Anak Decrypted PDF
Anak Decrypted PDF
The word paediatric and its cognates mean "healer of children"; they dr. Winda Yanuarni Meye
derive from two Greek words: παῖς (pais "child") and ἰατρός (iatros dr. Afrilia Intan Pratiwi
"doctor, healer") dr. Reagan Resadita
dr. Mike Lauda
OUTLINE MATERI
Pediatrik Endokrinologi Pediatrik Hematoonkologi
• Hypoglycemia •Anemia
• Growth Hormone
•Anemia hemolitik (Ab incom, RH Incom,AIHA)
• Thyroid Hormone
•Thalassemia
• DM – Diabetic Keto Acidosis
•ITP
• Kelainan Genetik
• Pubertas Prekoksia
•Breastfed Infant and Vit K
•Leukemia in children
•ABO Incompatibility
Pediatrik Gastrohepatologi
• Diare Cair Akut Pediatrik Sosial
• Diare Persisten • Tumbuh kembang anak
• E.coli
• Vaksinasi
• Perhitungan cairan
• Congenital deafness
• Hepatitis
• Gastrointestinal Candidiasis • Perkembangan Erickson
• Lactose intolerant • Gangguan Masa Anak
• Intususepsi
• Necrotizing enterocolitis
Pediatrik Nefrologi
Pediatri Gizi • Sindroma Nefrotik
• Glomerulonefritis
• Pemeriksaan status gizi
• Malnutrisi Others
• CDC Growth Chart Interpretation – percentile
• Pemberian makanan • Muscular Dystrophy
• Trauma kepala
• Lesi Makulopapular
•Neonatal hypoglycemia
•Growth Hormone
•Thyroid Hormone
•DM – Diabetic Keto Acidosis
•Kelainan Genetik
•Pubertas Prekoksia
Kriteria perawakan
pendek:
• TB < persentil 3
atau -2SD
• Kecepatan tumbuh
< persentil 25
• Perkiraan TB
dewasa dibawah
midparental
heights
Regulated by:
–Growth hormone-releasing hormone
(GHRH) stimulates both the
synthesis and the release of GH
–Somatostatin inhibits the release
of GH
•IGF
–end product of GH bioeffect
–negativefeedback effect on GH
secretion
KRETINISME
Pemeriksaan
Terapi L-tiroksin
penunjang
• Pemeriksaan darah USIA DOSIS
– TSH, fT4, (microgram/kg/hari)
– Darah lengkap 0-3 bulan 10-15
– Ibu bisa di periksa antibody
3-6 bulan 8-10
• Radiologis
– Bone age 6-12 bulan 6-8
– Skintigrafi tiroid 1-5 tahun 4-6
• Screening fungsi tiroid 6-12 tahun 3-5
– Dapat di skrining pada usia 2-5
hari atau 2-6 minggu > 12 tahun 2-4
Screening Hypotiroid Congenital
Hipertiroid kongenital
Kondisi yang jarang ditemui. Diakibatkan oleh transplasental antibody dari ibu
yang memiliki grave disease
Neonatal hyperglycemia, Up to date, 2015; Buku ajar endokrinologi anak 1, IDAI 2010
Ketoasidosis Diabetik
PEDIATRIK GASTROHEPATOLOGI
Diarrhea
Qualitative Assessment:
The passage of unusually loose or watery stools, usually at
least three times in a 24 hour period.
Quantitave Assessment:
The augmented water content in the stools above the
normal value of approximately 10 mL/kg/d in the infant and
young child, or 200 g/d in the teenager and adult
Frequent passing of
formed stool ≠ diarrhea.
Lect. by Prof. dr. S. Yati Soenarto, Ph.D., Sp.AK, ©Bimbel UKDI MANTAP
.
Klasifikasi Diare
Diare Akut
• Kondisi diare yang terjadi mendadak dan dapat
berlangsung beberapa hari sampai 14 hari (umumnya <1
minggu)
Diare Persisten
• Kondisi diare akut yang terus berlangsung sampai > 14
hari dan umunya disebabkan agen infeksius
Diare Kronik
• Kondisi diare dengan durasi > 14 hari dan umumnya
disebabkan agen non-infeksius
MEKANISME DIARE
Osmotik
• Terjadi perubahan gradien absorbsi cairan sehingga menimbulkan
retensi cairan dalam intralumen usus
• Contoh:
• Intoleransi laktosa hiperosmotik malabsorbsi cairan
• Infeksi rotavirus, Shigella merusak epitel usus malabsorbsi
cairan
Sekretorik
• Tejadi karena adanya sekresi aktif cairan ke intralumen ususoleh
substansi endogen yang mengaktivasi mediator intraselular (cAMP,
cGMP, Kalsium intraselular)
• Contoh:
• Infeksi Cholera, rotavirus toxin ke epitel usus sekresi
• Substansi empedu, asam lemak, lakastif
• Kelainan kongenital (Congenital Chloride Diarrhea) defek pada
Na-H exchange atau Cl-/HCO3- exchange Gejala failure to thrive
sejak neonatus
MEKANISME DIARE
Motilitas
• Terjadi perubahan motilitas gastrointestinal yang mempengaruhi
kemampuan absorbsi (secara tidak langsung)
• Contoh:
• Hipomotility stasis inflamasi overgrowth bacterial
malabsorbsi
• Hipermotility mengurangi waktu transit cairan untuk
diabsorbsi
Inflamatorik
• Terjadi karena adanya proses peradangan yang menyebabkan
destruksi villi usus dan atau disfungsi transporter sehingga
menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dalam rupa mucus,
protein dan darah.
• Contoh:
• Infeksi shigella, Inflamatory Bowel Disease, Celiac Disease
(Imunne process)
Pemeriksaan Pada Diare
ANAMNESIS Physical exam Lab exam
Tanda Dehidrasi
• Gelisah/cengeng
Tanda Utama • lemah/letargi/koma
• Haus, turgor kulit abdomen menurun
2. CONTINUED SEVERITY
2.NUTRITION: 3.ZINC & INCIDENCE
FEEDING
4. RATIONAL
ANTIMICROBIAL
3. ETIOLOGY PHARMACOLOGIC
(commonly infection)
NO ANTIMICROBIAL &
ANTIVOMITING
4. SUCCES OF 5. PATIENT-DOCTOR
PRACTICE: COMMUNICATION
Lect. by Prof Prof. dr. S. Yati Soenarto, Ph.D., Sp.AK, WHO 2005
. ©Bimbel UKDI MANTAP
EFEK S AMPING :
MUAL MUNTAH
Diagnosis
• BAB cair, disertai darah.
• Shigellosis menimbulkan tanda radang akut meliputi:
– Nyeri perut
– Demam
– Kejang
– Letargis
– Prolaps rektum
• Pemeriksaan feses trofozoit amuba dan Giardia.
• Shigellosis lying-down dysentry
• Amoebiasis Walking dysentry
©Bimbel UKDI MANTAP
Disentri
Indikasi rawat inap
- Anak dengan gizi buruk
- Bayi muda (<2bulan)
- Keracunan, letargis, kembung, nyeri tekan, dan kejang
Tatalaksana Disentri
• Pada tingkat layanan primer
– 5 lintas diare harus terpenuhi
– Diare lendir darah diterapi sebagai Shigellosis menggunakan Cotrimoxazole 10 mg
(TMP) /kgBB/ hari dibagi 2 dosis selama 5 hari
– Evaluasi 2 hari tidak membaik cek feses amoeba metronidazole dosis
10 mg/kgBB 3x sehari selama 5 hari
Management
• Menghindari produk susu dan olahan
• Menggunakan lactose free atau low lactose milk
Gejala
• Fase prodormal (4-7 hari) : fever, fatigue, malaise, anorexia,
flu like syndrome
• Fase ikterik: nyeri perut kanan atas, mual muntah, jaundice,
hepatosplenomegali, Urin gelap, Feses dempul
• Fase sembuh: Ikterik menghilang, warna fese kembali normal
( dalam 4 minggu)
• Manifestasi klinis:
– TRIAS: Nyeri perut mendadak, muntah, feses bercampur
darah (red currant jelly stool)
– Anak menekuk kaki untuk mengurangi nyeri
– Teraba massa memanjang pada abdomen (Sausage sign)
• Penunjang:
– Foto polos abdomen Dance’s sign
– USG Target sign, Pseudo kidney sign
– Barium Enema Filling defect,
Recurrent:
Nonoperative: Barium enema reduction
(4 – 6 %)
Operative :milking procedure (3 %)
Manifestasi Klinis
PEDIATRI GIZI
Interpretation of growth and nutritional status
WHO interpreting
©Bimbel UKDI MANTAP
indicator, 2008
Interpretation and causes of abnormal growth
nutritional status:
Parameter keterangan
Length/Heigh for Age > - Hati hati kelainan genetik,
+2 - Marfan syndrome
- Kleine felter syndrome,
- Pubertas prekoks,
- Tumor secreting GH
Length/Heigh for Age < -2 - Kekurangan energi kronis
(too short/stunted) - sakit sakitan
- Hipotiroid, Gh defisiensi
- Riwayat pendek pada keluarga
- Delay puberty
- achondroplasia
Weigh for Lenght/heigh - Overweight
or BMI for Age > +2 - Obese
Weigh for Lenght/heigh - Gizi Kurang
or BMI for Age < -2 - Marasmus
- Kwashiokor
- Marasmic-kwashiokor
Gizi Buruk
KLINIS BB/TB
utritional oedema
N kwashiorkor
C
cardiac oedema
heart failure
enal oedema
R nephrotic syndrome
llergic oedema
iver oedema
A angioneurotic
L liver cirrhosis
Anamnesis
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS, WHO 2008
©Bimbel UKDI MANTAP Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS, WHO 2008
MANAJEMEN
PEDIATRI HEMATOONKOLOGI
©Bimbel UKDI MANTAP
Anemia?
Reticulocyte count
• RBC indices:
Indices definition
Mean corpuscular volume The MCV is calculated from the RBC count and the
hematocrit and indicates the average volume of the RBC
in femtoliters (fL), or 10-15 L
Mean corpuscular hemoglobin The MCH is calculated from the HB and RBC count,
indicates the average weight of Hb in the RBC.
Mean corpuscular hemoglobin The MCHC is calculated from the Hb and Hct and is an
concentration expression of the average concentration of Hb in the
RBC.
MCV Penyakit
kronik
Mikrositik
Besi Serum
Hipokromik
Thalassemia
N
Sideroblastik
Aplastik
Defisiensi
MCV
folat N/
Makrositik Leukemia, etc
Defisiensi
B12
©Bimbel UKDI MANTAP
2. Reticulocyte Count
Anemia Mi-Hi
• Antasida • Daging
• Fitat (pada sereal) • Senyawa sitrat
• Tanin (pada teh) • Fruktosa
• Fosfat • Asam askorbat
Letak Penyebab
Extravascular Intravascular
Intrinsik Extrinsik
(90%) (10%)
Enzim Infeksi
Hemoglobin Microangiopathy
©Bimbel UKDI MANTAP
Anemia Hemolitik: Defek Intrinsik
Hb
Thalassemia
elektroforesis
Hemoglobin
Sickle cell
©Bimbel UKDI MANTAP
Anemia Hemolitik: Defek Intrinsik
Hb
Thalassemia
elektroforesis
Hemoglobin
Sickle cell
©Bimbel UKDI MANTAP
Membranopathy
Hereditary Spherocytosis
• MDT Spherocytes
• Osmotic fragility test
• Slenectomy often very effective
Hb
Thalassemia
elektroforesis
Hemoglobin
Sickle cell
©Bimbel UKDI MANTAP
Enzymopathy
G6PD Deficiency
Hb
Thalassemia
elektroforesis
Hemoglobin
Sickle cell
©Bimbel UKDI MANTAP
Rhesus Incompatibility
• Epidemiology
– Approximately 15-20% of Caucasians, as opposed to 5-10% of African
Americans, have the Rh-negative blood type.
– Among individuals of Chinese and American Indian descent, the
incidence of Rh-negative blood type is less than 5%
• Rh disease, is a condition that occurs when a woman with Rh-
negative blood type is exposed to Rh-positive blood cells, leading to
the development of Rh antibodies.
• The most common cause of Rh incompatibility is exposure from an
Rh-negative mother by Rh-positive fetal blood during pregnancy or
delivery. As a consequence, blood from the fetal circulation may
leak into the maternal circulation, and, after a significant exposure,
sensitization occurs leading to maternal antibody production
against the foreign Rh antigen.
• Once produced, maternal Rh immunoglobulin G (IgG) antibodies
may cross freely from the placenta to the fetal circulation, where
they form antigen-antibody complexes with Rh-positive fetal
erythrocytes and eventually are destroyed, resulting in a fetal
alloimmune-induced hemolytic anemia
Consequences of RH incompatibility
• Little or no anemia
• Hiperbilirubinemia (continuing effect of RH antibodies that cross
mild placenta)
Hb elektroforesis
Pemeriksaan Penunjang
• Darah lengkap
• Apusan darah tepi sel target besar, mikrositik hipokromik, retikulosit >>
• Ekstramedullary hematopoesis
• Elektroforesis Hb HbA (-), HbA2 >>, HbF >>
PPM IDAI
Sel target
Facies cooley
Mechanism
Medikamentosa
• Asam folat 2x1 mg/hari
• Vit E 2x200 IU/hari
• Vitamin C 2-3 mg/kg/hari, maks 50 mg/hr (< 10 th) dan 100 mg/hr (>10 th), hanya saat
pemberian deferioksamin (DFA)
• Vit C tidak untuk gangg. Fungsi jantung
• Kelasi Besi
– Ferritin ≥ 1000ng/mL atau saturasi ferritin ≥ 55%
– Transfusi 10-20 kali (3-5L)
– Anak ≥ 3 th : 30-50 mg/kgBB/hr, 5-7 kali seminggu, sc
– Anak< 3 th 15-25 mg/kg/hari
– Gangg. Fungsi jantung : 60-100mg/kgBB/hr
©Bimbel UKDI IV 24 jam
MANTAP
Warm
Autoimun
Cold
Prosthetic
Extrinsik Microangiopathy
valves etc
Cause:
• Microvascular disease (DIC, TTP etc)
• Heart valve prostheses
• Trauma / implanted devices
©Bimbel UKDI MANTAP
ITP
• idiopathic autoimmune platelet destruction
• #1 cause of isolated thrombocytopenia in otherwise
healthy young persons
• a diagnosis of exclusion
PX PENUNJANG
• Darah tepi :
• morfologi eritrosit, leukosit, retikulosit normal
• Hb, AL normal
• Trombositopenia : ukuran normal/ giant platelets
• BT >>
• Aspirasi sumsum tulang
• Bila gagal terapi 3-6 bl
• Ditemukan hepatomegali, limfadenopati, bisitopenia
©Bimbel UKDI MANTAP
IDAI, 2010
20
ITP
hematom
Ptechiae,
echimosis
©Bimbel UKDI MANTAP IDAI, 2010
Terapi ITP
ITP: antiplatelet antibody platelet destruction
Kortikosteroid
• Perdarahan mukosa dengan jumlah trombosit <20.000/ μL,
Perdarahan ringan dengan jumlah trombosit <10.000/μL.
• Prednisone 1-2mg/kg/hari evaluasi 1-2 minggu,
Platelet
• Jumlah trombosit <20.000/ μL dengan perdarahan mukosa
berulang(epistaksis), Perdarahan retina, Perdarahan berat
(epistaksis yang memerlukan tampon, hematuria, perdarahan
organ dalam, intrakranial), menjalani operasi dengan jumlah
trombosit <150.000/ μL
IvIg
• Indikasi: perdarahan berat, AT < 5.000 meskipun sudah 3 hari
pengobatan steroid, progressive purpura yang semakin brat
©Bimbel UKDI MANTAP
Screening Hemostasis
Juml
Tr << ITP PT N Juml Liver
disease PT >>
N /HDN
APTT
APTT
N
Contoh >>
BT N
Kondisi BT N
APTT APTT
>> N
Lecture by dr. Usi Sukorini, Sp.PK
Dengue infection
Komplikasi DIC:
PT, APTT >>
Jumlah trombosit <<
Kadar Fibrinogen <<
Di-dimer >>
HEMOFILIA
Penyakit gangguan pembekuan darah yang bersifat herediter. Hemofilia A
disebabkan kekurangan faktor VIII dan hemofilia B disebabkan kekurangan
faktor IX, merupakan penyakit X-linked resesif
Anamnesis
• Perdarahan spontan/ post trauma
• Perdarahan sendi (hamartrosis)
• Perdarahan intrakranial
• Perdarahan mata, saluran cerna, dsb
• Riw. Serupa pada keluarga pria
Pemeriksaan fisik
• PX FISIK:
• Hamartrosis : bengkak, nyeri
• Hematom
• Tanda peningkatan intrakranial
• Perdarahan intrakranial (susp)
• Pucat, syok hemorragic – penkes
• Hemofilia A dan B tidak bs dibedakan secara klinis hamartrosis
©Bimbel UKDI MANTAP
HEMOFILIA
Pemeriksaan
penunjang
• Darah tepi
• CT >>
• APTT >>
• PT normal
• Kadar faktor VIII, IX
Tatalaksana Umum
• Cegah perdarahan
• Terapi perdarahan akut sedini mungkin < 2 jam
• Terapi perdarahan berat di RS dg pelayanan hemofilia
• Minimalisir suntikan IM atau ambil darah vena/arteri
• Hindari aspirin, NSAID
• Berikan faktor VIII/IX sebelum prosedur invasif
Perdarahan Akut
• RICE
• Replacement therapy dalam 2 jam (Sumber f.VIII Kriopresipitat, Sumber f.IX
FFP dan konsentrat f.IX)
• Respon klinik (-) px kadar inhibitor
Adjuvan
• Asam Traneksamat menghentikan perdarahan
• Desmopresin Melepaskan faktor VIII dari pool
Defisiensi Vitamin K
Merupakan bentuk penyakit perdarahan akibat kekurangan vitamin K,
manifestasinya berupa defisiensi kompleks protrombin yang didapat
Anamnesis
• Bayi kecil (1-6 bulan), sebelumnya sehat tiba tiba tampak pucat dan malas minum,
banyak tidur
• Minum asi, tidak mendapat suntikan vit K saat lahir
• Kejang fokal
Pemeriksaan fisik
• Pucat tanpa perdarahan yang nyata
• Peningkatan tekanan intrakranial, UUB Menonjol, penurunan kesadaran, papil
edema
• Defisit neurologis : kejang fokal, hemoparesis, peresis nervus kranial
Tatalaksana
• Vit K 1 mg IM selama 3 hari berturut turut
• Transfusi FFP 10-15ml/kg selama 3 hari
• Transfusi PRC (sesuai HB)
• Tatalaksana Kejang dan peningkatan TIK (manitor 0,5-1gram/kgBB/kali)
• Konsultasi bedah saraf
Pemantauan
• UUB, GCS, Kejang
• Balance cairan
• Monitor tumbuh kembang
PEDIATRIK SOSIAL
Umur Gross Fine Speech Personal Social
0 – 3 bln Angkat kepala 45 Melihat/ menatap Ngoceh spontan : Balas senyum,
derajat, gerakkan wajah ooh aah, bereaksi mengenali ibu
kepala kaki tangan terhadap suara
3-6 bln Berbalik dari Genggam pensil, Suara gembira Tersenyum saat
tengkurap – meraih benda, bernada tinggi bermain sendiri
telentang, angkat meraih tangan
kepala 90 derajat sendiri
6-9 bln Duduk tidak Memungut 2 benda Bersuara tanpa arti Tepuk tangan,
pegangan, sekaligus, meraup : mamama dadada mencari mainan
merangkak, belajar benda kecil
berdiri
9-12 bln Angkat badan, mau Mengulurkan badan Menirukan bunyi Mengenal
berdiri, jalan untuk mengambil yang didengar, keluarga, takut
dituntun mainan, sebut 2 – 3 suku terhadap orang
menggenggam kata tanpa arti baru
pensil
12-18 bln Berdiri tanpa Menumpuk 3 Panggil bapak ibu, Rasa cemburu,
pegangan, berdiri kubus, papa mama bersaing, menarik
jongkok berdiri, memasukkan kubus – narik tangan ibu
jalan mundur ke kotak
Umur Gross Fine Speech Personal Social
18 – 24bl Berlari tanpa jatuh Menumpuk 4 3 – 6 kata berarti Memegang
kubus, menjimpit, cangkir, makan
menggelindingkan minum sendiri,
bola membantu
pekerjaan RT
24-36 bl Jalan naik tangga, Corat coret pada Bicara baik 2 kata, Membantu
menendang bola kertas menyebut 2 benda memungut
kecil atau lebih, mainan, makan
menunjuk bagian tidak banyak
tubuh tumpah, melepas
pakaian sendiri
36-48 bln Berdiri 1 kaki Gambar garis lurus, 2-4 warna, Cuci tangan,
selama 2 detik, menumpuk 8 kubus menyebut nama, memakai sepatu,
melompat 1 kaki umur, tempat pakai celana
diangkat, panjang,kemeja,ba
bersepeda roda 3 ju
48-60 bln Berdiri 1 kaki 6 Menggambar x, o, Sebut nama Berpakaian, gosok
detik, melompat 1 orang dengan 3 lengkap tanpa gigi, tidak rewel
kaki , menari bagian, kancingkan dibantu, senang saat ditinggal
baju bertanya, jawab
benar nama har/
angka
Gangguan perkembangan pervasif sebelum usia 3 tahun
A
• Biasanya tidak jelas ada perkembangan normal sbelumnya, tetapi bila ada, kelainan perkembangan
sudah menjadi jelas sebelum usia 3 tahun
U
Hendaya kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik (reciprocal social
interaction) T
• Kurang respon terhadap emosi orang lain I
• Kurang modulasi terhadap perilaku dalam konteks sosial
• Buruk dalam isyarat sosial S
• Kurang respon timbal balik sosio-emosional
M
Hendaya kualitatif dalam komunikasi
E
• Kurang keterampilan bahasa
• Kurang dalam permainan imaginatif dan imitasi social
• Kurang interaksi timbal balik dalam percakapan baik verbal maupun non verbal
• Hendaya dalam variasi irama atau penekanan sebagai modulasi dalam komunikasi
Pola perilaku, minat, dan kegiatan yang terbatas, berulang, dan stereotipik
UKDI MANTAB
• Prematur dan BBLR
• Obat-obatan dan substansi: Aminoglikosida, alkohol
• Trauma persalinan
• Asfiksia selama kehamilan
• Malformasi
Faktor Genetik
• Autosomal resesif (80%): Alport syndrome, Usher syndrome, Pendred syndrome, Jervell-
Lange-Nielsen Sydrome
• Autosomal dominan (15%): Waardenburg syndrome, Hemifacial microsomia , Treacher-
Collins syndrome
• X-linked (2%): Otopalatodigital syndrome, Hunter syndrome
VAKSINASI
Vaksin Hidup Vaksin Inaktif
• Kontraindikasi: imunodefisiensi • Titer antibodi akan terus
dan kehamilan menurun sehingga butuh dosis
• Respon imunitas alami VS ulangan
• Dapat dibekukan • Tidak dapat dibekukan
Relatif
• Vaksin Hep-B1 diberikan < 12 jam setelah injeksi Vitamin K1 pada paha
berbeda mencegah perdarahan
• Bayi dari ibu HBsAg (+) berikan HBIg untuk mencegah infeksi perinatal
2. POLIO
3. BCG
4. DTP
6. PNEUMOKOKUS
7. ROTAVIRUS
9. INFLUENZA
• Vaksin diberikan setelah usia 6 bulan dan diulangi setiap tahun (1x setiap
tahun)
• PERTAMA kali vaksin jika usia < 9 tahun, diberikan 2x dengan interval 4 minggu
• Dosis vaksin anak usia 6 sampai <36 bulan yaitu 0.25ml/vaksin
10. HPV
COMMON PITTFALS!!
2. TIFOID
3. VARISELA
• Indikasi: populasi risiko tinggi infeksi HAV, anak usia ≥ 2 tahun pada daerah endemis,
pasien penyakit hati kronis, pengunjung ke daerah endemis
• Vaksin diberikan pada anak usia ≥ 2 tahun 2x dosis interval 6-18 bulan
5. INFLUENZA
• Dosis anak usia < 2 tahun 0,25 ml dan usia > 2tahun 0,5 ml
• Jika pertama kali mendapat vaksin pada usia ≤ 8 tahun berikan 2 dosis selang 4
minggu
• Diulangi setiap tahun
6. PNEUMOKOKUS
Umur Jenis
18 Bulan DPT-HB-HiB
24 Bulan Campak
KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI)
• Ibu terinfeksi di trimester I dan II resiko kecil karena antigen dalam darah sudah
negatif pada kehamilan cukup bulan dan anti HBs sudah muncul.
• Ibu terinfeksi di trimester III : 50-70%
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Laboratorium
• Bukti klinis pertama infeksi HBV adalah kenaikan serum ALT, yang mulai
naik sebelum timbul gejala, sekitar 6-7 minggu sesudah pemajanan.
• Periksa kadar HBsAg dan IgM anti-HBc. Kadar antigen akan terdeteksi
dalam darah bayi pada usia 6 bulan, dengan kadar puncak pada usia 3-4
bulan. Jangan ambil darah umbilikal karena (1) terkontaminasi dengan
darah ibu yang mengandung antigen positif atau sekresi vagina, (2)
adanya kemungkinan antigen noninfeksius dari darah ibu.
Tatalaksana
POSITIF •Vaksin HepB + HBIg (dalam 12 •Vaksin HepB + HBIg (dalam 12 jam)
jam) •Imunisasi 4 dosis pada 0,1, 2-3 dan
•Imunisasi 3 dosis pada 0,1, dan 6 6 bulan (usia kronologis)
bulan (usia kronologis) •Periksa anti-HBs dan HBsAg pada
•Periksa anti-HBs dan HBsAg pada Umur 9-15 bulan
Umur 9-15 bulan
TIDAK •Vaksin HepB (dalam 12 jam) + •Vaksin HepB + HBIg (dalam 12 jam)
HBIg (dalam 7 hari) •Periksa HBsAg ibu segera, jika tidak
DIKETAHUI •Periksa HBsAg ibu segera, bila dapat dilakukan dalam 12 jam maka
positif maka berikan HBIg segera berikan HBIg segera
NEGATIF •Vaksin HepB dalam 12 jam Vaksin HepB diberikan dalam 30 hari
•Vaksin HepB dalam 3 dosis yaitu usia kronologis jika klinis stabil
pada 0,1 dan 6 bulan (usia Vaksin diberikan 3 dosis yaitu 1-2, 2-
kronologis) 4, dan 6 bulan usia kronologis
KEUNTUNGAN KERUGIAN
OPV 1. Harga terjangkau 1. Dapat menyebabkan kelumpuhan pada
2. Mudah cara pemberian penerima vaksin (VAPP)
3. Mengimunisasi secara alami 2. Virus aktif yang diekskresi melalui feses
4. Menimbulkan mucosal immunity pada dapat ditularkan kepada anak lain
intestine dan oropharynx 3. Dapat bermutasi menjadi ganas (VDVP)
5. Memberikan kekebalan humoral 4. Tidak dapat diberikan pada
seumur hidup imudodefisiensi
6. Menimbulkan community immunity 5. Ekskresi virus melalui virus pada anak
sehat berlangsung 4-6 minggu, pada anak
imunodefisiensi berlangsung 10 tahun
PEDIATRIK NEFROLOGI
Nefrotik vs Nefritik
Sindroma Nefrotik
Definition
Anamnesis
UKDI MANTAB
• Bengkak pada tubuh (sering kali pada kelopak mata, tungkai, perut)
• Penurunan jumlah urine
• Urine keruh dan berbusa (akibat protein)
Pemeriksaan Fisik
• Edema
• Asites
• Kadang ditemukan hipertensi
Sindroma Nefrotik
Pemeriksaan Laboratorium
Kriteria diagnosis
• Prednison :
• Tiap harinya : 60 mg/m2/hari ATAU 2 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
• Intermiten : 40 mg/m2/hari dibagi dalam 3 dosis tiga hari
• berturut-turut dalam 7 hari atau dengan dosis alternate (selang sehari) dosis
tunggal pada pagi hari.
• 2. Siklofosfamid : 2 - 3 mg/kg/hari selama tidak lebih dari 6 minggu sampai 8
minggu
UKDI MANTAB
• 3. Klorambusil : Dosis 0,1 - 0,2 mg/kg/hari dalam dosis terbagi dengan
kortikosteroid selang sehari.
Supportif
PPM IDAI
Terminologi
• Sindrom nefrotik : Sindrom klinis dengan gejala proteinuria masif (> 40 mg/m2/jam),
hipoalbunemia (≤ 2,5 g/dl)), edema, dan hiperkolesterolemia. Kadang disertai hematuria,
hipertensi, dan penurunan fungsi ginjal.
• Sindrom nefrotik relaps jarang : Mengalami relaps <2 kali dalam 6 bulan sejak respons
awal atau < 4 kali dalam 1 tahun
• Sindrom nefrotik relaps sering : Mengalami relaps ≥ 2 kali dalam 6 bulan sejak respons
awal atau ≥ 4 kali dalam 1 tahun
• Sindrom nefrotik resisten steroid : Sindrom nefrotik yang dengan pemberian prednison
dosis penuh (2 mg/kg/hari) selama 4 minggu tidak mengalami remisi
• Sindrom nefrotik dependen steroid : Sindrom nefrotik yang mengalami relaps setelah
dosis prednison diturunkan menjadi 2/3 dosis penuh atau dihentikan dalam 14 hari, dan
terjadi 2 kali berturut-turut
UKDI MANTAB
Patogenesis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
• Edema , hipertensi
• Dapat ditemukan lesi bekas infeksi di kulit
• Bisa ditemukan Penkes atau Kejang
•
UKDI MANTAB
Sering ditemukan hipertensi
Pemeriksaan Laboratorium
• Proteinuria
• Gross Hematuria >10/Lbp
• Silinder eritrosit (eritrosit cast)
• ASTO positif
• Ureum kreatinin meningkat sedikit
Sindroma Nefritik
Terapi
UKDI MANTAB
• Diuretik diberikan untuk retensi cairan dan hipertensi
Supportif
• Istirahat-total : 3 - 4 minggu
• Dietetik : rendah protein (1 gm/kg bb/hari), rendah garam (1 gm/hari)
• IVFD Glukose 10 - 15 % pada penderita anuria/muntah, bila terjadi anuria
selama (5-7 hari) maka dilakukan :
• a. Dialisis peritoneum. c. Tranplanstasi.
• b. Hemodialisis.
• Diuretika : Bila ureum meningkat : “Forced diurestics”
LAIN-LAIN NYA
Differential Dx Lesi Makulopapular
Penanda Campak Rubeola Varicella Exantema subitum/
Roseola Infantum
Prodormal Demam tinggi 3-4 hari, Non Jarang ada Demam tinggi 3-4
konjunctivitis, batuk spesifik,pembesaran prodormal, apabila hari seelum ruam
pilek (inkubasi 12 hari) limfonodi, demam ada : demam, -> muncul ruam ->
ringan, lemas pusing, lemas, demam turun
(inkubasi 14-21 hari) anoreksia
Erupsi kulit Warna coklat Merah muda, Evolusi cepat : “campak mini”
kemerahan, pertama muncul di leher dan makulo – papula- berawal di dada ->
muncul di leher, mukam menyebar vesikula – crusta, menyebar ke
bakang telinga, muka , cepat dalam 24-48 distribusi sentral muka dan
memenuhi seluruh jam, kemerhan badan, erupasi di extremitas, dalam
tubuh dalam 3 hari, jarang berlangsung - kulit kepala dan 2 hari hilang, tidak
lesi muka dada >bintik merah kecil, selaput mukosa ada bercak koplik,
punggung : hari ke3 pudar tanpa pada anak usia 1 –
bergabung, lesi desquamasi 2 tahun
ekstremitas : sendiri-
sendiri, memudar 5-6 Etiologi :human
hari, diikuti herpes virus G
desquamasi
Penanda Campak Rubeola Varicella Exantema subitum/
Roseola Infantum
Pathognomonis Bercak koplik, dapat Pembesaran getah
berkembang menjadi bening daerah
pneumonia/ efusi belakang telinga/
pleura ocipital
Laborat Kadar titer antibodi Virus ditemukan di FAMA, ELISA, Leukopenia
pada uji hari pertama usap tenggorok, agglutinasi latex
meningkat, leukopneia normal/ mild
leukopenia
Obat Vit A 100.00 iu oral Acyclovir 80 mg. Kg Simptomatik
dose atau lanjut 1500 / hari dalam 5
iu pada malnutrisi, dosis terbagi
treatment sesuai selama 5 hari, VZIg
komplikasi
Komplikasi Sub acute sclereosing Rubella kongenital : Dewasa lebih
panencephalitis trias mata telinga parah ->
defek jantung pneumonia
TRAUMA KEPALA PADA BAYI BARU LAHIR
Trauma Kepala Eksternal/ Extracranial
Kaput suksedanum Sefal hematoma Hematoma subgaleal
pembengkakan Lunak, lekukan Padat, tegang Padat berair
eksternal
Bertambah setelah Tidak Ya Ya
lahir
Melintasi garis sutura Ya Tidak Ya
Kehilangan darah Tidak Tidak Ya
akut
Gejala/ informasi lain Paling sering ditemui, Pendarahan sub periosteal Darah dibawah galea
akumulasi darah/ serum akibat ruptur pembuluh aponeurois,
subkutan ektra darah antara tengkorak dan pembengkakan kulit
periosteal periosteum, umunya di kepala, ekimosis,
parietal, kompikasi ikterus anemia/hipovolemia/
shock
Terapi Tidak perlu Menghilang dalam 2-8
minggu, foto ro kepala untuk
rule out fraktur tengkorak
Trauma Kepala Internal
(Intra Cranial)