Anda di halaman 1dari 3

MANTAN PENASARAN

Kesibukanku mengerjakan tugas dari dosen untuk bahan penilaian Ujian Tengah semester
terhenti sejenak ketika handphone ku menandakan ada pesan notifikasi WhatsApp. Kulirik
nama pengirimnya. Farzan. Loh,kenapa dia chat aku? Apa ada yang penting?
“Halo. Kamu apa kabar?”
Hah? Cuma menanyakan kabar? Kuketikkan sebuah balasan. Makalah yang sudah
kukerjakan baru setengahnya selesai.
“Aku baik. Kamu sendiri bagaimana kabarnya, Zan?” Kutanyakan balik hanya sekedar untuk
basa basi.
“Aku baik. Kamu lagi apa?”
“Ngerjain tugas”
“Oh begitu Tugas mata kuliah apa?”
“Keselamatan Pasien dan K-3 Keperawatan”
Setelah kubalas,ku alihkan pandangan pada layar laptop dan mataku mencari sumber dari
internet untuk tugasku lalu ku selesaikan segera. Aku tak peduli meskipun Farzan terus chat
aku, aku tetap menyelesaikan tugasku walaupun deadlinenya masih 3 minggu lagi. Yaaaa biar
aku tenang karena tugasku sudah selesai. Tiga jam kemudian,tugasku sudah selesai dan
tinggal di pint. Kulihat handphone ku pada layar notifikasi,lalu kubuka chat dari Farzan .
“Heiii kamu kemana?”
“Heiii”
“Halooooo”
“Balasnya lama sekali”
“P”
“P”
“P”
“Haiiii”
“Balas dong”
“Test”
“Kamu kemana??”
“Kamu masih hidup?”
“Heiiii”
Aku melihat chat dari Farzan,lalu ku ketikkan sebuah balasan.
“Maaf ya baru balas. Aku baru selesai ngerjain tugas hehehe”
“Oh begitu. Kamu sudah punya pacar?”
“Belum”
“Hari sabtu bisa ketemu gak?”
Deg. Kenapa tiba-tiba dia ingin bertemu denganku? Ada apa ini? Sabtu itu ialah jadwal
kuliahku.
“Gak bisa, Zan. Sabtu aku ada kuliah”
“Kamu sabtu ada kuliah? Kan weekend”
“Emang sabtu ada jadwal kuliah kok”
“Kamu jam berapa kuliahnya?”
“Jam 10.00 – 14.00 WIB”
“Oh begitu. Aku jadi ingat bagaimana pertama kali kita bertemu. Kita sama-sama ikut
kegiatan OSIS,kamu ikut ekskul paskibra, aku ikut ekskul futsal. Aku jadi ingat kita sering
tunggu-tungguan. Terus kita sering makan bareng”
Apa maksudmu mengungkit-ungkit kenangan itu, Zan? Sudah lebih setahun sejak kamu
tinggalin aku begitu saja. Apa kamu masih ingat betapa aku hancur ketika kamu
meninggalkanku? Lalu kamu memacari wanita lain di belakangku? Ingin rasanya aku
langsung menemuimu tapi aku bisa apa? Apakah kamu tahu,bagaimana sakitnya aku saat ada
orang ketiga dalam hubungan kita? Dan aku dilabrak oleh temanku sendiri yang mengira aku
ini disebut perusak hubungan orang. Aku tidak tahu sama sekali kalau Farzan berpacaran
dengan temanku sendiri. Aku sakit sekali mengingat semua itu. Mengapa sampai sekarang
aku masih ingat peristiwa yang membuatku sakit? Berbulan-bulan sejak itu aku masih belum
mampu menghapus wajahmu dan kenangan indah kita dari pikiranku. Status facebook– ku
penuh ratapan. Jika kubaca lagi status-status itu aku pasti akan merasa sangat malu. Begitu
rapuhnya aku. Ya, dulu aku sangat sangat mencintaimu. Tapi itu dulu. Sekarang status kita
adalah mantan kekasih. Dan untuk saat ini, hatiku belum membuka untuk lelaki manapun.
Kuhela napas lebih panjang dari sebelumnya. Rasanya kini aku paham apa maksud Rado
mengirim pesan, bertanya tentang kehidupanku sepeninggal dirinya. Pertanyaan yang akan
diulang setiap dua atau tiga bulan sekali. Biar kujelaskan saja semuanya.
“Tuh kan kamu diam lagi”
“Kamu penasaran ya, Zan”
“Ah, nggak juga. Sekedar pengen tahu kok.”
“Ya ya ya. Cuma pengen tahu.” Dua buah smiley kutambahkan. Cepat jemariku menekan
tombol-tombol di ponsel. Mengetikkan sebuah pesan panjang. Kuabaikan sejenak sebuah
pesan yang masuk.
“Aku nggak tahu apa kamu beneran cuma pengen tahu atau ada maksud lain, Zan. Aku nggak
peduli. Saat ini, aku bahagia tanpamu. Sekarang aku sadar, semua sms kamu selama ini cuma
buat memastikan apa aku masih punya rasa sayang ke kamu. Memastikan apa aku baik baik
saja. Bukan karena kamu masih peduli, tapi untuk memuaskan ego kamu. Kamu ingin lihat
kalau aku terus ngarepin kamu. Terus bermimpi suatu saat kamu mau balik lagi sama aku. Itu
nggak akan terjadi lagi, Zan. Maaf, sudah dulu ya sms-annya. Aku sedang ada kerjaan.”
Kutekan tombol ‘lambang pesawat’ lalu ku lihat semua media sosialku. Aku bahagia
walaupun saat ini belum ada lelaki yang cocok untukku. Aku yakin, suatu saat akan ada lelaki
yang mencintaiku.

Anda mungkin juga menyukai