Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KUBIS PUTIH (Brassica oleracea)

(Studi Kasus di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis)

Oleh :
Andi Maulana 1, Dini Rochdiani 2, Muhamad Nurdin Yusuf3
13
Fakultas Pertanian Universitas Galuh
2
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya: (1) Biaya yang di keluarkan dalam usahatani
kubis per hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum, (2) Pendapatan dalam usahatani kubis per
hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum, (3) Titik impas dalam usahatani kubis per hektar per
satu musim tanam di Desa Cibeureum. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survai, dengan mengambil kasus di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis.
Jumlah responden diamibil dari semua petani kubis sebanyak 20 orang petani dengan menggunakan
metode sampling jenuh atau sensus.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa : 1) Besarnya biaya yang dikeluarkan dalam usahatani
kubis per hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum rata-rata sebesar Rp 1.778.876,13. 2) Besarnya
pendapatan usahatani kubis per hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum rata-rata sebesar Rp
1.221.125,86. 3) Besarnya titik impas pada usahatani kubis per hektar per satu musim tanam di Desa
Cibeureum rata-rata sebagai berikut: a) Titik impas penerimaan adalah Rp 683.846,84. b)Titik impas
volume produksi adalah 227,94 kilogram. c) Titik impas luas lahan adalah 0,02/hektar. d) Titik impas
harga adalah Rp 592,95.

Kata Kunci : Titik impas, Usahatani, Kubis putih


PENDAHULUAN yang sehat tidak hanya memerlukan protein dan
Komoditas hortikultura merupakan komoditas kalori saja, tetapi juga vitamin dan mineral yang
potensial yang mempunyai nilai ekonomi tinggi terkandung dalam sayuran dan buah-buahan untuk
dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan. menjalani pola konsumsi gizi yang seimbang.
Dari sisi permintaan pasar, jumlah penduduk yang Tingkat konsumsi sayuran masyarakat Indonesia
besar, kenaikan pendapatan, dan berkembangnya mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2005
pusat kota-industri-wisata, serta liberalisasi sebesar 35,30 kilogram kapita per tahun, kemudian
perdagangan merupakan faktor utama yang tahun 2006 sebesar 34,06 kilogram per kapita per
mempengaruhi permintaan. Sementara itu, dari sisi tahun dan tahun 2007 sebesar 40,90 kilogram per
produksi, luas wilayah Indonesia dengan kapita per tahun serta tahun 2008 meningkat
keragaman agroklimatnya memungkinkan sebesar 51,31 kilogram per kapita per tahun
pengembangan berbagai jenis tanaman baik (Departemen Pertanian, 2009).
tanaman hortikultura tropis maupun hortikultura Salah satu komoditas unggulan sayuran yang
subtropis, yang mencakup 323 jenis komoditas, banyak dijadikan sebagai komoditi utama oleh
yang terdiri atas 60 jenis komoditas buah-buahan, petani untuk meningkatkan pendapatan kubis.
80 jenis komoditas sayuran, 66 jenis komoditas Kubis (Brassica) merupakan tanaman sayuran
biofarmaka dan 117 jenis komoditas tanaman hias subtropik yang banyak ditanam di Eropa dan Asia,
(Ditjen Hortikultura, 2008). pertumbuhan vegetatif terjadi pada tahun pertama
Sayuran merupakan salah satu komoditas dan pertumbuhan generatif (berbunga dan berbiji)
hortikultura yang berkembang pesat di Indonesia. pada tahun berikutnya (Mulyono, 2007).
Selain sebagai komoditas yang esensial bagi Kabupaten Ciamis merupakan salah satu
pemenuhankebutuhan dasar manusia dalam wilayah penghasil kubis, hal ini dapat dilihat dari
menyediakan vitamin dan mineral, sayuran juga potensi kubis di Kabupaten Ciamis memiliki luas
telah memberikan kontribusi sebesar 38,07 persen panen 5,2 hektar dengan produksi 324 kuintal dan
pada tahun 2008 terhadap sub sektor hortikultura. produktivitas mencapai 156,44 kuintal per hektar.
Saat ini, kecenderungan minat masyarakat Kecamatan Sukamantri memiliki produktivitas
terhadap sayuran terus meningkat, hal tersebut kubis tertinggi di Kabupaten Ciamis, luas panen 9
merupakan adanya akibat dari pola hidup sehat hektar dengan produksi 265 kuintal dan
yang telah menjadi gaya hidup masyarakat. produktivitas 91,37 kuintal per hektar. Produksi
Perubahan paradigma menuju pemahaman hidup kubis di Kecamatan Sukamantri diusahakan oleh
Halaman | 67
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 3 Nomor 2, Januari 2017
petani di 3 desa, yaitu: Sukamantri, Cibeureum, sebutan kembang kol yang merupakan terjemahan
dan Sindanglaya. Desa Cibeureum merupakan harafiah dari bahasa Belanda bloemkool. Kubis
desa yang menghasilkan kubis tertinggi di juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang
Kecamatan Sukamantri sebanyak 200 kuintal. dapat memenuhi kebutuhan tubuh manusia
(Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten (Mulyono, 2007).
Ciamis). Kepala kubis umumnya diambil selama tahun
Harga kubis ditingkat petani selalu berfluktuasi pertama dari daur hidup tanaman tetapi tanaman
dari Rp 1.500,-sampai dengan Rp 4.000,- per yang dimaksudkan untuk benih dibiarkan tumbuh
kilogram, tergantung pada musim panen. Pada tahun kedua. Tanaman kubis ini berasal dari Eropa
musim panen besar harganya relatif rendah dan Asia kecil, terutama tumbuh di daerah Great
sedangkan pada hari-hari besar seperti hari raya Britain dan Mediterania. Asal-usul tanaman kubis
serta diluar musim harganya relatif sangat tinggi. budidaya diduga berasal dari kubis liar yang
Walaupun demikian petani di Desa Cibeureum tumbuh di sepanjang pantai Laut Tengah, Inggris,
sangat bergantung pada usahatani kubis, Denmark, dan sebelah Utara Perancis Barat serta
mengingat kubis sangat dibutuhkan oleh pantai Glamorgan. Pada mulanya kubis liar
masyarakat besar untuk dijadikan sebagai sayuran tumbuh menahun dan dua musin, kemudian oleh
yang kaya akan vitamin dan mineral. Ada pula orang Eropa dipanen biji-bijinya. Dari sejumlah
kendala yang sering timbul pada kubis, yaitu 5000 tanaman diperoleh 70.000 biji kubis yang
serangan hama juga harga yang berfluktuasi. selanjutnya ditanam kembali. Pada tahapan ini
Hama dan penyakit yang menyerang diketemukan turunan tanaman kubis yang akar-
berpengaruh terhadap suatu hasil produktivitas dan akarnya membengkak dan daunnya dapat
harga kubis yang selalu berfluktuasi menyebabkan dimanfaatkan sebagai bahan makanan (Mulyono,
tidak menentunya pendapatan bahkan dapat 2007).
berdampak pada kerugian yang harus ditanggung Tanaman kubis merupakan tanaman semusim
petani. (anual) yang berbentuk perdu, dengan susunan
organ tubuh utama batang daun, bunga, buah, biji
Identifikasi Masalah dan akar, sistem perakaran tanaman ini relatif
Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian dalam yang dapat menembus permukaan tanah
ini adalah sebagai berikut: yang kedalamannya antara 20-30 cm (Mulyono,
1) Berapa besarnya biaya yang dikeluarkan petani 2007).
per hektar dalam satu kali musim tanam?
2) Berapa besarnya penerimaan dan pendapatan METODE PENELITIAN
yang diperoleh petani per hektar dalam satu Jenis Penelitian
kali musim tanam? Jenis penelitian yang digunakan dalam
3) Berapa besarnya titik impas usahatani kubis per penelitian ini adalah metode survai di Desa
hektar dalam satu kali musim tanam? Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten
Ciamis. Metode survai yaitu penelitian yang
Tujuan Penelitian dilakukan pada populasi besar maupun kecil, data
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : yang dipelajari diambil dari populasi tersebut
1) Biaya yang diperoleh petani per hektar dalam sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian
satu kali musim tanam? relatif, distribusi dan hubungan antar variabel,
2) Penerimaan dan pendapatan yang diperoleh sosiologis maupun psikologis (Wirartha, 2006).
petani per hektar dalam satu kali musim Teknik Pengumpulan Data
tanam? Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian
3) Titik impas pada usahatani kubis per hektar ini meliputi data primer dan data sekunder.
dalam satu kali musim tanam? Teknik Penarikan Sampel
Jumlah sampel ditentukan menggunakan
TINJAUAN PUSTAKA metode sampling jenuh atau sensus, dimana
Kubis Putih (Brassica oleracea) seluruh petani kubis di Desa Cibeureum
Kubis adalah sayuran yang berlapis-lapis Kecamatan Sukamantri dijadikan sampel semua
dalam kondisi hari diterangi matahari panjang yaitu sebanyak 20 orang.
seperti yang ditemukan di garis lintang utara di Rancangan Analisis Data
musim panas kubis dapat tumbuh lebih besar Data yang diperoleh dianalisis dengan
beberapa rekor dibahas pada akhir bagian sejarah. menggunakan analisis usahatani. Untuk
Kubis putih atau kol merupakan tumbuhan yang menganalisis usahatani kubis di Desa Cibeureum
termasuk dalam kelompok botrytis dari jenis Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis
brasiica oleracea, suku brassicaceae sebagai digunakan rumus sebagai berikut:
sayuran, tumbuhan ini lazim dikenal dengan 1) Analisis Biaya
Halaman | 68
Analisis Titik Impas Usahatani Kubis Putih (Brassica Oleracea)
(Studi Kasus Di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis)
ANDI MAULANA 1, DINI ROCHDIANI 2, MUHAMAD NURDIN YUSUF3
Menurut (Suratiyah, 2006) untuk menghitung
besarnya biaya total (Total Cost) diperoleh dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
cara menjumlahkan biaya tetap (Fixed Cost/ FC) Identitas Responden
dan biaya variabel (Variable Cost) dengan rumus: Indikator yang digunakan identitas responden
TC = TFC + TVC meliputi beberapa aspek antara lain pengalaman
Dimana : berusaha, jumlah tanggungan keluarga, umur,
TC = Total Cost (Biaya Total) tingkat pendidikan, luas lahan yang digarap.
TFC = Fixed Cost (Biaya Tetap Total) 1. Pengalaman Berusahatani Responden
TVC = Variable Cost (Biaya Variabel Total) Berdasarkan hasil penelitian, pengalaman
2) Analisis Penerimaan responden dalam melakukan usahatani kubis di
Menurut (Suratiyah, 2006) secara umum Desa Cibeureum sebagian besar lebih dari 11
perhitungan penerimaan total (Total Revenue/TR) tahun yaitu sebanyak 16 orang dan yang kurang
adalah perkalian antara jumlah produksi (Y) dari 11 tahun sebanyak 4 orang.
dengan harga jual (Py) dan dinyatakan dengan 2. Tanggungan Keluarga Responden
rumus sebagai berikut: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
TR = Py . Y bahwa umumnya responden memiliki tanggungan
Dimana : keluarga sebanyak 3–5 orang atau 65,00 persen.
TR = Total Revenue (Penerimaan Total) 3. Umur Responden
Py = Harga produk Umur responden berkisar antara 37-50 tahun,
Y = Jumlah produksi dengan demikian seluruh responden berusia
3) Analisis Pendapatan produktif.
Menurut (Suratiyah, 2006) pendapatan adalah 4. Tingkat Pendidikan
selisih antara penerimaan (TR) dengan biaya total Keadaan tingkat pendidikan responden
(TC) dan dinyatakan dengan rumus: umumnya adalah tamatan Sekolah Menengah
Pd = TR – TC Pertama (SMP) yaitu sebanyak 11 responden,
Dimana : sedangkan yang lainnya yaitu tamatan Sekolah
Pd = Pendapatan Dasar (SD) yaitu sebanyak 5 responden, tamatan
TR = Total Revenue (Penerimaan Total) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak
TC = Total Cost (Biaya Total) 4 responden.
4) Analisis titik impas 5. Luas Lahan Usahatani Kubis Putih yang di
Untuk mengetahui titik impas (Break Even garap
Point) dihitung dengan menggunakan rumus Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan
sebagai berikut (Suratiyah, 2006) : wawancara langsung dilapangan terhadap
a.Titik impas penerimaan (Rp) : responden, bahwa pada umumnya responden
Biaya tetap total menggarap lahan usahatani kubis berkisar antara
BEP penerimaan (BEPnp) = 0,1 hektar atau 1.000 m2 dari luas lahan
1- Biaya variabel keseluruhan seluas 2 hektar.
Nilai penjualan
Analisis Usahatani Kubis Putih (Brassica
b.Titik impas volume produksi (Rp) : oleraceaL.)
BEP penerimaan (Rp) A. Analisis Biaya
BEP volume produksi (BEPvp) =
1) Biaya Total
Harga(Rp)/(Kg)
Biaya total yang dihitung dalam penelitian ini
c.Titik impas luas lahan (ton/ha) : meliputi biaya tetap total ditambah dengan biaya
BEP volume produksi variabel total. Hasil perhitungan memperlihatkan
BEP luas lahan = bahwa rata-rata besarnya biaya total yang
Produktivitas lahan dikeluarkan petani kubis di Desa Cibeureum
adalah sebesar Rp 1.778.876,13 per satu kali
d.Titik impas harga (Rp)/(Kg) : musim tanam.
BEP penerimaan (Rp)
Titik impas harga(Rp)/(Kg) = 2) Biaya Tetap
BEP volume produksi (Kg) Biaya tetap yang dihitung dalam penelitian ini
meliputi biaya penyusutan alat, dan biaya sewa
Tempat dan Waktu Penelitian lahan. Besarnya biaya tetap yang di keluarkan
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cibeureum masing-masing responden berbeda-beda. Hasil
Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis. waktu perhitungan rata-rata biaya tetap usahatani kubis
pelaksanaan penelitian yaitu pada bulan maret sebesar Rp 362.438,83 per satu kali musim tanam.
sampai bulan juni 2016.

Halaman | 69
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 3 Nomor 2, Januari 2017
Biaya penyusutan alat dipengaruhi oleh jenis
dan banyaknya alat pertanian yang digunakan dan Tabel 1 menunjukkan bahwa besarnya rata-rata
dimiliki petani dalam usahatani kubis tersebut. biaya pada usahatani kubis adalah sebesar Rp
Jenis alat yang digunakan meliputi : cangkul, 1.778.876,13 terdiri dari biaya tetap sebesar Rp
parang, sprayer, garpu, timbangan, golok, mulsa, 362.438,83 dan biaya variabel sebesar Rp
Power Sprayer, selang/paralon dan ember. Rata- 1.416.437,3
rata penyusutan alat pada usahatani kubis di Desa B. Analisis Pendapatan
Cibeureum yaitu sebesar Rp 257.964,28 per satu Pendapatan merupakan selisih antara
kali musim tanam. penerimaan dengan biaya total yang dikeluarkan,
Biaya sewa lahan yang dikeluarkan petani sedangkan penerimaan merupakan hasil perkalian
kubis dalam penelitian ini sebesar Rp antara harga jual kubis dengan banyaknya kubis
1.000.000,- per hektar. Dengan demikian, rata-rata yang dihasilkan. Berdasarkan hasil penelitian
biaya sewa lahan yang dikeluarkan oleh petani harga jual kubis pada saat penelitian adalah Rp
kubis adalah sebesar Rp 100.000,- per satu kali 3.000,- per kilogram, sedangkan rata-rata kubis
musim tanam. yang dihasilkan per satu kali musim tanam sebesar
3) Biaya Variabel 1.000 kilogram, sehingga didapat penerimaan
Biaya variabel yang dihitung dalam penelitian sebesar Rp 3.000.000,- dengan biaya yang
ini meliputi upah tenaga kerja, benih, pupuk dikeluarkan adalah sebesar Rp 1.778.876,13
organic berupa kotoran ayam, pupuk NPK, ponska, sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp
ZA, fungisida, dan insektisida. Hasil perhitungan 1.221.125,86 per satu kali musim tanam.
memperlihatkan bahwa rata-rata besarnya biaya C. Analisis Titik Impas (BEP)
variabel yang dikeluarkan petani kubis sebesar Rp 1) Analisis Titik Impas Penerimaan (BEPnp)
1.416.437,3 per satu kali musim tanam. Besar penerimaan minimum yang di terima
Dalam melakukan kegiatan usahatani kubis petani agar usahatani kubis tidak dapat mengalami
membutuhkan tenaga kerja, baik yang berasal dari kerugian dapat diketahui dengan menggunakan
tenaga kerja dalam keluarga maupun dari luar rumus sebagai berikut (Suratiyah, 2006) :
keluarga petani kubis. Sistem pembayaran sesuai Biaya tetap total
dengan upah yang berlaku di daerah penelitian BEP penerimaan (BEPnp) =
yang dibayar secara tunai. Dan sistem kerja di Biaya variabel
daerah penelitian untuk usahatani kubis dilakukan 1-
secara borongan dengan upah Rp 25.000,-sampai Nilai penjualan
Rp 35.000,- per orang. Rata-rata biaya tenaga kerja
yang dikeluarkan oleh petani kubis adalah sebesar 362.438,83
Rp 638.762,3 persatu kali musim tanam. BEP penerimaan (BEPnp) =
1.416.437,3
Tabel 1. Rata-rata Biaya pada Usahatani 1-
Kubis per Satu Kali Musim Tanam 3.000.000

Komponen Biaya Jumlah 362438,83


A. Biaya Tetap BEP penerimaan (BEPnp) =
- Penyusutan Alat 257.964,28 1 - 0,47
- Sewa Lahan 100.000
362.438,83
4.474,55
- Bunga modal BEP penerimaan (BEPnp) =
(1,25%)
Jumlah 362.438,83 0,53
B. Biaya Variabel
= 683.846,84
- Benih 136.500 Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
- Pupuk Organik KotoranAyam 136.425 penerimaan minimum yang harus diterima dalam
- Pupuk NPK 94.500
usahatani kubis agar tidak mengalami kerugian
- Ponska 49.000
dalam satu kali musim tanam adalah sebesar Rp
- ZA 562.500 683.846,84
- Fungisida 180.000 2) Analisis Titik Impas Volume Produksi.
- Insektisida 125.000 Volume atau jumlah produksi minimum yang
harus diperoleh untuk mencapai titik impas (break
- Tenaga Kerja 638.762,3
event point) dalam satu kali musim tanam, maka
Jumlah 1.416.437,3 dapat dihitung menggunakan rumus sebagai
Jumlah biaya total 1.778.876,13 berikut (Suratiyah,2006)
Halaman | 70
Analisis Titik Impas Usahatani Kubis Putih (Brassica Oleracea)
(Studi Kasus Di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis)
ANDI MAULANA 1, DINI ROCHDIANI 2, MUHAMAD NURDIN YUSUF3
3.000.000,- per satu kali musim tanam,
diperoleh dari hasil panen kubis sebanyak
1.000 kilogram dengan harga Rp 3.000,- per
BEP penerimaan (Rp) kilogram.
BEP volume produksi (BEPvp) =
2. Besarnya rata-rata pendapatan pada usahatani
Harga (Rp)/(Kg)
kubis putih di Desa Cibeureum Kecamatan
683.846,84 Sukamantri Kabupaten Ciamis adalah sebesar
BEP volume produksi (BEPvp) = Rp 1.221.125,86 per satu kali musim tanam.
3.000,-
3. Besarnya titik impas (break event point) pada
= 227,94 kilogram. usahatani kubis putih di Desa Cibeureum
3) Analisis Titik Impas Luas Lahan. Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis
Luas lahan minimum usahatani kubis yang terbagi menjadi 4 bagian meliputi :
harus diusahakan petani agar petani tidak a. Titik impas penerimaan adalah : Rp
menderita kerugian maka dapat dihitung dengan 683.846,84
rumus sebagai berikut (suratiyah, 2006) : b. Titik impas volume produksi adalah :
BEP volume produksi 227,94 kilogram
BEP luas lahan = c. Titik impas luas lahan adalah : 0,02 per
Produktivitas lahan hektar
d. Titik impas harga adalah Rp 592,95
227,94 kilogram
BEP luas lahan = Saran
10.000 kilogram/hektar Berdasarkan kesimpulan diatas, maka
disarankan agar kegiatan usahatani kubis putih di
= 0,02 hektar. Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri
Hasil perhitungan menunjukan bahwa luas Kabupaten Ciamis minimalnya petani harus
minimum yang harus diusahakan seluas 0,02 berupaya untuk mempertahankan hasil minimum
hektar atau seluas 200 meter persegi. yang telah ditetapkan dari hasil jumlah produksi,
4) Analisis Titik Impas Harga. luas lahan, harga dan penerimaan yang telah
Harga jual minimum yang harus dipertahankan ditetapkan supaya kegiatan usahatani kubis tidak
agar petani kubis tidak mengalami kerugian dapat mengalami kerugian.
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut
DAFTAR PUSTAKA
(suratiyah, 2006) :
Agustina, S. 2011. Ilmu Usahatani. Universitas
Total biaya (Rp)
Brawijaya Press: Malang.
Titik impas harga (Rp)/(Kg) =
Anjayani dan Haryanto. 2009. Geografi SMA XI.
Harga (Rp)
Penerbit Cempaka Putih. Jakarta.
BP3K Kecamatan Sukamantri. Realisasi Luas
Rp 1.778.876,13
Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman
Titik impas harga (Rp)/(Kg) =
Kubis. 2015.
Rp 3.000,-
Darmawan, A. 2010. Panduan Praktikum Sistem
Informasi Geografi. Jurusan Kehutanan
= Rp 592,95
Fakultas Pertanian Unila. Bandar Lampung.
Hasil perhitungan menunjukan bahwa harga
Departemen Pertanian. 2009. Dasar - Dasar
jual minimum yang harus di pertahankan agar
Penyuluhan Pertanian. Deptan. Jakarta.
petani tidak mengalami kerugian adalah Rp 592,95
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten
per kilogram. Secara grafik titik impas (BEP)
Ciamis. Realisasi Luas Tanam, Panen,
usahatani kubis di Desa Cibeureum dapat dilihat
Produksi dan Produktivitas Tanaman Kubis.
pada gambar 2.
2015.
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2008.
KESIMPULAN DAN SARAN
Membangun Hortikultura Berdasarkan Enam
Kesimpulan
Pilar Pengembangan. http://hortikultura.go.id
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah
(diakses 22 Februari 2012).
dilakukan dapat diambil kesimpulan:
Fuad, M. 2004. Pengantar Bisnis. Penerbit
1. Besarnya rata-rata biaya pada usahatani kubis
Gramedia.
putih di Desa Cibeureum Kecamatan
Friady, 2012.Analisis Titik Impas Usahatani Cabe
Sukamantri Kabupaten Ciamis sebesar Rp
Merah. Jurnal Agribis. Vol. IV. No. 1.
1.778.876,13 per satu kali musim tanam.
Marsono dan Sigit. P. 2005.Pupuk Akar (Jenis &
Sedangkan penerimaannya adalah sebesar Rp
Aplikasi). Penebar Swadaya. Jakarta.
Halaman | 71
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 3 Nomor 2, Januari 2017
Mulyono, 2007. Bercocok Tanam Kubis. Azka
Mulia Media. Jakarta.
Naomi N, 2011.Analisi Titik Impas Usahatani
Kubis. Jurnal EPP. Vol. No 1 : 28-32
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Cetakan
Keempat, Jakarta: Ghalia Indonesia
Rahardja. P. dan Manurung.M, 2008. Pengantar
Ilmu Ekonomi (Mikro ekonomi dan
Makroekonomi) Edisi Ketiga. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Riyanti, 2014. Modul 1. Pendahuluan: Pengantar
Usahatani.
Rahim dan Hastuti, 2007. Pengantar, Teori, dan
Kasus Ekonomika Pertanian. Cetakan Kedua.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Husodo, 2004. Pertanian Mandiri. Jakarta.
Penerbar Swadaya.
Sugiyono, 2009. Pengertian Teknik Sampling.
Alfabeta. Bandung
Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. UI Press.
Jakarta.
Suratiyah, 2006. Ilmu Usahatani. Penebar
Swadaya. Jakarta.
________. 2009. Ilmu Usahatani. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Wirartha, I. M. 2006. Metode Penelitian Sosial
Ekonomi. Yogyakarta: ANDI

Halaman | 72

Anda mungkin juga menyukai