Anda di halaman 1dari 4

Gambaran Klinis dan Laboratorium Retinoblastoma

Azura Syahadati 1102014056

Abdul Halim 1102016001

Adinda Permata Putri 1102016007

Ajeng Tri Rengganis 1102016014

Ayunda Maharani Syahrizal 1102016037

Dinda Maharani Augusmiadoni 1102016056

Fadhilatul Hilya 1102016062

Megan Grishelda P 1102016116

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Pendahuluan

Retinoblastoma (RB) adalah tumor endoocular pada anak yang mengenai syaraf
embrionik retina. Secara genetik tumor ini berkembang karena mutasi lengan panjang
kromosom pada lokus 13q14 dan mutasi pada kedua alel gen Rb1. Tumor ini dapat
unilateral (70-75% kasus) maupun bilateral (25-30% kasus). Umur yang sering dikenai
rata-rata usia 18 bulan dan 90% pasien didiagnosis sebelum usia 5 tahun. Diperkirakan
bahwa 80% dari 8000 kasus retinoblastoma yang terjadi di dunia tinggal di negara
berkembang.

Gejala retinoblastoma bervariasi sesuai stadium penyakit, dapat berupa leukoria,


strabismus, mata merah, nyeri mata yang disertai glaukoma dan visus menurun.
Pemeriksaan untuk diagnosis adalah pemeriksaaan mata dengan oftalmoskopi dan
penekanan sklera oleh ahli mata yang berpengalaman. Terapi bertujuan mempertahankan
kehidupan, mempertahankan bola mata, penglihatan, dan kosmetik.

Metode

Penelitian retrospektif dilakukan pada seluruh anak retinoblastoma yang berobat ke


Divisi Hematologi-Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSHAM Medan periode
Januari 2005- 31 Desember 2009. Data diambil dari rekam medis pasien dan
dikelompokkan berdasarkan lokasi tumor (unilateral/bilateral), status gizi, dan
pemeriksaan laboratorium darah. CT scan untuk melihat evaluasi sistemik (metastase
tumor). Diagnosis retinoblastoma ditegakkan berdasarkan anamnesis keluhan pada mata
seperti leukoria, strabismus, mata merah, mata menonjol (proptosis), pemeriksaan fisis,
dan pemeriksaan penunjang seperti USG dan CT scan orbita. Analisis statistik yang
digunakan adalah uji chi-kuadrat, uji T dengan menggunakan SPSS for Window 11.5

Hasil

Selama periode Januari 2005 sampai Desember 2009 didapati pasien


retinoblastoma yang datang ke RS H. Adam Malik dengan keluhan terbanyak dengan mata
menonjol (proptosis) 33(54,1) kasus pada unilateral dan 7(11,4) kasus pada bilateral.

Nilai kadar hemoglobin 10,7 (2,04) g/dl pada unilateral dan 10,7 (1,29) g/dl pada
bilateral, leukosit 9806 (3208)/mm3 pada unilateral dan 12.245 (9208)/mm3 pada bilateral,
sedang hasil trombosit didapati 411.957 (183.951)/mm3 pada unilateral dan 458.500
(134.040)/ mm3 pada bilateral.
Diskusi

Retinoblastoma merupakan tumor ganas primer intraokuler yang terbanyak pada


anak-anak. Di Negara berkembang, retinoblastoma didiagnosis telah menyebar ke
ekstraokuler. Pada ekstraokuler dapat dijumpai masa jaringan lunak disekitar mata atau
bisa sampai ke nervus optikus yang akan berkembang ke otak dan meningens. USG, CT
scan, dan MRI berguna untuk mengevaluasi nervus optikus.

Hasil laboratorium mendapatkan anemia ringan pada unilateral atau bilateral.


Anemia merupakan komplikasi yang paling sering pada keganasan. Hasil pemeriksaan
leukosit didapati rerata nilai leukosit lebih besar pada kelompok bilateral dibandingkan
dengan unilateral sedangkan trombosit pada kedua kelompok tidak begitu berbeda.

Pemeriksaan keadaan gizi didapati pada pasien retinoblastoma dengan tumor padat
memiliki insidens tinggi untuk terjadi malnutrisi, namun pada anak dengan leukemia
limfoblastik akut rendah, tumor padat tanpa metastase, dan pasien yang mengalami remisi
secara umum, pasien dapat mempertahankan berat badannya.

Kesimpulan

Retinoblastoma (RB) adalah tumor endoocular pada anak yang mengenai syaraf
embrionik retina. Gejala retinoblastoma bervariasi sesuai stadium penyakit, dapat berupa
leukoria, strabismus, mata merah, nyeri mata yang disertai glaukoma dan visus menurun.
Nilai kadar hemoglobin 10,7 (2,04) g/dl pada unilateral dan 10,7 (1,29) g/dl pada
bilateral, leukosit 9806 (3208)/mm3 pada unilateral dan 12.245 (9208)/mm3 pada bilateral,
sedang hasil trombosit didapati 411.957 (183.951)/mm3 pada unilateral dan 458.500
(134.040)/ mm3 pada bilateral

Daftar Pustaka

Rosdiana N. 2011. Gambaran Klinis dan Laboratorium Retinoblastoma. Sari Pediatri, Vol.
12, No. 5, p. 319-322

Rahman A. 2014. Dilema dalam Manajemen Retinoblastoma. MKA, Vol. 37, No. 2, p.
101-106

Anda mungkin juga menyukai