Anda di halaman 1dari 15

BAB III

PELAKSANAAN KKP

3.1 Waktu dan Tempat KKP

Kuliah Kerja Praktik ini dilaksanakan mulai tanggal 5 Februari 2019 hingga

13 April 2019. Pelaksanaan kuliah kerja praktik ini bertempat di PT Lontar Papyrus

Pulp & Paper Industry dan praktikan ditempatkan dibagian seksi Research &

Development (R/D) PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry.

3.2 Mariks Kegiatan

Adapun matrik kegiatan selama kkp dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Matrik Kegiatan Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktik

Minggu
Jenis Kegiatan

I II III IV V VI VII VIII

Orientasi Lingkungan Kerja

Pengumpulan data, Pemahaman cara


kerja sistem, dan peralatan

Analisis Kebutuhan Sistem

Penyelesaian Masalah dan kebutuhan


Sistem

Pembuatan Laporan

37
3.3 .Uraian Kegiatan

Adapun kegiatan yang dilakukan selama kuliah kerja praktik adalah sebagai

berikut:

1. Penempatan KKP.

2. Pengenalan area pabrik

3. Pengenalan terhadap proses kerja yang terdapat PT Bumi Sarimas Indonesia

4. Pengambilan sampel yang akan diantarkan ke laboratotium.

5. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk data mengenai tugas khusus.

6. Melakukan wawancara dengan karyawan dan terkait prinsip kerja alat dan

terkait data yang akan diambil mengenai tugas khusus.

7. Diskusi dengan pembimbing lapangan dan karyawan di PT Bumi Sarimas

Indonesia terkait dengan data-data hasil analisa terhadap air baku pada PT

Bumi Sarimas Indonesia

8. Membuat laporan berdasarkan tugas khusus yang diambil dan diskusi dengan

pembimbing lapangan di PT Bumi Sarimas Indonesia

3.4. Tugas Khusus

Pada zaman modern saat ini, industri pulp merupakan industri yang memiliki

prospek bagus, karena kertas merupakan suatu produk yang digunakan oleh setiap

manusia yang berbudaya sehingga terjadi peningkatan penggunaan baik ditingkat

nasional maupun internasional. Untuk itu industri pulp ditantang untuk memenuhi

hasil produksi yang tinggi dengan kualitas yang tinggi sesuai dengan permintaan

konsumen.

38
Untuk menghasilkan pulp yang memiliki kualitas dan kuantitas yang tinggi

banyak faktor yang harus dipenuhi seperti dari segi bahan kayu, bahan baku

pemasak, mesin/peralatan serta pengolahan air yang digunakan untuk proses

produksi.

Salah satu pabrik kertas dan pulp yang terdapat di Indonesia adalah PT.Lontar

Papyrus Pulp & Paper Industry.pada proses produksi di PT. Lontar Papyrus Pulp &

Paper Industry mengunakan berbagai bahan pendukung, yang salah satunya adalah

air. Air sangat berpengaruh baik pada hasil produksi maupun pada lingkungan

produksi itu sendiri. Didalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini penulis

mengambil judul

Dalam proses pembuatan Pulp melalui beberapa proses tahap yang cukup panjang,

yang mana dalam berjalannya proses pembuatan atau produksi Pulp maka harus ada

unit yang mendukung / menunjang dalam terjadinya proses, proses ini biasa disebut

dengan Unit Utilitas atau unit penunjang. Pada unit dimana nantinya berfungsi

sebagai penyedia air proses maupun sebagai penghasil energi agar berjalannya

proses produksi di PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry. Contoh proses yang

terjadi di unit Utilitas yang digunakan dalam proses industri adalah seperti Treated

Water, Pure Water, Boiler dll. Dalam proses penyaringan air untuk kebutuhan

pabrik biasanya menggunakan air yang yang sesuai dengan kebutahan atau yang

sudah disaring dengan memiliki Filtrasi Plant yang bertujuan untuk membersihkan

air yang akan di gunakan dalam proses. Medium penyaringan biasanya digunakan

Filter yang nantinya juga menggunakan bahan-bahan lain untuk menunjang proses

39
penyaringan seperti digunakan nya Alumunium Sulfat sebagai koagulan yang

fungsinya untuk mempermudah dalam melakukan penyaringan.

3.4.1 Produk yang dihasilkan

Pada pengolahan water treatment produk yang dihasilkan dari proses

produksi pulp di PT.Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry ini salah satunya

adalah tentang air.air merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan manusia

maupun bagi kelangsungan suatu proses produksi.kebutuhan akan air tersebut

harus dapat dipenuhi denagn baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya,artinya

air yang diproduksi harus dipenuhi jumlah yang dibutuhkan dan air tersebut harus

memenuhi kualifikasi tertentu sesuai dengan standar yang dibutuhkan.

Sesuai dangan kebutuhannya, air yang diproduksi diseksi water treatment

ada 4 jenis yaitu:

a. Air baku (Raw Water)

b. Air yang diolah (Treated Water)

c. Air murni (Pure Water)

d. Air minum (Drinking Water)

Dari keempat jenis air tersebut yang akan dianalisa hanyalah Raw Water.

Jenis air ini dapat ditentukan parameter fisika dan kimia berdasarkan percobaan

yang telah dilakukan.

40
3.4.2 Metoda Analisa

1..Parameter Fisika

Metoda yang akan dianalisa pada parameter fisika antra lain:

a) Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) adalah logaritma negatife dari

aktivitas ionhydrogen dari suatu larutan.

Prinsip kerja:

Pengukuran aktivitas ion hydrogen dalam air secara

potensiometri dengan elektroda gelas yang menghasilkan

perubahan tegangan yang disebabkan oleh aktivitas ion hydrogen

pada suhu 280c.pH air yang dibutuhkan pada pengolahan di Water

Treatment adalah netral.

b) Conductivity

Condictivity adalah suatu peralatan yang digunakan untuk

menentukan hantaran suatu larutan yang didasarkan atas pergerakan

kation dan anion dalam larutan menuju elektroda.apabila dalam

larutan terdapat garam-garam an-organik yang terlarut maka akn

terjadi ion positif dan semakin besar hantaran suatu larutan

menandakan bahwa semakin banyak pula garam-garam an-organik

yang terlarut.

Prinsip Kerja:

41
Sel hantaran dicelupkan kedalam suatu larutan dan terjadi

pergerakan kation dan anion menuju sel hantaran.oleh sel

hantaran dihasilkan sinyal lilstrik berupa hambatan larutan oleh

alat,hambatan dikonversikan menjadi hantaran.

c) Turbidity

Turbidity adalah suatu peralatan yang digunakan untuk

menentukan kekeruhan larutan yang didasarkan atas pengukuran

hamburan sinar oleh suspensi zat padat yang terdapat dalam

air.satuan kekeruhan adalah NTU (Nefelo Turbidity Unit) yaitu

banyaknya ppm tersuspensi.suspensi zat padat yang ada dalam air

antara lain SiO2,SO4,Cl dan lain-lain.semakin besar NTU berarti

semakin besar suspensi zat padat.

Prisip Kerja:

Membandingkan seberkas sinar yang dilewatkan kedalam air

yang mengandung zat padat,maka sinar tersebut akn dihamburkan

oleh suspensi zat padat dan sebagian sinar akn diteruskan.

d) Warna

Warna pada air disebabkan adanya kotoran-kotoran seperti

humus dan air limbah.untuk menentukan warna Raw Water dan

Treated Water dapat menggunakan alat spectrophotometer

visible.apabila suatu larutan yang akan diperiksa telah berwarna

sebelumnya langsung dapat diukur dengan

spectrophotometer .apabila belum berwarna harus dijadijkan

42
berwarna terlebih dulu dengan menambahkan pereaksi warna

(bukan zat warna). Penentuan warna menggunakan satuan ppm.

2. Parameter Kimia

Metoda yang akan ditentukan pada parameter kimia antara lain:

a. Total Hardness (TH)

Total Hardness ( kesadahan total ) adalah jumlah konsentrasi

ion Ca da Mg dalam air yang dapat ditentukan secara

kompleksometri pada pH 10, dimana pada pH ini ion Ca dan Mg

dapat menentukan kompleks denagn EDTA.

Indikator yang cocok utuk penentuan Ca dan Mg adalah 43organic

EBT dimana sebelum titrasi indikator ini membentuk kompleks

dengan logam Ca dan Mg, memberikan warna merah pada saat

titrasi kompleks ini akan bereaksi dengan EDTA dan membebaskan

indikator.pada saat titik akhir indikator terbebas semua yang akn

memberikan warna biru.adanya ion penggangu seperti Al,Ni,Cu,Fe

dapat dihilangkan dengan penambahan larutan pemasking sebelum

titrasi.

Kesadahan air dapat dibagi 2 macam. Yaitu:

1. kesadahan sementara ( Temporary Hardness )

Disebabkan adanya garam-garam Ca dan Mg dari ion

bikarbonat [Ca (HCO3)2 & Mg (HCO3)2

2. kesadahan tetap (Permanent Hardness)

43
Disebabkan adanya garam-garam dari ion bikarbonat seperti :

CaCl2,CaSO4,MgCl2, dan MgSO4.Metoda yang dipakai untuk

menentukan kesadahan total adalah metoda kompleksometri.

3.5 Poly Alumunium Clorida (PAC)

PAC adalah garam khusus pada pembuatan aluminium klorida yang mampu

memberikan daya koagulasi dan flokulasi yang lebih kuat daripada aluminium yang

biasa dan garam-garam besi seperti aluminium sulfat atau ferri klorida. Kegunaan

dari PAC adalah sebagai koagulan atau flokulan untuk menguraikan larutan yang

keruh dan menggumpalkan partikel, sehingga memungkinkan untuk memisah dari

medium larutannya. PAC mempunyai rumus umum kimia: Al2 (OH)6n Cln .xH2O

(n=1-5). Pembuatan PAC dapat dilakukan dengan mereaksikan aluminium dengan

asam klorida 515 % (aluminium ekses terhadap hidrogen klorida), pada suhu 67-

970C atau dengan mereaksikan aluminium hidroksida dengan asam klorida dengan

reaksi sebagai berikut:

2Al(OH) +nHCl Al2(OH) Cl +nH2O

Keuntungan penggunaan PAC sebagai koagulan dalam proses penjernihan air

adalah sebagai berikut:

1. Korosivitasnya rendah karena PAC adalah koagulan bebas sulfat sehingga aman

dan mudah dalam penyimpanan dan transportasinya.

2. Pada umumnya koagulan yang digunakan akan membentuk logam hidroksida.

Penggunaan koagulan aluminium sulfat menyebabkan pelepasan sebuah ion

hidrogen untuk tiap gugus hidrogen yang dihasilkan. Ion hidrogen yang dihasilkan

ini menyebabkan penurunan pH yang cukup tajam, sehingga air yang diolah

44
menjadi lebih asam. Pada penggunaan PAC sebagai koagulan, pH air hasil

pengolahan tidak mengalami penurunan pH yang cukup tajam seperti pada

penggunaan koagulan aluminium sulfat.

3.6 Metodologi

Waktu : 03 Januari – 03 Februari 2019

Tempat : Laboratorium Research and Development Departement PT. Lontar

Papyrus Pulp and Paper Industry

3.6.1 Metode Pengukuran PH

Peralatan :

• PHmeter

Bahan :

• Larutan standar pH 7.01

Cara Kerja

masukan cell pada Sampel diaduk


PHmeter dengan cell
sampel cair
dimaukan agar PH
kedalam kedalam Gelas terbaca
Gelas Piala Piala dengan

3.6.2 Analisis conductivity pada sampel

Peralatan :

• Conductivitymeter

Cara Kerja

45
3.6.3 Analisa Turbidity pada sampel

Peralatan :

• Turbiditymeter

Cara Kerja

3.6.4 Analisa Colour pada sampel

Peralatan :

• Spectrofotometer

Cara Kerja

46
3.6.5 Analisa kandungan Total Hardness

Peralatan :

• Erlenmeyer

• Buret

• Pipet takar 10 ml

• Pipet gondok 50 ml

• Bulp

Bahan :

• Buffer solution

•KSCN 10%

•Indicator EBT

•EDTA M/500

47
•Sampel

•Bulb

Cara Kerja

Tambahkan 1 Tambahkan indicator


Pipet EBT 2 – 3
ml buffer
sampel 50 tetes,kalau warna
solution pH 10 sampel berubah
ml kedalam dan 2 ml KSCN menjadi biru berarti
tidak ada kesadahan
Erlenmeyer 10%

Titrasi dengan
Catat volume EDTA M/500
sampe terpakai sampai warna
biru

TH (ppm) = Vt x F EDTA x 4

Keterangan:

Vt = volume titrasi

F = factor EDTA

3.7. Baku Mutu Air PP 82/2001

3.7.1 Tabel Baku Mutu Air PP 82/2001

Baku Mutu Air PP 82/2001


NO Parameter Satuan
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

Parameter Fisik

1 Warna ppm 15 50 100

48
2 Bau - Tak Berbau Tak Berbau Tak Berbau

3 Rasa - Tak Berasa Tak Berasa Tak Berasa

4 Kekeruhan NTU 5 5 -

Suhu Udara Suhu Udara Suhu Udara


5 Temperatur C
(deviasi 3) (deviasi 3) (deviasi 3)

3.5.3 Data

Selama melakukan kuliah kerja praktik di PT Wilmar Nabati Indonesia Unit

Padang telah dilakukan pengambilan data yang diperlukan untuk menyelesaikan

tugas khusus ini.

3.8 Data dan Pengamatan

Analisa Penentuan kadar optimasi PAC berdasarkan PH optimum dengan

penanmbahan sebanyak 10 ppm PAC dan penambahan HCl sebagai penurun PH

dan CaO untuk menaikan PH. Analisa menggunakan alat Jar Test untuk melakukan

proses koagulasi-flokasi, setelah dilakukannya proses koagulasi-flokulasi

selanjutnya dilakukan analisa seperti turbidity, conductifity, colour dan Total

Hardness dengan menggunakan instrumen yang telah teredia dilaboratorium R &

D.

3.8.1. Tabel variasi PH optimum

Dosis PAC Conductifiy Turbidity Colour Total Hardness


Sampel PH
(ppm) (µs/cm) (NTU) (ppm) (ppm)

Raw Water 6.2 - 626 92.2 183.99 25

49
1 5.5 105 3.40 12.269 26

2 6.0 88.6 2.60 10.124 27.5

3 6.5 95 3.1 8.961 32.5


10 (ppm)
4 7.0 93.9 2.25 8.760 34.5

5 7.5 89.4 3.99 9.136 35.5

6 8.0 99.7 2.75 7.480 38

Dari data tabel diatas didapatkan data Raw Water dengan PH 6,3 dan nilai

conductifitynya sebesar (626 µs/cm), Turbidity (92.2 NTU), Colour (183.99 ppm),

serta nilai Total Hardnes sebesar 25 ppm. Dari data analisa yang didapatkan yang

mana percobaan penentuan kadar optimasi PAC berdasarkan PH, maka darivariasi

PH yang dilakukan telah didapatkan kondisi PH optimum dari kinerja PAC

digunakan yaitu pada PH 7, yang mana pada kondisi PH ini nilai yang didapatkan

dari Conducifity (93.9 µs/cm), Turbidity (2.25 NTU), Colour ( 8.760 ppm), dan

nilai TH sebesar (23 ppm). Setelah didapatkan kondisi PH optimum dari kinerja

PAC maka selanjutnya dilakukan analisa pengujian kadar optimum PAC

berdasarkan dosisnya.

3.8.2 Tabel variasi dosis optimum PAC

Dosis PAC Conductifiy Turbidity Color Total Hardness


Sampel PH
(ppm) (µs/cm) (NTU) (ppm) (ppm)

1 3 108 8.37 26.506 25.5

2 5 80.7 14.5 40.666 25.5

3 7 7 90 1.8 9.275 26

4 10 76 1.18 6.046 27.5

5 15 113 33.6 75.609 31

50
6 20 142 64.1 142.0 34

Pada percobaan analisa pengujian kadar optimum PAC berdasarkan dosisnya

ini dapat dilihat pada tabel, terdapat 6 variasi dosis PAC yang digunakan yaitu

3,5,7,10,15,20 ppm konsentrasi PAC yang digunakan. Dari keenam variasi yang

dilakukan didapatkanlah pada hasil analisa yang paling optimum pada dosis PAC

sebanyak 10 ppm dengan kondisi PH 7 yang mana hasil dari proses analisa

didapatkan hasil conductifity sebesar (7.6 µs/cm), Turbidity (1.18 NTU), Colour

(6.046 ppm), dan nilai Total Hardness sebesar (27.5 ppm), hasil Total Hardness

yang didapatkan lebih rendah daripada pengujian air baku dengan melakukan

variasi PH sebelumnya, dikarnakan pada percobaan variasi dosis ini penaikan PH

air baku dari PH 6.2 ke PH 7 menggunakan NaOH 1 N sebagai larutan penaikan

PH dari air baku sedangkan pada percobaan variasi PH sebelumnya digunakan

Larutan Cao yang mana pada penggunaan larutan CaO otomatis akan menaikan

kesadahan dari air karena pada larutan CaO terkandung ion Ca++ yang dapat

menaikan nilai kesadahan dari air.

51

Anda mungkin juga menyukai