1
Universitas Kristen Petra
dijabarkan sesuai dengan hirarki kebutuhan oleh Maslow. Dari yang paling rendah
hingga tertinggi yaitu kebutuhan biologis, keamanan, belonging, self respect, dan
self actualization. (West, R. Turner, L.H., 2010). Konsep UTC dikembangkan oleh
Philip Palmgreen dengan menambahkan adanya motif (gratification sought) dan
kepuasan (gratification obtained). Motif adalah hal yang diharapkan dengan
menggunakan suatu media, sedangkan kepuasan adalah hal yang diperoleh setelah
menggunakan media tersebut (Kriyantono, 2009, p.210, as cited in Yuwono, 2013,
p.1).
Dalam penggunaan new media merujuk lebih dalam tidak hanya pada
penggunaan media namun juga apa yang dilakukan dalam media tersebut. Maka
terbentuklah computer mediated communication (CMC) yaitu komunikasi melalui
teknologi baru yang menggunakan komputer maupun internet. Pada paragraf
sebelumnya telah dijelaskan persamaan dari old media dan new media. Namun
tidak terhindar adanya perbedaan di berbagai hal lain termasuk cara atau waktu
penerimaan pesan. Pada old media (TV, Koran) audiens akan menerima pesan dan
memberikan respon pada waktu yang sesuai dengan jadwal pribadinya disebut
2
Universitas Kristen Petra
asynchronous communication. Sedangkan dengan interactive media audiens bisa
berinteraksi baik real time yaitu synchronous system melalui chatrooms dan lain
sebagainya maupun asynchronous system. Dalam CMC fokus pada audiens yang
menekan ikon dalam media ataupun subjek dalam website yang mereka pilih. CMC
sendiri murni membahas konten yang audiens tuju serta motif dan kepuasan mereka
ketika menelusuri konten tersebut (John, Stephen, Mary, 2004).
Dasar dari penelitian ini merupakan fenomena yang belum alam terjadi
dibidang pendidikan Indonesia. Sebagai penerus bangsa maka sudah seharusnya
para siswa terutama tingkat SMA harus mempersiapkan diri untuk menggapai cita-
cita sesuai dengan kepribadian masing-masing. Sayangnya digenerasi Millenial
justru semakin tidak maksimal dalam pekerjaan maupun profesi mereka. Hal
tersebut disebabkan karena mereka tidak benar-benar mengenali potensi sejati yang
ada dalam setiap pribadi. Terbukti dari hasil penelitian ICCN (Indonesia Career
Center Network) tahun 2017, terdapat 87% mahasiswa Indonesia yang mengaku
mereka salah jurusan. Akibatnya sebesar 71,7% pekerja memiliki profesi yang tidak
sesuai dengan gelar pendidikannya (Harususilo, Februari 7, 2019). Khususnya
Bappenas mengatakan bahwa di Jakarta terdapat 63% orang Indonesia yang tidak
bekerja sesuai jurusan (Mardiana, Agustus 29, 2017). Sedangkan menurut laporan
panitia pusat SBMPTN 2018 jumlah peserta SBMPTN tertinggi tahun 2018 justru
berada di Jakarta dengan jumlah 74.927 peserta mengalahkan Medan, Surabaya,
Bandung dan Makasar (Setyanti, Mei 8, 2018). Padahal dunia justru semakin
3
Universitas Kristen Petra
menuntut generasi selanjutnya untuk menjadi pekerja yang spesialis, semakin
spesifik semakin dihargai.
Terlebih lagi CEO Inti College Indonesia mengatakan, tidak banyak siswa
yang memilih sesuai dengan bakat minatnya. Banyak dari mereka yang dipaksa
oleh orang tua, tren terkini serta dipengaruhi teman. Akibatnya dari survey tenaga
kerja nasional oleh BAPPENAS tahun 2009, 22.2% dari orang Indonesia yang
masuk angkatan kerja adalah pengangguran (“Tiga faktor kamu salah pilih
jurusan”, April 30, 2010). Kemudian berdasarkan data dari BPS pengangguran
lulusan universitas meningkat 1,13% dari 5,18% menjadi 6,31% pada februari
2018. Selain itu pengangguran dari lulusan diploma I/II/III juga naik 1,04% dari
6,88% menjadi 7,92% (Sicca, Mei 7, 2018)
Aplikasi tersebut adalah “Aku Pintar” yang dirilis sejak akhir September
2018. Didirikan Luvianto Pebri Handoko, alumnus dari ITS Surabaya. Aplikasi ini
diresmikan oleh Direktur Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah, serta Kemendikbud Purwadi Susanto (Harususilo, Februari 7,
2019). Karena aplikasi ini diciptakan dan diperuntukan bagi orang Indonesia
terbukti dari konten yang menyesuaikan sistem pendidikan Indonesia maka dari itu
peneliti menentukan responden yaitu mereka yang berkewarganegaraan Indonesia.
Alasan peneliti memilih aplikasi Aku Pintar adalah kelengkapan dari fitur yang ada
melebihi aplikasi lain dalam hal kerjasama dengan pemerintah, tes minat bakat,
informasi universitas, dan komunitas. Pada aplikasi yang lain sekedar menyediakan
materi belajar, soal dan pembahasan saja.
Berikut beberapa fitur yang terdapat pada aplikasi Aku Pintar. Pertama terdapat
minat pintar yang terdiri dari tes kepribadian dan tes penjurusan dengan tujuan
4
Universitas Kristen Petra
untuk mengetahui potensi dan talenta pribadi sehingga mengurangi kesalahan
memilih jurusan. Kedua belajar pintar, yang mencakup materi pembelajaran dari
kelas 1 hingga 3 SMA. Ketiga tes pintar, menyediakan kumpulan try out SBMPTN
maupun try out UN. Keempat bimbingan pintar, berisi video yang menjelaskan kisi-
kisi UN dan tips and trick masuk universitas negeri. Kelima komunitas pintar,
menyediakan berbagai komunitas terkait. Keenam kampus pintar, memberikan
informasi mengenai kampus, jurusan serta membantu membandingkan universitas
satu dengan yang lain. Ketujuh fitur diskusi, dimana para pengguna aplikasi aku
pintar dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi. Terakhir yaitu feed, fitur yang
berisi post mengenai hal-hal yang terkait dengan pendidikan. Contohnya, “Seleksi
Mahasiswa Kelas Internasional Undip,” “Pelajari 5 Fakta SBMPTN 2018,”
“Kenapa Kuliah S1 sebelum S2 dan S3?” dan sebagainya (Aku Pintar, 2019).
Dari berbagai fitur tersebut demi mengatasi fenomena yang ada yaitu
banyaknya masyarakat Indonesia yang salah jurusan maupun bekerja tidak sesuai
dengan jurusan yang telah diambil. Peneliti memutuskan untuk memfokuskan pada
fitur minat pintar, kampus pintar dan diskusi saja. Karena ketiga fitur tersebut yang
menjawab kebutuhan dan berusaha mengatasi permasalahan yang ada. Selain itu
ketiga fitur tersebut tepat dan lebih dari cukup untuk mencari tahu motif dan
kepuasan dari para pengguna aplikasi Aku Pintar.
5
Universitas Kristen Petra
Keunggulan utama aplikasi "Aku Pintar" ini adalah memberikan tes minat
dan bakat secara gratis dan dikemas dengan tampilan interaktif serta akses mudah
dan menyenangkan. Hasil tes penelusuran minat dan bakat dapat menjadi acuan
bagi siswa, misalnya siswa SMP akan memilih sekolah kejuruan (SMK) yang tepat,
karena saat ini untuk sekolah kejuruan terdapat 144 pilihan.” Serta secara otomatis
memberikan rekomendasi kampus yang sesuai dengan hasil test. “Saat ini telah
terkumpul database 1.300 kampus se-Indonesia dan bulan depan akan bertambah
menjadi 2.000 kampus (Harususilo, Februari 7, 2019).
6
Universitas Kristen Petra
Gambar 1.3 Infografis jumlah pengguna internet di Indonesia
Sumber: kominfo.go.id, 15 Maret 2019
7
Universitas Kristen Petra
Penelitian mengenai motif dan kepuasan dalam menggunakan aplikasi pernah
dilakukan beberapa peneliti. Salah satu penelitian sebelumnya dilakukan Eureka
Intan Innova berjudul “Motif dan Kepuasan Pengguna Instagram di Komunitas
Instameet Indonesia. Melalui penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode e-mail
survey sehingga mampu menggambarkan keadaan apa adanya yang terjadi pada
waktu itu. Peneliti menyimpulkan adanya perbedaan tipis antara motif dengan
kepuasan yang didapat dari para pengguna Instagram di Instameet. Penelitian
tersebut melihat motif dan kepuasan interaksi sosial, mencari informasi,
menghabiskan waktu, hiburan, relaksasi, kegunaan berkomunikasi dan
kenyamanan. Akhirnya ditemukan bahwa motif tertinggi pengguna Instagram
Instameet adalah untuk mencari informasi sedangkan kepuasan tertinggi adalah
relaksasi. Dari penelitian tersebut yang menjadi perbedaan adalah ia tidak melihat
kesenjangan pada GS terhadap GO yang ada. Penelitian ini juga tidak membahas
CMC karena tidak berfokus pada aplikasi yang digunakan yaitu Instagram
melainkan lebih menjurus kepada komunitas Instameet (Innova, 2016).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif dan kepuasan
audiens serta memberikan manfaat demi masa depan. Dengan harapan
menghasilkan generasi milennial yang produktif dan spesialis, dan mengurangi
angka penggangguran.
9
Universitas Kristen Petra
1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Dari hasil penelitian yang ada penulis berharap informasi yang ada dapat
berkontribusi dalam penelitian selanjutnya mengenai teori uses and gratification
dari new media dari aplikasi Aku Pintar.
b. Manfaat Praktis
Batasan penelitian ini terletak pada subjek dan objek penelitian. Subjek dari
penelitian ini adalah siswa SMA kelas 1-3 di Indonesia yang menggunakan aplikasi
Aku Pintar sebagai produk dari alumnus ITS dan pemerintah. Populasi total dari
pengguna aplikasi tersebut adalah 100.000 orang yang telah mengunduh aplikasi
tersebut
Objek dari penelitian ini adalah motif dan kepuasan yang melihat alasan
mengapa individu menggunakan aplikasi tersebut. Selain itu melihat kepuasan
individu setelah memilih jurusan berdasarkan hasil tes minat bakat yang ada.
1. Pendahuluan
10
Universitas Kristen Petra
dibentuknya aplikasi tersebut. Kemudian dijelaskan juga rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat serta batasan penelitian yang ada.
2. Landasan Teori
Pada bab ini dituliskan teori yang mendukung serta berkaitan dengan
permasalahan yang diangkat oleh peneliti dalam penulisan laporan. Peneliti
menggunakan teori komunikasi massa, efek media, uses and gratification, new
media, computer mediated communication, aplikasi Aku Pintar, dan siswa SMA.
Berikutnya juga dijelaskan mengenai nisbah antar konsep, dan kerangka pemikiran
hasil olahan peneliti.
3. Metode Penelitian
4. Analisis Data
Bab ini membahas kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dan
interpretasi data yang ada dari bagaimana motif dan kepuasan siswa SMA di
Indonesia yang menggunakan aplikasi Aku Pintar. Selain itu juga dituliskan saran
oleh peneliti terhadap pencipta aplikasi yang diteliti dengan harapan mampu
mengembangkan aplikasi tersebut menjadi lebih baik.
11
Universitas Kristen Petra
BAB II
LANDASAN TEORI
Definisi lain juga disebutkan oleh Janowitz (1968) bahwa komunikasi massa
adalah suatu lembaga dan teknik dari kelompok tertentu yang menggunakan
teknologi sebagai media (pers, radio, TV dan sebagainya) untuk menyebarkan
konten simbolis kepada audiens yang besar, heterogen dan tersebar secara
geografis. Dalam definisi tersebut kata komunikasi diartikan sebagai transmisi,
seperti pandangan komunikator bukan makna utuh yang mencakup respon, berbagi
dan interaksi (McQuail, 2011). Kemudian O’Sullivan dalam Lorimer (1994:21)
mengatakan bahwa komunikasi massa adalah “the practice and product of
providing leisure entertainment and information to an unknown audience by means
of corporately financed, industrially produced, state regulated, high techno-logy,
privately consumed commodities in the modern print, screen, audio and broadcast
media.” (Kartika, 2011)
12
Universitas Kristen Petra
(Moerdijati, 2016). Dari berbagai definisi tersebut peneliti menggunakan definisi
dari Stanley Baran yang menekankan pada penggunaan teknologi sebagai media.
Karena penelitian kali ini berfokus pada teori UG untuk mengetahui apa motif dan
pengaruh audiens dalam memilih suatu media.
13
Universitas Kristen Petra
2.2 Efek Media
Untuk mengetahui suatu motif dan pengaruh maka perlu dilihat dari efek
media yang menjadi salah satu dari komponen komunikasi massa. Media effect are
changes in cognition, attitudes, emotions or behaviour that result from exposure to
media. (Straubhaar et al, 2016). Efek media adalah evaluasi kemampuan media
dalam memberikan kepuasan pada khalayak media (Morissan, 2008). Definisi dari
Morissan digunakan untuk penelitian kali ini karena peneliti mencari kepuasan dari
penggunaan aplikasi dan sebelum ada kepuasan maka timbul suatu motif terlebih
dahulu.
2. Efek afektif adalah efek media massa pada pembentukan dan perubahan
sikap khalayak.
Berdasarkan sejarah penelitian efek media terdapat tiga fase yang terjadi
seiring berkembangnya komunikasi massa. Fase yang pertama menyatakan bahwa
komunikasi massa memiliki efek yang sangat kuat hingga mendominasi audiens
(sering disebut sebagai teori peluru atau teori jarum hipodermik). Tiga asumsi dari
fase pertama ialah faktor stimuli menempati peran inti dari proses efek yang terjadi,
lalu audiens yang telah menerima konten media dianggap memiliki reaksi yang
sama tidak ada perbedaan individual, serta pengaruh yang terjadi secara langsung
dan instan (Windahl et al., 2009).
Beralih pada fase yang kedua merupakan kebalikan dari fase sebelumnya
dengan karakteristik meragukan kekuatan dan kelangsungan efek dari komunikasi
14
Universitas Kristen Petra
massa. Terdapat dua faktor yaitu publik yang selektif dalam memilih media dan
bagaimana komunikasi interpersonal lebih efektif dari pada komunikasi massa
dalam mempengaruhi dan mengubah kepercayaan maupun sikap seseorang. Karena
itu fase ini mengajarkan untuk tidak mengharapkan efek yang besar dan kuat dari
komunikasi massa. Hal itu disebabkan oleh banyaknya faktor yang mengarahkan
audiens kepada hal yang berbeda-beda sehingga hasilnya tidak dapat diprediksi
(Windahl et al., 2009).
Tiba pada fase yang terakhir dimana kembali melihat adanya potensi dari
komunikasi massa untuk mempengaruhi audiens. Fase ini menyatakan komunikasi
massa dapat memiliki efek yang kuat tetapi tidak sempurna seperti fase pertama.
Karena fase ini melihat bagaimana konten (fase satu) dan faktor individual (fase
dua) sama-sama penting dan saling mempengaruhi. Selain itu dijelaskan pula
bahwa efek media ternyata tidak sekedar satu dimensi saja tetapi memiliki beragam
macam dengan beberapa yang lebih mudah diproduksi dari pada yang lain (Windahl
et al., 2009).
Pada penelitian ini yang memfokuskan pada fase kedua maka efek media
dapat terlihat jelas perbedaannya dengan fase ketiga dari jangka waktu efek.
Terbagi menjadi dua yaitu efek jangka panjang dan efek jangka pendek. Variabel
yang mendefinisikan kedua hal tersebut adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan
agar efek terjadi dan berapa lama efek tersebut bertahan. Variabel tersebut terbagi
lagi menjadi empat tipe yaitu yang pertama long build-up, long term effect itu
berarti untuk pesan diterima membutuhkan waktu yang lama dan menghasilkan
efek yang lama pula. Kedua short build-up, long term effect artinya pesan yang
disampaikan memiliki stimulus yang luar biasa sehingga efek dengan cepat timbul
dan bertahan lama. Ketiga long build-up, short term effect pada kasus ini konten
tidak cukup kuat mempengaruhi sehingga meskipan telah disampaikan bertahun-
tahun hanya menghasilkan efek jangka pendek. Terakhir short build-up, short term
effect pada tipe ini pesan yang disampaikan memiliki keterbatasan waktu tertentu
sehingga efeknya juga hanya bertahan sampai waktu yang berlaku (Windahl et al.,
2009).
15
Universitas Kristen Petra
Tidak hanya berpegang pada konten namun juga audiens berperan besar
dalam bagaimana suatu efek media dapat terjadi. Ditemukan empat karakteristik
audiens dalam menghadapi efek media. Pertama, perbedaan kepribadian dan
edukasi artinya beberapa orang lebih mudah dipengaruhi sedangkan orang
beredukasi tinggi akan lebih memahami argument rumit dan tidak mudah
terpengaruh bila tidak ada fakta yang jelas. Kedua, orang berada pada berbagai
macam pengaturan sosial yang bisa bebas maupun mengikat. Ketiga, sikap dari
setiap orang memiliki kekuatan yang beragam seperti ada orang yang fanatik
dengan agama atau politik ada pula yang tidak mempedulikan hal tersebut.
Keempat, faktor eksternal dapat mempengaruhi sikap seseorang seperti komunikasi
yang tidak terlalu persuasif saat kondisi damai bisa menjadi sebaliknya disaat
kondisi perang (Davison et al., 1976).
Selain itu efek atau manfaat media dapat diperoleh dengan menyusun jenis
pengaruh dalam bentuk skema menjadi enam langkah yang dikelompokkan dalam
tiga dimensi yaitu kognitif, afektif dan konatif. Kognitif berhubungan dengan
kesadaran dan pengetahuan kita agan segala sesuatu, afektif berhubungan dengan
perasaan (kesukaan dan pilihan) kita disebut juga sikap terhadap sesuatu. Konatif
berhubungan dengan perilaku kita (pernyataan dan pembelian) terhadap sesuatu
(Severin & Tankard, 2005, p.16).
16
Universitas Kristen Petra
2.3 Uses and Gratification
Menurut Severin & Tankard (2007: 205), teori Uses and Gratifications lebih
menekankan pada pendekatan manusiawi. Artinya, manusia itu memiliki otonomi dan
wewenang dalam memberlakukan media. Karena khalayak mempunyai banyak alasan
untuk menggunakan media. Selain itu, konsumen mempunyai kebebasan untuk
memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bagaimana media itu
berdampak untuk dirinya. Karena menurut teori ini mungkin saja media dapat
mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan mereka. (Sujatmiko, 2017). Baran &
Davis, (2009, h. 232) sebagai berikut: “People put specific media and specific
media content to specific use in the hopes of having some specific need or set of
needs gratied” (Arifin, 2013). Sebagai grand theory peneliti memilih definisi
Arifin karena pada penelitian ini mencari motif dan kepuasan. Motif kepuasan yang
diharapkan adalah hal yang spesifik sehingga dapat melihat apakah motif yang
diharapkan sesuai dengan kepuasan yang didapat. Apabila berbeda maka dapat
diketahui seberapa jauh perbedaan antara motif dan kepuasan sebagai pengguna
aplikasi Aku Pintar.
Teori Uses and Gratifications pertama kali diperkenalkan oleh Elihu Katz,
Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch (1974) yang sekarang sering dikenal dengan
sebutan teori UG. Asumsi dasar (utama) dari teori tersebut adalah bahwa audiens
yang berperan aktif dalam mencari konten yang paling memuaskan berdasarkan
kebutuhan pribadi. Asumsi kedua audiens memilih media dari semua jenis yang
ditawarkan termasuk dari media yang saling berkompetisi (baik modern maupun
tradisional). Kemudian membandingkan untuk mengetahui mana yang paling
17
Universitas Kristen Petra
memenuhi kebutuhannya. Asumsi ketiga audiens secara sadar mengetahui
bagaimana media memenuhi kebutuhan dan ketertarikan hingga mampu
membicarakannya secara verbal. Asumsi keempat audiens yang menggunakan
media harus mengeksplorasi tanpa menghakimi nilai dari signifikansi budaya dari
perilaku konsumsi komunikasi massa mereka (Cassata, and Asante, 1979). Pada
teori ini apabila konten semakin menjawab kebutuhan maka semakin besar
kemungkinan untuk dipilih. Berdasarkan asumsi yang telah penemu nyatakan maka
terbentuklah model UG pada gambar 2.3.1
3. Ekspektasi dari
Gambar 2.2 Elihu Katz, Jay G Blumler dan Michael G., “Uses and
Gratification Research”
Sumber: (Davison et al., 1976, p. 107)
18
Universitas Kristen Petra
Diskusi dari teori UG biasa diawali dengan kebutuhan individu serta motif
yang timbul dari kebutuhan tersebut. Menurut Katz et al. (1973) motif tersebut
terdiri dari (Davison et al., 1976):
19
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.3 Motif dan kepuasan Uses and Gratification pada media sosial
menurut para ahli
Sumber: (O’Brien & Cairns, 2016, p. 204)
20
Universitas Kristen Petra
6. Expressions of opinion: didefinisikan sebagai tempat mengekspresikan
pemikiran dan opini baik dengan maupun tanpa nama.
7. Kegunaan berkomunikasi (communicatory utility) didefinisikan bahwa
media sosial merupakan fasilitasi komunikasi dan menyediakan informasi
untuk berbagi dengan orang lain.
8. Sharing information untuk menyebarkan informasi tentang diri sendiri,
ataupun suatu hal yang lain pada media sosial.
9. Kenyamanan (convenience utility) didefinisikan bahwa media sosial
menyediakan kenyamanan atau kegunaan individu.
10. Knowing about others dapat melihat dan mencari tahu informasi dan
profil pada media sosial.
21
Universitas Kristen Petra
2.4 Media Baru
22
Universitas Kristen Petra
Kedua interactivity yang menjadi nilai dari new media dimana manusia
mampu membuatu pilihan yang individualis dari berbagai konten yang ditawarkan.
Dengan adanya interaktifitas maka manusia mampu berkomunikasi jarak jauh
dengan media baik antar individu, anatar kelompok maupun antar individu dengan
kelompok. Ketiga hypertext, yang diartikan sebagai suatu unit yang masing-masing
membawa berbagai jalan ke unit yang lain. Keempat dispersal, yaitu produk
pergeseran dari hubungan antara konsumsi dengan produksi teks media. Terakhir
virtuality yang sering disebut dengan virtual reality (VR) yang artinya
menggabungkan dua jenis teknologi yang berbeda (biasanya old media menuju new
media) dengan memfasilitasi pengalaman nyata dari berbagai genres (Lister et al.,
2003)
Dengan adanya new media telah membawa komunikasi massa ke era yang
baru yang menyebabkan perbedaan antar-media yang samar-samar (jurnalis
Richard Cole). Terdapat empat ciri new media (McManus, 1994, as cited in Severin
& Tankard, 2005, p.4):
Dari ciri-ciri tersebut munculah isitlah konvergensi media yang artinya adalah
bersatunya layanan yang dulunya terpisah yaitu internet, televisi, kabel dan telepon.
Penyebab utamanya adalah banyaknya konten media yang dimasukkan dalam
format digital. Akibatnya timbul computer mediated communications yaitu
internet. Internet adalah jaringan antar komputer yang saling berkaitan dan terus
menerus tersedia sebagai pesan elektronik.
23
Universitas Kristen Petra
2.4.1 Computer Mediated Communication
Saat ini internet telah menjadi media komunikasi secara online yang sering
disebut sebagai Computer Mediated Communication (CMC). CMC adalah
serangkaian harapan baru tentang komunitas berkembang seputar komunikasi yang
termediasikan komputer. Gagasan intinya adalah bahwa “komunitas virtual” yang
dapat dibentuk oleh sejumlah berapapun individu melalui internet atas dasar pilihan
mereka sendiri atau sebagai tanggapan suatu rangsangan (McQuail, 2011:163).
Maksudnya adalah suatu komunitas online yang dibentuk melalui media internet,
dimana komunitas tersebut dipilih berdasarkan kesadaran dari diri mereka sendiri
dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Lindlof dan Schatzer (1998)
mendefinisikan komunitas virtual sebagai komunitas yang didirikan sendiri secara
sengaja oleh orang-orang yang memiliki kepentingan-kepentingan yang sama.
Komunitas-komunitas online seperti ini memiliki keuntungan tambahan pada
prinsipnya, terbuka, dan mudah diakses, sementara komunitas sungguhan sulit
dimasuki (Prihatiningsih, 2017). Terdapat tiga fitur utama dari CMC yaitu email
(surat elektronik), newsgroups dan mailing list, serta World Wide Web (McManus,
1994, as cited in Severin & Tankard, 2005, p.7):
24
Universitas Kristen Petra
2.4.2 Aplikasi “Aku Pintar”
Sesuai pada latar belakang bahwa penelitian ini hanya akan memfokuskan
apada fitur Minat Pintar, Kampus Pintar dan forum diskusi. Fitur Minat Pintar
dibentuk untuk membantu mengenali potensi dan minat tentang persiapan
pemilihan jurusan dan pekerjaan di masa depan dari pengguna aplikasi. Selain itu
juga digunakan untuk menemukan keunikan pribadi dengan menjelajahi peta
perjalanan dan mengerjakan setiap tahap dalam model kepribadian, minat, dan
kemampuan. Dengan begitu pengguna aplikasi dapat menemukan keunikan,
25
Universitas Kristen Petra
memilih jurusan terbaik serta jenis karir yang paling tepat bagi pribadi. Sedangkan
pada fitur Kampus Pintar digunakan untuk menemukan rekomendasi kampus dan
jurusan yang terbaik. Di dalamnya terdapat informasi dari 1804 universitas serta
805 jurusan di Indonesia dari akreditasi, pencapaian, dan sebagainya.
Adams dan Gulota mengatakan masa remaja meliputi usia antara 11-20 tahun
(Chomaria, 2008). Sedangkan Elizabeth B. Hurlock dalam Developmental
Psychology menyatakan bahwa masa remaja adalah usia 12-21 tahun. Ia membagi
masa remaja menjadi masa remaja awal yaitu 12- 15 tahun, masa remaja tengah
yaitu 15-18 tahun dan masa remaja akhir yaitu 18-21 tahun (Rukaya, 2019). Anak
SMA sendiri merupakan masa remaja tengah hingga akhir. Hal itu disebabkan
karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan
yang lebih mendekati masa dewasa. Menurut Jahja dalam buku “Psikologi
Perkembangan” usia 17 tahun merupakan usia dimana rata-rata remaja memasuki
sekolah menengah tingkat atas (Jahja, 2011). Selain itu menurut Stanley Hall
(bapak psikologi remaja) usia remaja adalah 12-23 tahun.
26
Universitas Kristen Petra
2.6 Nisbah Atar Konsep
Komunikasi massa adalah suatu lembaga dan teknik dari kelompok tertentu
yang menggunakan teknologi sebagai media untuk menyebarkan informasi kepada
audiens yang besar, heterogen dan tersebar secara geografis. Komunikator yaitu
pencipta aplikasi “Aku Pintar” yang merupakan lembaga pemerintah menggunakan
teknologi yaitu aplikasi handphone sebagai media. Mereka menyebarkan konten
terkait informasi mengenai universitas, tes minat bakat, serta try out kepada seluruh
anak SMP dan SMA di Indonesia yang membutuhkannya. Informasi tersebut
disebarkan secara luas dan dapat diakses dengan mengunduh aplikasi melalui play
store di smartphone masing-masing tanpa memungut biaya.
Tidak berhenti disitu dengan adanya teknologi baru diberikan fitur dimana
sesama pengguna dapat saling berkomunikasi baik antar individu, antar grup
maupun antar individu dengan grup. Fitur chat tersebut berfungsi sama seperti
Newsgroups & mailing list dalam Computer Mediated Communication. Para
27
Universitas Kristen Petra
pengguna dapat saling bertukar informasi dan opini akan masalah dan ketertarikan
yang sama. Contohnya seperti mendiskusikan jawaban soal, hasil tes minat bakat,
maupun pilihan universitas ke depan. Dengan adanya newsgroups memungkinkan
feedback langsung antar pengguna aplikasi dari komunikasi massa yang awalnya
tidak dapat dilaksanakan.
28
Universitas Kristen Petra
2.7 Kerangka Pemikiran
Efek Media
Merupakan evaluasi kemampuan media dalam memberikan kepuasan pada khalayak media.
New Media
Merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter
fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara publik.
29
Universitas Kristen Petra
Gratifications Sought Gratifications Obtained
1. Interaksi sosial (social interaction) 1. Interaksi sosial (social interaction)
2. Mencari informasi (information) 2. Mencari informasi (information)
3. Menghabiskan waktu (passing time) 3. Menghabiskan waktu (passing time)
4. Hiburan (entertainment) 4. Hiburan (entertainment)
5. Relaksasi (relaxation) 5. Relaksasi (relaxation)
6. Expressions of opinion. 6. Expressions of opinion.
7. Kegunaan berkomunikasi 7. Kegunaan berkomunikasi
8. Sharing information 8. Sharing information
9. Kenyamanan (convenience utility) 9. Kenyamanan (convenience utility)
Motif dan Kepuasan Siswa SMA di Indonesia sebagai Pengguna Aplikasi “Aku Pintar”
30
Universitas Kristen Petra
BAB III
METODE PENELITIAN
31
Universitas Kristen Petra
3. Menghabiskan waktu (pass time)
Saya menggunakan aplikasi Aku Pintar untuk mengisi waktu
luang.
Saya menggunakan aplikasi Aku Pintar untuk menghilangkan
kebosanan.
4. Hiburan (entertainment)
Saya menggunakan aplikasi Aku Pintar untuk mencari
hiburan.
5. Relaksasi (relaxation)
Saya menggunakan aplikasi Aku Pintar untuk menghilangkan
stress.
6. Kegunaan berkomunikasi (communicatory utility)
Saya menggunakan aplikasi Aku Pintar untuk berkomunikasi.
7. Kenyamanan (convenience utility)
Saya menggunakan aplikasi Aku Pintar untuk mengerjakan tes
bakat minat pribadi sehingga saya mengenali potensi saya.
Saya menggunakan aplikasi Aku Pintar untuk berinteraksi
dengan banyak orang dalam waktu yang sama.
Saya menggunakan aplikasi Aku Pintar untuk mencari
kenyamanan karena dapat diakses kapan saja.
Saya menggunakan aplikasi Aku Pintar untuk mencari
kenyamanan karena dapat diakses dimana saja.
8. Expressions of opinion
Saya menggunakan aplikasi Aku Pintar untuk berdiskusi
dengan orang lain dengan menggunakan nama asli.
Saya menggunakan aplikasi Aku Pintar untuk berdiskusi
dengan orang lain tanpa menggunakan nama asli atau
anonymous.
9. Sharing information
Saya menggunakan aplikasi Aku Pintar untuk menyebarkan
informasi pribadi.
32
Universitas Kristen Petra
Saya menggunakan aplikasi Aku Pintar untuk berbagi
informasi tentang universitas.
Saya menggunakan aplikasi Aku Pintar untuk berbagi
mengenai tes minat bakat.
3.2.2 Gratification Obtained (GO)
33
Universitas Kristen Petra
7. Kenyamanan (convenience utility)
Saya dapat mengerjakan tes bakat minat serta dapat mengenali
potensi saya setelah menggunakan aplikasi Aku Pintar.
Saya dapat berinteraksi dengan banyak orang dalam waktu
yang sama setelah menggunakan aplikasi Aku Pintar.
Saya dapat memperoleh kenyamanan karena aplikasi Aku
Pintar dapat diakses kapan saja.
Saya dapat memperoleh kenyamanan karena aplikasi Aku
Pintar dapat diakses dimana saja.
8. Expressions of opinion
Saya dapat berdiskusi dengan orang lain menggunakan nama
asli setelah menggunakan aplikasi Aku Pintar.
Saya dapat berdiskusi dengan orang lain tanpa menggunakan
nama asli atau anonymous setelah memakai aplikasi Aku
Pintar.
9. Sharing information
Saya dapat menyebarkan informasi pribadi dengan
menggunakan aplikasi Aku Pintar.
Saya dapat berbagi informasi tentang universitas dengan
menggunakan aplikasi Aku Pintar.
Saya dapat berbagi mengenai tes minat bakat dengan
menggunakan aplikasi Aku Pintar.
Menurut Andi Prastowo (2011) subjek penelitian yaitu informan adalah orang
yang bisa memberikan informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam
penelitian atau sebagai sasaran penelitian. Subjek sendiri merujuk pada responden
atau informan yang hendak dimintai informasi atau digali datanya (Fitrah et al,
2017). Pada penelitian kali ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa SMA
di Indonesia dengan jumlah 100.000 orang sekaligus sebagai pengguna aplikasi
Aku Pintar.
35
Universitas Kristen Petra
3.6 Populasi dan Sampel
Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diambil untuk
diteliti dan hasil penelitiannya akan digunakan sebagai representasi dari populasi
secara keluruhan. Dengan kata lain sampel dapat disebut sebagai bagian dari
populasi yang diambil dengan teknik tertentu untuk diteliti dan digeneralisasikan
terhadap populasi (Suryani & Hendryadi, 2016).
Teknik penarikan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah non-
probability sampling yaitu teknik yang tidak memberikan kesempatan yang sama
bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Kemudian jenis atau
tipe penarikan sampel yang digunakan terdiri dari purposive sampling dan
accidental sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
dengan kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan dan permasalahan
penelitian. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan atau tidak ditentukan terlebih dahulu. Peneliti akan mengumpulkan data
berdasarkan unit sampling yang ditemui (Payadnya et al, 2018). Peneliti
menentukan banyaknya sampel menurut teori Solvin menggunakan rumus sebagai
berikut.
36
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.1 Rumus Slovin
Sumber: (Payadnya et al, 2018, hal 22)
100.000
𝑛=
1 + 100.000 (0,12 )
100.000
𝑛=
1 + 100.000 (0,01)
100.000
𝑛=
1001
37
Universitas Kristen Petra
3.9 Teknik Analisis Data
38
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.3 Rumus Pearson
Sumber: (Hidayat, 2008)
Dengan ketentuan bahwa sebuah item kuisioner dinyatakan valid jika nilai r
memiliki tingkat signifikansi kurang dari 5%.
39
Universitas Kristen Petra
DAFTAR PUSTAKA
Chomaria, N. (2008). Aku sudah gede (ngobrolin pubertas buat remaja islam).
Solo, Indonesia: Samudera.
Davison, W.P., Boylan, J., and Yu, F.T.C. (1976). Mass media system and effects.
New York, USA: Praeger Publishers, Inc.
Gunawan. (2018). Mahir menguasai spss (mudah mengolah data dengan IBM
SPSS Statistic 25). Yogyakarta, Indonesia: Deepublish.
Harususilo, Y.E. (2019, Februari 7). Aplikasi aku pintar cara kekinian milenial
pilih jurusan. Kompas.com. Retrieved from
https://edukasi.kompas.com/read/2019/02/07/15392711/aplikasi-aku-pintar-
cara-kekinian-milenial-pilih-jurusan.
40
Universitas Kristen Petra
Harususilo, Y.E. (2018, Mei 30). PPDB Online, Apa Saja Yang Menentukan
Masuk SMA? Kompas.com. Retrieved from
https://edukasi.kompas.com/read/2018/05/30/10302721/ppdb-online-apa-
saja-yang-menentukan-masuk-sma.
Hooley, T., Marriott, J., and Wellens, J. (2012). What is online research: using
internet for social science research. New York, USA: Bloomsbury
Academic.
John, R.B., Stephen, D.P., Mary, A.M. (2004). Communication theories for
everyday life. USA: Pearson Education, Inc.
Kartika, N.S. (2011). Efek eksploitasi media massa terhadap popularitas presiden
Amerika Serikat Barack Obama di kalangan aktivis mahasiswa di kota
Makassar. Jurnal komunikasi KAREBA, 1(4), 350.
41
Universitas Kristen Petra
Lister, M., Dovey, J., Giddings, S., Grant, I., Kelly, K. (2003). New media: a
critical introduction. USA: Routledge
Maharani, C. (2009). Studi Tentang Motif dan Penggunaan Media Info Sukowati
Terhadap Kepuasan Dalam Membaca Berita di Media Internal Dalam
Rangka Pemenuhan Kebutuhan Informasi di Kalangan Karyawan
Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen (Skripsi jurusan Ilmu Komunikasi,
Universitas Sebelas Maret, 2009).
Mardiana, C.F. (2017, Agustus 29). 63% orang Indonesia tak bekerja sesuai
jurusan. Detik.com. Retrieved from https://finance.detik.com/berita-
ekonomi-bisnis/d-3620313/63-orang-indonesia-bekerja-tak-sesuai-
jurusan#close
O’Brien H. and Cairns, P. (2016). Why engagement matters. New York, USA:
Springer.
42
Universitas Kristen Petra
Ready, A. (2016). Penggunaan media online sebagai sumber informasi akademik
mahasiswa ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas
riau.
Rubin, A., Babbie, E. R. (2008). Research methods for social work 6th edition.
USA: Thomson Learning Inc.
Setyanti, C.A. (2018, Mei 8). 5 daerah dengan peserta SBMPTN 2018 terbanyak.
CNN.com. Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20180508163349-282-296625/5-daerah-dengan-peserta-sbmptn-
2018-terbanyak
Severin, W. J., Tankard, J.W. (2005). Teori komunikasi sejarah, metode dan
terapan di dalam media massa (5th ed.). Jakarta, Indonesia: Prenada Media.
Sicca, S.P. (2018, Mei 7). BPS: pengangguran lulusan universitas naik 1,13
persen. Tirto.id. Retrieved from https://tirto.id/bps-pengangguran-lulusan-
universitas-naik-113-persen-cJ3h
Straubhaar, J., Larose, R., & Davenport, L. (2016). Media now: understanding
media, culture, and technology 9th ed. Boston, USA: Cengage Learning
43
Universitas Kristen Petra
Sugiharto, B.A. (2016, Oktober 24). Pengguna internet di Indonesia didominasi
anak muda. Retrieved from
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20161024161722-185-
167570/pengguna-internet-di-indonesia-didominasi-anak-muda
Vivian, J. (2013). The media of mass communication 11th edition. USA: Pearson
Education.
We Are Social. (2019). Mobile, internet and social media use in Indonesia.
Retrieved from https://wearesocial.com/blog/2019/01/digital-2019-global-
internet-use-accelerates
Windahl, S., Signitzer, B., and Olson, J.T. (2009). Using communication theory:
an introduction to planned communication 2th edition. London: SAGE
Publication Ltd.
44
Universitas Kristen Petra