Teks Drama Rafi
Teks Drama Rafi
a) Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya.
Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.
b) Sudut pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata dia, ia atau nama orang
yang dijadikan titik berat cerita.
c) Sudut pandang pengamat serba tahu, dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah mengetahui segala
periatiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku.
Mempertunjukan Tokoh Dalam Teks Drama
Mempertunjukkan adalah mempertontonkan sebuah sandiwara. Metode
demonstrasi adalah pertunjukkan proses penampilan tingkah laku yang
dicontohkan. Penulis tertarik melakukan penelitian “Pembelajaran
mempertunjukkan salah satu tokoh drama berfokus pada karakter antagonis untuk
meningkatkan karakter percaya diri pada peserta didik kelas XI SMA tahun
pelajaran 2017/2018. Metode penelitian yang digunakan adalah Mixed Method
Convergent Parallel, yang terdiri dari kelas ekperimen dan kelas kontrol. Adapun
hasil penelitian uang telah dilakukan, yaitu: 1) Penulis mampu merencanakan,
melaksanakan, dan menilai pembelajaran mempertunjukkan salah satu tokoh
dalam drama berfokus pada karakter antagonis dengan menggunakan metode
demonstrasi. Dibuktikan dengan perolehan nilai RPP 3.92 dan pelaksanaan
pembelajaran sebesar 3.97. 2) peserta didik mampu mempertunjukkan salah satu
tokoh dalam teks drama berfokus pada karakter antagonis dengan baik dibuktikan
dari hasil rata-rata pretes sebesar 46,96 dan postes 90.53. 3) Metode demonstrasi
lebih efektif digunakan dibandingkan role playing. Dibuktikan dengan hasil
kepercayaan 95% ternyata thitung lebih besar dari ttabel pretes dan postes pada kelas
eksperimen yakni 33.53≥ 2.7 dan thitung lebih besar dari ttabel pretes dan postes pada
kelas kontrol yakni 13.99≤ 2.7. 4) Hasil belajar peserta didik di kelas ekperimen
lebih besar dibandingkan kelas kontrol. Dibuktikan dengan perolehan hasil pretes
peserta didik di kelas ekperimen sebesar 46,96 dan postes 90.53 hal tersebut lebih
besar dibandingkan kelas kontrol yaitu sebesar 31.16 dan postes 61.66. 5) Metode
demonstrasi lebih efektif digunakan dalam meningkatkan karakter percaya diri
peserta didik dibandingkan metode role playing. Hal ini dibuktikan dengan
peningkatan karakter percaya diri selalu bersikap optimis pada kelas eksperimen
yang ditunjukkan belum mampu dengan baik meningkat menjadi 29 orang
berbeda dengan di kelas kontrol, yang awalnya ditunjukkan belum mampu dengan
baik meningkat menjadi 14 orang.
Kata Kunci: Mempertunjukkan, dialog tokoh antagonis, karakter percaya diri,
metode demonstrasi.
Menganalisis Teks Drama
Naskah atau sastra drama merupakan karya seorang sastrawan yang memiliki bakat di bidang
penulisan naskah drama. Tidak semua sastrawan mampu membuat atau mencipta sastra drama
sehubungan dengan bakat dan minatnya.Sastra drama adalah khayalan pengarang tentang kehidupan
manusia. Para penonton drama juga sadar bahwa yang ditontonnya hanyalah fiksi, bukan realitas yang
sebenarnya. Namun kadang-kadang penonton hanyut dalam jalinan cerita sehingga ikut sedih, gembira,
haru, marah, dan berbagai perasaan lainnya sesuai dengan cerita yang disajikan. Barangkali di situlah
uniknya karya sastra drama. Beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam penyususnan naskah drama
antara lain sebagai berikut.
1. Struktur Cerita
Pertama yang harus diperhatikan adalah struktur cerita. Adegan mana yang akan disimpan di bagian
permulaan serta adegan mana yang akan disimpan pada bagian akhir. Hal ini harus dipertimbangkan demi
terwujudnya sebuah struktur dramatik yang menarik. Pada bagian struktur cerita ini berhubungan dengan
alur. Alur adalah rangkaian peristiwa yang satu sama lain dihubungkan dengan hukum sebab-akibat. Alur
menghubungkan cerita dari awal peristiwa sampai akhir. Fungsi utama alur adalah mengungkap gagasan,
membimbing, dan mengarahkan perhatian. Alur atau plot mengusung beberapa segmen sebagai berikut :
Perkenalan, palam bagian perkenalan berisi mengenai tokoh, konflik, dan latar dari cerita yang dibahas
dalam drama.
Pemaparan masalah, bagian dimana cerita mulai berkembang sebelum konflik mencapai puncak.
Klimaks, bagian merupakan bagian dimana permasalahan dalam drama mencapai puncaknya.
Anti klimaks, bagian ini merupakan dimana permasalahan dalam cerita mulai ada solusinya.
Penyelesaian masalah, bagian dimana permasalahan dalam cerita dapat diselesaikan.
2. Karakter
Kedua adalah karakter, yaitu perwatakan yang terdapat dalam tokoh-tokoh cerita yang dibuat. Apakah
akan menghadirkan tokoh jahat dengan perangai yang buruk atau sebaliknya. Selain itu, berapa tokoh
yang terdapat dalam cerita atau naskah yang dibuat. Apakah dalam naskah yang buat itu hanya ada satu
tokoh, sehingga dimainkan oleh satu orang, atau beberapa tokoh sehingga memerlukan beberapa orang
pemain.
Tokoh Protagonis : Biasanya, watak tokoh semacam ini adalah watak yang baik dan positif,
seperti dermawan, jujur, rendah hati, pembela, cerdik, pandai, mandiri, dan setia kawan.
Tokoh Antagonis : Tokoh ini biasanya digambarkan sebagai tokoh yang berwatak buruk dan
negative, seperti pendendam, culas, pembohong, menghalalkan segala cara, sombong, iri, suka pamer, dan
ambisius.
Tokoh tritagonis : Tokoh ini biasanya digambarkan sebagai tokoh yang berwatak baik
untuk tokoh protagonis maupun antagonis
Di samping itu, tentukan pula berapa babak drama yang akan dibuat. Babak, merupakan bagian dari lakon
drama. Batas antara babak satu dengan babak selanjutnya ditandai dengan turunnya layar atau matinya
penerangan lampu pementasan. Bila lampu dinyalakan kembali atau layar diangkat kembali biasanya ada
perubahan penataan panggung yang menggambarkan setting yang berbeda.
3 Diksi
Diksi yang dimaksud dengan di sini adalah bahasa verbal atau bahasa kata-kata yang diucapkan oleh
pemain sebagai salah satu bahasa ungkap dalam drama. Dalam bahasa drama sebenarnya tidak terbatas
pada bahasa kata-kata, tetapi dapat juga bahasa visual (yang dapat dilihat), bahasa gerak yang dilakukan
oleh pemain, serta bahasa musik yang dimainkan oleh pemusik atau pemain. Naskah yang baik adalah
naskah yang banyak memberi keleluasaan kepada sutradara drama untuk menggunakan aneka bahasa
ungkap. Adapun pertunjukan drama yang baik adalah pertunjukan yang memiliki keseimbangan dalam
menggunakan media ungkap.
4. Ide/Gagasan
Keempat, yang harus diperhatikan dalam menyusun naskah drama adalah ide atau gagasan. Gagasan apa
yang ingin disampaikan kepada penonton. Gagasan cerita dalam drama bisa juga disebut dengan Tema
drama yang dapat diartikan sebagai gagasan atau pokok pikiran yang menjadi dasar penyusunan drama
dan merupakan jiwa dalam kegiatan drama. Tema ini dapat dijadikan pedoman untuk berbuat (bertingkah
laku) dalam pementasan drama. Dalam pementasan drama, tema dapat dimunculkan dalam kisah yang
dipentaskan. Tema tema yang dapat digunakan dalam pementasan drama antara lain pengalaman hidup,
cerita rakyat, perjuangan, budaya daerah, kejadian sehari hari, persahabatan dan lain sebagainya.
Gagasan
5. Perlengkapan
Kelima, yang harus diperhatikan dalam naskah drama adalah perlengkapan. Ada jenis perlengkapan
dalam pertunjukan drama, yaitu perlengkapan yang digunakan oleh para pemain (aktor dan aktris) dan
perlengkapan panggung yang biasanya disimpan di atas panggung sebagai pelengkap dalam pertunjukan
drama.
Perlengkapan yang digunakan oleh pemain lazim disebut handprop, sedangkan perlengkapan panggung
lazim disebut stageprop. Jika akan mementasakan tema tadi, yaitu tentang murid-murid nakal, maka kira-
kira apa yang mereka bawa atau mereka pegang sebagai ciri khas wataknya yang nakal. Begitu juga
perlengkapan yang dibawa oleh anak-anak yang diganggu oleh anak-anak nakal tadi.
Perlengkapan yang terdapat di panggung untuk mendukung permainan drama juga harus sesuai dengan
tema tadi. Oleh karena peristiwanya terjadi di kelas, maka di panggung itu terdapat barang-barang yang
mengesankan kelas. Contohnya meja dan kursi belajar, beberapa buah tas serta alat tulis di atas meja, ada
meja guru, ada papan tulis dan sebagainya. Barang-barang yang akan dihadirkan di atas pentas tadi harus
disesuaikan dengan arah pandang dari mana kalian melihatnya. Jika dilihat dari belakang kelas, maka
papan tulis akan nampak jelas sebagai latar belakang. Sebaliknya jika dilihat dari depan kelas maka yang
akan nampak adalah jajaran-jajaran meja dan kursi belajar siswa. Jadi ketika menghayalkan sebuah
peristiwa yang terjadi di kelas, jangan lupa menghayalkan dari arah mana akan melihat peristiwa itu.
Pengertian Pemetasan Drama
Secara etimologi kata drama berasal dari bahasa Yunani yakni draomae, artinya perbuatan atau gerakan.
Drama ialah salah satu bentuk karya sastra yang berisi lakon hidup manusia yang ditulis dalam bentuk
dialog dan dapat dipentaskan.
Pemetasan drama biasa disebut juga dengan teater. Jadi drama mencakup dua hal yakni drama sebagai
karya sastra dan drama sebagai sebuah pementasan.
Pemetasan drama merupakan gabungan antara seni sastra dan seni pertunjukan. Drama pada awalnya
ditulis dalam bentuk naskah atau teks. Naskah tersebut kemudian dijadikan sebuah pementasan.
Unsur-Unsur Pemetasan Drama
Sebuah drama memiliki beberapa unsur yakni sebagai berikut:
Dialog
Dialog ialah percakapan beberapa orang dengan mewakili karakter tokoh yang diperankan. Setiap dialog
dalam drama sudah disusun atau ditetapkan dalam naskah drama.
Tokoh
Tokoh sering disebut pemeran yakni orang yang ditugaskan sutradara untuk memerankan karakter sesuai
dengan naskah drama. Tokoh dalam drama ada tiga jenis yakni tokoh utama atau tokoh sentral, tokoh
yang memicu permasalahan dan tokoh pendamping atau figuran.
Setting
Penggung atau setting merupakan tempat pementasan drama. Setting dalam pementasan drama
menampilkan suasana, keadaan, tempat, ruang dan waktu dalam cerita drama.
Langkah-Langkah Pementasan Drama
Dalam hal ini membahas pementasan drama artinya memberi pendapat, tanggapan, kritikan atau masukan
terhadap pementasan drama.
Lalu bagaimana cara membahas pementasan drama yang baik..?? pembahasan atau pementasan drama
menyangkut persoalan-persoalan berikut ini.
Pendahuluan
Bagaimana isi secara ringkas drama yang dimanikan?
Himpunan atau lembaga mana yang pernah mementaskan drama tersebut?
Kapan dan dimana dipentaskan?
Siapa saja tokoh-tokoh yang memainkan drama tersebut?
Siapakah penulis naskah dan sutradara drama tersebut?
Pembahasan
Apakah isi drama itu mudah diikuti, runtut dan masuk akal?
Apakah dialog-dialog yang ditampilkan pelakunya menarik, lancar dan mengandung makna bagi para
penonton?
Apa jenis drama yang dipentaskan dan bagaimana karakteristik para pelakunya?
Apakah hubungan antara satu bagian dan bagian lain tampak serasi?
Apakah ada sesuatu yang tersirat atau ada suatu pesan di balik drama itu?
Apakah pesan itu terang-terangan sehingga menuju ke suatu propaganda atau kampanye?
Bagaimana bahasa yang digunakan dalam dialog-dialog dalam drama itu?
Apakah bahasa dalam dialog itu sekaligus juga mencerminkan tokohnya?
Langkah-langkah Menulis Naskah Drama
Beberapa langkah menulis naskah drama berdasarkan peristiwa nyata antara lain sebagai berikut.
1. Menentukan peristiwa yang menarik, yaitu peristiwa yang memberikan kesan yang mendalam.
2. Memilih dan menentukan tema.
3. Memilih judul dan membuat kata pembuka. Judul sebaiknya tidak terlalu panjang dan menarik.
Kata pembuka lebih bagus jika bersifat bombastis (berlebihan) agar pembaca tertarik mengikuti
cerita selanjutnya.
4. Membuat kerangka dengan memasukkan konflik.
5. Menentukan pelaku.
6. Menyusun jalinan cerita yang mengandung perkenalan tokoh dengan konflik dan
penyelesaiannya.
7. Menyusun kramagung dan wawancang. Kramagung merupakan perintah kepada pelaku untuk
melakukan sesuatu yang ditulis sebagai petunjuk dalam bermain drama. Wawancang ditulis lepas
dan mengandung semua perasaan pelakunya.
Penulisan naskah drama berbeda dengan naskah cerita lainnya. Berikut ini beberapa penjelasan penulisan
naskah drama yang perlu diperhatikan sebelum menulis naskah drama.
1. Naskah drama disajikan dalam bentuk pementasan adegan. Babak terdiri atas beberapa adegan.
Pergantian pelaku merupakan tanda pergantian adegan dalam satu peristiwa.
2. Penulisan drama dapat kalian awali dengan sebuah prolog sebagai pengantar dan epilog sebagai
penjelasan akhir cerita.
3. Dialog ditulis dengan diawali tokoh yang berbicara atau berlaku. Tanda titik dua sebagai pemisah
antara pelaku dengan kalimat yang diucapkan. Ada beberapa naskah drama yang telah
diadaptasikan ditulis dalam bentuk paragraf.
4. Petunjuk lakuan atau tindakan dituliskan dalam dialog tokoh yang berlaku dengan diberikan tanda
kurung.
5. Penulisan keterangan dan petunjuk lakuan dalam pergantian babak atau perpindahan adegan
dapat ditulis seperti paragraf diakhir dialog antar tokoh