folds) serta
penutupan lipatan ini untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam
dinding tubuh dan berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis dan berakhir
dengan terbentuknya bumbung neural. Diduga bahwa perubahan morfologi yang
terjadi selama neurulasi sejalan dengan perubahan kromosom dan pola proteinnya.
Neurulasi ditandai dengan terjadinya interaksi antara kelompok-kelompok
sel-sel korda mesoderm (mesendoderem) dengan sel-sel ektoderem di atasnya.
Hasil interaksi kedua lapisan sel tersebut menyebabkan sel-sel ektoderem di
atasnya terinduksi dan membentuk tabung saraf atau neural tube. Embrio yang
berada pada stadium tersebut disebut stadium neurula. Neurulasi merupakan dasar
organogenesis dalam pembentukan sistem saraf. Akibat interaksi sel-sel
ektoderem dengan sel-sel kordamesoderm, menyebabkan sel-sel ektodeerem
menjadi menebal dan mendatar membentuk lempeng saraf atau neural plate.
Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf atau neural
fold dan mengapit lekuk saraf atau neural groove.
Kedua tepi lateral dari lipatan neural akhirnya secara berama-sama berfusi
pada bagian mediodorsal embrio dan membentuk tabung saraf atau neural tube.
Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan epidermis dan pada ujungnnya
terbuka. Bagian anterior dari tabung saraf yang terbuka disebut anterior neuropor,
sedangkan bagian belakang dari tabung yang terbuka disebut posterior neuropor.
Anterior neuropor biasanya menutup lebih dahulu dibandingkan dengan posterior

5
neuropor. Pada embrio manusia, anterior neuropor menutup pada stadium 18-20
somit sedangkan posteror neuropor menutup kira-kira dua hari kemudian.

Gambar 2.1 Perubahan-perubahan bentuk sel-sel ektoderem selama


berlangsungnya neurulasi (Carlson, 1988).

2.2 Tahapan-tahapan Neurulasi


Ektoderm adalah lapisan yang paling atas dan akan membentuk sistem
saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit
serta rambut. Setelah fase gastrulasi selesai maka berlanjutlah pada fase neurulasi.
Pada tahap awal notochord (Sumbu primitif embrio dan bakal tempat vertebral
column) menginduksi ektoderm di atasnya. Sel-sel ectoderm berubah menjadi
panjang dan tebal daripada sel disekitarnya atau disebut juga dengan poliferasi
menjadi lempeng saraf (neural plate). Pembentukan ini terletak pada bagian dorsal
embrio. Kemudian bagian tepi neural plate menebal dan tumbuh ke atas yang
akhirnya terbentuk neural fold atau lipatan neural. Selanjutnya terbentuk lipatan
saraf ke arah dalam yang dibatasi oleh neural fold terhadap lapisan skin ektoderm,
selanjutnya terjadi fusi neural fold kanan-kiri dan bagian tengah membentuk parit
atau biasa disebut dengan parit neural (neural groove) kemudian terbentuk tabung
atau bumbung saraf (neural tube) dengan lubangnya yang disebut neural canal
atau neurocoel.

6
Selanjutnya neural tube akan tenggelam di bawah ectoderm (skin
ectoderm). Selama neurulasi juga terbentuk pial neural (neural crest) yang berasal
dari sel-sel lempeng saraf yang tidak membentuk tabung saraf. Neural crest akan
membentuk ganglion-ganglion saraf, sedangkan neural tube akan membentuk
sistem saraf pusat Neural plate melipat (neural fold) yang kemudian menjadi alur
saraf (neural groove). Neural fold akan meninggi (neural crest) dan menyatu
sehingga terbentuk tabung saraf (neural tube). Saat pembentukan tabung saraf
(neural tube), sel-sel neural crest akan terpisah dan akan bermigrasi jauh dari
neuro ektodermal. Neural crest akan menjadi lokasi yang dituju kemudian
berdiferensiasi menjadi sel-sel ganglia spinalis dan otot otonom, dan sebagainya.
Mesensim yang berasal dari neural crest disebut ektomesensim.
Selama minggu kelima, tingkat pertumbuhan yang berbeda menimbulkan
banyak lekukan pada tabung neural, sehingga dihasilkan tiga daerah otak : otak
depan, otak tengah dan otak belakang. Otak depan berkembang menjadi mata
(saraf kranial II) dan hemisfer otak. Perkembangan semua daerah korteks serebri
terus berlanjut sepanjang masa kehidupan janin dan masa kanak-kanak. Sistem
olfaktorius dan thalamus juga berkembang dari otak depan. Saraf kranial III dan
IV (occulomotorius dan trochlearis) terbentuk dari otak tengah. Otak belakang
membentuk medula, spons, serebelum dan saraf kranial lain. Gelombang otak
dapat dicatat melalui elektroensefalogram (EGG) pada minggu ke-8. Medula
spinalis terbentuk dari ujung panjang tabung neural. Pada mudigah, korda spinalis
berjalan sepanjang kolumna vertebralis, tetapi setelah itu korda spinalis tumbuh
lebih lambat. Pada minggu ke-24, korda sinalis memanjang hanya sampai S1, saat
lahir sampai L3 dan pada orang dewasa sampai L1. Mielinisasi korda spinalis
mulai pada pertengahan gestasi dan berlanjut sepajang tahun pertama kehidupan.
Fungsi sinaps sudah cukup berkembang pada minggu ke delapan sehingga
terjadi fleksi leher dan badan. Struktur ektodermal lainnya, yaitu neural crest,
berkembang menjadi sistem saraf perifer. Sel neural crest yang terlepas dari tepi
lateral lipatan neural, menghasilkan ganglion spinal dan ganglion sistem autonom
serta sejumlah sel jenis lain. Mesoderm paraksial, yang paling dekat dengan
notokord dan neural tube yang sedang berkembang, berdiferensiasi untuk

7
membentuk pasangan blok jaringan atau somit. Somit pertama muncul pada hari
ke-20. Terdapat sekitar 30 pasagan somit pada hari ke-30 yang meningkat menjadi
total 44 pasangan. Somit berdiferensiasi menjadi sklerotom, miotom, dan
dermatom yang masing-masing menghasilkan tulang rangka sumbu, otot rangka
dan dermis kulit.
2.3 Perkembangan dan cara pembentukan Neural Tube (bumbung neural)
2.3.1 Perkembangan Neural Tube (bumbung neural)
Pada perkembangan Neural tube akan mengalami prsoses organogenesis
menjadi:
a. Otak dan sumsum tulang belakang,
b. Saraf tepi otak dan tulang belakang,
c. Bagian persarafan indra seperti mata, hidung dan kulit, dan
d. Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigmen.
Neural tube mempunyai ujung - ujung yang disebut dengan neuropore.
Neuropore ada 2 macam yaitu :
a. Anterior Neuropore yang akan membentuk otak dan bagian-bagiannya
b. Posterior neuropore yang akan membentuk fleksura atau lipatan yang akan
menjadi batas antara bagian-bagian otak.
Sebelum bagian posterior tabung telah terbentuk, yang sebagian besar
bagian anterior tabung mengalami perubahan drastis. Di daerah ini, tabung saraf
primer balon menjadi tiga vesikula otak-depan (prosencephalon), otak tengah
(mesencephalon), dan hindbrain (rhombencephalon). Pada saat posterior akhir
menutup tabung saraf, sekunder tonjolan vesikula optik telah memperluas lateral
dari masing-masing sisi otak-depan berkembang. Prosencephalon menjadi dibagi
menjadi anterior telencephalon dan semakin caudal diencephalon. Yang
telencephalon akhirnya akan membentuk belahan otak, dan diencephalon akan
membentuk thalamic dan hipotalamus otak saraf daerah yang menerima input dari
retina. Memang, retina itu sendiri adalah turunan dari diencephalon. Yang tidak
menjadi mesencephalon dibagi, dan akhirnya lumen menjadi otak gorong-gorong.
Rhombencephalon menjadi yang dibagi menjadi mielencephalon posterior dan
yang lebih anterior metencephalon. Yang akhirnya menjadi mielencephalon

8
medula oblongata, yang menghasilkan neuron saraf yang mengatur pernapasan,
pencernaan, dan gerakan kardiovaskular. Yang menimbulkan metencephalon
cerebellum, bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasi gerakan,
postur, dan keseimbangan. Rhombencephalon mengembangkan pola segmental
yang menentukan tempat-tempat tertentu berasal saraf. Pembesaran periodik
disebut rhombomeres membagi rhombencephalon ke kompartemen kecil.
Rhombomeres ini merupakan perkembangan yang terpisah "wilayah" di bahwa
sel-sel dalam setiap rhombomere dapat mencampur dengan bebas di dalamnya,
tapi tidak dengan sel-sel dari berdekatan rhombomeres. Selain itu, masing-masing
rhombomere memiliki perkembangan yang berbeda nasib. Setiap rhombomere
akan membentuk kelompok ganglia badan sel saraf yang membentuk akson saraf.
Diferensiasi dari tabung saraf ke berbagai daerah di sistem saraf pusat
terjadi secara bersamaan dalam tiga cara yang berbeda. Pada tingkat anatomis
kotor, tabung saraf dan tonjolan dan menyempitkan lumen untuk membentuk bilik
otak dan sumsum tulang belakang. Pada tingkat jaringan, populasi sel dalam
dinding tabung saraf mengatur ulang diri mereka sendiri untuk membentuk
wilayah fungsional yang berbeda dari otak dan sumsum tulang belakang.
Akhirnya, pada tingkat sel, sel-sel yang neuroepithelial sendiri berdiferensiasi
menjadi berbagai jenis sel saraf (neuron) dan sel pendukung (glia) hadir dalam
tubuh. Perkembangan awal otak kebanyakan vertebrata sama.
2.3.2 Cara pembentukan Neural Tube (bumbung neural)
Ada dua cara utama untuk membentuk neural tube. Neurulasi primer, sel-
sel saraf yang mengelilingi piring piring langsung sel-sel saraf yang berkembang
biak, invaginate, dan lepas dari permukaan untuk membentuk tabung hampa.
Dalam neurulasi sekunder, tabung saraf timbul dari tali yang solid sel-sel yang
tenggelam ke dalam embrio dan kemudian lubang keluar (cavitates) untuk
membentuk tabung hampa. Sejauh mana konstruksi mode ini digunakan bervariasi
antara kelas vertebrata. Neurulasi pada ikan secara eksklusif sekunder. Pada
burung, bagian anterior tabung saraf yang dibangun oleh neurulasi utama,
sementara tabung saraf caudal untuk kedua puluh tujuh somite pasangan (yakni,
segala sesuatu posterior ke hindlimbs) dibuat oleh neurulation sekunder. Dalam

9
amfibi, seperti Xenopus, sebagian besar tabung saraf kecebong dibuat oleh
neurulation primer, tapi tabung saraf ekor berasal dari neurulation sekunder. Pada
tikus (dan mungkin manusia juga), neurulasi sekunder dimulai pada atau sekitar
tingkat somite 35.
1. Neurulasi Primer
Selama neurulasi primer, ektoderm asli dibagi menjadi tiga set sel:
1. Ditempatkan secara internal neural tube, yang akan membentuk otak
dan sumsum tulang belakang,
2. Diposisikan eksternal epidermis kulit, dan
3. Saraf sel puncak.
Sel puncak neural formulir di kawasan yang menghubungkan tabung saraf
dan kulit ari, tapi kemudian pindah di tempat lain, mereka akan menghasilkan
perifer neuron dan glia, sel-sel pigmen kulit, dan beberapa jenis sel lain.
Proses neurulasi primer pada amfibi, reptil, burung, dan mamalia mirip. Tidak
lama setelah piring saraf telah terbentuk, tepi menebal dan bergerak ke atas untuk
membentuk lipatan saraf, sedangkan saraf berbentuk U groove muncul di tengah
piring, membagi masa depan sisi kanan dan kiri embrio. Lipatan saraf yang
bermigrasi ke arah garis tengah embrio, akhirnya sekering untuk membentuk
tabung saraf di bawah ektoderm di atasnya. Sel-sel di bagian dorsalmost tabung
saraf menjadi puncak sel saraf.
Neurulasi terjadi dengan cara yang agak berbeda di berbagai daerah dalam
tubuh. Yaitu kepala, badan, dan ekor masing-masing daerah membentuk tabung
saraf dengan cara-cara yang mencerminkan hubungan induktif dari endoderm
faring, prechordal piring, dan notochord ke atasnya ektoderm. Kepala daerah dan
batang kedua menjalani neurulation varian dari primer, dan proses ini dapat dibagi
menjadi empat yang berbeda tetapi saling tumpang tindih spasial dan temporal
tahap, yaitu :
(1) Pembentukan lempeng saraf,
(2) Pembentukan saraf piring,
(3) Pembengkokan dari piring saraf membentuk saraf dashed, dan
(4) Penutupan alur saraf untuk membentuk tabung saraf.

10
2. Neurulasi Sekunder
Neurulasi sekunder merupakan pembentukan rongga pada pita sel-sel
solid. Neurulasi sekunder melibatkan pembuatan sebuah tali meduler dan
pengosongan selanjutnya menjadi tabung saraf. Pada katak dan anak ayam,
neurulation sekunder biasanya terlihat dalam tabung saraf lumbalis (perut) dan
tulang ekor. Dalam kedua kasus, dapat dilihat sebagai kelanjutan dari gastrulasi.
Pada katak, bukannya involuting ke embrio, sel-sel bibir blastopori dorsal terus
tumbuh ventrally.
Daerah yang tumbuh di ujung bibir disebut chordoneural engsel dan berisi
prekursor untuk kedua bagian posteriormost piring dan saraf posterior bagian
notochord. Pertumbuhan wilayah ini kurang lebih berbentuk bola mengubah
gastrula, 1.2 mm diameter, menjadi kecebong linear beberapa 9 mm lama. Ujung
ekor adalah keturunan langsung blastopori dorsal bibir, dan sel-sel yang melapisi
membentuk blastopori neurenteric kanal. Proksimal bagian dari kanal neurenteric
berfusi dengan anus, sementara bagian distal menjadi ependymal kanal (yaitu,
lumen tabung saraf) Neurulasi sekunder di daerah caudal 25-somite embrio.
2.4 Susunan Saraf Mula-Mula
Susunan saraf mula-mula terdiri dari 3 bagian yaitu :
1. Bumbung neural atau Neural Tube
2. Jambul neural
3. placode indra
Bumbung Neural akan menjadi encephalon di anterior dan medulla
spinalis anterior. Encephalon akan berkembang menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Prosencephalon, otak depan yang akan menjadi Telencephalon dan
Diencephalon.
b. Mesencephalon, otak tengah. Akan menjadi cerebral aqueduct.
c. Rhombencephalon, otak belakang. Akan menjadi Myelencephalon dan
metencephalon.
Jambul neural menghasilkan ganglia nervi craniales dan spinales. Terdapat
juga rongga otak (ventrikel), ada 4 ventrikel yang berisi cairan serebrospinal atau

11
cairan otak. Fungsinya untuk menjaga otak agar tetap dalam keadaan basah dan
menjaga otak tetap pada bentuk dan tempatnya.
Placode indra adalah suatu jejeran epidermis yang menebal di daerah
lateral caput, yang terdiri dari :
1. Placode nasus, disamping ventro anterior caput.
2. Placode lens, berhubungan dengan tonjolan optic di daerah
prosencephalon yang bakal jadi diencephalon.
3. Placode acoustic (otic), di dorso lateral tentang bagian tengah
rhombencephalon.
4. Placode calyculi gustatorii, yang terletak di lidah, pharynx, palatum
molle atau ada juga di permukaan sebelah luar caput.
Neuron-neuron nervus centrale (saraf pusat) berasal dari neuroblast
primitive, yang berasal dari sel-sel lapisan terdalam bumbung neural. Neuron-
neuron nervus peripherioum (saraf tepi) berasal dari jambul neural dan beberapa
placode indra. Nervi spinales yang berjejer secara metamerisme, dibentuk dari sel-
sel jambul neural dan bumbung neural. Dari jambul neural dihasilkan radix
dorsalis dan dari bumbung neural dihasilkan radix ventralis.
Neurilemma dan selaput Schwann berasal dari spongiblast yang dating
dari jambul neural. Begitu juga dengan pia meter, dibentuk dari sel-sel yang
berasal dari jambul neural, sedangkan dura meter berasal dari sel-sel mesenkim.
Jadi, pada umumnya conjungtiva (jaringan pengikat) susunan saraf pusat berasal
dari ectoderm juga. Mula-mula Neural tube yg sudah tertutup terdiri dari
Neuroepitel. Neuroepitel ini akan membelah dengan cepat dan menghasilkan
banyak sel neuroepitel yang kemudian menjadi lapisan yang disebut
Neuroepitelium. Lalu sel neuroepitel membentuk sel-sel saraf primitif atau
Neuroblas yang nantinya akan membentuk zona yang disebut lapisan mantel.
Kemudian lapisan mantel akan membentuk Substansia Grissea medulla spinalis.
Lapisan medula spinalis yang paling luar dan ada dalam lapisan mantel disebut
lapisan marginal,sebagai akibat mielinisasi dan berwarna putih sehingga disebut
“Substansia Grissea alba medulla spinalis “. Akibat dari bertambahnya neuroblas

12
pada lapisan mantel mengakibatkan penebalan ventral dan dorsal. Diferensiasi
Histologiknya sebagai berikut :
1. Sel Saraf
2. Sel Glia
3. Sel-sel Krista neuralis
4. Saraf-saraf Spinalis
5. Pembentukan Selubung myelin

2.5 Perkembangan Saraf Janin Intra dan Ekstra Uterus


2.5.1 Perkembangan Saraf Janin Intra Uterus
a. Trimester I (0 – 12 minggu)
Pada minggu ke-8, serabut-serabut saraf tersebar ke seluruh tubuh. Pada
usia 10 minggu, rangsangan lokal dapat memicu gerakan berkedip, gerakan
membuka mulut, penutupan jari tangan yang tidak sempurna, dan fleksi plantar
jari kaki. Minggu ke-11 atau ke-12, janin membuat gerakan nafas, menggerakkan
seluruh anggota geraknya dan mengubah posisi di dalam rahim. Janin dapat
menghisap ibu jarinya dan berenang dalam kolam cairan amnion, bersalto dan
mungkin membuat simpul pada korda umbilikalis. Janin berespons terhadap
kebisingan, sinar yang kuat, stimulasi yang mengganggu pada kulit, dan
penurunan suhu dengan mengubah respons otonom, misalnya kecepatan denyut
jantung dan dengan bergerak.
b. Trimester II (12 – 28 minggu)
Gerakan janin dapat dirasakan sejak usia gestasi 14 minggu; “latihan fisik”
diperkirakan membantu pertumbuhan otot dan ekstremitas. Pada minggu ke-16,
sistem saraf janin mulai berfungsi. Stimulasi dari otak sudah di respons oleh otot-
otot sehingga janin bisa mengoordinasikan gerakannya. Janin makin aktif
bergerak. Dia menendang-nendang bahkan melakukan aksi berputar dalam rahim
ibu. Apabila gerakan cukup kuat untuk di rasakan ibu sebagai gerakan bayi maka
terjadilah quickening. Untuk nulipara, perasaan ini biasanya di alami setelah
minggu ke-16 gestasi. Pada multipara, quickening dapat dirasakan lebih awal.
Pada waktu itu, ibu menjadi sadar akan siklus tidur dan bangun janin.

13
c. Trimester III (28 – 36 minggu)
Perkembangan pesat dalam tubuh janin pada awal bulan ke-7 terjadi pada
sistem saraf pusatnya, terutama pada otaknya. Bagian otak yang mengalami
perkembangan paling pesat adalah otak yang mengelola proses penyampaian
informasi kepada organ pendengaran serta organ penglihatan. Perkembangan ini
memungkinkan si kecil mampu mengenali dan membedakan antara suara sang ibu
dan anggota keluarga lainnya, meskipun suara yang didengar belum sejernih suara
aslinya. Kelopak matanya juga telah dapat membuka dan menutup. Bola matanya
telah dapat digunakan untuk melihat. Bila si ibu berdiri di tempat yang cukup
terang, si kecil dapat melihat siluet benda-benda di sekitar ibunya. Memasuki
bulan ke-9, proses yang terjadi bukanlah proses pembentukan, tetapi lebih bersifat
penyempurnaan. Selama trimester ketiga ini, integrasi fungsi saraf otot
berlangsung secara pesat. Pada aterm, susunan saraf sudah siap untuk menerima
dan mengolah informasi. Fungsi korteks serebrum pada manusia relatif imatur
dibandingkan dengan yang ditemukan pada spesies mamalia lainnya. Mielinisasi
sempurna jalur motorik yang panjang terjadi setelah lahir, sehingga gerakan halus
jari tangan, misalnya, belum tampak sampai beberapa bulan setelah lahir.

2.5.2 Perkembangan Saraf Janin Ekstra Uterus


Setelah lahir, susunan saraf mengalami perkembangan pesat sebagai
respons terhadap peningkatan input sensorik. Refleks mungkin sedikit tertekan
pada 24 jam pertama, terutama apabila terjadi penyaluran transplasenta analgesia
narkotik, tetapi kemudian beberapa refleks mulai tampak. Pada kasus asfiksia
berat, skor Apgar yang rendah atau kerusakan saraf, refleks tertekan atau mungkin
memerlukan waktu lebih lama untuk muncul.
Bayi juga memperlihatkan genggaman palmar yang kuat dan gerakan
melangkah ritmik. Banyak refleks yang terdapat pada neonatus akan menghilang
kecuali apabila terjadi proses patologis, yaitu refleks tersebut muncul pada masa
dewasa. Bayi memperlihatkan kesadaran umum akan keadaan di sekitarnya dan
bereaksi terhadap suara dan cahaya. Bayi lahir dengan jalur sensorik yang aktif.
Penelitian membuktikan bahwa neonatus dapat mengenali bau ASI. Mereka dapat

14
membedakan rasa dan tampaknya lebih menyukai rasa manis. Walaupun bayi
sudah dapat melihat pada saat lahir, terjadi perkembangan pesat kemampuan
visual dalarn 6 bulan pertama. Neonatus memperlihatkan ketajaman penglihatan
yang terbatas tetapi tampaknya berfokus pada jarak 20 cm. Sejak lahir, bayi dapat
membedakan antara kontras dan kontur serta dapat mengikuti gerakan. Neonatus
mampu mendengar dan membedakan suara, terutama yang berfrekuensi rendah
sampai sedang. Penelitian membuktikan bahwa neonatus dapat mengenal suara
ibu mereka dan lebih menyukai intonasi ritmik mengalun seperti menyanyi.
Neonatus terbuai oleh suara ritmik bernapas, denyut jantung, dan peristaltik usus,
yang mereka dengar, misalnya, selagi digendong. Bayi tampak terfokus pada
rangsang visual dan tampaknya mengolah informasi sensorik. Pada keadaan
terjaga aktif, kecepatan pernapasan meningkat den ireguler. Terjadi perubahan
warna kulit, banyak aktivitas, dan bayi memperlihatkan peningkatan kepekaan
terhadap rangsangan.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Neurulasi berasal dari kata neuro yang berarti saraf. Neurulasi adalah proses
penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf, jaringan ini berasal dari
diferensiasi ectoderm, sehingga disebut neural ectoderm. Sebagai inducer pada
proses neurulasi adalah chorda mesoderm yang terletak di bawah neural ectoderm.
Neurulasi ditandai dengan terjadinya interaksi antara kelompok-kelompok sel-sel
korda mesoderm (mesendoderem) dengan sel-sel ektoderem di atasnya. Hasil
interaksi kedua lapisan sel tersebut menyebabkan sel-sel ektoderem di atasnya
terinduksi dan membentuk tabung saraf atau neural tube.
Ektoderm adalah lapisan yang paling atas dan akan membentuk sistem
saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit
serta rambut. Setelah fase gastrulasi selesai maka berlanjutlah pada fase neurulasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ____. Tahap-tahap Neurulasi. Di unduh di http//:prosesneurulasi.com/


diakses pada tanggal 28 Maret 2013.

Anonim. 2009. Turunan Mesoderm. Fakultas Keguruan Dan Ilmu


Pendidikan.Universitas Mataram: http://dosyin.blogspot.com. Diakses 28
Maret 2013.
Yohana et al. 2007. Perkembangan Hewan. DDC 580 / ISBN 9796897571 :
http://pustaka.ut.ac.id. Diakses 28 Maret 2013.
Team Teaching. 2011. Bahan Ajar Perkembangan Hewan. Jurusan Biologi. UNG

17

Anda mungkin juga menyukai