Anda di halaman 1dari 2

DEKONGESTAN

MEKANISME AKSI OBAT


Dekongestan topikal dan sistemik adalah agen simpatomimetik yang bekerja pada
reseptor adrenergik dalam mukosa hidung untuk menghasilkan vasokonstriksi, mengecilkan
mukosa yang bengkak dan meningkatkan ventilasi agar jalan pernapasan kembali membaik.
Dekongestan bekerja dengan baik dalam kombinasi dengan antihistamin ketika hidung
tersumbat dan merupakan bagian dari gambaran klinis.
(Dipiro, 2015)
DOSIS DAN ATURAN PAKAI

(Dipiro, 2015)
EFEK SAMPING DAN CARA PENGATASANNYA
Efek samping penggunaan obat-obat dekongestan lebih sering terjadi pada dekongestan
oral dibanding dekongestan topikal. Efek samping yang biasanya terjadi seperti mual, muntah,
insomnia, pusing, tekanan darah tinggi, gelisah, halusinasi, kejang, psikosis, sakit kepala,
disfungsi urin, stroke, perdarahan intrakranial, aritmia, dan infark miokard. Dekongestan
dikontraindikasikan untuk pasien dengan penyakit jantung, hipertensi, penyakit tiroid,
diabetes, dan pria dengan benign prostatic hypertrophy (Malone and Kennedy, 2017).
Penggunaan jangka panjang dekongestan topikal (kadang-kadang kombinasi dengan
oral) dapat menyebabkan rebound hidung tersumbat yang dikenal dengan Rhinitis
Medicamentosa (Malone and Kennedy, 2017). Rhinitis Medicamentosa dapat terjadi dengan
penggunaan yang lama (>3-5 hari), pasien dengan kondisi ini harus segera dihentikan
penggunaan terapinya. Efek samping lain dari dekongestan topikal adalah terbakar, menyengat,
bersin, dan kekeringan pada mukosa hidung. Produk-produk ini harus digunakan hanya ketika
benar-benar diperlukan (misal pada waktu tidur) dan dalam dosis yang sekecil dan sesering
mungkin. Durasi terap harus dibatasi 3-5 hari (Dipiro, 2015)

Anda mungkin juga menyukai