ABSTRAK
Mycoplasma pneumoniae merupakan salah satu penyebab infeksi saluran nafas akut (ISNA) yang sering terjadi pada anakanak dan
dewasa muda. Memiliki bentuk cincin, batang dan badan spiral, filament, dan granula. Termasuk dalam famili Mycoplasmataceae
dan genus Mycoplasma. . Infeksi M.pneuumoniae mudah menyebar pada populasi yang padat misalnya di sekolah, asrama,
pemukiman yang padat dan kemp militer. Penularan dapat melalui percikan ludah penderita yang dihirup oleh orang lain. Pasien
mengalami demam yang timbul perlahan-lahan, sakit kepala berdenyut, sakit dada, pilek, serak dan batuk kering. Pengobatan
biasanya dengan Eritromisin atauTertasiklin.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar sebagai sarana untuk saling berhubungan satu sama lain dalam dimensi
kehidupan, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan komunikasi segala sesuatu dapat dikoordinasikan untuk
menghasilkan efek atau hasil tertentu. Sel berkomunikasi satu sama lain melalui pesan (mesegger) kimiawi yang
disekresikan ke dalam cairan ekstraseler. Pesan kimiawi ini berikatan dengan reseptor protein. Dalam komuikasi
sel tubuh hewan terdapat sistem syaraf dan edokrin yang mengkoordinasi fungsi sistem pencernaan, pernapasan,
kemih, reproduksi, metabolisme dan kardiosvaskuler untuk mengasilkan fenotipe tertentu. Senyawa kurkumin
dapat menghabat steroidogenesis pada kultur sel, dengan menghabat sekresi progesteron letak nya terdapat pada
steroidogenesis kultur sel luteul yang belum diketahui. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
kurkumin terhadap kadarcAMP dan kadar progesteron pada steroidogenesis kultur sel. Dan pada proses
interasel di neuron dimulai saat sinyal kimia ekstrasel seperti neurontransmiter melekat di reseptor yang
kemudian akan mengaktifkan kaskade reaksi intrasel termasuk protein GTP, second messeger, protein kinanse,
kanal ion, dan protein efektor yang akan mengubah keadaan fisiologi dari sel target. Sinyal intra sel ini akan
merubah dalam jangka panjang dengan mengganggu transkripsi gen sehingga mengubah komposisi sel target.
Komponen yang terlibat pada sinyal intra sel ini yang akan mengontrol neuron, sehingga diperlukan koordinasi
sinyal elektrik dan kimiawi di dalam sel saraf.
Kata kunci ; komunikasi sel, senyawa kurkumin, neuronal signaling
A. Latar belakang ekstraseluler. Pesan kimiawi ini berikatan dengan
Dalam ilmu fisiologi veteriner reseptor protein di permukaan sel atau pada keadan
mempelajari konsep dasar fungsi sistem di dalam tertentu di sitoplasma atau inti sel. Terdapat tiga jenis
tubuh hewan yang di dalam nya terdapat sistem komunikasi antar sel yang umum sebagai perantara pesan
organ, jaringan, sel maupun organel biomolekul di dalam cairan ekstraseluler yaitu (1) kmunikasi saraf,
pada komunikasi sel sangatlah penting. Jika terjadi dengan dilepaskannya neurotransmitter dari sel saraf
keagalan komunikasi sel dalam sistem tersebut setelah melewati celh sinaps yang sempit, dan berkerja
maka sistem akan terjadi kegagalan sel, maka setelah sinaps, (2) komunikasi endokrin yakni hormon
sistem akan dan faktor pertumbuhan mencapai sel melalui sirkulasi
mengadakan kompensasi dan bila kompensasi darah, (3) komunikasi parankrin, yaitu produk sel yang
tidak dipertahankan maka akan menimbulkan berdifui ke dalm cairan ekstraseluler untuk
keadaan patologis yang akan diikuti oleh kematian mempengaruhi sel-sel disekitarnya yang terletak agak
sistem yang berdampak pada kematian hewan. jauh, selain itu sel mengsekresikan pesan kimiawi yang
Dalam komunikasi sel tubuh hewan terdapat berkaitan dengan resptor di sel yang sama yaitu sel yang
sistem syaraf dan endokrin yang mengsekresikan pesan kimiawi berupa molekul
mengkoordinasikan adan mengintegrasi fungsi pembawa pesan. Komunikasi itu disebut komunikasi
sistem pencernaan, pernapasan, sistem kemih, autokrin. Molekul pembawa pesan kimiawi antara lain
sistem kardiovaskuler, sistem metabolisme, dan adalah asam amino, steroid, polipeptida, lemak,
sistem reproduksi. Sel berkomunikasi melalui nukleuotida purin, dan nukleotida pirimidin. Hal yang
pesan (messeger) kimiawi di dalam jaringan perlu diperhatikan bahwa berbagai bagian tubuh pesan
sebagaian pesan kimiawi yang berpindah dari sel kimiawi dalam komunikasi sel dapat berfungsi sebagai
ke sel melalui taut celah tanpa masuk ke dalam neurotransmitter, mediator parakrin, hormon yang
cairan ekstraseluler, selain itu sel dipengaruhi oleh disekresikan oleh neuron ke dalam darah dan hormon
pesan yang di ekstresikan kedalam cairan yang disekresikan oleh kelenjar ke dalam darah.
A. Tinjauan pustaka B. Hasil dan pembahasan
Di dalam komunikasi sel terdapat resptor Aterosklerosis adalah penyebab infrak miokard
sel yang tersusun sebagai protein. Resptor ini dan stroke terutama pada tempat arteri, meskipun
berikatan dengan pesan kimiawi, protein reseptor ini bersifat sistematik, sifat fokus aterosklerosis
bukan merupakan komponen yang statis di dalam adalah hasil dari perbedaan dalam pola aliran
sel, tetapi jumlah nya meningkat dan menurun darah lokal sepanjang endotel, sel-sel endothelial
sebagai respons terhadap berbagai rangsangan atau yang terkena laminer mendaptakan tegangan geser
stimulus dan bersifat berubah-ubah sesuai dengan yang tinggi dan bagian-bagian yang dilindungi dari
keadaan fisiologis, apabila hormon dan pembentukan aterosklerosis sedankan pada aliran
neurotransmitter terdapat dalam jumlah berlebihan, darah bergolak, biasanya dekat lengkungan dan
jumlah reseptor aktif umumnya menurun (down bersifat bifurkasi, menghasilkan tegangan geser
regulation), sedangkan apabila terjadi defisiensi endotel rendah yang memfasilitasi pembentukan
pesan kimiawi maka akan terdapat peningkatan aterosklerosis. Dalam beberapa tahun terakhir
jumlah reseptor aktif. Mekanisme pesan kimiawi telah jelas bahwa KLF2 memainkan peran sentral
menimbulkan efek komunikasi intaseluller. dalam menegahi atheroprotective fenotipe
Regulasi steroidogenesis pada sel luteal endotel. Berdasarkan hasil tikus mati pada saat
merupakan mekanisme yang kompleks dan masih mejadi embrio 10,5, karena kurangnya nada
menghasilkan progesteron sebagai komponen utama, vaskuler, perdarahan dan difusi jantung sekunder
regulasi ini melibatkan bebeapa hormon antara lain untuk komplikasi vaskuler. Menariknya tikus ini
LH dan PGF2α, sekresi LH merangsang korpus ternyata endotelium normal, tetapi
leteum untuk mengsekresikan progesteron. difungsionalkan menunjukkan hubungan
sekresi LH merangsang korpus luteum untuk fisiologis yang penting antar endotel. Pemebrian
mengsekresikan progesteron. LH menstimulasikan kurkumin pada percobaan yang dilakukan tikus
sekresi progesteron dengan melibatkan aktivitas pada dosis 100 μM menyebabkan produksi p4
enzim adenilat siklase yang berada dalam membran lebih rendah, kurkumin juga menunjukkan
sel luteal, pembentukan cyclic Adenosine 3’ 5’ aktivitas sebagai antigonadotroponik LH dengan
monophosphate (cAMP) dan aktivitas protein menghambat peningkatan produksi p4 oleh LH,
kinase serta enzim-enzim steroidogenetik. kurkumin menyebabkan produksi p4 yang rendah
LH menstimulasikan sekresi progesteron dengan dengan pemberian PGF2α yang mendapat
melibatkan aktivitas adenilat siklase, protein kinanse stimulasi dari LH. Hal ini menunjukkan bahwa
Kinase A (PKA) terlibat dalam pengaturan kurkumin menghambat produksi P4 basal dan
transkripsi gen Steroidogenic Acute Regulatory bersifat sebagai antigonadotropik dengan
(StAR) dan ekspresi enzim sitokrom P-450 melalui menghambat stimulasi LH dalam meningkatkan
peningkatan fosforilasi cAMP produksi p4. Pada meknisme sinyal elektrika dan
(Wettschureek and Offermanns, 2005). kimia menyebabkan satu sel neuron mampu
Tang dan hurley (1998) menyatakan bahwa menerima dan meneruskna informasi ke sel
cAMP merupakan kunci dalam sinyal tranduksi lainnya. Mekanisme ini berfokus pada sinyal di
intraseluler pada sintesis hormon, dalam neuron dan sel lainnya, proses intraselular
neurontransmitter, tahap kunci dalam pengaturan dimulai ketika sinyal kimia intraseluler, seperti
sinyal tranduksi melalui cAMP adalah mengaktivkan neurotransmiter, hormon, dan faktor yang
adenilat siklase, yaitu suatu enzim yang mensintesis berikatan dengan reseptor spesifik pada
cAMP dari hidrolisis ATP. Sinyal dari satu sel permukaan di dalam sitoplasma atau nukleus dari
neuron ke sel yang lain ditransfer melalui kontak sel target. Reaksi intraselular ini melibatkan
antara neuron yang dikenal dengan sinap. protein GTP, molekul second messeger, protein
Mekanisme komunikasi neuron dengan transmisi kinase, dan banyak protein efektor lainnya yang
sinap. Neurotransmisi kimiawi adalah mekanisme memodulasi perubahan dari kondisi fisiologis sel
paling umum dalam komunikasi antar neuron sinyal target. Sehingga dapat mempengaruhi komposisi
dari satu sel neuron ke sel yang lain ditransfer protein dari sel target, sejumlah besar komponen
melalui zona khusus antar neuron yang dikenal yang terlibat pada jalur sinyal intaselular yang
sebagai sinap. Mekanisme komunikasi neuron menyebabkan spatial pada fungsi neuron secara
dengan transmisi sinap. Neurontransmisi kimiawi individual, dengan demikian memberikan
adalah mekanisme paling umum dalam komunikasi koordinasi aktivitas.
antar neuron. Hal ini melibatkan pelepasan zat kimia elektrik dan kimiawi pada neuron yang terlibat
(neutransmiter) dari terminal presnaptik atau dalam sistem dan sirkuit neural.
penghambat neuron.
Komunikasi kimia mengkoordinasi kerja sel
neuron pada proses fisiologis yang bervariasai dari
diferensiasi daya ingat, sinyal molekular
memediasi dan mengatur semua fungsi otak, untuk
melakukan komunikasi
B. Referensi