Anda di halaman 1dari 79

Nawangsasi Takarini, NDT, M Physio, RPT

Neuro Pediatric Physiotherapy


Latar Belakang
 Anak adalah masa depan
bagi ibu, orang tua, keluarga
dan bangsa.

 Sejak dalam kandungan


seorang ibu akan selalu
mengharapkan yang terbaik
untuk menentukan dan
mengarahkan masa depan
anak.
ANAK MERUPAKAN
PRIBADI YANG
MANDIRI

BUKAN COPY IBU / ORT

BUKAN MINIATUR DEWASA


Pengertian tentang Tumbuh Kembang
Tumbuh :
Proses bertambahnya dimensi /
ukuran sel dan inter seluler
berarti bertambahanya ukuran
fisik dan struktur tubuh
sebagian atau seluruhnya
sehingga dapat diukur dengan
satuan (co: panjang, berat, LK)
Kembang :
Bertambahnya struktur dan
fungsi tubuh yang lebih
komplek dalam kemampuan
sesuai proses maturasi fungsi
organ (biofisiko psiko sosial)
sejak konsepsi sampai remaja
TUMBUH KEMBANG DAN
PERMASALAHANNYA

 PROBLEMATIKA : yang
berhubungan dengan tumbuh
kembangnya yang bersifat fisik
maupun fungsi motorik,
kognitif, psikologis, emosional
yang akan mempengaruhi
proses tumbuh kembang anak.
PENDEKATAN
BRAIN DEVELOPMENT
UNTUK ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS

NAWANGSASI TAKARINI
LATAR BELAKANG
 Anak dengan kebutuhan khusus (special needs children)
dapat diartikan secara sederhana adalah anak yang lambat
atau mangalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan sehingga anak akan mengalami kesulitan di
lingkungannya termasuk rumah sampai lingkungan
sekolah.
 Banyak istilah yang dipergunakan sebagai variasi dari anak
kebutuhan khusus, seperti disability, impairment, dan
Handicap.
Angka Kejadian
 Cerebral palsy : 500 : 1 sd 2
 Autisme : 150 : 1
 ABK : 50 : 1
 Hasil survey kasar WHO : 10 anak : 4 berpotensi
bermasalah
BEBERAPA KEMUNGKINAN YANG
TERJADI DI LINGKUNGAN ANAK
DAN SEKOLAHAN
 Kesulitan belajar
 Kesulitan berbaur dengan teman (selalu menyendiri)
 Hiperaktive
 Kurang atensi dalam belajar
 Lambat belajar
 Distruktive
 Permasalahan motorik
Fisioterapi dan
Cerebral Palsy
 Klasifikasi CP bervariasi
 Neuro-Fisiologi
 Tipe tonus otot
 Pattern trunk
 Topografi
 Etiologi
Cerebral Palsy: Neuro-Fisiologi
 ditunjukkan pada gerak
 Athetoid
 Ataxic
 Spastic
 Rigid
 Distonic
 Atonic
 Mixed
Cerebral palsy : tipe tonus otot
TIPE TONUS OTOT
 Hipertonus
 Hipotonus
 Fluktuatif

POLA / PATTERN TRUNK


 Fleksi
 Ekstensi
 Kombinasi
Cerebral Palsy: Topografi /
distribusi tonus otot
 Monoplegic
 Paraplegic ???
 Hemiplegic
 Triplegic
 Quadraplegic
 Tetraplegic ???
 Diplegic
KECERDASAN ANAK ABK
KECERDASAN ANAK
• Menurut “Cercone Learning” kecerdasan anak
dikelompokan menjadi 12 yang dan di kategorikan
menjadi 4 set .
• Ini dikelompokkan sesuai dengan perkiraan
penggunaannua dari mulai lahir.
• Kecerdasan 1 sd 6 adalah kecerdasan yang sifatnya
natural dan kecerdasa yang ke 4, 5 dan 6 merupakan
kecerdasan yang kritis / penting dari perkembangan
otaknya.
12 KECERDASAN
• Set I • Set III
1. Observation -- Right Brain 7. Creativity -- Left and Right
2.Imagination -- Right Brain Brain
3. Intuition -- Right Brain 8. Linguistics -- Left Brain
9. Interrelating/Connecting -
• Set II - Left Brain
4. Visual/Spatial -- Right
Brain • Set IV
5. Musical/Auditory -- Right 10. Logic -- Left Brain
Brain 11. Math -- Left Brain
6. Body/Kinesthetic -- Left 12. Science and Order -- Left
and Right Brain Brain
19
PENGELOMPOKAN ABK
Anak berkebutuhan khusus dapat dikelompokkan dalam :
1. Gangguan pada panca indera (penglihatan,
pendengaran ) dan fisik (motorik);
2. Gangguan kognisi (retardasi mental);
3. Kesulitan belajar spesifik (ADHD, Autis, disleksi,
diskalkuli,dispraksia;
4. Proses belajar berdasarkan kerja otak (otak kanan, kiri,
atau kanan kiri).

Anak ini dapat ditemukan di sekolah luar biasa, sekolah


umum dan dilingkungan.

20
BAGAIMANA FISIOTERAPI
BERPERAN PADA ABK?????
Proses Perkembangan sinkronisasi
senso motor reflex sebagai
komponen belajar anak.
 Semua informasi yg didapatkan dari lingkungan melalui
sistem sensoris (mata, telinga, pengecap, penghidu, perasa
dan rasa gerak tubuh - somatosensoris)
 Sinkronisasi sensori berkembang pada masa anak-anak
didapatkan dari semua aktivitas pada masanya
 “Motor planning” (bergerak) dan kemampuan untuk
merespon sensasi yang datang adalah hasil yang natural
dari suatu proses sinkronisasi.
 Kalau terjadi permasalahan yang menyebabkan gangguan
persepsi - integrasi – asosiasi yang akan mengganggu
proses pembelajaran perilaku dan gerak pada masa
tumbuh kembang
Disfungsi (disinkronisasi Sensoris)
 Kalau terjadi permasalahan pada penerima sensoris maka
akan muncul problem memproses informasi yang dapat
dari lingkungan sebagai penerima sensoris.
 Area sensoris :
 Tactile
 Vestibular
 Visual
 Auditory
 Taste/Smell
 Eksoreseptif – Propriceptif (rasa gerak)
Mengapa pembelajaran untuk sinkronisasi senso-motor
reflex pada fase tahapan perkembangan anak sangat
penting:
 Bertujuan….
Melatih proses persepsi - integrasi - asosiasi sensoris melalui aktivitas
gerak sehingga akan memperbaiki:
- Sikap dan perilaku gerak
-Interaksi sosial - bermain
-Meingkatkan atensi dan konsentrasi dalam belajar
-Self-esteem
-Self-confidence
- Kesehatan mental
Sehingga anak akan bisa menjalankan fungsi dan tugas perkembangan
sesuai dengan tahapan perkembangan sebagai hakikat anak.
SEHINGGA ANAK AKAN MUDAH BELAJAR
Mengapa anak-anak dapat mengalami
permasalahan disinkronisasi senso motor reflex?
 Proses pematangan otak pada pertumbuhan dan
perkembangan
 Kortek otak mengontrol body’s sensory systems, motor
responses and complex behaviours of thought and
language. It surrounds the limbic system.
 Fungsi kortek otak adalah menjaga “sistem limbic, apabila
ada gangguan makan anak akan menjadi / selalu tidak
stabil / ekstrim sedih, gembira, marah (excitable and
overemotional).
Theoretical model of senso motor reflex
processing for interpretation
 Dunn (1997) proposed a sensory processing model based on the child’s
neurological thresholds and behaviour response patterns.
 With low thresholds the nervous system responds frequently to stimuli
because it does not take very much input to reach the threshold and
activate the system.
 With high thresholds, the nervous system doe not respond to stimuli
because it takes a lot of input to reach the threshold; therefore the
system is dormant much of the time
 Functional performance relies on a balance of activation so that the
child can be alert to selected stimuli whilst screening out other stimuli.
Bagaimana peran Terapis pada kasus
disinkronisasi sensoris
 Yang jelas kita tidak bisa menyembuhkan kelainan
otak nya
 Dengan menggunakan sifat otak yg plastis dan
sensitif terapis dan orang tua bisa memberikan
bentuk-bentuk latihan yang gerak yang sesuai
untuk tujuan integrasi sensoris.
 Terapis bisa mendesain diet sensoris (‘ a sensory
diet’)
BACKGROUND
BRAIN ENGINEERING
• Stimulasi pembentukan jaringan otak
pada anak dengan pertumbuhan dan
perkembangan normal dengan
menggunakan sensitifitas dan plastisitas
otak.

NEURO-
DEVELOPMENT

BRAIN RESTORATION and


HABILITATION
Perbaikan jaringan otak: pada otak yang
mengalami permasalahan pada masa
tumbuh kembang dengan menggunakan
sesitifitas dan plastisitas otak.
NEURO-SENSO-MOTOR - REFLEX

• EXPERIENCE EXPECTANT
• MATURATION PROCES OF THE NEURO
DEVELOPENT
• PHYSIOLOGICALLY : senso - motor
NEURAL
• PSYCHOLOGICALLY : cognitive -
GROUP emotional
SELECTION • EXPERIENCE DEPENDANT
• Environment
• System dinamic
• EQUILIBRIUM OR DISEQUILIBRIUM
KONSEP DASAR PENDEKATAN
“NEURO DEVELOPMENT” PADA ANAK

PROSES DAN PROSES


TAHAPAN KEMBANG – PEMBENTUKAN OTAK
TUMBUH DARI MASA • TEORI MATURASI
JANIN – ANAK – • TEORI KOGNITIVE
DEWASA. • TEORI SISTEM DINAMIKA

FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
KEMBANG OTAK:
• FAKTOR INDOGIN
• FAKTOR EKSOGIN
SENSORI
(RASAAN,
AUDITORI
RABAAN,
(PENDENGARAN)
PENCIUMAN)

PELIHATAN MOTORIK

DALAM BEKERJANYA OTAK MENERIMA RANGSANG


DARI PANCA INDRA
Cognitive Development
Pyramid of Skill Attainment of NSMRD&S

Higher Skill Attainment (12 ) = Formal Operasional

Specialised Skills (awal 7 - akhir 11) = Representative = concrete


operasional

Fundamental Skills (awal 3 - akhir 6) = Fraxis = pre operasional Concrete

Body Management Competence (0 - akhir 2) = Sensory Motor


“NEURO DEVELOPMENT”  PERCEPTION –
INTEGRATION - ASSOCIATION
BRAIN / NEURO DEVELOPMENT
KONSEP : NSMRD&S
PROSES PEMAHAMAN DARI STIMULASI  EKSEKUSI AKSI
YANG BENAR

STIMULASI :
-INDERA RECEPTOR PROSES
-SOMATOSEN INPUT (OTAK)
SORIS

FEEDBACK
(SESUAI
OUTPUT /
DENGAN
REAKSI
HARAPAN)
OUTCOME 
GERAK
/MOTOR
ACTION
LEARNING BASED
(COGNITIVE)
DALAM PROSES TUMBUH KEMBANG
ANAK :
*EKSPERIMEN EKSPLORASI :
- VISUAL (PENGLIHATAN)
- AUDIO (PENGLIHATAN)
- TOUCH (SENTUH / RABA)
- TASTE (RASA)
- SMELL (PENGHIDU)
- KINESTETIK (GERAK) 
SOMATOSENSORIS (EKSO DAN PROPRIOSEPTIF)
METODE BRAIN STIMULATION NAD SYNCHRONIZATION

ASSESSMENT:
• Sensory motor assessment
• Primitve Reflex assessment
• Refleks alam (long life reflex)
• Persepsi – integrasi – asosiasi dan
sinkronisasi
• Tahapan perkembangan kognitif
• Psikomotor
• Tugas perkembangan
• Biomekanikal  disesuasikan
dengan kondisi anak
• Postural anak
KONSEP PENDEKATAN BRAIN DEVELOPMENT

NEURO STIMULATION
• SENSORY MOTOR REFLEX
STIMULATION:
• TACTILE STIMULATION
• FACIAL RELEASE AND STIMULATION
• TENDON GUARD STIMULATION
• SOMATO SENSORY RELEASE AND
STIMULATION
• MOBILITATION AND FACILITATION
• TRUNK MOBILITATION
• SHOULDER GIRDLE MOBILITATION
• PELVIC MOBILITATION
• EXTREMITIES (UL / LL)
KONSEP PENDEKATAN BRAIN DEVELOPMENT

REFLEX PRIMITVE LONG LIFE


STIMULATION REFLEX
• NEONATAL • ANTIGRAVITY
REFLEX • GROUNDING
• ATTITUDINAL REFLEX
REFLEX • CENTERING
• AUTOMATIC REFLEX
REFLEX • BALANCING
REFLEX
• RIGHTING
REFLEX
• STABILITY
REFLEX
PENATAAN SENSORIS
 Tidak ada diet standar untuk masing-masing kondisi.
 Diet diberikan tergantung dari hasil pemeriksaan
(dilihat dari refleksi terapis melihat perilaku anak).
 Masing-masing anak dietnya berbeda
 Program diet juga akan berbeda
Diet Sensoris
A “planned and scheduled activity program that a therapist
develops to help a person become more self-regulated.”
(Kranowitz, 1998)

 Jumlah dan tipe input sensoris diperlukan untuk


kesigapan (waspada), adaptasi, terampil dalam
menyikapi lingkungan.
 Dengan pemberian / pengaturan input yang benar, tubuh
akan tenang, waspada dan siap untuk menguasai atau
mengantisipasi perubahan dalam keseharian.
 Input yang bersifat negatif akan mengakibatkan dis-
organisasi (tidak teraturnya) pada tubuh
Tactile
Sensasi yg di hasilkan dari stimulasi dari kulit (Bundy,
et al. 2002)

 Sentuhan adalah bahasa yang pertama untuk


komunikasi (it is how we first become attached to
others).
 Kita betul-betul tergantung pada sentuhan sampai
bahasa, motor skills, proses kognitif berkembang
dan sentuhan memberikan pengalaman awal
untuk berinteraksi dengan lingkungan.
Sensitifitas tactile
 Defensive/ avoiding Vs Under-reactive/ Poor registration of
touch
Alerting- Calming-
Light touch/ tickling Firm pressure on skin,
Bare feet longer duration
Hot or Cold Avoid unnecessary touch
temperatures and forewarn of
Chose crafts with touch necessary touch
feedback (gluing, clay Weighted vests,
molding, etc) blankets, etc.
.
Proprioception
 Merupakan rasa gerak dalam: pada otot dalam
dan persendian.
 Persepsi dalam yg dirasakan pada saat bergerak
dan orientasi persepsi spasi yg muncul di tubuh
itu sendiri (The American Heritage)
 Pada ABK akan ada kesulitan untuk
mempersepsikan kerja proprioseptif hal ini
disebabkan rasa gerak luar yang belum mampu
mempersepsikan rasa / stimulasi yg diterima
Proprioceptive sensitivity
 Over-reactive Vs under-reactive
 Calming/ organising activities- jump, crash, resistance,
push/ pull (i.e. weighted school bag, climbing,
carrying shopping)
Vestibular
 Sistem sensori yang berlokasi di struktur dalam
telinga yang berfungsi untuk orientasi kepala dan
sensori keseimbangan.
 Akan ada kerja sama pad Visual - Audio
Vestibular sensitivity
 Kurang (Under-responsive,/ poor registration/ seeking ) vs Lebih
(Defensive Avoiding)

Alerting Calming
Changes in speed and Linear predictable,
direction repetitive
Change of head position Head moving in a
Movement activity prior straight line (i.e. gentle
or during a movement linear swinging, rocking
activity chair)
Movement breaks in Allow child to direct
class Couple with ‘organising
inputs’ (proprioceptive
input, deep pressure etc)
Sensitivitas Visual
 Kurang (Under-responsive/ seeking) Vs lebih (Defensive/ avoiding)

Alerting Calming
High intensity, contrast Low contrast
or change of stimuli
i.e. bright lights, i.e. Low lights,
contrasting colours uncluttered, decreased
completing stimuli when
Use visual input engage attending to a task, allow
the seeking child visual breaks in a dark
room.
Sensitivitas Auditory
 Kurang (Under-responsive/ seeking) Vs Lebih (Defensive/
Avoiding
Alerting Calming
Strong intensity or Repetitive, constant,
changing sounds, music quiet, Rhythmic music,
with unpredictable quiet places for child to
rhythm retreat to when over
stimulated, Carry
headphones with calming
music, warn of loud
noises, use earplugs, in
class seat away from
speakers and traffic
Sensitivitas “Taste/ smell”
 Kurang (Under-responsive/ seeking )Vs lebih (Defensive/
Avoiding)

Alerting Calming
Strong intensity Mild intensity, familiar
tastes and textures,
i.e. strong flavours- gradually progress tastes
spicy, sour to expand diet

i.e. use unscented


cleaning products, start
with bland foods,
textures
Akibat disinkronisasi sesoris
Disfungsi sinkronisasi sensori akan berpengaruh dan
mengganggu pada aktivitas keseharian termasuk
aktivitas bermain dan sekolah.
Strategi untuk intevensi adalah cara untuk membantu
perbaikan integrasi sensoris sebagai alat untuk
memperbaiki fungsi sebagai anak di masa tumbuh
kembang.
PENATAAN PERCEPTUAL
MOTOR
FUNDAMENTAL MOTOR SKILLS
Fundamental Motor
Skills (FMS)
 Fundamental skills adalah ketrampilan
yang dipergunakan anak untuk
melakukan aktivitas sebagai seorang
individu.
 FMS adalah fondasi gerak sebagai
pattern pada aktivitas gerak yang
khusus dan komplek untuk melakukan
permainan.
 Research mendukung -> FMS
berkembang sejak dini.
FMS -> lanjutan
 Perkembangan awal FMS adalah
tahapan yang penting ->
keikutsertaan individu pada
aktivitas fisik untuk mendukung
kehidupannya kearah yang aman
dan sehat.
 Tanpa ketrampilan yang
kompenten seperti, lari, lompat,
keseimbangan -> akan
mempengaruhi tumbuk
kembangnya.
 Research mengindikasikan ->
peningkatan self esteem and
confidence yang terasosiasi
dengan perkembangan FMS ->
mempengaruhi pendidikan.
3 Katagori Motor Skill:
 Locomotor
 Nonlocomotor (body management)
 Manipulative
Locomotor Skills
 Digunakan untuk gerak dari
satu tempat ke tempat lain
atau untuk memperoyeksikan
upward: walking, skipping,
jumping & landing, hopping,
running, leaping, galloping, &
dodging.
 Sebagai dasar “gross motor
coordination” & gerakan-
gerakan otot besar.
Nonlocomotor or Body
Management Skills
 Gerakan terjadi tanpa
memindahkan tubuh dari
satu tempat satu ke tempat
lain seperti: bending,
stretching, pushing &
pulling, twisting & turning,
balancing, & rolling
Manipulative Skills
 Dipergunakan pada saat anak
memegang beberapa object
 Biasanya mengikutkan tangan
dan kaki, tetapi anggota tubuh
yang lain juga bisa.
 Mengarahkan pada “hand-eye &
foot-eye coordination” yang lebih
baik
 Sebagai bentuk -> fondasi
aktivitas bermain yang terampil.
 Contoh: catching, throwing,
striking, dribbling, kicking
Fine Motor Development

6-month-old

12-month-old
Bagaimana melatih FMS?
 PMA
 Skills approach
 Thematic approach
 Games Sense
 Sport Education
Pentingnya
2 alasan:
Gerak
1. Dampak positif -
>Learning Readiness
2. Dampak positif -
>Remedial programs
untuk ketrampilan
perseptual motor
(Remediation)
Readiness programs ->
preventative programs -
> ini sangat penting ->
early grade curriculum.
Aktivitas: Gerak
 Gross motor activities
(locomotor)
 Vestibular activities
 Visual motor activities
(Manipulative)
 Auditory motor activities
 Tactile activities
 Lateralisation activities
 Body awareness
 Spatial awareness
Gerak : aktivitas “Gross Motor”
 Rolling, crawling, walking, running, jumping and
landing, hopping, skipping, galloping, leaping and
dodging.
Gerak : aktivitas Vestibular
 Rolling (over balls), forward and
backward rolls, spinning,
balance, scooter boards, skipping
(with and without ropes),
jumping activities, see saws and
trampettes.

 The vestibular centre -> otak


menerima dan memproses
sensasi dari gravity. Informasi
digunakan untuk meregulasi
muscle tone, equilibrium dan
posture untuk mempermudah
anak untuk mengetahui “how
fast they are moving and in
which direction”.
Tactile Activities
 Massage.
 Direct touch.
 Rolling.
Visual Motor Activities
 Eye-hand co-ordination
(striking), eye-foot co-
ordination activities
(kicking), ball activities
(throwing and catching).
 Temporal awareness
(developing an internal
time structure).
RING
Auditory Motor Activities
 Singing, rhymes and
chants.
 Responding to
auditory
cues/commands,
ability to utilise
auditory cues.
Gerak: Aktivitas Lateralisasi
 Kemampuan untuk mengkontrol “two sides of the
body secara bersamaan atau terpisah.
 Bilateral movements (Simultaneous or parallel).
 Unilateral movements (one side of the body)
 Cross lateral movements (Simultaneous
movement of different limbs on opposite sides of
the body e.g. crawling)
 Directional awareness.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai