Anda di halaman 1dari 19

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya

kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Rasio Profitabilitas. Makalah

ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Analisa Laporan Kuangan”, makalah ini yang

diharapakan bisa menambah wawasan dan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan.

Kami mengucapkan banyak terimaksih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta masih banyak

kekurangan dan kesalahannya. oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, Agustus 2018

Penyusun

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ….……………………………………………………………………….……… 1

Kata Pengantar ……………………………………………………………………...................... 2

Daftar Isi ...…………………………………………………………………………………….... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 4

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….. 4

1.3 Tujuan Penulisan ..…………...……………………………………………………….. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 ……………………………………………………………….

2.2 ………………………………………...

2.3 …………………………………………………………

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………….…………….……………………………………………

3.2 Saran ……….…………………………….…………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2010, hal 196) Menyatakan bahwa “Rasio Profitabilitas merupakan
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan”.

2.2 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur


posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapaa periode.

Jenis-jenis rasio profitabilitas meliputi :

a. Gross Profit Margin (GPM)


b. Operating Profit Margin (OPM)
c. Net Profit Margin (NPM)
d. Return on Investment (ROI)
e. Return On Equity (ROE)

Contoh :

Neraca PT. Yumiko Maharani, Tbk


Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)
.
Pos-Pos Neraca 2005 2006
Aktiva Lamcar
Kas 250 260
Giro 350 300
Surat-surat berharga 140 160
Piutang 550 360
Persediaan 250 310
Aktiva lancar lainnya 100 150
Total Aktiva Lancar (Current Assets) 1.640 1.340

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


5
Aktiva Tetap
Tanah 900 1.000
Mesin 1.050 1.050
Kendaraan 650 750
Akumulasi Penyusutan (200) (250)
Total Aktiva Tetap 2.400 2.550
Aktiva Lainnya
Total Aktiva Lainnya 160 110
Total Aktiva 4.200 4.000
Utang Lancar
Utang Bank (10 %) 500 550
Utang dagang 200 200
Utang lainnya 50 0
Total Utang Lancar 750 750
Utang Jangka Panjang
Utang Bank (10 %) 900 750
Utang Obligasi (8 %) 400 400
Total Utang Jangka Panjang 1.300 1.150
Ekuitas
Modal Setor 1.600 1.600
Cadangan Laba 650 500
Total Ekuitas 2.250 2.100
Total Pasiva 4.200 4.000

Neraca PT. Yumiko Maharani, Tbk


Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)
.
Komponen R/L 2005 2006

Total Penjualan 5.950 5.550


Harga Pokok Penjualan 4.050 3.850
Laba Kotor 1.900 1.700
Biaya Operasi
Biaya umum dan administrasi 185 200
Biaya penjualan 145 180
Biaya lainnya 40 30
Total Biaya Operasi 370 410
Laba Kotor Operasi 1.530 1.290
Penyusutan 200 250
Pendapatan Bersih Operasi 1.330 1.040
Pendapatan lainnya 470 260
EBIT 1.800 1.300
Biaya Bunga
Bunga bank 140 130
Bunga Obligasi 40 40
Total Biaya Bunga 180 170
EBT 1.620 1.130
Pajak 20 % 324 226
EAIT 1.296 904
Earning per Share

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


6
Menghitung rasio profitabilitas dengan ;

1. Profit Margin on Sales


Rasio profit margin atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur margin laba atas penjualan.

Rumus :

a. untuk margin laba kotor, dapat digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan.

Penjualan Bersih - Harga Pokok Penjualan


Profit Margin on Sales 
Sales

Untuk mencari Profit margin on Sales tahun 2005 dan 2006 maka :

dik :
Penjualan = Sales
Harga Pokok Penjualan = HPP

- untuk tahun 2005

5950 - 4050
Profit Margin on Sales   0.319  32 %
5950

- untuk tahun 2006

5550 - 3850
Profit Margin on Sales   0.306  31 %
5550

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


7
Jika rata- rata industri untuk profit margin adalah 30 % margin laba perusahaan tahun
2005 dan tahun 2006 baik karena berada di atas rata-rata industri.

b. untuk margin laba bersih, menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas


penjualan.

Earning After Interest and Tax (EAIT)


Net Profit Margin on Sales 
Sales

Untuk mencari Net Profit margin on Sales tahun 2005 dan 2006 maka :
dik :
Penjualan = Sales
Earning After and Tax = EAIT

- untuk tahun 2005

1296
Net Profit Margin on Sales   0.2178  21.8 %
5950

- untuk tahun 2006

904
Net Profit Margin on Sales   0.1628  16.3 %
5550

Jika rata- rata industri untuk profit margin adalah 20 % margin laba perusahaan
tahun 2005 sebesar 21.8 % baik karena berada di atas rata-rata industri. Namun, untuk
tahun 2006 dengan margin laba yang hanya sebesar 16.3 % dapat dikatakan kurang baik
karena masih di bawah rata-rata industri.
Hal ini menunjukkan bahwa harga barang – barang perusahaan ini relatif rendah
atau biaya-biayanya relatif tinggi atau keduanya.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


8
Hasil dari kedua tahun ini juga menunjukkan adanaya penurunan rasio yang
cukup besar dari tahun 2005 ke tahun 2006, yaitu 5.5 % dan hal ini perlu dicari tahu
penyebabnya karena sangat membahayakan perusahaan.

Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa margin laba kotor tidak
mengalami perubahan berarti, sedangkan marginlaba bersih justru turun sangat drastis.
Hal ini berarti kemungkinan meningkatnya biaya tidak langsung yang relatif tingi
terhadap penjualan, atau mungkin juga karena beban pajak yang juga tinggi untuk
periode tersebut.

2. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment / ROI)


ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. Juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas
manajemen dalam mengelola investasinya.
Rumus :

Earning After Interest adn Tax


ROI 
total assets
dik : laba sesudah bunga dan pajak = EAIT
total aktiva = total assets

- untuk tahun 2005


1296
ROI   0.308  31 %
4200

- untuk tahun 2006


904
ROI   0.226  23 %
4000
Perhitungan ROI tahun 2005 menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi yang
diperolehnya sebesar 31 %. Kemudian, pada tahun 2006 turun menjadi hanya sebesar 31
%. Kemudian, pada tahun 2006 turun menjadi hanya sebesar 23 %. Artinya hasil

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


9
pengembalian investasi berkurng sebesar 8 % dan ini menunjukkan ketidakmampuan
manajemen untuk memperoleh ROI.

Jika rata-rata industri untuk ROI adalah 30 %, berarti margin laba perusahaan untuk
tahun 2005 cukup baik, kecuali untuk tahun 2006 sebesar 23 %, masih di bawah rata-rata
industri. Rendahnya rasio ini disebabkan rendahnya margin laba karena rendahnya
perputaran aktiva.

3. Hasil Pengembalian Investasi (ROI) dengan pendekatan Du Pont


Hasil pengembalian investasi seperti rumus di atas dapat juga dicari dengan
menggunakan pendekatan Du Pont dengan rumus seperti berikut di bawah ini.

Rumus :

ROI  Margin laba bersih X perputaran total aktiva

Berikut ini adalah contoh data pengukuran yang digunakan diambil dari perhitungan rasio
sebelumnya unutk tahun 2005 dan tahun 2006.

dik :

Komponen hasil perhitungan rasio 2005 2006


Hasil pengenmabilan investasi / ROI 30.8 % 22.6 %
margin laba bersih 21.78 % 16.28 %
perputaran total aktiva 1.416 kali 1.387 kali

Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :


1. untuk tahun 2005 :
ROI = margin laba bersih x perputaran total aktiva
= 21.78 % x 1.416

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


10
= 0.308
= 30. 8 %
2. untuk tahun 2006 :
ROI = margin laba bersih x perputaran total aktiva
= 16.28 % x 1.387
= 0.2258
= 22.6 %

4. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ ROE)


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin
tinggi rasio ini, semakin baik. artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian
pula sebaliknya.

Rumus :

Earning After Interest and Tax


ROE 
equity

dik : EAIT
total Equity

- untuk tahun 2005

1296
ROE   57.6  58 %
2250

- untuk tahun 2006

904
ROE   43 %
2100

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


11
perhitungan ROE tahun 2005, menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi yang
diperolehnya sebesar 58 %. Kemudian, tahun 2006 turun menjadi hanya sebesar 43 %.
Artinya hasil pengembalian investasi berkurang sebesar 15 % dan ini menunjukkan
ketidakmampuan manajemen untuk memperoleh ROE seiring dengan menurunya ROI

namun jika rata-rata industri untuk ROE adalah 40 % berarti kondisi perusahaan cukup
baik karena keduanya masih di atas rata-rata industri

5. Hasil Pengembalian Ekuitas / ROE dengan pendekatan Du Pont


Sama dengan ROI untuk mencari hasil penembalian ekuitas, selain dengan cara yang
sudah dikemukakan di atas, juga dapat pula digunakan pendekatan Du Pont.

Rumus :

ROE = margin laba bersih x perputaran total aktiva x pengganda ekuitas

Berikut ini adalah contoh data pengukuran yang digunakan diambil dari perhitungan rasio
sebelumnya unutk tahun 2005 dan tahun 2006.

dik :

Komponen hasil perhitungan rasio 2005 2006


ROE 57.6 % 43 %
Margin laba bersih 21.78 % 16.28 %
Perputaran laba bersih 1.416 kali 1.387 kali
Total aktiva / ekuitas 4200/2250 = 1.866 kali 4200/2250 = 1.866 kali

Dengan demikian hasil yang diperoleh :


1. untuk tahun 2005
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
12
ROE = margin laba bersih x perputaran total aktiva x pengganda ekuitas
= 21.78 % x 1.416 x 1.866
= 57.6 %
2. untuk tahun 2006
ROE = margin laba bersih x perputaran total aktiva x pengganda ekuitas
= 16.28 % x 1.387 x 1.904
= 43 %

6. Laba per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock)
Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk
mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuantungan bagi pemegang saham.
Rasio yang rendah berarti menejemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang
saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat.

Rumus :
Mencari laba perlembar saham biasa

laba saham biasa


Laba per Lembar Saham 
saham biasa yang beredar

dik :
Komponen hasil perhitungan rasio 2005 2006
Keuntungan 1.296.000 904.000
Jumlah saham biasa yang beredar 1.600 1.600

Untuk tahun 2005 :

1296000
Laba per Lembar Saham   Rp. 810,-
1600

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


13
Untuk tahun 2005 :

904000
Laba per Lembar Saham   Rp. 565,-
1600

dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa kesejahteraan pemegang saham menurun,
sehubungan dengan menurunnya laba per lembar saham yang dihasilkan perusahaan.
Penurunan ini cukup lumayan besar, yaitu Rp. 255,- per lembar saham.

Apabila di dalam perusahaan tersebut, di samping saham biasa, juga terdapat saham
prioritas, kita dapat menentukan mana yang menjadi hak pemegang saham prioritas estela
dikurangkan dari laba yang diperoleh. Baru kemudian menghitung laba perlembar
masing-masing saham.

8. Hasil Pengukuran
Dari pengukuran rasio di atas dapat kita lihat kondisi dan posisi perusahaan seperti yang
terlihat dalam tabel berikut ini.

No Jenis Ratio 2005 2006 Standar


Industri
1 Net Profit Margin 21.78 16.28 20
2 ROI % % %
3 ROE 31 % 23 % 30
4 Eearning per 57.60 43 % %
Sahare of % Rp. 40
Common Stock Rp. 565,- %
810,-
-

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


14
Kondisi NPM perusahaan cukup memprihatinkan karena turun cukup drastis di tahun
2006, yaitu dari 21.78 % turun menjadi 16.28 % atau sebesar 5.5 %. Jika rata-rata industri
untuk NPM adalah 20 %, berarti margin laba perusahaan tahun 2005 sebesar 21.78 %
baik karena berada di atas rata-rata industri. Namun untuk tahun 2006 dengan margin
laba hanya sebesar 16.28 % dapat dikatakan kurang baik. Ini juga berarti bahwa harga
barang –barang perusahaan ini relatif rendah atau biaya-biayanya relatif tinggi atau
keduanya.

Kondisi ROI juga menurun yaitu sebesar 8 %, di mana tahun 2005 ROI yang diperoleh
31 %, namun pada tahun 2006 turun menjadi 23 %.
Jika rata-rata industri adalah 30 % berarti margin laba perusahaan tahun 2005 sebesar
30.8 % baik. Untuk tahun 2006 23 % kurang baik karena masih berada di bawah rata-
rata.

Tidak jauh berebeda dengan ROI, kondisi ROE juga mengalami penurunan yang cukup
tajam, yaitu sebesar 14.6 % dari semula tahun 2005 sebesar 57.6 % menjadi hanya 43
% tahun 2006. jika rata-rata industri 40 % berarti kondisi perusahaan baik untuk tahun
2005 dan 2006.

Kodisi laba per lembar saham juga menurun dari tahun ke tahun, dari hasil perhitungan
tersebut di atas terlihat bahwa kesejahteraan pemegang saham menurun, penurunan ini
cukup lumayan besar, yaitu Rp. 255, per lembar saham.
Artinya kemampuan perusahaan untuk mencari keuntungan dapat dikatakan gagal.
Kedepan manajemen perlu melakukan evaluasi secara menyeluruh menagapa semua
rasio profitabilitas perusahaan menurun.

2.3 Tujuan Penggunaan Rasio Profitabilitas


Tujuan dari penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar
perusahaan menurut Kasmir (2015:197):

1. “Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode tertentu.
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
15
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Untuk menilai besarnya
laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
4. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal sendiri.
6. Dan tujuan lainnya.”

2.4 Manfaat Penggunaan Rasio Profitabilitas

Rasio pofitabilitas memiliki manfaat tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau
manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di luar perusahaan, terutama pihak- pihak yang
memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahan. Sementara itu manfaat yang
diperoleh dari rasio profitabilitas menurut Kasmir (2015:198) adalah sebagai berikut:

1. “Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang


2. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
3. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan laba sendiri.
4. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
5. Manfaat lainnya.”

2.5 Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Keuangan

Ada beberapa pengukuran kinerja terhadap profitabilitas perusahaan dimana


masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan
modal sendiri.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


16
Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seseorang analisis
untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dalam volume penjualan jumlah
aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan.

Profitabilitas keuangan perusahaan dideskripsikan dalam bentuk laporan laba rugi


yang merupakan bagian dari laporan keuangan korporasi, yang dapat digunakan oleh
semua pihak yang berkepentingan untuk membuat keputusan ekonomi.

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rasio Profitabilitas


faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas yaitu:

1. Volume penjualan.
2. Total aktiva, dan
3. Modal sendiri.

Secara keseluruhan ketiga faktor ini akan memungkinkan seseorang penganalisa


untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan,
jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


17
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


18
Bambang, Riyanto (2008). Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE. UGM.
Brigham, Eugene F (2010). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi kesebelas.
Jakarta: Salemba empat.
Djarwanto Ps (2004). Pokok-pokok analisa laporan keuangan, Edisi Kedua, Cetakan
Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Harahap, Sofyan syafri (2009). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Cetakan
Kesebelas. Jakarta: Penerbit PT.Raja Grafindo Pustaka Utama.
Helfart. A. Errich (2001). Analisis Laporan Keuangan. Erlangga, Jakarta.
Hery (2012). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama, Jakarta : Bumi Aksara.
Husein Umar (2002). Evaluasi Kinerja Perusahaan. PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Jumingan (2011). Analisis Laporan Keuangan, edisi ke empat. Jakarta : PT. Bumi
Aksara
Kasmir (2008), Analisis Laporan Keuangan, Cetakan ke- 5, PT. Raja
GrafindoPersada, Jakarta.
Mulyadi (2001), Akuntansi Manajemen: Konsep, manfaat dan rekayasa. STIE
YKPN, Yogyakarta.
Munawir(2004). Analisis Laporan Keuangan, EdisiKe-Empat, Liberty, Yogyakarta.

Ovi Ardila, (2013). “Analisis Kinerja Keuangan dalam Mengukur Profitabilitasdan


Likuiditas pada PT. Samudera Indonesia, Tbk”Skripsi Medan : UMSU.
Pratiwi Muji Lestari, (2012). “Analisis Rasio Profitabilitas dalam Menilai
KinerjaKeuangan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan”
Skripsi Medan : UMSU.
SilvaniInanda(2007). Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat PenilaianKinerja
Keuangan Pada PT. PERTAMINA EP. Area Rantau- Aceh Tamiang, Skripsi.
Medan: USU.
Syahyunan (2004). Manajemen Keuangan I. Medan: USU Press.
Wild, John J., K.R Subramanyam, dan Robert F. Halsey (2005). Analisis
LaporanKeuangan , Edisi 8 buku 1, SalembaEmpat. Jakarta.
Zaki Baridwan, (2004). Intermediate Accounting, Edisi 8, BPFE- Yogyakarta,
Yogyakarta.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


19

Anda mungkin juga menyukai