Rangkuman-KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI
Rangkuman-KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI
Suatu disiplin ilmu dapat dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila disiplin tersebut
memiliki status keilmuan yang jelas. Hal ini dikarenakan status keilmuan yang jelas akan
memperkokoh keberadaaan atau eksistensi ilmu itu sendiri, manakala disiplin tersebut mendapat
pengujian secara ilmiah. Status keilmuan suatu disiplin, menunjukkan kesiapan disiplin ilmu tersebut
untuk diuji secara empiris. Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya yang menjadi
sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala atau peristiwa dalam akuntansi.
Seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang saling berkaitan secara sistematis yang diajukan
untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Seperangkat hipotesis tersebut
merupakan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah tertentu. Dengan demikian, status
teori akuntansi akan menjadi ilmiah setara dengan pengertian teori dalam astronomi, ekonomika,
fisika , biologi dan sebagainya.
Akuntansi dapat dipandang sebagai praktek dan teori, hal ini pada akhirnya dapat bermanfaat
pada berbagai bidang karena laporan keuangan digunakan sebagai dasar dalm pengambil keputusan.
Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara merupakan suatu hasil rancangan dan
pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosial tertentu. Praktik akuntansi tersebut tentu
dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti faktor social, ekonomi, politis, dsb. dan hal itu
menyebabkan praktik akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu bisa tidak sama dengan praktik
akuntansi di negara lainnya.Untuk melaksanakan suatu praktek yang baik, tidak cukup hanya
mempelajari akuntansi secara praktik. Karena dibalik praktik akuntansi terdapat berbagai gagasan,
asumsi dasar, konsep, penjelasan, dsb, yang semuanya terangkum dalam teori akuntansi.
Teori akuntansi sendiri merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan mengapa praktik
akuntansi berjalan seperti yang ada sekarang, dalam artian perbedaan praktek akuntansi antar
Negara (keanekaragaman akuntansi). Pada awal prakteknya bahkan sampai beberapa tahun kemudian
tidak ada teori akuntansi. Oleh karena itu, selama tidak adanya struktur teori akuntansi formal maka
yang terjadi adalah banyaknya alternatif metode pencatatan yang berlaku dalam praktiknya, semua
diizinkan sehingga menimbulkan kebingungan masyarakat.
Teori merupakan kristalisasi dari fenomena empiris yang terjadi yang digambarkan dalam
bentuk dalil – dalil dan disajikan dalam bentuk kalimat – kalimat pendek yang berlaku secara umum.
Teori akuntansi dapat bermanfaat apabila rumusan teori itu dapat dijadikan sebagai alat untuk
meramalkan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Teori Akuntansi dapat memberikan
penjelasan mengenai praktik akuntansi, menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang
melatarbelakangi penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi.
Teori dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang didasarkan atas metode ilmiah atau
logika. Teori terdiri dari dua bagian. Pertama, Asumsi – asumsi klasik termasuk definisi variabel –
variabelnya dan logika yang menghubungkan antara variabel tersebut. Kedua, himpunan hipotesis –
hipotesis yang penting. Sedangkan hipotesis merupakan anggapan awal dari fenomena atau masalah
yang akan di analisis. Tujuan dari Teori Akuntansi adalah menjelaskan dan meramalkan praktik
akuntansi.
Teori Akuntansi adalah konsep, definisi, serta dalil yang menyajikan secara sistematis
gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antarvariabel dengan variabel lainnya
dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang akan
muncul. Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip umum yang memberikan
kerangka acuan yang umum dari mana praktik akuntansi dinilai. Teori akuntansi yang dirumuskan
tidak akan mampu mengikuti perkembangan ekonomi, sosial teknologi dan ilmu pengetahuan yang
demikian cepat. Chamberr (1994) dan Golberg (1984) berpendapat bahwa akuntansi dikembangkan
dari model spesifik bukannya dikembangkan secara sitematik dari teori yang terstruktur. Oleh karena
itu preskripsi akuntansi dikembangkan untuk memecahkan masalah – masalah khusus. Secara umum,
fungsi utama dari Teori Akuntansi adalah untuk memberikan kerangka pengembangan ide – ide baru
dan membantu proses pemilihan akuntansi.
Menurut belkoi, tidak ada teori akuntansi yang lengkap pada setiap kurun waktu. Oleh karena
itu teori akuntansi harus juga mencakup semua literatur akuntansi yang memberikan pendekatan
yang berbeda-beda satu sama lain. Teori akuntansi merupakan instrument yang sangat penting dalam
menyusun dan memverifikasi prinsip akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan
untuk disajikan kepada para pemakainya.
Godfrey dkk (1992) membuat periodisasi akuntansi sebagai berikut :
Pre-teory (1942-1800)
General scientific period (1800-1955)
Normatife period (1956-1970)
Specific scientific period ( 1970- sekarang)
Dalam literatur dikenal beberapa pendekatan dalam merumuskan teori akuntansi, pendekatan dalam
peranan teori akuntansi menurut belkoui sebagai berikut :
1. Pendekatan informal
Pendekatan informal di bagi dalam pendekatan non – teoritis. Pendekatan non teoritis berupa
pendekatan pragmatis dan pendekatan otoriter, pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan teori
yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya yang bermanfaat untuk memberi
saran solusi praktis, sedangkan pendekatan otoriter dalam penyusunan teori akuntansi yang umumnya
digunakan oleh organisasi profesi terdiri dari penyajian sejumlah praktik-praktik akuntansi
Pendekatan otoriter. Dalam metode ini yang dirumuskan teori akuntansi adalah organisasi profesi
yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek akuntansi.
Pendekatan teoritis. Pendekatan teoritis meliputi deduktif, induktif, etis, sosiologis, ekonomis dan
elektik.
Pendekatan naturalistik dapat dibandingkan dengan penelitian ilmiah ‘akuntansi’, yang lebih
rentan terhadap menggabungkan hasil dari pengujian sejumlah hipotesis dalam rangka membentuk
‘teori umum akuntansi’. Penelitian naturalistik dimulai dari situasi spesifik dunia nyata, tujuan utama
adalah untuk menjawab pertanyaan: “Apa yang terjadi di sini?”, Bukan untuk memberikan kondisi
yang dapat digeneralisasikan untuk segmen masyarakat luas.
Pendekatan studi kasus dipandang oleh beberapa peneliti sebagai pemenuhan terbaik peran
menjelajahi masalah penelitian untuk penelitian naturalistik. Sebagai contoh:
Situasi di mana tidak layak untuk mengembangkan model teoritis sebelum pengamatan
empiris, alternatif terbaik berikutnya (pendekatan eksplorasi) dapat diikuti.
Tomkins dan Groves tidak setuju dengan pandangan ini. Mereka melihat pendekatan
penelitian naturalistik sebagai lebih tepat untuk asumsi ontologis yang berbeda. Perbedaan asumsi
ontologis menyiratkan gaya penelitian yang berbeda dan mempengaruhi pertanyaan penelitian
diajukan dan diselidiki. Sebagai contoh, kita dapat melihat akuntansi sebagai konstruksi sosial. Kita
mungkin ingin memahami apa citra diri yang orang pegang, atau apa yang mendasari asumsi yang
mempertahankan pandangan bahwa, atau bagian apa peran persepsi ini dalam mengendalikan cara
mereka melakukan peran mereka sehari-hari. Ini adalah jenis pertanyaan yang mungkin akan diteliti
menggunakan ontologi subjektif.
Untuk lebih menjelaskan ontologi dan gaya penelitian yang berbeda yang dapat
digunakan, penulis mempertimbangkan artikel Tomkins dan Groves dan klasifikasi Morgan dan
Smircich yang mereka gunakan. Pertama, mereka mendaftarkan 6 klasifikasi sifat dunia sosial (lihat
tabel 2.1).
Seperti yang telah penulis catat sebelumnya, asumsi ontologis yang penulis buat menyiratkan
pendekatan epistemologis yang berbeda dan metode penelitian tertentu. ini pada gilirannya
mempengaruhi jenis masalah penelitian yang diminta dan hipotesis yang diuji. Untuk membantu
memahami hal ini, penulis menyajikan perbandingan pendekatan ilmiah dan alamiah dalam tabel 2.2.
Scientific research Naturalistic research
Asumsi Ontologis Realitas objektif dan konkret. Realitas dikonstruksi secara
Akuntansi adalah realitas sosial dan diproduksi dari
objektif yang terpisah dari imajinasi manusia.
peneliti. Akuntansi dibangun dari
realitas.
Pendekatan Epistimologis Satu demi kemajuan Holistik
pengetahuan Kompleksitas dunia tidak
reduksionisme dapat diselesaikan dengan
Pengujian hipotesis individual reduksionisme
Mampu generalisasi Hukum Kerumitan yang tak
Hukum Teruraikan
Metodologi Tersusun Tidak terstruktur
Sebelum teoritis dasar Tidak ada teori sebelumnya
Empiris validasi atau ekstensi
Metode Sintaksis model formulasi Studi kasus
Empiris induksi untuk Eksplorasi oleh fleksibilitas
membentuk hipotesis Pengalaman peristiwa individu
Sesuai metode statistic