Anda di halaman 1dari 8

TEKS DRAMA

Pengertian Teks Drama


Teks Drama adalah suatu teks cerita yang dipentaskan di atas panggung (disebut teater) atau tidak
dipentaskan di atas panggung (drama radio, telivisi, film). Drama secara luas dapat diartikan sebagai salah
satu bentuk sastra yang isinya tentang hidup dan kehidupan yang disajikan atau dipertunjukkan dalam
bentuk gerak.
Struktur Teks Drama
Berikut adalah 3 struktur yang membangun sebuah teks drama:
1. Prolog (adegan pembukaan).
2. Dialog (percakapan).
3. Epilog (adegan akhir atau penutup).
Unsur-Unsur Drama
1. Alur, merupakan rangkaian alur terjadinya drama.
2. Amanat, pesan nasihat yang terkandung dalam cerita drama.
3. Tokoh, pelaku yang memerankan seorang tokoh dalam cerita. Penokohan adalah penggambaran
watak setiap tokoh. Ada tiga macam tokoh: (1) protagonis tokoh yang meampilkan kebaikan, (2)
Antagonis tokoh jahat atau tokoh penentang kebaikan, (3) Tirtagonis tokoh pendukung
protagonis.
4. Tema, adalah ide pokok cerita (gagasan).
5. Latar, merupakan tempat dan waktu terjadinya peristiwa dalam drama.
6. Aneka sarana kesastraan dan kedramaan yang mendukung penampilan pelaku dalam suatu drama,
misalnya tata panggung dan tata rias.
Kaidah Kebahasaan
(1) Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah khusus adalah istilah yang
digunakan untuk bidang tertentu dan pemakainnya hanya dipahami oleh orang berkecimpung
dalam bidang tersebut.
Contoh :
Istilah umum : film, ikan, bunga.
Istilah khusus : komedi, gurame, mawar.
(2) Sinonim dan Antonim
(a) Sinonim adalah kata yang memiliki bentuk yang berbeda, tetapi memiliki arti atau pengertian
yang sama atau mirip. Contoh: "Obrolan orang itu mirip dengan dialog dalam film Romeo dan
Juliet."
(b) Antonim adalah kata yang artinya berlawanan satu dengan yang lain. Contoh: "besar atau
kecil bukanlah jaminan barang itu berharga atau tidak."
(3) Verba / Kata Kerja
(a) Verba Aktif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau menunjukkan tindakan
atau perbuatan. Contoh: "Putra memelihara ikan gurame."
(b) Verba Pasif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai penderita, sasaran tindakan, atau
hasil. Contoh: "Film horor kini banyak disiarkan televisi indonesia."
(4) Nomina
Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau
semua benda atau segala yang dibedakan.
Kata benda dibagi menjadi dua jenis, yaitu kata benda konkret seperti meja, buku, dan bola serta
kata benda abstrak, seperti pikiran dan angin.
Nomina juga dibedakan menjadi dua, yakni Nomina Dasar dan Nomina Turunan.
Contoh :
Nomina Dasar : Rumah | Jalan
Nomina Turunan : Perumahan | Jalanan
Imbuhan : Pe - an | -an
(5) Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
Contoh:
a. Kata ganti orang : saudara, bapak, ibu, nyonya, tuan, ia, dia
b. Kata ganti pemilik : ku-, mu-, -nya
c. Kata ganti petunjuk : ini, itu
d. Kata ganti penghubung : yang
e. Kata ganti tak tentu : siapa, barag siapa, sesuatu, masing-masing
(6) Konjungsi
Konjungsi adalah kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi menghubungkan dua buah
klausa, kalimat, atau paragraf.
Konjungsi yang sering digunakan dalam ulasan film atau drama umumnya, berupa:
(a) Konjungsi Koordinatif. Contoh: dan, atau, tetapi
(b) Konjungsi Subordinatif. Contoh: jika, agar, meskipun, alih-alih, sebagai, sebab, karena, maka,
sesudah, sebelum, sementara
(c) Konjungsi Korelatif. Contoh: baik ... maupun ... | bukan ... melainkan ... | tidak hanya ... tetapi
(d) Konjungsi AntarKalimat. Contoh: sebaliknya, di samping itu, selanjutnya
(7) Preposisi
Preposis adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa preposisional.
Contoh : di, ke, dari, pada, daripada, dengan, secara, tanpa, bagi.
(8) Artikel
Artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina.
Contoh: si, sang
(9) Kalimat Simpleks dan Kompleks
Kalimat Simpleks adalah kalimat yang memiliki suatu verba utama.
Contoh: "Sinetron pangeran banyak digemari kawula muda."
Kalimat Kompleks adalah kalimat yang memiliki dua verba utama atau lebih.
Contoh: "Sci-Fi adalah jenis film imajinasi pengetahuan yang dikembangkan untuk mendapatkan
dasar pembuatan alur film yang menitikberatkan pada penelitian dan penemuan biologi."

MENGIDENTIFIKASI TEKS DRAMA


A.STANDAR KOMPETENSI
Memahami teks drama dan novel remaja
B. KOMPTENSI DASAR
mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KD
Mampu menentukan unsur-unsur intrinsik teks drama
Mampu menganalisis teks drama berdasarkan unsur-unsur intrinsiknya
Menganalisis keterkaitan antar unsur intrinsik dalam teks drama
D. UJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu menentukan unsur-unsur intrinsik teks drama
Siswa mampu menganalisis teks drama berdasarkan unsur-unsur intrinsiknya
Siswa menganalisis keterkaitan antar unsur intrinsik dalam teks drama
D. KETERAMPILAN : MEMBACA
PENGERTIAN DRAMA DAN UNSUR-UNSURNYA
Drama merupakan bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menampilkan
konflik dan emosi lewat lakuan dan dialog. Pada umumnya dirancang untuk pementasan dipanggung.
Drama dapat juga diartikan sebagai ragam sastra dalam bentuk dialog yang dibuat untuk pertunjukkan di
atas panggung.
Saat kamu menyaksikan sebuah drama yang di;lakonkan, emosimu pun terlibat dalam cerita yang
diperankan tersebut. Itu artinya, penulis naskah drama tersebut mampu membangun sebuah cerita menjadi
konflik pada masing-masing tokoh sehingga cerita mengalir sebagaimana kejadian sesungguhnya. Untuk
dapat menulis naskah drama yang baik dan menarik diperlukan latihan dan pemahaman tentang unsur-
unsur yang dapat membangun sebuah naskah drama. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun pada
sebuah karya sastra dalam hal ini dalam drama.
Unsur intrinsik drama yaitu:
 Alur/plot
Alur disebut juga plot. Alur adalah jalinan atau rangkaian peristiwa berdasarkan hubungan waktu dan
hubungan sebab-akibat. Sebuah alur cerita harus menggambarkan jalannya cerita dari awal sampai akhir .
 Perwatakan atau karakter tokoh
Tokoh adalah orang-orang yang berperan dalam drama. Dalam cerita terdapat tokoh baik (protagonis),
tokoh jahat (antagonis).
 Dialog
Ciri khas suatu drama adalah naskah tersebut berbentuk percakapan atau dialog. Penulis naskah drama
harus memerhatikan pembicaraan yang akan diucapkan.
 Petunjuk laku
Petunjuk laku atau catatan pinggir berisi penjelasan kepada pembaca atau para pendukung pementasan
mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau perbuatan, tokoh, dan unsur-unsur cerita lainnya. Petunjuk
laku berisi petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana, pentas, suara, keluar masuknya aktor atau
aktris, keras lemahnya dialog, dan sebagainya.
 Latar atau setting
Latar atau tempat kejadian sering disebut latar cerita. Pada umumnya, latar menyangkut tiga unsur yaitu
tempat, ruang, dan waktu. Latar pada drama dalam pementasan biasanya dibuat panggung yang dihiasi
dengan dekorasi, seni lukis, tata panggung, seni patung, tata cahaya dan tata suara.
 Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur
dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya.
 Amanat
Dalam karyanya, pengarang pasti menyampaikan sebuah amanat. Amanat merupakan pesan atau nilai-
nilai moral yang bermanfaat yang terdapat dalam drama. Amanat dalam drama bisa diungkapkan secara
langsung (tersurat), bisa juga tidak langsung memerlukan pemahaman lebih lanjut (tersirat). Apabila
penonton menyaksikan drama dengan teliti, dia dapat menangkap pesan atau nilai-nilai moral tersebut.
Amanat akan lebih mudah ditangkap jika drama tersebut dipentaskan.
 Sudut pandang
Sudut pandang adalah tempat dimana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandang ini tidak
diartikan sebagai penglihatan atas suatu barang dari atas atau dari bawah, tetapi bagaimana kita melihat
barang itu dengan mengambil suatu posisi tertentu.

a) Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya.
Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.
b) Sudut pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata dia, ia atau nama orang
yang dijadikan titik berat cerita.
c) Sudut pandang pengamat serba tahu, dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah mengetahui segala
periatiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku.
Mempertunjukan Tokoh Dalam Teks Drama
Mempertunjukkan adalah mempertontonkan sebuah sandiwara. Metode
demonstrasi adalah pertunjukkan proses penampilan tingkah laku yang
dicontohkan. Penulis tertarik melakukan penelitian “Pembelajaran
mempertunjukkan salah satu tokoh drama berfokus pada karakter antagonis untuk
meningkatkan karakter percaya diri pada peserta didik kelas XI SMA tahun
pelajaran 2017/2018. Metode penelitian yang digunakan adalah Mixed Method
Convergent Parallel, yang terdiri dari kelas ekperimen dan kelas kontrol. Adapun
hasil penelitian uang telah dilakukan, yaitu: 1) Penulis mampu merencanakan,
melaksanakan, dan menilai pembelajaran mempertunjukkan salah satu tokoh
dalam drama berfokus pada karakter antagonis dengan menggunakan metode
demonstrasi. Dibuktikan dengan perolehan nilai RPP 3.92 dan pelaksanaan
pembelajaran sebesar 3.97. 2) peserta didik mampu mempertunjukkan salah satu
tokoh dalam teks drama berfokus pada karakter antagonis dengan baik dibuktikan
dari hasil rata-rata pretes sebesar 46,96 dan postes 90.53. 3) Metode demonstrasi
lebih efektif digunakan dibandingkan role playing. Dibuktikan dengan hasil
kepercayaan 95% ternyata thitung lebih besar dari ttabel pretes dan postes pada kelas
eksperimen yakni 33.53≥ 2.7 dan thitung lebih besar dari ttabel pretes dan postes pada
kelas kontrol yakni 13.99≤ 2.7. 4) Hasil belajar peserta didik di kelas ekperimen
lebih besar dibandingkan kelas kontrol. Dibuktikan dengan perolehan hasil pretes
peserta didik di kelas ekperimen sebesar 46,96 dan postes 90.53 hal tersebut lebih
besar dibandingkan kelas kontrol yaitu sebesar 31.16 dan postes 61.66. 5) Metode
demonstrasi lebih efektif digunakan dalam meningkatkan karakter percaya diri
peserta didik dibandingkan metode role playing. Hal ini dibuktikan dengan
peningkatan karakter percaya diri selalu bersikap optimis pada kelas eksperimen
yang ditunjukkan belum mampu dengan baik meningkat menjadi 29 orang
berbeda dengan di kelas kontrol, yang awalnya ditunjukkan belum mampu dengan
baik meningkat menjadi 14 orang.
Kata Kunci: Mempertunjukkan, dialog tokoh antagonis, karakter percaya diri,
metode demonstrasi.
Menganalisis Teks Drama
Naskah atau sastra drama merupakan karya seorang sastrawan yang memiliki bakat di bidang
penulisan naskah drama. Tidak semua sastrawan mampu membuat atau mencipta sastra drama
sehubungan dengan bakat dan minatnya.Sastra drama adalah khayalan pengarang tentang kehidupan
manusia. Para penonton drama juga sadar bahwa yang ditontonnya hanyalah fiksi, bukan realitas yang
sebenarnya. Namun kadang-kadang penonton hanyut dalam jalinan cerita sehingga ikut sedih, gembira,
haru, marah, dan berbagai perasaan lainnya sesuai dengan cerita yang disajikan. Barangkali di situlah
uniknya karya sastra drama. Beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam penyususnan naskah drama
antara lain sebagai berikut.
1. Struktur Cerita
Pertama yang harus diperhatikan adalah struktur cerita. Adegan mana yang akan disimpan di bagian
permulaan serta adegan mana yang akan disimpan pada bagian akhir. Hal ini harus dipertimbangkan demi
terwujudnya sebuah struktur dramatik yang menarik. Pada bagian struktur cerita ini berhubungan dengan
alur. Alur adalah rangkaian peristiwa yang satu sama lain dihubungkan dengan hukum sebab-akibat. Alur
menghubungkan cerita dari awal peristiwa sampai akhir. Fungsi utama alur adalah mengungkap gagasan,
membimbing, dan mengarahkan perhatian. Alur atau plot mengusung beberapa segmen sebagai berikut :
Perkenalan, palam bagian perkenalan berisi mengenai tokoh, konflik, dan latar dari cerita yang dibahas
dalam drama.
Pemaparan masalah, bagian dimana cerita mulai berkembang sebelum konflik mencapai puncak.
Klimaks, bagian merupakan bagian dimana permasalahan dalam drama mencapai puncaknya.
Anti klimaks, bagian ini merupakan dimana permasalahan dalam cerita mulai ada solusinya.
Penyelesaian masalah, bagian dimana permasalahan dalam cerita dapat diselesaikan.
2. Karakter
Kedua adalah karakter, yaitu perwatakan yang terdapat dalam tokoh-tokoh cerita yang dibuat. Apakah
akan menghadirkan tokoh jahat dengan perangai yang buruk atau sebaliknya. Selain itu, berapa tokoh
yang terdapat dalam cerita atau naskah yang dibuat. Apakah dalam naskah yang buat itu hanya ada satu
tokoh, sehingga dimainkan oleh satu orang, atau beberapa tokoh sehingga memerlukan beberapa orang
pemain.
Tokoh Protagonis : Biasanya, watak tokoh semacam ini adalah watak yang baik dan positif,
seperti dermawan, jujur, rendah hati, pembela, cerdik, pandai, mandiri, dan setia kawan.
Tokoh Antagonis : Tokoh ini biasanya digambarkan sebagai tokoh yang berwatak buruk dan
negative, seperti pendendam, culas, pembohong, menghalalkan segala cara, sombong, iri, suka pamer, dan
ambisius.
Tokoh tritagonis : Tokoh ini biasanya digambarkan sebagai tokoh yang berwatak baik
untuk tokoh protagonis maupun antagonis
Di samping itu, tentukan pula berapa babak drama yang akan dibuat. Babak, merupakan bagian dari lakon
drama. Batas antara babak satu dengan babak selanjutnya ditandai dengan turunnya layar atau matinya
penerangan lampu pementasan. Bila lampu dinyalakan kembali atau layar diangkat kembali biasanya ada
perubahan penataan panggung yang menggambarkan setting yang berbeda.
3 Diksi
Diksi yang dimaksud dengan di sini adalah bahasa verbal atau bahasa kata-kata yang diucapkan oleh
pemain sebagai salah satu bahasa ungkap dalam drama. Dalam bahasa drama sebenarnya tidak terbatas
pada bahasa kata-kata, tetapi dapat juga bahasa visual (yang dapat dilihat), bahasa gerak yang dilakukan
oleh pemain, serta bahasa musik yang dimainkan oleh pemusik atau pemain. Naskah yang baik adalah
naskah yang banyak memberi keleluasaan kepada sutradara drama untuk menggunakan aneka bahasa
ungkap. Adapun pertunjukan drama yang baik adalah pertunjukan yang memiliki keseimbangan dalam
menggunakan media ungkap.
4. Ide/Gagasan
Keempat, yang harus diperhatikan dalam menyusun naskah drama adalah ide atau gagasan. Gagasan apa
yang ingin disampaikan kepada penonton. Gagasan cerita dalam drama bisa juga disebut dengan Tema
drama yang dapat diartikan sebagai gagasan atau pokok pikiran yang menjadi dasar penyusunan drama
dan merupakan jiwa dalam kegiatan drama. Tema ini dapat dijadikan pedoman untuk berbuat (bertingkah
laku) dalam pementasan drama. Dalam pementasan drama, tema dapat dimunculkan dalam kisah yang
dipentaskan. Tema tema yang dapat digunakan dalam pementasan drama antara lain pengalaman hidup,
cerita rakyat, perjuangan, budaya daerah, kejadian sehari hari, persahabatan dan lain sebagainya.
Gagasan
5. Perlengkapan
Kelima, yang harus diperhatikan dalam naskah drama adalah perlengkapan. Ada jenis perlengkapan
dalam pertunjukan drama, yaitu perlengkapan yang digunakan oleh para pemain (aktor dan aktris) dan
perlengkapan panggung yang biasanya disimpan di atas panggung sebagai pelengkap dalam pertunjukan
drama.
Perlengkapan yang digunakan oleh pemain lazim disebut handprop, sedangkan perlengkapan panggung
lazim disebut stageprop. Jika akan mementasakan tema tadi, yaitu tentang murid-murid nakal, maka kira-
kira apa yang mereka bawa atau mereka pegang sebagai ciri khas wataknya yang nakal. Begitu juga
perlengkapan yang dibawa oleh anak-anak yang diganggu oleh anak-anak nakal tadi.
Perlengkapan yang terdapat di panggung untuk mendukung permainan drama juga harus sesuai dengan
tema tadi. Oleh karena peristiwanya terjadi di kelas, maka di panggung itu terdapat barang-barang yang
mengesankan kelas. Contohnya meja dan kursi belajar, beberapa buah tas serta alat tulis di atas meja, ada
meja guru, ada papan tulis dan sebagainya. Barang-barang yang akan dihadirkan di atas pentas tadi harus
disesuaikan dengan arah pandang dari mana kalian melihatnya. Jika dilihat dari belakang kelas, maka
papan tulis akan nampak jelas sebagai latar belakang. Sebaliknya jika dilihat dari depan kelas maka yang
akan nampak adalah jajaran-jajaran meja dan kursi belajar siswa. Jadi ketika menghayalkan sebuah
peristiwa yang terjadi di kelas, jangan lupa menghayalkan dari arah mana akan melihat peristiwa itu.
Pengertian Pemetasan Drama
Secara etimologi kata drama berasal dari bahasa Yunani yakni draomae, artinya perbuatan atau gerakan.
Drama ialah salah satu bentuk karya sastra yang berisi lakon hidup manusia yang ditulis dalam bentuk
dialog dan dapat dipentaskan.
Pemetasan drama biasa disebut juga dengan teater. Jadi drama mencakup dua hal yakni drama sebagai
karya sastra dan drama sebagai sebuah pementasan.
Pemetasan drama merupakan gabungan antara seni sastra dan seni pertunjukan. Drama pada awalnya
ditulis dalam bentuk naskah atau teks. Naskah tersebut kemudian dijadikan sebuah pementasan.
Unsur-Unsur Pemetasan Drama
Sebuah drama memiliki beberapa unsur yakni sebagai berikut:
Dialog
Dialog ialah percakapan beberapa orang dengan mewakili karakter tokoh yang diperankan. Setiap dialog
dalam drama sudah disusun atau ditetapkan dalam naskah drama.
Tokoh
Tokoh sering disebut pemeran yakni orang yang ditugaskan sutradara untuk memerankan karakter sesuai
dengan naskah drama. Tokoh dalam drama ada tiga jenis yakni tokoh utama atau tokoh sentral, tokoh
yang memicu permasalahan dan tokoh pendamping atau figuran.
Setting
Penggung atau setting merupakan tempat pementasan drama. Setting dalam pementasan drama
menampilkan suasana, keadaan, tempat, ruang dan waktu dalam cerita drama.
Langkah-Langkah Pementasan Drama
Dalam hal ini membahas pementasan drama artinya memberi pendapat, tanggapan, kritikan atau masukan
terhadap pementasan drama.
Lalu bagaimana cara membahas pementasan drama yang baik..?? pembahasan atau pementasan drama
menyangkut persoalan-persoalan berikut ini.
Pendahuluan
Bagaimana isi secara ringkas drama yang dimanikan?
Himpunan atau lembaga mana yang pernah mementaskan drama tersebut?
Kapan dan dimana dipentaskan?
Siapa saja tokoh-tokoh yang memainkan drama tersebut?
Siapakah penulis naskah dan sutradara drama tersebut?
Pembahasan
Apakah isi drama itu mudah diikuti, runtut dan masuk akal?
Apakah dialog-dialog yang ditampilkan pelakunya menarik, lancar dan mengandung makna bagi para
penonton?
Apa jenis drama yang dipentaskan dan bagaimana karakteristik para pelakunya?
Apakah hubungan antara satu bagian dan bagian lain tampak serasi?
Apakah ada sesuatu yang tersirat atau ada suatu pesan di balik drama itu?
Apakah pesan itu terang-terangan sehingga menuju ke suatu propaganda atau kampanye?
Bagaimana bahasa yang digunakan dalam dialog-dialog dalam drama itu?
Apakah bahasa dalam dialog itu sekaligus juga mencerminkan tokohnya?
Langkah-langkah Menulis Naskah Drama
Beberapa langkah menulis naskah drama berdasarkan peristiwa nyata antara lain sebagai berikut.
1. Menentukan peristiwa yang menarik, yaitu peristiwa yang memberikan kesan yang mendalam.
2. Memilih dan menentukan tema.
3. Memilih judul dan membuat kata pembuka. Judul sebaiknya tidak terlalu panjang dan menarik.
Kata pembuka lebih bagus jika bersifat bombastis (berlebihan) agar pembaca tertarik mengikuti
cerita selanjutnya.
4. Membuat kerangka dengan memasukkan konflik.
5. Menentukan pelaku.
6. Menyusun jalinan cerita yang mengandung perkenalan tokoh dengan konflik dan
penyelesaiannya.
7. Menyusun kramagung dan wawancang. Kramagung merupakan perintah kepada pelaku untuk
melakukan sesuatu yang ditulis sebagai petunjuk dalam bermain drama. Wawancang ditulis lepas
dan mengandung semua perasaan pelakunya.
Penulisan naskah drama berbeda dengan naskah cerita lainnya. Berikut ini beberapa penjelasan penulisan
naskah drama yang perlu diperhatikan sebelum menulis naskah drama.
1. Naskah drama disajikan dalam bentuk pementasan adegan. Babak terdiri atas beberapa adegan.
Pergantian pelaku merupakan tanda pergantian adegan dalam satu peristiwa.
2. Penulisan drama dapat kalian awali dengan sebuah prolog sebagai pengantar dan epilog sebagai
penjelasan akhir cerita.
3. Dialog ditulis dengan diawali tokoh yang berbicara atau berlaku. Tanda titik dua sebagai pemisah
antara pelaku dengan kalimat yang diucapkan. Ada beberapa naskah drama yang telah
diadaptasikan ditulis dalam bentuk paragraf.
4. Petunjuk lakuan atau tindakan dituliskan dalam dialog tokoh yang berlaku dengan diberikan tanda
kurung.
5. Penulisan keterangan dan petunjuk lakuan dalam pergantian babak atau perpindahan adegan
dapat ditulis seperti paragraf diakhir dialog antar tokoh

Sumber-Sumber Penulisan Naskah


Bersumber dari cerpen , novel , biografi , berita , dan lain lain

CIRI KEBAHASAAN TEKS DRAMA


Drama merupakan karya fksi yang dinyatakan dalam bentuk dialog. Oleh karena itu, kalimat-
kalimat yang tersaji di dalamnya hampir semuanya berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya.
Ada kalimat-kalimat tidak langsung ada pula bagian prolog dan epilognya.
Fitur-ftur kebahasaan pada drama antara lain, menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog
atau epilognya. Karena melibatkan banyak pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah
mereka.Lain halnya dengan bagian dialognya, yang kata gantinya adalah kata orang pertama dan kedua.
Mungkin juga digunakan kata-kata sapaan.
Kata-kata ganti yang dimaksud adalah saya, kami, kita, Anda. Adapun contoh kata sapaannya adalah
Panembahan, Raja, dan sebagainya. .

Anda mungkin juga menyukai