Anda di halaman 1dari 13

BAB II

Polinomial
olinomial atau suku banyak adalah suatu bentuk bilangan yang memuat
variabel berpangkat minimal satu. Suku banyak dalam koefisien a, variabel
x berderajat n dinyatakan dengan :

an  xn + an – 1 xn  – 1 + an – 2 xn  – 2 + … + a1 x + a0

Dengan syarat :

n merupakan bilangan cacah

an , an – 1, … , a0merupakan koefisien – koefisien suku banyak,

a0 merupakan suku tetap dan an ≠ 0.

Cara Penyelesaian
Suatu suku banyak dengan derajat n dapat dituliskan ke dalam bentuk
fungsi f(x) seperti berikut ini.

f(x) = an xn + an – 1 xn  – 1 + an – 2 xn  – 2 + … + a1 x + a0 ,di mana n ∈ bilangan cacah
dan an ≠ 0.

Dengan syarat :

n merupakan bilangan cacah

dan an ≠ 0.

Nilai fungsi  f(x) tersebut merupakan nilai suku banyak. Penentuan nilai
suku banyak dapat diselesaikan dengan dua cara yaitu subtitusi dan horner
/ bangun / skema / sintetik.

 Cara Substitusi
Suatu suku banyak f(x) = ax3 + bx2 + cx + d. Jika nilai x  diganti k, maka nilai
suku banyak f(x) untuk x  = k adalah f(k) = ak3 + bk2 + ck + d.

 Cara horner/bangunskema/sintetik
Suatu suku banyak f(x) = ax3 + bx2 + cx + d. Jika akan ditentukan nilai suku
banyak x = k, maka :

f(x) = ax3 + bx2 + cx + d

f(x) = (ax2 + bx + c) x  + d

f(x) = ((ax + b) x + c) x + d

Sehingga f(x) = ((ak + b) k + c) k + d.

Bentuk tersebut dapat disajikan dalam bentuk skema berikut ini

Penerapan Polinomial
a. Polinomial untuk Pemodelan atau Fisika
Polinomial digunakan untuk mengetahui lintasan proyektil dalam fisika.
Integral polinomial (penjumlahan polinomial banyak) digunakan untuk
mengekspresikan energi, perbedaan tegangan dan inersia.

b. Polinomial dalam Industri


Polinomial dalam Industri berkaitan dengan fenomena fisik atau situasi
pemodelan untuk masa depan, polinomial berguna setiap hari. Orang yang
berprofesi sebagai insinyur dan pengusaha menggunakan polinomial untuk
memprediksi bagaimana perubahan salah satu faktor dalam hidup manusia
dapat mempengaruhi hal lain, bahkan tidak menyadarinya.

c. Penerbangan Pesawat
Polinomial dalam penerbangan pesawat digunakan pada analisa jatuhnya
pesawat terbang. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam mengudaranya
pesawat terbang adalah juga faktor-faktor penyebab dalam jatuhnya
pesawat terbang. Faktor-faktor ini adalah kelalaian SDM, kinerja mesin
pesawat terbang, kondisi badan pesawat terbang yang tidak layak, cuaca
yang tidak mendukung, dan kondisi yang tidak terduga. Dibutuhkan solusi
untuk masalah tersebut yang inisiatif yaitu untuk menerapkan polinomial
sebagai faktor, jika faktor diberi nama suku x1, x2, x3, …., xn maka terdapat
banyak suku dalam satu kesatuan.

d. Jarak Sepeda Motor


Polinomial dalam perhitungan jarak sepeda motor dapat dinyatakan
hubungan antara jarak yang dilalui itu adalah s(t), waktu tempuh adalah
(t). Gerak sebuah sepeda motor dinyatakan dengan persamaan s(t) = 48t2 –
3t. Dalam hal ini, s(t) dalam meter dan  t dalam menit. Sehingga dengan
persamaan tersebut kita dapat menerapkan polinomial dalam menghitung
misalnya jarak sepeda motor setelah 5 menit, 10 menit, maupun 1 jam (60
menit).

e. bidang bisnis
Polinomial dalam pemodelan digunakan untuk mengetahui harga akan
berubah dari waktu ke waktu di pasar saham. Seorang pebisnis
menggunakan polinomial untuk memprediksi pengaruh penurunan atau
kenaikan harga suatu barang pada hasil penjualan suatu barang di pasar
model.

Operasi Aljabar pada Polinomial


1. Penjumlahan
Penjumlahan polinomial f(x) dan polinomial h(x) adalah dengan cara
menjumlahkan suku yang sejenis. Contohnya suku sejenis 5x3 dan 7x3 dapat
ditambahkan menjadi 12x3. Namun suku yang berlainan jenis 5x4 dan
7x3 bila ditambahkan menjadi 5x4 + 7x3. Jadi, dalam menjumlahkan
polinomial perlu memperhatikan pangkatnya.

2. Pengurangan
Pengurangan polinomial f(x) dan polinomial h(x) adalah dengan cara
mengurangkan suku yang sejenisnya. Contohnya suku sejenis 9x2 dan
2x2 dapat dikurangkan menjadi 7x2. Namun jika suku berlainan jenis
9x3 dan 2x2 bila dikurangkan menjadi 9x3 – 2x2. Jadi, dalam mengurangkan
polinomial perlu memperhatikan pangkatnya.
3. Perkalian
polinomial f(x) dengan polinomial h(x) adalah dengan cara saling
mengalikan suku-suku dari kedua polinomial menggunakan sifat distributif
perkalian. Sifat ini berlaku pada distributif perkalian terhadap operasi
penjumlahan maupun distributif perkalian terhadap operasi pengurangan.

f(x) ⦁ g(x) = (ax3 + bx2 + cx + d) (ex3 + fx2 + gx + h)

= aex6 + (af + be) x5 + (ag + bf + ce) x4 + (ah + bg + cf + de) x3 +


(bh + cg + df) x2 + (ch + dg) x  + dh

4. Pembagian
Pada pembagian polinomial terdapat beberapa metode seperi cara
bersususn dan horner yang akan dibahas pada subab “Menentukan Hasil
Bagi dan Sisa Suatu Polinom dengan Cara Bersusun dan Horner”.
Sebelumnya akan dibahas tentang dasar dari hasil bagi dan sisa dari
pembagian polinom. Pembagian dengan cara koefisien tak tentu mengikuti
definisi pembagian polinomial  p(x) = q(x) • h(x) + s(x).

p(x) = q(x) • h(x) + s(x)

Keterangan :

p(x) = yang dibagi

q(x) = pembagi

h(x) = hasil bagi

s(x) = sisa pembagian

Sifat Keterbagian dan Faktorisasi Polinomial


1. Sifat Keterbagian Polinomial
Jika suatu polinomial berbentuk pecahan dengan derajat pembilang tidak
lebih kecil dari penyebut, maka polinomial dapat disederhanakan dengan
keduanya dibagi dengan bilangan yang sama besar. Suatu polinom p(x)
dapat dibagi dengan polinom lainnya q(x) dengan derajat lebih kecil dan
hasilnya h(x) serta sisa pembagian adalah s(x), yaitu :
2. Faktorisasi Polinomial
Faktor dari suatu ekspresi matematika adalah bilangan, variabel, konstata,
suku, dan koefisien yang membagi habis ekspresi matematika tersebut.
Perhatikan bahwa setiap bentuk atau ekspresi matematika memiliki paling
sedikit dua faktor yaitu bilangan 1 dan dirinya sendiri.

Teorema Sisa

1. Penggunaan Teorema Sisa


Menentukan Sisa Pembagian Suku Banyak oleh Bentuk Linear

Dalam menentukan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk linear, kita
dapat menggunakan teorema sisa.

 Teorema Sisa 1 :

Jika suku banyak f(x) dibagi (x – k), maka sisa pembagiannya adalah f(k).

 Teorema Sisa 2 :

Menentukan Sisa Pembagian Suku Banyak oleh Bentuk Kuadrat

Dalam menentukan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk kuadrat, kita
dapat menggunakan teorema sisa berikut ini.

 Teorema Sisa 3

Jika suatu suku banyak f(x) dibagi (ax + b) (x – b), maka sisanya


adalah px + q di mana f(a) = pa + q dan f(b) = pb + q.

Pembuktian Teorema Sisa

 Pembuktian teorema sisa 1


Teorema sisa 1 menyatakan bahwa jika suatu polinomial f(x) dibagi dengan
bentuk linier (x – m), maka sisa pembagiannya adalah f(m). Diketahui
bahwa polinomial f(x) = (x – m) h(x) + S. Derajat S lebih rendah satu
daripada derajat (x – m), sehingga S merupakan suatu konstanta. Karena
polinomial f(x) = (x – m) h(x) + S berlaku untuk semua x, maka
jika x diganti m akan menjadi :

f (k) = (k – k) h(k) + S

= 0 ⋅ h(k) + S

= 0 + S

= S

Jadi, f (k) = S → S merupakan sisa pembagian (terbukti).

 Pembuktian teorema sisa 2

Kesamaan Dua Pilonom

Dua polinomial dinyatakan sama jika memenuhi syarat yaitu terdapat


kesamaan pada derajat beserta suku yang bersesuaian. Contohnya adalah
dua polinom f(x) dan h(x) yang berderajat n dinyatakan sebagai berikut ini.

f(x) = an xn + an – 1 xn  – 1 + an – 2 xn  – 2 + … + a1 x + a0


g(x) = bn  xn + bn – 1 xn  – 1 + bn – 2 xn  – 2 + … + b1 x + b0

Jika f(x) ≡ g(x) maka haruslah an = bn,  an-1 = bn-1, ……… a1 = b1

f(x) ≡ g(x) disebut dengan kesamaan polinomial.

Dua buah persamaan polinomial dinyatakan memiliki kesamaan jika


keduanya polinomial memenuhi syarat yaitu memiliki derajat yang sama,
variabel dan koefisien seletak yang sama antara polinomial ruas kiri
dengan ruas kanan. Untuk menyelesaikan persoalan kesamaan polinomial
adalah dengan menyamakan polinomial yang sudah diketahui koefisiennya
dengan polinomial yang belum diketahui koefisiennya. Selanjutnya
samakan koefisien suku yang bersesuaian, selesaikan bentuk persamaan
yang didapat dari hasil menyamakan koefisien suku  yang bersesuaian.
Penyelesaiannya didapatkan secara langsung atau perlu menggunakan
eliminasi  dan subtitusi.

Menentukan Hasil Bagi dan Sisa Suatu Polinom dengan


Cara Bersusun dan Horner
Derajat adalah pangkat tertinggi dari variabel yang terdapat pada suatu
polinomial. Jika suatu polinomial an  xn + an – 1 xn – 1 + … + a1 x + a0 , maka
derajat dari polinomial tersebut adalah n. Suatu
polinomial ax3 + bx2 + cx + d dibagi oleh bentuk linier (x – k). Untuk
mengetahui derajat polinomial pada hasil bagi dengan pembagian cara
susun dilakukan perhitungan sebagai berikut.

Dari cara susun tersebut diperoleh ax2 + (ak + b) x + (ak2 + b + c) adalah


hasil bagi. Suatu polinomial berderajat 3, ax3 + bx2 + cx + d dibagi oleh suatu
bentuk linier (x – k) hasil baginya adalah berderajat 2
dan ak3 + bk2 + ck + d adalah sisa pembagian. Suatu polinomial f(x) dibagi
bentuk linier (x – k) menghasilkan h(x) adalah hasil bagi dan f(k) adalah
sisa pembagian, sehingga polinomial f(x) = (x – k) h(x) + f(k). Perhatikanlah
penentuan nilai polinomial dengan cara Horner berikut ini.

Jika kita bandingkan hasil di atas dengan pembagian cara susun, maka
diperoleh hasil sebagai berikut.

1. ak3 + bk2 + ck + d merupakan hasil bagi.

2. a, ak + b, dan ak2 + bk + c  merupakan koefisien hasil bagi berderajat


2.

Dalam mencari nilai polinomial dapat digunakan dengan cara Horner untuk
menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dengan pembagi bentuk linier
(x – k). Jika polinomial f(x) berderajat n  dibagi oleh fungsi berderajat satu
akan menghasilkan hasil bagi berderajat (n – 1) dan sisa pembagian
berbentuk konstanta.

Menentukan Sisa Suatu Polinom oleh (ax + b)


Pembagian polinomial dengan pembagi bentuk linier (x – m) merupakan
dasar perhitungan pembagian polinomial dengan pembagi bentuk linier
(ax + b). Polinomial f(x) dibagi bentuk linier (x – m) menghasilkan hasil
bagi h(x) dan sisa pembagian  f(m), sehingga polinomial f(x) = (x – m) h(x)
+ f(m). Pembagian suku banyak f(x) dibagi (ax + b),

Sehingga pada pembagian suku banyak f(x) tersebut dapat dilakukan


perhitungan sebagai berikut.
Menentukan Sisa Pembagian oleh (x – a) (x – b)
Dalam menentukan sisa pembagian polinomial oleh bentuk kuadrat,
penyelesaiannya bisa menggunakan teroma sisa berikut ini. Jika suatu
polinomial f(x) dibagi bentuk kuadrat (x – a) (x – b) maka sisanya
adalah px + q dengan :

f(a) = pa + q

f(b) = pb + q

Memahami Teorema Faktor


Penggunaan Teorema Faktor Teorema faktor dapat digunakan untuk
menentukan faktor linear dari suku banyak. Perhatikan teorema faktor
berikut ini.

Penggunaan Teorema Faktor


Teorema faktor digunakan untuk menentukan faktor linear dari polinomial.
Jika suatu polinomial  f(x), maka (x – m) merupakan faktor dari
polinomial f(x) jika dan hanya jika f(x) = 0. Mencari penyelesaian
persamaan polinomial sama halnya dengan menentukan akar-akar
persamaan yang memenuhi f(x) = 0. Kita dapat menyelesaikan persamaan
polinomial dengan menentukan faktor linear. Jika f(x) suatu polinomial,
maka (x – m) merupakan faktor dari polinomial f(x) jika dan hanya
jika m akar persamaan f(x) = 0.

Pembuktian Teorema Faktor


Teorema faktor menyatakan bahwa jika f(x) merupakan suatu polinomial,
maka x – n merupakan faktor dari polinomial f(x) jika dan hanya jika
polinomial f(n) = 0. Menurut teorema sisa polinomial f(x) = (x – m)⋅ h(x)
+ f(m). Jika polinomial f(m) = 0, maka f(x) = (x – m)⋅ h(x).
Sehingga x – m merupakan faktor dari polinomial f(x). Sebaliknya,
jika x – m  merupakan faktor dari polinomial f(x), maka polinomial f(x) =
(x – m) ⋅ h(x).

Jika x = m, maka :

f (m) = (m – m)⋅ h(m)

f (m) = 0⋅ h(m)

f (m) = 0

Jadi, f (m) = 0 jika dan hanya jika (x – m) merupakan faktor dari


polinomial f(x) telah terbukti.

Hasil Bagi dan Sisanya Polinom Jika Dibagi dengan Suku


Banyak Berderajat Dua
Pembagian polinomial dengan suku banyak berderajat dua ax2 + bx + c, di
mana a ≠ 0 dapat dilakukan dengan cara susun bila suku banyak berderajat
dua ax2  + bx + c tidak dapat difaktorkan, sedangkan jika suku banyak
berderajat dua ax2 + bx + c dapat difaktorkan dapat dilakukan dengan cara
Horner. Contohnya suatu polinomial f(x) dibagi suku banyak berderajat
dua ax2  + bx + c dengan a ≠ 0 dan dapat difaktorkan menjadi (ax – p1)
(x – p2). Maka, pembagian tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti
langkah-langkah berikut ini.
Menentukan Operasi Aljabar Akar-akar Polinom
Menentukan Akar Rasional
Jika diketahui suatu suku banyak f(x) dan (x – a) adalah faktor dari f(x),
maka a adalah akar dari persamaan f(x) atau f(a) = 0.

Sifat-Sifat Akar Persamaan Suku Banyak


Untuk Suku Banyak Berderajat Dua : ax2 + bx + c = 0 Jika x1 dan x2 adalah
akar-akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, maka :

Contoh Soal dan Pembahasan Polinomial

Untuk lebih memahami polinomial mari kita pelajari contoh soal dan
pembahasan polinomial berikut ini :

1. Tentukanlah derajat dari hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak
berikut !

3x3 + x2 – 9 dibagi x – 2.

Pembahasan:

Cara Susun
Dari penyelesaian tersebut diperoleh 3x3 + x2 – 9 sebagai hasil bagi
berderajat 2 dan 21 sebagai sisa pembagian.

2. Tentukanlah hasil bagi dan sisa pembagian jika :

5x3 + x2 + 2x – 1 dibagi (x2 + 5x +6)

Pembahasan:

Cara Horner

(x2 + 5x +6) difaktorkan menjadi (x + 3) (x + 2)


3. Jika f(x) = x3 + 5x2 – 3x + 10 dibagi (x – 2) (x – 5), tentukan sisa
pembagiannya !

Pembahasan:

f(x) dibagi (x – a) (x – b) maka sisanya adalah px + q dengan :

f(a) = pa + q

f(b) = pb + q

f(x) = x3 + 5x2 – 3x + 10 dibagi (x – 2) (x – 5), maka sisanya
adalah px + q dengan :

f(2) = (2)3 + 5(2)2 – 3(2) + 10 = 32 = 2p + q à  q = 32 – 2p

f(5) = (5)3 + 5(5)2 – 3(5) + 10 = 245 = 5p + q à  q = 245 – 5p

q = q

245 – 5p = 32 – 2p

213 = 3p

p = 71

q = 32 – 2p

q = 32 – 2(71) = 32 – 142 = – 110

px + q =  71x -110

Jadi sisa pembagian dari f(x) = x3 + 5x2 – 3x + 10 dibagi (x – 2) (x – 5) adalah
71x -110.

Anda mungkin juga menyukai