Disusun Oleh :
Kelompok 11
Nena Herawati H0918065
Nisrina Akhrim Maswah H0918066
Risdhania Salsabila H0918075
Selina Larasati H0918082
Stefanie Bernike Agatha H0918086
Mutiara Rahmadhani H1918015
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Gelas beker
b. Hotplate
c. Kalorimeter
d. Thermometer
e. Timbangan
2. Bahan
a. Akuades
b. Tepung tapioka
c. Coklat bubuk
3. Cara Kerja (Flowchart)
a. Bubuk Coklat
Penimbangan dan pengukuran suhu kalorimeter
100 ml
Pencatatan suhu dan pemasukkan ke dalam kalorimeter
akuades
100 ml
Pencatatan suhu dan pemasukkan ke dalam kalorimeter
akuades
Massa Suhu Cp
Kelompok Bahan Rataan Cp
(g) (oC) (Kal/g oC)
1 dan 2 Coklat bubuk 25 80 0.989 0.707
Air 100 29 1
Kalorimeter 116.1 29 0.133
Campuran - 38 -
3 dan 4 Coklat bubuk 25 80 0.852 0.662
Air 100 29 1
Kalorimeter 124 30 0.133
Campuran - 37 -
9 dan 10 Coklat bubuk 25 80 0.6717 0.602
Air 100 29 1
Kalorimeter 104.7 30 0.133
Campuran - 37 -
11 Coklat bubuk 25 80 0.5906 0.57
Air 100 29 1
Kalorimeter 121 31 0.133
Campuran - 35 -
5 dan 6 Tepung tapioka 25 80 0.607 0.58
Air 100 29 1
Kalorimeter 124.3 30 0.133
Campuran - 35 -
7 dan 8 Tepung tapioka 25 80 0.398 0.510
Air 100 29 1
Kalorimeter 144.1 29.5 0.133
Campuran - 33 -
12 Tepung tapioka 25 80 0.505 0.546
Air 100 29 1
Kalorimeter 121.9 29 0.133
Campuran - 34 -
13 Tepung tapioka 25 80 0.586 0.573
Air 100 28 1
Kalorimeter 139.1 30 0.133
Campuran - 24 -
*Sumber: Laporan Sementara
Berdasarkan data hasil praktikum dengan 4 sampel bubuk coklat sebanyak
25 gram yang dipanaskan hingga suhu 80 oC dan dilarutkan dengan akuades
100 ml di dalam kalorimeter, didapatkan hasil Cp (Kal/g oC), antara lain 0.989
Kal/g oC, 0.852 Kal/g oC, 0.6717 Kal/g oC, dan 0.5906 Kal/g oC. Pada 4 sampel
tepung tapioka sebanyak 25 gram yang dipanaskan hingga suhu 80 oC dan
dilarutkan dengan akuades 100 ml di dalam kalorimeter, didapatkan hasil Cp
(Kal/g oC), antara lain 0.607 Kal/g oC, 0.398 Kal/g oC, 0.505 Kal/g oC, dan 0.586
Kal/g oC. Nilai Cp coklat bubuk lebih besar dibandingkan dengan nilai Cp
tepung tapioka, sehingga panas yang dibutuhkan coklat bubuk untuk menaikan
suhu satu satuan lebih tinggi dibandingkan dengan tepung tapioka.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan pelaksanaan praktikum Satuan Operasi Industri Pangan 1 acara
II “Penentuan Panas Spesifik Bahan”, dapat disimpulkan bahwa:
1. Panas spesifik (Cp) adalah banyaknya kalor (Q) yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu (T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu derajat.
Panas spesifik juga dapat diartikan jumlah panas yang bertambah atau
hilang dari produk pangan setiap ada perubahan satu unit suhu tanpa
terjadinya perubahan bentuk (J/kg oC). Panas spesifik ini merupakan
fungsi dari beberapa komponen dari produk pangan, diantaranya adalah
kadar air, suhu, dan tekanan. Berdasarkan praktikum dalam penentuan
panas spesifik bahan hasil pertanian, metode yang dapat digunakan
salah satunya adalah metode kalorimetri, yaitu metode pengukuran kalor
jenis suatu bahan dengan menggunakan proses perpindahan energi.
2. Berdasarkan data hasil praktikum dengan 4 sampel bubuk coklat
sebanyak 25 gram yang dipanaskan hingga suhu 80 oC dan dilarutkan
dengan akuades 100 ml di dalam kalorimeter, didapatkan hasil Cp
(Kal/g oC), antara lain 0.989 Kal/g oC, 0.852 Kal/g oC, 0.6717 Kal/g oC,
dan 0.5906 Kal/g oC. Pada 4 sampel tepung tapioka sebanyak 25 gram
yang dipanaskan hingga suhu 80 oC dan dilarutkan dengan akuades 100
ml di dalam kalorimeter, didapatkan hasil Cp (Kal/g oC), antara lain
0.607 Kal/g oC, 0.398 Kal/g oC, 0.505 Kal/g oC, dan 0.586 Kal/g oC.
Nilai Cp coklat bubuk lebih besar dibandingkan dengan nilai Cp tepung
tapioka, sehingga panas yang dibutuhkan coklat bubuk untuk menaikan
suhu satu satuan lebih tinggi dibandingkan dengan tepung tapioka.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Abdul., Siratunnisak, Nadia. 2016. Pengaruh Penambahan Bubuk Coklat
Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik Minuman Instan Bekatul.
Aceh Nutrition Jurnal. Vol. 1(2):121-129.
Jasin, Ernawati. 2014. Kajian Eksperimental Nilai Konduktivitas Thermal dan
Panas Spesifik Beberapa Jenis Ikan. Jurnal Teknologi Pangan. Vol. 1 (1) :
1-6.
Karneta, Railia., Amin Rejo., Gatot Priyanto., dan Rindit Pambayun. 2015.
Penentuan Difusivitas Panas Pempek Lenjer Selama Perebusan
Menggunakan Metode Numerik. Jurnal Agritech. Vol. 35 (1) : 18-26.
Kholifudin, M Yasin. 2017. Metode Grafik ; Solusi Problematika Azaz Black.
Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan. Vol.
4 (2) : 54-59.
Manalu, Lamhot P dan Amos. 2011. Penentuan Sifat Termofisik
(Thermophysic Properties) Temu Lawak dan Temu Putih. Jurnal Dinamika
Penelitian Industri. Vol. 22 (2) : 11-17
Nuraini, Heny. 2007. Memilih dan Membuat Jajanan Anak yang Sehat dan Halal.
Qultum media: Jakarta.
Safitri, Hesti Nikmah., Masturi dan Sukiswo Supeni Edie. 2018. Pengembangan
Alat Praktikum Kalorimeter Bom pada Pokok Bahasan Kalor. Unnes
Physics Education Journal (UPEJ). Vol 7(1):42-48
Suprapti, M. Lies. 2005. Tepung Tapioka Pembuatan Dan Pemanfaatannya.
Penerbit Kanisius: Yogyakarta
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Perhitungan panas spesifik (Cp) coklat bubuk kelompok 11:
Q lepas = Q terima
Q coklat bubuk = Q air + Q kalorimeter
m . C . ΔT coklat = m . C . ΔT air + m . C . ΔT kalorimeter
25 . C . (80-25) = 100 . 1 . (35-29) + 121 . 0,133 . (35-31)
1125 . C = 664,372
C coklat = 0,5906 kal/gram oC
DOKUMENTASI