Anda di halaman 1dari 2

Nama : Adi Satia Darmawan

NIM : 165020300111023
Matakuliah : Pengauditan 2
Kelas : CH

Pertanyaan Diskusi

(1) Auditor dapat menggunakan jasa profesional lainnya untuk mendukung pelaksanaan
pengujian substantif. Bagaimana hal ini diatur dalam Standar Auditing dan pada kondisi
apa auditor diperkenankan menggunakan jasa profesional lainnya?
(2) Apakah perusahaan diperkenankan mengganti kebijakan akuntansi mengenai
depresiasi aktiva tetap? Jika ya, apakah pertimbangan auditor mengenai hal ini?

Jawaban Pertanyaan

1. Dalam pelaksanaan audit, Auditor diperkenankan menggunakan jasa professional


ketika dalam satu tim audit tidak terdapat seseorang yang menguasai audit di bidang
tersebut. Pendidikan dan pengalaman Auditor memungkinkan ia menguasai atau
memahami hal-hal bisnis secara umum, tetapi ia tidak diharapkan memiliki keahlian
sebagai seorang yang terlatih atau memenuhi syarat untuk melaksanakan praktik profesi
atau pekerjaan lain sehingga secara potensial material menimbulkan salah saji terhadap
laporan keuangan. Masalah-masalah seperti ini mungkin memerlukan keterampilan
atau pengetahuan khusus dan menurut pertimbangan Auditor memerlukan penggunaan
pekerjaan spesialis untuk mendapatkan bukti audit yang kompeten seperti diatur dalam
Standar Audit nomor 620 tentang penggunaan pakar auditor dan Standar Audit nomor
363 (PSA No. 39) tentang penggunaan pekerjaan spesialis.
2. Penggantian metode penyusutan atau depresiasi aset tetap diperbolehkan jika sekiranya
berdasarkan hasil review telah terjadi perubahan dalam ekspektasi pola konsumsi
manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut. Seperti dijelaskan pada PSAK No. 16
(Revisi 2007) tentang Aset Tetap pada paragraf 63 dijelaskan bahwa metode
penyusutan yang digunakan harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat
ekonomis masa depan dari aset oleh entitas.
Kemudian dalam paragraf 64 diatur bahwa metode penyusutan yang digunakan untuk
aset harus di-review minimum setiap akhir tahun buku dan apabila terjadi perubahan
yang signifikan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari aset
tersebut, maka metode penyusutan harus diubah untuk mencerminkan perubahan pola
tersebut. Perubahan metode penyusutan harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi
akuntansi sesuai PSAK No. 25.
Selanjutnya dalam paragraf 65 dijelaskan antara lain bahwa metode penyusutan aset
dipilih berdasarkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aset
dan diterapkan secara konsisten dari periode ke periode kecuali ada perubahan dalam
ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut. Jika
perusahaan melakukan perubahan atas metode penyusutan yang diterapkan, hendaknya
dicantumkan dalam penjelasan atas sistem akuntansi yang dipergunakan pada catatan
atas laporan keuangan, disertai dengan alasannya.

Anda mungkin juga menyukai