Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH MATEMATIKA PEMINATAN

Disusun oleh :
Delta Annisa Setyaningrum
XI MIPA 2
10

SMA NEGERI 2 SLEMAN

Tahun Pelajaran 2018/2019


MATEMATIKA PEMINATAN

BAB I
( Polinomial )
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya lah sehingga Makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula salam dan
taslim tak henti-hentinya kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
,Nabi pembawa obor keselamatan dunia wal akhirat. Amin
Ucapan terimakasih kami berikan kepada pihak-pihak yang telah
memberikan masukan yang bermanfaat sehingga makalah kami ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Permohonan maaf dan kritikan yang bersifat
membangun sangat kami harapkan karena kami menyadari masih banyak
kekurangan dan kekhilafan di dalam makalah kami ini, karena kesempurnaan
sesungguhnya hanya datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah kami ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb

Penulis

Sleman,19 Februari 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sukubanyak atau polinom dalam variabel x yang berderajat n secara umum dapat ditulis
sebagaui berikut:

anxn + an-1xn-1 + an-2xn-2 + … + a2x2 + a1x + a0

Derajat dari suatu sukubanyak dalam variabel x ditentukan oleh pangkat yang paling
tinggi bagi variabel x yang ada dalam sukubanyak itu.
Perhatikan bahwa suku-suku pada sukubanyak di atas diawalai oleh suku yang variabelnya
mempunyai pangkat tertinggi, yaitu anxn. Kemudian diikuti oleh suku-suku dengan pangkat
variabel x yang semakin menurun an-1xn-1 , an-2xn-2 , … , a2x2 , a1x dan diakhiri dengan suku
tetap a0.

Sukubanyak yang disusun atau ditulis dengan cara seperti itu dikatakan disusun mengikuti
“aturan pangkat turun” dalam variabel x. perlu diingat kembali bahwa variabel suatu suku
banyak tidaklah harus dalam variabel x, tetapi dapat saja dalam variabel-variabel lainnya,
seperti: a, b, c, … , s, t, …, u, … , y dan z.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah


sebagai berikut:
1)Menjelaskan alogaritma pembagian suku banyak
2)Menentukan derajat suku banyak hasil bagi dan sisa pembagian dalam alogaritma
pembagian
3)Menentukan hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk linear atau kuadrat
4)Menentukan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk linear dan kuadrat dengan teorema
sisa
5)Menentukan faktor linear dari suku banyak dengan teorema faktor
6)Menyelesaikan persamaan suku banyak dengan menggunakan teorema faktor

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka adapun tujuan penulis dalam merumuskan
masalah tersebut, yaitu sebagai berikut:
1)Menjelaskan alogaritma pembagian suku banyak
2)Menentukan derajat suku banyak sebagai hasil bagi dan sisa pembagian dalam alogaritma
pembagian
3)Menentukan hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk linear atau kuadrat
4)Mnentukan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk linear kuadrat dengan teorema sisa
5)Menentukan faktor linear dari suku banyak dengan teorema faktor
6)Menyelesaikan persamaan suku banyak dengan menggunakan teorema faktor
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN SUKU BANYAK, NILAI SUKU BANYAK, DAN


OPERASI ANTAR-SUKU BANYAK

A.Pengertian suku banyak

Suku banyak atau polinom dalam variabel x yang berderajat n secara umum dapat
ditulis sebagai berikut:
anxn + an-1xn-1 + an-2xn-2 + …+ a2x2 + a1x + a0
dengan :
· an, an-1, an-2, …, a2, a1, a0 adalah bilangan-bilangan real dengan an ≠ 0.
an adalah dari x2, an-1 adalah koefisien dari xn-1, an-2 adalah koefisie dari xn-2, …., demikian
seterusnya. a0 disebut suku tetap (konstanta).
· n adalah bilangan cacah yang menyatakan derajat suku banyak.

Derajat dari suatu suku banyak dalam variabel x ditentukan oleh pangkat yang paling
tinggi bagi variabel x yang ada dalam suku banyak itu.
Perhatikan bahwa suku-suku pada suku banyak diatas dawali oleh suku yang
variabelnya mempunyai pangkat tertinggi, yaitu anxn. Kemudian diikuti oleh suku-suku
dengan pangkat variabel x yang semakin turun, yaitu an-1xn-1, an-2xn-2, …., a2x2, a1x dan di
akhiri dengan suku tetap a0. Suku banyak yang disusun atau ditulis dengan cara seperti itu
dikatakan disusun mengikuti aturan pangkat turun dalam variabel x. Perlu diingat kembali
bahwa variabel suatu suku banyak tidaklah harus dalam variabel x, tetapi dapat saja dalam
variabel-variabel yang lain seperti variabel-variabel a, b,c …., s, t, u, …., y, z. Misalnya,
suku banyak (t + 1)2 (t – 2) (t + 3) = t4 + 3t3 – 3t2 – 11t – 6 , merupakan suku banyak dalam
variabel t berderajat 4. Koefisien t4 adalah 1, koefisien t3 adalah 3, koefisien t2 adalah -3,
koefisien t adalah -11 dan suku tetapnya adalah -6.

Suku banyak yang hanya mempunyai satu variabel di sebut suku banyak univariabel.
Selain itu ada pula suatu suku banyak dengan variabel lebih dari satu di sebut suku banyak
multivariabel. Misalnya,
Suku banyak x3 + x2y4 – 4x + 3y2 – 10, merupakan suku banyak dalamdua variabel ( variabel
x dan y ). Suku banyak ini berderajat 3 dalam variabel x atau berderajat 4 dalam variabel y.

B.Nilai suku banyak

Dalam bentuk umum dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut.

f(x) = anxn + an-1xn-1 + an-2xn-2 + …+ a2x2 + a1x + a0


Dimana n ∈ bilangan cacah dan a ≠ 0
Nilai f(x) tersebut merupakan nilai suku banyak.Untuk menentukan nilai suku banyak dapat
dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:

1.Metode Substitusi
Nilai suku banyak untuk sebuah nilai variabel tertentu dapat dicari dengan aturan
metode substitusi sebagai berikut.

Nilai suku banyak f(x) = anxn + an-1xn-1 + an-2xn-2 + … + a2x2 + a1x +a0untuk x = k
(k bilangan real ) di tentukan oleh:
F(x) = an(k)n + an-1(k)n-1 + an-2(k)n-2+ … + a2(k)2 + a1(k) + a0

Contoh :
Hitunglah nilai suku banyak f(x) = x3 + 3x2 – x + 5 untuk nilai-nilai x berikut.
a). x = 1 b). x =m – 2 (m ∈ R)

JAWAB :
a). Untuk x = 1, diperoleh :
f(1) = (1)3 + 3(1)2 – (1) + 5 = 1 + 3 – 1 + 5 = 8
Jadi, nilai f(x) untuk x = 1 adalah f(1) = 8.

b). Untuk x =m -2 ( m R ), diperoleh :


f(m – 2) = (m – 2)3 + 3(m – 2)2 – (m -2) + 5 = m3 – m2 – 5m + 11
Jadi, nilai f(x) untuk x = m – 2 (m ∈ R) adalah f(m – 2) = m3 – m2 – 5m + 11.
2.Cara horner/bangun/skema/sintetik
Misalkan suku banyak f(x)=ax3+bx2+cx+d
Jika akan ditentukan nilai suku banyak x+k,maka:
f(x)=ax3+bx2+cx+d
f(x)=(ax2+bx+c)x+d
f(x)=((ax+b)x+c)x+d
Sehingga f(k)=((ak+b)k+c)+d

Bentuk tersebut dapat disajikan dalam bentuk skema berikut ini:

Agar lebih memahami tentang cara Horner,lihat contoh berikut:


Contoh soal
Hitunglah nilai suku banyak untuk nilai x yang diberikan sebagai berikut:
1)f(x)=x3+2x2+3x-4 untuk x=5
𝟏
2) f(x)=2x3-3x2+9x+4 untuk x= 𝟐
Penyelesaian:

C. Derajat Suku Banyak pada Hasil bagi dan Sisa Pembagian


Derajat merupakan pangkat tertinggi dari variabel yang terdapat pada suatu suku
banyak.Jika suku banyak ditulis anxn + an-1xn-1 + an-2xn-2 + …+ a2x2 + a1x + a0 maka derajat
dari suku banyak tersebut adalah n.Bagaimanakah derajat suku banyak pada hasil bagi?
Kita misalkan,suku banyak ax3+bx2+cx+d dibagi oleh(x-k).Dengan pembagian cara
susun,maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Dari perhitungan tersebut diperoleh ax2 +(ak + b)x + (ak2 + b + c) sebagai hasil
bagi.Maka,dapat diketahui dari ax3 + bx2 + cx + d dibagi oleh (x-k) hasil baginya berderajat
2.selain itu ,dari perhitungan diatas diperoleh ak3 + bk2 + ck + d sebagai sisa pembagian.
Jika terdapat suku banyak f(x) dibagi (x – k) menghasilkan h(x) sebagai hasil bagi dan
f(k) sebagai sisa pembagian,sedemikian hingga f(x)=(x – k) h(x) + f(k).
Perhatikan penentuan nilai suku banyak dengan cara horner berikut:
Jika kita bandingkan hasil di atas dengan pembagian cara susun,maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
a. ak3 + bk2 + ck + d merupakan hasil bagi
b. a,ak + b, dan ak2 + bk + c merupakan koefisien hasil bagi derajat dua.
Dengan demikian,menentukan nilai suku banyak dengan cara horner dapat juga digunakan
untuk menentukan hasil bagi dan sisa pembagi (x – k)
Berdasarkan uraian diatas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa:
“Jika suatu suku banyak f(x) berderajat n dibagi oleh fungsi berderajat satu akan
menghasilkan hasil bagi berderajat (n – 1) dan sisa pembagian berbentuk konstanta”

Contoh soal:
Tentukanlah derajat dari hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak tersebut:
1)2x3 + 4x2 – 18 dibagi x – 3
2) 2x3 + 3x2 + 5 dibagi x + 1

Penyelesaian:
1) 2x3 + 4x2 – 18 dibagi x – 3
a. Dengan cara susun

b. Dengan cara horner


2) 2x3 + 3x2 + 5 dibagi x + 1
a. cara susun

b. Cara horner

D.Hasil Bagi dan Sisa Pembagian Suku Banyak


a. Pembagian suku banyak oleh bentuk linear (ax + b)
Pembagian suku banyak dengan pembagi (x - k) yang telah kita pelajari ,dapat
dijadikan dasar perhitungan pembagian suku banyak dengan pembagi (ax + b).
Suku banyak f(x) dibagi (x - k) menghasilkan h(x) sebagai hasil bagi dan f(k) sebagai sisa
pembagian,sedemikian sehingga f(x)=(x – h) h(x) + f(k).Pembagian suku banyak f(x) dibagi
−𝑏 𝑏
(ax + b),dapat diubah menjadi bentuk f(x) dibagi x – ( −𝑎 ).Berarti nilai k= - 𝑎,sehingga pada
pembagian suku banyak f(x) tersebut dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

ℎ(𝑥) 𝑏
Suku banyak f(x) dibagi (ax + b) menghasilkan sebagai hasil bagi dan f (- 𝑎 ) sebagai sisa
𝑎
ℎ(𝑥) 𝑏
pambagian sehingga f(x)+ax + b). 𝑎
+ f(- 𝑎 )
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
Contoh soal
1. f(x)=2x3 + x2 + 5x – 1 dibagi (2x – 1)
Jawab:
1. f(x)=2x3 + x2 + 5x – 1 dibagi (2x – 1)
Cara horner

b. Pembagian Suku Banyak Oleh Bentuk kuadrat (ax2 + bx + c)


Pembagian Suku Banyak Oleh Bentuk kuadrat ax2 + bx + c,dimana a≠0 dapat
dilakukan dengan cara biasa apabila ax2 + bx + c tidak dapat difaktorkan,sedangkan jika ax2
+ bx + c dapat difaktorkan dapat dilakukan dengan cara horner.

Misalkan,suatu suku banyak f(x) dibagi ax2 + bx + c dengan a≠0 dan dapat difaktorkan
menjadi (ax – p1)(x – p2).Maka, pembagian tersebut dapat dilakukan dengan langkah” berikut
ini:
Agar kita lebih memahami pembagian suku banyak oleh bentu kuadrat,perhatikan
contoh berikut:
Tentukanlah hasil bagi dan sisa pembagian dari:
1) 3x4 + 4x3 – 5x2 – 2x + 5 dibagi (x2 + 2x + 3)
2) 2x3 + x2 + 5x – 1 dibagi (x2 – 1)
Jawab:
1)3x4 + 4x3 – 5x2 – 2x + 5 dibagi (x2 + 2x + 3)
Karena x2 + 2x + 3 tidak dapat difaktorkan,maka dilakukan pembagian biasa(cara susun):

2) 2x3 + x2 + 5x – 1 dibagi (x2 – 1)


Karena ( x2 – 1) dapat difaktorkan menjadi(x + 1)(x – 1),maka pembagian tersebut dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu:
a)cara susun

b)cara horner
Penggunaan Teorema Sisa dan Teorema Faktor
1)Pengunaan Teorema Sisa
a. Menentukan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk linear
Dalam menentukan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk linear,kita dapat menggunakan
teorema sisa
Teorema Sisa 1
“Jika suku banyak f(x) dibagi (x – k),maka sisa pembagiannya adalah f(k)
Contoh:
Tentukan sisa pembagian dari f(x)=x3 + 4x2 + 6x + 5
Jawab:
Cara 1:cara biasa

Cara 2:sintetik(horner)

Teorema sisa 2
𝒃
“Jika suku banyak f(x) dibagi (ax + b),maka sisa pembagiannya adalah f(- 𝒂 )
Contoh:
Tentukan sisa pembagian dari f(x)=5x3 + 21x2 + 9x – 1 dibagi (5x – 1)
Jawab:
Cara 1:cara biasa:
Cara 2:cara sintetik (horner)

b.Menentukan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk kuadrat


Dalam menentukan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk kuadrat,kita dapat
menggunakan teorema sisa berikut ini:
Teorema sisa 3
“Jika suatu suku banyak f(x) dibagi (x – a)( x – b),maka sisanya adalah px + qdimana
f(a)=pa + q dan f(b)=pb + q
Contooh:
Jika f(x)=x3 -2x2 + 3x – 1 dibagi (x2 + x + 2),tentukanlah sisa pembagiannya:
Jawab:
2)Pengunaan Teorema Faktor
Teorema faktor dapat digunakan untuk menentukan faktor linear dari suku banyak.
Perhatikan teorema faktor berikut ini:
“Jika f(x) suatu suku banyak maka (x – k) merupakan faktor dari f(x) jika dan hanya
jika f(x)=0”
Contoh soal:
1)2x3 – 2x2 + 2x – 3
Jawab:
Jika (x – k) merupakan faktor suku banyak 2x3 – 2x2 + 2x – 3,maka k merupakan pembagi
dari 3,yaitu a ± 1 dan ± 3.Kemudian,dicoba nilai-nilai tersebut.
Misalkan,dicoba cara horner dengan pembagi(x + 1)

3)Penyelesaian persamaan Suku Banyak


Mencari penyelesaian persamaan suku banyak sama halnya dengan menentukan
akar=akar persamaan yang memenehi f(x)=0.Kita dapat menyelesaikan persamaan suku
banyak dengan menentuka faktor linear
“Jika f(x) suatu suku banyak, maka (x – k) merupakan faktor dari f(x) jika dan hanya
jika k akar persamaan f(x)=o”
Contoh:
1) Tentukan himpunan penyelesaian dan faktor linear dari f(x)=x3 – 2x2 – 2x + 2
1
2) Jika 2 merupakan akar –akar persamaan 2x3 + x2 – 13x + a dan akar-akar yang lain
Jawab:
1) f(x)=x3 – 2x2 – 2x + 2
f(x) dibagi (x – 1)
1
2) Jika 2 merupakan akar –akar persamaan 2x3 + x2 – 13x + a dan akar-akar yang lain

4)Pembuktian Teorema sisa dan Teorema Faktor


a.Pembuktian teorema sisa
Teorema sisa 1 menyatakan bahwa f(x) dibagi (x – k),maka sisa pembagiaanya adalah
f(k).Perhatikan uraian berikut untuk membuktikan kebenaran teorema tersebut:

Diketahui f(x)=(x – k)h(x) + s.Derajat x lebih rendah satu dari pada derajat (x – k),sehingga S
merupakan konstanta.Karena f(x)=(x – k) k(x) + S berlaku untuk semua x,maka jika x diganti
k maka diperoleh:

Contoh soal:
Jika f(x) dibagi oleh x2 – 5x + 6 sisanya 2x + 1.Tentukan sisanya jika f(x) dibagi oleh x – 3
Penyelesaian:
2)Pembuktian teorema sisa 2
Teorema sisa 2 menyakan bahwa jika f(x) dibagi (ax + b),maka sisa pembagianya adalah f (-
𝑏
).Perhatikan uaraian berikut untuk membuktikan kebenaran teorema tersebut:
𝑎
ℎ(𝑥) ℎ(𝑥)
Diketahui f(x)=(ax + b). + S.Karena pada f(x) = (ax + b). + S berlaku untuk semua
𝑎 𝑎
𝑏
nilai x,maka jika nilai x= − 𝑎 akan diperoleh:

Contoh:
Jika f(x) dibagi (x – 2) dan jika dibagi (2x + 1) sisanya 5.Tentukan sisanya jika f(x) dibagi
2x2 – 3x – 2
Penyelesaian:
b. Pembuktian teorema faktor
Teorema faktor menyatakan bahwa jika f(x) suatu suku banyak,maka x – h merupakan
faktor dari f(x) jika dan hanya jika f(h)= 0.Perhatikanlah uraian berikut ini untuk
membuktikan kebenaran teorema tersebut:
Diketaahui menurut teorema sisa f(x) = (x – k). h(x) dan f(k).Jika f(k) = 0,maka f(x)= (x –
k).h(x).sehingga x – k merupakan faktor dari f(x).Sebaliknya jika x – k merupakan faktor
dari f(x),maka f(x) = (x – k). h(x).
Jika x = k
F(k) = (k – k).h(k)
= 0.h(k)
=0
Jika,f(k) = 0 jika dan hanya jika (x – k) merupakan faktor dari f(x) (terbukti)
Contoh:
Hitunglah p jika 2x3 – 5x2 – 4x + p habis dibagi x + 1
Penyelesaian
Karena 2x3 – 5x2 – 4x + p habis dibagi x + 1 maka sisanya 0,sehingga:

C.Akar – akar Rasional dari Persamaan Suku Banyak

1.Menentukan akar rasional


Jika diketahui suatu suku banyak f(x) dan (x – a) adalah faktor dari f(x),maka a
adalah akar dari persamaan f(x) atau f(a) = 0
2.Sifat-sifat akar persamaan suku banyak
a. Untuk suku banyak berderajat ax2 + bx + c = 0
Jika x1 dan x2 adalah akar – akar persamaan dari ax3 + bx2 + cx + d = 0,maka:
𝒃
1)x1 + x2 = − 𝒂
𝒄
2) x1. x2 =
𝒂

b.Suku banyak berderajat tiga : ax3 + bx2 + cx + d = 0


Jika x1, x2 dan x3 adalah akar – akar persamaan ax3 + bx2 + cx + d = 0, maka;
𝒃
1) x1 + x2 + x3 = − 𝒂
𝒄
2) x1. x2 + x2 . x3 + x1 . x3 = 𝒂
𝒅
3) x1 . x2 . x3 = − 𝒂

c.Unntuk suku banyak berderajat empat : ax4 + bx3 + cx2 + dx + e = 0


Jika x1 , x2 , x3 dan x4 adalah akar – akar persamaan dari suku banyak ax4 + bx3 + cx2 + dx + e
= 0,maka :
𝒃
1)x1 + x2 + x3 + x4 = − 𝒂
𝒄
2) x1 . x2 . x3 + x2 . x3 . x4 + x3 . x4 . x1 + x4 . x1 . x2 = 𝒂
𝒅
3) x1. x2 + x1 . x3 + x1 . x4 + + x2 . x3 + x2 . x4 + + x3 . x4 = − 𝒂
𝒄
4) x1 . x2 . x3 . x4 = 𝒂

Contoh Soal
1. Jika salah satu akar dari suku banyak x3 + 4x2 + x - 6 = 0 adalh x – 1 tentukan akar – akar
lainnya.
Jawab.

2. Diketahui x1, x2 dan x3 adalah akar – akar persamaan 2x3 - bx2 - 18x + 36 = 0
Tentukan:
a) x1 + x2 + x3
b) x1. x2 + x2 . x3 + x1 . x3
c) x1 . x2 . x3
d) Nilai b,jika x2 adlah lawan dari x1
e)Nilai masing – masing x1, x2 dan x3 untuk b tersebut

jawab
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Suku banyak atau polinom dalam variabel x yang berderajat n secara umum dapat
ditulis sebagai berikut.
anxn + an-1xn-1 + an-2xn-2 + …+ a2x2 + a1x + a0
dengan :
· an, an-1, an-2, …, a2, a1, a0 adalah bilangan-bilangan real dengan an ≠ 0.
an adalah dari x2, an-1 adalah koefisien dari xn-1, an-2 adalah koefisie dari xn-2, …., demikian
seterusnya. a0 disebut suku tetap (konstanta).
· n adalah bilangan cacah yang menyatakan derajat suku banyak.

Derajat dari suatu suku banyak dalam variabel x ditentukan oleh pangkat yang paling
tinggi bagi variabel x yang ada dalam suku banyak itu.

B.Saran
Dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap pengetahuan mengenai suku banyal
matematika dapat lebih dipahami lagi oleh orang lain dan dapat diaplikasikan dalam
kehidupan atau dapat digunakan dalam banyak aspek kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

http://newsinformasi013.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-logika-matematika_17.html

http://belajarmatematikaasyik.weebly.com/suku-banyak-polynom.html

http://belajarmatematikaasyik.weebly.com/suku-banyak-polynom.html

http://akbarpelatnas11.blogspot.com/2012/06/materi-suku-banyak-sma.html

http://www.ittelkom.ac.id/admisi/elearning/prog3.php?proses=1&kd=Mat-
011201&bab=Suku%20Banyak&judul=Matematika&rincian=Algoritma%20Pembagian%20
Suku%20Banyak&kd_judul=Mat-01&kode_bab=12&ko

http://edukasigratis.blogspot.com/2013/06/matematika-kelas-ix-bab-5-suku-banyak.html
MATEMATIKA PEMINATAN

BAB II
( Lingkaran )
LINGKARAN

Lingkaran.

Konsep lingkaran sangat penting peranannya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
memecahkan suatu masalah. Lalu apa yang dimaksud dengan lingkaran?

Lingkaran adalah bangun datar yang tersusun dari himpunan titik-titik yang memiliki suatu
pusat lingkaran dan juga jari-jari lingkaran.

Dalam bab ini kita akan membahas 3 hal yang berhubungan dengan lingkaran yaitu:

1. Persamaan Lingkaran.
2. Tempat Kedudukan Titik pada Lingkaran.
3. Persamaan Garis Singgung Lingkaran.

A. Persamaan Lingkaran.
Persamaan lingkaran adalah persamaan yang membentuk fungsi yang memetakan x ke y hingga
membentuk grafik berbentuk lingkaran.

1. LINGKARAN DENGAN PUSAT (0,0)

r P(x , y) OP = r

0 X

Dengan menggunakan rumus jarak ;

OP  r  x 2  y 2  r atau x2  y2  r 2
Persamaan di atas merupakan persamaan lingkaran dengan pusat (0,0) dan berjari-jari r.

Contoh 1 : Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di titik P(0,0) dengan panjang jari-jari

Jawab : x2 + y2 = 72 => x2 + y2 = 49.

Contoh 2 : Suatu lingkaran memiliki persamaan x2 + y2 = 144. Tentukan panjang diameter lingkaran
tersebut!

Jawab : Lingkaran pusat di (0, 0) di atas memiliki jari-jari:


r = √144
= 12 cm.
Diameter lingkaran:
D=2r
= 24 cm

LATIHAN SOAL

1. Tentukan persamaan lingkaran dengan pusat O dan berjari-jari :


a. 4
b. 10

2. Tentukan persamaan lingkaran dengan pusat O dan melalui titik :


a. (5,0)
b. (-4,-3)

3. Tentukan jari-jari lingkaran :


a. x 2  y 2  32
b. 2 x 2  2 y 2  36
2. PERSAMAAN LINGKARAN YANG BERPUSAT DI TITIK (a,b)

r P(x,y)

M(a,b)

0 X

Dengan menggunakan rumus jarak akan didapat :

( x  a ) 2  ( y  b) 2  r 2

Persamaan di atas merupakan persamaan lingkaran dengan pusat (a,b) dan berjari-jari r.

Contoh 1 : Tentukan titik pusat dan jari-jari lingkaran dari (x-2)2 + (y+2)2 = 25.

Jawab : (x-2)2 + (y+2)2 = 25.

 (x-2)2 + (y+2)2 = 25.


 a=2,b=-2,r=5.
Lingkaran tersebut berpusat dititik (2,-2) dan berjari-jari 5.
Contoh 2 : Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat (2,3) dan melalui titik (5,-1) !

Jawab : Persamaan lingkaran yang berpusat (2,3 ) adalah (x - 2)2 + ( y - 3)2 = r2

Melalui titik (5,-1) maka : (5 - 2)2 + (- 1- 3)2 = r2 , r2 = 25.

Jadi, persamaan lingkarannya : (x - 2)2 + ( y - 3)2 = 25.

3. PERSAMAAN UMUM LINGKARAN

Pada persamaan lingkaran dengan pusat (a,b) dan berjari-jari r jika diuraikan maka akan didapat
persamaan umum lingkaran.

( x  a) 2  ( y  b) 2  r 2  x 2  y 2  2ax  2by  a 2  b 2  r 2  0

Misal :  2a  A,  2b  B dan a 2  b 2  r 2  C maka persamaan di atas menjadi :

x 2  y 2  Ax  By  C  0

 
Yang merupakan persamaan umum lingkaran dengan pusat  12 A, 12 B dan berjari-jari

r  12 A 2  12 B  2 C

Contoh 1 : Tentukan Jari-jari dan pusat lingkaran yang memiliki persamaan

x2 + y2 + 4x − 6y − 12 = 0

Jawab : x2 + y2 + 4x − 6y − 12 = 0

A=4
B = −6
C = −12

Pusat:
Jari-jari:

Sehingga jari-jari dan pusatnya adalah 5 dan (−2, 3).

LATIHAN SOAL

1. Tentukan persamaan lingkaran dengan pusat (-5,2) dan berjari-jari 6 !

2. Tentukan persamaan lingkaran dengan pusat (-2,0) dan melalui titik (4,3) !

3. Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran :


a. x  1 2  y  3 2 25
b.  x  5 2  y 2  2

4. Tentukan persamaan lingkaran yang menyinggung sumbu X dan sumbu Y serta mempunyai jari-
jari 5!
B. Kedudukan Garis dan Titik Terhadap Lingkaran.

a. Posisi Titik P(x1, y1) terhadap Lingkaran x2 + y2 = r2

Contoh Soal : Tentukan posisi titik A(5,-6) terhadap lingkaran x2 + y2 =25

Jawab : A (5,-6) x2 + y2 = 52 + (-6)2 = 25 + 36 = 61 > 25

Jadi, posisi titik tersebut berada di luar lingkaran.

b. Posisi Titik P(x1, y1) terhadap Lingkaran (x – a)2 + (y – b)2 = r2

Contoh Soal : Tentukan posisi titik B(2,1) terhadap lingkaran x2 + y2 – 6x + 8y = 0

Jawab : B(2,1) => x2 + y2 – 6x + 8y = 22 + 12 – 6.2 + 8.1

= 4 + 1 – 12 + 8.1= 1 > 0

Jadi, posisi titik B(2,1) berada di luar lingkaran.


c. Posisi Garis y = mx + n terhadap Suatu Lingkaran
Jika persamaan garis y = mx + n disubstitusikan ke persamaan lingkaran x2 + y2 + Ax
+ By + C = 0 diperoleh persamaan:

Maka ada tiga kemungkinan posisi garis terhadap suatu lingkaran yaitu:

1. Jika D < 0.maka persamaan garis y = mx + n terletak di luar lingkaran x2 + y2 + Ax + By + C


= 0, dan tidak memotong lingkaran atau jarak pusat lingkaran ke garis lebih dari jari-jari
lingkaran (k > r).
2. Jika D = 0, maka persamaan garis y = mx + n terletak pada lingkaran x2 + y2 + Ax + By + C =
0 dan memotong lingkaran di satu titik atau jarak pusat lingkaran ke garis sama dengan jari-
jari lingkaran (k = r).
3. Jika D > 0, maka persamaan garis garis y = mx + n terletak di dalam lingkaran x2 + y2 + Ax +
By + C = 0, dan memotong lingkaran di dua titik atau jarak pusat lingkaran ke garis lebih
kecil dari jari-jari lingkaran (k < r).b.

Contoh Soal : Hitung nilai P agar garis y = x + 1 menyinggung lingkaran x2 + y2 = p

Jawab :

- Garis : y = x + 1 ............. (1)

- Lingkaran x2 + y2 = p ............ (2)

- Persamaan (1) substitusi ke persamaan (2) menjadi :

x2 + (x + 1)2 = p

x2 + x2 + 2x + 1 = p

2x2 + 2x + 1 – p = 0
Karena menyinggung lingkaran,maka D = 0

(2)2 – 4 . 2 (1 – p) = 0

4 – 8 + 8p = 0

8p = 4

P=½

Latihan Soal.

1. Coba tentukan posisi titik-titik berikut terhadap lingkaran dengan persamaan x2 + y2


=41

 titik A (3,4)
 titik B (4,5)
 titik C (5,6)

2. Tentukan berada di dalam, tepat, atau di luar lingkaran x2+y2-4x+6y = 0 titik-titik berikut:
titik M (1,3), titik N (2,7)
3. Hitung nilai P agar garis x2 + y2 = 25 menyinggung lingkaran y = x + p !

C. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN.

a. Persamaan Garis Singgung yang Melalui Titik Pada Lingkaran


- Pada lingkaran dengan pusat O (0,0)

Y
P (x1,y1)

0 X

Garis g menyinggung lingkaran dengan pusat 0 dan berjari-jari r.

y1 x
Gradien garis OP adalah , sehingga gradien garis g karena tegak lurus dengan OP adalah - 1 .
x1 y1

x1
Jadi persamaan garis g dengan gradien - dan melalui titik P( x1 , y1 ) adalah :
y1

x1
y  y1   ( x  x1 )  x1 x  y1 y  x1  y1
2 2

y1

Karena x1  y1  r 2 maka persamaan garis singgung g adalah :


2 2

- Pada lingkaran dengan pusat (a,b)


(x – a)2 + (y – b)2 = r2 maka persamaan garis singgungnya adalah

- Pada lingkaran bentuk umum x2 + y2 + Ax + By + C = 0, persamaan garis


singgungnya adalah

Contoh 1 : Tentukan persamaan garis singgung pada lingkaran x  y  10 di titik (3,1)


2 2
Jawab : x1x + y1y = r2

xx1 + yy1 = 10

x(3) + y(1) = 10

3x + y =10

y = -3x + 10

Contoh 2 : L = (x − 2)2 + (y + 3)2 = 25 .Tentukan persamaan garis singgung lingkaran dengan


titik singgung pada (5, 1).

Jawab :

Contoh 3 : Persamaan garis singgung lingkaran x2 + y2 − 6x + 4y − 12 = 0 di titik (7, 1)


adalah…

Jawab : A = −6
B=4
C = − 12
(7, 1)
x1 = 7
y1 = 1
b. Persamaan Garis Singgung Lingkaran dengan Gradien m
- Pada lingkaran dengan pusat (0,0)

Y Persamaan garis g misalnya y = mx + c

disubstitusikan ke persamaan lingkaran

x 2  y 2  r 2 maka dengan syarat garis

menyinggung kurva yaitu D = 0 akan


didapat

0 X c   r m2  1

Jadi persamaan garis singgung g adalah : y  mx  r m2  1

- Pada lingkaran dengan pusat (a,b)


Contoh 1 : Tentukan persamaan garis singgung pada lingkaran x 2  y 2  16 yang sejajar garis
y  2x  1

Jawab : Gradien y  2 x  1 adalah m1  2 maka gradien garis singgung pada lingkaran adalah
m2  m1  2

Persamaan garis singgung pada lingkaran x 2  y 2  16 dengan gradien 2 adalah :

y  2 x  4 22  1 atau y  2 x  4 5

Contoh 2 : L = (x − 2)2 + (y + 3)2 = 25 . Tentukan persamaan garis singgung pada lingkaran


tersebut yang sejajar dengan garis y = 2x + 3.

Jawab : garis tersebut sejajar dengan y = 2x + 3,sehingga m = 2.

c. Persamaan Garis Singgung Melalui Titik Di Luar Lingkaran


Cara untuk menentukan persamaan-persamaan garis singgung yang terletak di luar
lingkaran dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1) Cek kedudukan titik.


2) Menentukan persamaan garis kutub/polar titik tersebut terhadap
lingkaran.
3) Substitusikan garis kutub tersebut ke persamaan lingkaran untuk
memperoleh titik singgung.
4) Menentukan persamaan garis lurus melalui 2 titik.

Contoh : Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x  y  13 yang melalui titik (5,1)
2 2

: Misal titik singgungnya  x1 , y1  pada lingkaran x  y  13 , maka persamaan garis


2 2
Jawab
singgungnya adalah x1 x  y1 y  13 .

Persamaan garis singgung tersebut melalui titik (5,1) maka 5 x1  y1  13 ……… (1)
Titik  x1 , y1  pada lingkaran x 2  y 2  13 maka x1  y1  13 …………… (2)
2 2

Substitusi (1) ke (2) :

x1  (13  5 x1 ) 2  13  x1  2 x1  3  0  x1  2 atau x2  3


2

Substitusi x1  2 dan x2  3 ke y1  13  5 x1 sehingga didapat titik singgung (2,3) dan

(3,-2).

Persamaan garis singgung di titik (2,3) adalah 2x + 3y = 13

Persamaan garis singgung di tiitk (3,-2) adalah 3x – 2y = 13

LATIHAN SOAL

1. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x  y  10 di titik (2,1) !


2 2

2. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x  y  169 yang berabsis 5 !


2 2

3. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran  x  2    y  3  25 di titik (2,6) !


2 2

4. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x  y  6 x  4 y  45 di titik (2,6) !


2 2

5. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x  y  25 yang tegak lurus garis 4x – 3y = 6 !


2 2

6. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran  x  1   y  5  10 yang bergradien –3 !


2 2

7. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x  y  25 yang melalui titik (7,1) !


2 2

8. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x  y  4 y  20  0 yang melalui titik (-2,4) !


2 2

Anda mungkin juga menyukai