Anda di halaman 1dari 23

RUMAH SAKIT ISLAM “MASYITHOH”

Jl. A. Yani No. 6 – 7 Bangil

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS


RUMAH SAKIT ISLAM “MASYITHOH”
( MEDICAL STAFF BY LAWS )

RUMAH SAKIT ISLAM

1
RUMAH SAKIT ISLAM “MASYITHOH”
BANGIL – KAB. PASURUAN

SURAT KEPUTUSAN
Nomor : Kep / / VIII / 2011

tentang

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS


RUMAH SAKIT ISLAM “MASYITHOH”
( MEDICAL STAFF BY LAWS )

DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM “MASYITHOH”

Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan pelayanan kesehatan di


lingkungan Rumah Sakit Islam “Masyithoh” diperlukan peraturan
Internal Staf Medis ( Medical Staff By Laws ) di lingkungan
Rumah Sakit Islam “Masyithoh” selanjutnya dengan ditetapkan
surat keputusan.

Mengingat : 1. Surat Dirjen Bina Yanmed Depkes RI No. YM.01.10 / III /


584 / 07 tanggal 27 Maret 2007 tentang
…………………………….
2. Keputusan ………….. No. : Kep / II / 2007 tanggal 11 Juli
2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSI “MASYITHOH”.
Memperhatikan
:
1. Surat Keputusan ………. Nomor : Kep / 12 / I / 2011 tanggal
16 Januari 2011 tentang Penetapan Rumah Sakit Islam
“MASYITHOH” sebagai Rumah Sakit Umum Type D
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
631 / Menkes / SK / IV / 2005 tanggal 25 April 2005 tentang
Pedoman Peraturan Internal Staf Medis ( Medical Staff By
laws ) di Rumah Sakit

2
MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Mengesahkan Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit


Islam “MAYITHOH” ( Medical Staff By Laws ) dilingkungan
Rumah Sakit Islam Masyithoh”.
2. Mempedomani Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit
Islam “Masyithoh” ( Medical Staff By Laws ) tersebut dalam
melaksanakan pelayanan medis dilingkungan Rumah Sakit
Islam “Masyithoh”.
3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan.

Di tetapkan di : Bangil
Pada tanggal : September 2011

DIREKTUR RSI “MASYITHOH”

dr. H. Handayanto, MM

3
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL I
PENGERTIAN

Dalam Peraturan Internal Staf Medis ini, yang dimaksud dengan:


1. Peraturan Perundang-undangan adalah Undang-Undang nomor 23 tahun 1992
tentang kesehatan dan Undang-Undang serta ketentuan lain yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan yang berlaku di Indonesia.
2. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Islam Masyithoh.
3. Rumah Sakit Islam “Masyithoh” ditetapkan dengan Surat Keputusan …………. :
Kep / 12 / …… / 2011 pada tanggal 16 September 2011.
4. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit yang diangkat dan diberhentikan oleh
Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU untuk masa bakti tertentu dan bertanggung
jawab langsung pada Muslimat NU Cabang Bangil.
5. Komite Medis adalah wadah profesional Staf Medis di Rumah Sakit yang
keanggotaannya berasal dari ketua-ketua Kelompok Staf Medis dan atau yang
mewakili.
6. Sub Komite adalah kelompok kerja dibawah Komite Medis yang dibentuk untuk
menanggulangi masalah keprofesian medis tertentu
7. Staf Medis adalah Dokter, Dokter Spesialis, Dokter Gigi dan Dokter Gigi
Spesialis yang telah terikat penjanjian dengan Rumah Sakit Islam “Masyithoh”
yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan penempatan di rumah sakit oleh
Direktur dan memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan medis di Rumah
Sakit Islam “Masyithoh” , termasuk tindakan medis diagnostik maupun terapeutik,
yang memiliki ijin praktek (SIP) untuk melakukan pelayanan medis di Rumah Sakit
Islam “Masyithoh”.
8. Staf Medis Tetap adalah Dokter, Dokter Spesialis, Dokter Gigi dan Dokter Gigi
Spesialis organik dan non organic RSI Masyithoh yang memberikan pelayanan
medis rawat inap dan rawat jalan secara purna waktu di Rumah Sakit Islam
“Masyithoh” pada hari kerja dan jam kerja maupun di luar hari kerja dan di luar jam
kerja bila diperlukan, dan yang memberikan pelayanan di Unit Gawat Darurat
selama 24 jam setiap hari yang diatur secara bergiliran.
9. Stat Medis Paruh Waktu adalah Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis dan Dokter
Gigi Spesialis yang memberikan pelayanan medis rawat inap, rawat jalan dan
pelayanan medis di Rumah Sakit Islam “Masyithoh” pada waktu tertentu dan telah
disepakati bersama oleh yang bersangkutan dengan Direktur Rumah Sakit Islam
“Masyithoh” serta memiliki ijin praktek (SIP) di Rumah Sakit Islam “Masyithoh”

4
10. Staf Medis Mitra adalah Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis dan Dokter Gigi
Spesialis dari luar RSI Masyithoh yang melakukan pelayanan medis dan tindakan
medis di Rumah Sakit Islam Masyithoh yang memiliki ijin praktek (SIP) untuk
melakukan pelayanan medis di Rumah Sakit Islam Masyithoh Bangil.
11. Kelompok Staf Medis (KSM) adalah sekumpulan Staf Medis dengan spesialisasi
dan atau keahlian yang sejenis atau hampir sejenis
12. Peraturan Internal Staf Medis adalah bagian dan Peraturan Internal Rumah Sakit
Islam “Masyithoh” yang merupakan landasan pengelolaan Staf Medis.

BAB II
NAMA, VlSI, MISI, FALSAFAH, TUJUAN DAN MOTTO
PASAL 2
NAMA
Nama Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Islam “MASYITHOH”, yang merupakan
Rumah Sakit Umum Type D di Jl. Ahmad Yani no. 6-7 Bangil Kab. Pasuruan.
PASAL 3
VISI
“ Mewujudkan Rumah Sakit Islami, terbaik pilihan seluruh masyarakat.”

PASAL 4
MISI
1. Melaksanakan dakwah dalam pelaylanan kesehatan
2. Memberikan pelayanan yang professional terhadap seluruh masyarakat tanpa
melupakan fungsi sosial keberadaan RSI Masyithoh.
3. Mengutamakan keselamatan dan kepuasan pasien.
4. Mengikuti perkembangan ilmu terutama ilmu kesehatan dalam rangka
meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan karyawan.
5. Melaksanakan pelayanan sesuai standar akreditasi rumah sakit.

PASAL 5
FALSAFAH DAN TUJUAN
a. Falsafah
Selalu berusaha dengan harapan yang setinggi-tingginya untuk menyembuhkan pasien
dengan niat untuk beribadah dan berdakwah, berprinsip Rahmatan Lil Alamin, serta
tetap berlandaskan kepercayaan bahwa Allah SWT yang telah menurunkan penyakit
maka Allah jualah yang akan menurunkan penawarnya (Hadist riwayat Ibnu Majah)
Menghargai hidup insani sejak masa pembuahan dan memandang setiap insane
secara holistic, baik jasmani maupun rohani dan psikisnya dalam berusaha

5
menyembuhkan setiap pasien dan jika Allah berkehendak lain (Q.s. Az-Zumar : 42)
maka kiat berusaha membantu pasien mencapai khusnul khotimah.

b. Tujuan
1. Terwujudnya pelayanan Rumah Sakit yang bermutu sesuai dengan standart
pelayanan kesehatan dan tercapainya kepuasan pasien yang optimal.
2. Terwujudnya Rumah Sakit dengan kualitas pelayanan berstandar nasional,
memiliki akuntabilitas publik dan pelayanan prima.
3. Terwujudnya RSI Masyithoh debagai penyedia layanan kesehatan peripurna.
4. Terkendalinya aspek hukum dan etika profesi.

MOTTO
Dakwah Bil Hal
Yaitu berdakwah melalui perbuatan berupa pelayanan kesehatan paripurna, islami dan
professional.

BAB III
PENGANGKATAN STAF MEDIS
PASAL 6
SYARAT PENERIMAAN STAF MEDIS
(1) Setiap Staf Medis yang akan bekerja di Rumah Sakit Islam Masyithoh harus
memenuhi kualifikasi tertentu sebagaimana dipersyaratkan dalam Pedoman
Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit Islam Masyithoh.
(2) Syarat tersebut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun/dibuat oleh
Komite Medis melaluli Sub-Komite Kredensial dengan suatu tata cara yang
ditetapkan oleh Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit Islam Masyithoh.
(3) Hanya Staf Medis yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan (2) yang dapat diusulkan untuk diberi kewenangan menangani
pasien di Rumah Sakit Islam Masyithoh sesuai dengan kompetensi dan
persyaratan lain yang ditentukan oleh Komite Medis.
(4) Staf Medis yang telah memperoleh kewenangan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) dapat melaksanakan tindakan medis dalam batas-batas standar profesi.
(5) Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) akan dinilai kembali oleh
Komite Medis melalui Sub-Komite Kredensial dengan suatu tata cara yang
ditetapkan oleh Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit Islam Masyithoh.
(6) Bagi Staf Medis baru, evaluasi dilakukan dalam 3 (tiga) bulan pertama dan bagi
Staf Medis lainnya setiap 1 (satu) tahun.

6
(7) Evaluasi terhadap Staf Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) dilakukan
oleh Sub Komite Kredensial bersama Kelompok Staf Medis ( KSM) yang terkait.
(8) Pada akhir masa evaluasi Staf Medis sebagaimana dimaksud datam ayat (6)
maka Ketua Sub Komite Kredensial memberikan laporan perilaku medis
profesional yang bersangkutan kepada Komite Medis

PASAL 7
KUALIFIKASI DAN SYARAT UMUM
1) Setiap Staf Medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 harus:
a. Lolos uji kompetensi, integritas, dan perilaku yang dilaksanakan oleh Komite
Medis melalui Sub Komite Kredensial berdasarkan ketentuan yang berlaku.
b. Memiliki Surat Tanda Registrasi sebagai dokter/dokter gigi/dokter spesialis/
dokter gigi spesialis dan syarat yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Menunjukkan kemampuannya untuk memberikan pelayanan medis yang
berkualitas pada pasien.
d. Menunjukkan kemauan untuk mematuhi Peraturan Internal Rumah Sakit
Islam Masyithoh dan Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit Islam
Masyithoh, kebijakan, prosedur, dan berbagai ketentuan Rumah Sakit Islam
Masyithoh lainnya.
e. Mematuhi prinsip umum etika kedokteran.
f. Bebas dari keadaan yang dapat mendiskualifikasi kemampuannya dalam
memberikan pelayanan akibat adanya kendala fisik, mental, maupun perilaku
yang dapat berpengaruh pada keterampilan, sikap atau kemampuan
pengambilan keputusan.
g. Menunjukkan kemampuan untuk bekerjasama dengan koleganya, perawat,
staf penunjang medis, dan warga Rumah Sakit Islam Masyithoh lainnya.
h. Mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di Rumah Sakit Islam Masyithoh
2) Uji kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas didasarkan pada
pendidikan yang pernah dijalani dan pendidikan berkelanjutan, pelatihan,
pengalaman, kompetensi klinis mutakhir, pengambilan keputusan klinis, dan
pengamatan kinerja serta kinerja lainnya yang ditunjukkan dalam dokumen yang
dimiliki calon Staf Medis Rumah Sakit Islam Masyithoh.
3 Setiap pelamar yang telah memenuhi kualifikasi sebagaimana tercantum dalam
ayat (1) tidak dapat ditolak berdasarkan alasan agama, ras, jenis kelamin, suku,
golongan maupun status sosialnya.

7
PASAL 8
KEBUTUHAN STAF MEDIS RUMAH SAKIT
1) Setiap permohonan untuk menjadi Staf Medis Rumah Sakit Islam Masyithoh akan
dievaluasi, dan permohonan dapat dikabulkan atau ditolak sejalan dengan
kebutuhan dan kemampuan Rumah Sakit Islam Masyithoh.
2) Faktor yang digunakan untuk mempertimbangkan kebutuhan Rumah Sakit Islam
Masyithoh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disesuaikan dengan Rencana
Kerja Rumah Sakit Islam Masyithoh yang penyusunannya melibatkan Komite
Medis.
3) Direktur Rumah Sakit Islam Masyithoh akan menerbitkan surat perjanjian kerja
antara Rumah Sakit Islam Masyithoh dengan Staf Medis setelah dipenuhi
ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 8 dan pasal 9 sesuai dengan
kebutuhan Rumah Sakit Islam Masyithoh.
4) Surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan diterbitkan oleh Rumah Sakit
Islam Masyithoh sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan penempatan Staf Medis
yang telah diterima ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit Islam Masyithoh dan
dilaporkan kepada Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU Bangil.

BAB IV
STAF MEDIS
PASAL 9
KATAGORI STAF MEDIS
(1) Staf Medis Rumah Sakit Islam Masyithoh terdiri dari Dokter, Dokter Gigi, Dokter
Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis Tetap ; Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis
dan Dokter Gigi Spesialis Paruh Waktu serta Dokter, Dokter Gigi, Dokter
Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis Mitra sebagaimana yang diatur dalam pasal 1
dan telah dinyatakan memenuhi syarat Kredensial oleh Komite Medis
sebagaimana terdapat dalam Pedoman Peraturan Internal Staf Medis Rumah
Sakit Islam Masyithoh
(2) Setiap Staf Medis Tetap sebagaimana diatur dalam ayat (1) melakukan tindakan
medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan kewenangan yang diberikan
oleh Rumah Sakit Islam Masyithoh.
(3) Setiap Staf Medis Paruh Waktu sebagaimana diatur dalam ayat (1) melakukan
tindakan medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan penugasan yang
diberikan oleh Rumah Sakit Islam Masyithoh.
(4) Setiap Staf Medis Mitra sebagaimana diatur dalam ayat (1) melakukan tindakan
medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan penugasan yang diberikan oleh

8
Rumah Sakit Islam Masyithoh sesuai dengan kebutuhan dan keadaan Rumah
Sakit Islam Masyithoh.

PASAL 10
PEMBERIAN KEWENANGAN STAF MEDIS
(1) Penentuan kewenangan untuk melakukan tindakan medis didasarkan pada
pendidikan, pelatihan, pendidikan berkelanjutan, pengalaman dan kemampuan
termasuk pengambilan keputusan, sebagaimana tercantum dalam berkas
kredensial, dan didasarkan pada pengamatan kinerja klinis serta dokumen hasil
program peningkatan kinerja yang bersangkutan.
(2) Penggunaan kewenangan klinis dalam sebuah Kelompok Staf Medis akan
tergantung pada peraturan dan ketentuan yang berlaku di Kelompok Staf Medis
masing-masing.

PASAL 11
BERAKHIRNYA KEWENANGAN MELAKUKAN
TINDAKAN MEDIS
1) Kewenangan untuk melakukan tindakan medis seorang Staf Medis di Rumah
Sakit Islam “Masyithoh” berakhir bila hubungan hukum antara Staf Medis dengan
Rumah Sakit Islam Masyithoh telah berakhir atau penugasan klinis Staf Medis
yang bersangkutan dicabut oleh Direktur RSI Masyithoh.
2) Dalam hal hubungan hukum antara Staf Medis dengan Rumah Sakit Islam
“Masyithoh” berakhir maka Direktur memberikan surat pemberitahuan tentang hal
itu kepada yang bersangkutan dengan tembusan kepada Komite Medis.
3) Dalam hal seorang Staf Medis dikenai sanksi disiplin maka setelah melalui rapat
khusus Komite Medis, Ketua Komite Medis memberikan surat pemberitahuan
yang disertai dengan bukti pemeriksaan tentang hal itu kepada Direktur RSI
Masyithoh dengan tembusan kepada yang bersangkutan.

BAB VI
PEMBINAAN
PASAL 12
DASAR TINDAKAN DISIPLIN MEDIS
(1) Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan pelanggaran
disiplin medis dan tata tertib oleh seorang Staf Medis adalah hal-hal yang
menyangkut:
a. Kompetensi Medis

9
b. Tindakan perawatan atas seorang pasien termasuk penatalayanan sebuah
kasus di Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
c. Pelanggaran Peraturan Internal Staf Medis dan Tata Tertib Staf Medis
d. Penyimpangan etika profesi
e. Pelanggaran tata tertib dan kebijakan Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
f. Perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan Rumah
Sakit Islam “Masyithoh”.
g. Penggunaan obat dan alat kesehatan yang tidak sesuai dengan standar
profesi maupun ketetapan Komite Medis.
h. Ketidak mampuan untuk bekerjasama dengan staf Rumah Sakit Islam
“Masyithoh” yang dapat menimbulkan gangguan pada pelayanan Rumah Sakit
Islam “Masyithoh”.
i. Hal – hal lain yang oleh Komite Medis sepatutnya dianggap sebagai
pelanggaran yang menyangkut disiplin medis.
(2) Setiap Staf Medis atau Staf Rumah Sakit Islam “Masyithoh” yang terkait dengan
pelayanan medis wajib memberitahukan adanya dugaan pelanggaran
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada Ketua Komite Medis secara tertulis
dengan tatacara sebagai berikut :
a. Staf Medis menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada Ketua
Komite Medis melalui Ketua Kelompok Staf Medis yang terkait.
b. Staf Rumah Sakit Islam “Masyithoh” menyampaikan formulir pemberitahuan
tersebut kepada atasan yang bersangkutan untuk selanjutnya disampaikan
kepada Ketua Komite Medis .
(3) Ketua Komite Medis wajib meneliti, menindak lanjuti dan memberikan kesimpulan
serta putusan setiap laporan yang disampaikan oleh Staf Medis atau Staf Rumah
Sakit Islam “Masyithoh” yang terkait dengan pelayanan medis sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2).
(4) Ketua Komite Medis dapat menugaskan Sub-Komite Etka dan Disiplin Profesi
Medis untuk meneliti dan menindaklanjuti setiap laporan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3).
(5) Ketua Komite Medis memberikan kesimpuan dan putusan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) berdasarkan hasil penelitian dan rekomendasi Sub-Komite Etika
dan Disiplin Profesi Medis.
a. Saran dan masukan kepada Staf Medis terkait dan Manajemen Rumah Sakit
Islam “Masyithoh”.
b. Putusan untuk melakukan penelitian lanjutan guna menentukan adanya
pelanggaran disiplin medis, tata tertib dan etik.

10
(6) Semua putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) didokumentasikan secara
lengkap oleh Staf Sekretariat Komite Medis dan diperlakukan secara konfidensial.
(7) Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) kepada pihak
manapun hanya dapat dilakukan oleh Direktur setelah memperoleh persetujuan
dari ketua Komite Medis.

PASAL 13
PENELITIAN DUGAAN PELANGGARAN
DISIPLIN MEDIS, ETIKA DAN TATA TERTIB
(1) Penelitian dugaan pelanggaran disiplin medis, etika, dan tata tertib dimulai
berdasarkan putusan Ketua Komite Medis untuk melakukan peneliltian lanjutan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (5) dan dilaksanakan oleh Sub-
Komite Etika dan Disiplin Profesi Medis.
(2) Sub-Komite Etika dan Disiplin Profesi Medis melaksanakan penelitian
berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan dalam Pedoman Peraturan Internal
Staf Medis Rumah Sakit
(3) Ketua Sub-Komite Etika dan Disiplin Profesi Medis menyampaikan hasil penelitian
dan rekomendasi kepada Ketua Komite Medis untuk ditetapkan sebagai putusan
Komite Medis yang memuat:
a. Ringkasan kasus atau kejadian
b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran
c. Rekomendasi tindakan
(4) Ketua Komite Medis wajib menetapkan putusan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) dengan memperhatikan masukan dari Sub-Komite lain dalam waktu
paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah diterimanya putusan Sub-Komite Etika dan
Disiplin Profesi medis..
(5) Putusan Komite Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) disampaikan
kepada Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh” dengan tembusan kepada yang
bersangkutan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah ditetapkannya
putusan tersebut untuk segera ditindak lanjuti oleh Direktur Rumah Sakit Islam
“Masyithoh”.

PASAL 14
TIM AD- HOC PENELITIAN DUGAAN PELANGGARAN
DISIPLIN DAN TATA TERTIB
(1) Dalam hal Ketua Komite Medis menyampaikan putusan untuk melakukan
penelitian lanjutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (5) maka Ketua
Sub-Komite Etika dan Disiplin Profesi Medis atau yang mewakilinya dapat

11
mengusulkan kepada Ketua Komite Medis untuk menetapkan Tim Ad-Hoc yang
dibentuk dengan suatu Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
(2) Penetapan Tim Ad-Hoc sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan setelah
dilakukan penelitian pendahuluan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan
oleh Komite Medis.
(3) Anggota Tim Ad Hoc berjumlah ganjil minimal 5 orang terdiri dari ketua/wakil ketua
SMF terkait, konsultan dari disiplin terkait dan anggota lain yang diperlukan.
(4) Tim Ad-Hoc menyelenggarakan sidang dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari
kerja setelah diterbitkannya surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1).
(5) Ketua Komite Medis atau staf lain yang ditunjuk didampingi Ketua Sub-Komite
terkait atau staf lain yang ditunjuk memimpin sidang pertama Tim Ad-Hoc untuk
menentukan ketua dan wakil ketua Tim Ad-Hoc dan menjelaskan tata cara
persidangan kepada anggota Tim Ad-Hoc.
(6) Pada Tim Ad-Hoc diperbantukan sekretaris yang ditunjuk oleh Komite Medis untuk
melancarkan persidangan.
(7) Tim Ad-Hoc bertugas melakukan pengkajian dan penelitian atas kasus yang
diterimanya dan melaksanakan persidangan sesuai dengan tata cara yang telah
ditetapkan dalam peraturan ini
(8) Dalam rangka melakukan pengkajian, Tim Ad-Hoc berwenang meminta informasi
kepada ‘yang teradu’ dan semua pihak dirumah sakit, termasuk meneliti Rekam
Medis dan bila diperlukan meminta bantuan pihak lain diluar Rumah Sakit Islam
“Masyithoh” dengan persetujuan Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
(9). Tim Ad-Hoc wajib melaksanakan persidangan untuk menyimpulkan dan
memutuskan suatu kasus yang diserahkan padanya dalam suatu surat
kesimpulan yang ditanda tangani oleh Ketua bersama segenap anggota Tim Ad-
Hoc untuk diserahkan kepada Ketua Sub-Komite disiplin melalui suatu putusan
yang memuat:
a. Ringkasan kasus atau kejadian
b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran
c. Rekomendasi tindakan korektif
(10) Ketua Sub-Komite terkait menyerahkan hasil rapat Tim Ad-Hoc kepada Ketua
Komite Medis untuk ditindak lanjuti.
(11) Komite Medis menyelenggarakan rapat khusus untuk menentukan tindak lanjut
sebagaimana dimaksud dalam ayat (9).
(12) Putusan Komite Medis disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit Islam
“Masyithoh” sebagai usulan.

12
(13) Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh” menerbitkan surat keputusan
pembubaran Tim Ad-Hoc setelah menerima surat kesimpulan keputusan dan
semua berkas persidangan secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam ayat
(8).

PASAL 15
TATA CARA PERSIDANGAN TIM AD-HOC
SUB KOMITE DISIPLIN
1) Ketua Tim Ad-Hoc membuka persidangan dan menyatakan sidang tersebut sah
setelah kuorum tercapai dan setiap yang hadir menandatangani daftar hadir.
(2) Kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tercapai bila rapat dihadiri oleh
paling sedikit setengah ditambah satu dari jumlah Tim Ad-Hoc dan seluruh
anggota yang berasal dan luar Rumah Sakit Islam “Masyithoh” hadir.
(3) Tim Ad-Hoc melaksanakan persidangan dengan melakukan pemeriksaan atas
kasus tersebut dengan meminta keterangan dari berbagai pihak yang dianggap
perlu.
(4) Persidangan dilakukan secara tertutup.
(5) Pencatatan semua informasi dalam persidangan hanya dilakukan oleh petugas
yang ditunjuk oleh Komite Medis.
(6) Petugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) adalah seorang staf medis.
(7) Pada setiap akhir persidangan, petugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (5)
membacakan hasil catatan sidang kepada seluruh anggota yang hadir, untuk
selanjutnya dibuatkan notulen rapatnya.
(8) Semua informasi, catatan dan dokumen dalam bentuk apapun diperlakukan
secara konfidensial, dan tatacara pemusnahan dokumen tersebut akan ditentukan
oleh Komite Medis dari waktu ke waktu.
(9) Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) kepada pihak
manapun hanya dapat dilakukan oleh Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh”
setelah memperoleh pertimbangan Ketua Komite Medis.

BAB VII
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS
DAN KOMITE MEDIS
PASAL 16
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS
(1) Staf Medis Fungsional RS Islam “Masyithoh” dikelompokkan dalam 3 kelompok
berdasarkan bidang keahlian yaitu:
1. Kelompok Staf Medis Fungsional Bedah

13
2. Kelompok Staf Medis Fungsional Non Bedah
3. Kelompok Staf Medis Fungsional Umum dan Gigi
(2) Dalam menjalankan tugas, Kelompok Staf Medis Fungsional berada dalam
pengelolaan dan pengawasan Ketua Staf Medis Fungsional dan Ketua Komite
Medis.

PASAL 17
ANGGOTA STAF MEDIS
(1) Anggota Kelompok Staf Medis Fungsional terdiri dari semua Dokter, Dokter Gigi,
Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis Tetap, Paruh Waktu maupun Mitra
yang bekerja di Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
(2) Setiap anggota Kelompok Staf Medis Fungsional wajib memiliki ijin praktek di
bidang kedokteran yang masih berlaku.
PASAL 18
TUGAS KELOMPOK STAF MEDIS FUNGSIONAL
Kelompok Staf Medis Fungsional mempunyai tugas:
(1) Bertanggung jawab kepada Komite Medis
(2) Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit
Islam “Masyithoh”.
(3) Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan pelayanan kesehatan di Unit Pelayanan
masing-masing
(4) Mengadakan pertemuan rutin di Staf Medis Fungsional masing masing.

PASAL 19
PENGORGANISASIAN KOMITE MEDIS
(1) Untuk melindungi pasien dan meningkatkan profesionalisme staf medis
dilingkungan Rumah Sakit Islam “Masyithoh” dibentuk suatu wadah non struktural
yang disebut sebagai Komite Medis Rumah Sakit Islam “Masyithoh” yang
bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
(2) Komite Medis Rumah Sakit Islam “Masyithoh” terdiri dari ketua-ketua Kelompok
Staf Medis Fungsional dan atau staf medis yang telah diberi kewenangan untuk
melakukan tindakan medis di Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
(3) Pemilihan Ketua Kelompok Staf Medis Fungsional dilakukan oleh anggota Staf
Medis Fungsional tersebut.
(4) Komite Medis adalah satu-satunya organisasi formal non struktural yang terdini
dan seluruh Staf Medis yang berkaitan dengan profesi medis di Rumah Sakit.
(5) Seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan Komite Medis dibebankan sepenuhnya
pada anggaran belanja Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.

14
PASAL 20
TUGAS KOMITE MEDIS
Komite Medis bertugas:
(1) Sebagai wadah anggota staf medis Rumah Sakit Islam “Masyithoh” agar dapat
berpatisipasi dalam masalah profesi medis dan teknis medis.
(2) Melakukan kredensial tenaga medis yang akan bekerja di Rumah Sakit Islam
“Masyithoh” dan memberikan rekomendasi kepada Direktur Rumah Sakit Islam
“Masyithoh”.
(3) Membantu Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh” dalam penyusunan,
pelaksanaan, pengawasan dan pengembangan standar pelayanan agar dapat
menjamin kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna bagi pelanggan
Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
(4) Merencanakan dan mengatur pendidikan di bidang kedokteran yang disesuaikan
dengan rencana kerja Rumah Sakit Islam “Masyithoh” bagi setiap anggotanya.
(5) Menyelenggarakan audit medis secara berkesinambungan
(6) Memantau perilaku etik dan profesional anggota staf medis dan
menyelenggarakan proses pendisiplinan profesi medis serta mengusulkan tindak
lanjut hasil kajiannya kepada Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh”
(7) Memberikan masukan kepada Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh” perihal :
1. Pelayanan klinis yang adekuat bagi Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
2. Kebijakan yang menyangkut pengorganisasian pelayanan kilnik Rumah Sakit
Islam “Masyithoh”.
3. Membantu mengidentifikasi kebutuhan pelanggan Rumah Sakit Islam
“Masyithoh” dan pelayanan yang layak untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
(8) Bekerjasama dengan Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh” merencanakan
suatu program untuk mengatur kewenangan melakukan tindakan medis sesuai
rencana kerja Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
(9) Menyampaikan laporan kegiatan Komite Medis yang disampaikan secara berkala
kepada Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh” dan seluruh anggota Staf Medis
Fungsional sedikitnya setahun sekali.

PASAL 21
KEPENGURUSAN KOMITE MEDIS
(1) Komite Medis dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih setiap tiga tahun dari
antara anggota Komite Medis
(2) Dalam Komite Medis ditetapkan Pengurus Harian Komite Medis yang terdiri dari
Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Ketua-ketua Sub-komite.

15
(3) Pengurus Harian Komite Medis melaksanakan fungsi dan tugas Komite Medis
sehari-hari dengan tata cara yang akan ditetapkan oleh Komite Medis.

PASAL 22
KETUA KOMITE MEDIS
(1) Ketua dipilih secara perodik yang diselenggarakan setiap tiga tahun yang
selanjutnya diajukan dan disetujui oleh Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
(2) Ketua Komite Medis diutamakan seorang Staf Medis Tetap.
(3) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Ketua sebelum masa jabatannya berakhir
maka kekosongan jabatan tersebut diisi oleh Wakil Ketua
(4) Tugas Ketua Komite Medis adalah:
1. Memimpin penyelenggaraan kegiatan Komite Medis dan bertanggungjawab
kepada Direktur Rumah Sakit.
2. Melaksanakan komunikasi yang efektif dan menampung pendapat,
menyusun kebijakan, laporan, kebutuhan, dan keluhan Staf Medis.
3. Melaksanakan dan bertanggungjawab atas semua hasil keputusan rapat
yang diselenggarakan Komite Medis.
4. Menunjuk perwakilan Komite Medis dalam setiap kepanitiaan di Rumah Sakit
yang memerlukan perwakilan dari staf medis.
5. Menghadiri pertemuan yang diadakan oteh Direktur Rumah Sakit, dan
kepanitiaan lainnya.
6. Menentukan agenda rapat.

PASAL 23
WAKIL KETUA KOMITE MEDIS
(1) Wakil Ketua dipilih oleh para anggota Komite Medis.
(2) Wakil Ketua adatah seorang staf medis tetap atau staf medis paruh waktu.
(3) Tugas Wakil Ketua Komite Medis adalah:
1. Membantu pelaksanaan tugas Ketua Komite Medis
2. Mewakili Ketua Komite Medis dalam hal Ketua Komite Medis berhalangan

PASAL 24
SEKRETARIS KOMITE MEDIS
(1) Sekretaris Komite Medis dipilih oleh para anggota Komite Medis.
(2) Sekretaris Komite Medis adalah seorang staf medis tetap.
(3) Sekretaris Komite Medis bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan tugas-
tugas kesekretariatan Komite Medis.

16
(4) Pada sekretaris Komite Medis dapat diperbantukan petugas sekretariat dan
segala prasarana lain yang disediakan oleh Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
(5) Tugas Sekretaris Komite Medis adalah:
1. Melaksanakan kegiatan administrasi/ ketatausahaan yang berhubungan
dengan Komite Medis.
2 Mempersiapkan dan mengatur rapat – rapat dan mengedarkan notulen rapat
yang lengkap kepada yang berhak menghadiri rapat.
3. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Komite Medis.

PASAL 25
SUB KOMITE DIBAWAH KOMITE MEDIS
(1) Dibawah Komite Medis dibentuk beberapa Sub Komite yaitu:
(a) Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Medis
(b) Sub Komite Peningkatan Mutu Medis
(c) Sub Komite Kredensial

Tugas dan fungsi Sub Komite Medis ditetapkan oleh Komite Medis dari waktu ke
waktu dan disahkan oleh Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.

PASAL 26
SUB KOMITE ETIKA MEDIK
(1) Struktur organisasi Sub Komite Etika Medik terdiri dan:
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Anggota-anggota
(2) Ketua, Sekretaris dan anggota Sub Komite Etika Medik ditetapkan oleh Direktur
Rumah Sakit Islam “Masyithoh” atas usulan Komite Medik.
(3) Masa kerja Sub Komite Etika Medik adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
(4) Anggaran biaya Sub Komite Etika Medik dibebankan kepada anggaran Rumah
Sakit Islam “Masyithoh”.
(5) Sub Komite Etika Medik bertugas:
1. Bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medik
2. Atas permintaan Ketua Komite Medik, memberikan pertimbangan kepada
Ketua Komite Medik dan Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh” mengenal
masalah etik medik legal yang terjadi di Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
3. Apabila diperlukan, sebelum memberikan pertimbangan, Ketua Sub Komite
Etik Medik dapat mengajak Staf Medis Fungsional terkait, Konsultan Hukum,

17
Ulama, dan Unit terkait lain atas seizin Direktur Rumah Sakit Islam
“Masyithoh”.

PASAL 27
SUB KOMITE PENINGKATAN MUTU PELAYANAN MEDIS
(1) Struktur organisasi Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis terdiri dari:
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Anggota – anggota
(2) Ketua, Sekretaris dan anggota Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh” atas usulan Komite
Medis.
(3) Masa kerja Sub Komite Peningkatan Mutu Medis adalah 3 (tiga) tahun terhitung
sejak ditetapkan oeh Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
(4) Anggaran biaya Sub Komite Peningkatan Mutu Medis dibebankan kepada
anggaran Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
(5) Sub Komite Peningkatan Mutu Medis bertugas:
1. Bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medis.
2. Bersama anggota Sub Komite, melaksanakan audit medis.
3. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan dan kinerja staf medis.
4. Melaksanakan pemantauan terhadap mutu pelayanan medis.
5. Melaksanakan pemantauan terhadap utilisasi / pendayagunaan peralatan
medis.

PASAL 28
SUB KOMITE KREDENSIAL
(1) Struktur organisasi Sub Komite Kredensial terdiri dari :
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Anggota - anggota
2) Ketua, Sekretaris dan anggota Sub Komite Kredensial ditetapkan oleh Direktur
Rumah Sakit Islam “Masyithoh” atas usulan Komite Medis.
(3) Masa kerja Sub Komite Kredensial adalah 3 (tiga ) tahun terhitung sejak
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
(4) Anggaran biaya Sub Komite Kredensial dibebankan kepada anggaran Rumah
Sakit Islam “Masyithoh”.
(5) Sub Komite Kredensial bertugas:
1. Bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medis.

18
2. Melaksanakan proses penerimaan dan penugasan ulang staf medis Rumah
Sakit Islam “Masyithoh”.
3. Melaksanakan proses pemberhentian staf medis Rumah Sakit Islam
“Masyithoh”.

BAB VIll
RAPAT
PASAL 29
RAPAT KOMITE MEDIS
(1) Rapat Komite Medis terdiri atas Rapat Rutin, Rapat Khusus, dan Rapat Pleno
(2) Rapat Komite Medis dinyatakan sah hanya bila dihadiri oleh lebih dari separuh
jumlah anggota Komite Medis.

PASAL 30
RAPAT RUTIN KOMITE MEDIS
(1) Komite Medis menyelenggarakan rapat rutin satu bulan sekali pada waktu dan
tempat yang ditetapkan oleh Komite Medis.
(2) Sekretaris Komite Medis menyampaikan undangan rapat rutin beserta agenda
rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat lima hari kerja
sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
(3) Rapat rutin dihadiri oleh pengurus harian komite medis
(4) Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu
(5) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Komite Medis sebagaimana diatur
dalam ayat (2) harus melampirkan:
1. Agenda rapat
2. Risalah rapat rutin atau rapat khusus yang lalu

PASAL 31
RAPAT KHUSUS KOMITE MEDIS
(1) Rapat khusus komite medis diselenggarakan dalam hal:
(a) Dipandang perlu oleh ketua atau
(b) Pemintaan yang diajukan secara tertulis oleh paling sedikit tiga pengurus
komite medis
(2) Komite Medis menyelenggarakan rapat khusus dalam waktu empat puluh delapan
jam setelah diterimanya permintaan tertulis sebagaimana diatur dalam ayat (1)
kurung (b) pasal ini.

19
(3) Sekretaris Komite Medis menyampaikan undangan rapat khusus beserta agenda
rapat kepada para pengurus yang berhak hadir paling lambat dua puluh empat
jam sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
(4) Undangan rapat khusus akan menyebutkan secara spesifik hal-hal yang akan
dibicarakan dalam rapat tersebut, dan rapat hanya akan membicarakan hal-hal
yang tercantum dalam undangan tersebut.

PASAL 32
RAPAT PLENO KOMITE MEDIS
(1) Rapat pleno Komite Medis diselenggarakan satu kali satu tahun.
(2) Rapat pleno dihadiri oleh seluruh staf medis Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
(3) Rapat pleno membahas laporan kegiatan yang telah dilaksanakan komite medis,
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan komite medis, dan agenda lainnya
yang ditetapkan oleh komite medis.
(4) Sekretaris Komite Medis menyampaikan undangan rapat pleno secara tertulis
beserta agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat tujuh
hari sebelum rapat tersebut dilaksanakan.

PASAL 33
KUORUM
(1) Kuorum tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah ditambah satu dari
jumlah pengurus Komite Medis yang berhak untuk hadir dan memberikan suara.
(2) Keputusan hanya dapat ditetapkan bila kuorum tercapai.

PASAL 34
PENGAMBILAN PUTUSAN RAPAT
(1) Pengambilan putusan rapat diupayakan melalui musyawarah dan mufakat.
(2) Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambil melalui pemungutan
suara berdasarkan suara terbanyak dan anggota yang hadir.
(3) Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka ketua berwenang
membuat keputusan hasil rapat.

PASAL 35
TATA TERTIB RAPAT
(1) Setiap rapat komite medis berhak dihadiri oleh seluruh pengurus komite medis.
(2) Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Medis atau yang ditunjuk oeh ketua Komite
Medis.

20
(3) Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan oleh sekretaris
Komite Medis.
4) Setiap peserta rapat wajib mengikuti rapat sampai selesai.
(5) Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin pimpinan
rapat.
(6) Setiap peserta wajib menjaga ketertiban selama rapat berlangsung.
(7) Hal - hal lain yang menyangkut teknis tata tertib rapat akan ditetapkan oleh ketua
sebeum rapat dimulai

PASAL 36
NOTULEN RAPAT
(1) Setiap rapat harus dibuat notulennya.
(2) Semua notulen rapat Komite Medis dicatat oleh Sekretaris Komite Medis atau
penggantinya yang ditunjuk.
(3) Notulen akan diedarkan kepada semua peserta rapat yang berhak hadir sebelum
rapat berikutnya.
(4) Notulen rapat tidak boleh dirubah kecuali untuk hal-hal yang berkaitan dengan
ketidak-akuratan notulen tersebut.
(5) Notulen rapat ditandatangani oleh Ketua Komite Medis dan Sekretaris Komite
Medis, dan diberalakukan sebagai dokumen yang sah,
(6) Sekretaris memberikan salinan notulen kepada Direktur Rumah Sakit Islam
“Masyithoh” paling lambat satu minggu setelah ditandatangani oleh Ketua dan
Sekretaris Komite Medis.

BAB IX
KERAHASIAAN DAN INFORMASI MEDIS
PASAL 37
(1) Dokter wajib mematuhi peraturan Rumah Sakit Islam “Masyithoh” sesuai dengan
hubungan hukum antara dokter dengan Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.
(2) Dokter wajib memberikan pelayanan medis, sesuai dengan standar profesi
kedokteran dan menghormati hak- hak pasien.
(3) Dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.
(4) Dokter wajib memberikan informasi yang secukupnya tentang perlunya tindakan
medik yang bersangkutan serta risiko yang dapat ditimbulkannya.
(5) Dokter wajib membuat rekam medis yang baik serta berkesinambungan berkaitan
dengan keadaan pasien

21
BABX
PENGAWASAN
PASAL 38
PENJAGAAN MUTU PELAYANAN MEDIS
(1) Untuk menjaga mutu pelayanan medis dilakukan audit medis secara berkala dan
pendidikan kedokteran yang berkelanjutan dengan tatacara yang lazim yang
ditentukan oleh Sub- komite Peningkatan Mutu Medis.
(2) Topik, jangka waktu, dan tatacara audit medis ditetapkan oleh Sub Komite
Peningkatan Mutu Medis.
(3) Sub Komite Peringkatan Mutu Medis melaporkan hasil audit medis dan
analisisnya secara berkala kepada komite medis untuk ditindak lanjuti.
(4) Komite medis wajib melakukan tindakan korektif yang dianggap perlu untuk
menindak lanjuti hasil audit medis sebagaimana diatur dalam ayat (3)
(5) Setiap anggota staf medis wajib menjalani pendidikan kedokteran berkelanjutan
yang substansi dan tata caranya diatur oleh sub komite Peningkatan Mutu Medis.
(6) Sub Komite Peningkatan Mutu Medis memberikan laporan kepada Komite Medis
mengenai efektifitas, dan kewajaran pelayanan medis yang diberikan oleh seluruh
staf medis yang bekerja di Rumah Sakit Islam “Masyithoh”.

BAB XI
KETENTUAN PERUBAHAN
PASAL 39
PERUBAHAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
RUMAH SAKIT ISLAM “MASYITHOH”
(1) Komite Medis berhak mengajukan usulan perubahan Peraturan Internal Staf
Medis Rumah Sakit Islam “Masyithoh” ini kepada Direktur Rumah Sakit Islam
“Masyithoh”
(2) Usulan perubahan Peraturan internal Staf Medis Rumah Sakit Islam “Masyithoh”
ini hanya dapat dilaksanakan melalui rapat pleno khusus yang diselenggarakan
untuk keperluan tersebut.

22
BAB XII
PENUTUP
KETENTUAN PENUTUP
1) Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit Islam “Masyithoh” berlaku semenjak
Surat Keputusan ini ditandatangani
2) Semua Peraturan Rumah Sakit yang ditetapkan sebelum berlakunya Peraturan
Internal Staf Medis Rumah Sakit Islam “Masyithoh” ini dinyatakan tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Internal Staf Medis Rumah
Sakit Islam “Masyithoh”.

Di tetapkan di : Bangil
Pada tanggal : September 2011

RUMAH SAKIT ISLAM “MASYITHOH”

dr. H. HANDAYANTO, MM
Direktur

23

Anda mungkin juga menyukai