Anda di halaman 1dari 92

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber energi yang


beraneka ragam, Sumber energi itu antara lain : minyak air, tenaga air, gas
alam, batu bara, panas bumi dan lain lain kebutuhan energi merupakan hal
yang penting bagi kehidupan manusia dan meningkatkan kesejahteraan
hidupnya. Salah satu kebutuhan energi yang hampir tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan manusia pada zaman modern ini yaitu kebutuhan energy
listrik.

Pemanfaatan energi listrik ini secara luas telah digunakan untuk


kebutuhan rumah tangga, komersil, instansi – instansi pemerintah, industri
dan lain lain. Untuk itu manusia berusaha untuk memperoleh energi istrik ini,
salah satu cara yang dilakukan adalah dengan membangun energi listrik ini,
Salah satu cara yang dilakukan dengan cara dengan membangun pusat - pusat
tenaga listrik. Di Indonesia terdapat berbagai pembangkit tenaga listrik yang
diantaranya adalah PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, dan PLTP.

PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) adalah pusat pembangkit


energi listrik yang prosesnya menggunakan uap untuk menghasilkan listrik.
PLTU Rembang merupakan salah satu perusahaan pembangkit listrik yang
terletak di Jln.Semarang KM 130 desa Leran dan desa Terahan Kecamatan
Sluke Kabupaten Rembang. PLTU ini mempunyai 2 unit pembangkit dengan
kapasitas masing masing unit sebesar 315 MW dan kapasitas listrik total
tenaga listrik yang dihasilkan adalah 630 MW. Energi listrik yang dihasilkan
PLTU Rembang nantinya disalurkan melalui udara tegangan tinggi (SUTT)
150 KV ke gardu induk 150 KV Rembang dan gardu induk 150 KV Pati dan
sekitarnya.

Dalam dunia industri pembangkitan tenaga listrik harus ada tenaga


tenaga tenaga yang handal untuk menghasilkan energi listrik yang memenuhi

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 1
kebutuhan listrik, didunia pembangkitan tenaga listrik ada beberapa pihak
seperti operator dan maintenance. Maintenance atau pemeliharaan ini
meliputi pemeliharaan mesin, listrik, instrument dan control ini seperti PLC,
control valve dan peralatan instrument lainya yang ada di PLTU Rembang.

Pusat pembangkit listrik terutama PLTU Rembang mempunyai banyak


peralatan, peralatan tersebut perlu di pelihara agar tetap efisien, tahan lama
serta tidak akan mengganggu proses produksi yang akan merugikan
perusahaan. Salah satu satunya pressure switch. Pressure switch adalah alat
yang digunakan untuk memberikan ssinyal ON/OFF pada proses selanjutnya
(PLC,DCS atau Relay) yang berhubungan dengan safety control. Seperti
peralatan lainya pressure switch juga butih dipelihara atau dirawat agar tidak
rusak dan tidak menghambat proses produksi.

Diharapkan dengan adanya kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) ini,


penulis dapat membagi ilmu kepada masyarakat yang masih awam terhadap
bidang ini terutama masalah ketenaga listrikan sehingga masyarakat dapat
memperoleh informasi yang berguna dikemudian hari. Maka pada laporan ini
saya memfokuskan pada pembahasan tentang Pemeliharaan Pressure Switch
Low Low Pada Lube Oil Mill System di PLTU Rembang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalahnya adalah

1. Apa yang dimaksud PRESSURE SWITCH LOW LOW?


2. Apa fungsi dari PRESSURE SWITCH LOW LOW?
3. Apa sajakah komponen pendukung PRESSURE SWITCH LOW LOW?
4. Apa saja bagian – bagian pendukung PRESSURE SWITCH LOW LOW?

1.3. Tujuan laporan

Tujuan dari ditulisnya laporan ini adalah :

1. Mengetahui apa itu PRESSURE SWITCH LOW LOW


2. Mengetahui fungsi PRESSURE SWITCH LOW LOW

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 2
3. Mengetahui bagian – bagian PRESSURE SWITCH LOW LOW

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari laporan ini adalah salah satu syarat kelulusan di
SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG dan Sertifikasi Kepembangkitan
(SKP)

1.3.2. TujuanKhusus

Dalam proyek akhir ini bertujuan mengetahui cara proses (PM)


Preventive Maintenance PRESSURE LOW LOW yang digunakan di PLTU
Rembang dengan menjelaskan alur dari sistem kinerja PRESSURE SWITCH
LOW LOW serta menangani gangguan – gangguan dan melakukan
pemeliharaan pada PRESSURE SWITCH LOW LOW sehingga menambah
kinerja dari sistem PRESSURE SWITCH LOW LOW untuk dapat bekerja
lebih optimal sebagai sistem penunjang produksi energi listrik yang
khususnya ada di PLTU Rembang.

1.4. Batasan Masalah


Laporan ini hanya membahas secara umum Pressure Switch Low Low
yang ada di PLTU Rembang
1.5. Waktu Pelaksanaan dan Tempat Prakerin
Waktu pelaksanaan prakerin adalah sebagai berikut :
Tanggal Prakerin : 11 Januari 2018 –11 September2018
Waktu Aktif : Senin – Jum’at (Sabtu & Minggu Libur)
Jam Prakerin : 07:30 – 16:00 WIB
Istirahat : 11:30 – 13:00 WIB (Senin - Kamis)
: 11:30 – 13:00 (Jum’at)
Tempat Prakerin : PT. PJB UBJ O & M PLTU Rembang

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 3
1.7. Sistematika penulisan

Laporan Praktek Kerja Industri disusun menurut rumusan masalah,


tujuan laporan, tujuan umum, tujuan khusus, batasan masalah, waktu
pelaksanaan dan tempat prakerin, sistematika penulis, dan metode
pengumpulan data.

1. BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang, tujuan penulisan, permasalahan,


metodologi, dan batasan masalah, serta sistematika penulisan

2. BAB II DASAR TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang dasar teori yang menjadi tumpuan atau
landasan untuk membahasan permasalahan dalam laporan akhir ini.

3. BAB III PEMBAHASAN


Dalam bab ini meliputi jenis pemeliharaan Pressure Switch Low Low,
cara kerja, cara kerja, spesifikasi peralatan pemeliharaan.
4. BAB IV KEGIATAN PRAKERIN

Dalam bab ini meliputi pengertian dan tujuan pemeiharaan atau operasi,
jenis – jenis pemeliharaan, jurnal kegiatan harian siswa prakerin

5. BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil praktek kerja
industry di PT.PJB UBJ O&M PLTU Rembang berdasarkan pembahasan
sesuai dengan judul.

1.8. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam menyusun laporan Praktek Kerja Industri ini penulis


menggunakan beberapa metode sebagai berikut :

1. INTERVIE / WAWANCARA

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 4
Dalam metode ini penulis melakukan wawancara secara langsung dengan
teknisi bidang Pembangkitan tenaga listrik.
2. OBSEVASI
Dalam metode ini penulis melakukan pengamatan secara langsung,
komponen pembangkit listrik yang ada di PLTU Rembang guna
melengkapi data-data laporan.
3. STUDY LITERARTUR
Dalam metode ini penulis membaca buku dari beberapa sumber yang ada
di perpustakaan PT.PJB UBJ O&M PLTU Rembang.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 5
BAB II

DASAR TEORI
2.1. Sejarah PT PJB Unit Bisnis Jasa O&M PLTU Rembang

Sekilas PT.PLN (persero) Pembangkit Lontar Sektor PLTU Rembang.


PT.PLN (persero) Proyek Rembang adalah satu unit kerja pembangkit di
PT.PLN (persero) pembangkit lontar, tugas pokok mengoperasikan dan
pemeliharaan mesin pembangkit, PT.PLN (persero) pembangkit lontar
terbentuk berdasarkan surat keputusan peraturan Presiden RI Nomor 71
Tahun 2006 tanggal 05 juli 2006 tentang penguasaan kepada PT.PLN
(persero) untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkitan tenaga
listrik yang menggunakan batubara. PLTU Rembang terletak di JL.Raya
Semarang-Surabaya Km.130 Sluke Rembang, dengan luas area, 54,9 Ha
hektar. Luas area ini adalah untuk rencana awal 2 unit PLTU. Pembangunan
proyek PLTU Rembang unit I dan II (2x315MW) merupakan wujud realisasi
komitmen perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga listrik di
pulau jawa, khususnya di Jawa Tengah serta untuk mengurangi pemakaian
bahan bakar minyak (BBM).

2.1.1. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi PT PJB
Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang
terkemuka dengan standar kelas dunia.
2. Misi PT PJB
a. Memproduksi tenaga listrik yang andal dan berdaya saing.
b. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata
kelola pembangkitan dan sinergi business partner dengan metode best
practise dan ramah lingkungan.
c. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai
kompetensi teknik dan manajerial yang unggul serta berwawasan bisnis.
3. Motto PT PJB

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 6
Produsen Listrik Terpercaya Kini dan Mendatang
Makna : Produsen listrik terpercaya mengandung pengertian bahwa PJB
merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik yang andal dengan EAF
yang tinggi, EFOR yang rendah dengan harga produksi sangat kompetitif.
Kini dan mendatang mengandung pengertian bahwa pembangkit PJB andal
dengan harga produksi yang kompetitif bukan hanya saat ini saja, tetapi
selamanya.

Gambar 2.1 Logo PT PJB (Pembangkitan Jawa Bali)

2.2. Lokasi Instansi / Perusahaan

PLTU Rembang terletak di Desa Leran dan Desa Trahan, Kec.Sluke,


Kab. Rembang pada koordinat 110°-111°30’ BT dan 6°30’-7° LS. LokasiPT
PJB UBJ O&M PLTU berjarak sekitar 137 km dari Semarang ke arah timur
dan menghadap ke utara Laut Jawa serta berjarak sekitar 600 meter dari jalan
utama pantai utara Jawa Tengah bagian timur.

Gambar 2.2 Lokasi PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 7
2.3. Struktur Organisasi

Gambar 2.3 Struktur Organisasi

Dalam menunjang produksi kerja pembangkit di PT PJB UBJ O&M PLTU


Rembang dilakukan pembagian wilayah kerja untuk meningkatkan
produktifitas. Wilayah kerja yang pertama adalah enjiniring, yang kedua

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 8
bidang produksi, dan yang terakhir bidang administrasi. Untuk masing-
masing bidang adalah sebagai berikut:

1. Pimpinan Tertinggi (General Manager)


Pimpinan tertinggi memiliki tugas utama mengelolapembangkit tenaga
listrik. Dengan rincian tugas sebagai berikut:
1. Menjabarkan tugas pokok, target tahunan, target kinerja.
2. Mengimplementasikan dan mengevaluasi kebijakan, program,
proses, dan prosedur.
3. Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan jasa O&M.
4. Meningkatkan kesiapan SDM.
5. Memberikan rekomendasi kepada Direksi dan Manajemen PLN
untuk meningkatkan kinerja PLTU Rembang.
6. Membuat laporan secara berkala yang mencakup progres, pencapaian
target, keberhasilan dan kendala kendala pengelolaan O&M sebagai
bahan masukan dan pengambilan keputusan lebih lanjut.

2. Manajer Operasi
Manajer operasi memiliki tugas mengelolakebijakanoperasi yang
meliputi:
1. Kinerja operasi.
2. Pengoperasian pembangkit.
3. Penjualan energi, manajemen bahan bakar.
4. Melakukan inovasi untuk memastikan agar produksi tenaga listrik
mencapai sasaran kontrak kinerja operasi yang ditetapkan.
3. Manajer Pemeliharaan
Tugas manajer pemeliharaan memiliki kewenangan sebagai berikut:
1. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan rencana anggaran.
2. Pelaksanaan pemeliharaan rutin dan non rutin untuk memastikan
kesiapan dan keandalan unit.
3. Bidang Engineering
a. Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengendalian operasi dan

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 9
pemeliharaan pembangkit, penyusunan Rencana Kerja Operasi dan
Pemeliharaan beserta anggarannya, analisis dan evaluasi program
peningkatan untuk availability, realibility dan efisiensi pembangkit.
b. Bertanggung jawab atas engioperasi dan pemeliharaan pembangkit.
c. Bertanggung jawab atas pengelolaan aplikasi system informasi
untuk mengoptimalkan proses bisnis dalam mencapai target kinerja
yang ditetapkan.
d. Bertanggung jawab melakukan verifikasi inventory.
4. Bidang Produksi
a. Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengaturan ketersediaan
bahan bakar dengan jumlah dan mutu yang memadai.
b. Bertanggung jawab atas perencanaan, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan kontrak operasi dan pemeliharaan pembangkit.
c. Bertanggung jawab atas pengelolaan transaksi tenaga listrik.
d. Bertanggung jawab atas manajemen lingkungan dan keselamatan
ketenagalistrikan.
5. Bidang Keuangan dan sumber Daya Manusia
a. Bertanggung jawab atas koordinasi penyusunan Rencana Kerja
anggaran Perusahaan (RKAP) serta pengelolaan anggaran, keuangan
dan arus kas secara akurat.
b. Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan proyek-proyek
PLTU dan pengusahaan pembangkit.
c. Bertanggung jawab atas pengelolaan pajak dan asuransi yang efektif
serta memberi proses pengadaan barang dan jasa yang efisien dan
memberi nilai tambah bagi perusahaan.
d. Bertanggung jawab atas pengelolaan organisasi, SDM, hukum,
komunikasi, kemitraan, dan bina lingkungan, keamanan, fasilitas.
e. administrasi, dan kesekertaratan untuk mendukung pencapaian
kinerja sesuai target yang ditetapkan.
6. Manajer Logistik
Manajer Logistik memiliki tugas melakukan manajemen
logistik yaitu mengurus sistem untuk mengawasi proses arus dari

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 10
logistik dari mulai penyimpanan, pengantaran yang strategis untuk
material, bahan-bahan atau suku cadang, dan juga barang jadi atau
produk akhir agar dapat mencapai tujuan dan sasaran Unit Bisnis
Jasa O&M PLTU Rembang yang telah ditetapkan sesuai dengan
kontrak kinerja yang ditetapkan oleh Direksi.

2.4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Data penelitian hampir semua kecelakaan kerja terjadi pada saat proyek
dibangun atau sudah berjalan, disebabkan oleh human error. Namun demikian
faktor mesin atau peralatan juga tidak dapat dikesampingkan, karena kedua
faktor tersebut juga menentukan kualitas kerja.
Kualitas kerja akan semakin baik jika angka kecelakaan kerja akibat
hasil interaksi kedua faktor tersebut dapat ditekan sedemikian rupa, bahkan
sangat baik jika tidak ada faktor kecelakaan /zero accident kepada manusia.
Mengingat pentingnya peran K3 dalam menjaga dan meningkatkan kualitas
kerja, biasanya perusahaan yang memiliki resiko kecelakaan tinggi. K3 dibuat
sebagai organisasi dan bergerak khusus dalam menangani masalah yang
berkaitan denga safety.
Berikut adalah beberapa peraturan-peraturan yang berkaitan dengan K3:
1) UU No. 1/tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2) Peraturan Mentri Tenga Kerja Republik Indonesia
a) No. 2/tahun 1970 tentang pembentukan P2K3 (Panitia Pembina K3)
b) No. 2/tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan kerja
c) No. 1/tahun1981 tentang kewajiban melaporkan penyakit akibat
kerja
d) No. 3/tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan tenaga kerja
e) No. 4/tahun 1987 tentang tata cara pembentukan P2K3 dan
AK3(Ahli K3)
f) No. 5/men/1996 tentang SMK3 (Sistem Manajemen K3)
2.5. Teori Dasar PLTU

Dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) diperlukan


sebuah alat untuk membangkitkan sistem tenaga listrik yaitu generator.
Generator membutuhkan tenaga penggerak yang berupa tenaga putar untuk

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 11
dapat menghasilkan tenaga listrik. Sistem pembangkit tenaga uap,tenaga
putarnya diperoleh dari uap bertekanan tinggi yang dihasilkan boiler,
kemudian uap tersebut digunakan untuk memutar turbine uap, sehingga
menghasilkan tenaga putar untuk memutar generator listrik. Dimana sistem
pembangkit tenaga listrik sektor Rembang terdapat 2 macam pemurniaan air,
yaitu : Desalination dan Water Treatment. Tenaga panas yang dibutuhkan
ketel uap untuk memproduksi uap dapat diperoleh melalui proses pembakaran
antara bahan bakar dan udara. Bahan bakar di sini yang digunakan adalah
batubara.

Energi panas yang dihasilkan dari pembakaran di tranfer ke dinding-


dinding pipa penguapan pada ketel uap, baik secara radiasi maupun konveksi.
Sehingga air yang berada pada pipa-pipa penguapan akan mendidih dan
menghasilkan uap yang kemudian terkumpul dalam suatu tempat yang
disebut dengan silinder uap (steam drum). Untuk menghasilkan uap kering,
uap dari steam drum dipanaskan lagi di super heater/boiler. Uap kering yang
dihasilkan kemudian digunakan untuk menggerakan turbine dan akan
diteruskan untuk memutar generator listrik.
Tenaga yang dihasilkan generator listrik dibawa ke Transformator
UAT (Unit Auxalary Transformator) yang kemudian tegangannya diturunkan
menjadi 6,3 kV untuk pemakaian unit sendiri dan GT (Generator
Transformator) yang tegangannya akan dinaikkan menjadi 150 kV yang
kemudian diteruskan ke saluran tenaga listrik dan selanjutnya ditransmisikan
ke gardu-gardu induk dan gardu-gardu didistribusi untuk diteruskan ke
konsumen.
Pusat pembangkit tenaga listrik adalah produsen energi listrik,
merupakan bentuk energi berguna karena dengan mudah dapat diubah hampir
ke semua bentuk energi dengen konversi energi yang tinggi. PT. PJB UBJOM
PLTU Rembang untuk proses pembakaran menggunakan bahan utama
batubara dan untuk awal pembakaran menggunakan bahan bakar HSD (High
Speed Diesel)/solar.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 12
2.6. Siklus Proses Alur Produksi Listrik

PLTU Rembang dirancang untuk memproduksi listrik menggunakan


batubara LRC (Low Rank Coal) dan MRC (Medium Rank Coal) sebagai
bahan bakar utama. HSD (High Speed Diesel) sebagai bahan bakar pemantik
pada awal penyalaan dengan bantuan udara panas bertekanan. Panas hasil
pembakaran digunakan untuk memanaskan air hingga menghasilkan uap
yang digunakan untuk memutar turbine. Putaran turbine tersebut digunakan
untuk memutar generator hingga menghasilkan listrik. Untuk lebih jelasnya,
alur produksi listrik di PLTU Rembang dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Alur Produksi Listrik pada PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
Pada Gambar 2.4 dapat dibagi dalam beberapa siklus diantaranya yaitu
siklus bahan bakar (Batu bara), siklus uap dan air, dan siklus produksi listrik.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 13
2.7. Siklus Uap dan Air

Air merupakan bagian yang sangat penting di dalam proses


pembangkitan listrik tenaga uap. Fungsi di dalam PLTU adalah sebagai media
penyalur energi dari proses pembakaran batubara untuk menguapkan air
menjadi uap kering yang digunakan untuk memutar turbine dan turbine akan
memutar generator yang akan menghasilkan listrik. dalam proses air yang
digunakan harus memiliki kualitas yang dibutuhkan agar proses pembangkitan
listrik agar maksimal. Maka dari hal tersebut terdapat proses pengkondisian
air laut menjadi air demin yang sesuai dengan yang dibutuhkan untuk
diuapkan di dalam boiler menjadi uap panas lanjut. Siklus air didalam sistem
air utama PLTU dibagi menjadi 2 bagian, yaitu air pengisi dan air penambah.

Gambar 2.5 Siklus Uap dan Air


Air penambah merupakan air yang ditambahkan untuk mengisi sistem
air tertutup apabila levelnya berkurang. Air penambah berasal dari air laut
hasil filtrasi menggunakan saringan pantai, bar screen, trashrack, dan
traveling bar screen untuk menghilangkan kotoran yang terbawa ketika
dipompa oleh sea water pump menuju clorination. PLTU Rembang memiliki

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 14
4 buah sea water pump. Di dalam clorination plant air laut ditambahkan zat
klorin yang bertujuan untuk menghilangkan biota laut yang lolos dari filtrasi.
Air laut hasil clorination akan masuk ke dalam destilation plant untuk
menghilangkan kadar garam dari air tersebut menjadi raw water. Destilation
plant PLTU Rembang memiliki kapasitas 2 x 3000 t/d dengan desain tekanan
-1/+0.05 bar g dengan temperatur 90oC efisiensi 0.85. selanjutnya raw water
ditampung kedalam raw water tank yang berkapasitas 2000 m3/h untuk
memenuhi kualitas air pengisi boiler atau demin water yang memiliki
conductivity ≤ 1μ/Cm, kadar Chlorida (Cl) ≤ 100 ppb, ferro (Fe) ≤50 ppb,
SiO2 ≤ 20 ppb. Untuk air yang tidak memenuhi kualitas, air tersebut akan di
tampung di waste water treatment plant untuk dinetralkan sebelum dibuang
kembali ke laut. Ketika kualitas demin water terpenuhi, demin water akan
disimpan kedalam demin water tank yang berkapasitas 2 x 1500 KL. Ketika
level dari air hasil kondensasi untuk siklus tertutup berkurang, maka akan
ditambahkan demin water, penambahan tersebut terjadi didalam condensate
storage tank yang berkapasitas 110 m3.
Siklus air pengisi merupakan siklus air pengisi steam drum yang berasal dari
sirkulasi tertutup air dan uap. Siklus bermula dari condensate pump yang
mengalirkan air condensate menuju deaerator dengan melewati beberapa
komponen lain. Diantaranya adalah condensate polishing yang berisi resin
anion dan kation dengan desain tekanan 3.5 Mpa dengan temperatur 60oC
untuk menangkap kotoran yang terkandung didalam air kondensat yang
berasal dari korosi jalur air dan kebocoran kondensor. Selanjutnya melaui
gland steam condenser dengan luasan 110 m3 digunakan untuk melapisi atau
menghalangi uap yang keluar dari celah – celah sudu turbin dengan cara
menyemprotkan uap bertekanan 0.0915 MPa yang berasal dari steam header
kemudian dikondensasikan kondensor dan digunakan untuk memanaskan air
kondensat bertekanan 4.3 MPa sebelum masuk ke deaerator. Selanjutnya air
kondensat akan memasuki pemanasan awal didalam low preasure heater
(LPH) yang berbentuk shell and tube dengan memanfaatkan panas dari bypass
uap low pressure turbine. PLTU Rembang memiliki 4 LPH setiap unitnya,
yaitu LPH#8 dengan heating surface 950 mm, LPH#7 dengan heating surface

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 15
650 mm, LPH#6, dan LPH#5 dengan heating surface 600 mm. Selanjutnya air
kondensat masuk kedalam deaerator untuk menghilangkan O2 didalamnya
dengan cara menyemprotkan uap dari intermediate pressure turbine.
Deaerator PLTU Rembang memiliki volume 160 m3 dengan kapasitas output
1080 t/h pressure 1 MPa dengan temperatur 350oC. Selanjutnya air pengisi
tersebut masuk boiler feed pump (BFP) untuk dipompakan kedalam boiler.
BFP PLTU Rembang memiliki 3 buah setiap unitnya. 2 berjenis BFPT yang
di gerakkan oleh uap boiler dan 1 MBFP yang di gerakkan oleh motor. Semua
memiliki kapasitas 410 m3/h kecepatan 1480 r/min. Sebelum masuk boiler air
mengalami pemanasan awal lanjut di dalam high preassure heater (HPH)
dengan memanfaatkan bypass uap panas dari high preassure turbine. HPH
PLTU rembang berjenis shell and tube berjumlah 3 buah dengan HPH#3
heating surface sebesar 1080 mm, HPH#2 heating surface 1400 mm dan pada
HPH#1 heating surface sebesar 1260 mm. Air yang masuk boiler dengan
temperatur 277oC bertekanan 17,9 MPa. Selanjutnya air tersebut masuk steam
drum untuk dipanaskan dan dipisahkan air dengan uap. Air akan turun
melewati down comers dan dipanaskan lagi di dalam wall tube yang
berkapasitas 138 m3 dan uap akan dilewatkan ke superheater. Di dalam
superheater uap basah yang berasal dari steam drum akan dipanaskan hingga
menjadi uap kering. Superheater memiliki bagian – bagian untuk
meningkatkan suhu uap secara bertahap. Yang pertama adalah ceiling
superheater, low temperature superheater memanaskan dengan temperatur
455oC untuk menghasilkan uap kering dengan temperatur 430.5oC – 431.8oC.
Selanjutnya larger platen superheater uap kering dipanaskan dengan
temperatur 466.5oC – 468.2oC untuk menghasilkan uap panas 432.8oC –
436.7oC. Selanjutnya real platen superheater melakukan pemanasan 508.1oC
– 508.5oC hingga menghasilkan uap panas 492oC – 497.2oC. dan yang terakhir
adalah high temperature superheater yang menghasilkan uap kering final
537.7oC – 538.9oC bertekanan 17.4 MPa. Uap panas final tersebut akan
diekspansikan kedalam HP turbine yang memiliki 8 tingkat dengan tekanan
turun menjadi 40 kg/cm2 dengan temperatur 300oC. Uap panas hasil HPH
harus masuk kedalam reheater di boiler kembali untuk menaikkan entalpinya

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 16
dan temperaturnya agar menjadi 500oC kembali untuk diekspansikan kembali
kedalam intermediate pressure turbine menjadi bertekanan 10 kg/cm2 dengan
temperatur 300oC, dan langsung diekspansikan kembali menjadi bertekanan
56 mmHg (vacum) suhu 40oC. Selanjutnya uap tersebut dikondensaiskan di
condenser. Condenser PLTU Rembang memiliki model N-13760 dengan
kapasitas steam flow 618 ton/h dan circulating water flow 48500 m3/h. Proses
kondensasi uap tersebut menggunakan sistem pendinginan air terbuka dari
temperatur 30oC menjadi 37oC. Sistem air terbuka ini dipompa oleh
circulating water pump (CWP). CWP PLTU Rembang berjumlah 4 buah
untuk 2 buah condenser pada 2 unit yang masing – masing CWP memiliki
kapasitas head total 18 m input power 1.8 MW. Rotating speed 425 rpm
dengan efisiensi 86% dengan menggunakan pendinginan bertingkat (oli
mendinginkan bearing, oli didinginkan air demin yang disirkulasi) pada
bearing CWP akan melewati debris filter untuk proses penyaringan agar air
pendingin kondensor tidak merusak tube – tube condenser, air pendingin akan
dibuang kelaut dengan sisi yang berjauhan dari sisi inlet air pendingin, dan
untuk uap air dari low preassure heater akan berubah menjadi air kondensat
lalu masuk kedalam condensate storage tank untuk melanjutkan siklus
tertutup.

Dalam siklus uap dan air di PLTU terdapat banyak alat yang dilalui.
Adapun alat – alat yang dilalui oleh siklus uap dan air adalah sebagai berikut:
2.8. Peralatan Uap dan Air pada PLTU
2.8.1. Komponen Utama

2.8.1.1. Boiler
Adalah peralatan utama / Vital disamping peralatan vital lainnya yaitu
Turbine dan Generator. Boiler PLTU merupakan sarana transformasi energi
thermal dari proses pembakaran bahan bakar menjadi Energi Potensial Uap.
Uap yang dihasilkan umumnya uap bertekanan tinggi 90 bar sampai 200 Bar,
dan ada juga sampai tekanan Superkritis 225 Bar yang disebut Once Through
Boiler. Konstruksi Boiler ada beberapa macam, seperti Bottom Supporting
Boiler ( Boiler duduk ) dan Pendent Supporting Boiler ( Boiler menggantung

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 17
). Di dalam Boiler ada beberapa alat yang berfungsi untuk mengolah air yaitu,
ekonomizer, steam drum, superheater, dan juga reheater. Boiler terdapat dua
buah Boiler yang pertama unit 10 dan yang kedua unit 20.

Gambar 2.6 Boiler

2.8.1.2. Turbine
 High Pressure Turbine (HP Turbine)
HP Turbine merupakan turbin uap bertekanan tinggi. Uap dari Boiler
dengan tekanan dan suhu tinggi digunakan untuk memutar sudu turbin.
Poros HP Turbine menjadi satu dengan poros IP Turbine dibagi menjadi dua
jalur yaitu menuju HP heater. Tapi presentase yang paling banyak adalah
menuju reheater karena akan digunakan untuk memutar sudu IP turbine. HP
Turbine terdiri dari 8 baris sudu (8 tingkat).

Gambar 2.7 High Pressure Turbine (HP Turbine)

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 18
 Intermediate Pressure Turbine (IP Turbine)
IP Turbine merupakan turbine tekanan menengah. Uap yang digunakan
untuk memutar sudu IP Turbine adalah uap dari HP Turbine yang sudah
dipanaskan ulang di reheater. Uap yang keluat dari IP Turbine digunakan
untuk beberapa alat, antara lain ke LP Turbine (yang paling banyak ), ke HP
Heater, BFPT (Boiler Feed Pump Turbine), dan juga Deaerator. IP Turbine
terdiri dari 6 baris sudu (6 tingkat).

Gambar 2.8 Intermediate Pressure Turbine (IP Turbine)

 Low Pressure Turbine (LP Turbine)


LP turbine merupakan turbin tekanan rendah yang porosnya
dikopel langsung dengan poros Generator. Uap yang digunakan untuk
memutar sudu LP turbine adalah uap yang keluar dari IP Turbine, sehingga
uapnya tidak perlu dipanaskan lagi. LP Turbine inilah yang memutar poros
Generator dan kemudian Generator menghasilkan listrik. Uap yang keluar
dari LP Turbine juga masih ada yang digunakan kembali disamping
dikondensasikan di condenser. Uapnya digunakan antara lain pada LP
Heater, dan juga gland steam condenser. LP Turbine ada dua buah dan
masing-masing terdiri dari 6 baris sudu (6 singkat). Uap yang keluar dari LP
Turbine akan dialirkan ke condenser untuk dikondensasikan dan kemudian
air kondensatnya digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 19
Gambar 2.9 Low Pressure Turbine (LP Turbine)

2.8.1.3. Generator
Generator merupakan alat yang berfungsi untuk menghasilkan listrik.
Generator ini dibantu oleh sistem eksitasi untuk memperkuat medan magnet
pada Generator. Pada generator dihasilkan listrik dengan daya ±300
MW dengan tegangan 20 kV. Generator pada PLTU Rembang ini harus
diputar dengan kecepatan 3000 rpm untuk dapat menghasilkan daya
300 MW tersebut.

Gambar 2.10 Generator

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 20
2.8.1.4. Transformator
Pada PLTU Rembang, trafo berfungsi untung menaikkan rating
tegangan dari 20 kV menjadi 150 kV. Tujuannya adalah agar energinya
tidak habis saat transmisi karena jarak yang begitu panjang.

Gambar 2.11 Transformator

2.8.2. Komponen Bantu

2.8.2.1. Saringan Pantai (Coarse Screen)


Saringan Pantai atau coarse screen adalah saringan pertama dari system
air pendingin sisi air laut yang berfungsi untuk menyaring kotoran yang
terapung.

Gambar 2.12 Saringan Pantai (Coarse Screen)

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 21
2.8.2.2. Bar Screen
Bar Screen adalah saringan kedua dari system air pendingin sisi air laut
setelah saringan pantai yang berfungsi untuk menyaring kotoran yang
melayang.

Gambar 2.13 Bar Screen


2.8.2.3. Travelling Band Screen
Travelling Band Screen adalah saringan yang berfungsi untuk
menyaring kotoran setelah berputar untuk mengangkat kotoran yang
tertangkap setelah itu akan di semprot dengan Screen Wash Pump untuk
menjatuhkan kotoran yang menempel pada travelling screen dan ditampung
pada tempat penampungan kotoran.

Gambar 2.14 Travelling Band Screen

2.8.2.4. Circulating Water Pump (CWP)


Circulating Water Pump merupakan sebuah pompa besar yang
digunakan untuk memompa air laut yang sudah disaring menuju
condenser. Pompa CWP ada 4 buah yang terpasang secara vertical dengan

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 22
penggerak motor listrik yang besar. Type CWP yang digunakan di PLTU
Rembang adalah 1800 hlbk-18.

Gambar 2.15 Circulating Water Pump (CWP)

2.8.2.5. Desalination Pump (Seawater Pump)


Desalination Pump merupakan komponen yang digunakan untuk
memompa air laut dari hasil filtrasi yang kemudian menuju chlorination plant
dan akhirnya ke desalination plant. Chlorination Plant sendiri merupakan
tempat pengolahan air untuk menghilangkan biota-biota laut dengan
menambah zat chlorine, dimana zat chlorine tersebut didapatkan dari hasil
reaksi kimia yang diberikan aliran listrik.

Gambar 2.16 Desalination Pump (Sea water Pump)

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 23
2.8.2.6. Desalination Plant
PLTU Rembang menggunakan MED (Multi Effect Desalination)yang
merupakan tempat pengolahan air laut menjadi air tawar (Raw Water) dengan
cara menghilangkan kadar garam dari air laut. Prinsipnya yaitu dengan
memanaskan air laut menggunakan uap dari turbine hingga temperatur air
menguap, Kemudian uap air laut dan air laut yang dihasilkan dipisahkan
menggunakan demister. Uap tersebut dikumpulkan kemudian dikondensasi
sehingga menjadi air lagi. Air hasil kondensasi tersebut adalah air tawar.
Sedangkan larutan dari air laut yang tidak menguap (brine) dibuang.

Gambar 2.17 Desalination Plant

2.8.2.7. Raw Water Tank (RWT)


Raw water tank berfungsi untuk menyimpan air hasil desalinasi
sebelum dialirkan ke WTP (Water Treatment Plant). Di PLTU Rembang
terdapat 2 tanki dengan kapasitas sebesar 2× 3750 kilo liter.

Gambar 2.18 Raw Water Tank (RWT)

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 24
2.8.2.8. Water Treatment Plant (WTP)
Water treatment plant merupakan tempat pengolahan air tawar dari
raw water tank untuk dijadikan demineralized water (air bebas dari mineral
– mineral). Pada WTP digunakan resin anion dan kation yang menangkap
mineral-mineral yang masih terkandung pada raw water.

Gambar 2.19 Water Treatment Plant (WTP)

2.8.2.9. Demin Water Tank (DWT)


Demin water tank adalah bak penampung untuk menyimpan demin
water hasil dari WTP sebelum dialirkan condensate tank sebesar 2 x 1500
kiloliter.

Gambar 2.20 Demin Water Tank (DWT)

2.8.2.10. Waste Water Treatment Plant (WWTP)


Sebagaimana ditunjukkan dalam Diagram Proses dan Instrumentasi,
Plant Pengolahan Air Limbah sebagian besar terdiri dari kolam penampungan
air limbah, tangki WWTP Pre-neutralization, tangki koagulasi WWTP,

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 25
tangki flokulasi WWTP, Tangki Clarifier WWTP, Tangki air bersih (Final
Neutralization) dan WWTP Sludge Dewatering System, maupun Ash Pond
dan Coal Yard Run-off Pond yang dilengkapi dengan Sistem Injeksi Asam.
Air limbah dari sump pits dan tangki CPI Separator dipompa dan
dikumpulkan di dalam kolam penampungan air limbah. Dari kolam
penampungan ini, air limbah kemudian dipompa ke plant pengolahan air
limbah untuk proses penghilangan padatan, bahan kimia, besi dan proses
netralisasi. Kecepatan aliran air limbah diukur dengan magnetic flow meter.
Dari proses netralisasi akhir, air olahan selanjutnya dipompa keluar menuju
air laut yang mana kualitasnya seperti kualitas air olahan (lihat paragraph 1B
Proses Desain). Sementara itu, kelebihan air dari coal yard run-off dan ash
run-off dikumpulkan dalam kolam tampungannya masing-masing untuk
kemudian akan mengalami proses penghilangan padatan dan pengolahan
kimiawi untuk penurunan nilai pH. Air olahan ini kemudian untuk
selanjutnya akan dipindahkan ke saluran pembuangan. Proses pengolahan air
limbah dideskripsikan seperti berikut ini.
a. Perlengkapan:
Unit ini terdiri dari dua (2) unit tangki besar terbuat dari beton yang
dilengkapi dengan surface aerator, system injeksi H2O2 (Hydrogen
Peroxide), pompa transfer air limbah, dan level switch.
b. Cara Kerja:
Air limbah dikumpulkan dalam kolam penampungan.Sebuah aerator
yang dipasang terapung di atas permukaan air, dijalankan, untuk
mencampur air limbah yang masuk
hingga homogen.Hydrogen Peroxide (H2O2) diinjeksikan dengan
pompa takar ketika level COD tinggi dan besi masuk ke dalam kolam
penampungan. Pengoperasian surface aerator dilakukan dengan
menyemprotkan air ke udara sehingga akan membantu berlangsungnya
proses oksidasi dari bahan organic dan besi.
Apabila air berada dalam kondisi level minimum (ketinggian +3.35 = low
water level/LWL), maka air limbah dalam tangki ini dipompa ke unit

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 26
netralisasi WWTP hingga menunjukkan level air rendah (1 meter dari
puncak papan, ketinggian +3.35).
c. Kegunaan:
Unit ini digunakan untuk mengumpulkan semua air limbah.

Gambar 2 20 Waste Water Treatment Plant (WWTP)

2.8.2.11. Condensate Tank


Condensate tank merupakan bak penampung air demin. Air yang
ditampung di condensate tank ini digunakan untuk menambah air kondensat
jika sistem membutuhkan air dan sebagai air umpan saat start awal.

Gambar 2.21 Condensate Tank

2.8.2.12. Condenser
Condenser adalah alat yang digunakan untuk mengondensasikan uap
dari LP turbine, dalam condenser. Uap mengalir diluar pipa- pipa condenser

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 27
melewati air laut yang mengalir didalam pipa-pipa condenser. Air laut hanya
sebagai media pendinginan, jadi setelah digunakan untuk mendinginkan uap
maka air laut langsung dialirkan keluar condenser. Dan uap yang telah
didinginkan dan menjadi air dipompa kemballi untuk dipanaskan dalam
Boiler.

Gambar 2.22 Condenser

2.8.2.13. Condensate Pump


Condensate pump berfungsi untuk mengalirkan air kondensat dari
hotwell melintasi sitem air kondensate menuju ke deaerator. Sistem
kondensate memiliki 2 buah pompa kondensat yaitu 1 untuk cadangan (stand
by) dan satu lagi beroperasi. Jenis pompa yang banyak di pakai adalah pompa
sentrifugal bertingkat (multy stage).

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 28
Gambar 2.23 Condensate pump

2.8.2.14. Condensate Polishing Device


Condensate polishing device sendiri berupa tangki yang didalamnya
berisi resin kation dan resin anion. Fungsinya adalah untuk menangkap
impurities (kotoran) yang terkandung dalam air kondesat. Impurities
berasal dari kotoran korosi jalur air dan uap juga bisa berasal dari
kebocoran kondensor. Jika konduktivitas air kondensat naik melebihi batas
yang diijinkan maka condensate polishing device akan mengurangi nilai
konduktivitas air kondensat.

Gambar 2.24 Condensate Polishing Device

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 29
2.8.2.15. Gland Steam Condenser
Gland steam condenser merupakan alat yang digunakan untuk melapisi
atau menghalangi uap yang keluar dari celah – celah sudu turbin dengan cara
menyemprotkan uap yang berasal dari steam header dan kemudian
dikondensasikan dari kondensor, serta digunakan untuk memanaskan air
condensate sebelum masuk ke deaerator.

Gambar 2.25 Gland Steam Condenser

2.8.2.16. Low Pressure Heater (LP Heater)


Low Pressure Heater merupakan pemanas awal air pengisi sebelum
masuk ke deaerator. Media pemanasannya adalah uap yang diambi dari Low
Pressure Turbine. Di PLTU Rembang menggunakan 4 low pressure heater
yaitu LPH#8, LPH#7, LPH#6, dan LPH#5 untuk setiap unit.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 30
Gambar 2.26 Low Pressure Heater (LP Heater)

2.8.2.17. Deaerator
Deaerator adalah alat yang digunakan untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan kadar gas O2 dari air pengisi. Deaerator juga berfungsi
sebagai pemanas kontak langsung dengan air pengisi. Karena didalam
deaerator uap dan air pengisi sama-sama disemprotkan didalam dearator.
Uap akan memisahkan gas dari air pengisi untuk kemudian gas-gas tersebut
bergerak dengan cepat kebagian atas deaerator dan selanjutnya dibuang ke
atmosfir. Uap yang digunakan adalah uap yang berasal dari ekstraksi uap IP
Turbine.

Gambar 2.27 Deaerator

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 31
2.8.2.18. High Pressure Heater (HP Heater)
High pressure heater merupakan alat pemanas kedua air pengisi boiler
dari deaerator setelah LP Heater. Prinsip kerjanya sama, bedanya adalah pada
LP tekanannya rendah karena uap yang digunakan berasal dari ekstraksi uap
LP Turbine. Sementara untuk HP heater, uap yang digunakan adalah uap
yang berasal dari ekstraksi uap HP Turbine dan IP Turbin, sehingga uap
yang digunakan di HP Heater tekanannya tinggi. HP Heater di PLTU
Rembang untuk setiap unit berjumlah tiga buah dan disusun seri.

Gambar 2.28 High Pressure Heater (HP Heater)

2.8.2.19. Boiler Feed Pump Turbin


Boiler Feed Pump adalah jenis khusus dari pompa yang digunakan
untuk memompa air ke dalam boiler steam. Air dapat baru disediakan atau
kembali kondensat yang dihasilkan sebagai hasil dari kondensasi uap yang
dihasilkan oleh boiler. Pompa ini biasanya unit tekanan tinggi yang
mengambil hisap dari sistem kondensat kembali dan dapat dari pompa
sentrifugal tipe atau jenis perpindahan positif.Di PLTU Rembang ini
menggunakan 3 buah pompa air pengisi pada masing-masing unit.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 32
Gambar 2.29 MBFP (Motor Boiler Feed Pump)

Gambar 2.30 BFPT ( Boiler Feed Pump Turbine )


2.8.2.20. Economizer
Economizer berfungsi untuk membantu meningkatkan efisiensi boiler
dengan cara mengambil panas yang masihterkandung pada flue gas yang
keluar dari bagian super heater terakhir.Pada Economizer, panas ditransfer ke
feed water yang masuk dengan temperatur yang jauh lebih rendah daripada
uap yang tersaturasi. Secara umum economizer diatur untuk dapat
mengakomodasi arah aliran berlawanan, antara arah gas yang kebawah dan
air yang keatas.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 33
Gambar 2.31 Economizer
2.8.2.21. Steam Drum
Steam Drum berfungsi untuk menampung air dan memisahkan uap,
sehingga yang masih berbentuk air akan turun kembali melalui Down Comer,
sedangakan yang telah berubah wujud menjadi uap akan naik keatas melewati
primary & secondary separators. Di dalam Steam Drum juga terdapat screen
dryer untuk mengeringkan kelembaban uap setelah dipisahkan dari air.

Gambar 2.32 Steam Drum

2.8.2.22. Superheater
Fungsi utama superheater adalah untuk menaikan temperatur uap air
boiler menjadi diatas tingkat temperatur saturasinya, ketika uap memasuki
superheater pada kondisi yang sudah cukup kering maka uap kembali akan
menyerap panas yang mengakibatkan naiknya kembali temperatur uap dan
kondisi superheaterpun terbentuk dengan uap yang lebih kering lagi, yang
pada akhirnya dipakai unutk menggerakan Turbin tingkat pertama (High
Pressure Turbine).

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 34
Gambar 2.33 Superheater
2.8.2.23. Reheater
Reheater merupakan bagian dari boiler yang berfungsi untuk
memanaskan kembali uap yang keluar dari HP Turbine pada tekanan
tetap sedangkan temperatur naik. Prinsipnya adalah uap hanya dilewati lagi
diruang bakar.

Gambar 2.34 Rehater

2.8.2.24. Produksi Listrik


Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator, maka kedua poros
memiliki jumlah putaran yang sama. Ketika telah mencapai putaran nominal
3000 rpm, pada Rotor Generator dibuatlah magnetasi dengan Brushless
Excitation System dengan demikian Stator Generator akan membangkitkan
tenaga listrik dengan tegangan 23 kV. Listrik yang dihasilkan
kemudian disalurkan ke Generator Transformer untuk dinaikkan
tegangannya menjadi 150 kV. Sebagian besar listrik tersebutdisalurkan
kesistem jaringan terpadu (interkoneksi) se Jawa-Bali melalui saluran udara

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 35
tegangan ekstra tinggi 500 kV dan sebagian lainnya disalurkan ke gardu
induk Rembang, Pati dan Blora melalui saluran udara tegangan tinggi
150 kV.
Dalam proses produksi listrik di PLTU terdapat banyak alat
yang dilalui. Adapun alat-alat yang dilalui adalah sebagai berikut:

2.8.2.25. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)


Saluran udara tegangan tinggi digunakan sebagai jalur transmisi dari
energi listrik yang sebelumnya telah dinaikkan tegangannya menuju ke gardu
induk.

Gambar 2.35 Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)

2.8.2.26. Siklus Bahan Bakar (Batubara)


Agar proses terus berjalan, pasokan batu bara harus selalu tersedia,
sedangkan batubara tersebut didatangkan dari Kalimantan melalui jalur laut.
Sehingga dibutuhkan sistem yang dapat menampung batubara agar
pasokannya tetap tersedia untuk pembangkitan. Didalam siklus batubara
terdapat dua proses yang masing – masing memiliki opsi lajur yang dilalui,
yaitu :
1. Proses loading merupakan proses pengisian.
2. Proses unloading merupakan proses pembongkaran.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 36
Gambar 2.36 Siklus Bahan Bakar (Batubara)
Setiap batu bara yang ada di PLTU Rembang dipasok oleh supplyer
melalui jalur laut menggunakan tongkang. Proses pembongkaran tongkang
dilakukan di Jetty menggunakan Ship Unloader. Ship Unloader yang ada di
PLTU Rembang dilengkapi 4 drum wire – rope trolley. Prinsip kerjanya yaitu
mengangkut batu bara dari kapal tongkang atau kapal pengangkut batu bara
menggunakan grab kemudian di unload material batu bara ke hopper ship
unloader yang kemudian di umpankan ke belt conveyor. Belt conveyor pada
siklus ini digunakan untuk memindahkan batu bara dari tongkang menuju
coal yard ataupun menuju unit.
Belt Conveyor (BC) yang ada di PLTU Rembang terdapat 10 belt
conveyor yang memiliki fungsi masing – masing. BC 1 bekerja pada area ship
unloader ke junction tower 1. Junction tower (JT) merupakan bangunan yang
berisi komponen diverter gate yang terdapat pada two/three way chute yang
berfungsi untuk membagi dan mengubah aliran batubara. BC2 mengalirkan
batubara dari JT1 ke JT2. BC 3 terdapat 2 bagian yaitu BC 3A dan BC 3B
yang saling sejajar memiliki head di JT5 dan tail di crusher house yang
melewati JT2, dan JT6. BC 5 mengalirkan batubara dari JT2 ke JT4. BC 6
memiliki head di JT5 dan tail di stacker reclaimer yang melewati JT4. Stacker
reclaimer merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan batubara dari
jetty (ship unloader area) ke coal yard (disebut stacking), maupun dari coal
yard ke coal bungker (disebut reclaiming) melalui belt conveyor. Kapasitas

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 37
coal yard pada PLTU Rembang adalah untuk coal yard 1 (live stock pile)
yaitu 59.200 ton dan coal yard 2 (dead stock pile) yaitu 341.320 ton. JT7
mengalirkan batu bara dari JT2 ke thelescopic chute. Thelescopic chute
merupakan alat bantu pembongkaran batubara pada dead stock pile yang ada
di coal yard. BC 8 bekerja pada area JT6 dan reclaimer hopper. Reclaimer
hopper merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan batubara dari coal
yard ke coal bungker yang terletak pada dead stock pile dan hanya digunakan
sebagai alternatif untuk supply batubara ke coal bungker apabila coal
handling tak dapat menyuplai dari stacker reclaimer maupun tak dapat direct
unloading dari ship unloader. BC 9A/9B bekerja pada area crusher house ke
JT7. Crusher house yang ada di PLTU Rembang berisi crusher dan vibrating
grizzly feeder. Crusher berfungsi untuk menghancurkan batu bara yang akan
masuk kedalam coal bungker menjadi lebih kecil sehingga akan memudahkan
kerja mill pulverizer dalam menggerus batu bara. Crusher yang terdapat pada
PLTU Rembang memiliki tipe ring granulator dengan kapasitas 700 ton/jam
mampu menghancurkan batu bara dengan ukuran diatas 3 cm menjadi
berukuran dibawah 3cm. Penggerak utama crusher memiliki daya 400 KW
1500 Rpm dengan kecepatan putar rotor 720 Rpm. Vibrating grizzly feeder
berfungsi untuk menyeleksi batu bara. Batu bara yang sudah memiliki ukuran
kurang dari 3 cm akan lanjut menuju coal bungker. Untuk ukuran batu bara
yang lebih besar dari 3 cm akan diarahkan ke crusher untuk dihancurkan
menjadi lebih kecil. Vibrating grizzly feeder yang ada di PLTU Rembang
memiliki kapasitas 1100 TPH dengan kapasitas motor 2 x 22 KW dengan
masing – masing 1000 Rpm. BC 10A/10B mengalirkan batu bara dari JT7 ke
tripper. Tripper berfungsi untuk mengarahkan batu bara ke coal bunker. Coal
bungker merupakan tempat penampungan batu bara sementara sebelum
memasuki mill pulverizer dengan melalui coal feeder. Pada PLTU Rembang,
setiap unit terdapat 5 coal bunker untuk menyuplai 5 mill pulverizer. Setiap
coal bunker yang dimiliki PLTU Rembang mempunyai kapasitas 8 jam
produksi.
Dalam siklus bahan bakar dan gas buang di PLTU terdapat beberapa
alat yang digunakan dan memiliki fungsi masing-masing. Diantaranya yaitu :

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 38
2.8.2.27. Peralatan Bahan Bakar Pada PLTU
2.8.2.28. Tongkang
Tongkang adalah merupakan sebuah alat yang mengangkut batu bara
dari tambang terbesar batu bara yang di tarik oleh tugboat melalui jalur laut
dan di trasmisikan ke pembangkit atau yang membutuhkannya.

Gambar 2.37 Tongkang


2.8.2.29. Jetty
Jetty merupakan pelabuhan untuk bongkar muat batu bara di PLTU
Rembang dimana pada jetty ini terdapat alat-alat untuk bongkar muat
dan transportasi batubara menuju unit. Letak jetty ini sekitar 2 Km dari
unit ke arah barat.

Gambar 2.38 Jetty

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 39
2.8.2.30. Ship Unloader (SU)
Ship Unloader adalah alat pembongkar batu bara dari
kapal/tongkang pengangkut batu bara untuk dimasukkan di hopper lalu
melewati feeder kemudian di transfer ke konveyor kapasitas
pembongkaran ± 1750 ton/jam per unit. Unit PLTU Rembang hanya
mempunyai satu ship unloader dengan model ZQX1750 (1750t/h Zhua,
dou Qiao shi Xie chuan ji).

Gambar 2.39 Ship Unloader

2.8.2.31. Belt Conveyor (BC)


Conveyor merupakan alat yang digunakan untuk mentransportasikan
batubara dari tongkan menuju coal yard ataupun menuju unit. Conveyor ini
terdiri dari belt conveyor yang terbentang antara pulley-puley dengan
kecepatan dan kapasitas terntentu. Belt conveyor berupa pita besar yang
terbuat dari karet. Di PLTU Rembang terdapat 10 rangkaian belt conveyor
dari BC 1, BC 2, BC 3A/B, BC 5, BC 6, BC 7, BC 8, BC 9A/9B dan BC 10
A/10B.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 40
Gambar 2.40 Belt Conveyor (BC)

2.8.2.32. Coal Yard


Coal yard merupakan tempat penampungan batubara sementara untuk
memasok bahan bakar dalam beberapa waktu agar apabila terjadi masalah
dalam pemasokan batubara maka masih ada stock batubara. Kapasitas coal
yard pada PLTU rembang adalah untuk coal yard 1 yaitu 59.200 ton dan coal
yard 2 yaitu 341.320 ton.

Gambar 2.41 Coal Yard

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 41
2.8.2.33. Junction Tower (JT)
Junction tower berfungsi tempat perpindahan jalur conveyor satu
dengan conveyor berikutnya. Apabila batubara akan diarahkan ke unit maka
junction tower akan mengarahkan batubara ke belt conveyor yang menuju
unit, namun apabila batubara akan diarahkan ke coal yard maka junction
tower akan mengarahkan ke coal yard. Di PLTU Rembang terdapat 6
rangkaian JT : JT 1, JT 2,JT 4, JT 5, JT 6, dan JT 7.

Gambar 2.42 Junction Tower (JT)

2.8.2.34. Stacker Reclaimer (SR)


Stacker reclaimer merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan
batubara dari belt conveyor menuju coal yard yang disebut sebagai proses
stacking maupun dari coal yard menuju belt conveyor untuk diangkut ke coal
bunker yang disebut sebagai proses reclaiming. Prinsip kerja dari stacking
adalah dengan menggerakkan belt conveyor pada boom tripper dan boom
bucket ke arah live stock area. Bucket wheel tidak digerakkan karena tidak
mempunyai peran untuk proses stacking. Sedangkan proses reclaiming adalah
dengan menggerakkan conveyor boom tripper dan boom bucket ke arah coal
bunker, dan juga dengan memutar bucket wheel guna mengambil batubara
dari tumpukan untuk diteruskan diangkut melalui belt conveyor sampai
masuk ke coal bunker.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 42
Gambar 2.44 Stacker Reclaimer (SR)

2.8.2.35. Thelescopic Chute (TC)


Thelescopic Chute merupakan alat bantu pembongkaran batubara
dalam keadaan darurat. Pada TC ini dilengkapi dengan corong untuk
mencegah abu batubara yang berterbangan saat pembongkaran. Peralatan ini
bisa naik secara otomatis jika level batubara di bawahnya sudah mempunyai
jarak sesuai dengan setting tertentu.

Gambar 2.43 Thelescopic Chute (TC)

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 43
2.8.2.36. Reclaimer Hopper (RH)
Reclaimer hopper merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan
batubara dari coal yard ke coal bunker melalui BC. Karena RH terletak di
bawah tanah maka batubara dibawa ke RH dengan bantuan alat berat seperti
bulldozer atau excavator. Reclaim hopper digunakan sebagai back
up/cadangan jika terjadi gangguan pada stacker reclaimer atau tidak dapat
dilakukan direct loading. Kapasitas dari emergency reclaimer hopper adalah
2 x 500 ton/hr.

Gambar 2.44 Reclaimer Hopper (RH)

2.8.2.37. Coal Crusher


Coal crusher merupakan penghancur batubara agar menjadi lebih kecil
sebelum masuk unit sehingga dapat mempermudah baik proses transportasi
maupun proses penghalusan di pulverizer.

Gambar 2.47 Coal Crusher

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 44
2.8.2.38. Tripper
Tripper adalah peralatan coal handling dari PLTU Rembang yang
digunakan untuk mengarahkan batu bara dari dari belt conveyor menuju ke
coal bunker. Pada PLTU Rembang, terpasang dua unit travelling tripper TR1
dan TR2 yang terpasang pada coal bunker/belt conveyor 10A/10B. Tripper
merupakan struktur mobile yang berfungsi untuk mendistribusikan batu bara
pada 10 buah coal bunker. Tripper yang terpasang menggunakan rantai
sebagai transmisi dayanya. Terdapat travel limit swith yang terpasang di atas
masing – masing coal bunker untuk menghentikan pergerakan tripper tepat di
tengah coal tripper untuk mengarahkan material batu bara.

Gambar 2.45 Tripper

2.8.2.39. Coal Bunker


Coal bunker merupakan tempat penampungan batubara sementara
sebelum memasuki coal feeder. Pada PLTU Rembang, untuk 1 unit terdapat
5 coal bunker.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 45
Gambar 2.46 Coal Bunker

2.8.2.40. Coal Feeder


Coal feeder berfungsi untuk mengatur jumlah batubara yang akan
masuk ke pulverizer agar sesuai dengan yang diinginkan dan agar tidak macet
karena kelebihan volume.

Gambar 2.47 Coal Feeder


2.8.2.41. Pulverizer (Mill)
Pulverizer merupakan alat penghancur atau penggiling batu bara hingga
menjadi serbuk batubara guna mempercepat dalam proses pembakaran di

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 46
boiler sehingga dapat meningkatkan efesiensi boiler. Di pulverizer batubara
dihaluskan dengan drinding roll dan hasil pulverizer berupa serbuk batubara
dipindahkan menuju coal burner untuk proses pembakaran menggunakan
udara panas bertekanan dari Primary Air Fan (PA Fan). Ukuran kehalusan
batu bara dari pulverizer disebut Fineness. Untuk batubara Lower Ranked
(Subbituminus dan lignite) Finenesnya sering diijinkan = 65 sampai 70 %
untuk mesh 200. Untuk batubara Higher Ranked (bituminus) Finenessnya =
70 sampai 75 % untuk mesh 200, sedangkan sisa batubara yang tidak tergiling
dibuang melalui scraper. Pulverizer yang digunakan di PLTU Rembang
ini adalah type Medium Speed Mill Pulverizer HP963.

Gambar 2.48 Pulverizer (Mill)

2.8.2.42. Primary Air Fan (PA Fan)


Primary air fan berfungsi untuk mensuplai udara primer ke boiler dan
juga untuk meniupkan serbuk batubara dari pulverizer menuju coal burner
sebagai bahan bakar pembakaran. Dari primary air fan ini udara di by pass
menjadi dua bagian yaitu sebagai cooling airdan hot air. Udara yang akan
dijadikan sebagai hot air terlebih dahulu dilewatkan di air preheater guna
meningkatkan temperature udaranya dengan memanfaatkan temperature gas
buang dari boiler. Setelah keluar air preheater, hot air dicampur dengan
cooling air dan diteruskan ke pulverizer untuk meniupkan serbuk batubara ke
coal burner. Hot air dicampur dengan cold air agar temperature udara yang

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 47
memasuki pulverizer sesuai dengan ketentuan sehingga tidak terjadi
combusting di pulverizer karena udara terlalu panas.

Gambar 2.49 Primary Air Fan (PA Fan)

2.8.2.43. Air Preheater (APH)


Air Pre Heater berfungsi untuk memanaskan udara pembakaran untuk
supply boiler yaitu udara dari Primary Air Fan (PA Fan) dan dari Force
Draft Fan (FD Fan) dengan memanfaatkan temperature udara sisa
pembakaran yang dihisap oleh Induced Draught Fan (ID Fan).

Gambar 2.50 Air Preheater (APH)

2.8.2.44. Forced Draft Fan (FD Fan)


Forced Draft Fan berfungsi sebagai supply udara pembakaran yang
sekunder. Sebelum digunakan sebagai udara pembakaran, udara dari atmosfir
yang dihisap oleh FD Fan masuk ke air preheater terlebih dahulu untuk
ditingkatkan temperaturnya. Setelah keluar dari air preheater, udara masuk ke
Wind Box terlebih dahulu untuk ditampung kemudian disalurkan ke furnace
boiler digunakan sebagai udara pembakaran.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 48
Gambar 2.51 Force Draft Fan (FD Fan)
2.8.2.45. Wind Box
Wind box berfungsi untuk menampung udara pembakaran dari FD Fan
dan mengatur jumlah udara yang masuk ke boiler melalui furnace boiler.

Gambar 2.52 Wind Box

2.8.2.46. Induced Draft Fan (ID Fan)


Induced Draft Fan berfungsi untuk menghisap udara hasil pembakaran
dari boiler. Tetapi udara hasil pembakaran dari boiler dimanfaatkan terlebih
dahulu di economiser untuk memanaskan air sebelum memasuki boiler dan
juga Air Pre Heater (APH) yang berguna untuk memanaskan udara

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 49
pembakaran yang akan masuk ke boiler. Setelah itu baru udara yang keluar
dari Air Pre Heater dilewatkan Elektro Static Precipitator (ESP) baru setelah
itu dibuang ke udara melalui Stack/Chimney.

Gambar 2.53 Induced Draftt Fan (ID Fan)

2.8.2.47. Sealing Air Fan (SA Fan)


Sealing air fan berfungsi sebagai penyuplai seal air fan pada pulverizer.
Udara yang dialirkan SA Fan akan memampatkan batubara pada saat
penggerusan.

Gambar 2.54 Sealing Air Fan (SA Fan)

2.8.2.48. High Speed Diesel Tank (HSD Tank)


High Speed Diesel Tank adalah tangki penampung High Speed Diesel
yang digunakan untuk pembakaran ketika pertamakali pembakaran. Pada

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 50
PLTU Rembang terdapat dua tangki HSD yaitu storage tank dan daily tank.
Daily tank digunakan untuk HSD yang disirkulasikan setiap hari sedangkan
storage tank digunakan sebagai tempat penyimpan cadangan HSD.

Gambar 2.55 High Speed Diesel Tank (HSD Tank)

2.8.2.49. Submerged Scrapper Conveyor (SSC)


Submerged scrapper conveyor berfungsi untuk menampung abu berat
(bottom ash) yang turun langsung dari hasil pembakaran di boiler kemudian
langsung membawanya menuju bottom ash silo. SSC ini berada dibawah
boiler untuk menampung bottom ash langsung dari boiler dan
membawanya menuju bottom ash silo.

Gambar 2.56 Submerged Scrapper Conveyor (SSC)

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 51
2.8.2.50. Bottom Ash Silo
Bottom ash silo adalah tempat penampungan abu berat (bottom
ash) batubara hasil pembakaran yang jatuh langsung ke hopper. Bottom
Ash tersebut di bawa oleh SSC.

Gambar 2.57 Bottom Ash Silo

2.8.2.51. Electro Static Precipitator (ESP)


Electro Static Precipitator berfungsi sebagai penangkap fly ash yaitu
debu batubara hasil pembakaran yang terbang agar gas buang menjadi
lebih bersih dan aman untuk dibuang ke udara bebas. Penangkapan debu
tersebut menggunakan teknik penangkapan electrosatic dengan memberikan
muatan negative pada partikel-partikel debu yang dilakukan oleh suatu
elektroda pemberi muatan negatif (Negative Discharge Electrode) yang
kemudian partikel ini ditarik oleh suatu elektroda pengumpul yang bermuatan
positif (Positive Collector Electrode) yang kemudian dirontokkan jatuh ke
hopper dengan cara rapping (dipukul dan digetarkan). Jika ESP bermasalah
maka hasil gas buang akan berwarna kehitaman karena fly ash tidak
tertangkap. Hal tersebut akan mencemari lingkungan.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 52
Gambar 2.58 Electro Static Precipitator (ESP)

2.8.2.52. Fly Ash Silo


Fly ash silo merupakan tempat penampungan sementara fly ash dari
economizer hopper, airpreheater hopper, dan ESP hopper yang di transport
menggunakan udara bertekanan yang berasal dari air compressor menuju fly ash
silo. Fly ash merupakan abu sisa pembakaran yang ikut dihisap oleh ID fan.
Setelah fly ash terkumpul biasanya masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan
campuran tambahan untuk pengolahan semen (conblock).

Gambar 2.59 Fly Ash Silo

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 53
2.8.2.53. Stack/Chimney
Stack/Chimney berfungsi untuk membuang Flue Gas hasil pembakaran,
setelah dibersihkan di Electro Static Precipitator (ESP) baru dibuang ke
Atmosfir. Pembuangan Flue Gas ini masih dibantu oleh Induced Draft Fan
yang terletak tepat disamping Stack guna mempermudah Dispersi penyebaran
gasnya dan juga untuk mengurangi penyebaran limbah ke sekitar.

Gambar 2.60 Stack/Chimney

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 54
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Penjelasan Tentang Lube Oil System Pada Mill

Pada PLTU Rembang Lube Oil System pada Mill dikenal sebagai
peralatan yang digunakan untuk pelumasan pada roda gigi bearing planetary
gearbox ke motor pada sebuah gearbox. Selain sebagai pelumas, oil juga
berfungsi sebagai pembersih dari kotoran yang berakibat negatif pada mesin.

Gambar 3.1 Lube Oil Mill

3.1.1. Siklus kerja Lube Oill System pada Mill

Di tank Lube Oil ada pompa yang berfungsi untuk mengalirkan oil ke
gearbox Mill. Setelah Oil tersebut di alirkan ke gearbox, oil tersebut akan
panas dan temperaturnya menjadi tinggi ( temperaturnya 45 s/d 55°C ), karena
di gunakan sebagai pelumasan pada gearbox maka oil tersebut harus di
dinginkan kembali ke cooling water menurunkan temperaturnya. Setelah oil
tersebut seusai dengan setandart pelumasan ( temperaturnya kira-kira 37°C)
maka oil tersebut akan kembali ke oil tank dan prosesnya akan terjadi terus
menerus.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 55
Gambar 3.2 P&ID Lube Oil Mill System

3.1.2. Komponen-komponen alat Instrument pada Lube Oil System


Berikut merupakan beberpa komponen alat instrument yang digunakan
pada Lube Oil System :
a. Temperature Indikator Oil di Tank
Temperatur Indikator Oil merupakan peralatan Instrument yang
berfungsi untuk mengetahui penunjukan besar suhu temperature yang di
perlukan untuk melumasi bearing mill.

Gambar 3.3 P&ID Lube Oil Mill System

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 56
b. Pressure Switch di Tank
Merupakan peralatan Instrument yang berfungsi sebagai indikasi alarm
jika pressure switch aktif (Pressure Switch low set point)

Gambar 3 4 Pressure Switch di Tank

c. RTD (Resistance Temperature Detector)


Merupakan peralatan Instrument yang digunakan untuk mendeteksi
suhu Oil di dalam tank. Tipe yang digunakan pada RTD adalah PT 100 artinya
RTD bernilai 100 ohm jika 0°C.

Gambar 3.5 RTD (Resistan Temperature Detector)

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 57
d. Temperatur Indikator Inlet Oil Coupling
Merupakan alat Instrument yang digunakan untuk mengetahui
penunjukan besar suhu untuk mengetahui penunjukan besar suhu atau
temperature pada line Oil ke coupling.

Gambar 3.6 Temperatur Indikator Inlet Oil ke Coupling

e. Flow Meter di Tank Oil


Merupakan peralatan Instrument yang digunakan untuk mengukur dan
mengetahui adanya jumlah atau laju aliran dari suatu fluida/oil yang mengalir
dalam pipa inlet Oil ke Coupling.

Gambar 3.7 Flow Meter di Tank Oil

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 58
f. Level Glass di Oil Tank
Level Glass di Oil Tank merupakan peralatan Instrument yang biasa
digunakan untuk mengukur atau mengetahui ketinggian Level Oil di dalam
Tank.

Gambar 3 8 Level Glass di Oil Tank


g. Differential Pressure Switch
Differential Pressure Switch merupakan alat ukur yang digunakan
untuk membaca tekanan pada dua sisi system yang saling berhubungan. Salah
satu contoh penggunaan alat ini adalah pada filter Oli, jika nilai Differential
Pressure (DP) antara sisi inlet dan outlet terlalu besar maka dapat di
indikasikan kotoran pada filter sudah semakin banyak.

Gambar 3.9 Differential Pressure Switch

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 59
h. Pressure Gauge Pada Inlet Oil ke Coupling

Pressure gauge pada inlet oil ke coupling merupakan peralatan


instrument yang fungsinya untuk mengetahui penunjukan pressure atau
tekanan laju aliran dari suatu fluida yang mengalir dalam inlet oil ke coupling

Gambar 3.10 Pressure Gauge Pada Inlet Oil Ke Coupling


i. Level switch Low
Level switch low adalah alat yang digunakan sebagai indikasi alarm
ketika level oil pada tank terlalu sedikit/low.

Gambar 3.11 Level Switch Low

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 60
3.1.3. Gangguan – Gangguan
Di PLTU Rembang tidak terlalu banyak gangguan yang terjadi, akan
tetapi ada gangguan yang dapat menganggu proses kerja Lube Oil System.

1. Penyumbatan Pada Filter Di Lube Oil Tank


Adapun ganguan sering terjadi pada filter yang ada di Lube Oil Tank
yaitu akibat terjadi gesekan dari Gear Box atau kotoran dari Gear Box yang
mengalir ke filter sehingga menyebabkan penyumbatan pada filter.

2. Kendurnya Terminasi RTD


Gangguan juga terjadi pada terminasi RTD yang kendur akkibat adanya
getaran pada Lube Oil System yang menyebabkan kendurnya terminasi RTD
yaitu karena adanya getaran tekanan akibat dari pompa yang memompa oil
masuk ke Gear Box Mill. Cara mengetahui adanya penyumbatan pada filter
di Lube Oil karena adanya peralatan istrument yaitu Flow Meter yang
berfungsi untuk mengetahui adanya aliran Oil yang mengalir atau tidak, jika
nilai penunjukan flow turun maka ada alarm yang dipakai untuk mengetahui
penyumbatan di dalam filter dan alarm tersebut akan aktif.

3.1.4. Materi Tentang Pressure Switch

Gambar 3.12 Pressure switch

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 61
3.1.5. Pengertian Pessure Switch
Pressure Switch adalah alat yang digunakan untuk mrmberikan sinyal
ON atau OFF (kontak) saat mendapat tekanan. Switch ini digunakan untuk
mengetahui tekanan dengan mengatur setting pada mekanikal adjustmen-nya.
Pressure (tekanan) adalah berapa besar gaya yang dibagui tuas penampang,
switch adalah komponen electrical yang mempunyai fungsi untuk
memberikan sinyal dengan cara memutus maupun menyambung arus listrik
berdasarkan nilai tekanan tertentu.
Cara kerja alat ini adalah suatu media tekanan/fluida yang masuk ke
dalam inlet pressure switch akan menekan membran lalu menggerakan
operating lever yang akan menekan micro. Pada micro switch tersebut
terdapat kontak NC (normally close) dan NO (normally close). Dan memilih
salah satu dari kontak tersebut, tergantung kegunaan pada system selanjutnya

3.1.6. Fungsi Pressure Switch Low Low Pada Lube Oil Mill
Seperti yang yang sudah dijelaskan di atas bahwa Pressure Switch
merupakan alat instrument yang bekerja saat mendapat pressure saat
mendapat tekanan, sesua dengan nilai yang diinginkan. Jika pressure switch
mendapat nilai set point yang ditentukan maka pressure switch akan
memberikan pergantian kontak atau sinyal ON, dan apabila pressure tidak
memenuhi set point yang ditentukan maka pressure switch tersebut akan
OFF. Pada lube oil mill saat terjadi pressure switch low low maka akan
memberikan sinyal pada lube oil pump untuk trip atau tidak bekerja hal ini
berfungsi untuk memproteksi pompa agar tidak terjadi kavitasi atau
kerusakan pompa. Pressure low bisa disebabkan karena filternya kotor atau
kekuatan pompanya kurang pumping, terjadinya penyumbatan di filter di
karenakan gesekan dari gearbox mill atau kotoran kotoran dari gear box yang
akhirnya tersumbat di filter yang menyebabkan kekuatan pompanya kurang
pumping.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 62
3.1.7. Bagian-Bagian Pressure Switch

Gambar 3 13 Bagian-bagian Pressure Switch


1. Housing
Merupakan cover tempat Switching Elementnya disimpan. Dari sisi
material housing ada yang terbuat dari alumunium, stainles steel atau
carbon steel disesuakan dengan kebutuhan dilapangan. Untuk pressure
switch type electrical, housing ini memiliki lubang koneksi untuk kabel
(Electrical Conection).
2. Switching Element
Merupakan element relay atau saklar yang memberikan sinyal on-off
pada saat set point pressure tercapai.
3. Procces Conection
Merupakan jenis koneksi dari pressure switch untuk dipasang
dipipa/vessel atau tempat lainya.
4. Calibration Scale
Merupakan sakala kalibrasi
5. Set Poin Adjusting Nut
Berfungsi untuk mengatur settingan point sesuai yang spring kita
inginkan.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 63
6. Piston Assembly
Adalah alat yang digunakan untuk mengaktifkan micro switch saat
membrane mendapatkan pressure
7. O-Ring Seal
O-Ring Seal adalah bagian yang brfungsi agar udara secara penuh
menekan diafraghma dan tidak bocor kebagian dalam pressure switch
8. Pressure Port
Pressure Port adalah ulir yang disambungkan dengan kompresor atau
peralatan peneumatic lainya yang membutuhkan pressure switch.
9. Diafragma atau Membran
Diafragma berfungsi untuk menerima udara bertekanan dan menekan
spring untuk mengaktifkan switching element.

3.1.8. Fungsi-Fungsi Pressure Switch


1. Alarm (status)
Pressure Switch ini dikondisikan sebagai alarm
2. Shutdown (HI/Lo Limits)
Pressure Switch ini dikondisikan sebagai High/low
3. Control (ON/OFF)
Ini dikondisikan sebagai control

3.1.9. Instruksi kerja pemeliharaan Pressure Switch


SPESIFIKASI TEKNIK
Description : Kalibrasi Switch Pressure
Merk/Type :
Range Input : Sesuai Spesifikasi
Range output : Sesuai Spesifikasi

I. ALAT UKUR DAN PERALATAN YANG DIPERLUKAN :


1. Obeng +/
2. Mutimeter digital (Tester)
3. Hand pump/dead weight

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 64
4. Nipple
5. Pressure gauge standart
6. Kunci pas
7. Isolasi kertas

II. ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKAN :


1. Safety shoes
2. Helm safety
3. Ear plug
4. Masker
5. Sarung tangan

III. DETAIL AKTIVITAS :


1. Tutup blok input pressure switch
2. Lepas nipple input pressure switch
3. Lepas koneksi kabel sinyal output pressure switch,beri isolasi kertas
4. Periksa range kerja pressure switch (PS)
5. Hubungkan output hand pump input PS sesuai dengan spesifikasi

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 65
6. Hubungkan juga output hand pump ke pressure gauge standart
sebagai acuan
7. Pasang taster atau multimeter digital pada kabel terminal PS sesuai
kondisi
8. Berikan besaran input sesuai range pressure switch tersebut
9. Ambil data pada saat keadaan switch ON dan OFF
10. Catat hasilnya dilembar kalibrasi pada kolom before (UP)
11. Bandingkan nilai tersebut dengan nilai standart pada FYI dan hitung
errornya. Rumus :
Koreksi (error) = Penunjukan aktual – standart x 100%
12. Bila di perlukan lakukan kalibrasi
Untuk kalibrasi kencangkankan (putar ke kiri) set point adjusting nut
untuk menambah, putar ke kanan untuk mengurangi
13. Berikan tekanan secara bertahap, amati tekanan pada posisi
ON/OFF
14. Jika belum sesuai dengan standart set point, ulangi langkah 13 dan
14
15. Bila telah sesuai, catat hasilnya pada lembar kalibrasi pada kolom
AFTER (UP)
16. Bila ada kesalahan, berikan catatan pada lembar kalibrasi.
Untuk penormalan lepaskan koneksi dari hand pump atau dead
weight ke pressure switch
17. Lepaskan kabel tester dari terminal output pressure switch
18. Rapikan kembali peralatan dan besihkan

3.1.10. Kalibrasi Pressure Switch


Kalibrasi pressure switch termasuk salah satu kegiatan Proaktif
Maintenance (PAM) yang dilakukakan saat Pressure switch tidak dapat
kontak, ketika pressure yang di dapat tidak mencapai nilai settingan.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 66
Gambar 3.14 Kalibrasi Pressure Switch
Set Point ≤ 3 Bar

Before After
Set Point
On Off On Off

≤ 3 Bar 1,512 Bar 2,588 Bar 3,009 Bar 3,111 Bar


Tabel 3.1 Form Kalibrasi Prssure Switch

3.1.11. Spesifikasi Pressure Switch Low Low

MODEL NUMBER : 2O5NN-T125-U9-C7A


SERIAL NUMBER : 170602504
ADJUSTABLE RANGE : 40-225 DEG F
OVER RANGE : 360 DEG F
PROOF : 2300 PSI

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 67
Gambar 3.15 Spesifikasi Pressure Switch Low Low

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 68
3.1.12. Instruksi Kerja Kalibrasi Pressure Switch

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 69
SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG
PJB CLASS 70
SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG
PJB CLASS 71
BAB IV

KEGIATAN PRAKERIN

4.1. Pengertian dan tujuan pemeliharaan


Pemeliharaan adalah proses kegiatan pemeliharaan yang meliputi
rangkaian tahapan kerja yang teratur, mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, penelitan dan pengembangan

Tujuan Pemeliharaan adalah sebagai berikut :

 Meningkatkan kehandalan dan kinerja pembangkitan


 Mendayagunakan Aset dan Sumber Daya Pembangkitan dengan
perilaku biaya paling efektif dan efisien
 Menerapkan metoda kerja terbaik yang tersedia untuk mencapai
pemeliharaan dengan standar tinggi.
 Mendayagunakan sistem monitoring (real-time) yang efektif untuk
pengontrolan dan penilaian kerja pemeliharaan
 Meningkatkan pelaksanaan pemeliharaan prediktif dan preventif untuk
menurunkan tingkat kerusakan peralatan dan biaya-biaya terkait
 Menciptakan lingkungan kerja yang melibatkan pegawai dari segi
kekuatannya, loyalitasnya, produktifitasnya, dan pengembangan yang
berkelanjutan.
Aktifitas pemeliharaan pada unit pembangkit bertujuan untuk:
 Mengembalikan Performance Mesin
 Memperbaiki Efisiensi
 Meningkatkan Faktor Ketersediaan (Availability Improvement)
 Meningkatkan kehandalan (Reliability Improvement)
4.2. Jenis – jenis Pemeliharaan
4.2.1. Preventive Maintenance (Rutin)
Preventif Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan terhadap
komponen atau peralatan yang reguler (rutin) dan terencana. PM terdiri dari:
a. Inspeksi yang terjadwal
b. Pembersihan

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 72
c. Pelumasan
d. Penggantian atau perbaikan komponen yang dilakukan secara rutin
e. Pemeliharaan pada dasarnya berpedoman jam operasi (time base
maintenance).
- Tujuan Preventif Maintenance :

a. Meningkatkan umur pakai (life cycle) dari komponen.


b. Mengurangi kegagalan peralatan / proses
c. Lebih hemat sekitar 12% - 18% bila dibandingkan program
pemeliharaan Reaktif
4.2.2. Prediktif Maintenance
Prediktif Maintenance adalah sebuah proses yang membutuhkan
teknologi dan kecakapan (skill) SDM, yang memadukan dan menggunakan
semua data diagnosa dan kinerja, sejarah kerusakan, data operasi, dan data
desain yang tersedia, untuk membuat keputusan tentang kegiatan
pemeliharaan terhadap sebuah peralatan kritikal.

Pemeliharaan Prediktif mengacu pada konsep kurva kerusakan


“bathtub”, dimana sebuah peralatan akan memiliki resiko kegagalan yang
tinggi pada masa awal dan akhir operasi.
Berikut adalah contoh-contoh aplikasi yang mengacu pada metode
pemeliharaan prediktif:
 Thermography
 Oil Analysis
 Ultrasonic Analysis
 Vibration Analysis
 Partial Discharge Analysis
 Motor Analysis
- Tujuan Prediktif Maintenance :
 Meningkatkan umur operasional komponen (availability)
 Memungkinkan menghilangkan tindakan-tindakan yang bersifat reaktif
 Mengurangi downtime peralatan atau proses
 Kualitas produk yang lebih baik.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 73
 Meningkatkan kualitas pekerja dan keselamatan lingkungan
 Meningkatkan moral pekerja
 Menghemat energi
 Lebih hemat 8% - 12% terhadap pemeliharaan preventif
4.2.3. Reaktif Maintenance
Reaktif Maintenance adalah keeadaan dimana sebuah kegagalan terjadi
tanpa diketahui sebelumnya, dan kita be-reaksi untuk segera
memperbaikinya.
Reactive Maintenance bersifat sangat mengganggu (disruptive), paling
banyak memakan biaya dan tidak efektif.
- Tujuan Reactive Maintenance :
 Biaya Rendah
 Tidak memerlukan banyak pegawai
- Kekurangan Reactive Maintenance :
 Biaya bertambah karena downtime peralatan yang tidak direncanakan.
 Biaya pekerja bertambah, terutama jika diperlukan lembur.
 Biaya mencakup juga perbaikan atau penggantian peralatan.
 Berpotensi memberikan kerusakan peralatan/proses sekunder akibat
 kegagalan suatu peralatan
 Pemakaian sumber daya manusia yang tidak efisien

4.2.4. Proaktif Maintenance

Proaktif Maintenance adalah proses penghilangan kondisi yang


menyebabkan terjadinya kerusakan, melalui identifikasi akar penyebab (Root
Cause Failure Analysis) yang memicu siklus kerusakan. RCM pada intinya
adalah suatu proses untuk menentukan apa saja yang harus dilakukan untuk
menjamin agar aset terus menerus bekerja memenuhi fungsi yang diharapkan,
dalam konteks operasinya saat ini.

- Tujuan Proaktif Maintenance :


 Bisa jadi merupakan program pemeliharaan yang paling efisien

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 74
 Mengurangi biaya karena adanya pengurangan kegiatan
pemeliharaan
 Meminimalisir frekuensi overhaul
 Mengurangi kemungkinan kegagalan peralatan yang tiba-tiba.
 Memungkinkan untuk fokus kegiatan pemeliharaan pada komponen-
komponen kritis.
 Meningkatkan reliability komponen
 Root Cause Analysis dilakukan secara korporat
4.2.5. Corrective Maintenance (Run To Failure)
Membiarkan sebuah peralatan hingga rusak berdasarkan pertimbangan
yang matang (kritikalitas, redundancy, biaya penggantian yang rendah, tidak
memberikan efek ke proteksi, keselamatan, dll). Dengan metode ini, tidak ada
tindakan pencegahan sebelum kerusakan terjadi. Hal ini berarti setiap
kerusakan memang sudah diketahui dan dikelola. Tidak ada kerusakan yang
tidak diketahui sebelumnya, dan setiap tindakan korektif memang telah
direncanakan dengan matang, hanya menunggu kapan kerusakan terjadi.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 75
4.3. JURNAL KEGIATAN HARIAN SISWA PRAKERIN

4.3.1. Preventive Maintenance Pada Coal Fedder


1. APD yang digunakan:
a. Helm Safety
b. Sepatu Safety
c. Masker
d. Sarung tangan
e. Ear plug
f. Kaca mata

2. Peralatan yang digunakan:


a. Majun
b. Kuas

3. Persiapan kerja:
a. Urus izin kerja
b. Persiapkan APD
c. Persiapkan peralatan dan kebutuhan material
d. Lakukan koordinasi dengan bidng operasi dan PTW sehingga
dipastikan sistem aman

4. Pelaksanaan kerja
Pekerjaan instrument coal feeder system, item pengecekan:
a. Periksa temperatur indikator switch
b. Periksa dan cleaning panel coal feeder
c. Periksa dan cleaning panel SO2 analyzer
d. Periksa kebersihan junction box (JB) load cell

Pekerjaan instrument control limit switch coal feeder

a. Periksa dan cleaning limit switch coal feeder


b. Periksa fungsi MOV demper seal air inlet coal feeder

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 76
Gambar 4.1 Pemeriksaan fungsi MOV pada Coal Fedeer
4.3.2. Preventive Maintenance pada Lube Oil Mill system
1. APD yang digunakan
a. Helm Safety
b. Safety shoes
c. Masker
d. Ear plug
e. Sarung tangan
f. Kaca mata

2. Peralatan dan material yang digunakan


a. Majun
b. Kuas

3. Persiapan kerja
a. Urus izin kerja
b. Persiapan keja
c. Persiapkan peralatan dan material
d. Lakukan koordinasi dengan bidang operasi dan PTW sehingga di
pastikan sistem aman

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 77
5. Pelaksanaan kerja:
item pengecekan
a. Periksa penunjukan temperature indikator oil tank
b. Periksa terminasi RTD di tank oil
c. Periksa penunjukan level glass indikator di tank
d. Periksa fungsi pressure switch di tank
e. Periksa terminasi RTD inlet oil ke coupling
f. Periksa penunjukan flow glass indikator inlet water untuk oil
coolling
g. Periksa level transmitter oil tank
h. Periksa PS outlet cooler
i. Periksa outlet cooler low & low low
j. Periksa PI inlet cooler
k. Periksa DPS inlet dan outlet cooler
l. Periksa PI outlet filter
m. Periksa penunjukan temperatur indikator
n. Periksa terminasi RTD
o. Periksa terminasi sensor speed
p. Periksa terminasi sensor vibrasi
q. Periksa RTD bearing coupling dan planetary gear box

Gambar 4.2 Preventive Maintenance Instrument Lube Oil Mill

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 78
4.3.3. Preventive Maintenance Instrument Dosing Pump MED

1. APD yang digunakan :


a. Helm safety
b. Sepatu safety
c. Masker
d. Ear plug
e. Sarung tangan
f. Kaca mata

2. Peralatan dan material yang digunakan :


a. Majun
b. Kuas

3. Persiapan kerja:
a. Urus izin kerja
b. Persiapkan APD
c. Persiapkan tool dan material
d. Lakukan koordinasi dengan bidang operasi dan PTW sehingga
dipastikan sistem aman

4. Pelaksanaan kerja
Antiscalent dosing pump A MED 1
a. Periksa dan bersihkan level indikator
b. Persiapkan dan bersihkan sight glass
c. Bersihkan line dan peralatan instrument
Antiscalent dosing pump B MED 2
d. Periksa dan bersihkan level indicator
e. Periksa dan bersihkan sight glass
f. Bersihkan line dan peralatan instrument
Antiscalent dosing pump A MED 2
g. Periksa dan bersihkan level indicator
h. Periksa dan bersihkan sight glass
i. Bersihkan dan bersihkan line instrument dan peralatan

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 79
Gambar 4.3 Preventive Maintenance Instrument Dosing Pump MED

4.3.4. Preventive Maintenance Instrument Junction Tower dan Belt Conveyor


1. APD yang digunakan :
a. Helm safety
b. Sepatu safety
c. Masker
d. Sarung tangan
e. Kaca mata
f. Ear plug

2. Peralatan dan material yang digunakan :


a. Majun
b. Kuas

3. Persiapan kerja :
a. Urus izin kerja
b. Persiapkan APD
c. Persiapkan tool dan material
d. Lakukan koordinasi dengan bidang operasi dan PTW sehingga
sistem dipastikan aman

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 80
4. Pelaksanaan kerja :
a. Periksa dan bersihkan chute block switch
b. Periksa dan bersihkan diverter gate switch
c. Periksa zero speed switch
d. Periksa solenoid valve
e. Periksa magnetic separator control
f. Periksa dan bersihkan pull cord

Gambar 4.4 Preventive Maintenance Junction Tower

4.3.5. Kalibrasi Pressure Switch


1. Fungsi

Perawatan ini bertujuan untuk menjaga kenormalan alat ukur dan


menetapkan standarisasi yang telah ditetapkan

2. Alat Pelindung Diri


2. Masker
3. Sarung tangan
4. Safety shoes
5. Kaca mata safety
6. Safety Helmet
3. Persiapan Kerja
1. Membuat surat ijin kerja kepada K3 dan Permit To Work

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 81
2. Berkoordinasian dengan operator agar seluruh sistem dipastikan
aman
3. Menyiapkan SOP & Tool serta alat ukur yang akan digunakan
4. Memakai APD yang telah disiapkan

4. Peralatan dan material yang digunakan


1. Ragum
2. Adjusting Clibre
3. Kunci pas ring 18
4. Handpump
5. Form kalibrasi pressure switch
6. Kabel conector
7. Kain majun

5. Langkah-Langkah Kerja
4. Melihat lokasi kerja untuk mengetahui lokasi
5. Melihat dan mempelajari manufacturing drawing dan manual
instruction
6. Menyiapkan alat kerja yang akan digunakan
7. Buka cover pressure switch
8. Hubungkan probe pada pressure switch seperti gambar 4.3.5
9. Berikan besaran input sesuai range pressure switch tersebut
10. Ambil data pada saat switvh ON dan OFF
11. Catat hasilnya pada lembar kalbrasi pada kolom BEFORE
(UP)
12. Bandingkan nilai tersebut dengan nilai standard an hitung
erorya koreksi (eror) = penunjukan actual – standar X 100% range
13. Bila nilai terlalu besar melebihi toleransi, lakukan adjusment
14. Untuk adjustment kencangkan (putar ke kiri) set point adjusting
nut untuk menambah, putar ke arah kanan untuk mengurngi
15. Bila telah sesuai, catat hasilnya dilembar kolom kalibrasi pada
kolom AFTER
16. Bila ada kelainan berikut catatan pada lembar kalibrasi

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 82
Gambar 4.5 Proaktif Maintenance Kalibrasi Pressure Switch

4.3.6. Preventive Maintenance Instrument Seawater Booster Pump

1. APD yang digunakan :


a. Masker
b. Safety shoes
c. Helmet
d. Sarung tangan
e. Kaca mata

2. Peralatan dan material :


a. Majun
b. Kuas

3. Persiapan kerja :
a. Urus izin kerja
b. Persiapan APD
c. Persiapkan tool cdan material
d. Lakukan koordinasi dengan bidang operasi dan PTW sehingga
sistem dipastikan aman
4. Pelaksanaan kerja dan item pengecekan
a. Periksa penunjukan pressure indicator
b. Bersuhkan preesure indicator
c. Bersihkan line instrument
d. Periksa flow meter
e. Periksa electro peneumatic positioner
f. Periksa regulator udara
g. Periksa solenoid valve

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 83
Gambar 4.6 Preventive Maintenance Instrument Seawater Booster Pump
4.3.7. Kalibrasi Pressure Transmiter area CCCWP
1. APD yang digunakan :
Masker
Sarung tangan
Helmet
Safety shoes
Ear Plug

2. Tool dan material :


a. Hart Comunicator
b. Tool set
c. Obeng
d. Majun
e. Kertas kalibrasi

3. Persiapan kerja:
a. Urus izin kerja
b. Persiapkan APD
c. Persiapkan tool dan material
d. Lakukan koordinasi dengan bidang operasi dan PTW sehingga
sistem dipastikan aman

4. Pelaksanaan krja:
e. Siapkan alat dan bahan untuk kalibrasi
f. Putar selektor multitester pada Ma (Mili Amper)

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 84
g. Nyalakan 475 Hart communicator, pilih menu hart, online, URV
(Adjust sesuai range min yang diinginkan), send
h. Lakukan pengambilan data pengukuran instrument sebelum
dilakukan adjustment
i. Catat arus output mili amper dari transmitter dengan
menggunakan AVO meter.
j. Lakukan langkah pengambilan data stelah dilakukan adjustment
k. Catat hasil akhir dari kalibrasi transmitter tersebut kemudian
masukan pada form data before dan after kalibrasi

Gambar 4.7 Kalibrasi Pressure Transmitter

4.3.8. Preventive Maintenance Economizer Tube


1. APD yang digunakan
a. Helm safety
b. Sepatu Safety
c. Masker
d. Sarung tangan
e. Kaca mata
f. Ear plug

2. Peralatan dan material yang digunakan:


a. Kuas
b. Majun

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 85
3. Persiapan kerja :
a. Urus izin kerja
b. Persiapkan APD
c. Persiapkan tool dan material
d. Lakukan koordinasi dengan bidang operasi dan PTW sehingga
sistem dipastikan aman

4. Pelaksanaan kerja :
a. Perika penunjukan temperature super heater di CCR
b. Periksa terminasi thermocouple
c. Periksa fungsi Oximeter
d. Periksa leakage detector
e. Periksa taping point dan line DP transmitter
f. Periksa fungsi DP transmitter

Gambar 4.8 Preventive Maintenance Economizer Tube


4.3.9. Kalibrasi Control Valve
1. APD yang digunakan:
a. Masker
b. Helmet safety
c. Safety shoes
d. Ear plug
e. Sarung tangan

2. Peralatan dan material yang digunakan:


a. Obeng (-)(+) kecil
b. Multimeter
c. Kabel conector probe
d. Majun
e. Form kalibrsai control valve

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 86
3. Persiapan kerja :
a. Urus izin kerja
b. Persiapkan APD
c. Siapkan tool dan material
d. Lakukan koordinasi dengan bidang opersi dan PTW sehingga
sistem dipastikan aman

4. Pelaksanaan kerja:
a. Berikan besaran input control valve 4 Ma (Zero=100%) dan catat
pergerakan steam control valve pada posisi full close (zero). Bila
posisi tidak full close (zero) lakukan adjust sampai dicapai full
close (zero)
b. Berikan besaran input control valve 20 Ma (zero=100%) dan
catat pergerakan steam control valve pada posisi fill open (span).
Bila posisi tidak full open maka lakukan adjust sampai kondisi
full open (span)
c. Ikuti langkah a dan b sampai menemukan hasil yang akurat
d. Catat kalibrsi dengan memberikan input 4 Ma, 8 Ma, 12 Ma, 16
Ma dan 20 Ma (0%,25%,50%,75% dan 100%) range kerja
e. Catat kalibrsai yang meliputi output dan eror, maksimal eror yang
diijinkan = 2%
Eror % = penunjukan actual standart X 100%
Standart

Deviasi (Ma) = penunjukan actual standar

Gambar 4.9 Kalibrasi Control Valve

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 87
4.3.10. Preventive Maintenance Water Colecting Smpling
1. APD yang digunakan
a. Masker
b. Sarung tangan
c. Safety shoes
d. Helmet safety
e. Ear plug
f. Kaca mata

2. Peralatan dan material yang digunakan


a. Majun
b. Kuas

3. Persiapan kerja :
a. Urus izin kerja
b. Persiapkan APD
c. Persiapkan tool dan material
d. Lakukan koordinasi dengn bidang operasi dan PTW sehingga
sistem dipastikan aman

4. Pelaksanaan kerja:
a. Check dan pastikan flow indicator inlet ke analyzer di setting rata
rata 150
b. Lakukan cleaning display pada analyzer dan cover sensor jika
kondisi kotor atau berdebu
c. Check dan pastikan line tube dan conector kondisi normal jika
terdapat kebocoran pada conector nipple segera lakukan
pengencangan
d. Periksa dan pastikan semua larutan yaitu calibrator standart
solution, regean solution dan cleaning solution dalam kondisi
level normal jika level kondisi low segera confirm ke cemical
crew ntuuk dilakukan pengisian kembali
e. Untuk silica analyzer lakukan pengecekan pipa kapiler dengan
cara:
Tekan menu > pilih start atau stop pump > enter (sampai reagen
pump dan sample pump off)
- Periksa line pipa kapiler untuk sample pump dan reagen pump
kondisi normal (tidak ada buntu dan tidak ada leak)
- Pastikan semua conector dan line tube baik itu reagen maupun
sample
Jika menemukan tube buntu dan leak segera lakukan penormalan

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 88
Gambar 4 10 Preventive Maintenance Water Colecting Sampling

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 89
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Setelah melaksanakan praktik kerja industri (PRAKERIN) di PT. PJB


UBJ O&M PLTU Rembang dapat menyimpulkan bahwa :

1. Praktek kerja industri (PRAKERIN) perlu dilakukan guna menambah


ilmu dari bangku sekolah, serta mengatahui cara mengimpletasikan
dengan kenyataan dilokal.

2. PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang suatu perusahaan industri yang
bergerak dalam bidang produksi listrik terpercaya di tanah air Indonesia
dengan kapasitas 2 X 315 MW.

3. Peranan preventive maintenance dalam hal ini sangatlah penting guna


mencapai kehandalan sistem terutama untuk peralatan Instrumen dan
Control.

4. Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan


secara rutin untuk mencegah terjadinya kerusakan yang tiba – tiba dan
mempertahankan untuk kerja peralatan instrument di Lube Oil System
di Mill terutama Pressure Switch Low Low. Perawatan ini berupa
pengecekan pengecekan sesuai list pengecekan yang ada

5.2. SARAN

Setelah penulis melaksanakan praktik kerja industri (PRAKERIN) di


PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang penulis ingin memberikan beberapa
saran untuk pihak SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG, piha perusahaan
atau siswa PRAKERIN. Penulis berharap saran saran ini dapt bermanfaat dan
menjadi bahan perbaikan dan pengembangan dimasa yang akan datang.

1. Sarauntuk pihak SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG:

a. Semakin meningkatkan hubungan dengan pihak pihak perusahaan


agar kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan didunia SMK
dapat lebih disesuaikan dengan kegiatan didunia industri. Selain itu
dengan semakin tingginya perkembangan teknologi, menuntut

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 90
lembaga pendidikan untuk senantiasa meningkatkan kualitas
pembelajaran

b. Beberapa bahan pembeajran yang disampaikan didunia SMK


sebaiknya diadakn evaluasi secara berkala serta dengan
mempertimbangkan kondisi didunia kerja dapat di imbangi dengan
meningkatnya pembelajaran didunia SMK.

2. Saran untuk pihak perusahaan:

a. Sebaiknya diadakan hubungan baik dengan pihak lembaga


pendidikan agar dapat memberikan masukan bagi lembaga
pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran mengingat
bahwa kualitas pendidikan menjadi tanggung jawab bersama.

b. Dibentuk suatu bagian yang khusus menangani masalah yang terkait


dengan dunia pendidikan seperti pengawasan dan pembimbingan
kegiatan siswa SMK yang melaksanakan PRAKERIN, sehingga
kegiatan PRAKERIN memiliki fungsi yang optimal sebagai tempat
pembelajaran bagi siswa PRAKERIN

3. Saran untuk siswa SMK yang PRAKERIN:

a. Senantiasa meningktkan kompetensi dengan tidak membatasi pada


kompetensi yang sesuai dengan jurusan yang diambil dilembaga
pendidikan.

b. Senantiasa meningkatan kedisiplinan diri, karena hal ini menjadi


hal yang sangat penting terutama bila telah memasuki dunia kerja.

c. Meningkatkan wawasan memiliki,semangat juang yang tinggi serta


bersemangat untuk maju.

Demikian laporan ini penulis menyusun dengan segenap kemampuan


dan kesungguhan. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan saran
dan masukan untuk membuat laporan ini lebih baik. Akhir kata, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah senantiasa
membuat penulis dalam pelaksanaan praktik kerja industri (PRAKERIN)
kepada segenap karyawan PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang terutama
bidang Instrument dan Control.

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 91
DAFTAR PUSTAKA

Buku referensi perpustakaan PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang

Data Instrument & Control PLTU Rembang

Manual Book Pressure Switch

Yessi Diah Fitri Satriyo Pemeliharaan Pressure Switch

SMK DWIJA BHAKTI 1 JOMBANG


PJB CLASS 92

Anda mungkin juga menyukai