1 KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga
laporan kegiatan Pemetaan Sosial (Social Mapping) di Wilayah Pengembangan Masyarakat
PT. Pertamina DPPU Minangkabau ini bisa terselesaikan yang merupakan hasil kerja sama
dengan ICDC Indonesia ( Innovation For Community Development Center Indonesia ).
Kegiatan Pemetaan Sosial (Social Mapping) ini bertujuan menggambarkan informasi
yang sistematik mengenai masyarakat termasuk di dalamnya profil, potensi, dan masalah
sosial yang ada pada masyarakat di wilayah kerja Ring I PT. Pertamina DPPU Minangkabau.
Dengan berpedoman Pemetaan Sosial (Social Mapping) ini, PT. Pertamina DPPU
Minangkabau nantinya dapat merancang program Community Development (CD) yang
efektif dan tepat sasaran, sehingga mampu menjawab persoalan-persoalan sosial, efisien
(sesuai target waktu yang direncanakan, mandiri, serta berkelanjutan sesuai dengan prinsip
Community Empowerment untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan Pemetaan Sosial (Social Mapping) yang dilakukan ini mengacu pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.3 Tahun 2014 tentang Program Penilaian Peringkat
Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). PROPER merupakan
program unggulan Kementerian Lingkungan Hidup yang berupa kegiatan pengawasan dan
pemberian insentif dan atau disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan atau kegiatan.
Pemberian penghargaan PROPER bertujuan mendorong perusahaan untuk taat terhadap
peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellence)
melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa,
penerapan sistem manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi, konservasi sumberdaya, dan
pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggungjawab terhadap masyarakat melalui
program pengembangan masyarakat (Community Development).
Adapun lokasi pemetaan sosial berada di wilayah Ring I PT. Pertamina DPPU
Minangkabau yaitu di Kelurahan Katapiang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang
Pariaman, Propinsi Sumatra Barat.
Tim Penulis
2
2 DAFTAR ISI
3
C. Foto Potensi Lokal Kapatiang ....................................................................................... 97
4
3 DAFTAR TABEL
5
Tabel 4.6 Program Budidaya Lebah Madu Hutan ................................................................... 86
Tabel 4.7 Program Pos Gizi ..................................................................................................... 87
Tabel 4.8 Program Pembinaan dan Pengembangan Pemuda di Bidang Kewirausahaan dan
Tenaga Kerja ............................................................................................................................ 88
Tabel 4.9 Program Pengadaan Kantin Sehat …………………………………………...……90
Tabel 4.10 Program Pengadaan Buku dan Kegiatan Perpustakaan ………………………….91
6
4 DAFTAR GAMBAR
7
BAB I
5 PENDAHULUAN
8
dengan hukum baik secara positif maupun normatif namun juga memberikan dampak pada
aspek lainnya bagi khayalak pemangku kepentingan.
1. Pemetaan aktor (stakeholders) dan jaringan hubungan antar aktor yang terdiri dari
2. individu, kelompok, dan organisasi
3. Deskripsi posisi sosial dan peranan sosial aktor dalam kehidupan masyarakat
4. Analisis derajat kekuatan (power) dan kepentingan (interest) aktor
5. Identifikasi mekanisme/forum-forum yang menjadi sarana yang digunakan
masyarakat
6. dalam membahas kepentingan umum/publik.
7. Deskripsi potensi penghidupan berkelanjutan yang mencakup potensi sumberdaya
8. manusia, potensi sumberdaya alam, modal sosial, modal keuangan, kondisi
infrastruktur publik.
9. Analisis kebutuhan masyarakat untuk mendukung penghidupan berkelanjutan
10. Deskripsi jenis–jenis kerentanan (vulnarability) dan kelompok rentan.
11. Deskripsi masalah sosial
12. Rekomendasi program pengembangan masyarakat (CD)
9
ICDC Indonesia sebagai pihak yang melakukan studi ini akan mengidentifikasi aspek-
aspek sebagaimana diuraikan di atas secara objektif sehingga data dan informasi memiliki
tingkat validitas dan realibilitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
10
c. Masalah sosial yang terjadi di wilayah studi
d. Potensi sumber daya alam, modal sosial, modal keuangan dan kondisi
infrastruktur publik.
5. Rekomendasi program pengembangan masyarakat
Kegiatan Pemetaan Sosial diadakan selama 1 bulan yaitu dari tanggal 1 Desember –
31 Desember 2018. Untuk mendapatkan hasil studi yang baik, maka rangkaian studi ini
dimulai dari pembentuk team building yang membahas mengenai persiapan pelaksanaan,
baik dari sisi metodologi maupun logistik ketika pelaksanaan studi di lapangan. Setelah
seluruh instrumen penelitian lengkap, maka tim peneliti melakukan pemetaan kerangka
kehidupan berkelanjutan yaitu (human capital, social capital, natural capital, physical
capital, financial capital) melalui pengumpulan dokumentasi dan arsip terkait, wawancara
mendalam serta Focus Group Discussion (FGD). Ruang lingkup secara umum dalam studi
ini melakukan pemetaan secara kuantitatif dan kualitatif terhadap aspek-aspek berikut:
1. Masyarakat
a. Kependudukan
b. Kesehatan
c. Pendidikan
d. Politik
e. Lembaga sosial
f. Tokoh
g. Keamanan
h. Hukum
2. Lingkungan
a. Kondisi lingkungan
b. Kondisi Sumber Daya Alam
3. Pemerintah
a. Struktur pemerintahan
b. Program pengembangan
c. Rencana pengembangan wilayah
Setelah data terkumpul maka dilakukan proses screening dan peninjauan ulang guna
memverifikasi kelengkapan kebutuhan data untuk proses pengolahan dan penyusunan
laporan. Selanjutnya, laporan akhir akan didiskusikan bersama DPPU PT Pertamina
11
Minangkabau untuk mendapatkan saran dan masukan khususnya rekomendasi program
pengembangan masyarakat berdasarkan studi yang dilakukan.
12
BAB II
6 METODE PENELITIAN
Studi pemetaan sosial ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode
kualitatif sebagaimana dijelaskan Creswell (1994) yaitu sebuah proses untuk memahami
masalah sosial berdasarkan kompleksitas gambaran umumnya dalam bentuk narasi secara
rinci dan natural melalui informan dan sumber lainnya sedangkan metode kuantitatif
merupakan proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi data numerikal atau
melalui pendekatan statistik berdasarkan paradigma empiris. Oleh karena itu, studi ini
menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjelaskan data pemetaan sosial secara
deskriptif dan diperdalam melalui pendekatan kualitatif melalui teknik wawancara mendalam
(in-depth interview) dan Focus Group Discussion (FGD).
Adapun fokus dari pemetaan sosial dan penilaian kebutuhan masyarakat pada studi
ini, yaitu:
a. Mengidentifikasi jaringan individu, aktor, komunitas dan lembaga serta forum yang
mereka gunakan untuk membahas permasalahan publik.
b. Mengidentifikasi masalah sosial dan potensi yang dapat dioptimalkan di wilayah
penelitian baik dari aspek infrastruktur, sumber daya manusia, finansial maupun sosial
(pendidikan, kesehatan, budaya, dll)
c. Mengidentifikasi kondisi sosial-ekonomi kelompok masyarakat termasuk di dalamnya
kelompok rentan yang memiliki ketidakmampuan dalam merespon perubahan dan
perilaku tertentu
Untuk membahas tersebut, tahapan yang dilakukan dalam pemetaan sosial adalah sebagai
berikut:
13
Penelitian di Lapangan Melakukan verifikasi Mendapatkan data terkini
data sekunder dengan kondisi sosial-ekonomi
kondisi lapangan dan profil wilayah
Mengidentifikasi dan pemetaan sosial
melakukan interview Mendapatkan data
kepada responden masalah dan potensi
terpilih terkait sosial
Melakukan Focus Group kemasyarakat
Discussion bersama berdasarkan tujuan studi
seluruh perwakilan yang telah ditetapkan
lembaga dan aktor Melakukan verifikasi
penting masyarakat di terhadap data yang telah
wilayah studi terkumpul dari para
informan kepada pihak
yang memiliki
kepentingan
Pelaporan Mendeskripsikan dan Draft laporan yang
menganlisis data dibahas dalam presentasi
Pengolahan data
kuantitatif yang hasil studi
Penyusunan laporan terkumpul
Mengolah informasi
yang diberikan
responden menjadi
beberapa topik utama
permasalahan dan
potensi wilayah studi
Penulisan laporan hasil
studi beserta
rekomendasi program
pengembangan
masyarakat
Presentasi Hasil Studi Menjaring saran dan Mendapatkan poin untuk
masukan berdasarkan penyempurnaan laporan
hasil studi yang akhir dari pihak internal
dipresentasikan
Finalisasi dokumen Penulisan laporan akhir Dokumen hasil pemetaan
berdasarkan informasi sosial di wilayah studi
yang telah diverifikasi sekitar DPPU PT
dan masukan dari pihak Pertamina Minangkabau
internal
Kerangka analisis yang digunakan dalam studi ini yaitu “Pendekatan Penghidupan
Berkelanjutan” (Sustainability Livelihood Approach)/SLA). Pendekatan tersebut menekankan
pada kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap orang/masyarakat untuk menjalankan
kehidupannya dengan menggunakan kapasitas/kemampuan serta kepemilikan sumberdaya
untuk mencapai tingkat kehidupan yang diharapkan. Pada SLA, terdapat lima tahapan yang
saling berkaitan yaitu; kerentanan (vulnerability), aset penghidupan (livelihood assets),
14
proses dan struktur transformasi, strategi bertahan hidup dan hasil yang diharapkan dapat
diraih. Gambaran Sustainability Livelihood Approach dijelaskan dalam gambar berikut:
Transformasi Hasil
Struktur dan
Proses Penghidupan
SDM Peningkatan
Strategi Penghidupan
Konteks Pendapatan
SOS SDA STRUKTUR
Modal Tingkatan Peningkatan
Benturan Penghidupan Pengaruh Pemerintah
Sektor
Kesejahteraan
Kecenderungan
z FIS Swasta Penurunan
Musiman FIN PROSES Kerentanan
Hukum
Kebijakan Peningkatan
Budaya Ketahanan Pangan
Institusi
Peningkatan SDA
lebih Berkelanjutan
Keterangan:
Pemetaan pemangku kepentingan merupakan salah satu aspek yang penting dalam
melakukan pemetaan sosial karena hal ini dapat menentukan posisi para aktor dan perannya
dalam konteks sosial kemasyarakat di wilayah studi. Adapun fokus dari pemetaan pemangku
kepentingan ini adalah sebagai berikut:
a. Memetakan hubungan dan peran aktor beserta kepentingan mereka di wilayah studi.
b. Memetakan jaringan sosial yang terbentuk antar-aktor beserta kepentingan dan
wewenang
Pemetaan pemangku kepentingan dilakukan dalam tiga tahapan yaitu; analisis jaringan
dan sikap pemangku kepentingan, identifikasi dan analisis atribut pemangku kepentingan,
analisis isu strategis dan analisis rekomendasi, pembinaan hubungan dengan pemangku
kepentingan.
15
2.1.1 Analisis jaringan Sosial dan Pemangku Kepentingan
16
2.1.2 Analisis Atribut Pemangku Kepentingan
17
Tabel 6.4 Deskripsi Posisi Sosial dan Peranan Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
Kekuatan Kepentingan
Nama Posisi Sosial Peranan Sosial dalam Comdev
Aktor
Selain itu, untuk mengetahui bagaimana aktivitas secara detil para pemangku
kepentingan khususnya dalam membahas kepentingan umum maka dilakukan identifikasi
forum yang digunakan dimana mencakup di dalamnya kegiatan rutin dan pokok bahasan.
Waktu Pokok
No Nama Forum Keanggotaan
Pelaksanaan Bahasan
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi wilayah studi, baik dalam segi
permasalahan, potensi serta peluang pengembangan yang dapat dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan masyarakat. Permasalahan yang ada diklasifikasikan ke dalam
beberapa aspek yaitu: ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, budaya dan perilaku
sosial. Data yang terkumpul terkait kebutuhan masyarakat tersebut dapat menjadi landasan
program pengembangan masyarakat yang tepat.
18
Tabel 6.6 Pemetaan Kebutuhan Masyarakat
Tabel 6.7 nama Kelompok Rentan, Jenis Kerentanan dan Deskripsi kerentanan
19
2.2.2 Wawancara Mendalam
20
Gambar 6.5 Focus Grup Discussion
Data kuantitatif dapat menggambarkan suatu aspek dari segi jumlah dan frekuensi
sedangkan kualitatif mendeskripsikannya lebih detil sehingga dapat lebih dipahami.
Keseluruhan data yang terkumpul kemudian diklasifikasikan kepada beberapa aspek masalah
dan potensi guna menjadi landasan rekomendasi program pemberdayaan.
2. Modal Keuangan
a. Lembaga keuangan yang ada
b. Lembaga perekonomian yang diakses masyarakat
c. Tanggapan masyarakat terhadap akses keuangan saat ini
d. Penghasilan yang didapatkan dari berbagai sumber
e. Mekanisme simpan meminjam yang berlaku
f. Simpanan atau tabungan beserta lembaga keuangan yang dipercaya
g. Modal Sumber Daya Alam
h. Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki masyarakat
i. Pola kepemilikan SDA tersebut
j. Nilai sosial budaya untuk melestarikan SDA
21
k. Luas lahan pertanian dan perkebunan wilayah studi
l. Skema pengelolaan hingga penjualan hasil pertanian
m. Mekanisme pemasaran produk hasil pertanian
3. Modal Infrastruktur
a. Jenis, kondisi dan kecukupan infrastruktur yang ada
b. Pihak yang membangun dan diuntungkan dari infrastuktur
c. Teknologi dan jenis sumber daya yang digunakan masyarakat
d. Alat transportasi dan jenis bahan bakar yang digunakan keluarga
e. Kepemilikan alat komunikasi dan jaringan yang mendukungnya
4. Modal Sosial
a. Nilai sosial budaya yang masih terjaga dan berkembang di masyarakat
b. Bentuk kegiatan gotong royong beserta dinamikanya
c. Tingkat kepercayaan dan kepedulian antar masyarakat
d. Langkah yang dilakukan untuk menjaga kepedulian masyarakat
1. Kemiskinan
a. Ukuran yang digunakan dalam menilai kemiskinan
b. Presentase jumlah KK yang masuk dalam kategori miskin
c. Deskripsi kondisi kemiskinan yang ada di wilayah
2. Kriminalitas
a. Peristiwa kejahatan yang pernah terjadi
b. Siapa korban dan pelaku pada peristiwa tersebut
c. Langkah yang dilakukan untuk menanggulangi kriminalitas
22
c. Cara penyelesaian konflik tersebut
d. Adakah dominasi kelompok masyarakat dalam hal penguasaan sumber daya dan
pengambilan keputusan
e. Apakah terdapat konflik antara masyarakat dan perusahaan
f. Siapakah pihak yang terlibat dan bagaimana cara penyelesaiannya
5. Kesehatan
a. Keberadaan fasilitas kesehatan dan kondisinya
b. Aksesibilitas warga menuju fasilitas kesehatan
c. Aksesibilitas warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
d. Mekanisme warga tidak mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
e. Kecukupan tenaga kesehatan
f. Kesadaran perilaku sehat warga
g. Penyakit yang sering diderita masyarakat
h. Kecenderungan warga dalam melakukan pengobatan alternative
23
7 BAB III
PEMETAAN SOSIAL
24
Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Nagari Katapiang mencapai 3560 KK, di Korong
(RW) Simpang, Tabek dan Pauh mayoritas masyarakat adalah sebagai seorang nelayan,
sebagaimana yang tertera dalam gambar karena lebih dekat ke Pantai Pasie Katapiang.
Namun dari Korong Simpang lebih cenderung lebih banyak dibandingkan dengan Korong
Tabek dan Pauh. Namun, dari Korong Pilubang, Korong Marintih dan Korong Batang Sariak
mayoritas masyarakatnya lebih cenderung sabagai petani Padi, Jagung, dan Sayuran. Menurut
informasi yang didapat dari Wali Korong Pilibang, Marintih dan Batang Sariak memiliki
potensi sebagai lokasi yang sangat baik untuk mencocok tanam Padi, Jagung dan Sayuran.
Selain itu, Korong Olo Bangau dan Talo Mandam mayoritas masyarakatnya adalah sebagai
petani Kelapa Sawit, serta ada pula yang bekerja sebagai petugas di Bandara Internasional
Minangkabau (BIM).
25
Jumlah Penduduk Nagari Katapiang berdasarkan struktur Pendidikan dapat dilihat dalam
tabel berikut :
Belum
Ijasah Ijasah Ijasah Ijasah Tidak
masuk
No Nagari SD SMP SMK Akademi Sekolah
Sekolah
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
(Jiwa)
1 Katapiang 660 505 1.050 8.213 1.176 24
Presentase% 5,68% 4,33% 9,02% 70,63% 10,12% 0,20%
Sumber: Data Sekunder Nagari Katapiang Tahun 2018
Ahli
Buruh Belum
Buruh Bidan Pengobata Wirasw Lain
No Nagari Petani Harian Bekerj
Tani Swasta n asta Lain
Lepas a
Alternatif
1 Katapiang 1.800 1.890 12 25 4.475 900 470 187
Presentase% 18,44 19,36 0,12 0,25 45,85 9,22 4,81 1,91
Sumber: Data Nagari Katapiang 2018
Tingkat Ekonomi di Wilayah Nagari Katapiang cenderung sebagai profesi Petani dan
nelayan, sebab pada dasarnya Nagari Katapiang merupakan wilayah yang dekat dengan
pantai Samudra Indonesia dan memiliki lahan untuk dicocok tanam yang sangat luas. Namun,
permasalahan yang sering muncul yang dialami oleh nelayan adalah, hasil penangkapan ikan
dari laut terutama di musim hujan sangat turun drastis, ini disebabkan oleh faktor cuaca yang
tidak baik serta jika berlama lama di laut sangat beresiko mengancam nyawa seorang
nelayan, menurut informasi yang didapatkan bahwa dalam setiap tahun sekali selalu ada
korban meninggal dunia di tengah laut. Selain itu, permasalahan yang muncul dari petani
adalah mahalnya untuk membeli bibit bibit padi untuk dicocok tanam, sehingga untuk
mencari jalan alternatif untuk tetap mencocok tanam padi para petani selalu membeli bibit
bibit padi dengan kualitas standar. Selain permasalahan bibit yang bagus cenderung mahal,
permasalahan serangan hama pun selalu menjadi keluh kesah para Petani Nagari Katapiang.
26
dasarnya wilayah nagari Katapiang merupakan Kabupaten Padang Pariaman yang sangat
lumayan jauh untuk pergi ke sebuah Kota. Sebagaimana mestinya wilayah nagari Katapiang
terbilang masih sangat asri, serta banyaknya kelompok kelompok tani dari setiap RW ke RW
lain untuk melakukan sebuah perkumpulan untuk membahas tentang perihal kemajuan serta
Kendal kendala yang dihadapi oleh petani. Namun, walaupun perkumpulan ini tidak
dilengkapi dengan alat alat elektronik sebagaimana mestinya akan tetapi partisipasi petani
untuk menghadiri kegiatan kegiatan seperti ini terbilang sangat antusias pada datang.
Kegiatan ini setiap seminggu sekali rutin dilakukan.
Selain itu, adapula kegiatan yang selalu dilakukan bersama oleh masyarakat Nagari
Katapiang, kegiatan ini adalah sebuah kegiatan Gotong Royong. Kegiatan Gotong Royong di
Nagari Katapiang berupa pembangunan masjid jika ada yang membangun masjid,
membersihkan lingkungan dan pembersihan gorong gorong selokan secara bersamaan.
Namun sangat disayangkan, kegiatan gotong royong ini mulai luntur karena yang
berpartisipasi hanya para Bapak Bapak dan Ibu Ibu saja, sedangkan untuk anak anak muda
(Pemuda) jarang kelihatan terlibat dalam kegiatan gotong royong.
27
Yang menarik dari system pemerintahan ini hanya ada di Wilayah Nagari Katapiang
Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumatra Barat. Selain di
Nagari Katapiang tidak ada system pemerintahan yang harus bersinergi dengan adat istiadat
Rajo.
28
Gambar 0.4 Sekolah Menengah Atas (SMA)
29
Gambar 0.6 Infrasturktur Masjid
Sarana perpustakaan ini sering di gunakan oleh anak anak sebagai media
pembelajaran, baik setelah pulang sekolah maupun dalam hal mengerjakan tugas dari
sekolah. Infrastuktur ini sangat berguna bagi anak dalam menambah wawasan serta
pengetahuan anak anak Nagari Katapiang. hal yang paling menarik adalah pembangunan
infrastruktur di setiap Nagari sangat jarang sekali. Berikut adalah foto yang diambil memalui
henpone Peneliti sebagai berikut :
30
Gambar 0.8 Infrastruktur Pendidikan
31
3.1.1.5.d Sarana Keadaan Pantai Pasie Katapiang
Pantai pasie Katapiang merupakan sebuah pantai yang memiliki panjang bibir
terpanjang yang ada di Kabupaten Pariaman. Selain itu, pantai pasie Katapiang ini bisa
dijadikan tempat wisata bagi keluarga yang berkunjung ke Minangkabau, dari Bandara
Internasional Minangkabau ke lokasi pantai pasie Katapiang sangat dekat kurang lebih sekitar
5 KM dari keluar gerbang Bandara Internasional Minangkabau. Berikut adalah foto yang
diambil memalui henpone Peneliti sebagai berikut :
32
Gambar 0.13 Sarana Keadaan Pantai Pasie Katapiang
33
Gambar 0.14 Plang Program Perkebunan Buah Naga
34
2. Berikut ini merupakan program pengembangan masyarakat yang diselenggarakan
oleh pemerintah, antara lain:
a. Bantuan Langsung Tunai (BLT),
Program BLT merupakan program subsidi dari pemerintah untuk warga miskin
dengan memberikan berupa Sembako untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Program ini sangat membantu warga miskin untuk dapat mendapatkan sembako
tambahan untuk pemenuhan hidupnya. Program BLT ini selalu diadakan pada hari
Jumat setiap seminggui sekali.
b. Raskin
Program raskin merupakan program dari pemerintah dengan memberikan beras
kepada warga miskin. Di Nagari Katapiang sendiri masih terdapat Keluarga yang
menerima raskin. Namun masih terdapat pula warga miskin yang tidak
mendapatkan bantuan dari program ini.
c. Jamkesmas
Program bantuan dibidang kesehatan ini sudah banyak dimanfaatkan oleh warga
miskin dan pra-miskin.Program yang ditujukan untuk warga miskin yang ada
Nagari Katapiang ini berbentuk asuransi kesehatan yang dapat meringankan biaya
pengobatan di rumah sakit.
35
dan kesukuan sangat erat dan merupakan modal sosial yang dapat diandalkan. Oleh karena
itu, sebagai perusahaan yang beroperasi di wilayah Nagari Katapiang, Pertamina DPPU
Minangkabau secara langsung maupun tidak langsung tentunya memberikan dampak sosial
bagi masyarakat Nagari Kataping dan harus dikelola dengan baik.
Salah satu kegiatan untuk membangun relasi antara perusahaan dan Nagari Katapiang
yaitu program CSR yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Perusahaan hendaknya
bermitra dan melibatkan masyarakat sekitar untuk bersama merumuskan kegiatan atau
program pemberdayaan sehingga masyarakat dapat menilai komitmen perusahaan dan
meminimalisir dampak negatif yang dapat terjadi.
Dalam sebuah tatanan sosial masyarakat, terdapat individu maupun kelompok yang
memiliki peran penting dan memiliki kapasitas dalam memberikan pengaruh kepada
masyarakat lainnya, individu tersebut biasa dikenal sebagai aktor sosial. Aktor sosial tersebut
umumnya merupakan agen perubahan yang menentukan lancarnya sebuah program atau
kegiatan yang berdampak untuk masyarakat luas melalui kewenangan maupun kekuatan
karakter yang dimiliki.
Jaringan antar aktor sosial merupakan aspek yang penting untuk memahami
bagaimana hubungan antara aktor dan memastikan bahwa program pengembangan dilakukan
dengan melibatkan pihak yang tepat. Analisis jaringan memberikan gambaran bagaimana
realitas hubungan tersebut terjadi sehingga dapat menjadi pertimbangan sumber daya
manusia yang dapat dioptimalkan ketika menjalankan program. Apabila peta jaringan
tersebut tidak dipahami secara baik, besar kemungkinan program pemberdayaan tidak
berjalan secara optimal.
Peta jaringan ini pun membantu perusahaan untuk mengurai masalah sosial yang
dapat disebabkan oleh ketidaksetujuan sebagaian pihak pada beberapa aspek program. Pihak
pemberdaya perlu mengetahui strata sosial antaraktor juga potensi permasalahan yang dapat
menimbulkan konflik horizontal seperti provokasi, pengembangan isu negatif atau bahkan
penolakan secara keras.
Tim peneliti akan memberikan catatan terhadap hubungan aktor sosial yang negatif
beserta alasannya. Umumnya, hubungan yang negatif terjadi karena kurangnya komunikasi
ataupun terdapat masalah di masa lalu baik secara personal maupun kelembagaan. Adapun
36
hubungan positif memberikan sinyal bahwa koordinasi antara aktor sosial baik sehingga
dapat diajak untuk bekerjasama dalam melakukan sebuah program sedangkan hubungan
netral dapat mengidentifikasikan perbedaan dominasi bidang antar aktor sehingga jarang
terjadi interaksi antara mereka.
37
Gambar 0.16 Hubungan Aktor
Sumber :
Olah Data Survei Pemetaan Sosial 2018
38
Keterangan Peta Jaringan
Nagari Katapiang merupakan sebuah desa yang dipimpin seorang Wali Nagari. Bapak
Alwis Jaya sebagai perwakilan (Pemerintah) dan juga seorang Rajo yang bernama Rang
Kayo Sampono sebagai pimpinan adat tertinggi di Nagari Katapiang yang didampingi
penasehatnya yaitu seorang (Pandai Cadiak) Bapak Syamsul Bahri. Hubungan kedua
pimpinan tersebut cukuplah harmonis dan dapat dikatakan positif berikut juga dengan
delapan Wali Korong (Rukun Warga) beserta kelembagaan Nagari diantaranya PKK, LPM,
Karang Taruna, PosyantegNag, BUMNag, beserta hubungan antarlembaga dan tokoh- tokoh
seperti Tokoh Agama dengan Wali Nagari. Hubungan Positif pun terbangun antara penyuluh
pertanian dengan kelompok pertanian, juga penyuluh dari Dinas Perikanan Sumatera Barat
dengan tokohnelayan adapun hubungan positif negatif (netral) terbangun antara Wali Nagari
dengan Kepala Puskesmas..
Dari Peta jaringan diatas terlihat bahwa Flipmas sebagai rekan kerjasama Pertamina
DPPU memiliki hubungan positif negatif serta saling menguntungkan dengan Ketua
Puskesmas Nagari Katapiang dan Ketua Pos Gizi sebagai program yang dibentuk oleh
Pertamina DPPU. Dapat disayangkan bahwa hubungan antara Pertamina DPPU dengan
Ketua POSYANTEGNAG yaitu Syamsul Rizal yaitu negatif. Hal tersebut terjadi ketika
Syamsul Rizal yang pernah dipercaya Pertamina DPPU sebagai local hero untuk
menjalankan Program Budidaya Buah Naga menemukan bahwa kebutuhan petani buah naga
tidak dipenuhi pihak Pertamina DPPU Minangkabau sebagaimana kesepakatan yang telah
dilakukan sebelumnya.
Aktor : Status
No Institusi/ Deskripsi Hubungan Hubungan :
Individu Positif/Negatif
Hubungan Kedua pimpinan Nagari Ini Positif
dengan selalu dan saling berkoordinasi
Wali Nagari
1 dengan baik mengenai permasalahan Positif
dengan Rajo
masyarakat ataupun permasalahan mengenai
adat
Seperti fungsi nya yaitu wali korong selaku
pemangku kepentingan di tingkat korong
Wali Nagari yang selalu melaporkan apapun keadaan di
2 dengan Wali korongnya dan juga wali nagari yang selalu Positif
Korong memberikan arahan dan koordinasi kepada
wali korong melalui pertemuan – pertemuan
dan rapat untuk selalu menjalankan tugas nya
39
dengan baik dan mengelola korong dengan
segala isinya.
40
belum dapat terpenuhi oleh pemerintahan
desa sehingga dalam menangani penyakit
tertentu kepala puskesmas memberi rujukan
kepada pasien karena kekurangan alat medis.
Hubungan Wali Nagari dan BUMNag bersifat
positif.BUMNag baru saja terbentuk dan
Wali nagari
7 ketua dari BUMNag masih sering Positif
dengan BumNag
berkoordinasi dengan Wali Nagari dan para
kepala urusan Nagari
Wali Nagari sangat terbuka terkait dengan
keaadan masyarakat, Wali Nagari langsung
Wali Nagari
turun ke masyarakat untuk membantu
dengan
masyarakat melalui program jumat berbagi
8 Masyarakat Positif
nya, melalui itu masyarakat semakin percaya
melalui Kaur
dengan keberadaan Wali Nagari, bahwa Wali
Pembangunan
Nagari akan selalu ada untuk masyarakat
Nagari Katapiang.
Cadiak Pandai adalah seorang penasehat dari
Rajo, apapun yang dikatakan oleh cadiak
Rajo dengan pandai akan didengar oleh Rajo, cadiak
9 Positif
Cadiak Pandai pandai juga sebagai tangan kanan Rajo dan
tempat Rajo meminta pendapat, hubungan ini
bersifat positif
Minangkabau merupakan daerah yang kental
akan adat dan agamanya, sebagai seorang
Rajo, Rang Kayo Sampono juga
Rajo dengan
10 mendengarkan apa yang dikatakan oleh tokoh Positif
Tokoh Agama
agama karena menurutnya, tokoh agama
adalah tokoh yang wajib dihormati, hubungan
ini bersifat positif
Wali Korong juga sebagai kaki tangan dari
Wali Nagari memiliki akses untuk
berkoordinasi dan berkomunikasi dengan
Rajo, segala informasi mengenai adat istiadat
Rajo dengan
11 termasuk perizinan jual beli tanah, dari Wali Positif
Wali-wali Korong
Korong harus melaporkannya dan meminta
izin ke Rajo ketika warganya ingin menjual
tanahnya ke tangan kedua atau selebihnya,
hubungan ini bersifat positif
Sebagai tangan kanan Rajo, Cadiak Pandai
memiliki kedekatan dengan wali-wali korong
Wali korong dan
12 dan sering melakukan pertemuan untuk Positif
Cadiak Pandai
membahas persoalan –persoalan masyarakat,
hubungan ini bersifat positif
Melalui program pos gizi yang dibentuk oleh
Kepala
Pertamina DPPU Minangkabau dan sebagai
Puskesmas
13 rekan kerja DPPU minangkabau, Flipmas Positif, negatif
dengan Flipmas
dapat membangun hubungan positif dalam
Minangkabau
mengkomunikasikan program tersebut dengan
41
pihak puskesmas Nagari Katapiang. Atas izin
kepala puskesmas, program pos gizi dapat
berjalan. Menurut kepala puskesmas, program
tersebut sangat membantu dan bermanfaat
untuk mengurangi balita yang mengalami gizi
buruk di Nagari Katapiang. Namun, hubungan
negatif terjadi karena pihak Flipmas tidak
selalu hadir di tempat program pos gizi
dilaksanakan, untuk itu koordinasi yang
dilakukan cukup lembat
Ketua program pos gizi merupakan seorang
bidan desa yang juga bekerja di
Kepala
Puskesmas.Hubungan yang dibangun tentu
Puskesmas
14 saja sangat baik melaui intensitas komunikasi Positif
dengan Ketua
dan koordinasi karena program pos gizi yang
Program Pos Gizi
di ketuai oleh Ibu Linda ini juga berada
dibawah pengawasan Kepala Puskesmas
Sebagaimana dengan hubungan antara
Flipmas dengan puskesmas, Flipmas dan
ketua program pos gizi berkoordinasi
langsung terkait progres program, Flipmas
Ketua Pos Gizi memonitoring berjalannya program ini.
15 Positif, negatif
dengan Flipmas Hubungan dari kedua pihak bersifat positif
dan negatifkarena pihak Flipmas tidak selalu
hadir di tempat program pos gizi
dilaksanakan, untuk itu koordinasi yang
dilakukan cukup lambat
Ketua BumNag juga berperan
sebagaisekretaris salah satu kelompok tani
dan selalu berkomunikasi dengan penyuluh
pertanian, program yang telah direncanakan
BumNag dengan
oleh BUMNag akan difokuskan kepada
16 Penyuluh Positif
pertanian dan seringkali berkoordinasi dengan
pertanian
pihak penyuluh pertanian dalam membantu
mensosialisasikan programnya kepada
kelompok-kelompok tani se-Nagari
Katapiang.
Karena hampir setiap minggu penyuluh
Penyuluh pertanian datang untuk mensosialisasikan
Pertanian dengan materi pertanian, untuk itu secara tidak
17 Positif
ketua petani Budi langsung menguntungkan untuk pihak
Mulya kelompok pertanian, dan hubungan diantara
kedua ini bersifat positif
Hubungan kedua ini positif dan negatif.
Hubungan positif dibangunan dengan adanya
LPM dengan koordinasi yang dilakukan langsung karena
18 Positif negatif
Karang Taruna diketuai oleh 1 orang yaitu Muryadi. Adapun
hubungan negatif karena yang bersangkutan
tidak bisa memfokuskan prioritas kegiatan
19 Penyuluh Hampir setiap hari penyuluh ada di pantai Positif
42
Perikanan dengan untuk mematau aktifitas nelayan, kedekatan
Ketua Nelayan diantara keduanya cukup positif. Hal ini juga
disebabkan karena pintu bantuan dari
pemerintah dikoordinasikan melalui penyuluh
tersebut sehingga apapun yang dikatakan
oleh penyuluh akan didengarkan oleh ketua
nelayan dan para anggotanya
Sebagai seorang yang bekerja di wilayah yang
penuh birokrasi, sorang penyuluh akan terus
Penyuluh dengan
20 berkoordinasi dengan pemangku Positif
Wali Nagari
pemerintahan, hubungan diantara keduanya
cukup baik dan bersifat positif
CDO/CSR
Pertamina DPPU
Keduanya merupakan rekan kerja yang
21 Minangkabau Positif
memiliki hubungan sangat positif
dengan Flipmas
Minangkabau
Hubungan antara keduanya bersifat negatif
Syamsul Rizal merupakan seorang yang
pernah dipercaya Pertamina DPPU sebagai
local hero untuk menjalankan Program Kebun
Kepala
Buah Naga, akan tetapi ditengah berjalannya
PosyantegNag
Program Kebun Buah Naga, terjadi
22 dengan Negatif
kesalahpahaman antara pihak Pertamina
CDO/CSR
DPPU Minangkabau Dengan Syamsul Rizal.
Pertamina
CSR Pertamina tidak memberikan pupuk dan
bibit sesuai kebutuhan para kelompok tani
dan Syamsul Rizal sehingga program tersebut
hanya berjalan selama satu tahun saja.
Hubungan diantara keduanya bersifat positif,
Kepala
PosyantegNag merupakan sebuah lembaga
PosyantegNag
23 bentukan nagari yang dibawahi langsung oleh Positif
dengan Wali
wali nagari, koordinasi yang terjadi bersifat
Nagari
secara langsung.
Hubungan yang terbangun bersifat positif,
Bundo Kanduang
24 bundo kanduang adalah sebutan untuk istri Positif
dengan Rajo
Rajo
Hubungan yang terbangun bersifat positif,
Bundo Kanduang adalah seorang tokoh yang
merupakan isteri Rajo yang konsen terhadap
Bundo Kanduang
isu lingkungan, kesehatan termasuk paling
25 dengan Kepala Positif
bersemangat ketika mengkampanyekan
Puskesmas
kesehatan, termasuk memiliki perhatian
terhadap kondisi Puskesmas Di Nagari
Katapiang
Hubungan yang terbangun bersifat
Bundo Kanduang positif.Bundo Kanduang mendukung upaya
26 dengan PKK dari kader PKK Nagari dalam melakukan Positif
Nagari kegiatan pemberdayaan para ibu diNagari
Katapiang
43
Hubungan yang terbangun bersifat postif,
banyak diskusi yang dilakukan para Wali
Dosen UNP Korong dengan tokoh masyarakat yang juga
27 dengan Wali sebagai dosen di UNP ini. Beliau pun Positif
korong termasuk aktif berdiskusi terkait
pengembangan pariwisata di pantai Pasie
Kataping.
Tabel 0.6 Deskripsi Posisi Sosial Dan Peranan Sosial Aktor Dalam Kehidupan Masyarakat
Kepentingan
Nama Posisi Sosial Peranan Sosial Kekuatan Aktor
Dalam Comdev
Rajo Rajo Nagari Merupakan pucuk Memiliki Melalui izin dan
Sampono Katapiang pimpinan adat kewenangan dukungan dari
(Adat) tertinggi di Nagari layaknya seorang Rajo, semua
Katapiang Rajo pada bentuk program
umumnya, semua pemberdayaan
kata – kata yang masyarakat akan
dilontarkan oleh berjalan mulus,
Rajo diikuti oleh termasuk ketika
masyarakat, izin telah
seluruh perizinan didapatkan oleh
acara keadatan CSR DPPU
termasuk dengan Minangkabau,
jual beli tanah di maka program
nagari, harus yang akan
diketahui oleh berjalan dapat
Rajo serta dikatakan akan
mendapatkan izin berjalan dengan
dari Rajo mulus.
Alwis Jaya Wali Nagari Menyelenggarakan Aktor memiliki Pendukung
(Pemerintahan) pemerintahan desa jaringan yang program CSR di
berdasarkan cukup kuat di semua program
kebijakan yang Nagari serta yang akan
ditetapkan serta memiliki diberikan oleh
Menjadi rujukan kewenangan untuk Pertamina DPPU
masyarakat menyelenggarakan Minangkabau,
mengenai rancangan program kerja wali nagari siap
tugas dan program serta menetapkan memfasilitasi
dan membantu kebijakan kepada kebutuhan pihak
urusan administrasi masyarakat. CSR dengan
Nagari. masyarakat.
Bundo Isteri Rajo Merupakan seorang Seorang yang Dapat membantu
Kanduang istri Rajo sampono memiliki nantinya untuk
yang juga kedekatan dengan menggerakkan
ditokohkan oleh ibu-ibu di nagari para ibu di
masyarakat, dan Katapiang Nagari
ucapannya juga termasuk dengan Katapiang jika
sangat didengarkan PKK dan pengurus Program yang
oleh masyarakat, puskesmas. dibentuk
44
seorang tokoh yang membutuhkan
konsen terhadap isu peranan
lingkungan dan perepuan
kesehatan
Aktor sosial umumnya terbagi menjadi dua jenis yaitu aktor institusi dan aktor
individu. Aktor institusi cenderung memiliki wewenang dan kepentingan yang lebih besar
daripada aktor individu, hal tersebut dikarenakan tanggungjawab mereka dalam
merepresentasikan lembaga di pemerintahan wilayah. Adapun aktor individu meskipun tidak
bergerak di bidang tertentu secara spesifik namun memiliki kontribusi dan pengaruh baik
berdasarkan pengalaman mereka maupun karakter “ketokohan” yang kuat sehingga dapat
mempengaruhi masyarakat.
45
hubungan antar pemuda dukungan untuk
yang ada di nagari mengumpulkan warga
Katapiang. Selain itu masyarakat untuk aktif
mengkordinir pemuda berpartisipasi dalam
nagari serta kegiatan di nagari
melaksanakan kegiatan
kepemudaan lainnya,
seperti keterlibatan pada
saat acara wirid bulanan
nagari, serta perayaan
hari hari besar nasional.
3 PKK Nagari Lembaga yang Sistem pertemuan rutin Institusi sosial
mewadahi kegiatan para yang sudah bersama kemasyarakat
ibu-Ibu dalam kegiatan sama diatur sebagai an
yang bermanfaat. bentuk persetujuan dan
Kegiatan yang dilakukan kegiatan yang
yaitu dalam bentuk mengikat di tengah
pemberdayaan dengan tengah masyarakat.
memanfaatkan
kemampuan para ibu
agar timbul kemandirian
para kaum ibu dan dapat
membantu
perekonomian keluarga
46
apabila mengalami
masalah dan
memberikan solusi
terhadap permasalahan
tersebut secara bersama-
sama. Dan mendapatkan
penyuluhan rutin dari
penyuluh petani nagari.
7 Kelompok Sebagai sarana salah Kelompok Nelayan ini Institusi
Nelayan (Bpk satu wadah nelayan agar dapat dikatakan aktif Ekonomi
Sudirman) dapat berkumpul dan karena bentukan dari Kemasyarakat
meningkatkan kedekatan masyarakat itu sendiri, an
hubungan diantara sering melakukan
nelayan yang satu perkumpulan rutin.
dengan yang lainnya,
termasuk menjadi
tempat berbagi bagi para
nelayan apabila
mengalamu kesulitan
dan membahas solusi
permasalahan bersama,
dan mendapatkan
penyuluhan rutin dari
dinas perikanan provinsi
sumatera barat.
8 Flipmas Sebagai mediator/rekan Memiliki akses Institusi
Minangkabau kerja sama yang ditunjuk langsung ke Swasta
oleh Pertamina DPPU masyarakat,
untuk menjalankan mendapatkan
program pemberdayaan dukungan penuh dari
masyarakat di nagari pertamina untuk
Katapiang. melaksanakan
program, serta
keanggotaan Flipmas
yang merupakan
perkumpulan para
dosen/inteligen yang
dapat membantu
pengoperasian program
yang berlandaskan
teori
9 CSR Pertamina Sebagai perusahaan Institusi
DPPU yang memiliki tanggung Swasta
Minangkabau jawab sosial untuk pemberdayaan
masyarakat nagari Masyarakat
Katapiang, dan
mengarahkan
masyarakat ke arah yang
lebih baik melalui
bantuan program
47
pemberdayaan yang
diberikan agar mencapai
keadaan yang lebih baik
dan sejahtera.
3.1.2.3b Individu
48
5 Muryadi Sebagai ketua pemuda atau Mampu menggerakkan Ketua
karang taruna beliau dapat pemuda dalam kegiatan Karang
mengorganisir anggota – kegiatan kepemudaan Taruna
pemuda nya untuk ataupun untuk kegiatan
membuat, merancang dan yang cakupannya se
melaksakan kegiatan yang nagari Katapiang
bermanfaat sehingga
membuat jalinan
kekompakan dan
mengeratkan hubungan
antar anggota
6 Titin Sumarni Wakil ketua PKK yang Seorang yang sudah PKK
memiliki kepentingan lama menjabat di
menggerakkan ibu – ibu struktur pkk nagari
PKK untuk melakukan yang sangat dekat
kegiatan pemberdayaan dengan ketua PKK
perempuan yang baru 6 bulan
menjadi ketua pkk dan
memiliki power untuk
menggerakkan anggota
PKK
7 Tuanku Sidi Seorang yang aktif dalam Meningkatkan dan Tokoh
Jafar kegiatan keagamaan, merangsang masyarakat Agama
perannya adalah dalam rangka
mendorong partisipasi meningkatkan nilai
masyarakat terhadap keagamaan
kegiatan keagaamn dan
menjaga masyarakat agar
terhidarkan dari kegiatan-
kegiatan yang dilarang
oleh agama
8 Syamsi Seorang penyuluh Memiliki ilmu Penyuluh
Marnis pertanian yang pertanian yang luas Pertanian
memberikan penyuluhan untuk di transfer kepada
dan sosialisasi terkait seluruh kelompok tani
pertanian dan membawahi se nagari Katapiang
38 kelompok petani se
nagari Katapiang
49
3.1.2.4 Analisis Jaringan Derajat Kepentingan dan Kekuatan Aktor
HIGH A B
POWER Institusi Institusi
- - 1. Pemerintah nagari
2. PKK Nagari
Individu 3. Karang Taruna
1. Alwis Jaya 4. PosyantegNag
2. Rajo Sampono 5. Flipmas
3. Bundo Kanduang 6. CSR Pertamina
Individu
1. Syamsul Rizal
2. Manshurdin
D C
Institusi Institusi
1. Kelompok Nelayan 1. Puskesmas
2. Kelompok Petani 2. Kelompok Pos Gizi
Individu
1. Hendriyanto
2. Eka Widiastuti
LOW Individu
POWER 1. Tuanku Jafar Sidik
2. Syamsi Marnis
LOW INTEREST HIGH INTEREST
Penjelasan :
Dalam kuadran A ini diisi oleh aktor (baik institusi maupun individu) yang memiliki
posisi dan status sosial yang cukup kuat, namun mereka cenderung memiliki kepentingan
yang rendah terhadap pengembangan masyarakat Nagari Katapiang.
A. Institusi
Berdasarkan data yang terkumpul, tidak terdapat aktor institusi yang mendominasi
kegiatan masyarakatan baik karena kepentingan maupun kewenangan yang dimiliki.
50
B. Individu
Aktor individu dalam kuadaran ini antara lain adalah; 1) Alwis jaya dimana beliau
merupakan salah satu tokoh pemerintahan Nagari dengan menjabat sebagai kepala Nagari
di Katapiang. Peranan beliau di masyarakat cukup baik, sering mengikuti atau menghadiri
acara maupun kegiatan yang ada di Nagari. Sebagai wali nagari beliau merupakan tokoh
yang dicontoh dan dinilai gerak gerik nya oleh masyarakat, sehingga wali nagari dengan
mudah untuk selalu mengontrol keadaan masyarakatnya sehingga segala aspek
pembanguna sosial ekonomi, masyarakat dapat mempercayai pemerintahan nagari yang
dibawahi oleh bapak Alwis jaya dan dapat berkesinambungan.; 2) Rajo Sampono yang
merupakan pempinan adat tertinggi di nagari Katapiang. Sebagai seorang Rajo sekaligus
tokoh masyarakat, beliau sangat dihormati dan di hargai ucapannya dan juga diikuti oleh
masyarakat nagari Katapiang, bahkan wali nagari selalu melibatkan Rajo dalam setiap
acara rembukan atau rapat-rapat desa karena pendapat dan keputusan dari Rajo
merupakan hal yang paling diharuskan untuk ada; 3) Bundo Kanduang Merupakan
seorang istri Rajo sampono yang juga ditokohkan oleh masyarakat, dan ucapannya juga
sangat didengarkan oleh masyarakat, seorang tokoh yang konsen terhadap isu lingkungan
dan kesehatan.
Kuadran B diisi oleh aktor institusi maupun individu yangmemiliki posisi atau
status sosial yang sangat kuat. Hal Umumnya mereka yang termasuk dalam kuadaran ini
memiliki kepentingan yang tinggi bagi pengembangan masyarakat Nagari Katapiang.
A. Institusi
Aktor institusi di dalam kuadaran ini antara lain adalah; 1) Pemerintah Nagari,
Pemerintahan Nagari memiliki kepentingan dalam mengatur dan mengelola
pembangunan di Nagari serta melayani masyarakat dalam hal pelayanan publik,sehingga
memiliki kekuatan hukum untuk mengatur dan merencanakan pembangunan di tingkat
Nagari; 2) PKK Nagari lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah dan
organisasi kemasyarakatan lainnya, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana,
pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang pemerintahan untuk
terlaksananya program kesejahteraan keluarga termasuk program kesejahteraan para ibu;
3) Karang Taruna, atau kelompok pemuda yang ada di Nagari yang berperan sebagai
aktor penggerak kebersamaan Nagari dalam kegiatan yang mencakup pemuda dan
51
masyarakat umum; 4) PosyantegNag, pos pelayanan teknologi tepat guna nagari yang
merupakan salah satu pendorong perubahan dibidang ekonomi maupun sosial budaya; 5)
Flipmas, merupakan lembaga yang di gandeng oleh Pertamina DPPU untuk nantinya
dipercaya sebagai community development untuk menjalankan program pemberdayaan
masyarakat di Nagari Katapiang; 6) CSR Pertamina, merupakan lembaga bentukan atas
dasar tanggung jawab sosial perusahaan untuk membantu kegiatan sosial bagi ekonomi
masyarakat di Nagari Katapiang.
B. Individu
Aktor individu dalam kuadaran ini antara lain adalah; 1) Syamsul Rizal, sebagai
kepala PosyantegNag beliau memiliki tugas untuk memberikan masukan kepada
masyarakat maupun aktor-aktor di Nagari dalam mensinergiskan kegiatan Nagari dengan
kebijakan desa dan juga sebagai aktor penting dalam melalukan pelayanan mengenai
teknologi tepat guna untuk nagari; 2) Manshurdin, adalah tokoh masyarakat yang
memiliki peranan cukup penting dalam setiap pengambilan keputusan kebijakan Nagari
Katapiang. Latar belakang beliau yang merupakan dosen pengajar di UNP dan memiliki
wibawa di masyarakat, lantas masyarakat menilai beliau sebagai tokoh yang dihormati
dan dituakan;
Kuadran C ini diisi oleh aktor institusi maupun yang memiliki posisi dan status sosial
yang tidak kuat, namun mereka cenderung memiliki kepentingan yang tinggi terhadap
pengembangan masyarakat Nagari Katapiang.
A. Institusi
Aktor institusi di dalam kuadaran ini adalah 1) Puskesmas, Lembaga yang
bergerak dibidang kesehatan yang membantu masyarakat untuk mendapatkan akses
kesehatan; 2) Kelompok Pos Gizi, Sebagai wadah atau program untuk membantu
mengurangi anak dengan stunting atau kekurangan gizi. Setiap kegiatan yang dilakukan
kelompok ini telah memiliki sumber daya manusia yang cukup baik terdiri dari kader
PKK dan para bidan desa.
B. Individu
Aktor individu di dalam kuadaran ini antara lain adalah; 1) Tuanku Jafar Sidi, tokoh
agama yang memiliiki kepedulian terhadap masyarakat, dengan adanya kegiatan-kegiatan
52
keagamaan, perannya mendorong partisipasi masyarakat terhadap kegiatan tersebut dan
menjaga masyarakat agar terhindarkan dari kegiatan-kegiatan yang dilarang oleh agama.
dengan adanya kegiatan-kegiatan kegamaan, perannya mendorong partisipasi masyarakat
terhadap kegiatan tersebut agar meningkatkan dan merangsang masyarakat dalam rangka
meningkatkan nilai religiusitas. Sehingga kekuatan untuk menggerakkan masyarakat
dalam kegiatan pengembangan dan pembangunan Nagari hanya melaui kegiatan
keagamaan;2) Syamsi Marnis, merupakan seorang penyuluh pertanian yang diutus oleh
pemerintahan Nagari yang membawahi 38 kelompok tani di Nagari Katapiang, beliau
memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada petani sehingga semua anggota kelompok
petani sangat mengenal beliau dan menganggap beliau sebagai salah satu tokoh penting di
bidang pertanian.
Kuadran D diisi oleh aktor institusi maupun yang memiliki posisi dan status sosial
cukup kuat, namun mereka cenderung memiliki kepentingan yang rendah terhadap
pengembangan masyarakat Nagari Katapiang.
A. Institusi
Aktor institusi di dalam kuadaran ini yaitu hanya satu adalah 1) kelompok Tani Budi
Mulya Sebagai salah satu sarana untuk mewadahui kelompok petani agar dapat
berkumpul dan meningkatkan kedekatan hubungan antara petani yang satu dengan yang
lainnya. menjadi tempat berbagi para petani apabila mengalami masalah dan memberikan
solusi terhadap permasalahan tersebut secara bersama-sama. Dan mendapatkan
penyuluhan rutin dari penyuluh petani Nagari.; 2) Kelompok Nelayan, Sebagai sarana
salah satu wadah nelayan agar dapat berkumpul dan meningkatkan kedekatan hubungan
diantara nelayan yang satu dengan yang lainnya, termasuk menjadi tempat berbagi bagi
para nelayan apabila mengalami kesulitan dan membahas solusi permasalahan bersama.
B. Individu
Aktor individu di dalam kuadaran ini antara lain adalah; 1) Hendriyanto, sebagai
Ketua BumNag tidak membuat beliau menjadi seseorang yang ditokohkan oleh
masyarakat, BumNag sudah 1 tahun ada tetapi baru terbentuk anggota Inti di Bulan
November 2018 yang baru terdiri dari ketua sekertaris dan bendahara program yang
dimiliki BumNag yang berfokus untuk petani belum ada yang berjalan; 2) Eka Widiastuti,
53
Sebagai istri dari Wali Nagari nyatanya tidak membuatnya mempunyai kekuatan besar.
Sebagai tokoh yang memperjuangkan nasib perempuan dan tokoh utama dalam PKK di
Nagari Katapiang ternyata kekuatannya bisa dikatakan rendah. Hal ini dikarenakan baru
empat bulan menjadi Ketua PKK baru.
Forum yang digunakan masyarakat masih bersifat parsial sesuai dengan bidang
yang ditekuni masing-masing individu/lembaga. Apabila masyarakat memiliki saran dan
masukan akan disampaikan melalui Wali Korong yang seringkali mengunjungi langsung
kantor Pemerintahan Nagari untuk berdiskusi langsung dengan Wali Nagari terkait
permasalahan masyarakat. Pertemuan antara Wali Korong dengan keseluruhan
Pemerintahan Nagari pun belum dilakukan secara rutin hanya bersifat insidental.
54
kegiatan Gorong atau gotong-royong. Gotong royong yang
diinstrusikan Wali Nagari selalu berjalan, contohnya gorong
untuk membantu Puskesmas Nagari Katapiang untuk bersih
bersih puskesmas dalam rangka persiapan akreditasi dan
melibatkan cukup banyak masyarakat untuk melakukan gotong-
royong
PotensiSumber - Adanya forum arisan di kelompok layanan untuk permodalan
Keuangan/Modal mereparasi perahu
Finansial
Sumber: Olah Data Survei Pemetaan Sosial 2018
3.1.2.6.a Modal Sumber Daya Manusia
Walaupun begitu, Sumber Daya Manusia Nagari Katapiang masih cukup rawan
karena masih ada sebagian warga yang memandang pendidikan sebagai hal yang kurang
penting. Pandangan tersebut menitikberatkan nilai kegunaan pendidikan sendiribagi usaha
mereka untuk bertahan hidup (bekerja). Kaitannya pada kenyataan yang mereka rasakan,
bahwa tanpa harus sekolah tinggi pun, mereka tetap bisabekerja, misal sebagai buruh Petani,
sehingga pendidikan tidak akan memengaruhi kesempatan kerja yang mereka miliki.
Perlu di syukuri bahwa saat ini sudah 10% masyarakat mulai sadar akan pentingnya
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri/swasta. Bahkan saat ini ada 1 orang
anggota DPR daerah sumatera barat dan 1 orang DPR daerah Padang-Pariaman yang
merupakan asli putera nagari Katapiang.
55
Gambar 0.18 Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Diselesaikan
0,09% 4,61%
6,41%
4,23
9,59%
SD
SMP
SMA
D1-D3
S1
S2 dan Diatasnya
75,04%
56
Ketika membahas mengenai pekerjaan, hal ini tidak dapat dipisahkan dari tingkat
pendapatan masyarakat. Rata-rata masyarakat bekerja sebagai petani di lahannya sendiri, dan
juga buruh tani di lahan milik orang lain, ada juga yang menjadi pemilik ternak ayam broiler
dan juga buruh ayam broiler, pendapatan yang diperoleh oleh petani di klaim cukup untuk
menghidupi keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sedangkan untuk buruh
nya, hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari, adanya badan usaha milik
nagari belum mampu dirasakan keberadaannya oleh masyarakat nagari Katapiang khusunya
oleh petani.
4,81% 1.91%
Petani
Buruh Tani
9,22% 18,44%
Bidan Swasta
Pengobatan Alternatif
19,36% Wiraswasta
45,85% Buruh Harian Lepas
Belum Bekerja
0,12%
Lain Lain
0,25%
57
3.1.2.6.c Modal Sumber Daya
32,48
48,39%
19,11%
58
mempunyai kepemilikan lahan untuk meningkatkan pendapatannya dari para petani dan ada
pula yang meminjamkan tanahnya kepada petani akan tetapi pada hasil panennya akan di
bagi rata dengan si pemilik lahan pertanian. Selain itu, mengenai kepemilikan lahan
peternakan sistimnya tidak seperti petani yang saling memanfaatkan, akan tetapi untuk yang
memiliki lahan peternakan dikelola oleh yang mempunyai lahan peternakan saja.
3,66%
96,34%
Kondisi Jalan yang berada di Nagari Katapiang dapat disimpulkan sangat baik hal ini
didapatkan dari hasil observasi di Kelurahan Katapiang. Namun, ada pula jalan yang kurang
baik yang ada di Kelurahan Katapiang yaitu diantaranya di Dusun Tabek, Dusun Marantih
dan Dusun Batang Sariak. Jalan yang kurang baik ini bukan jalan yang dibuat dari aspal
59
melainkan dari tanah dan bebatuan, akan tetapi jalan utamanya sangat bagus. Selain itu juga
terkait dengan aksesibilitas terhadap fasilitas kesehatan dan pendidikan. Apabila fasilitas
kesehatan semakin sulit diskses maka semaki sulit juga mayarakat mendapatkan penanganan
apabila mengalami sakit.
Sarana Jumlah
Puskesmas 1
Puskesmas Pembantu 1
Poliklinik 1
Apotek 1
Posyandu 42
Kantor Praktek Dokter 1
Rumah Bersalin 2
Sumber: Olah Data Survei Pemetaan Sosial 2018
Sarana dan Prasarana Kesehatan yang ada di Kelurahan Katapiang sudah sangat
banyak dan bisa di akses oleh masyarakat, namun ada pula masalah sosial yang muncul di
tahun 2018 yaitu, adanya anak balita yang terkena gizi buruk hingga mencapai 11 Kasus dan
perlu adanya penanganan yang serius
Modal sosial di Nagari Katapiang saat ini sudah mulai mengalami penurunan.
Kegiatan gotong royong seperti kerja bakti masih sering dilakukan olehmasyarakat ketika ada
intruksi dari wali nagari. Terkecuali di korong Tabek yang masih rutin melakukan gotong
royong. Gotong royong pun sudah tidak rutin lagi dilakukan. Terakhir gotong royong yang
dilakukan atas dasar instruksi dari Wali Nagari ada di Bulan November yaitu gotong-royong
untuk membantu berbenah Puskesmas dari mulai bersih-bersih dan pemasangan atribut-
atribut yang dibutuhkan oleh puskesmas untuk keperluan akreditasi. Namun, untuk acara-
acara kegamaan yang diadakan seperti maulid nabi, warga masih berpartisipasi penuh
memeriahkan acara tersebut dan berbondong-bondong untuk membawa makanan yang cukup
banyak untuk di santap bersama ketika acara bersama seluruh warga yang mengikuti maulid
nabi tersebut.
60
dasar atas kebutuhan akan dapat menjawab permasalahan yang sebenarnya terjadi dan
dirasakan oleh masyarakat. Terdapat berbagai kebutuhan masyarakat di nagari Katapiang
yang dapat digunakan untuk mendukung kehidupan berkelanjutan. Analisis kebutuhan
penting dilakukan dalam rangka melakukan pengembangan masyarakat sehingga sesuai
dengan kebutuhan bukan pada keinginan analisis kebutuhan masyarakat di nagari Katapiang
akan dianalisis dalam beberapa bidang yaitu bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang
kesehatan, bidang infrastruktur, dan bidang budaya dan prilaku sosial.
61
masyarakat. Masyarakat nagari Katapiang umumnya berharap untuk bisa bekerja di
perusahaan yang ada di sekitar wilayah mereka yang memang terdapat cukup banyak
perusahaan seperti contohnya Pertamina, Bandara Minangkabau, dan juga Angkasa Pura.
Namun kualitas diri masyarakat yang masih sangat kurang menyebabkan mereka sulit
mendapatkan pekerjaan tersebut. Latar belakang masyarakat Nagari Katapiang yang rata-rata
adalah Petani dan juga buruh Tani. Namun, pengalihan lahan pertanian menjadi lahan kelapa
sawit menyebabkan petani masih sulit beradaptasi untuk mengelolanya, hal ini juga
menyebabkan lahan pertanian semakin menipis. Pada akhirnya, masyarakat yang tidak bisa
bekerja di perusahaan hanya menjadi buruh atau buruh tani. Hal ini kemudian berdampak
pada kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Potensi yang ditunjukkan dalam bidang ekonomi masyarakat Nagari Katapiang pada
dasarnya sangat beragam, namun kebutuhan akan peningkatan ekonomi untuk masyarakat
sendiri sebenarnya yang dibutuhkan adalah pemberdayaan pelatihan – pelatihan melalui
kelompok usaha mandiri yang sesuai dengan keterampilan dan sumber daya yang dimiliki.
Kegiatan peningkatan perekonomian masyarakat perlu untuk dimulai dari awal. Berdasarkan
hasil pengamatan dan informasi yang diperoleh ada banyak sumber potensi untuk
peningkatan perekonomian masyarakat Nagari Katapiang. yakni memberdayaan masyarakat
khususnya ibu-ibu rumah tangga dan pemuda nagari yang masih banyak menganggur.
3.1.2.7.b Pendidikan
Fasilitas pendidikan masyarakat yang ada di Katapiang dapat dikatakan kurang
memadai untuk pendidikan SMP dan SMA. Masyarakat harus menyekolahkan anaknya
keluar dari nagari Katapiang, hal ini menjadi hal yang menyulitkan masyarakat untuk
menyekolahkan anaknya dan juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk akomodasi
menuju SMP dan SMA yang berada di luar Nagari Katapiang. Sedangkan Nagari Katapiang
adalah Nagari yang cukup memiliki lahan kosong yang sangat luas, jika itu dapat
dimanfaatkan oleh pemerintah hal ini memungkinkan akan dapat memudahkan masyarakat
dalam menyekolahkan anaknya di jenjang SMP dan SMA di dalam kawasan nagari
Katapiang.
3.1.2.7.c Kesehatan
Secara umum akses kesehatan masyarakat Nagari Katapiang sendiri dapat dikatakan
baik. Fasilitas kesehatan berupa Puskesmas, puskesmas pembantu dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh masyarakat, dan saat ini puskesmas yang ada sudah mulai dimanfaatkan oleh
62
masyarakat, tetapi disayangkan, puskesmas yang tersedia juga masih belum cukup memiliki
bidan desa, masih kekurangan. Ditambah juga ketika pasien memiliki penyakit tertentu
puskesmas tidak dapat menangani secara penuh dan berujung memberikan rujukan kepada
pasien untuk berobat ke rumah sakit, hal ini dikarenakan fasilitas kesehatan yang masih
kurang memadai. Masih ditemukan anak dengan gizi buruk sebanyak 11 anak di senagari
Katapiang.
3.1.2.7.d Infrastruktur
Sebanyak 70% jalanan besar nagari Ketapin sudah beraspal tetapi masih ada 30 %
jalanan besar di Korong Tabek yang masih belum beraspal dan becek ketika hujan dan
termasuk juga jalan-jalan korong lainnya seperti contoh jalan masuk ke puskesmas yang
berada di batangsariak jika di lewati dari arah korong olobangau sepanjang jalan masuk ke
puskesmas masih jalan berbatu. Minimnya penerangan di jalan-jalan besar nagari Katapiang
tersebut mengakibatkan banyak persepsi negatif dari masyarakat mengenai ketakutan dan
kewaspadaan ketika berkendara di malam hari, keadaan jalan yang tidak terang
mengakibatkan warga sulit dan waspada serta ekstra hati-hati, ditakutkan jika lampu-lampu
jalan belum juga tersedia untuk beberapa tahun kedepan, ini akan menjadi kesempatan bagi
oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melancarkan kejahatan.
63
adalah keamanan. disinsentif permodalan dari modal yang
Beberapa kali terjadi masyarakat untuk lembaga formal/non- diberikan dan
pencurian baik beternak atau formal sehingga berkurang
barang dan berdampak pada mengandalkan jumlahnya apabila
perabotan rumah turunnya pengepul atau hasil tani berkurang
maupun barang kepercayaan antar- tengkulak atau gagal panen.
ternak warga Apabila dibiarkan
akan berdampak
pada stagnasi tingkat
kesejahteraan para
petani.
Budaya merantau Piramida demografi Kelompok pemuda Kegiatan Karang
dan pengangguran di didominasi orang tua (Karang Taruna) Taruna kurang
kalangan pemuda dan angkatan kerja belum memiliki diminati karena
Nagari Katapiang yang tidak memiliki program yang tidak mengakomodir
karena minimnya keahlian dan terencana untuk kebutuhan pemuda
keahlian dan kemampuan sesuai pengembangan untuk berkarya dan
kemampuan yang kebutuhan pasar kewirausahaan dan mandiri
dimiliki. (barang dan tenaga potensi pemuda
kerja). Nagari Kataping
Sumber: Olah Data Survei Pemetaan Sosial 2018
1. Masalah Sosial Personal
Masalah sosial dapat diklasifikasikan menjadi masalah sosial yang bersifat personal
dan struktural. Masalah sosial dialami individu sedangkan masalah sosial struktural dialami
sebuah lembaga. Berikut adalah masalah yang ditemukan di Nagari Katapiang:
a. Keamanan
Tidak seluruh Korong di Nagari Katapiang memiliki kewajiban untuk melakukan
ronda malam. Menurut keterangan dari salah satu Wali Korong, ada saja kasus
pencurian yang terjadi pada malam hari baik berupa barang maupun binatang ternak.
b. Pengangguran
Kalangan pemuda yang selesai menempuh pendidikan SMA biasanya memiliki
pilihan untuk bekerja, kuliah atau merantau. Pemuda yang memiliki dana memadai
dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ataupun merantau ke
daerah lain sebagaimana budaya yang berkembang di Suku Minang. Namun,
permasalahan terjadi pada mereka yang tidak memiliki dana dan tidak memiliki
keahlian untuk bekerja ataupun kemampuan khusus yang dapat menjadi mata
pencaharian.
64
2. Masalah Sosial Struktural
a. Konflik Internal
Berdasarkan hasil wawancara dan pengumpulan informasi, tidak ditemukan konflik
internal yang muncul ke permukaan dan menjadi fenomena sosial yang penting bagi
khalayak masyarakat Nagari Katapiang.
b. Konflik Eksternal
Padah tahun 2016 Pertamina DPPU Minangkabau pernah menyalurkan kegiatan CSR
kepada kelompok tani di Nagari Kataping yang diketuai oleh Syamsul Rizal. Beliau
juga menjabat sebagai POSYANTEGNAG (Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna)
yang
Bergerak di bidang pengembangan masyarakat. Namun, program CSR berjalan tidak
seperti yang diharapkan dan direncanakan karena kebutuhan pupuk dan benih yang
diminta Kelompok Tani tidak berhasil disediakan dengan baik oleh pihak Pertamina
sehingga tingkat kepercayaan masyarakat atas keseriusan pihak pemberi CSR
dipertanyakan. Akhirnya, program budidaya buah naga ini hanya berjalan selama satu
tahun dan gagal untuk dilanjutkan. Hal tersebut sempat menimbulkan resistensi
kelompok tani mitra terhadap program-program Pertamina selanjutnya.
3. Rekomendasi Program
65
3.1.2.6 Jenis Kerentanan dan Identifikasi Kelompok Rentan
Tabel 0.19 Jenis Kerentanan dan Identifikasi Kelompok Rentan
Nama
Jenis Deskripsi
Individu/Kelompok Alamat
Kerentanan Kerentanan
Rentan
Kelompok nelayan Korong Aset Siklus cuaca yang
Simpang dan semakin tidak
Pauh menentu menjadikan
pendapatan nelayan
berkurang sedangkan
biaya renovasi
perahu cukup mahal
Kelompok tani Semua Korong Aset dan Akses Aset:
di Nagari Peralihan lahan
Katapiang sawah menjadi pohon
sawit menyebabkan
perhatian petani
untuk mengelola
sawah mereka
Akses:
Hanya anggota
kelompok yang dapat
mengikuti kegiatan
penyuluhan atau
bantuan dari pihak
eksternal
Permodalan
pertanian mayoritas
didapatkan dari
pengepul atau
tengkulak
Rumah di ujung Khususnya di Akses Rumah di sebagian
daerah Nagari Korong Tabek pelosok Nagari
Katapiang dan Marantih Kataping masih ada
dan sekitarnya yang belum
terjangkau listrik
Anak-anak penderita Semua Korong Akses Sebelas orang anak
gizi buruk di Nagari terdaftar oleh Ketua
Katapiang Program Pos Gizi
Puskesmas
mengalami gizi
buruk. Hal tersebut
mengindikasikan
kurangnya asupan
makanan yang sehat
dan bernutrisi
66
Kelompok pemuda Semua Korong Aset Aset: Mayoritas
yang menganggur di Nagari pemuda yang
Katapiang menganggur hanya
membantu mengolah
aset orang tua
mereka secara
terbatas dan tidak
memiliki sumber
penghasilan
tambahan
Akses: Mimimnya
keahlian yang
dimiliki para pemuda
menyebabkan
sulitnya bersaing di
pasar tenaga kerja
Kelompok Korong Kuliek Aset:
pembudidayaan dan Saliskan, Mayoritas
lebah madu Sungai Buluh pembudidaya lebah
madu bekerja sebagai
petani sedangkan
luas lahan pertanian
lebih kecil
dibandingkan area
perkebunan
Akses: Kelompok
pembudidaya lebah
madu tidak memiliki
akses ke lembaga
keuangan formal
untuk
mengembangkan
usaha mereka karena
sirkulasi keuangan
usaha belum stabil
(non-bankable)
67
opsi setelah lulus SMA yaitu merantau, bekerja atau berwirausaha dan
melanjutkan ke pendidikan tinggi. Permasalahan sosial muncul ketika mereka
tidak memiliki akses untuk membuka usaha baru karena sulitnya permodalan.
Beberapa pemuda memilih untuk membantu pekerjaan orang tua mereka namun
tidak memiliki keinginan melanjutkan dan mengelola secara serius aset yang
dimiliki. Fenomena tersebut berdampak pada kecenderungan pemuda untuk lebih
memilih merantau dimana berdasarkan keterangan Kepala Bidang Pembangunan
menyatakan terdapat +/- 1.000 orang perantau di usia muda. Oleh karena itu,
apabila menggunakan kriteria pemuda berdasarkan UU No. 40/2009 yaitu 16-30
tahun maka jumlah perantau di Nagari Ketaping adalah 27,71% (1000 dari 3608
orang) atau setidaknya terdapat satu orang perantau tiap tiga KK. Tingginya angka
perantau di usia produktif tersebut menyebabkan berkurangnya potensi sumber
daya manusia untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada secara maksimal.
b. Keamanan
Beberapa Wali Korong merasa bahwa kerap terjadi pencurian barang-barang
hingga barang ternak dari pemukiman warga. Selain kurangnya antisipasi warga
dalam menjaga keamanan, hal tersebut juga dapat mengindikasikan adanya
permasalahan ekonomi dan mentalitas instan beberapa warga. Dampak dari
kurang terjaganya keamanan adalah disinsentif warga untuk beternak karena
rawan dicuri. Beberapa Korong memiliki pos ronda yang memadai namun belum
memiliki partisipasi tinggi dalam mengatur jadwal jaga tiap malamnya.
c. Kesehatan
Terdapat kasus gizi buruk di Nagari Katapiang yang diderita anak-anak sehingga
menganggu tumbuh kembang mereka. Pendataan oleh Tim Penyuluh dan Pos Gizi
Puskesmas menunjukkan bahwa sebelas orang anak yang tersebar di beberapa
Korong menderita penyakit gizi buruk (stunting). Penanganan sementara yang
dilakukan oleh Tim Kesehatan yaitu dengan mendatangi dan memberikan
makanan bernutrisi cukup disamping mengontrol perkembangan mereka setiap
hari.
d. Elektrifikasi
Beberapa rumah yang berada di pelosok Nagari Katapiang belum terjangkau
listrik dan masih menggunakan lampu minyak untuk penerangan mereka.
Meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak, hal tersebut mengindikasikan kondisi
68
ekonomi dan kerentanan akan kasus kriminalitas dan terganggunya kegiatan
mereka khususnya pada malam hari.
69
Gambar 0.22 Kelompok Rentan (kelompok nelayan dan petani)
70
4 BAB IV
REKOMENDASI PROGRAM
4.1 Rekomendasi Program Community Development Nagari Katapiang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman
71
Taruna dalam
menata dan
mempersiapkan
SDM program.
Mempersiapkan
master plan
pengembangan
seperti: resort,
wisata pantai,
surfing, banana
boat, restaurant dll
Sinergisasi dengan
kelompok pengolah
ikan untuk
menyajikan menu
unggulan berbahan
dasar ikan
72
Sejak tahun 2013, Kelompok
masyarakat sekitar Budidaya Lebah Memberikan
telah diberikan hak Madu pengetahuan
pengelolaan hutan kepada masyarakat
oleh Gubernur Melakukan sekitar Korong
Sumatera Barat pengadaan Kuliek dan
namun belum peralatan dan Salisikan cara
banyak sarana budidaya budidaya lebah
dioptimalkan lebah madu madu hutan
Guru dan Murid Kurangnya Program Melakukan Menjadi wadah Ibu Afniati
SMA Negeri 2 ketersediaan Pengadaan Kantin pengadaan Kantn pengembangan (081363370306)
Batang Anai tempat yang Sekolah Sehat Sekolah Sehat jiwa kewirausahaan
menjual makanan siswa SMA Negeri
sehat sekitar Mengadakan 2 Batang Anai
sekolah pelatihan program
73
makanan sehat bagi Menyediakan
Kurangnya para siswa dan guru fasilitas bagi siswa
program untuk mendapatkan
pengembangan Mengadakan makanan yang
kewirausahaan pelatihan sehat
untuk para siswa di manajemen
Sekolah SMA koperasi sekolah
Negeri 2 Batang untuk para
Anai pengelola Kantin
Sekolah
Terdapat lahan
sekolah yang dapat
dimanfaatkan
untuk pengadaan
kantin sehat
Kelompok Tani Mayoritas Program Melakukan Mengoptimalkan Ibu Samsi
Nagari Katapiang masyarakat Pengolahan koordinasi antar potensi Nagari (081363463105)
memiliki pohon Produk Kelapa kelompok tani dan Katapiang melalui
Kelompok PKK kelapa di sekitar Badan Usaha Milik produk unggulan
pekarangan rumah Nagari untuk dari bahan yang
Badan Usaha Milik menentukan mudah didapatkan
Nagari Katapiang Harga beli kelapa penanggungjawab
oleh perusahaan di program dan Meningkatkan
bawah harga pasar produk unggulan pendapatan
sehingga masyarakat Nagari
masyarakat tidak Melakukan Katapiang
memiliki insentif pelatihan
untuk menjualnya pengolahan dan Memberikan
pemasaran produk kesempatan bagi
Pohon kelapa unggulan (co: masyarakat untuk
tumbuh dengan santan) mendapatkan harga
baik di Nagari jual buah kelapa
74
Katapiang. Sangat Memberikan yang wajar
mudah bantuan modal awal
menemukan pohon untuk pembelian Meningkatkan
kelapa di sisi jalan mesin pengolah, keahlian
dan lahan-lahan pengemas dll. masyarakat untuk
sekitar pantai mengolah buah
Melakukan kelapa menjadi
Buah kelapa belum pendampingan, produk bernilai
diolah menjadi monitoring dan tambah
produk bernilai evaluasi berkala
tambah oleh terhadap program
masyarakat yang berjalan
maupun kelompok
usaha di Nagari
Katapiang.
Kelompok Tani Beberapa daerah di Program Bekerjasama Meningkatkan Ibu Titin
Nagari Katapiang Nagari Katapiang Pengolahan dengan Dinas pendapatan para (082170266777)
banyak ditanami Produk Singkong Pertanian terkait petani di Nagari
Kelompok PKK singkong, misalnya pengadaan bibit dan Katapiang
di Korong Batang- pupuk untuk
Badan Usaha Milik Sariak menanam singkong Memberikan opsi
Nagari Katapiang pada petani untuk
Kelompok PKK Melakukan melakukan rotasi
memiliki koordinasi dengan tanam di
pengalaman dalam para Kelompok pekarangan
mengolah Tani dan Kelompok mereka melalui
singkong menjadi Wanita Tani dalam penanaman
produk makanan mengoptimalkan tanaman singkong
turunan lainnya lahan pertanian
yang ada Mengoptimalkan
Besarnya keahlian yang
kebutuhan Memberikan dimiliki Kelompok
75
singkong dan pelatihan PKK dalam
produk turunannya pengolahan mengolah produk
seperti tepung singkong menjadi olahan singkong
untuk kebutuhan tepung atau produk
membuat makanan turunan lainnya
di rumah makan
sekitar Nagari Memberikan
Katapiang pelatihan
pengemasan dan
pemasaran produk
olahan singkong
Melakukan
pendampingan,
monitoring dan
evaluasi berkala
terhadap program
yang berjalan
Kelompok Nelayan Cuaca yang tidak Program Bekerjasama Mengoptimalkan Bapak Dirman
menentu Pengolahan Ikan dengan penyuluh potensi laut yang
Kelompok berdampak pada lapangan ada di Nagari (082386617023)
Pengolah Ikan hasil tangkapan Kementerian Katapiang
nelayan. Sebagian Kelautan dan
Badan Usaha Milik besar anggota Perikanan terkait Meningkatkan
Nagari Katapiang kelompok pengolahan ikan pendapatan
pengolah ikan baik dalam Kelompok
adalah istri para (pelatihan, Pengolah Ikan di
nelayan yang pemasaran atau sekitar Pantai
mencari tambahan sosialisasi program) Katapiang
pendapatan.
76
Memberikan Membuat produk
Dekatnya pusat pelatihan unggulan hasil
produksi pengemasan dan olahan ikan di
pengolahan ikan di pemasaran produk Pantai Nagari
Pantai Katapiang hasil pengolahan Katapiang
menjadikan bahan ikan
baku ikan didapat
dengan murah Memberikan
karena langsung penyertaan modal
dibeli dari nelayan untuk melakukan
kegiatan
Masih kurangnya operasional usaha
permintaan akan pengolahan ikan
hasil produk
pengolahan ikan Melakukan
sehingga kegiatan pendampingan,
produksi masih monitoring dan
sedikit evaluasi berkala
terhadap program
yang berjalan
77
pemuda Nagari Taruna untuk Katapiang untuk
Katapiang dan proaktif melakukan mengembangkan
memungkinkan pendekatan ide usaha dan
untuk dijadikan persuasif terhadap keahliannya
pusat pembinaan pemuda yang
dan pengembangan menganggur untuk
pemuda aktif dalam
program pembinaan
Kegiatan yang
menyertakan Memberikan
pemuda masih pelatihan keahlian
aktif berjalan dan kewirausahaan
seperti pengajian kepada pemuda di
dan kegiatan seni Nagari Katapiang
(pencak silat, seni
tari, dll) sehingga Membangun mitra
mempermudah dengan perusahaan
koordinasi barang dan jasa
yang sesuai dengan
kesiapan SDM dan
produk yang
dihasilkan
Memberikan
pelatihan
pengelolaan
keuangan mikro
terkait simpan
pinjam kepada
Badan Usaha Milik
Nagari
78
Memberikan
penyertaan modal
bagi peserta
pelatihan yang
layak untuk
mengembangkan
usaha mereka
Pendidikan Masyarakat Nagari Perpustakaan Program Pengadaan buku Untuk Bapak Jonaedi
Katapiang, Nagari Katapiang Pengadaan Buku yang dibutuhkan mengembangkan (082169755637)
khususnya anak- belum memiliki dan Kegiatan Perpustakaan wawasan
anak koleksi buku yang Perpustakaan Negari Katapiang maysarakat Nagari
memadai, Katapiang,
Siswa Sekolah SD khususnya untuk Mengadakan khususnya anak-
dan SMP Nagari kalangan anak- kegiatan bedah anak
Katapiang anak buku dan
pembahasan Agar para petani
Kelompok Tani Kelompok Tani aplikasi buku-buku memeiliki referensi
hanya bertema pertanian tambahan
mendapatkan mengenai aspek
informasi dari Mengadakan pertanian yang
kegiatan pelatihan menulis dapat langsung
penyuluhan , untuk masyarakat diaplikasikan
belum diperoleh Nagari Katapiang
dari referensi buku khususnya anak-
anak
Kesehatan Puskesmas Nagari Masih ditemukan Program Pos Gizi Melakukan Menuntaskan kasus Ibu Ani Yuli
Katapiang anak bergizi buruk penyuluhan kepada gizi buruk di (081363388374)
di Nagari para tenaga Nagari Katapiang
Bidan Nagari Katapiang kesehatan dan
Katapiang bidan terkait Memberikan
79
Beberapa korong pentingnya pengetahuan bagi
Tenaga Kesehatan sulit mendapatkan pemenuhan gizi masyarakat akan
Nagari Katapiang air bersih, bagi anak-anak pentingnya
khususnya di pemberian nutrisi
Kelompok Usaha daerah yang dekat Mendatangi anak- yang cukup bagi
di Nagari dengan rawa anak yang anak
Katapiang mengalami kasus
Banyaknya potensi gizi buruk Memanfaatkan
alam sebagai sumber daya alam
sumber nutrisi Membuat dapur yang ada di Nagari
untuk sehat untuk Katapiang untuk
menanggulangi mengelola makanan menuntaskan kasus
kasus gizi buruk bernutrisi yang gizi buruk
apabila diolah dibutuhkan anak-
dengan baik anak, khususnya
bagi mereka yang
mengalami kasus
gizi buruk
Berkoordinasi
dengan Kelompok
Nelayan untuk
pengadaan ikan
kecil yang dapat
dimanfaatkan untuk
kebutuhan gizi anak
80
4.2 Prioritas Program di Nagari Katapiang, Kec. Batang Anai, Kab, Padang Pariaman
Program
No Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Urgensi
2. Potensi
A. SDM √ √ √ √ √ - √ √
B. SDA √ - √ √ - - √
C. Kelembagaan √ √ √ √ √ √ √ √
D. Jaringan √ - √ √ √ - √ √
E. Modal √ √ - √ - - √ √
F. Infrastruktur √ √ √ √ √ √ √ √
A. Perusahaan √ √ √ √ √ √ √ √
B. Masyarakat √ - √ √ √ √ √ √
C. Individu √ √ √ √ √ √ √ √
Total 10 8 10 10 9 6 9 11
Ranking 4 7 2 3 6 8 5 1
Keterangan:
1. Program Budidaya Lebah Madu Hutan
2. Program Pengadaan Kantin Sehat
3. Program Pengolahan Produk Olahan Kelapa
4. Program Pengolahan Ikan
5. Program Pembinaan dan Pengembangan Pemuda di Bidang Kewirausahaan dan Tenaga
Kerja
6. Program Pengadaan Buku dan Kegiatan Perpustakaan
7. Program Pos Gizi
81
8. Program Pengembangan Pantai Wisata Nagari Katapiang
Justifikasi Program
1. Program Pengembangan Pantai Wisata Nagari Katapiang
2. Program Pengolahan Produk Olahan Kelapa
3. Program Pengolahan Ikan
4. Program Budidaya Lebah Madu Hutan
5. Program Pos Gizi
6. Program Pembinaan dan Pengembangan Pemuda di Bidang Kewirausahaan dan
Tenaga Kerja
7. Program Pengadaan Kantin Sehat
8. Program Pengadaan Buku dan Kegiatan Perpustakaan
Tabel 0.3 Program Pengembangan Pantai Wisata Nagari Katapiang
Urgensi
A. Dampak -
negatif
langsung dan
tidak langsung
terkait operasi
perusahaan
1.
Pengangguran dan tingginya angka perantau tiap tahunnya
B. Masalah Sosial
dapat ditekan dengan mengoptimalkan potensi ekonomi baru
Personal
yaitu pantai wisata
82
Potensi dana yang terkumpul dari masyarakat Nagari
Katapiang cukup besar, hal ini dibuktikan dengan dana yang
E. Modal terkumpul ketika acara tahunan seperti maulid nabi.
3. Dampak Positif
Perusahaan memberikan kontribusi yang signifikan dalam
A. Perusahaan pembangunan Nagari Katapiang sebagai salah satu daerah
yang memiliki objek wisata unggulan di Sumatera Barat.
Catatan:
Urgensi
A. Dampak -
negatif
langsung dan
tidak langsung
terkait operasi
perusahaan
1. Program pengolahan produk olahan kelapa dapat menambah
pendapatan masyarakat Nagari Katapiang dengan membeli
A. Masalah Sosial
buah kelapa mereka serta meningkatkan partisipasi anggota
Personal
Kelompok PKK dan Kelompok Wanita Tani dalam proses
pengolahan.
83
kelapa di Nagari Katapiang.
Potensi
E. Modal -
3. Dampak Positif
Program pengolahan produk olahan kelapa dapat memperbaiki
persepsi masyarakat akan pemberian CSR yang tidak sesuai
A. Perusahaan
dengan kebutuhan masyarakat dan tidak memiliki
keberlanjutan program.
Catatan:
84
Tabel 0.5 Program Pengelolaan Ikan
Urgensi
A. Dampak -
negatif
langsung dan
tidak langsung
terkait operasi
perusahaan
1.
Program ini dilakukan oleh para istri nelayan dan masyarakat
B. MasalahSosial sekitar untuk menambah pendapatan mereka karena hasil
Personal tangkapan nelayan sangat bergantung pada cuaca dan kondisi
laut yang tidak pasti.
C. Persoalan -
Struktural
Potensi
3. Dampak Positif
Potensi Pantai Negari Katapiang untuk menjadi pantai wisata
A. Perusahaan dalam tahap pengembangan. Adanya program pengolahan
ikan akan menambah relasi perusahaan tidak hanya dengan
85
pengolah ikan akan tetapi para nelayan. Citra perusahaan
dapat dikenal baik oleh masyarakat nelayan dan pengunjung
pantai yang menikmati hasil olahan ikan.
Catatan:
Urgensi
A. Dampak -
negatif
langsung dan
tidak langsung
terkait operasi
1. perusahaan
Program Budidaya Lebah Madu Hutan dapat meningkatkan
B. MasalahSosial
pendapatan masyarakat serta mengembangkan rasa gotong
Personal
royong karena dilakukan secara berkelompok.
C. Persoalan -
Struktural
Potensi
86
Jaringan Kelompok dengan Dinas Perhutanan juga PlinMas
D. Jaringan baik sehingga memudahkan untuk mengembangkan program-
program pengoptimalan potensi hutan.
Modal operasional bisa didapatkan dari dana awal CSR DPPU
E. Modal Pertamna dan hasil panen awal lebah madu
3. Dampak Positif
Program ini sejalan dengan rencana pengelola hutan nagari
untuk mengoptimalkan potensi hutan. Hal ini dapat
A. Perusahaan mempermudah koordinasi dan menciptakan sinergitas bagi
pengadaan program lain yang bermanfaat baik bagi
perusahaan dan penerima manfaat.
Catatan:
Urgensi
A. Dampak -
negatif
langsung dan
tidak langsung
terkait operasi
perusahaan
1.
Kasus gizi buruk di Nagari Katapiang seharusnya dapat
B. MasalahSosial diantisipasi mengingat kayanya daerah tersebut akan sumber
Personal daya alam dan potensi hayat yang dapat menunjang nutrisi
tumbuh kembang anak.
C. Persoalan -
Struktural
87
Potensi
3. Dampak Positif
Kontribusi perusahaan dalam menuntaskan masalah Nagari
Katapiang di bidang kesehatan dapat memberikan citra positif
A. Perusahaan
dan membangun hubungan baik dengan para tenaga kesehatan
khususnya di lingkungan Puskesmas
B. Masyarakat -
Tabel 0.8 Program Pembinaan dan Pengembangan Pemuda di Bidang Kewirausahaan dan Tenaga
Kerja
Urgensi
A. Dampak -
1. negatif
langsung dan
tidak langsung
terkait operasi
88
perusahaan
Masalah pengangguran di usia muda di Nagari Katapiang
berimplikasi pada timbulnya kegiatan yang negatif. Tradisi
berwirausaha di masyarakat Minang harus dijadikan modal
B. MasalahSosial
sosial untuk membudayakan mereka untuk mulai membuka
Personal
usaha. Selain itu, khususnya lulusan SMK yang memiliki
keahlian khusus seperti di bidang otomotif dan lainnya dapat
difaslilitasi berupa unit usaha.
3. Dampak Positif
Hubungan yang baik dengan para pemuda dapat
mempermudah perusahaan merangkul mereka untuk
melakukan sebuah kegiatan bersama seperti kampanye positif,
A. Perusahaan
sosialisasi program dll. Beberapa bidang usaha pun dapat
bersinggungan dengan spesialisasi perusahaan contohnya
bengkel otomotif.
Catatan:
89
Tabel 4.9 Program Pengadaan Kantin Sehat
Urgensi
A. Dampak -
negatif
langsung dan
tidak langsung
terkait operasi
perusahaan
1.
B. MasalahSosial -
Personal
D. Jaringan -
E. Modal Modal awal diperoleh dari anggaran sekolah
3. Dampak Positif
Perusahaan dapat menjalin hubungan baik dengan para
stakeholder lingkungan sekolah serta dapat menjadikan
A. Perusahaan
sekolah sebagai sarana sosialisasi program-program yang
dilakukan perusahaan.
B. Masyarakat -
Catatan:
90
Tabel 0.10 Program Pengembangan Buku dan Kegiatan Perpustakaan
Urgensi
A. Dampak -
negatif
langsung dan
tidak langsung
terkait operasi
1. perusahaan
Kurang memadainya buku yang tersedia di perpustakaan
B. MasalahSosial
menjadikan anak-anak dan masyarakat kurang tertarik untuk
Personal
mengunjungi perpustakaan.
C. Persoalan -
Struktural
Potensi
A. SDM -
B. SDA -
Para pengelola perpustakaan telah mengikuti pelatihan yang
C. Kelembagaan
2. dilakukan dinas kepustakaan.
D. Jaringan -
E. Modal -
3. Dampak Positif
Perusahaan berkontribusi dalam pengembangan pengetahuan
masyarakat melalui penyediaan buku-buku yang dibutuhkan
A. Perusahaan masyarakat. Perusahaan dapat menjadikan perpustakaan
sebagai sarana promosi nilai-nilai perusahaan serta pesan yang
ingin disampaikan pada khayalak masyarakat.
91
seputar kegiatan pertanian.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat dari buku-buku yang
C. Individu tersedia dan kegiatan yang diadakan di perpustakaan
Catatan:
92
5 BAB V PENUTUP
Laporan pemetaan sosial ini mengungkapkan gambaran analisis stakeholder, potensi, masalah
dan rekomendasi program pengembangan masyarakat di wilayah Ring I yaitu di Kelurahan
Katapiang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Propinsi Sumatra Barat
yang dapat dijadikan acuan untuk menyusun rencana strategis tanggung jawab sosial PT
PertaminaDPPU Minangkabau. Selain mengungkap gambaran di atas dalam kegiatan ini juga
menemukan beberapa hal yang harus diperhatikan seperti yang dijelaskan di bawah ini.
93
6 LAMPIRAN
94
95
B. Dokumentasi Forum Group Discussion
96
C. Foto Potensi Lokal Kapatiang
Gambar: Tanaman sawit dan pohon kelapa yang mudah dijumpai di Nagari Katapiang
97
Gambar: Kondisi pesawahan dan irigasi
98
99