Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PROGRAM KERATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG MERAPI SEBAGAI BAHAN BAKU


PEMBUATAN SEMEN

BIDANG KEGIATAN

PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh :

Josua Silaban ;5171250008; 2017

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2019
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
BAGIAN INTI
1. PENDAHULUAN……………………………………………………….
1.1. Latar Belakang……………………………………………………..
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………….
1.3. Tujuan………………………………………………………………
1.4. Manfaat……………………………………………………………..

2. GAGASAN……………………………………………………………..
2.1. Semen……………………………………………………………….
2.2. Abu Vulkanik………………………………………………………
2.3. Tahapan Pembuatan Semen………………………………………

3. IMPLEMENTASI GAGASAN…………………………………………

4. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….


DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………
BAGIAN INTI

1. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Semakin pesatnya perkembangan Pengetahuan dan Teknologi di saat ini, Mendorong para
Engineer untuk semakin berinovasi dalam membuat dan menciptakan sesuatu hal yang baru. Saat
ini semakin maraknya Pembangunan infrastruktur yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan
teknologi, dimaana dibutuhkan bahan-bahan yang bisa dimamfaatkan dan ramah lingkungan.
Pembangunan Infrastruktur dan gedung saat ini menggunakan beton. Pembuatan beton tidak lepas
dari reaksi-reaksi kimia yang terjadi Proses pembuatan beton pada dasarnya menggunakan Semen.
Semen dapat merusak gangguan pernafasan jika dihirup masyarakat. Bahaya dari penghirupnya
sangat berdampak parah untuk tubuh, diantaranya bisa mengalami penyakit paru–paru, dan
gangguan pernafasan. Produksi semen juga menyebabkan kerusakan pada lingkungan, tentu saja
hal ini akan berdampak negatif pada kehidupan mahluk hidup dimuka bumi. Pengambilan
bahan baku pembuatan semen juga bisa berdampak buruk dimana ketersediaan sumber daya
Alam semakin berkurang, karena dikeruk terus menerus yang menyebabkan wilayah
pertambangan terjadi kekeringan, dan ini sangat berdampak buruk bagi masyarakat di wilayah
pertambangan.
Untuk mengurangi segala kemungkinan yang terjadi diharapkan terobosan-terobosan baru sebagai
pembbuatan beton dengan kuat tekan yang tinggi. Maka Abu Vulkanik sangat bisa dimanfaatkan
sebagai bahan utama pembuatan semen. Dikarenakan Indonesia memiliki banyak gunung berapi
aktif yang terus mengeluarkan abu vulkanik. Yang sampai sekarang pemanfaatan abu vulkanik
masih sangat minim. Karena itu Abu vulkanik sendiri diketahui memiliki kandungan kimia yang
hampir sama dan setara. Dan ini memungkinkan bahwa abu vulkanik bisa dijadikan menjadi bahan
baku pembuatan semen.
2. RUMUSAN MASALAH
Pertambangan pengambilan bahan baku pembuatan beton seperti batu gamping/batu kapur dan
tanah liat yang terus dikeruk dari Bumi, dapatlah berpengaruh buruk dimasa mendatang dimana
ketersediaan air bersih akan berkurang, terjadinya kekeringan di wilayah pertambangan, dan
banyak kemungkinan yang terjadi dilingkungan di masa mendatang dan bahkan sumber daya alam
lama-kelamaan akan habis jika dikeruk terus-menerus.
3. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan gagasan ini adalah supaya abu vulkanik dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan semen, yang bisa membantu dan mengurangi penambangan batu kapur dan tanah liat
yang menyebabkan kekeringan dan berkurangnya ketersediaan air.
4. MANFAAT PENULISAN
Abu vulkanik dapat dimanfaatkan menjadi bahan utama dalam pembuatan semen, yang dimana
abu vulkanik sangat banyak di Indonesia dan relatif murah jika dilakukan.
2. GAGASAN
1. Semen
Semen adalah bahan utama dalam pembuatan beton, dimana semen banyak jenis dan
kualiatasnya tergantung kebutuhan.
Bahan baku dalam pembuatan semen yaitu Batu kapur 80-85%, tanah liat 6-10%, pasir silika 6-
10%, pasir besi 1%, dan Gypsum 3-5%. Dimana bahan tersebut di olah menjadi semen portland.
Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan
melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi satu massa yang padat. Meskipun definisi ini
dapat diterapkan untuk banyak jenis bahan, semen yang dimaksudkan untuk konstruksi beton
adalah bahan jadi dan mengeras dengan adanya air yang dinamakan semen hidraulis. Hidraulis
berarti semen bereaksi dengan air dan membentuk suatu bahan massa. Bahan baku yang
digunakan untuk pembuatan semen portland adalah batuan alam yang mengandung oksida-
oksida kalsium, silika, alumina dan besi sebagai pembentuk senyawa potensial semen portland.
Bahan dasar penyusun semen terdiri dari bahan-bahan yang terutama mengandung kapur, silika
dan oksida besi, maka bahan-bahan itu menjadi unsur-unsur pokok semennya. Komposisi kimia
semen portland pada umumnya terdiri dari CaO, SiO2, Al2O3 dan Fe2O3, yang merupakan
oksida dominan. Sedangkan oksida lain yang jumlahnya hanya beberapa persen dari berat semen
adalah MgO, SO3, Na2O dan K2O.
Keempat oksida utama tersebut diatas di dalam semen berupa senyawa C3S, C2S, C3A dan
C4AF, dengan mempunyai perbandingan tertentu pada setiap produk semen, tergantung pada
komposisi bahan bakunya.

2. Abu Vulkanik 3
Suatu penelitian dilakukan untuk mengkaji perbedaan sifat-sifat kimia dan fisika abu vulkan
Gunung Sinabung dan Lumpur Sidoarjo (LUSI) Jawa Timur. Sampel abu vulkan segar dari
wilayah erupsi Gunung Sinabung dan sampel lumpur Sidoarjo dideskripsikan sifat-sifat
morfologinya di lapangan. Studi pendahuluan ini difokuskan pada evaluasi kesuburan tanah,
kualitas sifat kimiafisik, hara tersedia dan hara total yang diekstraksi dan ditentukan dengan
berbagai larutan dan metode standar. Hasil penelitian menunjukkan kandungan unsur hara
tersedia abu vulkanik gunung Sinabung didominasi besi (3193,83ppm) dan sulfur (176,58ppm)
mangan (62,09ppm), kalium (0,23 m.e/100g), kalsium (10,76 m.e/100g), natrium (0,41
m.e/100g), dan magnesium (0,25 m.e/100g), pH 3,5 – 4,8. Kandungan total unsur abu vulkanik
gunung Sinabung tertinggi SiO2 (84,72%), diikuti Al2O3 (7,12%), SO4 (5,66%), diikuti oleh
MgO (0,37%), Na2O (0,30%), K2O (0,27%), CaO (0,22%), Fe2O3 (0,19 %), P2O5 (0,01%), dan
MnO (0,01%), dengan pH 3,5 – 4,8. Lumpur Sidoarjo didominasi unsur yang tergolong tinggi
yaitu besi (4926,90 ppm) dan sulfur (3962,31 ppm) diikuti mangan (433,39 ppm), kalium (1,25
m.e/100g), kalsium (8,58 m.e/100g), natrium (1,16 m.e/100g), dan magnesium (5,49 m.e/100g),
dengan nilai pH 7,3-8,1. Sedangkan kandungan total lumpur Sidoarjo tertinggi SiO2 (62,80%),
lalu diikuti Al2O3 (10,34%), lalu diikuti oleh MgO (4,52%), lalu K2O (2,36%),Na2O (2,60%),
Fe2O3 (1,32%), CaO (1,10%), P2O5 (0,53%), SO4 (0,51%), dan MnO (0,05%). Secara umum
lumpur vulkanik Sidoarjo memiliki kandungan hara tersedia dan kandungan hara total, nilai pH
yang lebih tinggi dibandingkan abu vulkanik gunung Sinabung. Kata kunci: Abu vulkanik
Gunung Sinabung, lumpur Sidoarjo

3. Tahapan Pembuatan Semen


secara garis besar pembuatan semen dibagi atas:
a. Penghancuran (Crushing) bashan baku.
b. Penyimpanan dan pengumpanan bahan baku.
c. Penggilingan dan penegringan bahan baku.
d. Pencampuran (Blending) dan Homogenisasi.
e. Pemanasan awal (Pre-heating).
f. Pembakaran (Firring).
g. Pendinginan (Colling).
h. Penggilingan akhir.

3. IMPLEMENTASI GAGASAN
Gagasan ini tercetus karena banyaknya masalah dan dampak buruk dari pertambangan batu kapur
dan tanah liat jika dikeruk terus menerus yang dapat mengakibatkan Habisnya Sumber daya Alam
dan juga menyebabkan kekeringan di daerah pertambangan tersebut. Pemanfaatan Abu Vulkanik
ini dapat menjadi solusi dalam mengurangi pertambangan tersebut. Dimana dari data-data yang
terdapat pada Gagasan bahwa Zat yang terkandung dalam Abu Vulkanik memiliki Zat yang sama
dengan zat penyusun Semen. Langkah yang harus dilakukan adalah dengan memisahkan Zat kimia
yang tidak dipergunakan dalam pembuatan semen yang terkadung dalam abu vulkanik dan
kemudian abu vulkanik tersebut bisa dengan disaring, penyulingan atau dengan mencampur zat
kimia lain supaya hannya zat penyusun abu vulkanik yang dibutuhkan dengan mudah di olah dan
disesuaikan takaran atau persentasi banyaknya zat-zat yang terkandung didalamnya untuk bisa
dijadikan menjadi bahan baku pembuatan beton pengganti batu kapur, dan mungkin juga tanah
liat, dengan tambahan bahan-bahan lain atau zat kimia. Salah satunya adalah Gypsum. Dimana
Penulisan gagasan ini dapat dilanjutkan kepenelitian untuk mengetahui lebih jelasnya apakah
gagasan ini bisa diterapkan yang dapat menanggulangi berbagai permasalahan lingkingan dan
permasalahan yang terjadi dimasa mendatang jika pengerukan pertambangan batu kapur dan tanah
liat terus-menerus dilakukan.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam penulisan gagasan tertulis ini belum bisa dipastikan apakah lebih efisien namun dapat
disimpulkan bahwa menggunakan abu vulkanik dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan
semen, yang dapat mengurangi dan bisa menjaga ketersediaan sumber daya alam. Dikarenakan
Indonesia memiliki banyak Gunung berapi aktif yang terus mengeluarkan abu vulkanik yang tidak
termanfaatkan. Dengan penulisan ini diharapkan abu vulkanik tersebut bisa termanfaatkan dengan
baik

PUSTAKA
Nugraha,Paul dan Antoni. 2007. TEKNOLOGI BETON dari Material, Pembuatan, ke Beton
Kinerja Tinggi. Yogyakarta : Andi Offset

Abdul,dkk. Pemanfaatan Abu Vulkanik Gunung Kelud Sebagai Pengganti Sebagian Agregat
Halus Pada Beton Normal Sebagai Pendukung Bahan Ajar Mata Kuliah Teknologi Beton.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/view/11918

https://justmyhobby.wordpress.com/2015/06/11/proses-pembuatan-beton-ringan/

Anda mungkin juga menyukai