Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TEKNIK REAKSI KIMIA 2

JENIS-JENIS REAKTOR

Disusun Oleh:
Fianna Utomo 1406552894
Martha Ivana Sintauli 1406607924
Mustika Saraswati 1406552906
Sheila Nadhifa 1406607905
Yoga Wiranoto 1506800350

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2017
A. JENIS-JENIS REAKTOR BERDASARKAN SISTEM
1. Reaktor Ideal
Definisi: reaktor adalah sistem (volume) dengan batas-batas. Massa dapat
memasuki dan meninggalkan batas.
Karakteristik reaktor ideal:
 Sistem:
o Ditutup atau intermiten: tidak ada massa memasuki atau meninggalkan
selama reaksi adalah reaktor batch atau semi-batch
o Terbuka (volume control): massa dapat masuk atau keluar selama
reaksi adalah reaktor aliran kontinu
 Pencampuran:
o Tercampur seluruhnya: massa homogen di seluruh sistem
 Batch / semi-batch
 Kontinyu reaktor tangki berpengaduk (CSTR)
o Sepenuhnya terpisah: massa tidak bercampur, tidak ada dispersi
dengan kondisi heterogen reaktor aliran plug (PFR)
 Reaktor tangki
Dikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna, sehingga komposisi
dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu uniform. Dapat dipakai untuk proses
batch, semi batch, dan proses alir.
 Reaktor pipa
Biasanya digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut reaktor alir pipa. Dikatakan
ideal bila zat pereaksi yang berupa gas atau cairan, mengalir didalam pipa dengan
arah sejajar sumbu pipa.

2. Reaktor Non-Ideal
Perubahan energi dalam suatu reaktor kimia bisa karena adanya
suatu pemanasan atau pendinginan, penambahan atau pengurangan tekanan, gaya
gesekan (pengaduk dan cairan), dan lainnya. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang
menyebabkan reaktor menjadi tidak ideal bias karena pola aliran, maupun faktor-
faktor lainnya.
Reaktor tidak memenuhi kondisi ideal dari aliran dan pencampuran karena:
 Dispersi menyimpang dari kondisi aliran plug yang ideal
 Hubungan arus sirkuit pendek dan zona mati menyimpang dari pencampuran
ideal dan kondisi aliran plug
 Mengisi dan menggambar menyimpang dari kondisi bets yang ideal

Zona Mati dan Sirkuit Pendek


Jadi yang disebut zona mati atau wilayah stagnan adalah daerah dengan
rendah atau tidak ada pencampuran yang dapat muncul dalam reaktor. Hal ini
mengurangi volume efektif reaksi yang tersedia. Efek lebih lanjut dalam reaktor non-
ideal adalah arus sirkuit pendek. Lokasi yang tidak menguntungkan untuk input dan
output menyebabkan sebagian dari reaktan diangkut langsung ke output sebelum
bagian itu terjadi reaksi.

Gambar 1. Zona Mati & Short Circuit

Angka ini menunjukkan khas "Zona Mati" (1), "Short Circuit" (2) dan ideal
pencampuran (3) dan aliran plug ideal (4) perilaku dalam yang sesuai reaktor.
Kombinasi zona mati dan efek hubungan pendek dapat terjadi baik dalam reaktor
tangki terus diaduk dan reaktor aliran.
Profil Aliran dan Jenis Aliran

Gambar 2. Jenis Aliran


Sebuah kriteria lebih lanjut dari reaktor aliran non-ideal adalah profil aliran
yang menyimpang dari aliran plug ideal (1). konsentrasi dan suhu radial perbedaan
terjadi, tergantung pada kondisi aliran tertentu misalnya (3) laminar atau (2) turbulen.

Pemisahan
Kondisi non-ideal lanjut dapat terjadi tergantung pada keadaan pencampuran
cairan reaksi. Sebuah pencampuran lengkap reaktan hanya terjadi dengan cairan
viskositas rendah dan gas - menghasilkan cairan mikro. Dalam campuran lengkap,
perbedaan konsentrasi lokal akan ada. Efek ini disebut segregasi. Efek segregasi
selalu terjadi dalam sistem heterogen (misalnya suspensi dan emulsi). Unsur terpisah
dalam reaktor dapat menyebabkan berbagai distribusi waktu tinggal yang berbeda dari
perilaku yang ideal dan dapat mempengaruhi kinerja sistem bereaksi. Jenis khusus
dari kondisi non-ideal juga dapat ditentukan oleh penentuan eksperimental distribusi
waktu tinggal.

B. JENIS-JENIS REAKTOR BERDASARKAN ALIRAN


1. Reaktor Batch
Batch Reactor adalah tempat terjadinya reaksi, dimana tidak ada massa masuk
dan keluar selama reaksi. Jadi bahan dimasukkan, direaksikan beberapa waktu / hari
(residence time) dan dikeluarkan sebagai produk dan selama proses tidak ada umpan-
produk mengalir.
Reaktor batch umumnya digunakan untuk:
 Fase cair
 Skala proses yang kecil
 Mencoba proses baru yang belum sepenuhnya dikembangkan
 Memproduksi produk yang mahal
 Proses-proses yang sulit diubah menjadi proses kontinyu
 Jika bahan atau hasilnya perlu pembersihan
 Proses memerlukan waktu lama
Karakteristik reaktor batch yaitu:
 Sederhana dan tidak memerlukan banyak peralatan pendukung.
 Ideal untuk operasi skala kecil.
 Operasinya berupa operasi tak tunak/unsteady state, dengan komposisi yang
bervariasi dengan waktu.
Beberapa ketetapan menggunakan reaktor tipe batch:
 Selama reaksi berlangsung tidak terjadi perubahan temperatur
 Pengadukan dilakukan dengan sempurna, konsentrasi di semua titik dalam
reaktor adalah sama atau homogen pada waktu yang sama
 Reaktor ideal
Penggunaan reaktor batch:
Reaktor jenis ini biasanya sangat cocok digunakan untuk produksi berkapasitas kecil
misalnya dalam proses pelarutan padatan, pencampuran produk, reaksi kimia, batch
distillation, kristalisasi, ekstraksi cair-cair, polimerisasi, farmasi dan fermentasi.
Keuntungan:
 Lebih murah dan ongkos atau harga instrumentasi rendah.
 Lebih mudah pengoperasian dan pengontrolan (penambahan bahan per
volume) atau penggunaannya fleksibel, artinya dapat dihentikan secara
mudah dan cepat kapan saja diinginkan.
 Terjadi pengadukan sempurna sehingga konsentrasi disetiap titik dalam
reaktor sama pada waktu yang sama.
 Pada reaktor batch dengan volume berubah, maka perubahan volume dapat
dianggap linier terhadap konversi.
 Penggunaan yang multifungsi dan reaktor ini dapat digunakan untuk reaksi
yang menggunakan campuran kuat dan beracun.
 Mudah dibersihkan.
Kerugian:
 Pengendalian suhu bermasalah dan pengendalian kualitas dari produk jelek
atau susah.
 Lebih banyak pekerja, karena diperlukan utk pengawasan kondisi & prosedur
yg berubah terus dari awal sampai akhir sehingga biaya buruh dan handling
tinggi.
 Tidak baik utk fase gas, karena rentan bocor pada masukan pengaduknya dan
banyak waktu yang terbuang.
 Tidak efektif utk skala besar karena waktu yang lama (tidak produktif)
sehinggaskala produksi yang kecil.
 Tidak dapat dijalankan pada proses-proses yang sulit,karena harus diubah
menjadi proses kontinue
 Saat terjadi reaksi tidak ada reaktan yang masuk dan produk yang keluar.
 Kadang-kadang waktu shut down nya besar, yaitu waktu untuk
mengosongkan, membersihkan dan mengisi kembali.

Gambar 3. Reaktor Batch

2. Reaktor Alir (Continuous Flow)


 RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk)
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) merupakan reaktor yang paling
sering dijumpai dalam industri kimia. Pada industri berskala besar pengoperasian
reaktor alir tangki berpengaduk meliputi tiga tahap yaitu pengisian reactor tinggi
overflow, kondisi kontinyu dan kontinyu steady state. Evaluasi variabel-variabel
operasi sangat mudah dilakukan pada kondisi steady state.
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) ini dipanaskan baik menggunakan
system tertutup di dalam tangki atau jaket yang mengelilingi tangki. Pada tangki
pencampur yang digunakan pada reaktor kimia, dua fluida atau lebih direaksikan
bersama untuk menghasilkan suatu fluida yang berbeda dari fluida sebelumnya.
Reaksi ini terjadi pada temperature tertentu yang harus dipertahankan tetap besarnya
atau konstan agar dapat dihasilkan temperature dan jenis fluida keluaran yang
diinginkan.
Keuntungan:
- Suhu dan komposisi campuran dalam reactor sama
- Volume reaktor besar, maka waktu tinggal juga besar, berarti zat pereaksi lebih
lama bereaksi di reaktor.
Kerugian:
- Tidak efisien untuk reaksi fase gas dan reaksi yang bertekanan tinggi.
- Kecepatan perpindahan panas lebih rendah dibanding RAP
- Untuk menghasilkan konversi yang sama, volume yang dibutuhkan RATB lebih
besar dari RAP.

Gambar 4. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk

 RAP (Reaktor Alir Pipa)


Reaktor alir pipa disebut ideal jika zat-zat pereaksi dan hasil reaksi mengalir
dengan kecepatan yang sama di seluruh pemampang pipa. Di reactor komposisi, suhu
dan tekanan di seluruh penampang reactor selalu sama. Perbedaan komposisi, suhu
dan tekanan hanya terjadi di sepanjang dinding reaktor. Reaktor jenis ini banyak
digunakan dalam industri dengan zat pereaksi atau reaktan berupafase gas atau cair
dengan kapasitas produksi yang cukup besar.
Dikatakan ideal jika zat pereaksi dan hasil reaksi mengalir dengan kecepatan
yang sama di seluruh penampang pipa.
Keuntungan:
Memberikan volume yang lebih kecil daripada RATB, untuk konversi yang sama.
Kerugian:
1. Harga alat dan biaya instalasi tinggi.
2. Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state.
3. Untuk reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi “Hot Spot” (bagian yang suhunya
sangat tinggi) pada tempat pemasukan. Dapat menyebabkan kerusakan pada dinding
reaktor.

Gambar 5. Reaktor Alir Pipa

3. Reaktor Semi Batch


Biasanya berbentuk tangki berpengaduk. Para reaktor semi batch mungkin
adalah jenis yang paling sering reactor dalam industry kimia, terutama di cabang
kimia halus, di laboratorium kimia organic dan dalam proses bioteknologi.
Penggunaan semi-batch reactor:
 Kontrol konsentrasi reaktan untuk meningkatkan selektivitas reaksi.
 Penambahan reaksi sedikit demi sedikit untuk mengontrol distribusi
komposisi produk (e.g polimerisasi).
 Kontrol produksi panas reaksi (reaksi eksoterm).
 Menghindari toksisitas substrat untuk memproduksi organism atau enzim yang
terisolasi.
 Penghapusan produk untuk meningkatkan konversi dan selektivitas.
 Hindari akumulasi member reaksi terhadap dekomposisi termal.
 Simulasikan produksi berkelanjutan terutama untuk skala kecil.

Dalam kontras yang mengejutkan, reaktor semi batch adalah yang paling
dibahas dalam kimia dan biokimia industri. Alasan utama bagi perbedaan ini adalah
kesulitan dalam mendapatkan solusi analitis dari persamaan diferensial yang
menggambarkan suatu jenis reaktor. Selain itu, di reaktor semi-batch segalanya
biasanya bervariasi, konsentrasi, suhu dan volume. Memberikan pendekatan yang
lurus ke depan untuk solusi dari masalah ini, mulai dari bahan dasar dan
menyeimbangkan energi, solusi dari persamaan diferensial yang mengatur mudah
diperoleh dengan integrasi numerik, misalnya menggunakan Berkeley Madonna. Alat
tersebut juga memungkinkan lurus ke depan optimasi profil makan.

Gambar 6. Reaktor Semi Batch

C. JENIS-JENIS REAKTOR BERDASARKAN BENTUK


1. CSTR (Continued Stirred Tank Reactor)
Reaktor CSTR ini digunakan hampir di seluruh industry kimia dan untuk reaksi-
reaksi dari senyawa dengan fasa cair. Bentuk dari reaktor ini adalah tangki
berpengaduk. Di dalam reactor ini, proses yang terjadi dianggap tunak dimana
semua reaktan yang masuk tercampur sempurna sehingga dianggap tidak ada
perbedaan temperatur, konsentrasi, dan laju reaksi di setiap titik di dalam
reaktor. Pada CSTR ideal, semua spesi yang masuk ke dalam reaktor memiliki
waktu tinggal yang sama dan pengadukannya merata ke semua arah/dimensi.
Reaktor CSTR digunakan pada bidang pangan, perminyakan, petrokimia, dan
consumer goods.
Gambar 7. Contoh Skema CSTR
(Sumber: https://www.mathworks.com)

Reaktor CSTR dapat tersusun, baik secara seri maupun secara paralel. Ketika
kualitas (nilai konversi dari produk) ingin ditingkatkan, reactor ini dapat
disusun secara seri. Ketika kapasitas ingin ditingkatkan, reactor ini dapat
disusun secara paralel.

Gambar 8. CSTR tersusun seri untuk meningkatkan kualitas (konversi


atau kemurnian)
(Sumber: www.ivoryresearch.com)
Gambar 9. CSTR tersusun parallel untuk meningkatkan kapasitas
produksi
(Sumber: Fogler, 2006)

2. PFR (Plug Flow Reactor)

Gambar 10. Desain PFR untuk industri biodiesel dari minyak kelapa sawit
dengan katalis CH3OH+NaOH
(Sumber: http://www.essentialchemicalindustry.org)

PFR merupakan reactor berbentuk pipa yang bekerja secara tunak. Reaktor ini
dapat digunakan untuk fluida berfasa cair dan gas. Umumnya digunakan untuk
fase gas dengan tekanan dan suhu tinggi. Berbeda dengan CSTR, pada PFR
terdapat profil konsentrasi pada sumbu aksial di sepanjang reaktor. Ini
disebabkan reaktan secara kontinu terkonsumsi sepanjang reaktor, sehingga laju
reaksi yang merupakan fungsi dari konsentrasi reaktan juga berubah sepanjang
reactor (kecuali jika reaksi berorde nol). Pada reactor ini, aliran bersifat turbulen
dan waktu tinggal molekul reaktan sama pada arah radial. Reaktor PFR
digunakan pada industri biodiesel dan produksi bensin.

Gambar 11. Profil aliran pada PFR dimana kecepatan sama seperti pada
aliran turbulen
(Sumber: http://www.learnthermo.com/)

Keuntungan dari PFR adalah memiliki konversi yang cukup tinggi dan waktu
relatif yang lebih singkat. Sementara itu, kelemahan/kerugian dari PFR adalah
memiliki biaya perawatan yang mahal dan reaktor ini memerlukan waktu untuk
mencapai kondisi tunak. Sebagian besar reaktor alir homogen fasa cair adalah
CSTR sedangkan sebagian besar reaktor alir homogen fasa gas adalah tubular.

3. Lain-lain
Berdasarkan bentuknya, selain CSTR dan PFR, terdapat reaktor berbentuk bola,
microreaktor, plat, dan sebagainya.

D. JENIS-JENIS REAKTOR BERDASARKAN KATALIS


1. Reaktor Katalitik
Reaktor katalitik adalah reaktor yang memakai katalis. Salah satu contoh dari
reaktor katalitik adalah fixed-bed reactor. Pada fixed-bed reactor, pelet katalis
ditempatkan di dalam reaktor dan berada pada kondisi tetap sesuai dengan
frame dari fixed-bed reactor tersebut. Diperlukan kesetimbangan material dan
energi antara fluida yang menempati bagian rongga dari partikel katalis dan
patrikel katalis itu sendiri.Katalis digunakan karena pada dasarnya, laju
produksi spesi yang terjadi nyaris tidak ada, oleh karena itu katalis digunakan
untuk menurunkan energi aktivasi dan mempercepat produksi reaktan. Semua
reaksi yang terjadi dalam reaktor ini terjadi dalam partikel-partikel katalis.

Gambar 12. Gambar dari fixed-bed reactor


(Sumber: http://jbrwww.che.wisc.edu)

2. Reaktor Non-Katalitik
Reaktor non-katalitik adalah reaktor dimana tidak ada katalis digunakan di
dalamnya. Tipe reaktor non-katalitik paling sederhana adalah reaktor sederhana
dengan vessel dan reaktan mengalir di dalamnya. Salah satu contoh reaktor non-
katalitik adalah lime kiln. Lime kiln digunakan untuk proses pengapuran kalsium
karbonat dalam pembentukan kapuryang disebut dengan quicklime (kalsium
oksida).

D. JENIS-JENIS REAKTOR BERDASARKAN JUMLAH FASA


1. Reaktor Homogen
Reaktan, produk dan/atau katalis berada pada fase yang sama (satu fasa).
2. Reaktor Heterogen
Reaktan, produk dan/atau katalis berada pada fase yang berbeda (dua fasa atau lebih).
E. JENIS-JENIS REAKTOR BERDASARKAN KONDISI
OPERASI
1. Reaktor Isotermal
Dikatakan isotermal jika umpan yang masuk, campuran dalam reaktor,
aliran yang keluar dari reaktor selalu seragam dan bersuhu sama. Keadaan
awal secara operasionil sulit dilaksanakan sebab perpindahan panas yang
terjadi harus selalu dapat mengimbangi panas reaksi yang terjadi (untuk reaksi
eksoterm) arau panas diperlukan untuk reaksi endoterm.
Reaktor isotermal digunakan untuk mempertahankan suhu agar tetap
(konstan) sesuai suhu yang diinginkan. Reaktor isotermal adalah reaktor
proses yang terjadi pada keadaan suhu yang tidak berubah selama
berlangsungnya proses tersebut. Umumnya berkaitan dengan perubahan fasa.
Misalnya pencairan dan penguapan.
Pada perubahan isotermal suhu dipertahankan agar konstan (tetap). Hal
ini dilakukan dengan menempatkan silinder yang dihubungkan dengan sumber
air pada suhu yang di inginkan. Silinder mempunyai dinding yang tipis yang
terbuat dari bahan yang dapat menghantarkan panas, misalnya tembaga,
sehingga panas dengan mudah mengalir secara bolak-balik antara sumber air
dan gas. Sumber air cukup besar dengan suhu yang tidak dapat dipengaruhi
oleh jumlah perubahan panas dan gas. Selama ekspansi isothermal, panas
mengalir ke gas untuk menjaga suhu agar konstan (ingat, suhu gas menurun
jika panas terhalangi untuk mengalir ke gas selama ekspansi terjadi). Sistem
yang mengikuti keadaan isoterm terjadi dari keadaan awal A ke keadaan akhir
B’.

2. Reaktor Adiabatis
Dikatakan adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara reaktor
dan sekelilingnya. Jika reaksinya eksotermis, maka panas yang terjadi karena
reaksi dapat dipakai untuk menaikkan suhu campuran di reaktor (K naik dan –
rA besar sehingga waktu reaksi menjadi lebih pendek).

3. Reaktor Non-Adiabatis
F. JENIS-JENIS REAKTOR BERDASARKAN SISTEM PROSES
YANG TERJADI
1. Reaktor Monolith
Reaktor monolit pada awalnya dikembangkan dan diterapkan pada
pertengahan tahun 1970-an untuk industry otomotif sebagai converter emisi mesin
kendaraan untuk menghapus NOx, CO dan hidrokarbon melalui reaksi gas-padat.
Dibandingkan dengan katalis tradisional yang digunakan untuk reaksi fase gas,
monolit yang ditawarkan jauh lebih rendah dalam penurunan tekanan, yang jelas
sangat menguntungkan. Diluar rendah penurunan tekanan, penerapan hasil monolit
selektivitas tinggi, penghapusan hot-spot, dan meningkatkan katalis factor
efektivitas. Dengan cepat perkembangan teknologi computer dan numerik alat
komputasi, komputasi dinamika fluida (CFD) dan metode pemodelan/simulasi lainnya
telah berhasil digunakan untuk mengoptimalkan desain dan operasi monolit catalytic
converter untuk mencapai kinerja tertinggi. Reaktor monolitik dipenuhi dengan
monolit yang terbuat dari catalytic berpori atau bahan katalitik diendapkan disaluran
inert monolitik.

Gambar 13. Reaktor Monolith

Keuntungan:
1. Penurunan tekanan rendah terutama di bawah throughput cairan yang tinggi;
2. Luas permukaan katalis eksternal yang lebih tinggi khusus untuk perpindahan
massa dan reaksi;
3. Pengurangan perpindahan massa eksternal ketika digunakan untuk reactor
multiphase dan penghapusan pembatasan difusi internal saat dinding tipis yang
digunakan;
4. Dispersi aksial lebih rendah dan pencampuran kembali, dan karena itu produk yang
dihasilkan memiliki selektivitas tinggi;
5. Pengurangan fouling dan dengan demikian memperpanjang masa katalis;
6. Pembersihan mudah terutama akumulasi partikulat di dinding saluran; dan
7. Mudah scale-up.
Kerugian:
1.Potensi laju perpindahan panas radial rendah dengan demikian, kesulitan dalam
kontrol suhu untuk dinding tipis mendukung monolit;
2. Perpindahan panas dari monolit ke dinding reaktor internal,
3. Potensi distribusi fluida tidak seragam dengan demikian, efektivitas reaktor yang
lebih rendah;
4. Kesulitan dan biaya yang lebih tinggi di ekstrusi dan instalasi skala industri besar.

2. Reaktor Membran
Reaktor membran adalah sistem reactor baru yang mengkombinasikan
pemisahan dengan membran dan reaksi kimia. Reaktor membran memiliki dua tipe,
yaitu reactor membrane packed-bed dan reactor membrane katalitik. Reaktor
membrane dengan katalis packed-bed memiliki area pemisahan yang terpisah dari
area reaksi, sedangkan pada reactor membrane katalitik, reaksi dan pemisahan terjadi
secara simultan. Membran dalam reaktor ini merupakan penghalang yang hanya
dapat melewatkan komponen tertentu. Selektivitas pada membrane ini dikontrol oleh
ukuran diameter pori membran. Lapisan membrane ini sangat berguna untuk
melumpuhkan seluruh sel (bakteri, jamur, sel hewan dan sel tumbuhan), molekul
bioaktif seperti enzim digunakan untuk menghasilkan berbagai macam bahan kimia.
Reaktor membrane merupakan PFR dengan tambahan silinder dari material
berpori di dalamnya, semacam tabung dengan shell dari shell-and-tube heat
exchanger. Silinder berpori-pori di dalamnya adalah membran yang memberikan
nama reactor ini.
Gambar 14. Skematik Membran Reaktor dan penjelasannya

Membran berfungsi layaknya penghalang yang hanya memperbolehkan


beberapa komponen melewatinya. Selektivitas dari membran dikendalikan oleh
diameter pori-porinya, dimana bias merupakan orde dari Angstroms untuk lapisan
mikropori, atau orde micron untuk lapisan makropori.
Reaktor membran menggabungkan reaksi dengan separasi untuk
meningkatkan konversinya. Salah satu produk yang dijelaskan oleh reaksi
dikeluarkan dari reactor melalui membran, memaksa kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan (sesuai dengan asas Le Chatelier), sehingga akan lebih banyak produk yang
terbentuk.
Reaktor membran biasa digunakan pada reaksi dehidrogenasi, dimana hanya
terdapat satu produk yang cukup kecil untuk melewati membran. Kenaikan konversi
dari reaksi, membuat proses menjadi lebih ekonomis.
Reaktor membran umum digunakan ketika reaksi yang terjadi melibatkan
beberapa bentuk katalis, dan terdapat dua tipe utama dari reactor membran: Inert
membrane reactor dan catalytic membrane reactor.
Inert membrane reactor memperbolehkan aliran pellet katalis untuk mengalir
bersama dengan reaktan pada sisi umpan. Biasa dikenal dengan IMRCF, yang
memiliki kepanjangan untuk Inert Membrane Reactor with Catalyst on the Feed Side.
Untuk membrane reactor jenis ini, membrane tidak berpartisipasi secara langsung
dalam reaksi, membrane hanya bertindak sebagai penghalang dari reaktan dan
beberapa produk.
Catalytic Membrane Reactor (CMR) memiliki membran yang bias telah
dilapisi dengan katalis atau terbuat dari material yang mengandung katalis, dimana
berarti membrane bertindak juga di dalam reaksi. Beberapa produk reaksi melewati
membran dan keluar dari reactor menuju sisi permeat.

3. Reaktor Distilasi
Seperti pada umumnya reaktor distilasi juga sebagai alat proses tempat di
mana terjadinya suatu reaksi berlangsung, tetapi dalam reaktor tersebut tidak hanya
sebagai tempat reaksi namun juga terjadi proses pemisahan. kolom destilasi
disediakan memiliki nampan khusus diatur dalam kolom untuk memberikan
pencampuran yang lebih baik dan dengan demikian mencapai massa dan energi
transfer yang lebih baik antara cair, uap dan katalis. Baki terdiri dari dukungan piring
slot untuk katalis dengan bukaan untuk memungkinkan bagian uap melalui katalis
dari baki bawah. Tudung disertakan di ujung atas cerobong asap untuk mengarahkan
aliran katalis uap cair kembali turun ke nampan.

Gambar 15. Reaktor Distilasi

4. Reaktor Fotokatalitik
Fotokatalitik merupakan hasil proses dari eksitasi dengan sinar UV-terlihat
dari semikonduktor solid, menghasilkan electron bebas dan lubang, yang mengarah ke
proses redoks di permukaan dan serangan molekul teradsorpsi. Serangan langsung
molekul organik di permukaan, dan pembentukan radikal hidroksil yang sangat
reaktif, adanya oksigen, oksidasi organic molekul, yang dalam banyak kasus
menyebabkan mineralisasi.

Gambar 16. Reaktor fotokatalitik dan bagian-bagiannya

5. Rotating Packed Bed Reactor


Sebuah RPB dapat memberikan efisiensi perpindahan massa intensif dan
lingkungan micro mixing lebih baik. RPB adalah reactor menarik dan efektif untuk
sintesis enzimatik, maka mampu berkontribusi terhadap produksi industri biodiesel.
RPB dan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam efisiensi katalis,
dibandingkan dengan CSTR. RPB banyak digunakan dalam sintesis biodiesel dengan
metode yang berbeda-beda misalnya dengan penambahan enzim dan lain-lain.

Gambar 17. Rotating Packed Bed Ractor dan bagian-bagiannya


6. Spinning Disk Reactor
Reaktor Spin didasarkan pada rotor-stator teknologi cakram berputar
dipatenkan. Secara tradisional, dua jenis reaktor disk berputar dikenal di industry
kimia. Pertama, reaktor disc film yang berputar tipis terdiri dari disk yang berputar
dalam tangki koleksi besar. Cairan diumpankan di atas disc dekat sumbu rotasi dan
mengalir keluar dalam bentuk film tipis. Cairan tersebut kemudian jatuh ke lantai dari
tangki membungkus dari yang dikumpulkan di bagian bawah. Luas permukaan yang
tersedia untuk transfer massa kira-kira sama dengan luas permukaan disk, dan jumlah
sedang geser dalam film cair meningkatkan perpindahan massa. Waktu tinggal dalam
reactor tidak sangat tergantung pada tingkat berputar dari disk, sehingga geser tinggi
dating pada biaya waktu tinggal pendek.
Reaktor Spin adalah jenis lain dari reaktor disc berputar; yaitu dari jenis rotor-
stator. Dalam konfigurasi ini, disk berputar tertutupdalam silinder pembungkus yang
sempit. Biasanya, jarak antara rotor dan stator adalah milimeter, sehingga jauh lebih
kecil dari jarak antara rotor antar bagian di reaktor disc film yang berputar tipis. Hal
ini menyebabkan laju geser secara signifikan lebih besar dalam gas dan cairan, yang
pada gilirannya mengarah ke daerah antar muka yang jauh lebih besar yang tersedia
untuk perpindahan massa dan tingkat yang lebih tinggi dari turbulensi dan
pencampuran mikro. Selain itu, volume reactor terisi penuh dengan cairan. Waktu
tinggal dalam reactor sehingga dapat dikontrol secara independen dari kecepatan disk,
yang memungkinkan kombinasi yang kuat dari pengenalan geser tinggi tanpa
kehilangan waktu tinggal. Akhirnya, penggabungan pendinginan dan pemanasan
lapisan sejajar dan di dekat dari disk dalam kombinasi dengan geser tinggi turbulensi
juga memungkinkan untuk penambahan sesaat dekat dan penghapusan panas.
Gambar 18. Spinning Disk Reactor dan bagian-bagiannya

G. ANALISIS PEMODELAN REAKTOR TERHADAP SALAH


SATU FENOMENA ALAM
Dalam Plug Flow Reactor (PFR), nutrisi (dan kadang-kadang organisme)
yang dimasukkan ke dalam reaktor terus menerus dan bergerak melalui reaktor
sebagai "plug". Sistem seperti pada(pipa pengairan air utama, pipa minyak, atau
pembuluh darah) ataupun sistem yang terbuka(aliran air atau reesapan ngarai) .
Dalam reaktor aliran plug ideal, diasumsikan bahwa tidak ada pencampuran media
sepanjang sumbu panjang (X-axis) dari reaktor walaupun mungkin ada pencampuran
sampingan dalam medium pada setiap titik sepanjang sumbu panjang (yaitu Y -
sumbu).
Karena aktivitas metabolik organisme dalam biofilm, konstituen dari reaktor
akan mengubah arus sebagai media sepanjang sumbu panjang karena konsumsi nutrisi
dan penghapusan produk limbah. Kondisi gizi pada suatu titik tertentu di sepanjang
sumbu panjang ini harus, bagaimanapun, tetap konstan dalam reaktor stabil. Di sisi
lain, sebagai suatu organisme bergerak melalui PFR itu pertemuan terus berubah
konsentrasi nutrisi, oksigen dan limbah produk.

Gambar 19. Model yang menjadi acuan


Reaktor PFR di atas dapat digambarkan sebagai "yang tertutup", menjelaskan
bahwareaktor tersebut tertutup dalam pipa dari geometrinya. Jenis lain dari reaktor
aliran plug bisa digambarkan sebagai "yang terbuka". Sebuah tirai kamar mandi,
dinding bak mandi, atau dinding ngarai meresap semua menunjukkan sifat-sifat
reaktor aliran plug terbuka.
Geometri reaktor seperti ini sangat umum di alam di habitat apapun di mana air
mengalir di atas permukaan baik terus menerus atau sebentar-sebentar. Salah satu
jenis reaktor yang dirancang untuk model kondisi ini adalah Drip Flow Reactor
(DFR). Reaktor DFR biasanya menghasilkan biofilm yang tumbuh di bawah low-
shear dan kondisi aliran laminar.

Gambar 20. Open Plug Flow Biofilms, yang terbentuk pada dinding batu yang
merembes kebawah di reruntuhanWhite House, Monumen Nasional Canyon de
Chelly, AZ
Tentu saja, drip flow reactor tersedia secara komersial, tetapi peralatan
tersebut mahal untuk sebagian besar laboratorium mengajar. Seperti dalam koleksi
laboratorium biofilm yang sudah ada menjelaskan pembangunan reaktor aliran
menetes dari wadah penyimpanan yang tersedia serta bahan murah dan umumnya
tersedia. reaktor ini tidak autoclavable tetapi dapat didesinfeksi dalam 1/10
Clorox®bath.

Gambar 21. Drip Flow Reactor yang dibangun dari wadah penyimpanan
makanan
DAFTAR PUSTAKA

1. Laboratory experiment: Residence Time Distribution (Cascade) -


Chemgapedia. 2017. Laboratory experiment: Residence Time Distribution
(Cascade) - Chemgapedia. [ONLINE] Available at:
http://www.chemgapedia.de/vsengine/vlu/vsc/en/ch/7/vwz/praktikum/vwz_en
gl.vlu/Page/vsc/en/ch/7/vwz/praktikum/einfuehrung/reale_reaktoren.vscml.ht
ml. [Accessed 12 February 2017].
2. Ideal Reactors. 2017. Ideal Reactors.
http://ceae.colorado.edu/~silverst/cven5534/IDEAL%20REACTORS.pdf.
[Accessed 12 February 2017].
3. Collins. 2017. Definition of 'Noncatalytic Reactor'. [Online]
https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/noncatalytic-reactor.
Diakses pada 12 Februari 2017.
4. Fogler, Scott H. 2006. Element of Chemical Reaction Engineering, 4th
Edition. New Jersey: Prentice Hall.
5. Nob Hill Publishing. 2016. Fixed-Bed Catalytic Reactors. [Online]
http://jbrwww.che.wisc.edu/home/jbraw/chemreacfun/ch7/slides-
masswrxn.pdf. Diakses 12 Februari 2017.

Anda mungkin juga menyukai