Laporan Praktikum Analisa Sensoris Acara 5
Laporan Praktikum Analisa Sensoris Acara 5
Disusun Oleh
Kelompok 1:
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara V Uji Kesukaan – Ranking adalah
agar mahasiswa mampu melakukan uji kesukaan sampel dengan metode
ranking.
B. Tinjauan Pustaka
Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang
panelissnya mengemukakan responnya yang berupa senang tidaknya
terhadap sifat bahan yang diuji. Pada pengujian ini digunakan panelis yang
tidak terlatih. Panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara
spontan, tanpa membandingkan dengan sampel standar atau sampel-sampel
yang diuji sebelumnya sehingga penyajian uji ini dilakukan secara
berurutan, tidak disajikan secara bersama-sama. Pengujian ini digunakan
untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap suatu bahan atau memproduksi
reaksi konsumen terhadap sampel yang diujika sehingga panelis diambil
dalam jumlah yang besar, yang mewakili populasi masyarakat tertentu
(Kartika et al., 1988).
Uji kesukaan disebut juga uji hedonik, dilakukan apabila uji
didesain untuk memilih satu produk di antara produk lain secara langsung.
Uji ini dapat diaplikasikan pada saat pengembangan produk atau
pembandingan produk dengan produk pesaing. Uji kesukaan meminta
panelis untuk harus memilih satu pilihan diantara yang lain. Skala hedonik
dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang
dikehendakinya. Skala hedonik dapat juga diubah menjadi skala numerik
dengan angka mutu menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini
dapat dilakukan anlisis secara parametrik (Setyaningsih et al., 2010).
Rasa merupakan parameter penting ketika mengevaluasi sensorik
atribut makanan. Produk mungkin akan menarik dan memiliki kepadatan
energi yang tinggi namun tanpa selera yang baik, seperti produk mungkin
tidak dapat diterima. Penampilan adalah atribut penting dalam pilihan
makanan dan penerimaan. Hasil evaluasi sensori diindikasikan bahwa
beberapa sampel yang mirip dalam penampilan sementara lain berbeda
secara signifikan. Bau merupakan bagian integral dari rasa dan penerimaan
umum makanan sebelum dimasukkan ke dalam mulut. Oleh karena itu suatu
parameter penting ketika menguji akseptabilitas makanan dirumuskan
(Muhimbula, 2010).
Aspek kualitatif dari suatu produk mencakup semua aroma,
penampilan, rasa, tekstur, rasa, dan sifat dari suatu produk, yang
membedakan aspek dalam memfasilitasi deskripsi atribut produk yang
dirasakan. Analisis juga digunakan untuk pengendalian kualitas,
perbandingan prototipe produk, memahami tanggapan konsumer dalam
kaitannya dengan atribut produk sensorik, serta pemetaan sensorik dan
produk yang sesuai. Hal ini juga dapat digunakan untuk menentukan
perubahan produk dari waktu ke waktu sehubungan dengan mikroba hidup
dan efek kemasan, menyelidiki efek dari bahan-bahan pengolahan pada
kualitas sensorik produk akhir, dan menyelidiki persepsi konsumen terhadap
produk (Murray et al., 2001).
Wafer adalah produk adonan cair (batter) yang dituang dan dicetak
di antara dua lempengan panas, kemudian dipanggang dalam periode waktu
tertentu. Karakteristik wafer adalah berpori-pori kasar, relatif renyah dan
bila dipatahkan penampang potongannya berongga-rongga dengan bentuk
wafer seperti sandwich dengan cream (biasanya dua atau tiga lapisan cream
dengan tiga atau empat lapisan opak wafer) yang dipotong seperti ukuran
biskuit dan dilapisi dengan cream (Winarno, 2010). Menurut SNI 01-2973-
1992 dalam Budiyanti (2013), wafer merupakan produk makanan kering
yang terbuat dari adonan cair berbasis tepung terigu, berpori-pori besar,
renyah dan penampangnya beringga bila dipatahkan. Standar mutu suatu
wafer adalah memiliki ketebalan lebih dari 1 mm hingga 4 mm, mempunyai
tekstur lembut dan renyah, serta mempunyai permukaan halus yang ukuran
dan detailnya dibentuk sesuai cetakan dengan kadar air maksimal 5%, lemak
maksimal 9,5%, karbohidrat 70%, dan serat kasar 0,5%.
C. Metodologi
1. Alat
a. Borang penilaian
b. Gelas sloki
c. Nampan
d. Piring saji kecil
e. Pisau
f. Sarung taangan plastik
g. Tisu
2. Bahan
a. Wafer Boris
b. Wafer Tango
c. Wafer Nissin
d. Wafer Nabati
e. Wafer Apilo
f. Air Putih
3. Cara Kerja
a. Penyaji
Pentabulasian data
Azwar, S. 2005. Signifikan atau Sangat Signifikan. Buletin Psikologi UGM, Vol.
13, No. 1, Hal: 5.
Budiyanti, Yuli. 2013. Pengembangan Produk Wafer Cokelat Beng-Beng
Berdasarkan Preferensi Konsumen PT. Mayora Indah Divisi Wafer. Tesis
Program Pasca Sarjana Universitas Esa Unggul, Jakarta. Hal:23.
Hempenius, W.L., B.J. Liska., R.B Harrington. 1969. Selected Faktors Affecting
Consumer Detection and Preference of Flavor Levels in Sour Cream.
Journal of Dairy Science, Vol. 52, No. 5, Hal: 594.
Kartika, B., Pudji H., Wahyu S. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan.
Yogyakarta: UGM Press.
Kautsari, N. 2007. Analisis Pengaruh Faktor Frekuensi Kereta Api yang Melintas
dan Asupan Energi Terhadap Konsentrasi Belajar. Jurnal Fakultas
Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Hal:1.
Muhimbula, Happiness. 2010. Formulation and Sensory Evaluation of
Complementary Foods From Local, Cheap and Readily Available Cereals
and Legumes in Iringa, Tanzania. African Journal of Food Science Vol. 5,
No 1, Hal 26 – 31.
Murray, J.M., Delahunty, C.M. dan Baxter I.A. 2001. Descriptive Sensory
Analysis: Past, Present and Future. Food Research International 34 (2001)
461-471.
Rahayu, Winiati Puji, dan Siti Nurosiyah. 2010. Modul 1 Evaluasi Sensori.
Universita Terbuka. Jakarta.
Riduwan, M.B.A. 2013. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Setyaningsih, D., Anton A., dan Maya P.S. 2010. Analisis Sensori untuk Industri
Pangan dan Agro. Bogor: IPB Press.
Sugiyono. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Winarno, S. 2010. Perencanaan Pabrik Pengolahan Wafer Cream dengan
Kapasitas Produksi Wafer Cream 1477 Kg/Hari (26.309 Kemasan @55
gram).Jurnal Perencanaan Unit Pengolahan Pangan, Program Studi
Teknologi Pangan, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Hal:
1.Setyaningsih, Dwi., Anton Apriyantono., dan Maya Puspita Sari. 2010.
Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor : Penerbit IPB
Press.
LAMPIRAN
1. Perhitungan Tabel 5.3 Analisis Sidik Ragam Uji Kesukaan-Ranking
(Total)2
Faktor koreksi = Jumlah Respon
P2
= ∑ Panelis × ∑ Sampel
02
= 30 × 5
0
=
150
=0
JK Total Tiap Panelis
JK Panelis = ∑ Respon Tiap Panelis – FK
0
=5-0
=0
JK Total Tiap Sampel
JK Sampel = ∑ Respon Tiap Sampel – FK
= 21,358
JK Total = [(-0,5)2+(1,16)2+(-0,5)2+ ... +(-0,5)2)] – FK
= 95,736 – 0
= 95,736
JK Error = JK Total – JK Panelis – JK Sampel
= 95,736 – 0 – 21,358
= 74,379
db Panelis = Jumlah Panelis – 1
= 30 – 1
= 29
db Sampel = Jumlah Sampel – 1
=5–1
=4
db Error = db Panelis x db Sampel
= 29 x 4
= 116
JK Panelis
JKR Panelis = db Panelis
0
= 29
=0
JK Sampel
JKR Sampel = db Sampel
21,358
= 4
= 5,3394
JK Error
JKR Error = db Error
74,379
= 116
= 0,6412
JKR Error
Standard Error = √∑ Respon Tiap Sampel
0,6412
=√ 30
= 0,146
JKR Sampel
F Hitung Sampel = JKR Error
5,3394
= 0,6412
= 8,3272
F Tabel = (db Sampel; db Error) interpolasi 100 dan 125
𝑦 −𝑦1 𝑥 −𝑥1
=
𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1
𝑦 −2,46 116−100
= 2,44−2,46 = 125−100
𝑦 −2,46 16
= =
−0,02 25
y = 2,447
Pada tingkat signifikansi 5% didapatkan nilai F Hitung >F Tabel (10,409 >
2,447) yang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata dari kelima
sampel terhadap penilaian ranking oleh panelis.
Nilai Least Significant Difference (db Error; Jumlah Sampel) interpolasi
60 dan 90
𝑦 −𝑦1 𝑥 −𝑥1
=
𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1
𝑦 −3,98 116−60
= 2,92−3,98 = 120−60
𝑦 −3,98 56
= =
−0,06 60
y = 3,924
Nilai Perbandingan Antar Sampel (NPAS)
= Nilai Least Significant Difference x Standard Error
= 3,924 x 0,146
= 0,574
2. Perhitungan Tabel 5.4 Perbedaan Antar Sampel
A – B = >/< NPAS
A – C = >/< NPAS
A – D = >/< NPAS
B – C = >/< NPAS
B – D = >/< NPAS
C – D = >/< NPAS
Keterangan:
> : berbeda nyata
< : tidak berbeda nyata
A-B = (0,288) – (0,144)
= 0,144
= 0,144 < 0,574
= tidak berbeda nyata
A-C = (0,288) – (0,4587)
= -0,1707
= -0,1707 < 0,574
= tidak berbeda nyata
A-D = (0,288) – (-0,4207)
= 0,7087
= 0,7087 > 0,574
= berbeda nyata
A-E = (0,288) – (-0,47)
= 0,758
= 0,758 > 0,574
= berbeda nyata
B-C = (0,144) – (0,4587)
= -0,3147
= -0,3147 < 0,574
= tidak berbeda nyata
B-D = (0,144) – (-0,4207)
= 0,5647
= 0,5647 < 0,574
= tidak berbeda nyata
B-E = (0,144) – (-0,47)
= 0,614
= 0,614 > 0,574
= berbeda nyata
C-D = (0,4587) – (-0,4207)
= 0,8794
= 0,8794 > 0,574
= berbeda nyata
C-E = (0,4587) – (-0,47)
= 0,9287
= 0,9287 > 0,574
= berbeda nyata
D-E = (-0,4207) – (-0,47)
= 0,0493
= 0,0493 < 0,574
= tidak berbeda nyata
LAMPIRAN