PENDAHULUAN
Tujuan umum dari laporan ini adalah salah satu syarat kelulusan di
SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG dan Sertifikasi Kepembangkitan
(SKP)
1.3.2. TujuanKhusus
1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang dasar teori yang menjadi tumpuan atau
landasan untuk membahasan permasalahan dalam laporan akhir ini.
Dalam bab ini meliputi pengertian dan tujuan pemeiharaan atau operasi,
jenis – jenis pemeliharaan, jurnal kegiatan harian siswa prakerin
5. BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil praktek kerja
industry di PT.PJB UBJ O&M PLTU Rembang berdasarkan pembahasan
sesuai dengan judul.
1. INTERVIE / WAWANCARA
DASAR TEORI
2.1. Sejarah PT PJB Unit Bisnis Jasa O&M PLTU Rembang
1. Visi PT PJB
Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang
terkemuka dengan standar kelas dunia.
2. Misi PT PJB
a. Memproduksi tenaga listrik yang andal dan berdaya saing.
b. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata
kelola pembangkitan dan sinergi business partner dengan metode best
practise dan ramah lingkungan.
c. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai
kompetensi teknik dan manajerial yang unggul serta berwawasan bisnis.
3. Motto PT PJB
2. Manajer Operasi
Manajer operasi memiliki tugas mengelolakebijakanoperasi yang
meliputi:
1. Kinerja operasi.
2. Pengoperasian pembangkit.
3. Penjualan energi, manajemen bahan bakar.
4. Melakukan inovasi untuk memastikan agar produksi tenaga listrik
mencapai sasaran kontrak kinerja operasi yang ditetapkan.
3. Manajer Pemeliharaan
Tugas manajer pemeliharaan memiliki kewenangan sebagai berikut:
1. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan rencana anggaran.
2. Pelaksanaan pemeliharaan rutin dan non rutin untuk memastikan
kesiapan dan keandalan unit.
3. Bidang Engineering
a. Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengendalian operasi dan
Data penelitian hampir semua kecelakaan kerja terjadi pada saat proyek
dibangun atau sudah berjalan, disebabkan oleh human error. Namun demikian
faktor mesin atau peralatan juga tidak dapat dikesampingkan, karena kedua
faktor tersebut juga menentukan kualitas kerja.
Kualitas kerja akan semakin baik jika angka kecelakaan kerja akibat
hasil interaksi kedua faktor tersebut dapat ditekan sedemikian rupa, bahkan
sangat baik jika tidak ada faktor kecelakaan /zero accident kepada manusia.
Mengingat pentingnya peran K3 dalam menjaga dan meningkatkan kualitas
kerja, biasanya perusahaan yang memiliki resiko kecelakaan tinggi. K3 dibuat
sebagai organisasi dan bergerak khusus dalam menangani masalah yang
berkaitan denga safety.
Berikut adalah beberapa peraturan-peraturan yang berkaitan dengan K3:
1) UU No. 1/tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2) Peraturan Mentri Tenga Kerja Republik Indonesia
a) No. 2/tahun 1970 tentang pembentukan P2K3 (Panitia Pembina K3)
b) No. 2/tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan kerja
c) No. 1/tahun1981 tentang kewajiban melaporkan penyakit akibat
kerja
d) No. 3/tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan tenaga kerja
e) No. 4/tahun 1987 tentang tata cara pembentukan P2K3 dan
AK3(Ahli K3)
f) No. 5/men/1996 tentang SMK3 (Sistem Manajemen K3)
2.5. Teori Dasar PLTU
Gambar 2.4 Alur Produksi Listrik pada PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
Pada Gambar 2.4 dapat dibagi dalam beberapa siklus diantaranya yaitu
siklus bahan bakar (Batu bara), siklus uap dan air, dan siklus produksi listrik.
Dalam siklus uap dan air di PLTU terdapat banyak alat yang dilalui.
Adapun alat – alat yang dilalui oleh siklus uap dan air adalah sebagai berikut:
2.8. Peralatan Uap dan Air pada PLTU
2.8.1. Komponen Utama
2.8.1.1. Boiler
Adalah peralatan utama / Vital disamping peralatan vital lainnya yaitu
Turbine dan Generator. Boiler PLTU merupakan sarana transformasi energi
thermal dari proses pembakaran bahan bakar menjadi Energi Potensial Uap.
Uap yang dihasilkan umumnya uap bertekanan tinggi 90 bar sampai 200 Bar,
dan ada juga sampai tekanan Superkritis 225 Bar yang disebut Once Through
Boiler. Konstruksi Boiler ada beberapa macam, seperti Bottom Supporting
Boiler ( Boiler duduk ) dan Pendent Supporting Boiler ( Boiler menggantung
2.8.1.2. Turbine
High Pressure Turbine (HP Turbine)
HP Turbine merupakan turbin uap bertekanan tinggi. Uap dari Boiler
dengan tekanan dan suhu tinggi digunakan untuk memutar sudu turbin.
Poros HP Turbine menjadi satu dengan poros IP Turbine dibagi menjadi dua
jalur yaitu menuju HP heater. Tapi presentase yang paling banyak adalah
menuju reheater karena akan digunakan untuk memutar sudu IP turbine. HP
Turbine terdiri dari 8 baris sudu (8 tingkat).
2.8.1.3. Generator
Generator merupakan alat yang berfungsi untuk menghasilkan listrik.
Generator ini dibantu oleh sistem eksitasi untuk memperkuat medan magnet
pada Generator. Pada generator dihasilkan listrik dengan daya ±300
MW dengan tegangan 20 kV. Generator pada PLTU Rembang ini harus
diputar dengan kecepatan 3000 rpm untuk dapat menghasilkan daya
300 MW tersebut.
2.8.2.12. Condenser
Condenser adalah alat yang digunakan untuk mengondensasikan uap
dari LP turbine, dalam condenser. Uap mengalir diluar pipa- pipa condenser
2.8.2.17. Deaerator
Deaerator adalah alat yang digunakan untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan kadar gas O2 dari air pengisi. Deaerator juga berfungsi
sebagai pemanas kontak langsung dengan air pengisi. Karena didalam
deaerator uap dan air pengisi sama-sama disemprotkan didalam dearator.
Uap akan memisahkan gas dari air pengisi untuk kemudian gas-gas tersebut
bergerak dengan cepat kebagian atas deaerator dan selanjutnya dibuang ke
atmosfir. Uap yang digunakan adalah uap yang berasal dari ekstraksi uap IP
Turbine.
2.8.2.22. Superheater
Fungsi utama superheater adalah untuk menaikan temperatur uap air
boiler menjadi diatas tingkat temperatur saturasinya, ketika uap memasuki
superheater pada kondisi yang sudah cukup kering maka uap kembali akan
menyerap panas yang mengakibatkan naiknya kembali temperatur uap dan
kondisi superheaterpun terbentuk dengan uap yang lebih kering lagi, yang
pada akhirnya dipakai unutk menggerakan Turbin tingkat pertama (High
Pressure Turbine).
PEMBAHASAN
Pada PLTU Rembang Lube Oil System pada Mill dikenal sebagai
peralatan yang digunakan untuk pelumasan pada roda gigi bearing planetary
gearbox ke motor pada sebuah gearbox. Selain sebagai pelumas, oil juga
berfungsi sebagai pembersih dari kotoran yang berakibat negatif pada mesin.
Di tank Lube Oil ada pompa yang berfungsi untuk mengalirkan oil ke
gearbox Mill. Setelah Oil tersebut di alirkan ke gearbox, oil tersebut akan
panas dan temperaturnya menjadi tinggi ( temperaturnya 45 s/d 55°C ), karena
di gunakan sebagai pelumasan pada gearbox maka oil tersebut harus di
dinginkan kembali ke cooling water menurunkan temperaturnya. Setelah oil
tersebut seusai dengan setandart pelumasan ( temperaturnya kira-kira 37°C)
maka oil tersebut akan kembali ke oil tank dan prosesnya akan terjadi terus
menerus.
3.1.6. Fungsi Pressure Switch Low Low Pada Lube Oil Mill
Seperti yang yang sudah dijelaskan di atas bahwa Pressure Switch
merupakan alat instrument yang bekerja saat mendapat pressure saat
mendapat tekanan, sesua dengan nilai yang diinginkan. Jika pressure switch
mendapat nilai set point yang ditentukan maka pressure switch akan
memberikan pergantian kontak atau sinyal ON, dan apabila pressure tidak
memenuhi set point yang ditentukan maka pressure switch tersebut akan
OFF. Pada lube oil mill saat terjadi pressure switch low low maka akan
memberikan sinyal pada lube oil pump untuk trip atau tidak bekerja hal ini
berfungsi untuk memproteksi pompa agar tidak terjadi kavitasi atau
kerusakan pompa. Pressure low bisa disebabkan karena filternya kotor atau
kekuatan pompanya kurang pumping, terjadinya penyumbatan di filter di
karenakan gesekan dari gearbox mill atau kotoran kotoran dari gear box yang
akhirnya tersumbat di filter yang menyebabkan kekuatan pompanya kurang
pumping.
Before After
Set Point
On Off On Off
KEGIATAN PRAKERIN
3. Persiapan kerja:
a. Urus izin kerja
b. Persiapkan APD
c. Persiapkan peralatan dan kebutuhan material
d. Lakukan koordinasi dengan bidng operasi dan PTW sehingga
dipastikan sistem aman
4. Pelaksanaan kerja
Pekerjaan instrument coal feeder system, item pengecekan:
a. Periksa temperatur indikator switch
b. Periksa dan cleaning panel coal feeder
c. Periksa dan cleaning panel SO2 analyzer
d. Periksa kebersihan junction box (JB) load cell
3. Persiapan kerja
a. Urus izin kerja
b. Persiapan keja
c. Persiapkan peralatan dan material
d. Lakukan koordinasi dengan bidang operasi dan PTW sehingga di
pastikan sistem aman
3. Persiapan kerja:
a. Urus izin kerja
b. Persiapkan APD
c. Persiapkan tool dan material
d. Lakukan koordinasi dengan bidang operasi dan PTW sehingga
dipastikan sistem aman
4. Pelaksanaan kerja
Antiscalent dosing pump A MED 1
a. Periksa dan bersihkan level indikator
b. Persiapkan dan bersihkan sight glass
c. Bersihkan line dan peralatan instrument
Antiscalent dosing pump B MED 2
d. Periksa dan bersihkan level indicator
e. Periksa dan bersihkan sight glass
f. Bersihkan line dan peralatan instrument
Antiscalent dosing pump A MED 2
g. Periksa dan bersihkan level indicator
h. Periksa dan bersihkan sight glass
i. Bersihkan dan bersihkan line instrument dan peralatan
3. Persiapan kerja :
a. Urus izin kerja
b. Persiapkan APD
c. Persiapkan tool dan material
d. Lakukan koordinasi dengan bidang operasi dan PTW sehingga
sistem dipastikan aman
5. Langkah-Langkah Kerja
4. Melihat lokasi kerja untuk mengetahui lokasi
5. Melihat dan mempelajari manufacturing drawing dan manual
instruction
6. Menyiapkan alat kerja yang akan digunakan
7. Buka cover pressure switch
8. Hubungkan probe pada pressure switch seperti gambar 4.3.5
9. Berikan besaran input sesuai range pressure switch tersebut
10. Ambil data pada saat switvh ON dan OFF
11. Catat hasilnya pada lembar kalbrasi pada kolom BEFORE
(UP)
12. Bandingkan nilai tersebut dengan nilai standard an hitung
erorya koreksi (eror) = penunjukan actual – standar X 100% range
13. Bila nilai terlalu besar melebihi toleransi, lakukan adjusment
14. Untuk adjustment kencangkan (putar ke kiri) set point adjusting
nut untuk menambah, putar ke arah kanan untuk mengurngi
15. Bila telah sesuai, catat hasilnya dilembar kolom kalibrasi pada
kolom AFTER
16. Bila ada kelainan berikut catatan pada lembar kalibrasi
3. Persiapan kerja :
a. Urus izin kerja
b. Persiapan APD
c. Persiapkan tool cdan material
d. Lakukan koordinasi dengan bidang operasi dan PTW sehingga
sistem dipastikan aman
4. Pelaksanaan kerja dan item pengecekan
a. Periksa penunjukan pressure indicator
b. Bersuhkan preesure indicator
c. Bersihkan line instrument
d. Periksa flow meter
e. Periksa electro peneumatic positioner
f. Periksa regulator udara
g. Periksa solenoid valve
3. Persiapan kerja:
a. Urus izin kerja
b. Persiapkan APD
c. Persiapkan tool dan material
d. Lakukan koordinasi dengan bidang operasi dan PTW sehingga
sistem dipastikan aman
4. Pelaksanaan krja:
e. Siapkan alat dan bahan untuk kalibrasi
f. Putar selektor multitester pada Ma (Mili Amper)
4. Pelaksanaan kerja :
a. Perika penunjukan temperature super heater di CCR
b. Periksa terminasi thermocouple
c. Periksa fungsi Oximeter
d. Periksa leakage detector
e. Periksa taping point dan line DP transmitter
f. Periksa fungsi DP transmitter
4. Pelaksanaan kerja:
a. Berikan besaran input control valve 4 Ma (Zero=100%) dan catat
pergerakan steam control valve pada posisi full close (zero). Bila
posisi tidak full close (zero) lakukan adjust sampai dicapai full
close (zero)
b. Berikan besaran input control valve 20 Ma (zero=100%) dan
catat pergerakan steam control valve pada posisi fill open (span).
Bila posisi tidak full open maka lakukan adjust sampai kondisi
full open (span)
c. Ikuti langkah a dan b sampai menemukan hasil yang akurat
d. Catat kalibrsi dengan memberikan input 4 Ma, 8 Ma, 12 Ma, 16
Ma dan 20 Ma (0%,25%,50%,75% dan 100%) range kerja
e. Catat kalibrsai yang meliputi output dan eror, maksimal eror yang
diijinkan = 2%
Eror % = penunjukan actual standart X 100%
Standart
3. Persiapan kerja :
a. Urus izin kerja
b. Persiapkan APD
c. Persiapkan tool dan material
d. Lakukan koordinasi dengn bidang operasi dan PTW sehingga
sistem dipastikan aman
4. Pelaksanaan kerja:
a. Check dan pastikan flow indicator inlet ke analyzer di setting rata
rata 150
b. Lakukan cleaning display pada analyzer dan cover sensor jika
kondisi kotor atau berdebu
c. Check dan pastikan line tube dan conector kondisi normal jika
terdapat kebocoran pada conector nipple segera lakukan
pengencangan
d. Periksa dan pastikan semua larutan yaitu calibrator standart
solution, regean solution dan cleaning solution dalam kondisi
level normal jika level kondisi low segera confirm ke cemical
crew ntuuk dilakukan pengisian kembali
e. Untuk silica analyzer lakukan pengecekan pipa kapiler dengan
cara:
Tekan menu > pilih start atau stop pump > enter (sampai reagen
pump dan sample pump off)
- Periksa line pipa kapiler untuk sample pump dan reagen pump
kondisi normal (tidak ada buntu dan tidak ada leak)
- Pastikan semua conector dan line tube baik itu reagen maupun
sample
Jika menemukan tube buntu dan leak segera lakukan penormalan
5.1. KESIMPULAN
2. PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang suatu perusahaan industri yang
bergerak dalam bidang produksi listrik terpercaya di tanah air Indonesia
dengan kapasitas 2 X 315 MW.
5.2. SARAN